Disusun Oleh
Nama : Almas Fathur Rahman
NIM : 061.016.001
Pembimbing : Yoska Oktaviano,ST,MT
i
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Dosen Pembimbing,
Yoska Oktaviano,ST,MT
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Perancangan Dasar I tentang
Perancangan Ulang Sistem Rem Cakram dari Honda jenis all new PCX.
Tugas perancangan Mesin I ini penulis kerjakan sebagai salah satu prasyarat
untuk bias mengambil Tugas Perancagan Mesin II dengan topik roda gigi yang
nantinya beserta prasyarat lain yaitu Kerja Praktek dan Studi Ekskursi, serta berakhir
pada Tugas Akhir yang merupakan rangkaian persyaratan untuk menempuh program
Strata Satu, pada Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Trisakti.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sangat
tulus kepada;
1. Bapak Yoska Oktaviano,ST,MT selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan serta meluangkan waktunya dalam penyusunan tugas
ini.
2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan baik
moral dan spiritual Sehingga Tugas Perancangan Mesin I bias diselesaikan
3. Pada seluruh rekan-rekan Mahasiswa Teknik Mesin Khusunya angkatan 2016
yang telah memberikan bantuannya.
4. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memberikan bantuan kepada penulisa sehingga penulis bias
menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak ketidaksempurnaan dari segi materi
maupun Teknik penyajian pada penullisan laporan ini, karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
memohon kritik dan saran yang membangun demi menuju kesempurnaan dan
kebermanfaatan untuk bersama.
Penulis
iii
DAFTAR TUGAS
Akan dirancang ulang sebuah Rem Cakram dari Honda jenis all new PCX sesuai
dengan data teknis dibawah ini :
Data Teknis Perancangan
Jenis Kendaraan All new Honda PCX (150cc)
Tipe mesin 4 – langkah, SOHC dengan
Pendingin udara, eSP
Diamater × langkah 57,3 mm × 57,9
Rasio Kompresi 10,6: 1
Daya Maksimum 10,81 kW (14,48 bhp / 8.500 rpm)
Torsi Maksimum 13,2 Nm / 6.500 rpm
Ukuran Band Depan 100/80 – 12 59 J (tubeless)
Ukuran Band Belakang 120/70 – 12 64J (tubeless)
Rem Depan Cakram Hidrolik dengan Piston Tunggal
Sistem Pengeraman Combi Brake System
Panjang X Lebar X Tinggi 1923mm x 745mm x 1107mm
Tinggi Tempat Duduk 764 mm
Jarak Sumbu Roda 1313 mm
Curb weight 131 kg
Tinggi titik berat 369 mm
Kapasitas tangki bahan bakar 8L
Kapasitas minyak pelumas 0,8 L pada penggantian periodic
Tipe Baterai atau Aki MF Battery 12v – 5Ah
System pengapian Full Transisterized, Battery
Tipe busi NGK MR9C-9N / DENSO U27EPR-N9
Lampu depan LED 2,67 W x 2 (Low); 2.67 W x #
(high)
iv
ABSTRAK
Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital
keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak
sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian rem banyak ditemui pada
sistem mekanik yang kecepatan geraknya berubah-ubah seperti pada roda kendaraan
bermotor, poros berputar, dan sebagainya. Berarti dapat disimpulkan bahwa fungsi
utama rem adalah untuk menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan
juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki.
Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana caranya pabrikan melakukan
suatu perancangan dari elemen mesin adalah dengan melakukan perancangan ulang
yang perlu dilakukan oleh mahasiswa jurusan teknik mesin, agar mahasiswa dapat
menerapkan serta meng-implementasikan konsep – konsep dasarnya, kemudian pada
akhir perancangan dilakukan adanya pengujian dan analisa.
Pada perancangan ulang rem cakram ini mahasiswa melakukan pengumpulan
data, mulai dari perancangan bahan material yang akan digunakan, lengkap dengan
literature pendukung, dalam arti sesuai dengan standard – standard internasional
(ISO, DIN, dll) sampai dengan seluruh formulasi pendukung yang ada di dalam
literatur.
Dari beberapa percobaan perancangan yang dilakukan, ternyata ada yang
hasilnya sangat mendekati hasil rancangan dari pabrikan. Hal ini membuktikan
bahwa jika dilakukan penelitian dan kajian yang lebih mendalam, maka perguruan
tinggi, khususnya jurusan teknik mesin, cukup mampu jika diberikan kesempatan
untuk melakukan penelitian bersama dengan pabrikan.
