Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN NY. M.

M DI DESA TATELI
WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

CT : Ns Sefty S. J. Rompas, S.Kep, M.Kes.

OLEH :
TARY MELASRI GIROTH , S.KEP

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MANADO 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

Kunjungan :
Hari/Tanggal :

A. Latar Belakang :
Pengertian.
Asam Urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan hasil dari pemecahan purin.
Secara alamiah, purin ada dalam tubuh dan dalam makanan dari tanaman (sayur, buah,
kacang-kacangan) maupun hewan (daging, jeroan, ikan sarden) (Dhalimarta, 2008).
Menurut CDC (2020) asam urat adalah bentuk umum dari radang sendi yang sangat
menyakitkan. Biasanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu (seringkali sendi jempol kaki).
Serangan nyeri asam urat yang berulang dapat menyebabkan artritis gout yakni suatu bentuk
radang sendi yang memburuk.
Penyebab.
Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh akan terjadi penumpukan asam urat pada sendi
akan membentuk kristal yang ujungnya tajam seperti jarum. Kondisi ini menimbulkan respon
peradangan dan berakhir dengan serangan gout (Kertia, 2009).
Tanda dan gejala.
Gejala yang dirasakan dan tanda yang sering muncul pada penderita Gout diantaranya adalah
(Vitahealth, 2005; Kusumayanti dkk, 2014):
1. Rasa nyeri hebat dan mendadak pada ibu jari kaki dan jari-jari kaki
2. Adanya serangan nyeri pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki. Serangan juga biasa
terjadi di tempat lain seperti pergelangan kaki, punggung kaki, lutut, siku, pergelangan
tangan atau jari-jari tangan;
3. Sendi tampak kemerahan
4. pembengkakan tidak simetris pada satu sendi dan terasa panas
Normal asam urat dalam tubuh?
Kadar normal asam urat menurut WHO pada pria adalah 3,5 – 7 mg/dl & pada wanita 2,6 – 6
mg/dl.
Pengobatan Penyakit Gout (Asam Urat)
Penyakit asam urat dapat diobati dan dikelola secara efektif dengan perawatan medis dan strategi
manajemen diri. Perawatan untuk serangan asam urat terdiri dari obat antiinfiamasi nonsteroid
(NSAID) seperti :
- Ibuprofen
- Steroid
- Obat antiinfiamasi colchicine

Pencegahan serangan adalah dengan mengubah pola makan dan gaya hidup, seperti :
- Menurunkan berat badan
- Membatasi alcohol
- Mengurangi makan makanan kaya purin (seperti daging merah atau jeroan)

Mengubah atau menghentikan obat yang terkait dengan hiperurisemia (seperti diuretik) juga
dapat membantu. Untuk orang yang sering mengalami serangan asam urat atau asam urat
berkepanjangan, dokter dapat merekomendasikan terapi pencegahan untuk menurunkan kadar
asam urat dalam darah menggunakan obat-obatan seperti allopurinol, febuxostat, dan pegloticase.

Selain perawatan medis, asam urat dapat dikelola dengan strategi manajemen diri. Manajemen
diri adalah apa yang dilakukan sehari-hari untuk mengelola kondisi dan tetap sehat.
B. Tujuan Keperawatan.
 Tujuan Umum : Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan keluarga
yang optimal secara mandiri
 Tujuan Khusus :
1. Keluarga mampu mengenal mengenai masalah Kesehatan
2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah Kesehatan
3. Keluarga mampu memberikan perawatan mengenai masalah Kesehatan
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk memperbaiki kesehatan secara
mandiri
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan Kesehatan
C. Proses Implementasi keluarga :
 Persiapan dan Pelaksanaan :

Persiapan Alat dan Bahan Kunjungan / Pelaksanaan


- Tensi Membangun Hubungan Saling Percaya dengan
melakukan pemeriksaan awal.
Stetoskop
-Lembar Pengkajian Mengkaji Permasalahan yang sementara di alami
Alat Pengukur Asam Urat dari Ny. M.M
Melakukan Edukasi Kepada Ny. M.M terkait
Lembar Bolak Balik
Penyakit Gout / Asam Urat
Loyang, handuk kecil, garam dan Memberikan Implementasi Terapi Komplementer
air hangat Rendam air hangat dengan garam selama < 15
menit

1. Kriteria Evaluasi
 Evaluasi struktur : diharapkan terciptanya lingkungan yang baik dalam pemberian
asuhan keperawatan pada keluarga dengan sikap keluarga yang kooperatif sangat
membantu agar terciptanya suatu tujuan bersama dalam pemenuhan asuhan
keperawatan.
 Evaluasi proses : diharapkan perawat memiliki kemampuan dalam pengetahuan dan
keterampilan yang baik untuk memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga.
 Evaluasi hasil : yang diharapkan adalah terciptanya kemandirian keluarga dalam
mengatasi masalah Kesehatan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Data Keperawatan
1. Identitas Keluarga
a. Nama kepala keluarga : J.S
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 59th
d. Agama : Kristen Protestan
e. Pendidikan : Tamat SD
f. Pekerjaan : Petani
g. Alamat : Desa Tateli Weru, Jaga 1
h. Tanggal Kunjungan : 02 April 2022
2. Daftar anggota
keluarga 1.
No. Initial Umur L/P Hub.KK Pddk Pekerj. Agama Status
kesehatan
1. J.S 59th L Suami SD PETANI Protestan Gastritis Akut
2. Protestan Gout/Asam
M.M 51th P Istri SMP IRT
Urat
3. M.S 31th P Anak SMA IRT Protestan Sehat
4. J.S 25th L Anak SMA Pelaut Protestan Sehat

3. Genogram : 3 generasi

a. Genogram (3 generasi)

Keterangan :

