Anda di halaman 1dari 110

1

KATA PENGANTAR

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang

paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan

perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita.

Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya

jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat

diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita

atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan

Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu

pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat

kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah

kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas

menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka

pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari

klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Prof. dr. Abdul Bari

Saifuddin, 2003).

Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya

ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap,

akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya

mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien.

KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak

pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang

diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan

(ferundity).

2
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif

tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik,

demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang.

April 2012

Penulis

3
BAB I

KONSEP KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

A. Pengertian Penduduk

PENDUDUK (UU.RI. No.10 tahun 1992): Orang dalam matranya sebagai pribadi,

anggota keluarga, anggota masyarakat, warga Negara dan himpunan kuantitas yang

bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu tertentu.

B. Dinamika Kependuduk

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:

 Fertilitas

 Mortalitas

 Migrasi.

 Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas

mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.

• Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang

dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja

bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam

bidang ekonomi dan kesehatan.

• Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.

Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus

mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata,

4
adanya faktor – faktor pendorong dan penarik bagi orang – orang untuk melakukan

migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar.

Dinamika kependudukan berkaitan dengan proses kelahiran, kematian, dan migrasi

penduduk dalam suatu kehidupan masyarakat. Perubahan pada dinamika kependudukan

membawa perubahan pola hidup sosial sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat.

Selain itu, perubahan pada dinamikakependudukan juga membentuk,mempercepat,

maupun menghambatperubahan unsur lain dalam sistem sosial.Dengan demikian, dinamika

kependudukan diartikan sebagai perubahan kependudukan pada suatu daerah tertentu dari waktu

ke waktu

• Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk :

Faktor Demografi, antara lain :

– Struktur usia

– Struktur perkawinan

– Umur kawin pertama

– Paritas

– Proporsi yang kawin

• Faktor Non Demografi, antara lain :

– Keadaan ekonomi penduduk

– Tingkat pendidikan

– Perbaikan status perempuan

– Urbanisasi dan industrialisasi

5
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :

• Crude Death Rate (CDR)Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000

penduduk pada pertengahan tahun.

• Age Specific Death Rate (ASDR)Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu

berdasarkan klasifikasi umur tertentu.

• Infant Mortality Rate (IMR)Adalah tingkat kematian bayi

Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death Rate (CDR) :

• Antara penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan

• Penduduk dengan lapangan pekerjaan yang berbeda

• Penduduk dengan perbedaan pendapatan

• Perbedaan jenis kelamin

• Penduduk dengan perbedaan status kawin

• Faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi :

• Faktor individu

• Faktor yang terdapat di daerah asal

• Faktor yang terdapat di daerah tujuan

• Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan

Indonesia

• Penduduk: 241.973.879 jiwa

• Wilayah : 1.919.440 km2

• Kepadatan: 126 jiwa/km2

6
C. Faktor-faktor Demografi Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk

1. Kelahiran

2. Kematian

3. Migrasi

D. Transisi Demografi

Mortality: tinggi rendahnya tingkat mortalitas penduduk di suatu daerah tidak hanya

mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga merupakan barometer tinggi

rendahnya tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut.

E. Masalah Kependudukan di Indonesia

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus tahun 1990 berjumlah 179246785

dari jumlah tersebut komposisi usianya tidak berimbang yang menyebabkan timbulnya masalah-

masalah baru. Katagori Berdasarkan Usia Sebagai Berikut :

U S I A (Thn) Jumlah (Jiwa)

 0-4 20.985.144

 5-9 23.223.058

 10 - 14 21.482.141

 15 - 19 18.926.983

 20 - 24 16.128.352

 25 - 29 15.623.530

 30 - 34 13.245.794

 35 - 39 11.184.217

 40 - 44 8.081.636

 45 - 49 7.565.664

 50 - 54 6.687.586

 55 - 59 4.831.697

 60 - 64 4.526.451

7
 65 - 69 2.749.724

 70 - 74 2.029.026

 >75 4.415

Sumber : Kantor BPS Jawa Timur

Kepadatan penduduk dapat di hitung dengan menggunakan rumus :

KP = Jumlah penduduk suatu wilayah

Luas wilayah

Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% hingga 2,49% per tahun.

Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran

(fertilitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (mingrasi).

Masalah kependudukan di Indonesia pada saat ini menjadi sangat rawan bila tidak ada

usaha untuk mengelola ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar untuk

kelangsungan hidup. kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang, walaupun sudah dilakukan

upaya pemerataan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa dan juga

pengendalian jumlah penduduk dengan program KB.

Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, bila

tidak di upayakan pengendaliannya akan menimbulkan banyak masalah. Masalah kependudukan

di Indonesia ini terdiri dari beberapa faktor yaitu masalah akibat angka kelahiran, masalah akibat

angka kematian, masalah komposisi jumlah penduduk, masalah angkatan kerja, masalah

mobilitas penduduk di Indonesia, masalah kepadatan penduduk di Indonesia, masalah

perkawinan dan perceraian.

Indikator Karakteristik Penduduk Indikator penting tentang umur dan jenis kelamin

maupun jumlah penduduk adalah:

1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

2. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)

3. Tingkat pertumbuhan penduduk

Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :

8
A. Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga.

Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia

produktif yang lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.

B. Aspek pemenuhan gizi.

Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhanmakanan yang

dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan

atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti bila kekurangan gizi terutama pada usia

muda (0 -5 tahun). Akan mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental

(mental retardation). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang

C. Aspek Pendidikan

Pendidikan memerlukan biaya yang tidaksedikit, sehingga diperlukan dukungan

kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang

mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yung mengakibatkan pada

kualitas pendidikan tersebut kurang

D. Lapangan Kerja

Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan

kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau penyedia

kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDMnya dan lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada

semua aspek kehidupan.

Alternatif Pemecahan yang diperlukan :

(a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.

(b) Peningkatan masa pendidikan.

(c) Penundaaan usia perkawinan

2. Persebaran dan kepadatan penduduk

Permasalahan yang muncul adalah tidak meratanya kepadatan penduduk antar daerah di

Indonesia. Secara ekonomis, permasalahan yang muncul dari kondisi ini adalah, rendahnya

produktivitas daerah dengan kepadatan penduduk yang rendah.


9
3. Struktur umur Penduduk

 Umur dan jenis kelamin merupakan karakteristik penduduk utama. Pengelompokan

penduduk berdasarkan kedua karakteristik tersebut selalu diperlukan dalam menganalisis

data.

 Melalui analisis komponen penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin disuatu daerah

atau negara, dapat dihitung berbagai perbandingan atau rasio.

4. Kelahiran dan Kematian

a. Kelahiran

Ukuran tingkat kelahiran yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka

kelahiran total Fertility Rate (TFR) dan angka kelahiran menurut umur atau Age specific Fertility

Rate (ASFR).

TFR merupakan ukuran tingkat kelahiran yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang

akan dilahirkan oleh seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai akhir masa

reproduksinya (umur 15-49 tahun).

Adapun pertimbangan penerapan metode tersebut antara lain:

 Karena tidak tersedianya data angka kelahiran secara lengkap dari hasil registrasi selama

periode tahun 1990-2000.

 Dapat menghasilkan ukuran kelahiran menurut umur ibu (ASFR)

 Paling memungkinkan untuk keperluan trend dna untuk menjaga kesinambungan data.

b. Kematian

Ukuran tingkat kematian yang digunakan dalam perhitungan proyeksi adalah angka

kematian bayi atau infant mortality rate (IMR), karena IMR merupakan salah satu indikator yang

penting yang mencerminkan derajat kesehatan masyarakat.

Adapun pertimbangan penerapan metode tersebut antara lain adalah:

1. Karena tidak tersedianya data dasar kematian periode tahun 1990-2000

2. Dapat memberikan rujukan untuk setiap kelompok umur wanita

10
BAB II

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KB DI INDONESIA

A.     Sejarah KB di Indonesia

Sesungguhnya keluarga berencana bukanlah hal baru, karena menurut catatan-cacatan dan

tulisan-tulisan yang berasal dari mesir kuno, yunani kuno, Tiongkok kuno dan India, hal ini telah

mulai dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu. Tetapi pada waktu itu cara-cara yang dipakai

masih kuno dan primitif.

Dalam sejarah manusia berabad-abad lamanya tidak seorangpun yang tahu bagaimana

terjadinya kehamilan. Waktu itu hubungan antara persetubuhan suami istri dengan kehamilan

tidak diketahui sama sekali, kehamilan disangka disebabkan oleh sesuatu yang masuk atau

termakan oleh wanita atau disebabkan oleh pengaruh matahari dan bulan atau hal-hal lainnya.

Maka dengan sendirinya cara keluarga berencana yang pertama dilakukan adalah dengan

jalan berdoa dan memakai jimat anti hamil, sambil meminta dan berharap supaya wanita itu

jangan hamil.

Kemudian disangka bahwa wanita menjadi hamil karena kemasukan roh halus kedalam

tubuhnya dan cara kontrasepsi adalah dengan memakai jimat anti hamil, atau jamu-jamuan untuk

mengusir roh dan badan halus tersebut.

Pada zaman Yunani kuno, Soranus dan Ephenus telah membuat tulisan ilmiah tentang

cara menjarangkan kelahiran. Cara waktu itu adalah mengeluarkan semen (air mani) dengan

membersihkan vagina dengan kain dan minyak. Ada pula yang memakai alat-alat yang dapat

menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim, umpamanya dengan memasukkan rumput, daun-

daunan, atau sepotong kain perca ke dalam vagina.

Menurut beberapa ahli, pada zaman mesir kuno, dari relief dan manuskrip berhuruf

hiroglif dijumpai keterangan mengenai cara orang Mesir kuno menjarangkan kelahiran. Menurut

ahli sejarah Avicena (Ibnu Sina), seorang tabib dan filsuf Arab zaman Persia telah menganjurkan

cara-cara menjarangkan kelahiran.


11
Pada Zaman Tiongkok kuno dan India kuno telah ada obat dan jamu yang maksudnya

untuk mencegah kehamilan. Sebenarnya pikiran untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk

sudah timbul sejak lama diantaranya Plato (427-347) mengemukakan bahwa sebaiknya pranata

sosial dan pemerintahan sebaiknya direncanakan keseimbangan antara kebutuhan dan jumlah

penduduk itu. Ibnu Khaldun (1332-1407), telah membahas tentang kesuburan wanita, kematian

ibu dan anak, masalah migrasi yang berkaitan dengan masalah sosial. Malthus (1766-1834)

setelah jaman industri di eropa mengeluarkan sebuah buku an Easy on the principle of population

(1798) yang prinsipnya menyatakan bahwa manusia jangan terlalu banyak menghayal dengan

kemampuan ilmu dan teknologi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia yang

pertumbuhannya sangat cepat.

Di Indonesia sejak zaman dulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk

mencegah kehamilan. Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya

dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat hindu bali sejak dulu hanya ada nama untuk

empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan supaya pasangan suami istri

mengatur kelahiran anaknya sampai empat.

Di Indonesia keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu

sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat.

Pada tanggal 23 Desember 1957 mereka mendirikan wadah dengan nama perkumpulan keluarga

Berencana Indonesia (PKBI ) dan bergerak secara silent operation membantu masyarakat yang

memerlukan bantuan secara sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga

Berencana nasional.

Untuk menunjang dalam rangka mencapai tujuan, berdasarkan hasil penandatanganan

Deklarasi Kependudukan PBB 1967 oleh beberapa Kepala Negara Indonesia, maka dibentuklah

suatu lembaga program keluarga Berencana dan dimasukkan dalam program pemerintah sejak

pelita 1 (1969) berdasar instruksi presiden nomor 26 tahun 1968 yang dinamai Lembaga

Keluarga Berencana Nasional (LKBN ) sebagai lembaga semi pemerintah.

Pada tahun 1970 ditingkatkan menjadi Badan pemerintah melalui Keppres No. 8 tahun

1970 dan diberi nama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN ) yang

12
bertanggung jawab kepada presiden dan bertugas mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan

dan penilaian pelaksanaan program keluarga Berencana.

Melalui Keppres no. 33 tahun 1972 dilakukan penyempurnaan struktur organisasi, tugas

pokok dan tata kerja BKKBN. Dengan Keppres no 38 tahun 1978 organisasi dan struktur

BKKBN disempurnakan lagi, dimana fungsinya diperluas tidak hanya masalah KB tetapi juga

kegiatan-kegiatan lain, yaitu kependudukan yang mendukung KB (beyond family planning).

Sesuai dengan perkembangan program pembangunan nasional, ditetapkan adanya Menteri

Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH ) dengan Keppres no 25 tahun 1983 yang

bergerak langsung dalam bidang kependudukan, maka dilakukan lagi penyempurnaan organisasi

BKKBN dengan keppres no 64 tahun 1983 dengan tugas pokok adalah menyiapkan kebijak-

sanaan umum dan mengkoordinasikan penyelenggaraan program secara menyeluruh dan terpadu.

B.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan KB Di Indonesia

Perluasan dan pengembangan program keluarga berencana nasional secara bertahap

dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Dukungan lain terhadap keberhasilan

program keluarga berencana nasional adalah dengan meningkatnya daya guna dan hasil guna dari

unsur-unsur penunjang program dengan memberikan kontribusi yang saling mengisi sesuai

dengan fungsinya masing-masing.

Keberhasilan program ini dapat dicapai dengan komitmen politis yang tinggi dari

pemerintah dan keuletan serta kesungguhan para unit pelaksana, partisipasi dan institusi

masyarakat serta anggota masyarakat.

Kebijakan, hukum dan program pemerintah sangat mempengaruhi methode-methode yang

telah tersedia dan cara pelayanannya. Program yang menyediakan kontrasepsi modern yang

didukung oleh kebijakan dan persetujuan pemerintah, serta pendidikan yang dikombinasi dengan

keadaan social yang kondusif, merupakan program yang paling efektif untuk menurunkan

fertilitas (maudlin dan ross,1991 ) dalam dasa warsa terakhir, sedikitnya lima puluh Negara telah

secara resmi pengumuman kebijakan atau hukum yang mendukung keluarga Berencana untuk

mengurangi pertambahan penduduk, mencapai tujuan pembangunan nasional, mendukung hak

setiap orang untuk menentukan ukuran keluarga dan / atau untuk menjamin pemerataan

penyediaan pelayanan (Popilation report, 1984).


13
C.      Organisasi-Organisasi KB Di Indonesia

1.    PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia)

PKBI merupakan salah satu LSM yang menjadi pelopor keluarga Berencana dan

berkomitmen meningkatkan status kesehatan reproduksi rakyat Indonesia.

a)   Sejarah

Riwayat perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) adalah suatu riwayat

kepeloporan. Misinya menyangkut hal yang mendasar dalam kehidupan manusia yakni persoalan

reproduksi, yang padanya melekat berbagai norms, tabu dan juga peraturan-peraturan, Bagi

pengerak-penggeraknya motivasi kemanusiaan, menolong sesama untuk kesehatan dan

kesejahteraan ekonomi, merupakan dorongan yang penting.

PKBI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 bertempat di gedung IDI A Dr. Sam

Ratulangi 29 Jakarta, yang melibatkan tokoh-tokoh pendiri antara lain seperti DR R.Soeharto,

Ny. Dr. Hurustiati Soebandrio, Ny Nani Soewondo SH, Ny Untung, Ny H.RABS Samsuridjal,

Prof DR. Sarwono, Prawirohardjo , Ny Pojotomo, Dr. M. Judono, Dr.R.Hanifa Winyosastro, Ny

Roem, Dr. Koen S Martiono. Tokoh seperti Dr Abraham Stone (telah meninggal) dan Mrs

Dorathy Brush (juga telah wafat) bersama Dr. R Soeharto (juga telah wafat) pernah menghadap

Presiden Soekarno yang saat itu tetap tidak membenarkan usaha keluarga berencana secara luas

terbuka atau sebagai unsur politik kependudukan, meskipun demikian beliau dapat menyetujui

keluarga berencana dengan cara tubektomi sekalipun demi kesehatan dan keselamatan sang ibu.

Pada tahu 1970 PKBI menjadi unit pelaksana dari program nasional yang dikoordiner

oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Pada tahun 1970 PKBI menjadi

unit pelaksana dari program nasional yang dikoordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

b)   Filosofi

Perkumpulan percaya bahwa keluarga adalah pilar utama untuk mewujudkan masyarakat

yang sejahtera. Keluarga yang dimaksud ialah keluarga bertanggung jawab, yaitu keluarga yang
14
menunaikan tanggung jawab dalam dimensi kelahiran, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan

masa depan.