v
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR TUGAS.................................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI RANCANGAN....................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Peancangan .........................................................1
1.2 Pokok Perancangan.......................................................................1
1.3 Tujuan Perancangan......................................................................1
1.4 Batasan Perancangan.....................................................................2
1.5 Konstribusi Perancangan................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rem...............................................................................................3
2.2 Klasifikasi Rem.............................................................................5
2.2.1 Rem Blok Tunggal..............................................................6
2.2.2 Rem Blok Ganda.................................................................7
2.2.3 Rem Tali (Rem Pita)...........................................................8
2.2.4 Rem Drum............................................................................9
2.2.5 Rem Cakram.......................................................................10
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Diagram Alir Perhitungan Awal....................................................14
3.2 Diagram Alir Perhitungan Poros....................................................15
3.3 Diagram Alir Perhitungan Bidang Gesek......................................16
3.4 Diagram Alir Perhitungan Piston Penekan Cakram.......................17
3.5 Diagran Alir Perhitungan Cakram.................................................18
3.6 Diagram Alir Perhitungan Baut Pengikat Cakram......................19
vi
3.7 Diagram Alir Perhitungan Bantalan...............................................20
3.8 Diagram Alir Perhitungan Panas Rem...........................................22
3.9 Diagram Alir Perhitungan Rendeman (Efisiensi) Rem .............23
BAB 4 PERANCANGAN REM......................................................................24
4.1 Perhitungan Awal...........................................................................24
4.1.1 Jarak Pengereman...............................................................24
4.1.2 Beban Pada Poros Saat Pengereman..................................25
4.1.3 Gaya Pengereman Yang Dibutuhkan.................................26
4.1.4 Energi Kinetis Total Kendaraan.........................................27
4.1.5 Waktu Pengereman Yang Dibutuhkan...............................27
4.2 Perhitungan Poros Roda.................................................................28
4.2.1 Perhitungan Daya Yang Terjadi.........................................28
4.2.2 Perhitungan Torsi Yang Terjadi.........................................29
4.2.3 Momen Lentur Yang Terjadi Pada Poros...........................29
4.2.4 Pemilihan Bahan Poros......................................................30
4.2.5 Perhitungan Dimensi Poros................................................31
4.3 Perhitungan Bidang Gesek.............................................................32
4.3.1 Bahan Dan Dimensi Bidang Gesek....................................32
4.3.2 Menghitung Luas Bidang Gesek........................................32
4.3.3 Menghitung Kecepatan Sudut............................................33
4.3.4 Kerja Yang Hilang Akibat Gesekan...................................33
4.3.5 Daya Yang Hilang dan Perkiraan Umur Bidang Gesek.....34
4.3.6 Pemeriksaan Terhadap Momen Gesek Yang Hilang.........34
4.3.7 Pemeriksaan Terhadap Tekanan Bidang............................36
4.4 Perhitungan Piston Pada Penekan Cakram...................................36
4.4.1 Menentukan Bahan dan Dimensi Piston............................36
4.4.2 Luas Penampang Piston.....................................................37
4.4.3 Perhitungan Diameter Piston..............................................38
4.4.4 Pemeriksaan Tekanan Minyak...........................................39
4.5 Perhitungan Cakram......................................................................39
vii
4.5.1 Menentukan Jenis Bahan Cakera.......................................39
4.5.2 Pemeriksaan Terhadap Tegangan Geser............................40
4.6 Perhitungan Baut Pengikat Cakram..............................................41
4.7 Perhitungan Bantalan....................................................................45
4.7.1 kondisi pengereman...........................................................45
4.7.2 perhitungan bantalan..........................................................46
4.8 Perhitungan Panas Rem.................................................................47
4.8.1 Menentukan Luas Bidang Pendingin [ Ad ].......................47
4.8.2 Menentukan Pertambahan Suhu.........................................48
4.9 Perhitungan Efisiensi Rem............................................................49
BAB 5 PEMBAHASAN HASIL RANCANGAN............................................50
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN................................................................54
6.1 Kesimpulan...........................................................................54
6.2 Saran.....................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
LAMPIRAN…………………………..................................................................57
viii
DAFTAR NOTASI RANCANGAN
Perhitungan Poros
Pmaks Daya Maksimal W
Mp maks Momen Puntir maksimum/torsi maksimum Nm
N Putaran Mesin Rpm
σ Tegangan tarik N/mm2
Tegangan Tarik yang diijinkan N/mm2
Tegangan geser yang diijinkan N/mm2
Tegangan bidang yang diijinkan N/mm2
Momen puntir akibat daya maksimal Nm
Diameter poros mm
Diameter dalam poros bidang mm
Diameter baji poros bintang mm
Jumlah baji poros bintang buah
Tinggi baji poros bintang mm
Lebar baji poros bidang mm
Panjang baji mm
Gaya tangensial yang bekerja pada sekeliling poros N
Tegangan geser yang timbul N/mm2
Luas bidang tekan Mm2
Tekanan bidang yang timbul N/mm2
Safety factor -
Perhitungan Bidang Gesek
Tebal bidang gesek mm
Diameter rata-rata bidang gesek mm
Lebar bidang gesek mm
ix
Putaran mesin rpm
Kecepatan sudut rad/det
Diameter dalam poros bintang mm
Jari-jari bidang gesek mm
Tebal bidang gesek mm
Diameter luar bidang gesek mm
Diamter dalam bidang gesek mm
Luas bidang gesek Mm2
Koefisien gesek -
x
Waktu yang diperlukan rem detik
Perhitungan Baut Pengikat
Diameter kepala baut mm
