NPM : 20210520100001
Buku ini disusun oleh mahasiswa program pasca sarjana IAIN Madura prodi PAI
Angkatan 2017, dan editornya Dr. Zainuddin Syarif M.Ag, kemudian diterbitkan oleh
halaman. Pembahasan dalam buku ini terbagi menjadi XVI (16) bab, yang berisi
Makkah pra Islam masuk, masyarakat masih mengikuti kepercayaan nenek moyang
mereka yaitu menyembah berhala dan menjalankan ritual seperti mengubur hidup-
hidup anak perempuan mereka karena dianggap aib bagi keluarga, kemudian setelah
Islam masuk Nabi Muhammad pada awalnya mendapatkan pertentangan dari orang-
orang yang tidak mempercayai ajarannya dan mengancam akan mencelakainya. Oleh
karena itu, Nabi Muhammad memulai dakwahnya pada keluarga dan kerabat terdekat.
Ada beberapa tahapan dalam ajarannya yakni tentang ketauhidan, pengajaran Al-
Qur’an, akhlak, pendidikan dan ilmiah. Berbeda dengan Pendidikan Islam di Makkah,
secara sosiokultural masyarakat Madinah telah banyak yang memeluk ajaran Islam,
sehingga kehadiran Rosulullah SAW telah diterima oleh sebagian besar masyarakat di
Madinah. Beberapa ajaran yang diterapkan pada masa ini yaitu; Pendidikan Islam
Abu Bakar Asshiddiq adalah khalifah pertama yang menggantikan Rosulullah SAW
yang baik, penyabar, bijaksana, dan dapat dipercaya. Dalam pidato pertama setelah
tersebut, akibatnya banyak para penghafal Al-Qur’an yang syahid. Kekhawatiran Abu
dedaunan, batu, kulit, dll, dan memerintahkan Zaid untuk memipin kegiatan tersebut.
Abu Bakar juga mengirimkan pasukannya untuk memperluas dakwah Islam ke Persia
dan Syam.
kenabian. Beliau dikenal sebagai orang yang fasih, berbudi pekerti luhur, dan
pemberani. Umar Bin Khatab diangkat menjadi khalifah atas musyawarah para
sahabat Nabi Muhammad SAW. Beliau diangkat untuk memperkuat keadaan ummat
Islam yang masih lemah pada masa itu. Beliau juga dikenal sebagai orang yang kreatif
dalam memecahkan masalah dikalangan ummat Islam. Umar adalah orang pertama
Di masa kepemimpinan Umar dibangun sekitar 12.000 lahan dan masjid untuk ummat
Islam melaksakan ibadah sholat. Beliau juga orang pertama yang melarang orang tua
Utsman Bin Affan memeluk agama Islam karena ajakan Abu Bakar Asshidiq. Beliau
Rosulullah SAW. Utsman adalah salah satu sahabat Rosulullah yang memiliki
Muhammad SAW. Ia adalah sahabat Rosulullah SAW yang dinikahkan dengan anak
Rosulullah bernama ruqoyah. Dia dikenal sangat menjaga kesuciannya dan tidak suka
bermain dengan wanita-wanita dan tidak meminum khamr bahkan sebelum ia masuk
Islam.
Utsman juga dipilih sebagai khalifah berdasarkan musyawarah ummat. Dalam masa
wilayah, sedangkan kekuasaan tertinggi tetap dipegang oleh Khalifah. Utsman sangat
penyalurannya, menghargai hak-hak kaum kafir zimmi, juga memilih pegawai cukai
yang amanat. Pendidikan pada Masa Utsman tidak hanya berpusat di kota Makkah
dan Madinah tetapi juga tersebar diberbagai wilayah kekuasaan ummat Islam. Proses
belajar tidak hanya terpaku pada membaca dan menulis saja tetapi sudah banyak
ditanggung dari negara melalui zakat, jizyah, kharaj, dan infaq. Pada masa
Ali bin Abi Thalib adalah putra dari paman Rosululah bernama Abi Thalib. Ia
menikah dengan putri Rasululah SAW. Ia adalah orang yang paling muda yang masuk
golongan pertama masuk Islam. Usianya sekitar 10 th ketika masuk Islam. Ia adalah
orang yang tidak pernah menyembah berhala sepanjang hidupnya. Dan ia mengikuti
hampir semua perang Bersama Rosulullah SAW. Ali dikenal sebagai sahabat Nabi
yang memiliki hati yang mudah memahami dan lisan yang suka bertanya. Dia adalah
wilayah sehingga Ali memecat gubernur yang diangkat Utsman karena dianggap lalai
dalam menertibkan daerahnya. Terdapat oposisi dari kekhalifahan Ali salah satunya
datang dari Aisyah, Zubair dan Thalhah. Pada masa Ali, umat Islam terbagi menjadi
tiga golongan yakni golongan Ali, Muawiyah, dan Khawarij. Pendidikan pada masa
Ali banyak menemui hambatan, karena banyak orang-orang yang lebih mementingkan
Akidah, dan Ibadah terus dilaksanakan. Pada masa kehalifahan Ali kekuasaan telah
sampai ke India, namun masyarakat di luar bangsa Arab memiliki kesulitan dalam
memahami tulisan Al Qur’an karena belum dilengkapi dengan tanda baca (kasrah,
fathah, dhommah dll) sehingga Ali memerintahkan Abu Al Aswad untuk mengarang
Kuttab dan Maktab berdasarkan kata dasarnya Kataba memiliki arti menulis.