Meninggal Laki-laki Perempuan


Tinggal serumah
Ny. M.M

4. Tipe Keluaga:
Tipe Keluarga Ny. M.M dengan anak yang sudah berkeluarga dan sudah
bekerja
5. Latar Belakang Budaya meliputi :
a. Identitas suku bangsa :
Keluarga Ny. M.M berasal dari Suku Sangihe tapi sudah lama tinggal di daerah
Minahasa desa tateli weru.
b. Tempat tinggal keluarga:

Tempat tinggal yang diduduki oleh keluarga ialah milik sendiri dengan yang
tinggal berjumlah 5 orang, terdiri atas Tn. J.S, Ny. M.M, Anak pertama beserta
suaminya yang memiliki 1 orang anak usia baduta.
c. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan yang
masuk
dalam tradisi keluarga :
Ny. M.M dan keluarganya memiliki jaringan sosial bersama dengan tetangga
yang ada, baik dilokasi tempat tinggal maupun di masyarakat yang aktif dalam
kegiatan keagamaan, rajin beribadah dengan mematuhi protocol pemerintah,
sebelum adanya covid-19 rajin mengikuti kegiatan PKK yang ada di lingkungan.
d. Bahasa yang digunakan sehari-hari:
Dalam kesehariannya Tn. J.S dan Ny. MM menggunakan bahasa sehari-hari yaitu
Bahasa manado agar mudah dimengerti.
e. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya ):
Tampak dalam rumah keluarga Ny. M.M tidak terdapat dekorasi tanda-tanda
budaya yang ada.
f. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi tradisonal :

Ny.M.M sampai saat ini sedang mengkonsumsi obat tradisional yaitu Kayu
Bajaka untuk mengurangi masalah nyeri pada lutut dan kaki, dan jika keluarga
mengalami tanda-tanda gangguan masalah kesehatan, keluarga langsung
menggunakan fasilitas kesehatan yaitu ke puskesmas untuk mendapatkan
perawatan serta pengobatannya. Dan selanjutnya jika obat tersebut sudah hampir
habis salah satu dari mereka beranjak ke Apotek untuk membeli obat yang akan
digunakan.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a. Status kelas Sosial:
Pendidikan terakhir Tn. J.S yakni SD dan pekerjaanya sebagai petani. Sedangkan
Ny M.M pendidikan terakhirnya SMP dan pekerjannya sebagai Ibu Rumah Tangga
juga sebagai Pedagang. Anak pertamanya usia 31 tahun pendidikan terakhir SMA
dan pekerjaannya sebagai Ibu Rumah Tangga dan selanjutnya anak kedua usia 25
tahun dengan pendidikan terakhir SMK dan bekerja sebagai Pelaut.
b. Status Ekonomi:
Status ekonomi keluarga Ny.M.M memiliki pendapatan kurang lebih 2 juta
perbulan dan yang mengatur keuangan keluarga dari Ny. M.M agar kebutuhan
lainnya di dalam keluarga tertata dengan baik, namun segala sesuatu terkait
kebutuhan harus dibicarakan secara bersama baik Tn dan Ny.

I. RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga Ny. M.M saat ini masuk dalam tahap perkembangan
keluarga sejahtera tahap 2, dimana kebutuhan dasar terpenuhi, tetapi belum ada
penghasilan lebih dan keuangannya sudah tertata atau bisa menabung.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Ny. M.M mengatakan sejauh ini kebutuhan dalam berkeluarga telah terpenuhi dengan
baik, dimana Tn. J.S memiliki pekerjaan sebagai Petani dan Ny. M.M bekerja sebagai
pedagang yang keduanya saling melengkapi untuk kebutuhan hidup keluarga
walaupun dengan kesederhanaan.
3. Riwayat keluarga Inti:
Ny. M.M tinggal bersama suami, dan saat ini memiliki 2 anak perempuan dan laki-
laki. Tn. J.S memiliki riwayat penyakit Asam Lambung (gastritis akut), Ny. M.M
memiliki riwayat penyakit darah tinggi (hipertensi) dan juga Asam Urat (Gout). Dari
kecil Ny. M.M rajin ikut ayah dan ibunya ke kebun dan ke pasar, kalau di kebun
sering makan bercocok tanam dan makan bersama, serta sering membawa ikan laut
untuk di masak di kebun dan untuk menjualnya di Pasar Tateli sekitar jam 05.00 s.d
10.00 wita. Ayah dan Ibu Ny. M.M sudah meninggal dan saat ini Ny. M.M
melanjutkan kebiasaan ibunya di pasar setiap hari. Sedangkan Tn. J.S dari kecil
kebiasaanya tidak makan teratur yang mengakibatkan kesakitan di bagian perut / asam
lambung. Kedua anak Ny. M.M saat ini dalam kondisi sehat, tidak ada riwayat alergi
serta sakit-sakit lainnya.
4. Riwayat keluarga sebelumnya:
Keluarga Ny. M.M mengalami penderitaan dengan kehilangan orang yang disayangi
yakni ayah dan ibunya.
II. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah :
a. Denah Rumah

KAMAR RUANGAN
TAMU
Teras

KAMAR
RUANGAN TAMU

KAMAR
TEMPAT
TOILE
DAPUR

Keluarga Ny. M.M tinggal di daerah padat penduduk, rumah yang ditinggali keluarga
adalah rumah permanen, lantai tehel, dindingnya terbuat dari beton dan atapnya terbuat
dari seng, rumah keluarga berlantai satu dimana terdiri dari teras, ruang tamu, kamar
tidur, tempat makan, dapur, dan toilet memiliki septic tank. Secara keseluruhan kondisi
rumah rapih dan bersih, cahaya matahari dapat masuk karena ada ventilasi, keadaan
dapur bersih, status kepemilikan rumah sendiri. Sumber air yang digunakan Ny. M.M
yakni Air Desa, sumber air minum yang digunakan dimasak, lokasi tempat tinggal aman
terkendali dan kondisi lingkungan sekitar rumah bersih.
b. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang Berkaitan
dengan Lingkungan :