Diameter minor baut mm
Panjang baut mm
Jumlah baut buah
Diameter penempatan baut mm
Safety factor -
Tegangan tarik N/mm2
Tegangan tarik yang diijinkan N/mm2
Tegangan geser yang diijinkan N/mm2
Gaya yang ditekankan terhadap baut N
Gaya yang dikerjakan pada tiap baut N
Diameter baut mm
Tegangan geser yang timbul N/mm2
Momen puntir maksimum/torsi maksimum Nmm
Perhitungan Bantalan
Lebar bantalan mm
Diameter dalam bantalan Mm
Diameter luar bantalan Mm
Gaya radial pada bantalan N
Beban ekivalen dinamis N
Factor waktu pemakaian -
Factor putaran -
Kapasitas nominal dinamik spesifik N
Sudut rem
Jarak sudut bantalan mm
Umur bantalan yang direncanakan Jam
Tegangan geser yang timbul N
xi
Tekanan bidang N/mm2
Safety factor -
Kenaikan suhu C
Kerugian daya akibat gesekan W
Temperature ruangan C
Suhu rem C
Daya maksimal W
Daya yang ditentukan dari hasil perancangan W
Waktu yang dibutuhkan rem Det
Jumlah kerja rem kali
Daya rata-rata rem W
Daya yang hilang akibat gesekan W
Efisiensi (rendeman) rem %
Angka kerusakan bahan gesek kWh/cm3
Tebal bahan gesek mm
Luas penampang bidang gesek mm2
Umur rem Jam
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 BATASAN PERANCANGAN
Karena luasnya permasalahan yang ada didalam merancang system rem cakram,
maka penulis hanya menguraikan tentang teori dasar dan cara kerja cakram,
memperkirakan letak titik berat kendaraan, daya angkut kendaraan, dan memulai
perhitungan dimensi cakram.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rem
Rem merupakan salah satu komponen mesin mekanik yang sangat vital
keberadaannya. Adanya rem memberikan gaya gesek pada suatu massa yang bergerak
sehingga berkurang kecepatannya atau berhenti. Pemakaian rem banyak ditemui pada
sistem mekanik yang kecepatan geraknya berubah-ubah seperti pada roda kendaraan
bermotor, poros berputar, dan sebagainya. Berarti dapat disimpulkan bahwa fungsi
utama rem adalah untuk menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros, dan
juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Efek pengereman secara mekanis
diperoleh dengan gesekan, dan secara listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa
yang dibalik atau penukaran kutup, dan lain-lain. Pada umumnya sebuah rem
mempunyai komponen – komponen sebagai berikut :
Backing plate
Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang diikat
dengan baut pada real axle housing dan backing plate bagian depan diikat
dengan baut pada steering knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada backing
plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja pada backing plate.
Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan
dipasangkan pada backing plate.
Silinder penyetel sepatu rem
Silinder penyetel sepatu rem berfungsi menjamin ujung sepatu rem dan untuk
penyetelan renggang antara sepatu dengan drum. Pada beberapa macam rem,
sebagai pengganti silinder penyetel sepatu, anchor pin dan kam penyetel
sepatu digunakan secara terpisah.
3
Sepatu rem
Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan lingkaran drum dan
dilengkapi dengan kanvas yang dikeling ataupun direkatkan pada bagian
permukaan dalam sepatu rem. Salah satu ujung sepatu rem dihubungkan pada
anchor pin atau pada baut silinder penyetel sepatu rem. Ujung lainnya
dipasangkan pada roda silinder yang berfungsi untuk mendorong sepatu ke
drum dan juga sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan
Pegas pembalik
Pegas-pegas pembalik berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada
drum ketika pijakan rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik
biasanya dipasang dibagian sisi silinder roda
Kanvas rem
Kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek
pada drum. Bahan yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau
campuran plastik untuk untuk memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan
aus. Pada beberapa macam rem, terdapat perbedaan bahan kanvas rem yang
dipasangkan pada sepatu pertama dan sepatu kedua. Kanvas ini dapat diganti
jika sudah mengalami aus.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri dari body dan torak, berfungsi untuk mendorong
sepatu rem ke drum dengan adanya tekanan hidrolik yang dipindahkan dari
master silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap satu unit rem,
tergantung dari modelnya. Ada dua macam silinder roda; yang satu bekerja
pada sepatu rem pada kedua arah, dan satunya lagi gerakannya hanya pada
satu arah saja.
4
Drum rem
Drum rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini dipasangkan
hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang berputar
bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan terhadap
permukaan dalam drum, mengakibatkan terjadinya gesekan dan
menimbulkan panas pada drum cukup tinggi (200°C-300°C). Karena itu,
untuk mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di
sekeliling bagian luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium
yang mempunyai daya hantar panas yang tinggi. Permukaan drum rem dapat
menjadi tergores ataupun cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan
dibubut bila goresan itu tidak terlalu dalam.
5
Rem gesekan dapat diklasifikasikan lebih lanjut atas :
Rem Tali ( Pita )
Rem Drum
Rem Cakram
Rem Hidraulik
Suatu hal yang kurang menguntungkan dalam pemakaian rem blok tunggal
adalah gaya tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada
poros akan timbul momen lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak
dikehendaki. Demikian pula untuk pelayanan manual jika diperlukan gaya
pengereman yang besar, tuas harus dibuat sangat panjang sehingga tidak praktis
dan efisien. Karena alasan-alasan tersebut, jenis rem blok tunggal ini jarang
dipakai pada mesin-mesin yang memerlukan momen pengereman yang besar.
6
Dalam perancangan rem, syarat terpenting yang harus dipenuhi adalah
besarnya momen pengereman yang harus sesuai dengan yang diperlukan. Di
samping itu besarnya energi yang diubah menjadi panas harus pula diperhatikan,
terutama dalam hubungannya dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang
berlebihan bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan
menurunkan koefisien geseknya.
7
Gambar 2.3 Rem Blok Ganda [ 1 ]
8
Gambar 2.5 Macam - Macam Rem Pita [ 4 ]
9
Gambar 2.6 Rem Drum [ 4 ]
10
Apabila pedal rem dilepas, tekanan hidraulik akan berkurang, sehingga pada
B akan bergerak menjauhi disk. Bila rem bekerja, seal yang diletakkan pada bagian
torak akan berubah bentuk dan bila rem dilepas, maka seal akan kembali ke bentuk
semula. Gerak dari seal torak ini ke bentuk semula pada saat rem dilepaskan akan
menarik torak menjauhi disk.