Dimensi Kelahiran : Artinya bahwa kelahiran anak dalam setiap keluarga terjadi atas

keinginan yang direncanakan. Dimensi Pendidikan artinya bahwa pendidikan dalam setiap

keluarga ditujukan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan dan

kepribadian, dengan memberikan kesempatan yang sama untuk setiap anggota keluarga serta

dilaksanakan secara dialogis.

Dimensi Kesehatan, artinya bahwa kesehatan keluarga ditujukan untuk terpenuhinya

kebutuhan hidup sehat yang mengutamakan upaya pembebasan dari ketergantungan obat-obatan

kimiawi (lebih prefentif dari pada kuratif).

Dimensi Kesejahteraan artinya bahwa kesejahteraan itu mencerminkan martabat manusia

(human dignity) lebih daripada pemilikan harga (not having but being). Dimensi Masa depan

artinya bahwa masa depan anak itu ditentukan sendiri oleh mereka, dan bukan oleh orang tuanya.

c)    Misi

Memperjuangkan penerimaan dan praktek keluarga bertanggung jawab dalam keluarga

Indonesia melalui pengembangan program, pengembangan jaringan, dan pemberdayaan

masyarakat di bidang kependudukan secara umum dan secara khusus di bidang kesehatan

reproduksi.

d)   Nilai

Tidak membedakan ras, agama, warna kulit, aliran politik, umur, jenis kelamin, status

ekonomi dan fisik. Melakukan pendekatan pelayanan yang manusiawi, holistic dan berkelanjutan.

Berpegang teguh pada semangat profesionalisme, kemandirian, kepeloporan, dan kerelawanan,

dan tidak semata-mata untuk mencari keuntungan (not merely to profit) Menjunjung tinggi nilai-

nilai kesetaraan, demokratisasi, dan keadilan social.

e)   Struktur Organisasi

Struktur organisasi PKBI berbentuk vertical dari tingkat pusat, daerah/propinsi dan

cabang/kabupaten. Terdiri dari 2 kelompok pelaku organisasi yaitu kelompok pengambil

kebijakan umum (governing body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team) Untuk

membantu tugas mengambil kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan umum (Governing
15
Body) dan kelompok staf pelaksana (Executive Team), Untuk membantu tugas mengambil

kebijakan umum dalam pengambilan kebijakan perkumpulan, dibentuk pula Panitia Ahli yang

terdiri dari para pakar dibidangnya dan sudah memahami PKBI dan dunia LSM.

Struktur organisasi staf pelaksana dipimpin oleh Direktur pelaksana pusat, Direktur

Pelaksana diangkat dan bertanggung jawab kepada pengurus Nasional Khusus untuk mengelola

Wisma PKBI, Pengurus menunjuk langsung seorang Manager Wisma PKBI, Pengurus langsung

seorang Manager wisma dan bertanggung jawab kepada PHN.

Memperkuat kemampuan organisasi, membangun komunikasi internal dan eksternal di

semua tingkatan, meningkatkan profesionalisme dan memperluas akses ke sumber-sumber dana

dan pendukung lainnya.

Area Kegiatan Antara Lain :

 Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan perkumpulan di semua tingkat dalam

rangka mendapatkan dan menggali dana untuk pelaksanaan program-programnya.

 Mengembangkan Sumber Daya Manusia, baik bagi staf dan relawan melalui pelatihan

dan berbagai cara lain di perkumpulan maupun di lembaga lain.

 Mengintensifkan bimbingan dan pertemuan-pertemuan teknis.

 Mengembangkan dan menerangkan system Informasi management pada semua tingkatan

untuk memenuhi kebutuhan internal dan ekternal.

 Memperkuat citra perkumpulan melalui pengembangan jaringan dengan pihak lain,

lembaga donor, pemerintah, media dan melalui penyebaran informasi mengenai konsep

"Keluarga Bertanggung Jawab" dan kegiatan-kegiatan perkumpulan.

 Memperluas peran Perkumpulan untuk mengakomodasi kebutuhan pelatihan internal dan

eksternal. Mengembangkan alat management, khususnya pedoman supervises ke cabang-

cabang.

2.      BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)

Keputusan Presiden no. 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN. Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN, adalah lembaga Pemerintah

Non-Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

16
BKKBN dipimpin oleh seorang Kepala yang dijabat oleh Mentri Negara Pemberdayaan

Perempuan.

Tugas BKKBN adalah merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan

program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera, mengembangkan

dan memantapkan peran serta masyarakat, meningkatkan kualitas program keluarga berencana

nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan perempuan secara terpadu

bersama instansi terkait.

a.    Fungsi BKKBN

Penetapan kebijakan pengelolaan program keluarga berencana nasional dan pembangunan

keluarga sejahtera secara menyeluruh dan terpadu, sesuai dengan kebijakan umum yang

ditetapkan oleh Presiden.

Koordinasi dan penyelenggaraan management dan administrasi umum program keluarga

Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera Koordinasi dan penyelenggaraan

perencanaan program dan bantuan Luar negri serta mengumpulkan data dan informasi Keluarga.

Koordinasi dan penyelenggaraan, peningkatan peran serta, masyarakat dalam program Keluarga

Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga sejahtera.

Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program pembangunan keluarga sejahtera.

Koordinasi dan penyelenggaraan dan pembinaan program keluarga berencana Nasional dan

kesehatan Reproduksi. Koordinasi dan penyelenggaraan pelatihan Nasional dan Internasional,

Pengembangan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera,

Koordinasi dan penyelenggaraan dan pengawasan fungsional administrasi umum dan keuangan,

ketenagaan dan materiel, serta pengelolaan program keluarga Berencana Nasional dan

Pembangunan Keluarga Sejahtera.

b.    Susunan Organisasi BKKBN

Dalam penyelenggaraan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan

keluarga sejahtera, Koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukan oleh BKKBN,

sedangkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilakukan oleh uni-unit pelaksana, dan pelaksana. Unit

–unit pelaksana yang dimaksud adalah Departemen/instansi Pemerintah pusat maupun Daerah
17
yang atas dasar fungsional mengadakan usaha-usaha dan mengambil bagian dalam

penyelenggaraan program keluarga berencana nasional dan pembagunan keluarga sejahtera.

Perkumpulan/Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan pelaksana-pelaksana

lainnya yang atas dasar sukarela dan kemampuan sendiri menggadakan usaha-usaha dan

mengambil bagian dan penyelenggaraan program keluarga berencana nasional dan pembagunan

keluarga sejahtera.

18
BAB III

PROGRAM KELUARGA BERNCANA DI INDONESIA

A. Pengertian Program KB

Pengertian Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga berencana

adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara

kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta

menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008).

B. Tujuan Program KB

Secara umum tujuan 5 tahun kedepan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi

dan misi program KB di muka adalah “membangun kembali dan melestarikan pondasi yang

kokoh bagi pelaksana program KB Nasional yang kuat dimasa mendatang, sehingga berkualitas

2015 dapat tercapai.”

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju

pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka

kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002).

 Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan

menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila

dirasakan anak telah cukup.

19
 Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu

tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya

keluarga bahagia.

 Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah

dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang

cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang

harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi

(Suratun, 2008).

C. Sasaran program KB

a. Sasaran Langsung

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena

kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan

seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB

yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi (Suratun, 2008).

b. Sasaran Tidak Langsung

 Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk

menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko

untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya,

Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah

terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.

 Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi-instansi pemerintah

maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama, wanita, dan pemuda), yang diharapkan

dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS (Hartanto, 2004). Sasaran

wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi (Prawirohardjo, 2005 A).

Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan

20
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha

untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yang

dialami wanita (Suratun, 2008).

D. Ruang Lingkup Program KB

1. Pemanfaatan PIK-KRR yang sudah ada

2. Pembentukan PIK-KRR yang baru terutama Kabupaten/Kota yang belum memiliki PIK-

KRR dalam rnagka meningkatkan kualitas pengelola PIK-KRR

3. Pembinaan PIK-KRR dalam rangka meningkatkan kualitas pengelola PIK-KRR

4. Peltihan bagi pendidik sebaya dan konselor sebaya

E. Strategi PendekatanProgram Pelayanan KB

Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB Nasional. Strategi ini

diterapkan atas dasar survei terhadap kecenderungan respon Pasangan Usia Subur (PUS) di

Indonesia terhadap ajakan (KIE) untuk ber KB.

Berdasarkan hasil survei respon PUS terhadap KIE KB terbagi kedalam 3kelompok yaitu:

1. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber KB

2. 15%-55% PUS merespon ragu-ragu untuk ber KB

3. 30% PUS merespon “tidak” untuk ber KB.

Strategi dimaksud dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KBN sbb:

1. Tahap Perluasan Jangkauan

Pada tahap ini penggarapan program lebih difokuskan kepada sasaran:

a. Coverge wilayah

21
Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada

penggarapan wilayah potensial seperti Jawa Bali, yaitu Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa

Timur dan Bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar.

b. Coverage khalayak

Diarahkan pada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya pada tahap ini

pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik.

2. Tahap pelembagaan

Pada tahap ini indikator kuantitatif kesertaan ber KB berada pada kisaran 45%-65%

dengan prioritas pada pelayanan kontrasepsi metodhe jangka panjang (MJP)

3. Tahap Pembudayaan Program KB

Pada tahap ini Coverge wilayah diperluas menjangkau propinsi-propinsi di seluruh

Indonesia sendagkan Coverge khalayak diperluas menjangkau sisa PUS yang menolak, oleh

peserta itu pendekatan program KB.

22
BAB IV

PROGRAM KIE DALAM PELAYANAN KB

A. Tujuan KIE

1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan dan

praktek KB sehingga tercapai penambahan peserta baru

2. Membina kelestarian peserta KB

3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosiokultural yang dapat menjamin berlangsungnya

proses penerimaan

B. Jenis Kegiatan KIE

1. KIE Massa

2. KIE Kelompok

3. KIE Perorangan

C. Prinsip Langkah KIE

1. Apa masalah/topic?

2. Siapa peserta kegiatan

3. SAsaran kegiatan

4. Dimana & berapa lama untuk mencapai sasaran

5. Metode apa yang paling sesuai

6. Perlengkapan apa yang dibutuhkan

7. Pertanyaan/pencarian KIE apa yang dapat digunakan untuk member semangat/memulai

kegiatan

8. Evaluasi efektifitas kegiatan

9. Mempersiapkan tempat

10. Melaksanakan kegiatan

11. Mengevaluasi kegiatan


23
D. Konseling

1. Pengertian

Pertemuan tatap muka antara dua pihak, dimana satu pihak membantu pihak lain untuk

mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri dan kemudian bertindak sesuai keputusan.

Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE, bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka

selanjutnya ia perlu diberikan konseling sudah tentu tergantung pada tingkatan KIE yang telah

diterimanya konseling dibutuhkan bila seseorang menghadapi suatu masalah tidak dapat

dipecahkan sendiri.

2. Tujuan

a. Memberikan informasi yang tepat serta obyektif mengenai klien mengetahui manfaatnya

b. Mengidentifikasi dna menampung perasaan-perasaan negative, keraguan atau kekhawatiran

sehibungan dengan metode kontrasepsi

c. Membantu klien memilih metode kontrasepsi yang terbaik bagi mereka sehingga aman dan

sesuai keinginan klien

d. Membantu klien agar menggunakan cara kontrasepsi yang mereka pilih secara aman dan

efektif

e. Memberi informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan tempat pelayanan Keluarga

Berencana

f. Khusus kontrasepsi mantap, menyeleksi calon akseptor yang sesuai dan metode kontrasepsi

alternatif

g. Memahami diri secara lebih baik

h. Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya

i. Lebih realitas dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi sehingga:

 Mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif

 Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki


24
 Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salam penyesuaian diri

 Mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan

 Memperoleh dan merasakan kebahagian

3. Jenis Konseling

a. Konseling KB awal atau pendahuluan

Dilakukan pada mereka yang sama sekali belum tahu KB, belum mengerti Norma Keluarga

Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)

b. Konseling KB pemilihan Cara

Dilakukan pada mereka yang sudah mengerti NKKBS dan membutuhkan pertolongan atau

bantuan dalam memilih cara-cara atau alat/obat kontrasepsi, misalnya: karena belum tahu,

pengetahuannya masih kurang lengkap, atau bias juga karena pengetahuannya kurang tepat

atau keliru.

c. Konseling KB Pemantapan

Dilakukan kepada mereka yang sudah memahami. Tujuannya ialah supaya yakin bahwa

alat/obat kontrasepsi yang akan dipakainya sesuai dnegan kondisi dna kebutuhannya, tahu

kemungkinan efek samping dan cara megatasinya. Pada konseling ini sudah dilengkapi

dengan hasil pemeriksaan kesehatan dan keterangan diri (nama, Jumlah, anak, riwayat

kesehatan) yang diperlukan untuk emngethaui cocok tidaknya memakai alat/obat

kontrasepsi.

d. Konseling KB pengayoman

Dilakkan pada mereka yand sudha memakau alat kontrasepsi. Tujuannya adalah untuk

mengatasi masalah yang timbul sesudah memakai alat kontrasepsi, misalnya karena

pengaruh dari luar (mendengar gunjingan, melihat pengalaman orang lain yang kurang

enak). Bias juga dilakukan pada mereka yang tadinya sudah memahami dan ingin memiliki

KKBS (Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), memakai alat kontrasepsi, tapi kemudian

berubah pendapat karena alas an tertentu (bercerai, kematian anak, dan sebagainya)

e. Konseling KB perawatan/pengobatan

25
Dilakukan pada mereka yang mengalami kegincangan emosi atau gangguan kejiwaan akibat

keinginannya untuk memiliki KKBS maupun karena memakai alat kontrasepsi.

Dapat juga juga jenis konseling dibedakan sebagai berikut:

1. Konseling Umum (missal: oleh PLKB)

Penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara

kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.

2. Konseling Spesifik (missal: oleh dokter/bidan/konselor)

Penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternative, keuntungan,

keterbatasan, akses dan fasilitas layanan

3. Konseling pra dan pasca tindakan

Penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama, dan pasca)

serta penjelasan lisan/instruksi tertulis asuhan mandiri

4. Langkah-langkah dalam konseling

SATU TUJUH

SA- Salam, sambut kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada

mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk

membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan

pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

T-Tanyakan kepada klien tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman

Keluarga Berencana dan kesehatan Reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan

kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan klien. Berikan

perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat, dan

caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perhatikan bahwa kita memahami dengan

memahami pengetahun, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya.

26
U-Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dna beri tahu apa pilihannya dan beritahu apa

pilihan reproduksinya yang paling mungkin. Termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi.

Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis

kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh

klien.

TU-Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir mengenai apa yang paling

sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk menunjukkan kengginannya

dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien

mempertimbangkan criteria dan keinginan kien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga

apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan

didiskusikan mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa

klien telah membuat suatu keputusan yang tepat

J-Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrsepsi pilihnnya. Setelah klien memilih

jenis kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya yang akan digunakan

tersebut dan bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan

petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode

kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah onfeksi menular seksual (IMS). Cek

pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat

menjawab dengan benar.

U-Ulang, perlunya dilakukan kun jungan ulang bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan

kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibuutuhkan.

Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

5. Teknik-teknik Konseling

Teknik-teknik konseling yang biasa dipergunakan:

a. Cara Suportif untuk member dukungan kepada peserta/calon peserta, karena mereka dalam

keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan menegangkan/menentramkan dan

menumbuhkan kepercayaannya bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya

sendiri

27
b. Ketaris: dengan member kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan dan menyalurkan

semua perasaan yang dipunyainya untuk menimbulkan perasaan lega

c. Membuat refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta perasaan-perasaan yang tersirat

dalam ucapan-ucapannya

d. Memberi semua informasi diperlukannya untuk membantu peserta/calon peserta membuat

keputusan

Dalam konseling diadakan percakapan dua arah untuk:

a. Membahas dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang tersedia

b. Memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi pilihannya, baik ditinjau

dari segi medis teknis maupun hal-hal lain yang non medis agar tidak menyesal kemudian

c. Membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontrasepsi yang paling

sesuasi dengan keadaan khusus pribadi dan keluarganya

d. Membantu peserta KB dalam penyesuaian diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia

mengalami berbagai permasalahan (nyata atau tidak nyata/semu)

Informasi yang diberikan meliputi:

a. Arti keluarga berencana

b. Manfaat keluarga berencana

c. Cara ber-KB atau metode kontrasepsi

d. Desas-desus tentang kontrasepsi dan penjelasannya

e. Pola perencaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional

f. Rujukan kontrasepsi

28
BAB V

PRAKTEK PELAYANAN KONTRASEPSI

DENGAN BERBAGAI METODE

A. Metode Sederhana

1. Tanpa Alat:

KB Alamiah

Profil:

 Ibu harus belajar mengetahui kapan masa suburnya berlangsung

 Efektif bila dipakai dengan tertib

 Tidak ada efek samping

 Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur ibu

Macam KB alamiah

Macam metode keluarga berencana alamiah antara lain:

1. Metode kalender atau pantang berkala(Calendar method or periodic abstinence).

2. Metode suhu tubuh basal(Basal body temperature method).

3. Metode mukosa serviks(Cervical mucous method or ovulasi billings).

4. Metode simptothermal(Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal dan

ovulasi billings).