Keluarga Ny. M.M mampu mengenal masalah kesehatan berkaitan dengan


lingkungan yang walaupun tidak segera pergi ke layanan kesehatan tetapi untuk
mengatasinya, keluarga hanya pergi ke mantri / perawat desa.
2. Karakteristik lingkungan dan komunitas :
Keluarga Ny. M.M selama tinggal di Desa Tateli Weru Jaga 1 tidak pernah memiliki
masalah ataupun terlibat konflik dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya
dan hubungan dengan tentangga juga terjalin dengan baik, keluarga Ny. M.M
bersikap ramah dan baik dengan tetangga. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga
juga ikut aktif dalam kegiatan ibadah, kegiatan lingkungan, begitupun dengan
suaminya. Fasilitas kesehatan yang ada yakni ada puskesmas dengan jarak 1.8
Kilometer dengan memakai sepeda motor, fasilitas lainnya yakni mini market
(alfamart dan indomaret) dan pasar yang di lengkapi dengan berbagai jenis
kebutuhan dapur dan kebutuhan lainnya. Bila Ny. M.M keluar maka ada transportasi
umum yang tersedia yaitu kendaraan roda empat, juga ada kendaraan roda dua. Tidak
ada insiden yang terjadi di lokasi Ny. M.M.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny. M.M sudah hampir 3 tahun tinggal di lingkungan jaga 1 bersama suami
bahkan anak-anaknya. Jika Ny. M.M mengalami sakit kepala dan sakit pada area lutut
dan ekstremitas bagian bawah maka yang akan mencari nafkah yakni Tn. J.S dan anak
kedua, dan yang menjaga Ny. M.M dari anak pertama yang sudah berkeluarga, mereka
tinggal bersama-sama dengan Ny. M.M dan Tn. J.S, jika keluarga melakukan aktifitas
diluar lingkungan maka transportasi yang digunakan yaitu kendaraan umum baik roda
empat, maupun roda dua.
4. Sistem pendukung keluarga :
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga. Dukungan dari anggota
keluarga termasuk sistem pendukung yang disertai fasilitas dari masyarakat setempat,
yang mendorong keluarga saat memerlukan bantuan yakni orang tua dari Tn.J.S.
III. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi :
Keluarga menggunakan bahasa sanger dan bahasa Manado dalam berkomunikasi.
Suami Ny. M.M tetap memberikan perhatian serta dukungan kepadanya.

2. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan :

Dalam keluarga Ny. M.M yang berperan dalam pengambilan keputusan yakni
kepala keluarga beserta Istri.
3. Struktur peran :
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing, Tn.B.E
mencari nafkah, Ny. M.M berperan sebagai ibu rumah tangga dan juga pencari
nafkah demi melengkapi kebutuhan perekonomian keluarga yang walaupun sampai
saat ini Ny. M.M mengalami kesakitan bagian kepala dan kakinya tetapi
semangatnya tidak pernah pudar, Anak pertamanya berperan sebagai mengasuh anak
sekaligus membantu Ny. M.M di bagian dapur, selanjutnya anak kedua berperan
sebagai pencari nafkah untuk menunjang kebutuhan hidup ayah dan ibunya serta
masa depannya.

4. Nilai keluarga :
Nilai dan norma dalam keluarga Ny. M.M disesuaikan dengan nilai dalam agama
Kristen Protestan yang dianut serta nilai dan norma yang ditetapkan di lingkungan
masyarakat.

IV. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Afektif:
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, Ny. M.M berusaha
memenuhi kebutuhan anak-anak walau banting tulang mencari nafkah. Keluarga ini
saling memperhatikan dan peduli antar Tn.J.S, Ny. M.M, serta anak-anak dan cucu.

2. Fungsi Sosialisasi:
Tn.J.S memiliki 2 orang anak yakni Perempuan dan laki-laki, Tn.J.S dan Ny. M.M
sudah mampu membesarkan anaknya sampai anaknya berumah tangga dan sudah
bekerja, tanggung jawab mereka terhadap kedua anaknya sangat besar. Dimana Tn.
J.S dan Ny. M.M selalu berusaha mencari nafkah demi kebutuhan hidup keluarga,
karena mereka berharap anak-anaknya bisa tumbuh dan berkembang seperti anak
yang lainnya tidak ketinggalan. Masalah yang selalu timbul dalam membesarkan
kedua anak serta cucu yaitu masalah keuangan, akan tetapi masalah tersebut telah di
atasi dengan dukungan serta kerja keras antar Tn. J. S dan Ny. M.M bahkan anak
yang kedua.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan:


1) Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Ny. M.M sudah mampu mengenal masalah kesehatan yang diderita
karena Ny. M.M telah memeriksa kesehatannya, sumber informasi yang didapat
yakni dari anak pertama, perawat desa dan media sosial (chrome/google).
2) Mengambil Keputusan
Keluarga Ny. M.M mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
biasanya dilakukan dengan bermusyawarah antara keluarga.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas secara perawatan,
pencegahan, dan komplikasi. Jika keluarga Ny. M.M sakit maka mereka melakukan
pemeriksaan di puskesmas.
4) Kemampuan keluarga memelihara (memodifkasi lingkungan rumah sehat)
Upaya untuk mencegah penyakit lebih parah dengan cara membersihkan
lingkungan setiap hari dengan cara menyapu satu kali sehari dan mengepel lantai
kalau ada kotoran dan keadaan jendela selalu terbuka pada siang hari, serta menjaga
kenyamanan untuk istirahat.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Ny. M.M menggunakan fasilitas kesehatan seperti periksa
kesehatannya di puskesmas, tetapi selama pembelian obat Ny. M.M pergi ke Apotek
terdekat, jika masalah kesehatan tidak teratasi maka keluarga pergi ke rumah mantri.

V. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stresor, Kekuatan dan Persepsi Keluarga:

- Jangka pendek : Ny. M. M mengatakan sakit bagian kepala dan sakit pada
bagian lutut serta bengkak bagian ekstremitas bawah / kaki
- Jangka Panjang : sudah hampir 2 tahun ini Ny. M.M melakukan pengobatan
mandiri dirumah dengan mengkonsumsi obat paten untuk mengurangi tekanan
darah. Kalau untuk mengurangi kadar asam urat Ny. M.M hanya mengkonsumsi
obat tradisional (kayu bajaka).
- Kemampuan keluarga dalam menangani stesor : Tn.J.S selalu menjaga,
mensupport Ny. M.M untuk selalu semangat dan jika nyeri makin bertambah
maka berharap Ny. M.M melakukan check up kembali ke fasilitas kesehatan di
RS Terdekat, begitu juga sebaliknya dengan Tn. J.S.
2. Strategi Koping Keluarga:
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Dan strategi koping adaptif fungsional jika Ny. M.M merasa pusing pada bagian
kepala maka Ny. M.M meminta untuk diberikan obat penghilang sakit kepala yakni
paracetamol dan amlodipin. Walaupun Ny. M.M dalam kondisi sakit tetapi
perhatiannya terhadap anak-anak tidak berubah dan selalu memperlakukan anaknya
dengan menerapkan kejujuran, bicara sopan, dan teratur.
3. Adaptasi: Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga menganjurkan untuk
beristirahat dan minum obat tetapi jarang memriksakan kesehatan rutin di layanan.
VI. Pemeriksaan fisik : (pada anggota keluarga )

NO VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA


Tn. J.S Ny. M.M An. M.S An. J.S
1 Riwayat Penyakit saat ini Asam Lambung Asam Urat Tidak ada Tidak ada
2 Keluhan yang dirasakan Nyeri Lambung Sakit kepala dan Tidak ada Tidak ada
sakit area Lutut serta
Kaki.
3 Tanda dan gejala - Nyeri area perut bagian - Pusing Tidak ada Tidak ada
atas - Nyeri Lutut dan
Kaki
4 Riwayat penyakit Asam Lambung Gout (Asam Urat) Tidak ada Tidak ada
sebelumnya dan Hipertensi
5 Tanda-tanda Vital TD: 110/80 mmHg TD: 130/85 mmHg TD: 120/75 mmHg TD: 120/80 mmHg
N : 80 x/m N : 86 x/m N : 86 x/m N : 80 x/m
R: 22 x/m R: 20 x/m R: 18 x/m R: 22 x/m
S: 36.7 S: 36 S: 36.5 S: 36.4
6 System Cardio Vaskuler TD: 110/80 mmHg TD: 130/85 mmHg TD: 120/70 mmHg TD: 120/80 mmHg
(5 april 2022)
140/90 mmHg (7
april 2022)

7 Rambut Hitam, bersih tidak ada Hitam, bersih tidak Hitam, bersih tidak ada Hitam, bersih tidak ada
ketombe ada ketombe ketombe ketombe
8 Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
9 Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
10 Hidung Tidak ada secret, dan Tidak ada secret, dan Tidak ada secret, dan Tidak ada secret, dan
simetris kiri dan kanan simetris kiri dan simetris kiri dan kanan simetris kiri dan kanan
kanan
11 Telinga Tidak keluar serumen Tidak keluar Tidak keluar serumen Tidak keluar serumen
serumen
12 Mulut Mukosa bibir lembab dan Mukosa bibir Mukosa bibir lembab dan Mukosa bibir lembab dan
tidak ada sariawan bersih lembab dan tidak ada tidak ada sariawan bersih tidak ada sariawan bersih
dan gigi lengkap sariawan bersih dan dan gigi lengkap dan gigi lengkap
gigi lengkap
13 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid pembesaran kelenjar kelenjar tiroid kelenjar tiroid
tiroid
14 Paru Tidak ada bunyi nafas Tidak ada bunyi Tidak ada bunyi nafas Tidak ada bunyi nafas yang
yang abnormal nafas yang abnormal yang abnormal abnormal
15 Jantung Irama jantung teratur Irama jantung teratur Irama jantung teratur Irama jantung teratur
terdengar bunyi jantung 1 terdengar bunyi terdengar bunyi jantung 1 terdengar bunyi jantung 1
dan 2 jantung 1 dan 2 dan 2 dan 2
16 Abdomen ada nyeri tekan bising usus Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan bising
terdengar tekan bising usus bising usus terdengar usus terdengar
terdengar
17 Ekstremitas Tidak ada edema Terdapat Tidak ada edema Tidak ada edema ektremitas
ektremitas kiri dan kanan, pembengkakan ektremitas kiri dan kanan, kiri dan kanan, simetris kiri
simetris kiri dan kanan ektremitas kiri dan simetris kiri dan kanan dan kanan pada bagian
pada bagian ekstremitas kanan. pada bagian ekstremitas ekstremitas
18 Kulit Bersih, kulit sawo matang Bersih, kulit sawo Bersih, kulit sawo matang Bersih, kulit sawo matang
matang
19 Turgor kulit Elastis Elastis Elastis Elastis
VII. Harapan Keluarga (harapan keluarga terhadap petugas kesehatan)

Keluarga Ny. M.M berharap agar keluarganya tetap sehat terlebih khusus dimasa
pandemic covid-19 ini, dan berharap agar petugas kesehatan senantiasa mampu untuk
memberikan edukasi mengenai penyakit dan selalu diberikan kemudahan jika ingin
berkonsultasi ke dokter puskesmas agar tidak menyita banyak waktu diluar rumah untuk
antrian yang Panjang

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menganalisis data fokus berupa data subyektif dan objektif dari pengkajian yang
diperoleh untuk dapat ditetapkan sebagai diagnosa keperawatan.

