Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

DISUSUN OLEH :

IAN DEWANGGA (1902146)

LUTHFI ALFARIZTSI (1902196)

LYDIA ULI SILVIANA (1902197)

DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI JALAN

POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA

STTD

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan laporan ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan “ PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR ” tepat waktu. Penulisan laporan ini bertujuan untuk
mamaparkan hasil praktek mengenai tahapan dan cara pengujian kendaraan bermotor di
UPT PKB Kabupaten Temanggung, UPT PKB Kabupaten Lima Puluh Kota, dan UPT
PKB DKI Jakarta. Laporan ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengujian
Kendaraan & Perbengkelan.

Pada kesempatan ini kami perkenankan penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.Ir. Kusnendi , M.Str. selaku dosen yang mengajarakan mata kuliah
Teknik Pengujian Kendaraan dan Perbengkelan yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan , bimbingan, pengarahan dan dorongan
dalam rangka penyelesaian penyusunan laporan ini.
2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara materi maupun
nonmateri sehingga pembuatan laporan ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Dalam penulian laporan ini, penulis berusaha semaksimal mungkin agar


memperoleh hasil yang memuaskan. Namun demikian, masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis meminta maaf apabila
terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan laporan dan penulis berharap
adanya saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan penulis.

Jakarta, 12 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.... ................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
Pendahuluan.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
Proses Alur Pelayanan UP PKB dan Dasar Hukum..........................................................4
2.1 Proses Alur Pelayanan Administrasi ..........................................................................4
2.2 Dasar Hukum...............................................................................................................5
2.3 Pengertian Pengujian Kendaraan.................................................................................6
2.4 Tujuan diadakannya Pengujian Kendaraan Bermotor.................................................7
BAB III……......................................................................................................................9
PROSEDUR PENGUJIAN/PEMERIKSAAN TEKNIS……...........................................9
3.1 UJI BERKALA PERTAMA.......................................................................................9
3.2 UJI BERKALA LANJUTAN....................................................................................11
3.3 PELAKSANAAN PENGUJIAN MEKANIS (LAIK JALAN).................................12
3.4 PRA UJI.....................................................................................................................13
3.5 KETENTUAN PENGUJIAN………........................................................................17
BAB IV............................................................................................................................23
Output..............................................................................................................................23
4.1 Hasil Output Pengujian .............................................................................................23
BAB V ............................................................................................................................25
Penutup………………....................................................................................................25
5.1 Kesimpulan................................................................................................................25
5.2 Saran………..............................................................................................................25
Dokumentasi…………………………………………………………………………....27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi merupakan salah satu
komponen penting bagi perkembangan kegiatan perekonomian, sosial dan
kebudayaan suatu negara karena berperan sebagai alat yang memungkinkan
pergerakan orang dan atau barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya dalam
waktu relatif singkat, efisien dan efektif. Sehingga dapat disimpulkan, dalam
konteks pergerakan barang dan jasa, maka transportasi merupakan salah satu mata
rantai terpenting dalam pembangunan dan pemeliharaan jaringan distribusi.
Sedangkan dalam konteks pergerakan orang maka transportasi berperan sebagai
agen pengembangan dan menjadi sarana pengisi kehidupan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan politik masyarakat. Oleh karenanya, transportasi merupakan salah
satu agen terpenting dalam memajukan suatu masyarakat. “Pengertian transportasi
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai : pemindahan muatan barang atau
manusia dari satu tempat wilayah asal ketempat wilayah yang lainnya sebagai
tujuan. Dimana dalam pelaksanaan transportasi itu diatur oleh undang-undang
dengan tujuan mewujudkan lalu lintas, angkutan jalan, perkeretaapian, penerbangan
dan pelayaran dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan
efisien, mampu memadukan transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok
wilayah daratan untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai
pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang
terjangkau oleh daya beli masyarakat (Yulius Yuliman, 2008:1).”

Transportasi juga merupakan kontributor utama padatnya lalu lintas jalan raya
dimana kenyataan pelayanan angkutan orang dan barang yang kurang memadai
menyebabkan tuntutan akan pelayanan yang lebih baik untuk semakin ditingkatkan.
Transportasi berkontribusi pada penurunan kualitas udara luar ruangan, penyebaran
penyakit pernapasan terutama bagi 2 daerah-daerah dengan kepadatan lalu lintas
yang luar biasa, berkontribusi pada kecelakaan di jalan raya, berkontribusi pada

1
deplesi sumber-sumber energi tak terbarukan, berkontribusi pada pelepasan gas
rumah kaca yang masif akibat pembakaran bahan bakar tak terbarukan.