Gambar 2.8 Perubahan Bentuk Seal Pada Saat Pedal Rem Dilepas [ 4 ]
Bagian – bagian pada rem cakram dapat dilihat pada gambar dibawah ini
11
3) Balok Rem
4) Batang Pengantar
5) Bushing
6) Tabung Pengantar
7) Baut Pengantar
8) Karet pelindung kotoran
9) Klip
12
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Tata cara perhitungan dijelaskan dalam bentuk diagram aliran [ flow chart ], sehingga
diperoleh gambaran menyeluruh tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan.
Diagram aliran digambarkan dengan menggunakan lambang-lambang seperti
dibawah ini. Lambang-lambang tersebut dibuat agak berbeda dengan yang biasa
dipergunakan dalam program umum komputer untuk memudahkan pengertian tata
cara perencanaan. Jumlah lambang yang dipakai diusahakan sesedikit mungkin
seperti dibawah ini.
LAMBANG NAMA KETERANGAN
13
3.1 Diagram Air Perhitungan Awal
START
STOP
END
14
3.1 Diagram Alir Perhitungan Awal
3.2 Diagram Alir Perhitungan Poros
S T A RT
`
4. Bahan poros
perlakuan panas
kekuatan tarik σt (kg/mm²)
Faktor keamanan SF
Dimensi poros
STOP
END
15
3.3 Diagram Alir Perhitungan Bidang Gesek
START
1. Bahan Lapisan
STOP
16
3.3 Diagram Alir Perhitungan Bidang Gesek
3.4 Diagram Alir Perhitungan Piston Pada Penekan Cakram
START
Tidak
6. pw’ <
Pw
Ya
STOP
17
3.4 Diagram Alir Perhitungan Piston Pada Penekan Cakram
3.5 Diagram Alir Perhitungan Cakram
START
2. Tegangan tarikyang
diizinkan σta(kg/mm²)
Tidak
6.σgc< σga
Ya
STOP
18
3.5 Diagram Alir Perhitungan Cakram
3.6 Diagram Alir Perhitungan Baut Pengikat Cakram
START
1. Beban W [ kg ]
2. Faktor koreksi, Fc
3. Bahan Baut
Kekuatan Tarik Baut
Faktor kemanan SF
Tegangan geser yang
diizinkan σga (kg/mm²
STOP
19
20
3.7 Diagram Alir Perhitungan Bantalan
START
8. Faktor putaran, fn
factor umur, fh
A
21
A
STOP
22
3.8 Diagram Alir Perhitungan Panas Rem
START
2. Daya gesek, Pf
selang waktu pengereman, tc
konduktifitas termal, α
Tidak
4. 50ºC < tr <250ºC
Ya
STOP
23
3.9 Diagram Alir Perhitungan Rendemen (Efisiensi) Rem
START
2. Daya rata-rata, Pm
3. Rendeman Rem, ή
STOP
3.9 Diagram Alir Perhitungan Rendemen (Efisiensi) Rem
24
BAB 4
PERANCANGAN REM
pengereman sebesar 0,6 (diambil) dari angka yang diijinkan, yaitu 0,5
sampai 0,8 (Ir. Sularso,MSME, hal 87) maka didapat jarak pengereman
oleh roda sebesar :
V2
S=
2a
V2
S=
2 eg (Ir. Indra Tedjakumala, hal 440)
di mana :
S = jarak pengereman [ m ]
= perlambatan [ m/s ]
2
a
25
=e.g
e = koefisien pengereman
= 0,6
g = percepatan gravitasi bumi
2
= 9,81 m/s
sehingga :
22,22
S=
2×0,6×9,81
S=41,87 m
W [ a.g ] pada titik berat. Sehingga beban pada roda depan akan
bertambah, sedangkan beban pada roda belakang akan berkurang.
Secara umum beban pada roda depan dapat dihitung dengan
rumus:
2
W D= ×W
3 (Ir. Sularso,MSME, hal 93)
di mana :
W D = beban pada roda depan [ N ]
W = berat kendaraan [ N ]
= 131 Kg
= 1285,11 N
Sehingga beban pada roda depan adalah :
26
2
W D= ×1285 ,11
3
Saat dilakukan
W D=856 ,74 N pengereman, juga terjadi
beban dinamis pada roda depan, yang besarnya dapat dihitung dengan
rumus :
W dD =W D +W . e . []
h
L (Ir. Sularso,SME, hal 93)
di mana :
W dD = beban dinamis pada roda depan [N]
W D = beban pada roda depan
= 856,74 N
e = koefisien pengereman
= 0,6
h = tinggi titik berat
1
׿¿
= 3 tinggi kendaraan
1
×1107
= 3
= 369 mm
L = jarak antara poros roda depan dan belakang
= 1313 mm
W = berat kendaraan keseluruhan
= 1285,11 N
maka :
27
{
W dD =856 , 74+ 1285 , 11×0,6
[ ]}
369
1313
W dD =1073 ,44 N
B ID =0,6×1073 ,44
Ek =
[ ]
W
2g
×V 2
(Ir. Indra Tedjakumala, hal 439)
dimana :
Ek = energi kinetis motor [ joule ]
W = berat kendaraan keseluruhan
= 1285,11 N
g = percepatan gravitasi bumi
2
= 9,81 m/s
V = kecepatan rata-rata kendaraan
= 22,2 m/s
Sehingga :
28
Ek =
[ 1285 , 11
]
2 ( 9 , 81 )
×22 ,22
Ek =32281 , 02 Joule
V V
t c= =
a eg (Ir. Indra Tedjakumala, hal
360)
sehingga di dapat :
22, 2
t c=
0,6×9.81
t c=3, 77 s
4.2 PERHITUNGAN POROS RODA
Perhitungan poros roda ini merupakan lanjutan dari perhitungan yang
terdahulu. Pada perhitungan poros ini diawali dengan memperhitungkan daya
pengereman yang diterima oleh roda depan kendaraan pada saat pengereman.