Sehingga pada hakikatnya Kuttab dan Maktab adalah sekolah, institusi, atau wadah
tempat anak belajar menulis. Sebelum Islam datang, bangsa Arab telah mengenal
adanya lembaga pendidikan dasar yang disebut kuttab. Bahkan setelah perang Badar
Rosulullah meminta tawanan perang untuk mengajarkan kaum muslim untuk menulis
mengajarkan baca tulis. Hanya saja istilah kuttab lebih modern dibandingkan maktab.
Jumlah kuttab berkembang pesat disetai tenaga pendidik pada era dinasti Abbasyiyah.
Kuttab memiliki peran penting pada zaman Rosulullah sebagai sarana penyebaran
agama Islam. Sebelum Islam datang maktab adalah tempat masyarakat belajar ilmu
sastra seni, pengetahuan sains, dan ilmu asing. Terdapat dua klasifikasi kuttab pada
era klasik, pertama kuttab awal; mempelajari ilmu dasar baca dan tulis, kedua kuttab
Qur’an, dll.
Kata ‘Istana’ dalam Bahasa Arab dikenal dengan qushur, ini adalah Lembaga
Pendidikan yang dikenal sejak masa Bani Umayyah. Pendidikan Istana tidak hanya
mengajarkan ilmu agama saja, tetapi juga pengetahuan umum, Bahasa Arab,
berpidato, memanah, berenang, dan berkuda. Pendidikan di Istana juga disiapkan bagi
anak khalifah dan anak pejabat untuk mempersiapkan generasi agar dapat lebih
Para pendidik Istana diberi nama muaddib, karena mereka bertanggung jawab
membentuk karater peserta didik. Kata muaddib berasal dari kata adab, yang berarti
baik untuk peserta didik. Peserta didik di Istana diberi naungan Pendidikan sampai
melewati masa kanak-kanak, mulai dari tingkat kuttab sampai madrasah. Proses
pendidikan di Istana berbeda dengan lingkungan pendidikan lainya, dimana
kurikulum dan bahan ajar semua dipersiapkan oleh para pembesar Istana dan
Toko buku sebagai salah satu sentral penjualan kitab-kitab dan memperkenalkan
ajaran Islam mulai ramai pada zaman dinasti Abbasiyah di Baghdad dan menjadi
salah satu pusat bagi para ilmuan dan penyair. Kemudian menyebarluas di berbagai
negara Islam. Toko buku hampir terdapat di setiap kota besar. Di sana, tidak hanya
tempat untuk menjual dan membeli buku, tetapi terkadang diadakan kajian di tempat
tersebut.
Para penjual yang disebut sebagai al waraqien tidak hanya menjadi agen untuk
menjual buku, tetapi juga sebagai sarana untuk menyalurkan wawasan yang begitu
penjual adalah agar dapat membaca buku-buku yang mereka jual dan menjalin
Khan merupakan asrama yang dibangun bagi pera pelajar yang menuntut ilmu,
biasanya terletak di samping masjid. Khan berkembang pesat dan multi guna pada
abad ke 10. Pembangunan Khan erat kaitannya dengan kepedulian masyarakat dengan
Pada pertengahan masa Islam, Khan berfungsi sebagai penginapan biasa dan terdapat
digunakan untuk kebutuhan Yayasan. Setelah itu berfungsi sebagai asrama bagi para
mahasiswa yang ingin belajar di madrasah atau masjid. Di dalamnya, mahasiswa akan
Rumah sakit atau Musytasyfa, dikenal dengan sebutan bamaristan (Bahasa Persia)
atau tempat untuk orang sakit. Rumah sakit selain digunakan untuk orang sakit, juga
digunakan sebagai tempat magang bagi pelajar dan calon dokter. Pada masa bani
Pembangun pertama kali rumah sakit di kalangan Islam oleh Walid bin Abdul Malik,
cucu dari Muawwiyah pada tahun 88 H. Ia mencari para tenaga kesehatan dan
meminta para penderita kusta dan kebutaan untuk dirawat di Rumah Sakit. Di masa
observatorium ini juga sering diadakan kajian terutama kajian dibidang medis dan
muncul dengan karyanya dibidang medis antara lain Ar-Razi dan Ibnu Sina.