Manfaat

Metode keluarga berencana alamiah, memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaatkontrasepsi.

2. Manfaat non kontrasepsi.

Manfaatkontrasepsi

1. Untuk mencegah kehamilan, bila digunakan dengan benar.

2. Membantu untuk mencapai kehamilan, bila pasangan menginginkan kehamilan.


29
3. Tidak ada efek samping sistemik.

4. Murah atau tanpa biaya.

Manfaat non kontrasepsi

1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.

3. Mempererat tanggung jawab dan kerjasama antar pasangan.

4. Menjalin komunikasi antara pasangan.

Keterbatasan

Sebagai metode keluarga berencana alamiah, tentunya mempunyai keterbatasan. Keterbatasan

tersebut antara lain:

1. Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (angka kegagalan 9-20 kehamilan per 100

perempuan selama tahun pertama pemakaian).

2. Tingkat efektifitas tergantung dari ketaatan dan konsistensi dalam mengikuti instruksi.

3. Memerlukan konseling bahkan pelatihan untuk dapat menggunakan dengan benar.

4. Memerlukan mediator atau tenaga terlatih untuk kesinambungan informasi dan

komunikasi.

5. Mampu mengendalikan hasrat untuk tidak melakukan senggama pada saat masa subur

(agar tidak hamil).

6. Perlu pencatatan setiap hari (tentang mukus, suhu basal, dan gejala biologis lainnya).

7. Gangguan (misal infeksivagina) akan menyulitkan interpretasi lendir serviks.

8. Memerlukan termometer khusus untuk metode suhu tubuh basal.

9. Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV

maupun HIV/AIDS.

Penilaian Klien

Klien atau pengguna kontrasepsi metode keluarga berencana alamiah memerlukan

konseling atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang

perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:


30
KBA sesuai untuk:

Untuk kontrasepsi

1. Semua wanita semasa reproduksi dengan siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak

haid karena menyusui maupun pra menopause.

2. Semua wanita dengan berbagai paritas (termasuk nullipara).

3. Wanita kurus maupun gemuk.

4. Wanita perokok.

5. Wanita dengan alasan kesehatan tertentu (misal: hipertensi, varises, dismenorea,

sakitkepala, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemiadefisiensi besi, hepatitis virus,

malaria, trombosis vena, ataupun emboli paru).

6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode

kontrasepsi modern.

7. Wanita yang tidak dapat menggunakan metode kontrasepsi lain.

8. Pasangan yang mampu mengendalikan hasrat untuk melakukan hubungan seksual di masa

subur.

9. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda

dan gejala kesuburan.

Untuk konsepsi Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada

masa subur untuk mencapai kehamilan.

KBA tidak sesuai untuk:

1. Wanita yang ditinjau dari umur, paritas atau masalah kesehatan membuat kehamilannya

menjadi resiko tinggi.

2. Wanita yang belum mendapat haid (menyusui, post abortus).

3. Wanita dengan siklus haid yang tidak teratur.

4. Pasangan yang tidak mau bekerjasama selama kurun tertentu dalam siklus haid.
31
5. Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya.

Keadaan yang Perlu Diperhatikan

Hal di bawah ini merupakan keadaan klien yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan

metode keluarga berencana alamiah (KBA).

Keadaan Saran
Pengeluarancairanvagina Jelaskan kepada klien bahwa keadaan tersebut akan
menetap mempersulit untuk memprediksi kesuburan dengan
lendir serviks.
Bila dikehendaki, bantu dan anjurkan memilih metode
kontrasepsi lain.
Menyusui Jelaskan kepada klien bahwa keadaan tersebut akan
mempersulit untuk memprediksi kesuburan dengan
lendir serviks.
Bila dikehendaki, bantu dan anjurkan memilih metode
kontrasepsi lain.

a. Teknik Pantang Berkala

Senggama dihindari pada masa subur yaitu dekat pertengahan atau terdapat tanda

kesuburan

Manfaat:

Kontrasepsi

 Menghindari kehamilan

 Tidak ada resiko kesehatan

 Murah dan tanpa biaya

 Tidak ada efek samping

Non Kontrasepsi

 Keterlibatan PR&LK

 Tambah ilmu

 Hub.komunikasi

Keterbatasan:

32
 Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 Kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama

pemakaian)

 Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti instruksi

 Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang paling

efektif secara benar

 Dibutuhkan pelatih/ guru KBA (bukan tenaga medis) yang mampu membantu mengenali

masa suburnya

 Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan

 Perlu pencatatan setiap hari

 Infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai

 Tidak dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS

b. Metode Kalender

Metode kalender atau dikenal sebagai metode Knaus-Ogino bergantung pada perhitungan

hari untuk mengkira-kira kapan jauhnya fase subur

Manfaat

Metodekalender atau pantangberkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi

maupun konsepsi.

 ManfaatkontrasepsiSebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.

 ManfaatkonsepsiDapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan

melakukan hubunganseksual saat masasubur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan

bisa hamil.

33
Keuntungan

Metodekalender atau pantangberkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

 Metodekalender atau pantangberkala lebih sederhana.

 Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

 Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

 Kontrasepsi dengan menggunakan metodekalender dapat menghindari resiko kesehatan

yang berhubungan dengan kontrasepsi.

 Tidak memerlukan biaya.

 Tidak memerlukan tempat pelayanankontrasepsi.

Keterbatasan

Sebagai metodesederhana dan alami, metodekalender atau pantangberkala ini juga

memiliki keterbatasan, antara lain:

 Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

 Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubunganseksual setiap saat.

 Pasangan suami istri harus tahu masasubur dan masatidaksubur.

 Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

 Siklusmenstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

 Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Efektifitas:

Metodekalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum

menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masasubur. Padahal,

masasubur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam

kali siklusmenstruasi.

Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode

kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney,

34
metodekalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal.

Angka kegagalan penggunaan metodekalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

Faktor Penyebab MetodeKalender Tidak EfektifHal yang dapat menyebabkan

metodekalender menjadi tidak efektif adalah:

 Penentuan masatidaksubur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam

saluranreproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).

 Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan

sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masatidaksubur sebelum dan setelah

ovulasi menjadi tidak tepat.

 Penentuan masatidaksubur tidak didasarkan pada siklusmenstruasi sendiri.

 Kurangnya pemahaman tentang hubungan masasubur/ovulasi dengan

perubahanjenismukus/lendirserviks yang menyertainya.

 Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahanmenstruasi.

Hal ini menyebabkan penentuan masatidaksubur menjadi tidak tepat.

Penerapan

Hal yang perlu diperhatikan pada siklusmenstruasiwanita sehat ada tiga tahapan:

 Pre ovulatory infertility phase (masatidaksubur sebelum ovulasi).

 Fertility phase (masasubur).

 Post ovulatory infertility phase (masatidaksubur setelah ovulasi).

 Perhitungan masasubur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari.

Pemantauan jumlah hari pada setiap siklusmenstruasi dilakukan minimal enam kali siklus

berturut-turut. Kemudian hitung periode masasubur dengan melihat data yang telah

dicatat.

 Bila haid teratur (28 hari)

35
 Hari pertama dalam siklushaid dihitung sebagai hari ke-1 dan masasubur adalah hari ke-

12 hingga hari ke- 16 dalam siklushaid.

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung

sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada

tanggal 24 Maret. Jadi masasubur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret.

Sehingga pada masa ini merupakan masapantang untuk melakukan senggama. Apabila

ingin melakukan hubunganseksual harus menggunakan kontrasepsi.

 Bila haid tidak teratur

 Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklushaid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari

pertama masasubur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklushaid dikurangi 11. Hitungan

ini menentukan hari terakhir masasubur.

 Rumus : Hari pertama masasubur = Jumlah hari terpendek – 18

Hari terakhir masasubur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang

30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 – 18 = 7

Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami

istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus

menggunakan kontrasepsi

c. Metode Suhu Basal

Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau

dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah

bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.

Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masasubur/ovulasi.

Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat

36
digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu

yang sama selama 5 menit Suhu normaltubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu

ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan

kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masasubur/ovulasi.

Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun

kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuhnormal sebelum menstruasi. Hal

ini terjadi karena produksi progesteron menurun.

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan

tidak terjadi masasubur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi

dikarenakan tidak adanya korpusluteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika

terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masasubur/ovulasi kemungkinan

terjadi kehamilan. Karena, bila seltelur/ovum berhasil dibuahi, maka korpusluteum akan terus

memproduksi hormonprogesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi

Manfaat

Metodesuhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.

 ManfaatkonsepsiMetodesuhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan

kehamilan.

 ManfaatkontrasepsiMetodesuhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan

menghindari atau mencegah kehamilan.

Efektifitas

37
Metodesuhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu

tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila

terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metodesuhutubuh basal sekitar 80 persen atau 20-

30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan

per 100 wanita per tahun. Metodesuhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila

dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun

metodekalender atau pantangberkala (calender method or periodic abstinence).

Faktor yang Mempengaruhi Keandalan MetodeSuhu Basal Tubuh

Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metodesuhu basal tubuh antara lain:

 Penyakit.

 Gangguantidur.

 Merokok dan atau minum alkohol.

 Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.

 Stres.

 Penggunaan selimut elektri

Keuntungan

Keuntungan dari penggunaan metodesuhu basal tubuh antara lain:

 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang

masasubur/ovulasi.

 Membantu wanita yang mengalami siklushaid tidak teratur mendeteksi

masasubur/ovulasi.

 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.

 Membantu menunjukkan perubahantubuh lain pada saat mengalami masasubur/ovulasi

seperti perubahanlendirserviks.

 Metodesuhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri

Keterbatasan

Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:

 Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.


38
 Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.

 Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguantidur, merokok, alkohol,

stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.

 Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.

 Tidak mendeteksi awal masasubur.

 Membutuhkan masapantang yang lam

Petunjuk Bagi Pengguna MetodeSuhu Basal Tubuh

Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:

 Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat

tidur).

 Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.

 Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklushaid untuk

menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa

kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.

 Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.

 Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu

10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.Periode tak

subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas

garis pelindung/suhu basal.Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid

hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode

masataksubur).Masapantang untuk senggama pada metodesuhu basal tubuh labih panjang

dari metode ovulasibillings.Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat

diamati.

Catatan:

 Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama

perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari


39
kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung

sebelum memulai senggama.

 Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu

tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklushaid dan kemudian kembali mencatat

grafik suhu basal siklus berikutnya

d. Metode Lendir Servik

Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn

Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian menyebar ke seluruh

dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat

agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern.

Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana

alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati

lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.

Esensi Metode Mukosa Serviks

Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks

dan mengandung tiga komponen penting yaitu:

1. Molekul lendir.

2. Air.

3. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).

Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-

sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir

pada masa subur/ovulasi.

Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada

saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri

atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24

jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga

kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.

40
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:

1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.

2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.

Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola

kesuburan dan pola ketidaksuburan.

Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah

pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol

kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan

informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

Manfaat

Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang

senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang

menginginkan kehamilan.

Efektifitas

Keberhasilan metode ovulasi billingsini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang

benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama

dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar

3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk

metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan

dalam mencegah kehamilan 99 persen.

Kelebihan

Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:

41
1. Mudah digunakan.

2. Tidak memerlukan biaya.

3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang

mengamati tanda-tanda kesuburan.

Keterbatasan

Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan.

Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode

kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).

2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.

3. Wanita yang memiliki infeksisaluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda

kesuburan.

4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks

Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:

1. Menyusui.

2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.

3. Penggunaan produk kesehatanwanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.

4. Perimenopause.

5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.

6. Spermisida.

7. Infeksipenyakit menular seksual.

8. Terkena vaginitis.

Instruksi Kepada Pengguna/Klien

Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:

1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina.

Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.

2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan

perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.


42
3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.

4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus.

Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola

dasar tidak subur.

5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman

pada dua hari setelah menstruasi.

6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama).

Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.

7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan

hari puncak dalam periode subur (fase paling subur).

8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk

menghindari terjadinya pembuahan.

9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur

sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan

Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid). Pakai huruf K atau hijau untuk

menandakan perasaan kering. Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk

memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur. Pakai huruf L atau warna

kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.

e. Metode Simtomternal

Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang

mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasiwanita. Metode simptothermal

mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang

menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan yaitu perubahansuhu basal

tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan perhitungan masa subur melalui metode kalender.

Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan hari aman pada wanita daripada

menggunakan salah satu metode saja. Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka

tanda-tanda dari satu dengan yang lainnya akan saling melengkapi.

43
Manfaat

Metode simptothermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi.

ManfaatKontrasepsiMetode simptothermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari

kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa

subur). ManfaatKonsepsiMetode simptothermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan

kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.

Efektifitas

Angka kegagalan dari penggunaan metode simptothermal adalah 10-20 wanita akan hamil dari

100 pasangan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan kesalahan dalam belajar, saran atau tidak ada

kerjasama pasangan. Namun, studi lain juga menyatakan angka kegagalan dari metode

simptothermal mempunyai angka kegagalan hanya 3 persen apabila di bawah pengawasan yang

ketat.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Menjadi Efektif

Metode simptothermal akan menjadi efektif apabila:

1. Pencatatan dilakukan secara konsisten dan akurat.

2. Tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, karena dapat mengubah siklus menstruasi dan

pola kesuburan.

3. Penggunaan metode barier dianjurkan untuk mencegah kehamilan.

Kerja sama dengan pasangan adalah perlu, karena ia harus bersedia untuk membantu

untuk menghindari kehamilan baik dengan tidak melakukan hubungan seksual atau menggunakan

beberapa metode penghalang selama hari-hari paling subur.

Hal yang Mempengaruhi Metode Simptothermal Tidak Efektif

Metode simptothermal dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain:

1. Wanita yang mempunyai bayi, sehingga harus bangun pada malam hari.

2. Wanita yang mempunyai penyakit.

3. Pasca perjalanan.

4. Konsumsi alkohol.

Hal-hal tersebut di atas dapat mempengaruhi pembacaan suhu basal tubuh menjadi kurang akurat.

Pola Grafik Kesuburan pada Metode Simptothermal


44
Pola grafik kesuburan tidak sesuai digunakan wanita pada kasus sebagai berikut:

1. Wanita yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu.

2. Tidak ada komitmen antara pasangan suami istri untuk menggunakan metode

simptothermal.

3. Wanita yang tidak dapat mengamati hari suburnya karena sifat wanita itu sendiri atau

alasan lain.

4. Wanita yang ragu apakah dia mampu tidak melakukan hubungan seksual tanpa alat

kontrasepsibarier minimal 10 hari setiap bulan atau menerapkan metode kontrasepsi lain

di hari tidak amannya.

5. Wanita yang mempunyai resiko kesehatan/medis tertentu yang membahayakan jika dia

hamil.

6. Wanita yang mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi suhu basal

tubuh, keteraturan menstruasi maupun produksi lendir serviks.

Keuntungan

Metode simptothermal mempunyai keuntungan antara lain:

1. Tidak ada efek fisik seperti obat-obatan, alat, bahan kimia atau operasi yang dibutuhkan.

2. Aman.

3. Ekonomis.

4. Meningkatkan hubungan kerjasama antar pasangan.

5. Dapat langsung dihentikan apabila pasangan menginginkan kehamilan.

6. Tidak memerlukan tindak lanjut atau alat kontrasepsi lain setelah belajar metode

simptothermal dengan benar.

Keterbatasan

Metode simptothermal mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Tidak cocok digunakan oleh wanita yang mempunyai bayi, berpenyakit, pasca perjalanan

maupun konsumsi alkohol.

2. Metode simptothermal kurang efektif karena pengguna harus mengamati dan mencatat

suhu basal tubuh maupun perubahanlendir serviks.

3. Metode simptothermal memerlukan kerjasama antara pasangan suami istri.


45
4. Pengguna harus mendapatkan pelatihan atau instruksi yang benar.

Petunjuk bagi Pengguna Metode Simptothermal

Pengguna/klienmetode simptothermal harus mendapat instruksi atau petunjuk tentang metode

lendir serviks, metode suhu basal tubuh maupun metode kalender. Hal ini bertujuan agar

pengguna dapat menentukan masa subur dengan mengamati perubahansuhu basal tubuh maupun

lendir serviks.