Seperti diketahui, gaya pengereman rencana untuk roda depan adalah B ID yang
29
Pr =f c×P max
Pr =0,8×10 ,81
di mana :
Pr = daya rencana
= 8,648 kW
n = putaran permenit poros
= 8500rpm
sehingga :
8,648
T r =9555×
8500
T r =9,71 Nm
T rn=9712 , 4 Nmm
Pada kenyataannya poros tidak mengalami torsi karena dalam posisi
diam,yang berputar hanya hub roda.
30
4.2.3 Momen Lentur Yang Terjadi Pada Poros
di mana :
Mr = momen lentur pada roda depan [ Nmm ]
Ir = lengan momen pada roda depan [ mm ]
1
= 6 x panjang poros roda depan
1
×258=43 mm
= 6
B ID = gaya pengereman yang diterima roda depan
= 644,06 N
Sehingga :
M r =43×644 , 06
M r =27694 , 58 Nmm
31
σb
σ a=
SF
981
σ a=
7
{[ ] √ }
1
5,1 2 2
d p≥ × [ K m×M r ] + [ K t ×T r ] 3
τa
(Ir.Sularso,MSME, hal 11)
di mana :
Km = factor koreksi untuk momen lentur
= 1,2 [untuk beban tumbukan ringan]
Kt = factor koreksi untuk momen torsi
= 1 [untuk beban yang sedikit dikenakan kejutan]
32
dp = diameter poros minimum [mm]
jadi :
{[ ] √ }
1
5,1 2 2
d p≥ × [ 1,2×27694 ,58 ] + [ 1×9712 ,4 ] 3
81
d p ≥12 ,96 mm
d p ≥15 mm
R2 dipilih 1,5 x R1 agar keausan lapisan gesek seragam. Dari data ini di dapat
harga K1 [factor koreksi bidang gesek] adalah sebesar :
K 1=
2Ø
3 sin
Ø
2
[
1−
R 1 R2
( R1 + R2 )
2
] (Ir. Sularso, MSME, hal. 91)
=
2(1,047)
3 sin
60 °
2
[1−
( 76 ) (114)
( 76+114 )2 ]
= 1,061
Jari – jari rata – rata bidang gesek adalah sebesar :
33
R1 + R2
Rm = (Ir. Sularso, MSME, hal. 91)
2
76+114
= = 95 mm
2
Af=
[ ] [(
Øπ
360 °
× R2 ) −( R 1 ) ]
2 2
(Ir. Indra Tedjakumala, hal 358)
= [ ] [(
60 ° π
360 °
× 114 )2−( 76 )2 ]
= 3778,46 mm2
Luas Bidang Gesek pada Dua Sisi Piringan ( Ag )
A g = 2 × Af (Ir. Indra Tedjakumala, hal 358)
= 2 × 3778,46 = 7556 mm2
dimana :
Fg = gaya gesek [N]
Pm = tekanan permukaan = 0,041 kg/mm² = 0,40221 N/mm²
Af = luas bidang gesek pada satu sisi cakera = 3778,46 mm²
Gaya gesek yang terjadi pada satu sisi bidang gesek [Fg] adalah:
Fg = Pm x Af (Ir. Indra Tedjakumala, hal 358)
Fg = 0,40221 x 3778,46 = 1519,74 N
Pm = tekanan permukaan = 0,041 kg/mm² = 0,40221 N/mm²
Af = luas bidang gesek pada satu sisi cakera = 3778,46 mm²
4.4.3 Menghitung Kecepatan Sudut ( ω )
Jenis ban 100/80 R14, yang berarti :
Diameter dalam ban = 14 inch = 14 × 25,4 mm/inch = 355,6 mm
Lebar ban = 100 mm
Aspek rasio 60% = 0,8
34
Tinggi penampang ban = lb × 0,8 = 100 × 0,8 = 80 mm
Diameter luar ban = 355,6 + [2 × 80] = 515,6 mm
Jari-jari ban = 515,6 / 2 = 257,8 mm
v
ω=
r
(Ir. Indra Tedjakumala, hal 344)
22.200
=
257,8
= 86,1 rad / s
Jadi, kecepatan sudut adalah 86,1 rad / s
4.3.3
4.3.4 Pemeriksaan Terhadap Momen Gesek yang Timbul
F = Pm × Ag (Ir. Indra Tedjakumala, hal 355)
F = 0,40221 × 7556 = 30391,1 N
Jadi, Gaya yang terjadi pada bidang gesek (tiap roda) adalah
3039,1 N
dimana :
Mg = momen gesek [N.m]
μ = koefisien gesek = 0,4
Fg = gaya gesek = 1519,74 N
K1 = faktor koreksi bidang gesek = 1,061
Rm = jari-jari rata-rata bidang gesek = 95 mm = 95 x 10-3 m
sehingga :
35
4.3.5 Kerja Yang Hilang Akibat Gesekan
Pada saat pengereman, lama pengereman terjadi selama 1,61 detik [tc], maka
kerja yang hilang akibat gesekan adalah :
Wg = 0,5 × Mg × ωm × tc (Ir. Indra Tedjakumala, hal 344)
= 0,5 × 61,27 × 86,1 × 3,77
= 9944,03 joule
Dimana:
Wg = 9944,03 Joule
Z = jumlah pemakaian dalam 1 jam = 100 kali/jam [direncanakan]
9944,03 ×100
Pg = = 276,2 watt = 0,276 kW
3600
Jadi, daya yang hilang adalah 0,276 kW
Jika dirancang ketebalan bidang gesek [tp] adalah 6 mm dan angka kerusakan