Surat kendaraan bermotor yang merupakan kewenangan dari Dinas


Perhubungan. Dari pemeriksaan kondisi fisik kendaraan tersebut, maka sangat
dibutuhkan pelayanan dalam kelancaran pengujian kendaraan bermotor itu
sendiri.Walaupun dalam undang-undang sudah diatur mengenai pelaksanaan
pengujian kendaraan bermotor, masih banyak juga permasalahanpermasalahan yang
terjadi di Indonesia, seperti masalah angkutan umum penumpang yang tanpa adanya
surat perijinan penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek (surat izin trayek),
banyaknya kendaraan angkutan barang yang tidak layak jalan, banayaknya
kendaraan orang yang tidak memiliki stnk/bpkb kendaraannya, adanya ditemukan
kendaraan bermotor yang telah habis masa berlaku ujinya 3 bulan atau lebih, hal ini
disebabkan karena pelayanan dan pengujian kelaikan kendaraan bermotor oleh
pelaksana pelayanan dan pengujian fisik/teknik kendaraan belum sepenuhnya dapat
optimal, pemahaman masyarakat terhadap pelayanan pengujian kelaikan kendaraan
bermotor masih kurang.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dari ini yaitu:
1) Bagaimana proses & Alur Pelayanan UPT PKB.
2) Apa saja landasan Dasar Hukum yang berlaku pada Pengujian.
3) Pengertian Pengertian Yang berhubungan dengan PKB.
4) Bagaimana alur Teknis Pengujian dan Persyaratan Lulus Uji.
5) Bagaimana output dari hasil uji, hasil uji (sertifikat ,kartu ,dll),dan Saran
kedepannya untuk Pengujian dan PKB.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yaitu :
1) Untuk mengetahui bagaimana pelayanan pengujian kendaraan bermotor pada
UPT PKB.

2
2) Untuk mengetahui bagaimana prosedur dalam pengujian kendaraan umum di
UPT PKB.
3) Untuk mengetahui SOP yang berlaku pada teknik pengujian dan persyaratan
lulus uji.

3
BAB II

Proses Alur Pelayanan UP PKB dan Dasar Hukum

2.1 Proses Alur Pelayanan Administrasi

4
2.2 Dasar Hukum
1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Agkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana diubah
terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2015 Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Nomor 56790).
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2012 tentang
Sumber Daya Manusia di Bidang Transportasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 104 , Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5310).
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2012 tentang
Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 120,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5317).
5) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
8)
6) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 75).
7) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.60 Tahun 2010 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan Sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.68 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1113).
8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 133 Tahun 2015 Tentang Pengujian
Berkala Kendaraan Bermotor.
9) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 156 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor.

5
2.3 Pengertian Pengujian Kendaraan Bermotor
Pengujian kendaraan bermotor sering pula disebut uji kir kendaraan
bermotor. Pada PM No 133/2015, pengujian kendaraan bermotor
diartikansebagai serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa yang
dilakukan oleh penguji pada bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta
gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan
terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. Pelayanan pengujian kendaraan
bermotor disini menyangkut tentang kelaikan kendaraan di jalan raya serta
pemeliharaan kendaraan bermotor yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
dalam hal ini Dinas Perhubungan. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang
digerakkan oleh peralatan teknik dimana peralatan tersebut merupakan satu
kesatuan sistem yang terdiri dari rangka landasan, bagian-bagian motor
penggerak, perangkat penerus daya, bodi kendaraan, perangkat rem, perangkat
suspensi/roda, perangkat kemudi beserta kelistrikan yang saling mengadakan
interrelasi secara tertib. Pada Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012
tentang Kendaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 531, yang
selanjutnya disebut dengan PP 55/2012), menyebutkan pengujian kendaraan
bermotor terdiri dari pengujian tipe dan pengujian berkala. Uji tipe adalah suatu
kegiatan pengujian yang wajib dilakukan pada setiap kendaraan bermotor, kereta
gandengan dan kereta tempelan yang dibuat dan/atau dirakit didalam negeri serta
adanya modifikasi kendaraan bermotor yang menyebabkan adanya perubahan
tipe dalam rangka pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan. Uji tipe
dilakukan terhadap fisik landasan kendaraan bermotor dan kendaraan bermotor
dalam keadaan lengkap serta penelitian rancang bangun dan rekayasa kendaraan
bermotor yang dilakukan terhadap rumah-rumah, bak muatan, kereta gandengan,
kereta tempelan dan kendaraan bermotor yang dimodifikasi tipenya. Uji tipe
dilakukan terhadap satu sampel dari sejumlah kendaraan yang di produksi yang
memiliki tipe dan spesifikasi teknik yang sama.

