DEFINISI
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat.Tujuan utama pelayanan kesehatan rumah sakit
adalah pelayanan pasien. Penyediaan pelayanan yang paling sesuai di suatu rumah sakit
untuk mendukung dan merespon terhadap setiap kebutuhan pasien yang unik,
memerlukan perencanaan dan koordinasi tingkat tinggi. Pasien dengan masalah
kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapatkam asuhan yang
sama di rumah sakit.
B. Pengertian
Pelayanan yang Seragam dimaksud bahwa setiap pasien yang menjalani
perawatan/pengobatan di RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang mendapatkan pelayanan
yang sama, mengacu pada kebijakan, Panduan Praktek Klinik, Clinical Pathway (CP),
Panduan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sama.
C. Tujuan
1. Sebagai Acuan bagi semua Profesional Pemberi Asuhan (PPA) dalam memberikan
asuhan kepada semua pasien
2. Pasien mendapatkan kualitas asuhan yang sama
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Standar Pelayanan Pasien Standar pelayanan pasien meliputi 6 fokus area meliputi : 1)
Pemberian pelayanan yang sama untuk Semua pasien 2) Rencana asuhan di
koordinasikan dan di Integrasikan oleh DPJP sebagai Clinical Leader, 3) Pelayanan pada
pasien berisiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi, 4) Makanan dan terapi nutrisi, 5)
pengelolaan rasa nyeri dan 6) pelayanan pada tahap terminal.
H. Pelayanan Kamar Operasi Pasien-pasien yang akan mendapakan tindakan operasi akan
melalui prosedur yang sama sebelum dikatakan siap untuk dioperasi. Semua pasien yang
akan dilakukan operasi akan dilakukan Sign In, Time Out, dan Sign Out.
I. Pelayanan Intensif Semua pasien yang terancam gagal napas/ henti jantung dan yang
memerlukan alat bantu napas dan pasien kritis yang memenuhi kriteria indikasi masuk ICU/
ICCU/PICU/NICU akan dirawat di ruang intensif sesuai dengan kebutuhan pasien
J. Manajemen Nyeri
Semua pasien yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah berhak
mendapatkan pelayanan yang bebas dari nyeri. Semua pasien baru akan dilakukan skrining
nyeri oleh perawat. Apabila hasil penilaian nyeri ringan (skala nyeri 1-3 ) maka pengelolaan
nyeri akan dilakukan oleh DPJP. Nyeri sedang (Skala 4-6) maka penanganan nyeri akan
dilakukan oleh Tim Nyeri di KSM masing-masing. Apabila nyeri berat (Skala 7-10) maka
penanganan nyeri akan dilakukan oleh Tim nyeri Anastesi.
K. Pelayanan Nutrisi Semua pasien baru masuk akan dilakukan skrining gizi oleh perawat
dalam waktu 1x24 jam, dari hasil skrining gizi apabila beresiko sedang dan berisiko tinggi
akan dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh ahli gizi, hasil pengkajian yang berisiko tinggi
dirujuk ke dokter gizi klinik.
L. Pelayanan Penunjang
Untuk Penegakan diagnostik maka pada semua pasien akan dilakukan pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan laboratorium maupun radiologi sesuai indikasi. Untuk semua
pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang permintaan ditulis dalam kolom instruksi
dan formulir pengkajian awal medis pada pasien gawat darurat dan rawat jalan. Pada pasien
rawat inap permintaan tertulis pada catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT) pada
kolom instruksi. Selanjutnya ditulis dalam form permintaan laboratorium dan radiologi
dengan menyertakan indikasi klinis. Semua hasil pemeriksaan penunjang di baca oleh orang
yang berkompeten
BAB III
TATA LAKSANA
Proses pelayanan dan Asuhan kolaboratif yang seragam pada semua pasien, yaitu :
1. Akses untuk Asuhan dan pengobatan yang tepat, tidak tergantung atas kemampuan
pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.
2. Akses untuk Asuhan dan pengobatan yang tepat diberikan oleh dokter dengan
kompetensi yang sama di seluruh unit pelayanan dan pelayanan diberikan selama 24
jam dalam 7 hari kerja.
3. Sumber daya yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kondisi pasien agar
menghasilkan proses Asuhan pasien yang memadai.
4. Keseragaman dan konsistensi dalam pelayanan anastesi dan pembedahan pada
tindakan invasif baik di kamar operasi maupun di kamar tindakan.
5. Informed consent wajib dilakukan sebelum tindakan pembedahan, anastesi,
penggunaan darah serta Asuhan yang berisiko tinggi lainnya.
6. Pedoman Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) digunakan untuk memandu
Asuhan pasien.
1. Diagnosa ditegakkan setelah pasien 24 jam masuk, dan discharge plan disampaikan
ketika pasien masuk, ketika diagnosa telah ditegakkan.
2. Setiap pasien yang akan dilakukan rawat inap mendapat Asuhan sesuai perencanaan
dokter / instruksi dokter penanggung jawab pasien (DPJP) yang tertulis dalam
rekam medis.