1. Klien dapat melakukan hubungan seksual hingga dua hari berikutnya setelah haid berhenti

(periode tidak subur sebelum ovulasi).

2. Ovulasi terjadi setelah periode tidak subur awal yang ditandai dengan mulai keluarnya

lendir dan rasa basah pada vagina sama dengan metode lendir serviks. Lakukan pantang

senggama karena ini menandakan periode subur sedang berlangsung.

3. Pantang senggama dilakukan mulai ada kenaikan suhu basal 3 hari berurutan dan hari

puncak lendir subur.

4. Apabila dua gejala ini tidak menentukan periode tidak subur awal, periode subur, periode

tak subur akhir maka ikuti perhitungan periode subur yang terpanjang dimana masa

pantangsenggama harus dilakukan.

Contoh Pengamatan dan Pencatatan Grafik Simptothermal

Di bawah ini merupakan contoh pengamatan dan pencatatan pada grafik simptothermal.

Grafik metode simptothermal


46
Interpretasi Grafik

Buat pengamatan Anda dalam urutan yang sama:

1. Tanyakan (nama, umur, grafik ke …, jumlah hari siklus terpanjang dan terpendek).

2. Apakah grafik suhu bifase terakhir?

3. Apakah grafik ini dari seorang wanita dalam keadaan khusus?

4. Menafsirkan grafik suhu (panjang siklus, pergantian hari, penerapan aturan “Three over

Six”, mengenali hari pertama masa tidak subur setelah ovulasi).

5. Menafsirkan pola lendir serviks (mengenali perubahanlendir serviks pertama kali,

menafsirkan pola lendir serviks berdasarkan petunjuk, mengenali lendir pada hari puncak

subur, mengenali masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi, periksa lendir dengan

suhu).

6. Menafsirkan perubahan pada serviks (pilihan), antara lain: perubahanserviks rendah,

kaku, tertutup, serviks saat tidak subur dan perubahanserviks tinggi, lunak, terbuka,

serviks saat subur.

7. Menerapkan perhitungan siklus sedikitnya 6 kali siklus (siklus terpendek dikurangi 20

untuk mengenali hari subur terakhir).

8. Amati perubahan yang terjadi.

9. Periksa bila terjadi hal yang mempengaruhi grafik seperti: gangguan, faktorstres, penyakit

ataupun obat.

10. Terapkan petunjuk metode simptothermal ini dengan tepat (untuk merencanakan

kehamilan atau mencegah kehamilan).

2.Dengan Alat

a. Mekanisme/Barier

1) Kondom

Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular

seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain

itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS.

PengertianKondom
47
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks

(karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat

berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya

berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu

0,02 mm.

JenisKondom

Ada beberapa jeniskondom, diantaranya:

1. Kondom biasa.

2. Kondom berkontur (bergerigi).

3. Kondom beraroma.

4. Kondom tidak beraroma.

Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondomwanita sudah ada namun belum

populer.

Cara Kerja Kondom

Alat kontrasepsikondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:

1. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksiwanita.

2. Sebagai alat kontrasepsi.

3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS.

Efektifitas Kondom

Pemakaian kontrasepsikondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali berhubungan

seksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan

kontrasepsikondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

ManfaatKondom

Indikasi atau manfaatkontrasepsikondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan non

kontrasepsi.

Manfaatkondom secara kontrasepsi antara lain:

1. Efektif bila pemakaian benar.

2. Tidak mengganggu produksi ASI.

3. Tidak mengganggu kesehatanklien.


48
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

5. Murah dan tersedia di berbagai tempat.

6. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

7. Metode kontrasepsi sementara

Manfaatkondom secara non kontrasepsi antara lain:

1. Peran serta suami untuk ber-KB.

2. Mencegah penularan PMS.

3. Mencegah ejakulasi dini.

4. Mengurangi insidensi kankerserviks.

5. Adanya interaksi sesama pasangan.

6. Mencegah imuno infertilitas.

Keterbatasan Kondom

Alat kontrasepsimetode barierkondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.

2. Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.

3. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.

4. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.

5. Perasaan malu membeli di tempat umum.

6. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.

Penilaian Klien

Klien atau akseptorkontrasepsikondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan

khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu

dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:

Kondom
Baik digunakan Tidak baik digunakan
Ingin berpartisipasi dalam programKB Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi
apabila terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan kontrasepsi Alergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementara Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahan Tidak mau terganggu dalam persiapan untuk
melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi Tidak peduli dengan berbagai persyaratan
saat berhubungan kontrasepsi
49
Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS

Kunjungan Ulang

Saat klien datang pada kunjungan ulang harus ditanyakan ada masalah dalam penggunaan

kondom dan kepuasan dalam menggunakannya. Apabila masalah timbul karena kekurangtahuan

dalam penggunaan, maka sebaiknya informasikan kembali kepada klien dan pasangannya.

Apabila masalah yang timbul dikarenakan ketidaknyamanan dalam pemakaian, maka berikan dan

anjurkan untuk memilih metode kontrasepsi lainnya.

Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsikondom.

Efek Samping Atau Masalah Penanganan


Kondom rusak atau bocor sebelum Buang dan pakai kondom yang baru atau
pemakaian gunakan spermisida
Kondom bocor saat berhubungan Pertimbangkan pemberian Morning After Pil
Adanya reaksi alergi Berikan kondomjenis alami atau ganti
metode kontrasepsi lain
Mengurangi kenikmatan berhubungan Gunakan kondom yang lebih tipis atau ganti
seksual metode kontrasepsi lain

2) Barier Intra Vaginal

a. Diafragma

Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia. Kontrasepsi ini

adalah kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena

terjadi skin to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan

pada G Spot dalam. Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan

dengan alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan

harganya relatif lebih mahal. Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai berikut :
50
Cervical cap merupakan kontrasepsi wanita, terbuat dari bahan latex, yang dimasukkan ke

dalam liang kemaluan dan menutupi leher rahim (serviks). Efek sedotan menyebabkan cap tetap

nempel di leher rahim. Cervical cap berfungsi sebagai barier (penghalang) agar sperma tidak

masuk ke dalam rahim sehingga tidak terjadi kehamilan. Setelah berhubungan (ML) cap tidak

boleh dibuka minimal selama 8 jam. Agar efektif, cap biasanya di campur pemakaiannya dengan

jeli spermisidal (pembunuh sperma). Efektifitasnya berkisar 70-90%.

Efektifitas tegantung pada pas atau tidaknya ukuran cap. Untuk itu diperlukan fitting

(ngepas) cap. Cap bisa dipasang selama 48 jam. Dipasang saat akan ML. Tidak dianjurkan

pemakaiannya saat haid.Saat pemasangan cap diisi 1/3 bagian dengan spermisidal. Jangan terlalu

berlebihan, karena akan menyebabkan cap terlepas dari serviks. Hati2 jika melakukan o**l seks,

bersihkan sisa spermisida di sekitar vagina, karena rasanya sangat tidak enak.

Cari posisi yang nyaman saat memasukkan cap ke dalam vagina. Berdiri dengan satu kaki

diatas kursi, berdiri mengangkang atau berbaring dengan lutut ditekukkan. Satu tangan

membeberkan bibir vagina, sementara tangan yang satunya memasukkan cap. Gunakan jari untuk

mendorong cap sampai ke leher rahim. Cek sekeliling cap apakah sudah masuk dengan benar ke

erviks. Test efek sedotan dengan mendorong dan menarik cap.

51
Setelah ML, tunggu sampai 8 jam sebelum membuka cap. Pergunakan jari untuk

melepaskan efek mengisap daro cap. Jika cap sulit dijangkau, coba posisi jongkok dan meneran.

Jika cap lepas saat ML, maka pergunakan kontrasepsi darurat (kondar).Efek samping

Sebagian kecil wanita akan mengalami reaksi alergi akan bahan latex atau spermisidalnya.  

Keuntungan

 Bisa dipakai jauh sebelum ML.

 Mudah dibawa dan nyaman.

 Tidak mempengaruhi siklus haid.

 Tidak mempengaruhi kesuburan.

Kerugian

 Tidak melindungi dari HIV/AIDS.

 Butuh fitting sebelumnya.

 Ada wanita yang gak bisa muat (fitted).

 Kadang pemakaian dan membukanya agak sulit.

 Bisa copot saal ML.

 Kemungkinan reaksi alergi

Diafrgama dipasang di vagina 6 jam sebelum berhubung seks. Jika hubungan seks

berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, maka tambahkan spermisida ke dalam vagina.

Diafragma dicabut lebih kurang 6 jam setelah hubungan seks. ila anda belum tahu bagaimana

memakainya, berikut kami sajikan caranya.

Pertama, kosongkan kandung kemih anda dan cucilah tangan hingga bersih.

Kedua, pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi diafragma dengan air, atau

melihat menembus cahaya).

Ketiga, oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafrgama (untuk memudahkan

pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan dengan pinggirannya).

Keempat, posisi saat pemasangan diafragma, satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet,

sambil berbaring atau sambil jongkok.

52
Keenam, lebarkan kedua bibir vagina

Ketujuh, masukkan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran

ke atas di balik tulang pubis.

Kedelapan, masukkan jari ke dalam vagina sampai menyentuh servisk, sarungkan karetnya dan

pastikan serviks terlindungi.

Kesembilan, jangan tinggalkan diafragma di dalam vagina lebih dari 24 jam.

Kesepuluh, mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah.

Kesebelas, cuci dengan sabun dan air. Keringkan sebelum disimpan kembali di tempatnya

sehingga bisa digunakan lagi.

b.Kimiawi

Pengertian

Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang

digunakan untuk membunuh sperma.

Jenis

Jenisspermisida terbagi menjadi:

1. Aerosol (busa).

2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.

3. Krim.

Cara Kerja

Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:

1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.

2. Memperlambat motilitassperma.

3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Pilihan

1. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).

2. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode

kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.

53
3. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya

dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan

seksual.

4. Jenisspermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.

Manfaat

Alat kontrasepsispermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

Manfaatkontrasepsi

1. Efektif seketika (busa dan krim).

2. Tidak mengganggu produksi ASI.

3. Sebagai pendukung metode lain.

4. Tidak mengganggu kesehatanklien.

5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

6. Mudah digunakan.

7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.

8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.

Manfaat non kontrasepsi Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk

HBV dan HIV/AIDS.

Keterbatasan

1. Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka

kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu

menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan

hamil setiap tahun).

2. Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).

3. Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.

4. Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan

seksual.

5. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum

melakukan hubungan seksual.

54
6. Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.

7. Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.

Penilaian Klien

Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna

alat kontrasepsispermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Spermisida
Sesuai untuk klien yang: Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan Mempunyai resiko tinggi apabila hamil
kontrasepsi hormonal (seperti perokok, (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
wanita di atas 35 tahun)
Lebih suka memasang sendiri alat Terinfeksi saluran uretra
kontrasepsinya
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi Memerlukan metode kontrasepsi efektif
pendukung
Tidak ingin hamil dan terlindung dari Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk
penyakit menular seksual, tetapi pemakaian kontrasepsi dan siap pakai
pasangannya tidak mau menggunakan sewaktu akan melakukan hubungan seksual
kondom
Memerlukan metode sederhana sambil Tidak stabil secara psikis atau tidak suka
menunggu metode lain menyentuh alat reproduksinya (vulva dan
vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat sindrom syok karena
keracunan

Penanganan Efek Samping

Pemakaian alat kontrasepsispermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah

ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian

spermisida.

Efek Samping Atau Masalah Penanganan


Iritasivagina atau iritasipenis dan tidak Periksa adanya vaginitis dan penyakit
nyaman menular seksual. Bila penyebabnya
spermisida, sarankan memakai spermisida
dengan bahan kimia lain atau bantu memilih
metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan
bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak
ada perubahan, sarankan menggunakan
spermisidajenis lain atau bantu memilih
metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida lain dengan komposisi
bahan kimia berbeda atau bantu memilih
metode kontrasepsi lain.

55
B. Metode Modern

1.Kontrasepsi Hormonal

a. Oral Kontrasepsi

1) Pil Kombinasi

Kontrasepsi pil kombinasi adalah pil yang mengandung sintetik estrogen dan preparat

progesteron yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan

sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa

serviks (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada

yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen

dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat

epilepsy).

Selain untuk kontrasepsi, pil kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea

(nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Pil kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita

menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Estrogen yang terdapat di dalam pil

kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui, dapat mengurangi jumlah air susu dan kandungan

zat lemak serta protein dalam ASI. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet

yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.

Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan

sebelum memulai pil kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai.

Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin ketika ingat, dan pack

tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka bungkus pil

harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom, untuk

mencegah kehamilan.

Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan,

maka pil KB bisa langsung digunakan dengan syarat Ibu tidak sedang menyusui. Jika menstruasi

terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB

mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu,

harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.


56
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan

antibiotik) dapat menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang (fenitoin

dan fenobarbital) dapat meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.

Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill adalah pil KB yang mengandung

hormonestrogen dan progesteron.

Gambar. Pil kombinasi kemasan 28 pil

Pil KB kombinasi mengandung hormonaktif dan hormon tidak aktif, termasuk:

1. Conventional Pack.

2. Continuous Dosing Or Extended Cycle.

Conventional Pack

Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormonaktif dan 7 pil dengan hormon tidak

aktif atau 24 pil aktif dan empat pil tidak aktif. Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika

minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang tidak aktif.

Continuous Dosing or Extended Cycle

Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormonaktif dan 7 pil dengan hormon tidak

aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7

dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan

hormonaktif yang dapat mencegah haid.

57
Jenis

Jenispil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:

1. Monofasik.

2. Bifasik.

3. Trifasik.

Monofasik

Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormonaktifestrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormonaktif.

Bifasik

Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormonaktifestrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormonaktif.

Trifasik

Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormonaktifestrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa

hormonaktif.

Cara Kerja

Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pillmempunyai cara kerja sebagai berikut:

1. Mencegah implantasi.

2. Menghambat ovulasi.

3. Mengentalkan lendir serviks.

4. Memperlambat transportasi ovum.

5. Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

Efektifitas

Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini

berarti, kurang dari 1 orang dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap

tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin

hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.

58
Manfaat

Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:

1. Resiko terhadap kesehatan kecil.

2. Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Siklus haid teratur.

5. Dapat mengurangi kejadian anemia.

6. Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).

7. Dapat digunakan dalam jangka panjang.

8. Mudah dihentikan setiap waktu.

9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

10. Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.

11. Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker

endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara,

dismenorea dan jerawat.

Keterbatasan

Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B maupun HIV/AIDS.

2. Pengguna harus minum pil setiap hari.

3. Tidak boleh digunakan pada wanitamenyusui.

4. Mahal.

5. Repot.

Efek Samping

Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:

1. Peningkatan risiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker

leher rahim.

2. Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.

59
3. Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahansuasana hati dan

penurunan libido.

4. Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).

5. Kembung.

6. Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).

7. Pusing.

8. Amenorea.

9. Nyeripayudara.

10. Kenaikan berat badan.

Kriteria Yang Dapat Menggunakan Pil Kombinasi

Pada prinsipnya hampir semua wanita yang ingin menggunakan pil kombinasi diperbolehkan,

seperti:

1. Wanita dalam usia reproduksi.

2. Wanita yang telah atau belum memiki anak.

3. Wanita yang gemuk atau kurus.

4. Wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui.

5. Wanita yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi.

6. Wanita pasca keguguran/abortus.

7. Wanita dengan perdarahanhaid berlebihan sehingga menyebabkan anemia.

8. Wanita dengan siklus haid tidak teratur.

9. Wanita dengan nyeri haid hebat, riwayat kehamilan ektopik, kelainanpayudara jinak.

10. Wanita dengan diabetus melitus tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan

saraf.

11. Wanita dengan penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis atau tumor jinak

ovarium.

12. Wanita yang menderita tuberkulosis pasif.

13. Wanita dengan varises vena.

60
Kriteria Yang Tidak Dapat Menggunakan Pil Kombinasi

Kriteria yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi terbagi dalam:

1. Kontra indikasi absolut.

2. Kontra indikasi relatif.

Kontra Indikasi Absolut

Yang termasuk dalam kontra indikasi absolut antara lain: tromboplebitis atau tromboemboli,

riwayat tromboplebitis atau tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakitjantung

koroner, diketahui atau diduga karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma

endometrium, diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal

genetalia yang tidak diketahui penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak

hepar, diketahui atau diduga hamil, gangguan fungsi hati, tumor hati yang ada sebelum

pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.

