Secara Umum
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak dikenakan atas pertambangan nilai barang dan
jasa.
(Secara umum PPN dikenakan atas Pembelian dan Penjualan Barang dan Jasa)
Kecuali yang dinyatakan oleh peraturan perpajakan sebagai barang tidak dikenakan pajak
(barang tidak kena PPN) atau dinyatakan tidak termasuk Barang Kena Pajak menurut
Undang-Undang PPN.
Secara umum semua jasa dikenakan PPN, kecuali oleh dinyatakan dalam Undang-Undang
PPN sebagai jasa tidak dikenakan PPN atau yang dinyatakan tidak termasuk JasaKena Pajak.
Yang dikukuhkan PPN (subyek PPN) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha Kena
Pajak adalah pengusaha yang dikenakan PPN yaitu semua pengusaha dienakan PPn kecuali
yang dinyatakan sebagai pengusaha kecil menurut UU PPN
Pengusaha Kecil adalah pengusaha melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa
kena pajak setahun tidak melebihi Rp. 4.800.000.000
(Tahun 2013 dan sebelumnya batasan pengusaha kecil Rp. 600.000.000)
Kecuali :
Penjualan setahun belum melebihi Rp. 4.800.000.000 (masih ratusan juta) atas permintaan
sendiri ke Kantir Pajak untuk dikenakan PPN menjadi PKP (Pengusaha Kena Pajak), karena
berhadapan dengan lawan transaksi meminta Faktur Pajak, yang boleh membuat faktur pajak
adalah PKP.
Untuk menghituyng PPN harus diketahui dari mana Dasar Pegenaan PPn (DPP) :
1. Untuk usaha dagang DPP = Harga Jual
2. Untuk usaha jasa DPP = Nilai Penggantian
3. Untuk Impor DPP = Nilai Impor
4. Untuk Ekspor DPP = NilaiEkspor
5. Untuk abrang kena pajak tertentu DPP = Nilai Lain
Nilai Lain adalah nilai sebagai dasar pengenaan pajak
yang diterapkan oleh MenteriKeuangan untuk menghitung
PPN.
CV. Maju berusaha dibidang perdagangan dalam bulan januari 2016 melakukan transaksi
penjualan dan pembelian (semua penjualan dibuatkan faktur pajak dan semua pembelian
menerima faktur pajak) sebagai berikut :
Jawab :
=100.000.000 -
CV. Lancar berusaha dibidang perdagangan bulan januari 2016 melakukan transaksi
penjualan dan transaksi pembelian (semua penjualan dibuatkan faktur pajak dan semua
pembelian menerima faktur pajak) sebagai berikut :
Jawab :
Pajak Keluaran :
=120.000.000
Pajak Masukan :
=160.000.000
PPN bulan januari 2016 Lebih Bayar = 40.000.000
CV. Terang berusaha dibidang perdagangan bulan januari 2016 melakukan transaksi
penjualan dan transaksi pembelian (semua penjualan dibuat faktur pajak dan semua pembelian
menerima faktur pajak masukan sebagai berikut :
Jawab :
Pajak Keluaran :
=155.000.000
Pajak Masukan :
=155.000.000
= 86.000.000
PPN Pemungut :
12 januari 2016 : 10% X 50.000.000 = 5.000.000
25 januari 2016 : 10% X 60.000.000 = 6.000.000+
= 11.000.000 –
PPN yang dipungut sendiri (uang PPN diterima PKP)99=
75.000.000
Pajak MAsukan :
2 januari 2016 : 10% X 100.000.000 =
10.000.000
8 januari 2016 : 10% X 150.000.000 =
15.000.000
14 januari 2016 : 10% X 250.000.000 =
25.000.000
20 januari 2016 : 10% X 100.000.000 =
10.000.000
= 60.000.000 –
PPN yang dipungut sendiri (uang PPN diterima PKP) =
15.000.000
KETERANGAN :
Apabila pembayaran dari bendaharawan harga sudah termasuk
PPN.
Cpontoh :
Harga termasuk PPN =
330.000.000
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 X 330.000.000 =
300.000.000
PPN dihitung = 10% X 300.000.000 =
30.000.000
Atau PPN = 10% X (100/110) X 330.000.000 =
30.000.000
Keterangan :
3. Apabila penjualan hanya ke swasta saja, secara
umumPPN tiap bulan selalu kurang bayar
4. Apabila penjualan hanya ke Pemerintah saja, secara
umum PPN tiap bulan selalu lebih bayar
5. Apabila penjualan sebagian ke swasta dan sebagian
ke pemerintah, secara umum PPN tiapbulan bisa
kurang bayar atau bisa lebih bayar, tergantung besar
mana penjualan ke swasta atau ke pemerintah
CONTOH :
CV. Pesat januari 2016 melakukan penyerahan BKP secara tunai sbb :
Misal Laba Kotor sebesar 15%, Harga Beli = 100 / 115 X Harga Jual
Jawab :
Pajak Keluaran :
1. Apabila barang kena pajak termasuk barang mewah, disamping dikenakan PPN juga
dikenakan PPn BM.