[Ak] adalah 6 kWh/cm³, maka lamanya pemakaian bidang gesek dapat
dihitung sebagai berikut :
t p × Ag× Ak
Lg = (Ir. Indra Tedjakumala, hal 344)
Pg
0,6 ×75,56 ×6
Lg = = 985,56 jam
0,276
Bila kendaraan dipakai (direncanakan) = 8 jam setiap harinya dan satu tahun =
365 hari, maka :
1 Hari = 4 jam
1 Jam = 100 gesekan
36
1 Gesekan = 3,77 detik
maka :
1 Hari = 4 × 100 × 3,77
= 1508 detik
1508
= = 0,42 jam
3600
sehingga dalam satu tahun, lama gesekan tersebut adalah :
0,42 jam × 365 = 153,3 jam / tahun, maka :
Lg
L p= (Ir. Indra Tedjakumala, hal 344)
153,3
985,56
Lp = = 6,4 tahun
153,3
Jadi, maka lamanya pemakaian bidang gesek adalah
6,4 tahun
t p × A k × 3600
Pb= (Ir. Indra Tedjakumala, hal 344)
Lg ×V r × μ × z
6 ×6 × 3600
Pb = = 4,01 × 10-5 N/mm2
985,56 ×8200 × 0,4 ×100
Jadi, tekanan bidang yang timbul 4,01 × 10-5 N/mm2
37
maka Karena Pb < Pm, maka pemilihan bidang gesek aman /
memenuhi syarat.
PRmax = Mg × ω
PRmax = 61,27 × 86,1
= 52.75,35 watt = 5,27 kW
Jadi, Daya rem maks yang dihasilkan adalah 5,27 kW
38
PW=2,37 ( 10 )−4,49
2
PW=19,21Kg/cm
PW=188 N /cm2
= 644,06 N
644 ,06
A p=
1,88
A p =342 ,6mm 2
Dp≥
√ 4 A pq
π
Dp≥
√ 4×342 , 6
π
39
Untuk alasan keamanan maka diambil diameter luar piston adalah
sebesar Dp = 21 mm dan diameter dalam piston sebesar Dd = 18 mm
40
B ID
PW '=
A pr
πD
pr 2
A pr =
4
π ( 21 )2
A pr =
4
A pr =346,185mm
644 ,06
PW '=
346 ,185
2 2
Diketahui PW =1,88N /mm sedangkan PW '=1,86 N /mm
PW’ < PW, maka piston aman.
41
σt
σ ta =
Sf (Ir. Indra Tedjakumala, hal 18)
σt = tegangan tarik bahan
= 70 Kg/mm²
= 686,7 N/mm²
686 , 7
σ ta =
6
2
σ ta =114 , 45 N /mm
42
Fa=μr ×W dD
Fa=0,7×1073,44
= 751,41N
2×751 , 41
σ gc =
175×4
2
σ gc =2 ,14 N /mm
Diketahui
σ gc = 2,14 N/mm², sedangkan σ ga = 66,077 N/mm²
σ gc < σ ga , maka disain cakram yang direncanakan aman.
yang diteruskan poros roda belakang [ Pr ]=8 , 648 kW pada putara roda depan
maksimum [
ω m ]=86 , 1 rad /s
. Sehingga didapat momen torsi rencana dari
rumus :
43
Pr
T r=
ωm (Ir. Indra Tedjakumala, hal 126)
di mana :
Tr = momen torsi rencana [Nmm]
Pr = daya rencana
= 8,648 kW
= 8648 W
ωm = putaran roda maksimum
= 86,1 rad/s
maka :
Pr
T r=
ωm
8648
T r=
86, 1
T r =100 ,44 Nm
44
dm = diameter pusat baut
= 45 mm
i = jumlah baut = 4 buah
sehingga :
2×100440
F gb=
4×45
F gb=1116 N
Direncanakan baut pengikat terbuat dari baja karbon untuk konstruksi
mesin dalam Lampiran S 25 C JIS G 3102 dan Daftar Pengamanan
di mana :
Sehingga :
45
441 , 45
σ a=
6
2
σ a=73 , 575 N /mm
Maka tegangan geser yang diijinkan adalah :
σa
τ a=
√3 (Ir. Indra Tedjakumala, hal 104)
di mana :
τa = tegangan geser yang diijinkan
σa = 73,575 N /mm
2
sehingga :
73 , 575
τ a=
√3
τ a =42 , 48 N /mm2 (Ir. Indra Tedjakumala, hal 104)
d b≥
√ 4×F gb
π×τ a (Ir. Indra Tedjakumala, hal 104)
di mana :
db = diameter baut / inti
F gb = gaya geser
= 1116 N
τa = 42,48 N /mm
2
maka :
46
d b≥
√ 4×1116
π ×42, 48
d b ≥5 , 78 mm
d b ≥8 mm
Sehingga dari tabel standar ulir kasar metris (lampiran [JIS B 0205]) di
dapat bahwa ukuran baut yang dipakai adalah M 8 dengan dimensi sebagai
berikut :
di mana :
Rb = jari-jari efektif ban [mm]
Dv = diameter velg = 14” = 355,6 mm
47
tb = tinggi ban = lebar ban × aspek rasio = 100 x 0,8 = 80 mm
Rb =
1
2
×
{[ ]
90
100 }
× [ 355,6+ ( 2× 80 ) ] = 232,02 mm
di mana :
Vr = kecepatan rata-rata kendaraan =80 km/jam
= 1,33×106 mm/menit
Rb = jari-jari efektif ban = 232,02 mm
1,33× 106
n= = 912,78 rpm
2 π (232,02)