Kontra Indikasi Relatif

Yang termasuk dalam kontra indikasi relatif antara lain: sakitkepala (migrain), disfungsi jantung

atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varises, umur lebih 35

tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis selama

kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang

terkena penyakit reumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun,

kolitis ulseratif.

Selain itu, kriteria lain yang tidak dapat menggunakan pil kombinasi adalah:

1. Wanita yang tidak dapat disiplin minum pil setiap hari.

2. Wanita yang dicurigai hamil atau hamil.

3. Wanita yang menyusui secara eksklusif.

Waktu Mulai Menggunakan Pil Kombinasi

Pil kombinasi mulai digunakan pada:

1. Hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.

2. Sewaktu mendapat haid.


61
3. Setelah melahirkan (pasca keguguran, setelah 3 bulan tidak menyusui, setelah 6

bulanpemberian ASI).

4. Saat ingin berhenti kontrasepsi hormonaljenis suntikan dan ingin ganti pil kombinasi.

Hal Khusus yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Pil Kombinasi

Di bawah ini merupakan hal atau keadaan yang memerlukan perhatian.

Keadaan Saran
Tekanan darah tinggi Sistolik lebih dari 160 mmHg, Pil tidak boleh digunakan
diastolik lebih dari 90 mmHg.
Anemia bulan sabit Pil tidak boleh digunakan
Kencing manis Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan
Migrain Tanpa gejala neurologik lokal Pil dapat diberikan
yang berhubungan dengan
nyerikepala
Konsumsi fenitoin, Pil etinilestradiol dengan
barbiturat, rifampisin dosis 50 mikrogram
Tanda Masalah yang Mungkin Terjadi
Sakit kepala hebat Stroke, hipertensi, migrain
Kehilangan penglihatan atau kabur Stroke, hipertensi, atau masalah
vaskular
Nyeri dada hebat, batuk, nafas Serangan jantung atau bekuan darah
pendek dalam paru
Nyeriabdomen hebat Penyakit kandung empedu, bekuan
darah, pankreatitis
Tidak terjadi perdarahan/spotting Kemungkinan hamil
setelah selesai minum pil
Nyeri tungkai hebat (betis atau paha) Sumbatan pembuluh darah tungkai

Efek Samping dan Penanganan

Di bawah ini merupakan penanganan dari efek samping dari penggunaan pil kombinasi.

Efek Samping Penanganan


Amenore (tidak ada  Lakukan tes kehamilan atau periksa dalam, bila tidak hamil dan cara
perdarahan atau spotting minum sudah benar (tidak masalah).
 Tidak haid kemungkinan kurang adekuatnya efek estrogen terhadap
endometrium (tidak perlu pengobatan).
 Berikan pil estrogen dosis 50 mikrogram atau dosis estrogen tetap,
dosis progestin dikurangi.
 Hentikan penggunaan pil dan yakinkan pasien tidak ada efek
samping pada janin, bila kemungkinan hamil.
Perdarahan pervaginam  Lakukan tes kehamilan atau pemeriksaanginekologik.
atau spotting  Sarankan minum pil yang sama.
 Berikan penjelasan bahwa perdarahan biasa terjadi pada penggunaan
3 bulan pertama dan akan berhenti.
 Bila perdarahan/spotting masih terjadi, berikan pil estrogen dosis
tinggi (50 mikrogram) sampai perdarahan teratasi, kemudian
kembali ke dosis awal.
 Bila perdarahan berlanjut, lanjutkan pil estrogen dosis tinggi (50

62
mikrogram) atau sarankan dengan metode kontrasepsi lain.

Cara Minum Pil Kombinasi

Pil kombinasi terbagi dalam berbagai merk, dan biasanya di dalammya terdapat brosur tentang

cara pemakaiannya. Sebelum menggunakan pil kombinasi, baca dengan seksama dan pahami

bagaimana minum pil dalam keadaan khusus.

Catatan:

Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan untuk mengikuti anak panah

(sesuai hari) yang menunjuk deretan pil berikutnya.

Petunjuk Umum

Berikut ini adalah panduan penggunaan pil kombinasi secara umum:

1. Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.

2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.

3. Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.

4. Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada

pada kemasan.

5. Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.

6. Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan

yang baru.

7. Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.

8. Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat

terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.

9. Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih

sama dengan aturan minum pil lupa.

10. Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

63
Aturan Pil Lupa

Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada hari yang sama

(tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2 pil (hari 1-21),

sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya menggunakan

metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil habis).

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui

Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post partum dan

sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan metode barier.

Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui

Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan aturan pil

lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien tentang

berbagai metode kontrasepsi

2) Kontrasepsi Pil Progestin

Kontrasepsi

Kontrasepsi Pil Progestin

Kontrasepsi pil progestin bekerja mencegah

kehamilan dengan cara mempertebal lendir

mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan

silia saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan

lapisan endometrium. Mini pil ini hanya

mengandung progestin saja tanpa estrogen.

Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di

waktu yang sama setiap harinya.

Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang

menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa

64
menggunakan pil kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada

wanita yang sedang menyusui.

a. Efektivitas

Kehamilan terjadi pada 0,5–5/100 wanita

b. Keuntungan

Mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian menoragia dan

anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker

endometrium, tidak memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah

di vena tungkai)

c. Kerugian

Harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif dibandingkan pil

kombinasi, membutuhkan resep dokter

d. Efek samping

Penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, bercak, angka kejadian terjadinya

perdarahan tidak teratur tinggi

e. Cara pemakaian

Pil harus diminum setiap hari, termasuk di waktu haid. Sebaiknya pil diminum pada

waktu yang sama

f. Pengembalian kesuburan

Cepat ketika pil dihentikan

Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormonprogesteron dalam dosis rendah.

Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05

mg per tablet.

JenisMini Pil

Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu:

1. Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil.

2. Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.

65
Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan

mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350

mikro gram noretindron.

Gambar. Mini pil kemasan 28 pil

Gambar. Mini pil kemasan 35 pil

Contoh mini pil antara lain:

1. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.

2. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.

3. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.

4. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.

5. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.

Cara Kerja

Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain

dengan cara:

1. Menghambat ovulasi.

2. Mencegah implantasi.

3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasisperma.

4. Mengubah motilitastuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.


66
Efektifitas

Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten

sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang

pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti

tuberkulosis (rifampisin).

Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:

1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.

2. Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.

3. Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.

Manfaat

Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaatkontrasepsi dan non kontrasepsi.

ManfaatKontrasepsiMini pil mempunyai manfaatkontrasepsi sebagai berikut:

1. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.

2. Tidak mempengaruhi ASI.

3. Nyaman dan mudah digunakan.

4. Hubungan seksual tidak terganggu.

5. Kesuburan cepat kembali.

6. Efek samping sedikit.

7. Dapat dihentikan setiap saat.

8. Tidak mengandung estrogen.

Manfaat Non Kontrasepsi.

Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:

1. Mengurangi jumlah darahhaid.

2. Mengurangi kejadian anemia.

3. Menurunkan pembekuan darah.

4. Mengurangi nyeri haid.

5. Mencegah kanker endometrium.

6. Melindungi dari penyakit radang panggul.


67
7. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat

menggunakan.

8. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyerikepala dan depresi.

9. Mengurangi gejalapre menstrual sindrom.

Kerugian

Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:

1. Memerlukan biaya.

2. Harus selalu tersedia.

3. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.

4. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan

mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.

5. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.

6. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.

7. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.

8. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah

mengalami kehamilan ektopik.

Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:

1. Gangguanhaid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).

2. Peningkatan/penurunan berat badan.

3. Payudara tegang.

4. Mual.

5. Pusing.

6. Perubahan mood.

7. Dermatitis atau jerawat.

8. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi

sangat jarang.

68
Indikasi

Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:

1. Wanita usia reproduksi.

2. Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.

3. Pasca persalinan dan tidak menyusui.

4. Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.

5. Pasca keguguran.

6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.

7. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.

8. Perokok segala usia.

Kontra Indikasi

Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain:

1. Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.

2. Wanita yang diduga hamil atau hamil.

3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguanhaid.

4. Riwayat kehamilan ektopik.

5. Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.

6. Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.

7. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).

8. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.

9. Wanita dengan miom uterus.

10. Riwayat stroke.

Penanganan Efek Samping

Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari

penggunaan mini pil.

69
Efek Samping Penanganan
Amenorea Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu
tindakan khusus (cukup konseling).
Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa
mini pil tidak mengganggu pertumbuhanjanin.
Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien
(jangan berikan obat-obatan hormonal).
Perdarahan tidak teratur/spotting Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu
tindakan khusus. Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila
pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.

Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil

Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak

memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:

1. Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.

2. Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini

pil.

3. Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).

Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila:

1. Diduga tidak terjadi kehamilan.

2. Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan

melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).

3. Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui

penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).

Selain itu, mini pil dapat digunakan saat:

1. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan

mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya, apabila

penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.

2. Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil

dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode

kontrasepsi tambahan lain.

70
Cara Minum Pil Progestin atau Mini Pil

Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:

1. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.

2. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.

3. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum walaupun haid

belum kembali.

4. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena

efektifitas mini pil mulai menurun.

5. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain

atau gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam

berikutnya.

6. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.

7. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau

merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.

8. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum

pil sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).

9. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke

pelayanankesehatan.

10. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai

mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan

HIV/AIDS) atau lupa minum pil.

Aturan Pil Lupa

Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:

1. Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan

metode barier selama 48 jam.

2. Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode

barier sampai akhir bulan.

71
Hal yang Perlu Disampaikan Pada Pasien

Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:

1. Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada

umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu

kesehatan.

2. Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun

nyeripayudara.

3. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan

tuberkulosis ataupun epilepsi.

4. Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan

terjadi kehamilan.

5. Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi

kehamilan ektopik.

6. Masalah penglihatan kabur, nyerikepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau

masalah vaskuler.

7. Segere ke pelayanankesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.

b.Suntikan

1) Suntikan Kombinasi

Maksud istilah kombinasi disini adalah suntikan Estrogen-Progesteron. Dengan diberikan

secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg

estradiol cypionat. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan.

a. Efektivitas

kehamilan terjadi pada 0,3/100 wanita

b. Keuntungan

mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu

menyusui, mengurangi rasa nyeri dan haid yang keluar, dapat dipakai pada hari ke 3 – 5

pasca persalinan, dan segera setelah keguguran

c. Kerugian

meningkatkan berat badan karena nafsu makan yang meningkat, lapisan dari lendir rahim
72
menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali, perdarahan tidak

menentu, suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi

dari PMS

d. Efek samping

Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme

lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan

pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus

menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun

e. Pengembalian kesuburan

Tidak selama kontrasepsi suntikan

progestin.

Kontrasepsi suntik ada tiga yaitu

kombinasi, progestin, dan testosteron. Untuk

suntikan kombinasi mengandung 25 mg depo

medroksiprogesteron asetat dan 5mg estradiol

sipionat (cyclofem), atau 50 mg noretindron

enantat dan 5 mg estradiol valerat. Cara kerja KB

suntik hampir sama dengan KB pil kombinasi, hanya saja KB suntik diberikan sebulan sekali

dengan dosis yang lebih tinggi dari pil sehingga cenderung merusak keteraturan hormon.

Keuntungan, keterbatasan serta kontraindikasi KB suntik kombinasi juga sama dengan pil

kombinasi, bedanya KB suntik memerlukan pelayanan kesehatan. Suntikan pertama dilakukan

saat haid, 42 hari pasca persalinan, atau sewaktu-waktu dengan menggunakan kontrasepsi lain

selama tujuh hari.

Kandungan KB suntik progestin ada dua macam yaitu depo medroksiprogesteron asetat

(depoprovera) yang diberikan tiap tiga bulan dan depo noretisteron enantat (depo noristerat)

yang disuntikkan tiap dua bulan. Cara kerja, keuntungan, kerugian, sera kontraindikasinya sama

dengan pil progestin, hanya saja kembalinya kesuburan lebih lama karena obat diberikan dalam

dosis tinggi dengan jeda waktu yang lama, sehingga system kerja hormon tidak berjalan

sebagaimana mestinya.
73
Baru-baru ini ditemukan jenis kontrasepsi hormonal yang menggunakan testosterone.

Kontrasepsi ini diperuntukkan laki-laki dengan waktu injeksi setiap bulan. Keuntungan

kontrasepsi ini adalah efektivitas 100% dan kesuburan bisa segera kembali setelah pemakaian

dihentikan.

2) Kontrasepsi Suntikan progestin

Kontrasepsi

Kontrasepsi Suntikan Progestin

Kontrasepsi suntikan progestin mencegah

kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti

progestin pil namun kontrasepsi ini

menggunakan  suntikan intramuskular (dalam

otot <bokong atau lengan atas>). Yang

digunakan adalah long-acting progestin, yaitu

Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama

dagang depomedroksi progesterone acetat

(DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.

a. Efektivitas

kehamilan terjadi pada 0,3/100 wanita

b. Keuntungan

mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu

menyusui, mengurangi rasa nyeri dan haid yang keluar, dapat dipakai pada hari ke 3 – 5

pasca persalinan, dan segera setelah keguguran

c. Kerugian

meningkatkan berat badan karena nafsu makan yang meningkat, lapisan dari lendir rahim

menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali, perdarahan tidak

menentu, suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi

dari PMS

d. Efek samping
74
Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme

lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan

pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan,

siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun

e. Pengembalian kesuburan

5-7 bulan setelah penghentian suntikan

c. Implant

Jenis-jenis :

• Norplant → 6 btang silastik lembut berongga, panjang 3,4 cm, diameter 2,4 mm, dengan

isi 36 mg levonorgestrel, lama kerja 5 tahun

• Implanon → 1 batang putih lentur, panjang 40 mm, diameter 2 mm, isi 68 mg 3-kento-

desogestrel, lama kerja 3 tahun

• Jadena dan Indoplan → 2 batang, isi 75 mg levonorgestrel, lama kerja 3 tahun

Cara kerja :

• Lendir serviks jadi kental

• Mengganggu motilitas tuba sehingga transport sperma maupun terganggu

• Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

• Menekan ovulasi ( mengganggu keseimbangan hormon esterogen, progesteron, dan

gonotropin )

Keuntungan :

• Efektifitas tinggi

• Kontrasepsi jangka panjang

• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

• Bebas dari pengaruh esterogen

• Tidak mengganggu ASI

• Mahal

• Perdarahan

• Mengurangi nyeri haid

• Mengurangi jumlah darah haid


75
• Melindungi tjdnya kanker endometrium

• Melindungi diri dari PID

Efek samping :

• Nyeri kepala

• Peningkatan atau penurunan berat badan

• Nyeri payudara

• Mual

• Amenorea

• Spotting

• Ekspulsi

• Infeksi pada daerah insersi

Waktu pemasangan :

• Hari ke 2 atau hari ke 7 siklus haid

• Pasca keguguran

• 40 hari / 16 mggu pasca persalinan, setelah haid datang

• Bila menyusui, antara 6 mggu sampai 6 bulan

Kontraindikasi :

• Hamil

• Penyakit hati

• Penyakit kuning

• Hipertensi

• Kelainan tromboembolik

• Kanker payudara

• Perdarahan yang tidak jelas

• Kanker genital

• Miom uterus

• DM
76
Indikasi :

• Ingin kontrasepsi jangka panjang

• Wanita menyusui

• Pasca persalinan dan tidak menyusui

• Pasca keguguran

• Riwayat KET

• TD < 160/90 mmHg

2.Intra Uterine Devices

JENIS AKDR :

 Lippes loop

 Cu – T

 Cu – 7

 Multiload

Keuntungan AKDR :

 Pemasangan tidak memerlukan teknis yang sulit

 Kontrol medis yang ringan

 Penyulit tidak terlalu berat

 Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut

 Metode jangka panjang

 Dapat digunakan samapai menopause ( 1 thn atau lebih)

KERUGIAN AKDR :

 Masih terjadi kehamilan in situ

 Leokorea

 Infeksi

 Tali AKDR dapat menyebabkan perlukaan portio dan menggangu hubngan seksual

 Tidak dapat mencegah PMS / HIV AIDS

 Kejang perut selama 3-5 hari setelah pemasangan

 Perdarahan hebat

 Haid bertambah banyak dan lama


77
 Penyakit Radang Panggul

 Nyeri waktu senggama

CARA KERJA AKDR :

 Menghambat kemampuan sperma

 Mempengaruhui fertilisasi

 Mengentalkan lendir serviks

KAPAN/WAKTU PEMASANGAN AKDR

 Hari 2 atau hari 3 selama menstruasi

 Selesai menstruasi

 Tiga bulan pasca persalinan

 Bersamaan dengan Sectio Sesarea

 Setelah abortus atau kuretase

AKDR TIDAK DAPAT DIPASANG BILA :