2. Pengenaan PPn BM hanya satu kali :
a. Pada saat impor barang mewah.
b. Pada saat pabrik barang mewah menjual barang mewah.
3. Tariff PPN BM sebesar 10% sampai dengan 200% tergantung jenis barang mewahnya
4. Jenis barang mewah yang dikenakanPPN BM ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Keuangan
5. Pengertian barang mewah menurut ketentuan perpajakan tidak sama dengan mewag
secara umum
CONTOH :
1. PT ABC dalam tahun 2016 mengimpor barang mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp
100.000.000 PPnBM = 30%, Hitung: PPN da PPnBM
Jawab :
PPN = 10% X 100.000.000 = 1.000.000
PPnBM = 30% X 100.000.000 =30.000.000
2. PT ABC pabrik barang mewah, dalam tahun 2016 menjual barang mewah dengan
harga Rp 600.000.000 (harga tersebuut sudah tersmasuk PPN 10% dan PPn BM 40%)
Hitung : PPN dan PPnBM
Jawab :
Harga Jual + PPN + PPnBM = 600.000.000
(100% + 10% + 40% = 150%
Harga Jual = 100 / 150 X 600.000.000 = 400.000.000
PPN = 10% X 400.000.000 = 40.000.000
PPnBM = 40% X 400.000.000 = 160.000.000
PPN MEMBANGUN SENDIRI (pmk. 163)
1. Kegiatan membangun sendiri adalah membangun bangunan yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan
2. Apabila orang atau badan melakukan kegiatan membangun sendiri, dikenakan PPN
Membangun sendiri, syarat luas paling sedikit 200 M2 atau lebih
3. Dasar pengenaan PPN Membangun sendiri (DPP) sebesar = 20% dari biaya-biaya
yang dikeluarkan tiap bulan
4. PPN Membangun Sendiri = 10% X DPP atau 10% X 20% atau
PPN = 2% X biaya pembangunan tiap bulan, PPN dibayarkan setiap bulan
5. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap dianggap menggunakan
satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antara tahapan-tahapan tersebut
tidak lebih dari 2 tahun
6. Tempat PPN terutang kegiatan membangun sendiri adalah ditempat bangunan
tersebut didirikan, maka pembayaran PPN Kegiatan Membangunan Sendiri
dilaporkan di Kantor Pajak tempat bangunan didirikan.
CONTOH :
PT BCG melaksanakan pembangunan sendiri gdang luas bangunan sebesar 400 M2
dengan biaya bangunan sebagai berikut :
- Bulan januari 2016 sebesar Rp 100.000.000.-
- Bulan Februari 2016 sebesar Rp 200.000.000.-
- Bulam Maret 2016 sebesar Rp 200.000.000.-
CONTOH :
PT BSA dalam bulan januari 2016 menjual aktiva tetap perusahaan berupa :
Jawab :
Keterangan :
Mobil sedan saat pembelian Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan, maka pada saat
menjual mobil sedan tidak kena PPN
1. Untuk pemakaian sendiri dan pemberian Cuma-Cuma BKP dan JKP : Brang Dasar
Pengenaan pajak adalah harga pokok atau harga beli
PPN = 10% X Harga pokok atau PPN = 10% X harga Beli
2. Utuk penyerahan media rekaman suara atau gambar, dasar pengenaan pajak adalah
Harga Rata-Rata ; PPN = 10% X Harga Rata-Rata
3. Untuk penyerahan film cerita, Dasar Pengenaan pajak adalah Perkiraan Hasil Rata
per judul film ; PPN = 10% XHarga Rata-Rata judul Film
4. Untuk penyerahan produk hasil tembakau, Dasar Pengenaan Pajak adalah harga
Jual Eceran
5. Persediaan BKP dan atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual
belikan yang tersisa pada saat pembubaran perusahaan, Dasar Pengenaan Pajak
Harga Pasar Wajar ; PPN = 10% X Harga PasarWajar
6. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dari Pusat ke Cabang
atau sebaliknya dan penyerahan antarcabang, dasar pengenaan pajak harga pokok ;
PPN = 10% X Harga Pokok
7. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara Dasar Pengenaan Pajak
Harga Kesepakatan ; PPN = 10% X Harga kesepakatan
8. Untuk penyerahan Barang kena pajak kepada pedagang perantara atau melalui Juru
Lelang, Dasar Pengenaan Pajak adalah 10%X Harga Lelang PPN = 10% X Harga