6
2.4 Tujuan diadakannya Pengujian Kendaraan Bermotor
Berdasarkan PP 55/2012, pengujian kendaraan bermotor harus dilakukan secara
berkala dalam waktu 6 (enam) bulan sekali untuk menjamin kondisi kendaraan
dalam keadaan laik jalan. Dengan demikian dapat menjamin adanya keselamatan
dalam berkendara, kelestarian lingkungan dalam hal emisi gas buang kendaraan
dan teciptanya pelayanan umum baik. Pengujian berkala kendaraan bermotor ini
dimaksudkan agar kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan, termasuk pemenuhan terhadap aspek
persyaratan ambang batas emisi gas buang dan kebisingan. pelayanan umum
kepada masyarakat. Sedangkan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan
bermotor yang diatur berdasarkan PM No 133/2015 dan UU 22/2009
menyebutkan tujuan pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor sebagai berikut:
 Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan
kendaraan bermotor;
 Melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang
diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan; dan
 Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

Oleh karena itu untuk memberikan jaminan keselamatan secara teknis, unit
pengujian kendaraan bermotor harus dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan
pengujian dengan pemilihan jenis, tipe, kapasitas, jumlah, dan teknologi
peralatan pengujian harus dilakukan secara cermat dan tepat. Pengujian pun
harus dilakukan oleh tenaga penguji yang memiliki kualifikasi teknis tertentu
dan sesuai dengan prosedur dan tata cara, serta dilaksanakan di lokasi yang telah
ditetapkan. Selain itu hasil uji berkala kendaraan bermotor harus akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga fasilitas dan peralatan pengujian harus
dipelihara atau dirawat secara periodik melalui kalibrasi. Sasaran
penyelenggaraan pengujian berkala kendaraan bermotor ditujukan kepada
kendaraan wajib uji yakni mobil penumpang umum, mobil bus, mobil. barang,
kereta tempelan dan kereta gandengan. Jadi sasaran dilaksanakannya pengujian
kendaraan bermotor adalah untuk menurunkan tingkat kecelakaan lalu lintas dan
polusi udara akibat beroperasinya kendaraan bermotor. Manfaat pelaksanaan
pengujian kendaraan bermotor diharapkan tidak hanya dirasakan oleh pemilik

7
atau pengguna kendaraan bermotor tetapi juga dapat dirasakan oleh masyarakat
umum. Pada prinsipnya setiap jenis kendaraan bermotor wajib dilakukan uji
berkala. Dikatakan pada prinsipnya oleh karena sampai saat ini uji berkala
belum diberlakukan terhadap kendaraan-kendaraan pribadi dan juga belum ada
Peraturan Pemerintah yang mengatur hal tersebut. Untuk menjamin agar
kendaraan bermotor selalu dalam kondisi memenuhi persyaratan teknis dan laik
jalan, maka diberlakukan kewajiban uji berkala dalam satu periode waktu
tertentu. Periode waktu yang telah dilaksanakan selama ini adalah enam bulan
sekali. Mekanisme pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor tersebut
dilakukan melalui sistem pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan di unit
pengujian kendaraan bermotor.

8
BAB III

PROSEDUR PENGUJIAN/PEMERIKSAAN TEKNIS

Guna memudahkan masyarakat dalam pengurusan pengujian kendaraan bermotor


disediakan minimal 3 loket pelayanan atau disesuaikan dengan kebutuhan antara lain:

1. LOKET PENDAFTARAN

Berfungsi sebagai tempat pendaftaran, yang meliputi :

 Pengujian Kendaraan Bermotor Berkala


Pertama;
 Pengujian Kendaraan Bermotor Berkala;
 Penilaian Kondisi Teknis Kendaraan
Bermotor;
 Mutasi Uji Masuk/ Keluar Kendaraan
Bermotor;
 Rekomendasi Numpang Uji Kendaraan
Bermotor;
 Surat Keterangan Hasil Uji Kendaraan
Bermotor;
 Ubah Status Kendaraan Bermotor;
 Perubahan Bentuk Kendaraan Bermotor.

2. LOKET PEMBAYARAN (BANK BJB)

Berfungsi sebagai tempat pembayaran retribusi sesuai dengan jenis pelayanan dan Perda
masingmasing daerah. Pada loket ini pihak UPTD PKB telah bekerja sama dengan
pihak Bank BJB agar pembayaran retribusi daerah dapat langsung masuk ke rekening
khas daerah. Guna meminimalisir pergerakan uang yang ada pada UPTD PKB sebagai
salah satu gerakan menuju WBK & WBBM (Wilayah Bebas Korupsi & Wilayah
Birokrasi Bersih Melayani).

9
3. LOKET PENYERAHAN HASIL UJI

Berfungsi sebagai tempat :

 Penyerahan Berita Acara hasil pemeriksaan;


 Penyerahan Tanda Nomor Kendaraan;
 Pengambilan plat uji dan buku uji.
 Selain disediakan loket yang memadai juga
 dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya untuk memberikan kenyamanan
dan kemudahan bagi masyarakat, antara lain :
1. Papan informasi :
 Mekanisme pelaksanaan pengujian
 Persyaratan uji berkala
 Biaya/Besaran retribusi
2. Kotak Saran
3. Ruang tunggu
4. Ruang Pengaduan
5. Ruang Laktasi (Menyusui)
6. Rambu- rambu
7. Areal Parkir yang memadai
8. Toilet
9. Cafe Corner
10. Smoking Area

Pemeriksaan Teknis kendaraan adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan terhadap


komponen – komponen kendaraan dengan urutan pemeriksaan sebagai berikut :