 Infeksi genetalia : servisitis dan vaginitis

 Sedang hamil

 Penderita Diabetes

 Penderita tumor/kanker payudara

 Penderita kanker servik atau tropoblas ganas

 Perdarahan yang tidak diketahui sebab

 Varises pada tungkai dan vulva

KAPAN AKDR DICABUT :

 Bila ingin hamil

 Leokorea

 Terjadi infeksi

 Terjadi perdarahan

 Terjadi kehamilan

PEMERIKSA ULANG AKDR :

 4 sampai 6 minggu setelah pemasangan

 2 Bulan setelah pemasangan


78
 6 bulan sampai 1 tahun setelah pemasangan

KEMBALI KE KLINIK BILA :

 Tidak dapat meraba benang AKDR

 Merasakan bagian yang keras dari AKDR

 AKDR terlepas/eksspulsi

 Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan adanya infeksi

3. Sterilisasi

a. Tubektomi

Profil

 Sangat efektif dan mantap

 Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana

 Tidak ada efek samping

 Konseling dan informed consent (persetujuan tindakan) mutlak diperlukan

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)

seseorang perempuan

Mekanisme Kerja

 Minilaparotomi

 Laparoskopi

Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga

sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

Keuntungan Kontrasepsi

Keuntungan Non Kontrasepsi

 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)

 Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)

 Tidak bergantung pada faktor senggama

 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius

 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal

 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang

79
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon

ovarium)

 Berkurangnya risiko kanker ovarium

Keterbatasan

 Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan

kembali), kecuali dengan rekanalisasi

 Klien dapat menyesal di kemudian hari

 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)

 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan

 Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses

laparoskopi)

 Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

Isu-isu Klien

 Klien mempunyai hak untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur ini

 Informed consent harus diperoleh dan standard consent form harus ditanda-tangani oleh

klien sebelum prosedur dilakukan

 Usia > 26 tahun

 Paritas (jumlah anak) minimal 2 dengan umur anak terkecil > 2 thn

 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya

 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius

 Pascapersalinan dan atau pasca keguguran

 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini

Yang Tidak Boleh Menjalani Tubektomi

Kapan Dilakukan
80
 Hamil

 Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan

 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut

 Tidak boleh menjalani proses pembedahan

 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan

 Belum memberikan persetujuan tertulis

 Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil

 Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

 Pascapersalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu,

laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan

 Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap

saja)

b. Vasektomi

Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan

ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu saluran yang menyalurkan sel

benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis) yaitu tempat sel benih itu diproduksi

menuju kantung mani (vesikulaseminalis) sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum

dipancarkan keluar pada saat puncak sanggama (ejakulasi). Ektomi atau ektomia artinya

pemotongan sebagian. Jadi vasektomi artinya adalah pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm)

saluran benih sehingga terdapat jarak diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran

benih bagian sisi lainya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang

tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu/tersumbat.

81
Cara Kerja :

Saluran vas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat, sehingga

aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari

cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan

terganggu oleh vasektomi.

Efektifitas : 99% lebih

Indikasi dan Kontraindikasi :

 Indikasi :

- Menunda kehamilan

- Mengakhiri kesuburan

- Membatasi kehamilan

- Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki jumlah anak

cukup dan tidak ingin menambah anak.

 Kontraindikasi :

- Peradangan kulit atau jamur pada kemaluan.

- Peradangan pada alat kelamin pria.

- Penyakit kencing manis.

- Kelainan mekanisme pembekuan darah.

- Infeksi didaerah testis (buah zakar) dan penis

- Hernia (turun bero)

- Varikokel (varises pada pembuluh darah balik buah zakar)

- Buah zakar membesar karena tumor

- Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar)

- Buah zakar tidak turun (kriptokismus)

- Penyakit kelainan pembuluh darah

Keuntungan dan Kerugian :

a. Keuntungan :

- Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon.

- Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi. Dapat digunakan seumur hidup.
82
- Tidak menggangugu kehidupan seksual suami istri.

- Tidak mengganggu produksi ASI (untuk kontap wanita).

- Lebih aman (keluhan lebih sedikit)

- Lebih praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan)

- Lebih efektif (tingkat kegagalannya sangat kecil)

- Lebih ekonomis (hanya memerlukan biaya untuk sekali tindakan)

- Tidak ada mortalitas/kematian.

- Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.

- Tidak ada resiko kesehatan.

- Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan.

- Sifatnya permanen.

b. Kerugian :

- Memerlukan operasi bedah

- Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan punya anak lagi.

- Harus dengan tindakan pembedahan.

- Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel mani

menjadi negatif.

- Tidak dapat dilakukan dengan orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.

Efek Samping dan Komplikasi :

a. Efek Samping :

- Timbul rasa nyeri.

- Abses pada bekas luka.

- Hematoma atau membengkaknya kantung biji zakar karena pendarahan.

b. Komplikasi :

- Pendarahan
83
- Peradangan bila sterilisasi/ alat proses kurang

Hal penting lain di luar poin-poin di atas :

a. Digunakan atas permohonan pasangan suami istri yang sah, tanpa paksaan dari pihak lain

dalam bentuk apapun, telah di anugrahkan 2 orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2

tahun dengan mempertimbangkan umur istri sekurang-kurangnya 25 tahun.

b. Setiap calon peserta vasektomi harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak ditemukannya

hambatan atau kontraindikasi atau menjalani kontap. Pemeriksaan seorang dokter diperlukan

untuk dapat memutuskan apakah seseorang dapat menjalani vasektomi .

c. Pelayanan Vasektomi dapat diperoleh di : Rumah sakit , Puskesmas , Klinik KB

d. Nasehat Pra tindakan

e. Sebelum Tindakan

f. Tidur dan istirahat yang cukup

g. Mandi dan bersihkanlah daerah yang sekitar kemaluan

h. Pakailah celana dalam yang bersih

i. Dianjurkan makan dulu sebelum pergi ke Klinik

j. Bawalah surat persetujuan dari Istri yang telah di tandatangan.

k. Tiba di Klinik Hubungi Petugas Klinik Tunggulah hingga tiba giliran dilayan

l. Nasehat Pasca Tindakan

m. Sesudah tindakan

n. Istirahatlah satu /dua hari

o. Jagalah luka bekas operasi, jangan sampai terkena air/ kotoran

p. Pakailah celana dalam yang bersih

q. Makanlah obat yang diberikan sesuai dengan anjuran

r. Kembalilah memeriksakan diri ke klinik setelah satu minggu.

s. Bila akan melakukan hubungan suami istri dalam periode pertama 15 kali mengeluarkan air

mani sebaiknya menggunakan alat kontrasepsi Dilarang :

1. Melakukan pekerjaan yang berat seperti : Memikul, Mencangkul, Memanjat Pohon/naik

sepeda selama satu pekan setelah operasi.

84
2. Melakukan hubungan Suami Istri bila :

3. Luka operasi belum sembuh (biasanya sekitar 6 hari) Tidak memakai alat kontrasepsi

(biasanya sampai dengan 15 kali keluarnya air mani) Kembalilah segera ke klinik:

a. ika dari luka operasi terjadi pendarahan yang tidak berhenti

b. Jika suhu tubuh meninggi

c. Jika pada daerah operasi timbul rasa nyeri yang hebat.

d. Vasektomi Rp 75.000 – 1.200.000 (Sudah termasuk biaya dokter)

BAB VI

PEMBINAAN AKSEPTOR KB MELALUI KONSELING

A. Pengertian

Pembinaan Akseptor KB Melalui KonselingKonseling Keluarga BerencanaP e l a y a n a n

keluarga berencana mencakup pelayanan alat

k o n t r a s e p s i ,  penganggulangan efek samping, dan komplikasi alat

kontrasepsi. Pada  p e l a y a n a n tersebut terjadi keterlibatan secara


85
utuh, baik dari t e n a g a  pelayanan maupun klien yang menjadi sasaran.

Pendekatan pelayanan yangdigunakan adalah pendekatan secara medik dan

konseling.Kegiatan pelayanan keluarga berencana mencakup :

 Perluasan jangkauan programPelayanan perluasan jaringan program memberi

gambaran untuk memperoleh akseptor baru atau peserta KB baru yang akan

menggunakanalat kontrasepsi. Kegiatan utama yang dilaksanakan adalah

pemberian penerangan dan motivasi serta konseling yang ditujukan untuk

perubahan perilaku klien dari yang belum mengenal KB sampai menjadi

akseptor KB.Proses konseling menggunakan teknik tidak langsung, dalam halini konseli

diberi kesempatan untuk memimpin wawancara dan tanggung  j a w a b atas

p e m e c a h a n m a s a l a h d a n p e n g a m b i l a n k e p u t u s a n u n t u k   menggunakan

alat kontrasepsi.

 Pelestarian ke g i a t a n untuk mencapai pelestarian penggunaan

kontrasepsidimaksudkan agar klien terus menerus menggunakan alat

kontrasepsiminimal lima tahun dan selama itu tidak hamil, maka klien

tersebutdinamakan akseptor lestari. Dapat juga kegiatan itu ditujukan

u n t u k   mengalihkan penggunaan alat kontrasepsi yang kurang mantap

menjadi pengguna alat kontrasepsi yang mantap, misalnya dari alat kontrasepsi pilmenjadi

IUD

 Pelaksanaan pelayanan konseling pada tahap ini menggunakan   p e n g g a b u n g a n

a n t a r a p e n d e k a t a n l a n g s u n g d e n g a n t i d a k l a n g s u n g . Konselor secara aktif

memberikan pembinaan kepada akseptor sehinggamemunculkan satu pemahaman

konseli atau akseptor bahwa keluarga   b e r e n c a n a merupakan

kebutuhan dan bagian dari hidupnya d a n mewujudkannya adanya

akseptor motivator.

 Pelembagaan pel a y a n a n keluarga berencana dalam upaya

p e l e m b a g a a n merupakan suatu bentuk kegiatan untuk mengondisikan


86
m a s y a r a k a t  bahwa KB merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang

mendasarid a l a m penyusunan perencanaan keluarga yang dihubungkan

dengank o n d i s i perkembangan politik, sosial, ekonomi, dan

budaya s e r t a terwujudnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera di

masyarakat.Pelaksanaan kegiatan dengan menggabungkan pendekatan edukatif

dankonseling tidak langsung dan langsung dengan upaya kegiatna mendasar yang

mendukung yaitu konseling kelompok, berbagai pengalaman, dan   p e r a s a a n

kelompok sebaya, pemilihan jalan keluar, dan pengambilankeputusan

oleh akseptor itu sendiri atau konseli, sedangkan k o n s e l o r   sebagai

fasilitator.

Faktor Pelaksanaan Konseling

 Faktor Utama

Dalam pelaksanaan konseling perlu diperhatian faktor utama :

a. Menyampaikan Informasi Yang Jelas, Tepat dan Benar  P a d a penerapan

konseling KB, bidan sebagai konselor akan m e m b e r i k a n

i n f o r m a s i m e n g e n a i b e r m a c a m - m a c a m a l a t kontrasepsi yang

mungkin merupakan hal baru bagi klien. Pada a k h i r n y a , k l i e n s e n d i r i y a n g

harus membuat keputusan untuk  m e m i l i h kontrasepsi yang

paling cepat bagi dirinya a t a u  pasangannya. Maka dalam

m e m b e k a l i b e r b a g a i p e n g e t a h u a n tentang kontrasepsi, bidan harus memperhatikan

hal berikut :

 Singkat , memilih informasi paling penting yang perlu diketahuioleh klien dan

menekankan hal-hal yang harus diingat. 

 Terorganisasi, i n f o r m a s i d i b e r i k a n d e n g a n

c a r a  pengelompokkan kedalam kategori tertentu agar

m u d a h diingat. Bila dapat, dikelompokkan dalam kata memori (kata y a n g

setiap hurufnya mengandung asosiasi dengan s u a t u keadaan/

87
penjelasan tertentu dan keseluruhan kata memori itu menjelaskan suatu keadaan)

sehingga mudah diingat klien. 

 Yang pertamaadalah yang utama , i n f o r m a s i y a n g p e r t a m a diberikan adalah

yang paling mudah diingat. Karena itu, bidanh a r u s m e m b e r i k a n i n f o r m a s i y a n g

paling penting terlebi dahulu, yaitu hal yang harus dilakukan klien

s u p a y a d a p a t menggunakan metode dengan efektif. 

 Sederhana, m e n g g u n a k a n k a t a - k a t a p e n d e k d a n k a t a - k a t a sederhana

yang mudah dipahami oleh klien. Hindari kata-kata teknis dan penjelasan ilmiah

yang tidak dimengerti oleh klien. 

  Pengulangan, u l a n g i i n f o r m a s i y a n g p a l i n g p e n t i n g , s e s u a t u yang diulangi

akan lebih mudah untuk diingat. Kata terakhir  y a n g d i u c a p k a n b i d a n b i s a

berupa peringatan mengenai halterpenting yang harus dilakukan

k l i e n , m i s a l n y a ” I n g a t , p i l harus diminum setiap malam !” 

 Spesifik , informasi akan lebih mudah diingat dan diikuti bila sifatnya konkret

spesifik dan tidak abstrak atau kabur sehingga jelas langkah yang harus dilakukan oleh

klien. 

b. Menunjukkan Bahwa Bidan Memperhatikan dan Memberi

Respek   M e n d e n g a r aktif (Memahami).

 Bidan menerima klien seperti apa adanya (bersikap akseptan)dan menerima

bahwa klien mempunyai pendapat, perasaan,dan kebutuhan yang kemungkinan

tidak sama dengan bidan. B i d a n m e n e r i m a b a h w a a d a l a h h a k k l i e n

u n t u k b e r b e d a  pendapat. Dengan sikap akseptan, bidan akan mampu bersikap

empati dan mampu merasakan apa yang dirasakan atau dialamioleh klien. Pemahaman

bidan sebagai konselor terhadap apa y a n g d i u s a h a k a n k l i e n h a r u s

d i s a m p a i k a n o l e h b i d a n (konselor) kepada kliennya melalui refleksi. 

  Respek , Bidan menghormati perasaan dan sikap klien.

M e n y a d a r i  bahwa ketakutan, kecemasan, pikiran tak logis yang

dipunyaik l i e n adalah sesuatu yang nyata bagi klien, bukan

88
y a n g dicemoohkan/ ditertawakan. Walau bidan/ konselor

memiliki pengetahuan lebih, bukan berarti klien adalah individu yang kurang. 

 Kejujuran, Konselor jujur dalam menanggapi kecemasan klien,

t i d a k   menyembunyikan informasi yang ingin diketahui klien.

Pembinaan Akseptor KB

Adalah peserta KB baru atau lama yang mendapat pelayanan KB

s e s u a i dengan standart yang ditentukan oleh unit Depkes maupun unit swasta

padasuatu periode tahun kalender.

Tujuan Pembinaan Akseptor :

1. Agar klien terus menerus menggunakan alat kontrasepsi.

2. Mengalihkan penggunaan dari alat kontrasepsi kurang mantap

m e n j a d i alat kontrasepsi yang lebih mantap

3. Tidak terjadi komplikasi.

BAB VII

BERBAGAI PENANGGULANGAN AKSEPTOR BERMASALAH

A. Macam-macam efek samping atau masalah kontrasepsi dan penilaiannya

1. Kondom Pria

89
Kondom merupakan selubung / sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan di

antaranya lateks vinil atau bahan alami ( produksi hewan ) yang di pasang pada penis saat

hubungan sex.

Penggunana kondom untuk tujuan perlindungan terhadap penyakit kelamin telah dikenal

sejak zaman esir kuno. Penggunaannya ialah untuk tujuan melindungi pria terhadap penyakit

kelamin.

Keuntungan kondom selain untuk member perlindungan terhadap mpenyakit kelamin

ialah bahwa ia dapat juga digunakan untuk tujuan kontrasepsi.

a. Cara kerja

 Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas

sperma di ujung selubung karet yang di pasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak

tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.

 Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan kepada pasangan yang lain.

b. Efek samping 

 Kondom rusak atau diperkirakan bocor (sebelum berhubungan)

 Kondom bocor atau di curigai ada curahan di vagina saat berhubung

 Di curigai adanya reaksi alergi

 Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

 Penanganan efek samping

·         Buang dan pakai kondom baru

·         Jika di curigai ada kebocoran , pertimbangkan pemberian Morning after Pill

·         Reaksi alergi , meskipun jarang dapat sangat mengganggu dan bias berbahaya.

·         Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih

Tipisanjurkan pemakaian metode lain

 Penilaian efek samping

Klien tidak memerlukan atau membutuhkan anamnesis atau pemeriksaan khusus

untuk pemakaian kondom , tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi

tertulis. 