TANGGAL/
JAM DATA FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
Data Subyektif :
- Ny. M.M mengatakan
sudah hampir 1 tahun
lebih tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan
di faskes terdekat.
- Ny. M.M mengatakan
keluarganya tidak
pernah mengingatkan
terkait pencegahan
untuk mengurangi
kadar asam urat.
- Ny. M.M mengatakan
tidak pernah
Sabtu, 2 april mengkonsumsi obat Ketidakefektifan Manajemen
2022 resep dokter dan hanya Kesehatan Keluarga
mengkonsumsi obat
tradisional (Kayu
Bajaka)
Data Obyektif :
- Ny. M.M tampak
gelisah jika tidak
terjadi perubahan
masalah kesehatan
(asam urat)
- Mobilitas terbatas
- Ekstremitas bagian
kaki
- TD : 140/85 mmHg
- Asam Urat : 7,9 mg/dL
Sabtu, 2 april Data Subyektif : Perilaku Kesehatan Cenderung
2022 - Ny. M.M mengatakan Berisiko
sering lupa dalam
melakukan pantangan
makanan dan selalu
mengkonsumsi kacang
ijo secara berlebihan
yang menimbulkan
peningkatan kadar
asam urat pada bagian
ekstremitas bawah.

Data Obyektif :
- Ny. M.M tampak
kebingungan dalam
menerapkan pola hidup
yang sehat

C. PRIORITAS MASALAH
Membuat urutan diagnosa keperawatan yang sudah dibuat berdasarkan prioritas
masalah disertai dengan pembenarannya.

PRIORITAS DIAGNOSA SKORE


NO PEMBENARAN PARAF
MASALAH KEPERAWATAN PRIORITAS
Sifat masalah : Masalah kesehatan
wellnes: yang memerlukan
tindakan yang tepat
3/3x1 untuk mengurangi
1 dan menghindari
bahaya lebih lanjut.
Kemungkinan Hanya sebagian
masalah dapat sumber dan
diubah: tindakan untuk
sebagian memecahakan
masalah yang
1/2x2 dapat dijangkau
1 oleh keluarga.
Potensial Masalah kesehatan
masalah untuk terhadap
Ketidakefektifan Ketidakefektifan dicegah: manajemen
1 Manajemen Manajemen Cukup kesehatan dapat
Kesehatan Keluarga Kesehatan Keluarga dicegah jika
2/3x1 keluarga
0,6 mengetahui
penatalaksanaan
gout (asam urat)
dikeluarga
Menonjolnya Masalah berat
masalah : harus ditangani.
Harus segera Keluarga
ditangani menyadari dan
perlu segera
2/2x1 ditangani
1 permasalahan
kesehatan yang ada
Total : 3,6

Sifat masalah : Risiko


Risiko: kekambuhan Gout
arthritis pada Ny.
2/3x1 M.M berhubungan
0,6 dengan perilaku
mengkonsumsi
makanan tinggi
purin.
Kemungkinan Mengenai perilaku
masalah dapat dan kebiasaan
diubah: mengkonsumsi
sebagian makanan tinggi purin
dari Ny. M.M diakui
1/2x2 oleh Ny. M.M hanya
1 bisa dikurangi tidak
bisa dihilangkan.
Potensial Masalah Kesehatan
masalah untuk terhadap manajemen
2 Perilaku Kesehatan dicegah: Kesehatan dapat
Perilaku Kesehatan
Cenderung Berisiko Cukup dicegah jika keluarga
Cenderung Berisiko
mengetahui
2/3x1 penatalaksanaan
0,6 pencegahan Gout
Arthritis
Menonjolnya Masalah berat harus
masalah : ditangani keluarga
Harus segera dan perlu segera
ditangani ditangani
permasalahan
2/2x1 kesehatan yang ada
1 agar tidak terjadi
masalah resiko
menjadi actual.
Total : 3,2
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS (Maglaya, 2009)

NO KRITERIA BOBOT

1 Sifat Masalah
Skala :
Wellnes 3
Aktual 3 1

Resiko 2

Potensial 1

Kemungkinan masalah dapat diubah


2
Skala : Mudah 2 2

Sebagian 1

Tidak dapat 0

Potensial Masalah untuk dicegah

Skala : Tinggi 3 1

3 Cukup 2

Rendah 1

Menonjolnya Masalah
Skala : Masalah berat, harus, segera ditangani 2 1

Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan 0


4

Skoring :

2. Tentukan skore untuk setiap kriteria


3. Rumus = (Skor : angka tertinggi) x bobot
4. Nilai skore tertinggi yang lebih dulu dilakukan intervensi keluarga
RENCANA KEPERAWATAN