1) Pemeriksaan kesesuaian identitas kendaraan meliputi :


 Merk dan tipe
 Nomor rangka landasan
 Nomor mesin
2) Pemeriksaan kesesuaian dimensi kendaraan dengan Sertifikat Registrasi Uji
Tipe meliputi :
 Jenis dan macam kendaraan
 Panjang total

10
 Lebar total
 Tinggi total
 Rear Over Hang
 Front Over Hang
 Dimensi Ruang Penumpang meliputi :
 Tinggi Atap
 Lebar Lorong
 Jarak, lebar dan jumlah tempat duduk
 Lebar dan tinggi pintu
3) Pengukuran berat kendaraan meliputi berat masing-masing sumbu roda.
4) Penghitungan dan penetapan daya angkut.
5) Penetapan dan pengetokan nomor uji kendaraan.

3.2 UJI BERKALA LANJUTAN


1) PRA UJI / Pemeriksaan kesesuaian identitas kendaraan meliputi :
 Merk dan tipe
 Nomor rangka landasan
 Nomor mesin
 Pemeriksaan kebersihan dan keapikan kendaraan
 Pemeriksaan kesesuaian identitas kendaraan sesuai dengan yang tercantum
dalam STNK dan STUK meliputi :
 Tanda Nomor Kendaraan ;
 Nomor mesin ;
 Nomor Rangka Landasan ;
 Nomor Uji.
 Badan kendaraan/bodi ;
 Kondisi dan jenis kaca ;
 Penghapus kaca ;
 Spion ;
 Keadaan ban dan roda ;
 Sistem penerangan ;

11
 Alat pengendali dan indikator ;
 Tempat duduk ;
 Sumbu roda kelima untuk tempelan ;
 Draw Bar untuk gandengan ;
 Tulisan nama perusahaan/tanda jurusan untuk angkutan penumpang umum ;
 Perlengkapan dan kelengkapan kendaraan.

Untuk Efesiensi waktu pada saat pemeriksaan, menghindari kerusakan alat akibat
kesalahan prosedur serta dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat,
kendaraan yang masuk ke gedung pengujian dikemudikan oleh penguji.

3.3 PELAKSANAAN PENGUJIAN MEKANIS (LAIK JALAN)


Pelaksanaan pengujian mekanis pada UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Kota
Tasikmalaya dilaksanakan di dalam gedung uji dengan menggunakan alat uji yang
standar, meliputi:
 Uji Emisi (Smoke Tester/Gas Analyzer)
a. Smoke Tester (SOLAR/ Diesel)

12
b. Gas Analyzer (Bensin)
 Axle Play Detector (Under Carriage)
Alat uji axle play detector berfungsi untuk membantu memeriksa bagian bawah
kendaraan bermotor (under carriage) khususnya pada bagian suspensi, kingpin,
dan balljoint di lorong uji.
 Alat Uji Daya Pancar Sinar Lampu Utama (Headlight Tester)
Alat uji ini digunakan untuk mengetahui intensitas cahaya lampu jauh.
 Alat Uji Kebisingan Suara Klakson
 Side Slip Tester : Untuk pengecekan terhadap penyimpangan terhadap roda
depan kendaraan
 Axle Load Meter : Untuk mengetahui berat kosong kendaraan bermotor
 Alat Uji Efisiensi Rem Utama dan Rem Parkir (Brake Tester)
Alat uji ini digunakan untuk mengukur besarnya gaya pengereman pada setiap
roda dalam satu sumbu kendaraan sehingga bisa diketahui besarnya efisiensi rem
untuk satu kendaraan, sedangkan axle load dipergunakan untuk mengetahui
berat suatu sumbu kendaraan bermotor.
 Alat Uji Akurasi Kecepatan (Speedometer Tester)
Alat uji ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian antara kecepatan kendaraan
yang ada di speedometer dengan alat uji, sehingga diketahui besarnya
penyimpangan speedometer.

3.4 PRA UJI


Pra uji yaitu pemeriksaan awal kendaraan uji yang ditujukan kepada:
1) Jenis dan konstruksi kendaraan bermotor berupa pengamatan visual:
a. Jenis kendaraan sesuai dengan buku uji atau rekomendasi,