1.      Pil
90
Pil merupakan alat kontrasepsi yang harus diminum setiap hari dan dapat dipakai oleh

semua ibu usia reproduksi , baik yang sudah mempunyai anak ataupun belum.

a.       Jenis

·         Monofasik

·         Bifasik

·         Trifasik

b.      Cara kerja

·         Menekan ovulasi

·         Mencegah implantasi

·         Lender serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma

·         Pergerakan tuba terganggu sehingga tranportasi telur dengan sendirinya akan

terganggu pula

c.        Efek samping

·         Amenorhea

·         Mual pusing atau muntah

·         Perdarahan pervagina

d.      Penanganan efek samping

·         Periksa dalam atau tes kehamilan , bila tidak hamil dan klien minum dengan benar.

·         Tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologik . bila tidak hamil sarankan minum pil

saat makan malam atau sebelum tidur.

·         Sarankan minum pil pada waktu yang sama , jelaskan bahwa perdarahan hal yang

biasa pada 3 bulan pertama dan lambat laun akan berhenti.

2.      Suntik

a.       Cara kerja

·         Menekan ovulasi

·         Membuat lender serviks menjadi tebal

·         Perubahan pada endometrium


91
·         Menghambat transportasi gamet oleh tuba

b.      Efek samping

·         Amenurea

·         Mual / pusing / muntah

·         Perdarahan

c.       Penganan efek samping

·         Bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu diberikan pengobatan khusus. Jelaskan

bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim.

·        Pastikan tidak ada kehamilan , bila hamil segera rujuk. Bila tidak hamil

informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat.

·        Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan

yang terjadi merupakan hal yang biasa.                               

3.      AKDR

AKDR merupakan alat kontrasepsi yang berjangka panjang dapat sampai 10

tahun, dapat di pakai oleh semua usia perempuan usia reproduksi

a.       Jenis

Sampai sekarang telah terdapat berpuluh – puluh jenis AKDR, yang paling banyak

digunakan di Indonesia adalah AKDR lippes loop

b.      Cara kerja

·         Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi

·         Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri

·         AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu

·         Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dan uterus

c.       Efek samping

1.      Perdarahan

Setelah pemasangan AKDR , terjadi perdarahan sedikit – sedikit yang cepat

berhenti. Keluhan yang sering terjadi pada pemakai AKDR ialah :

-          Menoragia
92
-          Spotting mettroragia

2.      Rasa nyeri kejang di perut

Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan AKDR  ,

biasanya nyeri ini berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat di kurangi

atau dihilangkan dengan cara memberikan memberikan analgetika. Jika keluhan

berlangsung secara terus menerus , sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan

AKDR yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.

3.      Gangguan pada suami

Kadang – kadang suami akan merasakan adanya benang AKDR sewaktu

bersenggama. Ini disebabkan oleh benag AKDR yang keluar dari porsio uteri terlalu

pendek atau terlalu panjang.

4.      Norplant

Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang

dibungkus dalam kapsul dan disusukkan di bawah kulit. Jumlah kapsul yang di susukkan

di bawah kulit sebanyak 6 kapsul dan masing-masing kapsul panjangnya 34 mm.

a.       Kelebihan Norplant

Kelebihan norplant antara lain adalah cara ini cocok untuk wanita yang tidak

boleh menggunakan obat-obat yang mengandung estrogen, perdarahan yang terjadi lebih

ringan, tidak menaikkan tekanan darah. Selain itu nirplant dapat digunakan untuk jangka

panjang dan bersifat reversible.

b.      Efek samping

·         Gangguan pola haid

·         Mual – mual

·         Sakit kepala

·         Perubahan berat badan


93
5.      Tubektomi

Tubektomi adalah prosedur bedah untuk menghentikan fertilitas seorang

perempuan.tubektomi dilakukan dengan jalan laparatomi vaginal. Dalam tahun – tahun

terakhir ini tubektomi telah merupakan bagian yang penting dalam program keluarga

berencana (KB) di banyak Negara di dunia.

Keuntungan tubektomi adalah :

1. Motivasi hanya dilakukan satu kali saja sehingga tidak diperlukan motivasi yang

berulang-ulang

2. Tidak mempengaruhi libido seksualitas

3. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada

a.       Jenis

-          Minilaparotomi

-          Laparoskopi

b.      Efek samping

-          Demam pasca operasi

-          Rasa sakit pada lokasi pembedahan

-         Perdarahan superfisial

c.       Penanganan

-          Obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan

-          Pastikan tidak adanya infeksi dan obati bberdasarkan apa yang ditemukan

-          Obati perdarahan berdasarkan apa yang ditemukan

6.      Vasektomi

 Vasektomi adalah prosedur klinik untuk mengehntikan kapasitas reproduksi pria dengan

jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur tranportasi sperma terhambat dan

proses fertilisasi terhambat.

94
 Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi

merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangan nya serta

melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga  

 Pada tahun – tahun terakhir ini vasektomi makin banyak dilkaukan di beberapa Negara

seperti india , Pakistan , amerika serikat , dan korea. Untuk menekan laju pertambahan

penduduk    

a.       Indikasi Vasektomi

Pada dasrnya indikasi untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami – isteri

tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi

dilakukan pada dirinya.

b.      Kontraindikasi vasektomi        

Sebetulnya tidak ada kontraindikasi untuk vasektomi , hanya apabila ada kelainan local

atau umum yang dapat mengganggu sembuhnya luka operasi , kelainan ini harus

disembuhkan dahulu.

 Keuntungan vasektomi :

1.      Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental

2.      Tidak mengganggu libido seksualitas

                                                                                                                                                

A.     RUJUKAN AKSEPTOR BERMASALAH

Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan MKET merupakan suatu system pelimpahan

tanggung jawab timbal balik baik secara vertical maupun horizontal atau kasus atau masalah

yang berhubungan dengan MKET. Unit pelayanan yang dimaksud disini yaitu menurut tingkat

kemampuan dari yang paling sederhana berturut – turut ke unit pelayanan yang paling mampu.

1.      Tujuan Rujukan

a. Terwujudnya suatu jaringan pelayanan MKET yang terpadu disetiap tingkat wilayah,

sehingga setiap unit pelayanan memberikan pelayanan secara berhasil guna dan berdaya

guna maksimal, sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.


95
b. Peningkatan dekungan terhadap arah dan pendekatan gerakan KB Nasional dalam hal

perluasan jangkauan dan pembinaan peserta KB dengan pelayanan yang makin bermutu

tinggi serta pengayoman penuh kepada masyarakat.

2.      Jenis Rujukan

Rujukan MKET dapat dibedakan atasa 3 jenis yaitu sebagai berikut :

a. Pelimpahan kasus

b. Pelimpahan pengetahuan dan keterampilan

c. Pelimpahan bahan-bahan penunjang diagnostic

3.      Sasaran Rujukan

a. Sasaran Obyektif

1. PUS yang akan memperoleh peleyanan MKET

2. Peserta KB yang akan ganti cara ke MKET

3. Peserta KB MKET untuk mendapatksn pengamatan lanjutan

b. Sasaran subyektif

Petugas – petugas pelayanan MKET disemua tingkat wilayah.

4.      Jaringan Rujukan

a. Dokter/BPS , rumah bersalin

b. Unit pelayanan MKET tingkat kecamatan

c. Unit pelayanan MKET tingkat kabupaten

d. Unit pelayanan MKET tingkat provinsi

e. Unit pelayanan MKET tingkat pusat

BAB VIII

PENDOKUMENTASIAN PELAYANAN KB

A. PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN KB

96
Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB Nasional merupakan suatu proses untuk

mendapatkan data dan informasi yang merupakan suatu substansi pokok dalam system informasi

program KB Nasional dan dibutuhkan untuk kepentingan operasional program. Data dan

informasi tersebut juga merupakan bahan pengambilan keputusan, perencanaan, pemantauan, dan

penilaian serta pengendalian program. Oleh karena itu data dan informasi yang dihasilkan harus

akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya. Dalam upaya memenuhi harapan data dan informasi

yang berkualitas, maka selalu dilakukan langkah-langkah penyempurnaan sesuai dengan

perkembangan program dengan visi dan misi program baru serta perkembangan kemauan

teknologi informasi.

            Dalam tahun 2001 pencatatan dan pelaporan program KB nasional telah dilaksanakan

sesuai dengan system, pencatatan dan pelaporan yang disempurnakan melalui instruksi Mentri

Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN Nomor 191/HK-011/D2/2000 tanggal 29 september

2000. Kegiatan pencatatan dan pelaporan program KB Nasional meliputi pengumpulan,

pencatatan, serta pengelolahan data dan informasi tentang kegiatan dan hasil kegiatan

operasional.

            System pencatatan dan pelaporan saat ini telah disesuaikan dengan tuntutan informasi,

desentralisasi dan perbaikan kualitas.

            System pencatatan dan pelaporan program KB N asional yang disesuaikan meliputi sub

system pencatatan pelaporan pelayanan kontrasepsi, subsistem PPelaporan Pengendalian

Lapangan. Subsistem pencatatan Pelaporan Pengendalian Keluarga dab Subsistem Pencatatan

Pelaporan Pendataan Keluarga Miskin.

1. Batasan

Dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan yang tepat dan benar diperlukan

keseragaman pengertian sebagai berikut :


97
1. Pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi adalah suatu kegiatan merekam dan

menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelayanan oleh fasilitas pelayanan KB.

2. Peserta KB adalah pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan kontrasepsi.

3. Peserta KB baru adalah PUS yang pertama kali mengguakan kontrasepsi atau PUS yang

kembali menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan

keguguran atau persalinan.

4. Peserta KB lama adalah peserta KB yang masih menggunakan kontrasepsi tanpa diselingi

kehamilan.

5. Peserta KB ganti cara adalah peseta KB yang berganti pemakaian dari satu metode

kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.

6. Pelayanan fasilitas pelayanan KB adalah semua kegiatan pelayanan kontrasepsi oleh

fasilitas pelayanan KB baik berupa pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun

tindakan-tindakan lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang diberikan pada

PUS baik calon maupun peserta KB.

7. Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di dalam fasilitas pelayanan adalah

pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lain yang berkaitan

kontrasepsi kepada calon dan peserta KB yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan KB.

8. Pelayanan kontrasepsi oleh fasilitas pelayanan KB di luar fasilitas pelayanan adalah

pemberian peayanan kontrasepsi kepada calon dan peserta KB maupun tindakan-tindakan

lain yang berkaitan dengan pelayanan kontrasepsi yang dilakukan di luar fasilitas

pelayanan KB (TKBK,Safari,Posyandu).

9. Definisi fasilitas pelayanan KB:

Fasilitas pelayanan KB sederhana adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh

minimal seorang paramedis atau dan yang sudah mendapat latihan KB dan memberikan

pelayanan: cara sederhana (kondom,obat vaginal), pil KB,suntik KB, IUD bagi fasilitas

pelayanan yang mempunyai bidang yang telah mendapat pelatihan serta upaya penanggulangan

efek samping, komplikasi ringan dan upaya rujukannya.

Fasilitas pelayanan KB lengkap adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh

minimal dokter umum yang telah mendapat pelatihan dan memberikan pelayanan: cara
98
sederhana, suntik KB, IUD bagi dokter atau bidan yang telah mendapat pelatihan, implant bagi

dokter yang telah mendapat pelatihan, kontap pria bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan

untuk pelayanan kontap pria.

Fasilitas pelayanan KB sempurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh

minimal dokter spesialis kebidanan, dokter spesialis bedah/dokter umum yang telah mengikuti

pelatihan dan memberikan pelayanan: cara seerhana, pil KB, suntik KB, IUD, pemasangan dan

pencabutan implant, kontap pria, kontap wanita bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan untuk

pelayanan kontap wanita.

Fasilitas pelayanan KB paripurna adalah fasilitas pelayanan KB yang dipimpin oleh

minimal dokter spesialis kebidanan yang telah mngikuti pelatihan penanggulangan infertilisasi

dan rekanalisasi/dokter spesialis bedah yang telah mengikuti pelatihan pengaggulangan

infertilitas dan rekanalisasi serta memberikan pelayanan semua jenis kontrasepsi ditambah

dengan pelayanan rekanalisasi dan penanggulangan infertilitas.

a. Status fasilitas pelayanan KB adalah status kepemilikan pengelolaan fasilitas pelayanan KB

yang dikelompokkan dalam 4 (empat) status kepemilikan yaitu: Depkes, ABRI, Swasta

serta instansi pemerintah lain diluar Depkes dan ABRI.

b. Konseling adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas medis atau paramedik dalam

bentuk percakapan individual dalam usaha untuk membantu PUS guna meningkatkan

kemampuan dalam memilih pengunaan metode kontrasepsi serta memantapkan penggunaan

kontrasepsi yang telah dipilih.

c. Konseling baru adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas medis atau

paramedic kepada calon peserta KB yang akhirnya menjadi peserta KB baru pada saat itu.

d. Konseling lama adalah suatu kegiatan konseling yang dilakukan oleh petugas medis atau

paramedik kepada peserta KB untuk memantapkan penggunaan kontrasepsi.

e. Akibat sampingan atau komplikasi adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan akibat

penggunaan kontrasepsi.

f. Akibat sampingan atau komplikasi ringan adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan

penggunaan kontrasepsi yang penanganannya tidak memerlukan rawat inap.

99
g. Akibat sampingan atau komplikasi berat adalah kelainan dan atau gangguan kesehatan

akibat penggunaan kontrasepsi yang penanganannya memerlukan rawat inap.

h. Kegagalan adalah terjadinya kehamilan pada peserta KB.

2. Jenis-jenis Serta Kegunaan, Register, dan Formulir.

Ø  Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/O/KB/85)

Digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama bagi klinik KB baru dan pendaftaran ulang

semua klinik KB.

Pendaftaran ulang dilakukan setiap akhir tahun anggaran (bulan maret setiap tahun). Kartu ini

berisi infomasi tentang identitas klinik KB, jumlah tenaga, dan sarana klinik KB serta jumlah

desa di wilayah kerja klinik KB yang bersangkutan.

Ø  Kartu Tanda Akseptor KB Mandiri (K/I/B/89)

Dipergunakan sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta KB. Kartu ini diberikan

terutama kepada peserta KB baru baik dari pelayanan KB jalur pemerintah maupun swasta

(dokter/bidan praktek swasta/apotek dan RS/Klinik KB swasta). Pada jalur pelayanan

pemerintah, kartu ini merupakan sarana untuk memudahkan mencari kartu status peserta KB

(K/IV/KB/85). Kartu ini merupakan sumber informasi bagi PPKBD/Sub PPKB tentang kesertaan

anggota binaannya di dalam berKB.

Ø  Kartu Status Peserta KB (K/IV/KB/85)

Dibuat bagi setiap pengunjung baru klinik KB yaitu peserta KB baru dan peserta KB lama

pindahan dari klinik KB lain atau tempat pelayanan KB lain.

Kartu ini berfungsi untuk mencatat ciri-ciri akseptor hasil pemeriksaan klinik KB dan kunjungan

ulangan peserta KB.

Ø  Kartu Klinik KB (R/I/KB/90)

Dipergunakan untuk mencatat semua hasil pelayanan kontrasepsi kepada semua peserta KB

setiap hari pelayanan.

100
Tujuan penggunaan register ini adalah untuk memudahkan petugas klinik KB dalam membuat

laporan pada akhir bulan.

Ø  Register Alat-alat Kontrasepsi di Klinik KB (R/II/KB/85)

Dipergunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran (mutasi) alat-alat kontrasepsi di

klinik KB.

Tujuan adalah untuk memudahkan membuat laporan tentang alat kontrasepsi setiap akhir bulan.

Ø  Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB/90)

Dipergunakan sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan

- 1 lembar untuk Unit Pelaksana Ka

3. Cara Pengisian Kartu, Register dan Formulir

Ø  Kartu Pendaftaran Klinik Keluarga Berencana (K/O/KB/85)

Penjelasan umum

a. Kartu ini digunakan sebagai sarana untuk pendaftaran pertama dan pendaftaran ulang semua

klinik KB. Pendaftaran ulang dilakukan setiap akhir tahun anggaran (bulan Maret setiap tahun).

Kartu ini berisi informasi tentang identitas klinik, tenaga dan saran klinik KB yang bersangkutan.

b. Kartu ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan tambahan lembar ”khusus” pada lembar pertama

yang dipergunakan untuk laporan ke BKBN pusat.

c. Ditandatangani oleh penanggung jawab klinik KB yang bersangkutan.

d. Kartu pendaftaran ini setelah diisi dan masing – masing dikirim :

-      1 lembar K/O/KB/85 yang khusus (bagian sebelah kanan dari lembar pertama untuk BKBN pusat

di Jakarta.