3. Rencana Asuhan dibuat berdasarkan data kajian yang spesifik, bersifat individual,
dalam bentuk tujuan yang terukur (measureable goals), dapat direview dan di
update sesuai kebutuhan pasien, terintegrasi dengan rencana tim kesehatan lain,
diverifikasi oleh DPJP yang tertulis dalam formulir Rencana Asuhan Pasien
Terintegrasi.
4. Setiap perkembangan / perubahan kondisi pasien didokumentasikan dalam rekam
medis dan diinfromasikan kepada pasien / keluarganya.
5. Setiap pasien rawat inap mempunyai dokter penanggung jawab pasien (DPJP)
sesuai dengan kasus/diagnosa utamanya ; dan apabila lebih dari 3 dokter harus
dibuat tim yang diketuai oleh DPJP Utama dan dilakukan visite setiap hari 1 (satu)
kali tiap sehari minimal.
6. Setiap pasien memporoleh informasi tentang kondisi pasien dalam keadaan baik
maupun yang kurang baik harus segera disampaikan kepada pasien dan atau
keluarga pasien yang dicatat didalam rekam medik termasuk pemberian edukasi.
7. Sistem pencatatan rekam medik dilaksanakan secara terintegrasi oleh seluruh
petugas kesehatan baik dokter, perawat, farmasi, nutrisi, rehabilitasi medik dengan
mendapatkankesepakatan pasien.
Rencana Asuhan Pasien
1. Perencanaan asuhan terhadap pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
merawat pasien secara tim terintegrasi dan terkoordinasi setelah dilakukan
pengkajian awal dan pengkajian ulang
2. Setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam Asuhan pasien mencatat perencanaan
Asuhan terhadap pasien di catatan terintegrasi dalam rekam medis
3. Setiap tenaga kesehatan yang terlibat dalam Asuhan pasien melakukan kunjungan
terhadap pasien secara periodik termasuk hari libur dan mencatat hasil pengkajian,
rencana Asuhan dan pengobatan pasien di catatan terintegrasi dalam rekam medis
4. Jika dibutuhkan, Tim perlu melakukan pertemuan untuk membahas Asuhan
terhadap pasien secara kolaboratif dan menuliskan kesimpulan atau hasil pertemuan
tim Asuhan pasien dalam rekam medis
5. Dokter Penanggung Jawab Pasien melakukan verifikasi terhadap seluruh pasien
mengenai perencanaan Asuhan secara terintegrasi dan terkoordinasi
6. Case manajer atau manajer kasus melakukan koordinasi dengan seluruh
tenagakesehatan yang terlibat dalam Asuhan pasien untuk kesinambungan
pelayanan.
Pemberian Informasi
Pemberian informasi Pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh DPJP dan perawat yang
merawat pasien.
Apabila DPJP melakukan konsultasi dengan profesi lain, maka profesional yang dituju
dapat memberikan informasi kepada pasien sesuai topik yang dikonsultasikan
1. Pemberi informasi wajib memperkenalkan diri kepada pasien dan atau keluarga.
2. Pemberian informasi pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarganya dapat
dilakukan secara tertulis dan atau lisan.
3. Pemberian informasi medis dan ke asuhan kepada pasien dan atau keluarga dilakukan
sebelum pelaksanaan, selama dan sesudah pelaksanaan tindakan medis dan ke
asuhan.
4. Pemberian informasi administratif kepada pasien dan atau keluarga diberikan saat
pasien masuk unit pelayanan dan sewaktu-waktu jika diperlukan.
2. Rawat Inap :
a. Informasi hak dan kewajiban pasien
b. Pengkajian dokter (Animnese – Rencana Pulang {discharge planing})
c. Catatan perkembangan pasien terintegrasi
d. Ringkasan pulang (discharge summary)
e. Pemantauan Tanda Vital
f. Checklist pemberian obat benar
g. Catatan observasi khusus
h. Catatan pasien pindah ruang rawat
i. Pengkajian mobilisasi pasien untuk pemeriksaan diagnostik/tindakan*
j. Pemantauan hasil permintaan konsul/pemeriksaan penunjang
k. Persetujuan umum (General Consent)
l. Formulir penolakan tindakan kedokteran
m. Persetujuan tindakan lain-lain
n. Konsul umum
o. Permohonan konsultasi dokter lain (second opinion).
3. Gawat Darurat :
a. Pengkajian awal pasien akut gawat darurat (pengkajian Asuhan – status akhir
pasien)
b. Pemantauan tanda vital pasien gawat darurat
c. Catatan terintegrasi pasien gawat darurat
d. *******Ringkasan pulang pasien gawat darurat
e. Catatan pengembalian pasien rujukan
f. Informasi hak dan kewajiban pasien
B. FORMULIR LEPAS :
1. Surat masuk rumah sakit
2. Pemeriksaan klinis dan laboratorium pasien HIV
3. Pemantauan pasien hemodialiasasi
4. Daftar tilik keselamatan pasien operasi / tindakan
invasive***********************************
5. Analisis gizi – neonatatus
6. Konsultasi gizi/konseling gizi/asuh**********
7. Jadwal alih baring
8. Monitor pemeriksaan sliding scale
9. Formulir pulang atas permintaan sendiri.