Data Pendukung Diagnosa Keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Intervensi
DS : 00080 Domain 1 1803 TUK 1 5602 Pendidikan kesehatan
Ketidakefektif Keluarga Mampu  Jelaskan tanda dan gejala
Data Subyektif :
an Manajemen mengenal mengenai penyakit
- Ny. M.M mengatakan
sudah hampir 1 tahun Kesehatan masalah kesehatan  Berikan ceramah untuk
lebih tidak melakukan Keluarga. menyampaikan informasi
pemeriksaan kesehatan  Berikan informasi mengenai
di faskes terdekat. pemeriksaan diagnostic
- Ny. M.M mengatakan
sering lupa dalam 1632 TUK 2 Dukungan pengambilan
melakukan pantangan Keluarga mampu 5250 Keputusan
makanan yang mengambil keputusan  Bantu pasien untuk
menimbulkan yang tepat terhadap
pembengkakan bagian mengklarifikasi nilai dan
masalah Kesehatan harapan yang mungkin akan
kaki
- Ny. M.M mengatakan membantu dalam membuat
keluarganya tidak pilihan yang penting dalam
pernah mengingatkan hidupnya
terkait pencegahan  Fasilitasi pengambilan
untuk mengurangi kadar keputusan kolaboratif dan
asam urat. membantu dalam membuat
- Ny. M.M mengatakan pilihan
untuk pengobatannya 2605
dikonsumsi obat 7140
tradisional yakni kayu TUK 3 Dukungan Keluarga
bajaka Keluarga mampu  Bantu keluarga untuk
Data Obyektif : memberikan perawatan mendapatkan pengetahuan,
- Ny. M.M tampak mengenai masalah keterampilan dan alat yang
gelisah jika tidak terjadi kesehatan diperlukan untuk mendukung
perubahan masalah keputusan mereka terhadap
kesehatan (asam urat)
- Mobilitas terbatas perawatan pasien
- Ekstremitas bagian kaki  Libatkan anggota keluarga
- TD : 140/85 mmHg dalam membuat keputusan
- Asam Urat : 7,9 mg/dL terkait perawatan jika
memungkinkan
 Berikan pengetahuan yang
dibutuhkan bagi keluarga
untuk membantu membuat
2601
6482 keputusan terkait pasien

TUK 4 Manajemen Lingkungan


Keluarga mampu  Hindari gangguan dan
memodifikasi lingkungan 5614 berikan waktu untuk istirahat
untuk menjamin  Ciptakan lingkungan yang
Kesehatan tenang dan mendukung
Identifikasi Risiko
 kaji ulang tingkat kesehatan
dan factor pencetus Gout
Arthritis
1806  diskusikan dengan keluarga
7560 tentang aktivitas pengurangan
risiko.
TUK 5 Fasilitasi Kunjungan
Keluarga mampu 7400
 Fasilitasi keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas
berkonsultasi dengan dokter
pelayanan kesehatan
dan tenaga kesehatan serta
fasilitas kesehatan yang lain.
Panduan system pelayanan
kesehatan
 Bantu keluarga dalam
memilih perawatan
professional yang tepat.
IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN
Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada keluarga setiap hari dan mengetahui respon klien terhadap setiap tindakan yang telah diberikan

TANGGAL/ NO IMPLEMENTASI EVALUASI NAMA/TTD


JAM DX
05/04/2022 Tary Melasri Giroth, S.Kep
10.40 WITA 0008 Media: Lembar Bolak- S: - Keluarga mengatakan masih mengkonsumsi
Balik makanan yang tinggi purin
0 Waktu: 10.40 Wita - Keluarga mengatakan tidak pernah minum
Tempat:Rumah obat resep dokter dan hanya mengkonsumsi
Kediaman Ny. M.M
obat tradisional (kayu bajaka).
Yang hadir :
- Ny. M.M - Keluarga mengatakan akan menerapkan pola
- An mantu hidup sehat.
 TUK 1 O: - tampak keluarga memiliki perilaku yang kurang
Keluarga mampu baik dalam manajemen kesehatan keluarga
mengenal masalah - Tampak keluarga sudah mengerti dengan
kesehatan : edukasi yang diberikan
 Menentukan A: TUK 1 sudah tercapai dimana keluarga Ny. M.M
pengetahuan sudah mengerti dengan pendidikan kesehatan yang
kesehatan dan gaya diberikan.
hidup perilaku saat P: melanjutkan implementasi TUK 2
ini.
Hasil :
- Keluarga Ny. M.M
mengatakan masih
mengkonsumsi
kacang-kacangan
dikarenakan belum
tau pantangan
makanan yang
harus dibatasi.
- Keluarga Ny. M.M
mengatakan sudah
menerapkan pola
Latihan fisik seperti
berjalan dari
Lorong-lorong setiap
pagi di waktu
pandemic tetapi
sampai saat ini
sudah tidak pernah
menerapkan hal
tersebut.

 Memberikan edukasi
tentang Asam Urat
Hasil :
Keluarga mengerti
dan memahami
tentang penyakit
asam urat serta gaya
hidup dan keluarga
ingin
mengoptimalkan
kesehatan keluarga
terhadap suatu
penyakit.

 Memberikan
penjelasan tentang
pentingnya pola
hidup sehat :
Hasil :
Keluarga Ny. M.M
mengatakan sudah
mengerti tentang
penjelasan yang
diberikan mengenai
hal tersebut.
06/04/2022 Tary Melasri Giroth, S.Kep
18.15 WITA 0008 Tempat:Rumah S: - keluarga Ny.M.M mengatakan bersedia dalam
Kediaman Ny. M.M setiap pengambilan keputusan yang ada
0 Yang hadir : Ny.M.M - Keluarga mengatakan akan menerapkan
 TUK 2 terapi komplementer yaitu rendam air hangat
Keluarga mampu dengan garam.
mengambil keputusan O: - terapi yang diputuskan dalam keluarga yang
yang tepat terhadap mengalami masalah asam urat ialah terapi
masalah kesehatan : komplementer
 Membantu A: TUK 2 teratasi, dimana keluarga mampu
keluarga Ny. M.M mengambil keputusan yang tepat terhadap masalah
mengklarifikasi kesehatan
nilai dan harapan P: Melanjutkan implementasi TUK 3
yang akan
membantu dalam
membuat pilihan
untuk mengatasi
masalah kesehatan
Hasil :
Keluarga
mengatakan ingin
memperbaiki
masalah kesehatan
dengan harapan
untuk menciptakan
status kesehatan
yang sehat dan
keluarga bersedia
untuk mengambil
setiap keputusan
sesuai dengan
pilihan.