13
b. Bentuk rumah-rumah dan bahan sesuai dengan buku uji atau
rekomendasi.
2) Rangka landasan berupa pemeriksaan kondisi tidak retak, tidak keropos dan
paku-paku keeling/pengikat tidak longgar.
3) Motor penggerak berupa pemeriksaan kondisi dan unjuk kerja seperti mudah
hidupkan dari ruang pengemudi, bersih dan tidak bocor.
4) Sistem pembuangan berupa pemeriksaan kondisi dan unjuk kerja, harus:
a. Tidak bocor
b. Tidak menonjol melewati sisi samping atau sisi belakang kendaraan41
c. Diarahkan keatas, ke belakang atau ke sisi kanan sebelah belakang
dengan sudut kemiringan tertentu
d. Tidak terlalu pendek sehingga mengakibatkan asap masuk ke ruang
penumpang.
5) Penerus daya berupa pemeriksaan kondisi pada sambungansambungan
penghubung tidak aus, baut-baut tidak longgar dan jumlahnya harus lengkap,
bersih dan tidak kotor.
6) Sistem roda terdiri dari pemeriksaan kondisi tromol rem/piringan rem,
sepatu rem dan kelengkapannya, silinder roda, bantalan as pendek, mur, pen,
ulir, split pen, king pin/ball joint, ban dan pelek.
7) Sistem suspensi berupa pemeriksaan kondisi seperti susunan pegas tertata
baik, tidak retak, pengikat tidak longgar, gantungan pegas tidak aus dan
peredam kejut terpasang dengan baik sesuai dengan jumlah dari pabrik
pembuat.
8) Alat kemudi berupa pemeriksaan kondisi seperti sambungansambungan
sistem kemudi tidak terlalu aus, dapat digerakan dengan tenaga wajar, baut-
baut pengikat tidak ada yang longgar dan dilengkapi dengan pengunci serta
spelling maksimum 1/5 dari diameter roda kemudi.
9) Sistem rem berupa pemeriksaan kondisi seperti saluran/sambungan tidak
bocor, terpasang dengan baik yang jarak berhentinya memenuhi perlambatan
minimal 5 m/dt2 dan dapat berkerja pada semua roda. Untuk rem parkir
pengunci harus berkerja dengan baik 42 dan mampu menahan kendaraan
posisi berhenti pada jalan datar, tanjakan maupun turunan.

14
10) Lampu-lampu dan alat pemantul cahaya terdiri dari pemeriksaan unjuk kerja
dan posisi lampu utama, lampu penunjuk bagian depan dan belakang, lampu
posisi depan, lampu posisi belakang, lampu rem, lampu isyarat peringatan
bahaya bagian depan dan belakang, lampu kabut (bila ada) dan lampu tanda
batas kendaraan.
11) Komponen pendukung berupa pemeriksaan unjuk kerja, pengamatan secara
visual maupun pengukuran pada speedometer, kaca spion, penghapus kaca
(wiper), klakson, sabuk keselamatan, spakbor dan bumper.
12) Badan kendaraan terdiri dari pemeriksaan, pengukuran, dan pengamatan
secara visual pada rumah-rumah, tempat pengemudi dan penumpang, tempat
berdiri, lorong dan tinggi atap mobil bus, keterangan jumlah tempat duduk
dan/atau tempat berdiri, unjuk kerja indikator dan tempat keluar darurat
untuk mobil bus.
13) Persyaratan tambahan berupa pengamatan secara visual:
a. Untuk mobil bus, jumlah pintu mobil bus dengan penumpang kurang dari
15 orang maupun lebih dari 15 orang, dan mempunyai pintu darurat pada
kedua sisinya,
b. Untuk mobil bus sekolah, tanda/tulisan bus sekolah, lampu berwarna
merah dibawah jendela belakang pada saat bus sekolah berhenti,43
c. Untuk mobil barang, ganjal roda yang kuat dan mudah dicapai
pengemudi atau pembantu pengemudi,
d. Untuk rangkaian kendaraan, kereta gandengan, dan kereta tempelan, alat
perangkai pengikat harus kukuh, pengunci bekerja dengan baik, tidak
retak/aus, sedangkan untuk alat perangkai otomatis untuk penarik kereta
tempelan dengan JBKB maksimu 20 ton.
14) Peralatan dan perlengkapan kendaraan terdiri dari pemeriksaaan dan
pengamatan secara visual pada ban cadangan/serep, dongkrak, alat pembuka
ban/roda, segetiga pengaman, kotak obat, ganjal roda serta alat komunikasi
penumpang dan pengemudi.
15) Ukuran dan muatan kendaraan berupa pengamatan secara visual dan
perhitungan untuk:
a. Dimensi kendaraan (panjang, lebar, tinggi, ROH, FOH, jarak sumbu),

15
b. Jumlah berat yang diperbolehkan (JBB) dan/atau jumlah berat kombinasi
yang diperbolehkan (JBKB) harus lebih kecil atau sama dengan hasil
penjumlahan dari kekuatan masing-masing sumbunya,
c. Jumlah berat yang diijinkan (JBI), dan/atau jumlah berat kombinasi yang
diijinkan (JBKI) maksimum sama dengan jumlah berat kombinasi yang
diperbolehkan (JBKB).