Jadi, putaran roda tiap menitnya adalah 912,78 rpm
15 mm
Jadi diameter poros untuk bantalan adalah sebesar maka jarak antara titik
beban pada roda dengan tumpuan bantalan adalah sebagai berikut :
F a=μ ×W dD
Fa = 0,7 × 1073,44 N
= 751,41 N
48
Jadi, Besarnya beban aksial [ Fa ] adalah 751,41 N
Rb
F r=F a ×
b
232,02
Fr = 751,41 ×
100
= 1743,42 N
Jadi, Besarnya beban radial karena beban aksial adalah
1025,6 N
Frg = Fr – FA
= 1743,42 N – 536,72 N = 1206,7 N
Jadi beban radial gabungan dan beban aksial gabungan
adalah 1206,7 N
Jenis bantalan yang diambil adalah bantalan bola alur dalam (Deep groove
ball bearing) dari tabel 4.9 ELEMEN MESIN, Ir. Sularso, MSME, hal
135, maka dipilih harga-harga sebagai berikut :
V=1;X=1;Y=0
Beban ekivalen [Pri] dinamis dapat dicari dari factor-faktor di atas yaitu
Pri = [X × V × Frg] + [Y × Fag]
= [1 × 1 × 1206,7 N] + 0 = 1206,7 N
Besarnya factor kecepatan [fn] dapat dicari melalui rumus :
[ ]
1
33,3 3
f n=
n
49
[ ]
1
33,3 3
fn = = 0,33
912,78
Sedangkan untuk factor umur [fh] :
f n ×C
f h=
Pri
0,33× 8779,95
fh = = 2,4
1206.7
Umur nominal dari bantalan [Lh] :
3
Lh=500 × ( f h )
Maka untuk bantalan yang akan dipakai dipilih bantalan bola radial dengan
tipe 6302 dengan dimensi sebagai berikut :
d = diameter lubang poros = 15 mm
D = diameter luar cincin luar = 42 mm
B = tebal keseluruhan = 13 mm
r = tebal cincin dalam = 1,5 mm
Ad =
4
dimana :
Dtb = diameter lubang terbesar cakera
= 180 mm= 0,180 m ( direncanakan )
Dtk = diameter lubang terkecil cakera
= 120 mm = 0,120 m ( direncanakan )
π × ( (0,18) −(0,12) )
2 2
Ad = = 0,014 m2
4
Jadi, luas bidang pendingin adalah 0,014 m2
50
dimana :
Dtb = diameter lubang terbesar cakera
= 180 mm= 0,180 m ( direncanakan )
Dtk = diameter lubang terkecil cakera
= 120 mm = 0,120 m ( direncanakan )
276,2
Δt = = 164,4 °C
0,014 ×120
tr = 30 + 164,4
= 194,4°C
Jadi, temperatur rem [ tr ] adalah 194,4 °C
Temperatur standar yang diijinkan adalah [ 50 ÷ 250 ] °C, karena temperatur
maksimum rem yang direncanakan masih terdapat didalam interval temperatur
standar, maka rem cukup aman dan memenuhi syarat.
= 8,648kW
51
tc = selang waktu pengereman
= 3,77 detik
z = Pemakaian rem dalam satu jam
= 100 kali/jam
Pr max = 10,81kW
Pm=10 , 13 kW
Rendeman rem, η :
{ P m−Pg }
η= ×100 %
Pm (Ir. Sularso, MSME, hal. 88)
Pg = Daya yang hilang akibat gesekan
= 0,276 kW
{10 ,31−0,276 }
η= ×100 %
10 ,31
η=97 ,3%
BAB 5
PEMBAHASAN HASIL DATA RANCANGAN
PERHITUNGAN AWAL
52
Beban dinamis roda depan (W dD ) : 1073,44 N
POROS RODA
BIDANG GESEK
Bahan : Tenunan Asbes
53
2
Luas bidang gesek ( A ) : 7556 mm
PISTON
Bahan piston : FC 25 JIS G 5501
54
Beban Aksial ( Fa ) : 751 ,41N
2
Tegangan geser yang terjadi (σ gc ) : 2,14 N /mm
55
Beban ekivalen dinamis ( Pri ) : 1206,7 N
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
56
Dari analisa perencanaan rem cakera yang saya bahas pada bab - bab
sebelumnya, dapat kita tarik beberapa kesimpulan. Diantaranya, dalam perencanaan
sebuah rem ada beberapa faktor yang kita harus perhatikan dengan benar, yaitu :
a. Pemilihan bahan/komponen yang sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi
standarisasi yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan faktor
ekonomis, efisiensi, tata ruang mesin yang ada serta ketahanan komponen
yang akan kita pakai.
b. Pengambilan faktor keamanan yang tepat dan sesuai, sehingga dapat
menjamin ketahanan dan keamanan komponen yang akan kita pakai nanti.