 Memberikan fasilitas
pengambilan
keputusan dalam
menangani masalah
kesehatan yaitu
dengan memberikan
solusi pilihan
rendam air hangat
dengan garam.
Hasil :
Keluarga menerima
dalam pembuatan
keputusan. Dan
keluarga memilih
rendam air hangat
dengan garam
untuk menjadi
terapi
komplementer
dalam keluarga
mengontrol dan
meredakan rasa
sakit pada area
lutut dan kaki.
07/04/2022 Tary Melasri Giroth, S.Kep
09.15 WITA 0008 Tempat:Rumah S: - Keluarga mengatakan mengerti dan memahami
Kediaman Ny. M.M dengan setiap anjuran yang diberikan
0 Yang hadir : Ny.M.M - Keluarga mengatakan nyaman dengan terapi
 TUK 3 komplementer yang diberikan.
Keluarga mampu - Keluarga mengatakan akan menerapkan pola
memberikan perawatan hidup sehat
mengenai masalah O: - tampak keluarga mengerti dengan setiap
kesehatan : anjuran yang diberikan.
 Kaji ulang - Keluarga bersedia terlibat dalam terapi
tingkat kesehatan komplementer
dan factor
A: TUK 3 masalah teratasi, dimana keluarga Ny.
pencetus asam
urat M.M mengerti dan memahami setiap anjuran dan
Hasil : bisa menerapkan kegiatan yang diberikan.
Keluarga P: t e t a p pertahankan TUK 3 dan lanjutkan
mengatakan tidak implementasi TUK 4.
minum obat dan
menerapkan pola
hidup tidak sehat
dapat memicu risiko
penyakit salah
satunya asam urat.

 Lakukan tindak
lanjut strategi
aktivitas
pengurangan
risiko
Hasil :
Keluarga mengatakan
ingin mengontrol
asam urat serta
menjaga pola hidup
sehat.

 Instruksikan Ny.
M.M untuk
membatasi
makanan yang
tinggi purin.
Hasil :
Keluarga Ny.M.M
mengerti dan
memahami anjuran
yang diberikan.

 Memberikan terapi
komplementer
rendam air hangat
dengan garam
kepada Ny. M.M
Hasil :
Ny. M.M bersedia
dan terlibat aktiv
dalam pemberian
terapi
komplementer
rendam air hangat
dengan garam.
Laporan Jurnal