16
3.5 KETENTUAN PENGUJIAN
1) Uji Emisi (Smoke Tester/Gas Analyzer)
Uji emisi selain mengetahui kadar gas buang pada kendaraan bermotor juga
untuk mengetahui apakah mobil tersebut lolos uji emisi dari yang sudah
ditetapkan pemerintah. Standar baku muku yang ditetapkan pemerintah
memiliki beberapa parameter yang harus diuji. Parameter uji emisi tersebut
meliputi kadar CO (Karbon Monoksida), CO2(Karbondioksida), HC
(Hidrokarbon), O2 (Oksigen), dan Lamda. Namun yang menjadi perhatian
pemerintah adalah kadar CO dan HC.
Berikut ambang batasnya:

Diukur kandungan gasnya / kandungan polutannya dan ketebalan asapnya


diperiksa. Untuk bahan bakar solar (mesin diesel) menggunakan alat Diesel
smoke tester. Untuk bahan bakar bensin menggunakan alat Emision
Analyser Tester.
am

17
2) Alat Uji Kebisingan Suara Klakson
Yang dimaksud adalah pemeriksaan terhadap suara kendaraan tersebut
dimana suara kebisingannya harus sesuai dengan standar. Ukur tingkat suara
klakson kendaraan bermotor yang ditentukan serendah-rendahnya sebesar 90
dB (A) dan setingi-tingginya sebesar 118 dB (A), dan dapat didengar pada
jarak 60 meter yang diukur pada tempat yang tidak memantulakn suara
dengan tingkar suara lingkungan serendahrendahnya pada jarak 2 meter di
depan kendaraan. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan alat pengukur
suara (sound level meter). Sound Level Tester adalah alat untuk kekuatan
bunyi klakson kendaraan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55
tahun 2012 Tentang Kendaraan pasal 69 adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan bunyi klakson dengan satuan desibell (db)
b. Toleransi kekuatan bunyi klakson 83db sampai dengan 118db
3) Axle Play Detector (Under Carriage)
Alat uji axle play detector berfungsi untuk membantu memeriksa bagian
bawah kendaraan bermotor (under carriage) khususnya pada bagian
suspensi, kingpin, dan balljoint di lorong uji Pemeriksaan bagian bawah
kendaraan termasuk bagian kemudi, dimensi kendaraan melebihi ukuran atau
tidak, termasuk kaca-kaca dan jumlah tempat duduk (untuk kendaraan jenis
bus)
4) Alat Uji Daya Pancar Sinar Lampu Utama (Headlight Tester)
Alat uji ini digunakan untuk mengetahui intensitas cahaya lampu jauh.
Periksa alat speedometer kendaraan bermotor dengan head light tester
dengan pengukuran meliputi:
a. Kemampuan pancar lampu utama jauh yang bisa menangkap benda di
depan kendaraan sejauh 100 meter serendah-rendahnya setara dengan
12.000 cd.
b. Deviasi penyinaran lampu depan sebesar 0º34’ untuk ke kanan dan 1º09’
ke kiri
Ambang batas Lampu utama jauh:
a. Kemampuan pancar = 12.000 cd
b. Sudut deviasi ke kanan = 0º34’

18
c. Sudut deviasi ke kiri = 0º09’

Catatan: diukur pada kondisi putaran mesin lambat/rendah

SOP PENGGUNAAN ALAT HEAD LIGHT TESTER

1) Posisikan kendaraan dengan jarak 1,5 m dari posisi alat uji


2) Intruksikan pengemudi untuk menyalakan lampu utama
3) Geser alat uji ke posisi lampu utama kendaraan
4) Sesuaikan posisi alat uji dengan tinggi lampu kendaraan yang akan diuji
dengan memutar tuas adjustable pada tangkai alat
5) Posisikan/carilah titik tengah lampu dengan berpatokan pada layer ditengah
alat uji
6) Setelah titik tengah didapatkan,putar knop hasil pengukuran ke posisi ON
7) Setelah didapatkan hasil kekuatan sinar lampu utama jauh dan
penyimpangannya, catat hasil didalam BAP. Prosedur ini berlaku untuk
lampu kanan dan kiri kendaraan

5) Slide Slip Tester :

Untuk pengecekan terhadap penyimpangan terhadap roda depan kendaraan


Periksa setiap roda depan (toe in, toe out) dengan alat side slip tester dengan
batasan maksimum toe in atau toe out 5 milimeter per menit, yang diukur
pada kondisi tanpa beban pada kecepatan maksimum 5 kilometer per jam.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan alat uji kincup roda depan (side slip
tester). Ambang batas pengujian Side Slip Tester Kincup roda depan = (±) 5
mm/menit Catatan: diukur pada kondisi tanpa beban dengan kecepatan
maksimum 5 km/jam

SOP PENGGUNAAN ALAT SIDE SLIP TERSER

a) Hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi ON


b) Setelah alat hiduo, intruksikan pengemudi untuk menjalankan
kendaraannya dengan kecepatan 5 km/jam dan posisi roda kemudi dilepas
c) Setelah kendaraan melewati ke dua plat uji, lalu catat hasil kendaraan BAP

19
6) Axle Load Meter :

Untuk mengetahui berat kosong kendaraan bermotor Timbang berat sumbu


(axle) depan dan belakang kendaraan bermotor untuk menentukan jumlah
berat muatan yang diijinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui.
Penimbangan tersebut dilakukan dengan alat pengukur berat (axle load).