11. Bab XI, Rumah Ulama’ (Manaaziul Ulamaa’) sebagai Lembaga Pendidikan Islam.
Ulama’ dalam KBBI adalah orang yang menguasai ilmu agama Islam. Rumah ulama’
pertama yang dijadikan sebagai Lembaga Pendidikan Islam adalah Arqom bin Abi Al
Arqom As Shafa yang dijadikan oleh Rosulullah sebagai pusat dakwah dan pertemuan
bagi kaum muslim. Lembaga Pendidikan pada masa Islam Klasik sebelum di adakan
Sebenarnya rumah bukanlah tempat yang ideal untuk Lembaga Pendidikan, karena
dapat mengganggu privasi penghuninya. Tempat yang dianggap ideal pada masa itu
adalah Masjid selain bernilai pahala sunnah juga dapat dijadikan sarana dakwah.
Beberapa rumah ulama’ yang dijadikan Lembaga Pendidikan; Rumah Imam Malik
Bin Anas, Rumah Al Rais Ibnu Sina, Rumah Abu Sulaiman Al Sijistani, Rumah
Solun dalam Bahasa Inggris disebut Salon (Ruangan). Dalam Bahasa Arab, Sholuun
berarti tempat, aula, auditorium, gedung resepsi dan lainnya. Menurut seorang ahli
Pendidikan Islam Muhammad Abdu, pada masa pemerintahan abbasyiah diberi nama
mengkaji ilmu pengetahuan dan sastra. Dalam sejarah, selain solun sastra terdapat
juga majlis khalifah yang didirikan/ dibuat oleh para khalifah untuk melakukan
pertemuan bagi para intelektual muslim yang pada masa itu disebut ulama’.
Adapun solun sastra muncul pada awalnya pada masa bani Umayyah. Namun, pada
masa ini Pendidikan yang berlangsung di solun sastra memiliki sistem yang tidak
begitu terikat dengan prosedur yang diberlakukan. Solun sastra tetap berlangsung
hingga dinasti Abbasyiyah, namun pada masa ini sudah mengalami kemajuan dan
adalah tempat memancarkan kecerdasan dan pengetahuan tempat para ulama’ dan
pujangga-pujangga bertemu.
f. Mengucapkan salam
Penduduk jazirah Arab terdiri dari dua golongan, golongan orang perkotaan dan
golongan masyarakat badui atau pedalaman. Suku badui ini hidup dengan cara
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya kehidupan mereka. Mereka
selalu mencari daerah yang hijau dan dekat dengan mata air. Di Jazirah Arab
wilayahnya di penuhi dengan padang sahara yang tandus, dan sangat jarang daerah
yang dapat dijadikan lahan untuk bercocok tanam. Menurut silsilah bangsa Arab
Badui berasal dari keturunan Adnan, Nizar, dan Mudhor dan menyebar ke utara dan
selatan. Berjalannya waktu jumlah mereka menyebar dan semakin banyak sehingga
Termasuk kebiasaan bangsa Arab mereka berpegang teguh pada nasab mereka, dan
mereka mewariskan kepada anak-anak mereka sampai Islam masuk di daerah mereka.
Kebiasan hidup berpindah-pindah dan hidup di wilayah gurun membuat mereka lebih
kreatif, tangguh, dan hidup dengan penuh tantangan. Terpisahnya mereka dari
warisan dari nenek moyang mereka. Hal ini membuat warga kota tetap menjaga
hubungan baik dengan warga pedesaan. Penduduk badui ini terkenal dengan keahlian
mereka membuat syair. Biasanya syair-syair ini dibacakan di pasar, bahasa mereka
Berdasarkan Analisa penulis, hal ini merukan alasan mengapa Rosulullah dititipkan
kepada Halimah as sa’diyah selama dua tahun, dari Bani sa’ad bin Bakr, dari suku
Hawazin. Dalam budaya Badui laki-laki dianggap budayawan jika diamebuat banyak
syair, atau kata-kata bijak, banyak juga dari mereka yang membuat prosa sebagai
kesusastraan yang lebih baik. Dan Rosulullah adalah orang yang ahli dalam berucap.
Masjid berasal dari kata Bahasa Arab sajada yusajidu, yang berarti sujud. Secara
harfiah masjid adalah tempat yang digunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Adapun yang mendorong kaum muslim mendirikan Masjid adalah rumah khusus
tidak muat untu tempat mereka berkumpul dan tidak memberikan kenyaman bagi
a. Masjid adalah tempat yang paling aman dari hal-hal syirik dan memiliki nilai
ibadah tertinggi.
b. Masjid adalah tempat umum dan terbuka untuk semua kalangan dan golongan.