Dari hasil perhitungan dan perencanaan yang saya bicarakan sebelumnya
dapat saya tulis disini beberapa karakteristik penting dari rem yang saya rencanakan,
yaitu :
a. Efisiensi rem = η = 97,3 %
b. Umur rem dengan waktu pakai 8 jam / hari = 6,4 tahun
c. Temperatur rem = 194,4 °C
Jadi dari data-data diatas, rem ini cukup aman dipakai karena memiliki effisiensi yang
tinggi dan memiliki umur yang lama.
57
6.2 SARAN
1. Pendokumentasian yang baik dengan tanda - tanda pengerjaan, ukuran, dan
toleransi yang baik mutlak diperlukan untuk memungkinkan realisasi dari
komponen yang dirancang.
2. Dalam pembuatan tugas merencana ini perlu ditambah referensi buku -buku
pendukung yang baik, yang dapat menunjang pembuatan tugas yang diberikan.
3. Penggunaan rem hendaknya dilakukan seefisien mungkin.
4. Pengambilan faktor keamanan yang tepat agar dapat menjamin keamanan
bahan.
5. Pemilihan bahan komponen yang ada dalam standarisasi yang dipakai seperti :
AISI, DIN, JIS, dan lain-lain.
6. Penggunaan komputer untuk mempermudah perhitungan ulang apabila ada
perubahan pada data teknis.
58
DAFTAR PUSTAKA
Condro, Eddy, Ir, Catatan Kuliah Elemen Mesin II, Universitas Trisakti,
Jakarta, 1996
Khurmi R S & J K Gupta, A Text Book of Machine Design, Eurasis
Publishing House, New Delhi, 1982
Sularso, Ir, Elemen Mesin, Pradnya Paramita, Jakarta, 1986
Takeshi Sato & N Sugiarto H, Menggambar Mesin Menurut Standar ISO,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1989
Tedjakumala, Indra, Ir, Diktat Elemen Mesin I, Universitas Trisakti, Jakarta,
1995
59
LAMPIRAN
Kekuata
Kekerasa
Perlakuan Panas (°C) Batas * n
LAMBAN n Keteranga
Mulur Tarik
G n
(kg/ (kg/
Celup Dingin Temper mm²) mm²) (Hb)
pendingina pendingina
SCM2 830-880 n 550-650 n 70 85 241-293
minyak cepat
SCM3 830-880 " 550-650 " 80 95 269-321
SCM4 830-880 " 550-650 " 85 100 285-341
SCM5 830-880 " 550-650 " 90 105 302-363
pendingina
SCM21 primer 850-900 " 150-200 n - 85 " 235-321 pengerasan
sekunder 800-850 " udara kulit
primer 850-900 "
SCM22 150-200 " - 95 " 262-341
sekunder 800-850 "
primer 850-900 "
SCM23 150-200 " - 100 " 285-363
sekunder 800-850 "
Cast Iron 5 to 6 8 to 12 16 to 20
Wrought Iron 4 7 10 to 15
Steel 4 8 12 to 16
Soft Materials and Alloys 6 9 15
Leather 9 12 15
Timber 7 10 to 15 20
60
LAMPIRAN 3 : Nilai Koefisien Gesek dan Tekanan
61
FC 35 15 s/d 30 35 277 atau kurang
Kekuatan Batas *
Lambang Kekerasan
Tarik Mulur
Bantuk Poros Bentuk Cincin Bentuk Cakram (kg/mm²) (kg/mm²) (Hb)
SFCM 60S SFCM 60R SFCM 60D 60-75 37 170
SFCM 65S SFCM 65R SFCM 65D 65-80 42 187
SFCM 70S SFCM 70R SFCM 70D 70-85 46 201
SFCM 75S SFCM 75R SFCM 75D 75-90 50 217
SFCM 80S SFCM 80R SFCM 80D 80-95 55 229
SFCM 85S SFCM 85R SFCM 85D 85-100 59 241
SFCM 90S SFCM 90R SFCM 90D 90-105 64 255
SFCM 95S SFCM 95R SFCM 95D 95-110 70 269
SFCM 100S SFCM 100R SFCM 100D 100-115 77 285
* Batas mulur ini merupakan harga terendah, dimana besarnya tergantung pada ukuran
sampel
FC 15 15 140-160 7
FC 20 20 160-180 9
Besi cor
FC 25 25 180-240 11
FC 30 30 190-240 13
SC 42 42 140 12
Baja cor SC 46 46 160 19
SC 49 49 190 20
Baja karbon untuk S 25 C 45 123-183 21
konstruksi mesin
S 35 C 52 149-207 26
62
S 45 C 58 167-229 30
Ulir dalam
Ulir Diameter Diameter Diameter
Jarak bagi Tinggi luar effektif dalam
P kaitan D D2 D1
Hl Ulir luar
1 2 3 Diameter Diameter Diameter
luar D effektif D2 dalam D1
M 6 1 0,541 6,000 5,353 4,917
M 7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M 8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M 9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
63
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,376 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 27,402 34,670
M 42 4,5 2,436 42,000 39,077 37,129
M 45 4,5 2,436 45,000 34,402 40,129
M 48 5 2,706 48,000 36,402 42,587
64
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 730
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 2750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 144
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650
65