SOP PENGGUNAAN ALAT AXLE LOAD METER

a) hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi ON


b) Setelah alat hidup intruksikan pengemudi untuk berhenti di atas plat uji
c) Setelah kendaraan diposisi plat uji, intruksikan pengemudi untuk turun
d) Setelah mendapatkan hasil pengukuran catat hasil didalam BAP
e) Prosedur ini berlaku pada sumbu 2 tetapi pengemudi tanpa turun

7) Brake Tester :

Untuk pengujian rem pada kendaraan bermotor Brake tester merupakan alat
pemeriksaan kekuatan rem, yang merupakan prinsip utama dalam Pengujian
Kendaraan Bermotor.

Efisiensi dan gaya kendali sistem rem:

1. Rem utama
a. Mobil penumpang = 60% / F 500 N
b. Mobil barang dan bus = 60% / F 700 N
2. Rem parkir dengan kendali rem tangan
a. Mobil penumpang = 16% / F 400 N
b. Mobil barang dan bus = 12% / F 500 N
3. Rem parkir dengan kendali rem kaki
a. Mobil penumpang = 16% / F 600 N
b. Mobil barang dan bus = 12% / F 700 N

Catatan: efisiensi rem diukur pada kondisi mendapat beban sesuai dengan JBB
(GVW)

20
Dasar hukum pengukuran dengan standar efisiensi kekuatan rem minimal
50% dengan penyimpangan roda kanan dengan kiri maksimal 30% untuk
standar eropa (MEE) dan maksimal 8% untuk standar jepang (JIS).
(Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 1993)

penggunaan alat brake tester

1) Hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi ON pada monitor


2) Instruksikan pengemudi untuk memposisikan roda depan pada lifter
3) Tekan tombol LIFT pada monitor untuk menurunkan lifter
4) Tekan tombol MOTOR pada monitor untuk memutar roller dan memulai
proses pengukuran gaya rem pada sumbu 1
5) lihat hasil pengukuran pada moitor lalu catat dalam BAP
6) tekan tombol HOLD untuk menaikkan lifter
7) setelah lifter naik intruksikan pengemudi untuk menunjuk kendaraan adar
memposisikan roda sumbu 2 berada pada lifter
8) tekan tombol LIFT pada monitor untuk menurunkan lifter
9) tekan tombol MOTOR pada monitor untuk memutar roller dan memulai
proses pengukuran gaya rem pada sumbu 2
10) lihat hasil pengukuran pada monitor lalu catat pada BAP
11) setelah itu lakukan pengukuran gaya rem parkir dengan mengintruksikan
pengemudi untuk menarik tuas rem parkir, kemudian catat dalam BAP

21
8) Alat Uji Akurasi Kecepatan (Speedometer Tester)
Alat uji ini digunakan untuk mengetahui kesesuaian antara kecepatan kendaraan
yang ada di speedometer dengan alat uji, sehingga diketahui besarnya
penyimpangan speedometer. Periksa alat speedometer kendaraan bermotor
dengan speedometer tester (alat penunjuk kecematan), dimana penyimpanan
pada alat penunjuk kecepatan pada batas sebesar -10% sampai +15% pada
kondisi pengukuran kecepatan sebesar 40 kilometer per jam. Pemeriksaan
tersebut dilakukan dengan alat uji speedometer (speedometer tester). :
diukur pada kecepatan 40 km/jam

SOP PENGGUNAAN ALAT SPEEDOMETER TESTER

a) hidupkan alat dengan menekan tombol power ke posisi ON pada monitor


b) intruksikan pengemudi untuk memposisikan roda penggeraknya pada lifter
c) intruksikan pengemudi untuk menjalankan kendaraan dengan
memposisikan persneling 3 dengan kecepatan 40 km/jam. Lalu tekan
klakson apabila kecepatan kendaraan sudah mencapai 40km/jam
d) catat hasil uji yang didapat dari monitor ke dalam BAP

22
BAB IV
Output

4.1 Hasil Output Pengujian

Dari pengujian yang telah dilakukan akan mendapatkan hasil bahwa kendaraan yang
di uji lolos atau tidak. Bukti lulus uji berkala hasil pemeriksaan dan pengujian fisik
berupa pemberian kartu uji dan tanda uji. Kartu uji memuat keterangan tentang
identifikasi Kendaraan Bermotor dan identitas pemilik, spesifikasi teknis, hasil uji, dan
masa berlaku hasil uji. Tanda uji berkala memuat keterangan tentang identifikasi
Kendaraan Bermotor dan masa berlaku hasil uji. Mengenai Kendaraan yang tidak lolos
uji harus disampaikan secara tertulis disertai dengan :

a) Alasan tidak lulus uji


b) Item yang tidak lulus uji
c) Perbaikan yang harus dilakukan
d) Batas waktu mengajukan pengujian ulang

Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor sebagai upaya pemberian keselamatan


penumpang yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan dimaksudkan memberikan
informasi yang jelas kepada penumpang bahwa kendaraan penumpang umum tersebut
sebagai pemberi jasa angkutan dapat memberikan kenyamanan ditinjau dari kondisi
kendaraan. Sebagai hasil dari proses uji kelaikan akan diberikan buku uji yang berisi
Nomor uji kendaraan (harus memuat kode provinsi, kode kabupaten/kota, kode jenis
kendaraan bermotor, kode tahun pendaftaran uji dan nomor urut pengujian). Selain itu
juga harus memuat Nama pemilik, Alamat pemilik, Merek.tipe, Jenis, Tahun
pembuatan/perakitan, Isi silinder, Daya motor penggerak, Nomor rangka landasan
kendaraan bermotor, Berat kosong kendaraan, Jumlah berat yang diperbolehkan dan
atau jumlah berat kombinasi yang diperbolehkan untuk mobil barang dan mobil bus,
Jumlah berat yang diizinkan dan atau jumlah berat kombinasi yang diizinkan untuk
mobil barang dan mobil bus, Konfigurasi sumbu roda, Ukuran ban teringan, Kelas jalan
terendah yang boleh dilalui, Ukuran utama kendaraan, Daya angkut, Masa berikutnya,
Bahan bakar yang digunakan, Kode wilayah pengujian dan Emisi gas buang yang telah

23
diuji. Selain buku uji, maka setiap kendaraan yang lolos uji akan diberi tanda samping
yang berisi informasi mengenai :

a) Berat kosong kendaraan.


b) Jumlah berat yang diperbolehkan dan jumlah berat yang diizinkan untuk
kendaraan bermotor tunggal.
c) Jumlah berat yang diperbolehkan, jumlah berat yang diizinkan, dan jumlah berat
kombinasi yang diizinkan untuk kendaraan bermotor yang dirangkaikan dengan
kereta tempelan atau kereta gandengan.
d) Daya angkut orang dan barang.
e) Masa berlaku uji kendaraan.
f) Kelas dan jalan terendah yang boleh dilalui.

Informasi dari hasil uji berkala juga ditampilkan dalam bodi kendaraan bermotor untuk
memberikan informasi kepada calon penumpang mengenai kelaikan kendaraan yang
bersangkutan, sehingga penumpang bisa langsung dapat mengetahuinya. Wewenang
yang diberikan kepada Dinas Perhubungan sebagai penerapan Undang-Undang Nomor
22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menunjukkan cara preventif
untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan penumpang

24
BAB V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Hasil praktek pengujian kendaraan bermotor, dapat disimpulkan bahwa sistem


pelaksanaanpengujianberkala kendaraanbermotor terdapat 5 tahapan, yakni;
Pendaftaran, Penetapan dan Pembayaran Biaya Retribusi, Pemeriksaan Kendaraan,
Pengesahan dan Pencetakan Hasil.Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor disetiap
UPT PKB memiliki dasar hukum yang berlaku, yakni;
a. PP Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan
b. PM 133 Tahun 2015 Tentang Pengujian Kendaraaan Bermotor
c. PM 156 Tentang Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor
d. UU Nomor22 Tahun 2009, pasal 49, Tentang pengujian kendaraan
bermotor
e. Keputusan Menteri PerhubunganNomor KM.48 Tahun 2004 tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, Pasal 2: Pelaksanaan uji berkala
kendaraan bermotor
f. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.48 Tahun 2004 tentang
Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, Pasal 3.

Pengujian Kendaraan Bermotor memiliki tujuan untuk mengecek kondisi dan


kelengkapan dari kendaraan bermotor yang dimaksudkan untuk menjamin keamanan
dan keselamatan pengguna jalan.Modernisasi alat atau sistem pengujian kendaraan
bermotor telah dilaksanakan dengan signifikan. Hasil dari pengujian akan keluar
keputusan laik jalan kendaraan bermotor atau tidak laik jalan untuk diperbaiki.
Kendaraan yang telah diuji dengan hasil laik jalan akan mendapatkan Bukti Lulus Uji
Elektronik (BLUe) yang berupa:
a. Smart Card
b. Sertifikat Uji
c. Stiker Hologram

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa yang perlu dibenahi dalam pelayanan
pengujian kendaraan diantaranya :

1) Sebaiknya dalam rangka meningkatkan keahlian pegawai diadakan pembinaan


lebih lanjut dan pengupgradean terhadap fasilitas yang terdapat di pkb serta
kebersihan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan.

25
2) Kepada Kantor Dinas Perhubungan mampu meningkatkan kualitas pelayanan
pengujian kendaraan bermotor dalam menerapkan prinsip-prinsip good
governance. Harus dapat meningkatkan kemampuan pegawainya dalam
memberikan pelayanan, dengan mengikut sertakan pelatihan berkala dan
seminarseminar yang dapat menigkatkan kemampuan pegawai.

26
Dokumentasi

27

Anda mungkin juga menyukai