-      1 lembar untuk BKBN propinsi

-      1 lembar untuk Unit Pelaksana Propinsi

-      1 lembar untuk BKBN Kabupaten/kotamadya

Halaman depan terdiri dari dua bagian yaitu:

101
a. Bagian sebelah kiri, untuk mencatat cir-ciri peserta KB. Bagian ini terutama dimaksudkan untuk

mencatat cir-ciri setiap peserta KB baik peserta KB baru maupun peserta KB pindahan dari klinik

KB/tempat pelayanan kontrasepsi lain

b. Data dibagian ini sangat diperlukan apabila suatu saat untuk mengetahui ciri-ciri akseptor KB

secara Nasional maupun tingkat wilayah lainya.Bagian sebelah kanan, untuk mencatat hasi-hasil

pemeriksaan klinik.

c. Petugas klinik KB yang melakukan pengisisan K/IV/KV/85 membutuhkan tanda tangan dan

nama terang pada K/IV/KV/85 di tempat yang telah disediakan.

Ø  Register Alat-alat Kontrasepsi KB (R/II/KB/85)

Penjelasan Umum

a. Register ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah petugas klinik KB memuat/mengisi

laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/9), khususnya untuk bagian tabel V : “Persediaan

Kontrasepsi di Klinik KB”

b. Pada setiap hari pelayanan, semua penerimaan dan engeluaran kontrasepsi dicatat/dibukukan

dalam register alat-alat kontrasepsi ini.

c. Setiap baris menunjukan penerimaan/pengeluaran kontrasepsi pada satu tanggal tertentu.

Pada hari/tanggal berikutnya, pengeluaran/pemasukan dicatat pada hari/tanggal berikutnya,

emikian seterusnya untuk setiap hariplayanan, sampai habis periode satu bulan.

d. Setelah sampai pada hari/tanggal terakhir dari satu bulan yang bersangkutan dilakukan

penjumlahan untuk penerimaan dan pengeluaran alat kontrasepsi selama satu bulan.

e. Disamping, kedalam register ini dituliskan pula siss(stock) alat-alat kontrasepsi yang ada

diklinik KB pada akhir bulan.

f. Untuk tiap hari dalam bulan berikutnya pencatatan dilakukan pada lembar (halaman) baru.

Ø  Laporan Bulanan Klinik Keluarga Berencan (F/II/KB/90)


102
Penjelasan Umum

a. Laporan bulanan klinik KB dibuat oleh petugas klinik KB sebulan sekali, yaitu pada setiap akhir

bulan kegiatan pelayanan kontrasepsi di klinik KB.

b. Laporan bulanan klinik KB sebagai sarana untuk melaporkan kegiatan pelayanan kontrasepsi dan

haasilnya, yaitu pelayanan ole klinik KB(di dalam dan diluar klinik KB) serta PPKBD/Sub

PPKBD diwilayah binaan klinik KB yang bersangkutan.

c. Laporan bulanan klinik KB ditandatangani oleh pimpinan klinik KB atau petugas yang ditunjuk.

d. Laporan bulanan klinik KB dibuat rangkap 5(lima), yaitu:

-     1 (satu) lembar dikirim ke BKKBN Pusat

-     1(satu) lembar dikirim ke BKKBN Kabupaten Kota Madya

-     1 (satu) lembar dikirim ke Unit Pelaksanatingkat Kabupaten Kota Madya

-     1 (satu) lembar dikirim ke Camat

-     1 (satu) lembar sebagai arsip untuk klinik kB yang bersangkutan

Laporan bulanan klinik KB yang dikirim ke BKKBN Pusat (Minat Biro Pencatatan dan

Pelaporan) dengan menggunakan sampul atau amplop khusus tanpa dibubuhi perangko dan sudah

harus dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.

Pengisian laporan bulanan klinik kB ini didasarkan pada data yang terdapat dalam :

-       Register klinik KB (R/I/KB/89)

-       Register alat kontrasepsi KB (R/I/KB/85)

-       Laporan bulanan PLKB (F/I/PLKB/90)

-       Laporan-laporan serta catatan-catatan lainya.

Ø  Rekapitulasi Laporan Bulanan Klinik KB (REK/F/II/89)

Penjelasan Umum.

a. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB (REK/F/II/KB/89) ini dibuat sebuan sekali, yaiu

pada awal bulan berikutna dari bulan laporan. Tujuannya untuk meaporkan seluruh kegiatan

pelayanan KB dan hasilnya dari seluruh klinik KB yang berada di suatu wilayah

kabupaten/kotamadya pada satu bulan laporan.

b. Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB inidibuat oleh BKKBN Kabupaten/Kotamadya

dalam rangkap 3 (tiga) dan dikirim kepada:


103
 1 (satu) lembar untuk BKKBN Propinsi.

 1 (satu) lembar untuk Unit Pelayanan KB Departemen Kesehatan Tingkat

Kabupaten/Kotamadya.

 1 (satu) lembar untuk arsip.

c. Rekapitulasi

Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB ini harus sudah dikirimkan ke BKKBN Propinsi

yang bersankutan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya dari bulan laporan.

Lembar rekapitulasi ini ditandatangani oleh Kepala BKKBN Kabupaten/Kotamadya yang

bersangkutan.

4. Sistem pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi.

         Pencatatan dan pelaporan Pelayanan Kontrasepsi Program KB ditujukan kepada kegiatan

dan hasil kegiatan operasional yang meliputi:

 Kegiatan Pelayanan Kobtrasepsi

 Hasil Kegiatan Pelayanan Kontrasepsi baik di Klinik KB maupun di Dokter/bidan Praktek

Swasta

 Pencatatan keadaan alat-alat kontrasepsi di klinik KB

5.  Mekanisme pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi.

  Sistem pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi, diharapkan dapat menyediakan

berbagai data dan informasi pelayanan kontrasepsi diseluruh wilayah sampai tingkat kecamatan

dan desa. Adapun mekanisme pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi sebagai berikut:

 Pada waktu mendaftar untuk pembukaan klinik KB dan pendaftaran ulang setiap bulan

Januari, smua klinik KB mengisi Kartu Pendaftaran Klinik KB (K/O/KB/OO)

 Setiap peserrta KB baru dan pindahahn dibuat Kartu Status peserta KB (K/IV/KB/00)

yang antara lain memuat cirri-ciri peserta KB bersangkutan. Kartu ini disimpan di klinik

dan digunakan waktu kunjungan ulang.

 Setiap peserta KB baru atau pindahan dari klinik KB dibuat Kartu Pesreta KB

(K/I/KB/00)

104
 Setiap pelayanan KB di klinik KB, dicatat dalam Register klinik KB (R/I/KB/00) dan

pada akhir bulan dijumlahkan, karena register ini merupakan sumber data untuk membuat

laporan bulanan klinik

 Setiap penerimaan dan pengeliaran jenis alat kontrasepsi oleh klinik dicatat dalam

Register Alat kontrasepsi KB (R/II/OO), setiap akhir bulan dijumlahkan sebagai sumber

membuat laporan bulanan

 Pelayanan KB yang dilakukan oleh Dr/Bidan praktek swasta setiap hari dicatat dalam

buku hasil prlayanan kontrasepsi pada Dokter/Bidan Swasta (B/I/DBS/00). Setiap akhir

bulan dijumlahkan dan merupakan sumber data dalam membuat laporan nulanan petugas

penghubung DBS/PBS

 Setiap bulan PKB/PLKB tatu petugas yang ditunjuk sebagai petugas oenghubung

dokter/bidan praktek swasta membuat laporan bulanan ini merupakan sumber data untuk

pengisian laporan bulanan klinik KB.

 Setiap bulan, petugas klinik KB membuat laporan klinik KB (F/II/KB/000) yang datanya

diambil dari Register Hasil Pelayanan di klinik KB (R/KB/00) Laporan bulanan petugas

Penghubung Dokter/Bidan Praktek Swasta (F/I/PH/-DBS/00) dan Register Alat

Kontrasepsi Klinik KB (R/II/KB/00).

Arus Laporan Pelayanan Informasi adalah sebagai berikut:

 Kartu pembinaan klinik KB (KB/0/KB/00) dibuat oleh klinik KB rangkap 2 (dua). 1

lembar untuk kantor BKKBN kabupaten/kota yang dikirim selambat-lambatnya tanggal 7

februari setiap bulan ke kantor BKKBN kabupaten/kota dan arsip

 Laporan bulanan petugas penghubung hasil pelayanan kontrsepsi oleh dokter/bidan

praktek swasta dalam rnagkap 2 (dua). Dikirim selambat-lambatnya tanggal 5 bulan

berikutnya ke klinik bidan induk di wilayah kerjanya dan arsip.

 Laporan bulanan klinik KB (F/II/KB/00) dibuat oleh klinik KB dalam rangkap 4 (empat)

dikirim selambat-lambatnya pada tanggal 7 bulan berikutnya, masing-masing ke kantor

BKKBN kabupaten/kota, mitra kerja tingkat II, kantor Camat dan Arsip.

105
 Rekapitulasi kartu pendaftaran klinik KB Tingkat Kabupaten/lota (RekKab.k/0/KB/00),

dibuat rangkap 2 (dua) oleh kantor BKKBN kabupaten/kota dan dikirim selambat-

lambatnya pada tanggal 14 februari setiap tahun, masing-masing ke kanwil BKKBN

Kabupaten Propinsi dan Arsip.

 Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB Tingkat kabupaten/kota (Rek-Kab/F/KB/00) 

dibuat 2 (dua) rangkap setiap bulan oleh kantor BKKBN kabupaten/kota dikirim

selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya ke kanwil BKKBN Propinsi dan Arsip.

 Rekapitulasi Kartu pendaftaran klinik KB tingkat propinsi (Rek-prop.K/0/KB/00) dibuat

rangkap 2 (dua) oleh kanwil BKKBN propinsi dan dikirim selambat-lambatnya tanggal 21

februari setiap tahun ke BKKBN pusat dan Arsip.

 Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB tingkat propinsi (Rek.prop./F/KB/00) dibuat

rangkap 2 (dua) oleh kanwil BKKBN propinsi dan dikirim selambat-lambatnya tanggak

15 bulan berikutnya ke BKKBN Pusat dan Arsip.

 BKKBN propinsi (bidang informasi keluarga dan analisa program) setiap bulan

menyampaikan laporan umpan balik ke kantor BKKBN pusat, ke kanwil BKKBN,

kabupaten dan mitra kerja tingkat I.

 BKKBN Pusat (Direktorat Pelaporan dan Statistik) setiap bulan menyampaikan umpan

balik kepda semua pimpinan di jajaran BKKBN Pusat, ke kanwil BKKBN, propinsi dan

Mitra kerja Tingkat Pusat

6.  Monitoring dan Evaluasi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi

Dalam pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kontrasepsi masih dirasakan adanya

kelebihan dan kekurangan, sehingga perlu selalu dilakukan monitoring dan evaluasi. Melalui

system pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrsepsi dari hasil monitoring dan evaluasi tersebut

dapat diketahui hambatan dan permasalahan yang timbul, sehingga dapat dilakukan perbaikan

kegiatan system pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi.

a. Cakupan laporan

Dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap cakupan laporan meliputi jumlah, ketepatan

waktu data yang dilaporkan, mulai dari tingkat ini lapangan sampai tingkat pusat.
106
b. Kualitas data

Dalam melakukan evaluasi terhadap kualitas data pencatatan dan pelaporan pelayanan

kontrasepsi perlu dilihat bagaimana masukan laporan, baik laporan bulanan maupun laporan

tahuna  serta bagamana informasi yang disajikan setiap bulan atau tahunan. Dalam hal ini

sering/dapat terjadi laporan mengalami keterlambatan dan cakupannya belum dapat optimal

maupun kualitas dan kuantitas datanya serta informasi yang disampaikan belum optimal.

Keterlambatan penyajian data informasi setiap bulannya dapat disebabkan oleh proses

pengumpulan data laporannya terlambat serta banyaknya  kesalahan pengelolahan ke bawah dan

ke samping sehingga memperlambat proses pengelolahannya.

c. Tenaga

Dalam melakukan evaluasi terhadap tenaga pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi, hal-

hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan/jumlah tenaga dan kualitas tenaga:

 Ketersediaan/jumlah tenaga

Bagaiman kondisi jumlah tenaga RR klinik yang melakuka pencatatan pelaporan pelayanan

kontrasepsi

 Kualitas tenaga

Apakah petugas RR klinik sudah mengikuti pelatihan RR

 Sarana

Dalam melakukan evaluasi terhadap sarana, perlu dilihat bagaimana sarana, perlu dilihat

bagaimana sarana pendukung kelancaran pelaksanaan pencatatan dan pelaporan diantaranya:

⁻          Ketersedian formulir dan kartu

⁻          Ketersedian Buku Petunjuk Teknis pencatatan dan pelaporan pelayanan kontrasepsi

⁻          Ketersediaan faksimili untuk seluruh kabupaten/kota  untuk kecepatan pelaporan

⁻         Ketersedian computer sampai dengan tingkat kabupaten/kota

107
B. PENDOKUMENTASIAN RUJUKAN KB

Tujuan sistem rujukan disini adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi

pelaksanaan pelayanan metode kontrasepsi secara terpadu. Perhatian khusus terutama ditujukan

umtuk menunjang upaya penurunan angka kejadian efek samping, komplikasi dan kegagalan

penggunaan kontrasepsi.

Sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan

kesehatan adalah suatu system jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik  atas masalah yang timbul, baik secara

vertical maupun secara horizontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau

dan rasional. Tidak dibatasi oleh wilayah adsministrasi. Dengan pengertian tersebut, maka

merujuk berarti meminta pertolongan secara timbal balik kepada fasilitas pelayanan yang lebih

kompeten dengan tujuan untuk penanggulangan masalah yang sedang dihadapi.

1.    Tata Laksana

Rujukan Medik dapat berlangsung

a.       Internal antar petugas di satu puskesmas

b.      Antara puskesmas  pembantu dan puskesmas

c.       Antara masyarakat dan puskesmas

d.      Anatara satu puskesmas dan puskesmas lain

e.       Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

f.       Internal antara bagian/unit palayanan di dalam satu rumah sakit

g.      Antar rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan lain dan rumah sakit laboratorium atau

pelayanan fasilitas yang lain.

Rangkaian jaringan fasilitas pelayanan kesehatan dalam system rujukan tersebut

berjenjang dari yang paling sederhana di tingkat keluarga sampai satuan fasilitas pelayanan

kesehatan nasional denga dasar pemikiran rujukan ditujukan secara timbal balik kesatuan

pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, dan rasional serta tanpa dibatasi oleh wilayah

administrasi.

108
Rujukan bukan berate melepaskan tanggung jawab dengan menyerahkan klien-klien ke

fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, akan tetapi karena kondisi klien yang mengaharuskan

pemberian pelayanan yang lebih kompeten dan bermutu melalui upaya rujukan.

      Untuk itu dalam melaksanakan rujukan harus telah pula diberikan:

a.Konseling tentangkondisi klien yang menyebabkan memerlukan rujukan

b. Konseling tentang kondisi yang diharapka diperoleh di tempat rujukan

c.Informasi tentang fasilitas pelayanan kesehatan tempat rujukan dituju

d. Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang dituju mengenai kondisi klien saat ini

riwayat sebelumnya serta upaya/tindakan yang telah diberikan

e.Bila perlu berikan upaya mempertahankan keadaan umum klien

f. Bila perlu, karena kondisi klien, dalam perjalanan menuju tenpat rujukan harus didampingi

perawat/bidan

g. Menghubungi fasilitas pelayanan tempat rujukan dituju agar memungkin segera menerima

rujukan klien

Fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima rujukan, setelah memberi upaya 

penangulanggan dan kondisi klien telah memungkinkan, harus segera mengembalikan klien

ketempat fasilitas pelayanan asalnya dengan terlebih dahulu memberikan :

1. Konseling tentang kondisi klien sebelum dan sesudah diberi upaya penanggulangan

2. Nasehat yang perlu diperhatikan klien mengenai kelanjutan penggunaan kontrasepsi

3. Penghantar tertulis kepada fasilitas pelayanan yang merujuk mengenai kondisi klien

berikut upaya penaggulangan yang telah diberikan serta sasaran upaya pelayanan lanjutan

yang harus dilaksanakan, terutama tentang penggunaan kontrasepsi.

109
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. Prof.dr.DOSG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC

DEPKES. RI. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta : YBP-SP.

Hartanto, Hanafi, dr. KB dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2004

EGC, Obstetri, Williams Edisi 21, 2006

Helen Vareny dkk, Buku Asuhan Kebidnaan, EGC, Jakarta, 2007

110

Anda mungkin juga menyukai