A. Pendahuluan
1. Latar belakang :
Keluhan terkait gangguan persendian (nyeri) menjadi keluhan utama pada lansia. Pada
Arthritis kronis, rasa nyeri akan timbul jika persediannya digerakkan, rasa nyeri ini
berbeda dengan rasa nyeri tajam pada penyakit saraf, yang tidak bergantung pada
gerakkan (Agoes, 2011). Tujuan pengobatan Arthritis adalah untuk meredakan rasa sakit,
meningkatkan mobilitas dan kekuatan sendi, serta mengendalikan penyakit seefektif
mungkin. Penatalaksanaan Arthritis bisa dilakukan secara farmakologis dan non-
farmakologis. Pada saat ini, penderita banyak yang meminimalkan penggunaan obat-
obatan untuk mengurangi nyeri, karena obat-obatan yang dikonsumsi tersebut dapat
menyebabkan ketergantungan, memiliki kontraindikasi serta menimbulkan efek samping.
Terapi non-farmakologis dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu, edukasi terkait
manajemen nyeri secara mandiri bagi penderita Arthritis, relaksasi, meningkatkan intake
cairan (air putih), penggunaan pelindung sendi, kompres panas/dingin, rendam hangat,
diet dengan cara mengatur pola hidup dan asupan makanan, menjaga ideal tubuh,
latihan/berolahraga dan operasi ( Mendelson, McCullough & Chan, 2010; Soeroso, J &
Algristian, H, 2011; Baluni S, 2014; Mctaggart, 2016; Zelman, 2019).
Berdasarkan hasil penelitian dari Suriya, M (2016) tentang Efektifitas Kompres Air
Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di Puskesmas Lubuk
Begalung menunjukkan hasil bahwa pemberian kompres air hangat efektif untuk
menurunkan skala nyeri, dengan jumlah rerata penurunan skala nyeri sebesar 1,167.
Kompres air hangat termasuk intervensi yang efektif sebagai penghilang rasa nyeri,
karena rasa hangat yang diberikan kepada pasien asam urat dapat melancarkan pembuluh
darah sehingga dapat menghilangkan rasa nyeri tersebut.
Pemberian kompres air hangat merupakan intervensi keperawatan yang sudah lama di
aplikasikan oleh perawat, kompres air hangat dianjurkan untuk menurunkan nyeri karena
dapat meredakan nyeri, meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi, meningkatkan
relaksasi psikologis, dan memberi rasa nyaman, bekerja sebagai counteriritan (Kozier, B
et al, 2010). Penelitian lain yang dilakukan oleh Nuridayanti (2017) tentang pengaruh
rendam air garam terhadap penurunan tingkat nyeri pada penderita Gout di Desa
Toyoresmi Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri dihasilkan 65% pasien
mengalami penurunan tingkat nyeri dan terdapat pengaruh rendam air garam terhadap
penurunan tingkat nyeri pada penderita Gout Arthritis (willcoxon, p value 0,000 < 0,05),
sehingga ada pengaruh rendam air garam terhadap penurunan tingkat nyeri.
Menerapkan rendam air garam dapat dilakukan sebagai salah satu alternatif dalam
upaya menurunkan tingkat nyeri. Terapi rendam air hangat dengan garam dapat dijadikan
tindakan non farmakologi yang efektif untuk menurunkan nyeri, dari segi biaya terapi ini
termasuk ekonomis, mudah untuk dilakukan secara mandiri maupun dengan pendampingan
perawat serta aman.
2. Tujuan
Tujuan Umum : Meningkatkan produktivitas pola hidup sehat pada Ny. M.M dalam
melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.
Tujuan Khusus : dengan mengajarkan keterampilan Efektivitas Terapi Rendam Air
Hangat dengan Garam terhadap Gout Arthritis pada Orang Dewasa untuk meredakan rasa
sakit, meningkatkan mobilitas dan kekuatan sendi, serta mengendalikan penyakit seefektif
mungkin pada Ny. M.M.
B. Tinjauan Teori
Arthtritis secara umum diartikan sebagai peradangan sendi. Baluni, S (2014) menjelaskan
Arthritis adalah suatu bentuk gangguan sendi yang melibatkan peradangan pada satu atau lebih
sendi, dengan artritis, area di dalam atau di sekitar sendi menjadi meradang, menyebabkan rasa
sakit, kaku dan, kadang-kadang, sulit bergerak. Beberapa jenis radang sendi juga mempengaruhi
bagian lain dari tubuh, seperti kulit dan organ dalam lainnya. Pada penyakit peradangan sendi,
hampir selalu terdapat gejala nyeri dan kaku terutama pada persendian. Masalah yang sering
timbul pada lansia dengan Arthritis adalah nyeri saat beraktifitas, kesemutan, bengkak serta
kekakuan pada sendi.
Nyeri didefinisikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif dan berhubungan
dengan pancaindera, serta merupakan suatu pengalaman emosional yang dikaitkan dengan
kerusakan jaringan baik aktual maupun potensial, digambarkan sebagai suatu kerusakan atau
cidera. Nyeri terjadi dalam berbagai derajat keparahan, baik akut maupun kronis. Walaupun tidak
menyenangkan, nyeri merupakan bagian komponen utama sistem saraf, menginstruksikan neuron
motorik dari sistem saraf pusat sebagai deteksi adanya kerusakan fisik. (Potter & Perry, 2010;
Amudha, 2014, Benita, 2016).
Rendam air hangat adalah salah satu tindakan yang dilakukan dengan memberikan cairan hangat
untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau
mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat (Uliyah & Hidayat 2008).
Rendam merupakan metode relaksasi dengan pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan
dengan tujuan untuk memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri.
Penambahan garam pada air panas untuk mengatasi nyeri sendi sangat efektif dalam pengobatan
nyeri. Garam dapat bersifat topikal dan cepat mengurangi rasa sakit pada persendian. Sebanyak
200 mg garam dicampur dalam air panas, kemudian dilakukan kompres, penyiraman maupun
perendaman pada sendi yang sakit selama 20 menit, dilakukan selama tiga kali seminggu.
Intervensi ini diketahui sangat efektif untuk meringankan kekakuan pada sendi (Benita, R.F.
2016). Pelaksanaan terapi rendam air hangat dilakukan dengan menyiapkan air panas yang telah
dicampur dengan air biasa sebanyak 2 liter hingga suhu mencapai 400c (dapat ditoleransi oleh
lansia). Pada kelompok perlakuan dengan penambahan garam dimasukkan garam sebanyak 20
mg (3 sendok teh) lalu memasukan dan merendam kedua kaki selama 15 menit.
C. Aplikasi dalam asuhan keperawatan keluarga
Pada penelitian ini yang dilakukan adalah terapi rendam air hangat dengan garam pada
arthritis. Penatalaksanaaan dan terapi pada penderita Gout/Asam Urat bukan hanya terapi
farmakolog tetapi juga non farmakologi dapat membantu meredakan sakit pada penderita
asam urat. Penelitian-penelitian sebelumnya juga membuktikan bahwa rendam air hangat
dengan garam dapat membantu dalam meredakan sakit dan meningkatkan mobilitas serta
kekuatan sendi pada penderita asam urat. Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak
fisiologis bagi tubuh, pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air
membuat sirkulasi darah menjadi lancar, menstabilkan aliran darah dan kerja jantung
serta faktor pembebanan didalam air yang akan menguatkan otot-otot dan ligament yang
mempengaruhi sendi tubuh. Sehingga penulis juga tertarik untuk mengaplikasikan terapi
rendam air hangat dengan garam untuk dapat menurunkan dan meredakan sakit pada
penderita.
D. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan seluruh responden mengalami perubahaan atau
ada pengaruh terapi rendam air hangat dengan garam untuk meredakan sakit dan
menurunkan skala nyeri Arthritis pada penderita.
Saran.
Setelah mendapatkan hasil tentang pengaruh rendam air hangat dengan garam terhadap
penderita asam urat dapat disarankan untuk melakukan dan mengaplikasikan terapi ini di
rumah dalam mengontrol dan meredakan sakit asam urat dan ditambah dengan menjaga
pola hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

- CDC (Centers for Disease Control and Prevention). (2020). Gout. Retrieved from

https://www.cdc.gov/arthritis/basics/gout.html

- Dhalimarta, S. (2008). Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya.

- Kusumayanti, D., Wardani, NK., Sugiani, PPS. (2014). Diet Mencegah dan Mengatasi

Gangguan Asam Urat. Jurnal Ilmu Gizi Volume 5 Nomor 1, Februari 2014 : 69 – 78

- Mursidah Dewi, et all. 2020. Efektifitas Terapi Rendam Air Hangat dengan Garam terhadap

Skala Nyeri Arthritis Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur Kota Jambi.

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Hal. 862-870.

- Herdman H, dkk. 2018. Diagnosis Keperawatan : definisi dan klasifikasi. Ed 11. Jakarta : ECG

- Moorhead S. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Ed 5. Missouri : Elsevi

- Bulechek,dkk.2013.Nursing Interventions Classification (NIC).Ed 6. Missouri: Elsevier.

- Vitahealth. 2005. Asam Urat : Informasi Lengkap Untuk Penderita dan Keluarganya. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai