Anda di halaman 1dari 3

SUBLIMASI

Dasar Teori

Sublimasi merupakan cara yang digunakan untuk pemurnian senyawa – senyawa organic yang
berbentuk padatan.pemanasan yang dilakukan tehadap senyawa organic akan menyebabkan terjadinya
perubahan sebagai berikut: apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan padat, pada
tekanan tertentu zat tersebut akan meleleh kemudian mendidih. Disini terjadi perubahan fase dari
padat ke cair lalu kefase gas. Apabila zat tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan cair. Pada
tekanan dan temperature tertentu (pada titik didihnya) akan berubah menjadi fase gas. Apabila zat
tersebut pada suhu kamar berada dalam keadaan padat, pada tekanan dan temperature tertentu akan
lansung berubah menjadi fase gas tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Zat padat sebagai hasil
reaksi biasanya bercampur dengan zat padat lain. Oleh karena itu, untuk mendapatkan zat-zat padat
yang kita inginkan, perlu dimurnikan terlebih dahulu. Prinsip proses ini adalah perbedaan kelarutan
zat pengotornya. (Underwood,2002:169).
Sublimasi adalah salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim. perubahan wujud zat
padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat diberikan kenaikan suhu maka
partikel tersebut akan menyublim menjadi gas, sebaliknya jika suhu gas tersebut diturunkan maka gas
akan segera berubah wujudnya menjadi panas. Gas yang dihasilkan ditampung lalu didinginkan
kembali. Syarat pemisahan campuran pada sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian
yang tinggi. Begitupun syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan sifat kimia mudah menguap agar
mudah proses sublimasinya.
Pada percobaan sublimasi, Pemurnian naftalen dengan menggunakan proses sublimasi
dikarenakan karena sifat naftalen yang mudah menyublim dan merupakan padatan Kristal yang tak
bewarna (Riswiyanto,2003). Reaksi dari naftalen berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini
disebabkan zat padat dalam proses sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas
tanpa melalui fase cair, kemudian terkondensasi menjadi padatan atau kristalkembali. Sehingga dalam
proses sublimasi, naftalen tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya beubah bentuk (fase) dari padat
ke gas.

HASIL

Sebelum sublimasi Setelah sublimasi


Warna Kristal Bentuk Kristal Warna kristal Bentuk Kristal
Warna warni bulat Putih  Kepingan, runcing, kecil
mengkilap  semakin lama semakin
memanjang.

PEMBAHASAN

Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Misalkan
es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal, kebanyakan benda
dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari
wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa
langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut
terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat.
Pemurnian dengan metoda sublimasi ini dapat dilakukan karena adanya perbedaan kemampuan
untuk menyublim pada suhu tertentu antara zat murni dan pengotornya. Pemurnian kapur baru atau
naftalen dengan menggunakan proses sublimasi dilakukan dikarenakan karena sifat kapur barus yang
mudah menyublim dan merupakan padatan Kristal yang tak berwarna.
Percobaan sublimasi bahan yang digunakan adalah naftalen (kapur barus) sebelum
mengalami proses sublimasi, naftalen yang dimasukkan ke dalam panci dan diatas penutup
panci diberi batu es.
Hasil yang diperoleh dari percobaan ini yaitu terbentuknya kristal kapur barus bewarna putih
berbentuk seperti jarum - jarum. Kristal kapur barus yang diperoleh ditentukan persentase rendemen
hasil sublimasi (kapur barus atau naftalen dan pasir). Pada praktikum ini tidak dilakukan uji titik
leleh, namun bertujuan untuk mendapatkan kapur barus murni serta menghitung rendemennya. Reaksi
dari kapur barus berlangsung dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan zat padat dalam proses
sublimasi mengalami proses perubahan langsung menjadi gas tanpa melalui fase cair, kemudian
terkondensasi menjadi padatan atau kristal kembali. Sehingga dalam proses sublimasi, kapur barus
tidak berubah menjadi senyawa lain, hanya berubah bentuk (fase) dari padat ke gas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011.http://wwwtiafarid.blogspot.com/2011/10/laporan-kimia-pemisahan-
campuran.html (19.08.2021 pukul 20.00).

Anonim, 2012.http://syafiqdhia.blogspot.com/2012/10/sublimasi-menggunakan-
naftalen kotor.html (19.08.2021 pukul 20.00).

Anda mungkin juga menyukai