Anda di halaman 1dari 5

Nama : Febita Rahmawati Putri

NIM : G2A021045

Kelas : 2A S1 Keperawatan

1. Teori Behaviorisme
Gagne dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Teori ini
berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam
perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh
terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran. Aliran psikologi belajar juga dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini lebih mengutamakan terbentuknya perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.

Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah
seseorang akan dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku.
Dari teori ini juga, proses pembelajaran dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behaviorisme dalam proses
pembelajaran, yaitu
 Perhatian guru kepada peserta didik sangat penting untuk dilakukan.
 Lingkungan belajar harus diperhatikan.
 Mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.
 Proses belajar mengajar harus dengaan stimulus dan respon.

Kelebihan Teori Belajar Behaviorisme


 Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
 Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika
murid kesulitan baru bertanya kepada guru.
 Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya
hingga mendapat apa yang diterima oleh murid (respon).
 Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
 Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku
yang berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang
sesuai dengan murid perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme

 Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristic.


 Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap.
 Murid cenderung diarahkan untuk berfikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
memposisikan murid sebagai murid pasif.
 Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal
yang didengarkan.
 Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

2. Teori Constructivisme
Berdasarkan asalnya, teori konstruktivisme bukan bagian dari teori pendidikan.
Sebenarnya teori ini bersumber dari ilmu filsafat terutama filsafat ilmu. Dalam ilmu
filsafat ilmu, hal yang dibahas atau dijelaskan dalam teori ini adalah bagaimana proses
terbentuknya pengetahuan manusia. Menurut teori konstruktivisme, pembentukan
pengetahuan yang terjadi pada manusia berasal dari pengalaman-pengalaman yang telah
dilewatinya.
Konstruksi berarti membangun. Jadi teori belajar konstruktivisme adalah suatu usaha
yang dilakukan untuk membangun tata hidup yang berbudaya modern. Teori belajar ini
berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan kata lain, manusia membangun
pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan melalui konteks yang terbatas
dan dalam waktu yang direncanakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam
proses belajar mengajar :
 Saat mengajar sebaiknya memberikan kesempatan kepada murid agar dapat
mengeluarkan pendapatnya dengan bahasa sendiri.
 Murid diberikan waktu atau kesempatan untuk menceritakan pengalamannya agar
menjaadi murid yang lebih kreatif dan imajinatif.
 Lingkungan belajar mengajar harus kondustif agar murid bisa belajar dengan
maksimal.
 Murid diberi kesempatan untuk membuat gagasan atau ide yang baru.

Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme


 Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk
mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa
mengaambil keputusan.
 Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena
mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
 Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid
lebih mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami palajrannya.
 Pengetahuan yang diterima oleh murid mudah diterapkan dalam
kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme

 Teori ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
 Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberikan kebebasan
lebih banyak.

3. Teori Sosiocultural
Menurut teori sosiokultural Vygotsky, perkembangan kognitif individu berhubungan
langsung dengan interaksi sosial dalam kerangka budaya dominan, yaitu merespon proses
sosialisasi. Dengan demikian dipahami bahwa perkembangan pribadi merupakan
konsekuensi sosialisasi.

Karakteristik Teori Sosiokultural


 Ini dimulai dari metode komparatif gentik dan metode evolusi – eksperimental,
dan membedakan empat bidang analisis.
 Filogenetik, relaatif terhadap asal fungsi psikologis manusia sebagai spesies.
 Sejarah sosiokultural, relative terhadap konteks penyisipan subjek,

4. Teori Cognitivisme
Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif, sehingga
teori belajar kognitif disebut juga dengan teori belajar Piaget. Berkat teori dari Piaget
terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan konsep
kecerdasan.Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun kemampuan
kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap lingkungannya.

Inti dari konsep ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata (skema atau
rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan
perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam memaknai
informasi secara mental.
Berdasarkan teori belajar kognitif ini, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan
tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar
mengajar
 Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana
dan kompleks.
 Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir.
Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid
atau peserta didik.
 Setiap kegiatan pembelajaran harus memiliki makna.
 Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang
ada pada setiap murid.

Kelebihan Teori Belajar Kognitif

 Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.


 Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Belajar Kognitif

 Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.


 Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.

Anda mungkin juga menyukai