lelang
9. Untuk jasa pengiriman paket, dasar pengenaan pajak adalah 105 X jumlah tagihan ;
PPN = 10% Tagihan atau PPN = 1% X Tagihan
10. Untuk penyerahan jasa Biro Perjalanan / Pariwisata,dasar pengenaan pajak 10%
tagihan ; PPN = 10% X Tagihan atau PPN = 1% X Jumlah Tagihan
11. Untuk pnyerahan jasa pengurusan trransportasi (freight forwarding) yang didalam
tagihan jasa penguruan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight
charges), Dasar Pengenaan Pajak 10% X jumlah tagihan atau PPN = 1% X jumlah
tagihan
Keterangan :
Semua Toko Emas Perhiasan Kena PPN (Semua Tok Emas PKP)
Bagi pengusaha kena pajak tertentu, dapat menggnakan Pedoman Pengreditan Pajak
Masukan dengan syarat :
Menghitung PPN wajib menggunakan Pedoman Pajak MAsukan sebesar 90% Pajak
Keluaran, tidak boleh memakai perhitungan PPN secara umum
Contoh :
PT A PKP Usaha dagang kendaraan bermotor bekas bulan April 2014 melakuka Penjualn Rp
120.000.000 dan melakukan pembelian Rp 110.000.000
1. Apabila pada akhir bulan ternyata Pajak masukan lebih besar dari Pajak keluaran,
maka Laporam SPT Masa PPN terjaid kelebihan membayar PPN
2. Kelebihan pembayaran PPN dilaporkan dalam SPT Masa PPN :
a. Kelebihan pembayaran PPN dapat diminta kembali atau di Restitusi
b. Kelebihan pembayaran PPN dapat diperhitungkan dengan PPN yang kurang
dibayar bulan berikutnya atau dikompensasikan
Contoh :
PT ABC dalam beberapa bulan melakukan transaksi pembelian dan penjualan secara tunai
barang kena pajak sebagai berikut :
Penjualan
Pembelian
5 Kompensasi bl lalu - - -
Keterangan :
Yang boleh meminta restitusi setiap bulan :
1. Usaha ekspor, karena PPN ekspor 0%, tiap bulan lebih bayar
2. Usaha pengadaan barang ke pemerintah, karena ke pemerintah PPN keluaran sudah
disetor bendaharawan, tiap bulan lebih bayar
Usaha lainnya hanya boleh mengajukan restitusi setiap akhir tahun (Desember)
FAKTUR PAJAK
- Faktur Pajak bagi Penjual sebagai bukti penjual telah memungut PPN
- Faktur Pajak bagi Pembeli sebagai bukti bahwa pembeli telah membayar PPN
- Sebagai sarana untuk laporan SPT Masa PPN tiap-tiapbulan
1. Faktur Pajak dengan Kode dan Nomor Seri yang diberikan Kantor pajak, disebut
“Faktur pajak”
2. Faktur pajak pedagang Eceran
Faktur Pajak harus dibuat dan diisi lengkap sesuai dengan ketentuan
Faktur pajak yang tidak diisi lengkap disebut “ Faktur Tidak Lengkap” (Cacat)
1. Faktur Pajak Tidak Lengkap, penjual dikenakan sanksi (2% X Harga Jual)
2. Faktur Pajak Tidak Lengkap bagi pembeli tidak dapat dikreditkan
Faktur Pajak yang tidak diisi “Nama, Alamat dan NPWP Pembeli” termasuk
Faktur Pajak Tidak Lengkap, tetapi Penjual (PKP) tidak dikenakan Sanksi
Faktur Penjualan
Faktur Penjual yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak dan
pengisiannya sesuai dengan tata cara pengisian keterangan pada Faktur pajak, maka
Faktur penjualan tersebut dipersamakan dengan Faktur pajak
1. Faktur Pajak dibuat saat menyerahkan BKP / JKP (secara umum Faktur Pajak dibuat
tanggalnya sama dengan tanggal nota penjualan)
2. Uang maka sebelum terjaadi penyerahan, wajib dibuatkan faktur pajak
3. Pekerjaan yang diserahkan secara bertahap, faktur pajak dibuat pada saaat pembayaran
termyn (untuk usaha Kontraktor)
4. Untuk menyerahkan rekanan kepada pemungut PPN (Instansi Pemerintah dan BUMN),
faktur pajak dibuat pada saat melakukan tagihan
0 0 0 . 0 0 0 - 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0
Transaksi
Kode status
a. Kode Transaksi
01 – kepada selain pemungut PPN (Jual ke swasta)
02 – kepada pemungut bendaharawan (Jual ke Pemerintah)
03 – kepada pemungut PPN lainnya (Jual ke BUMN)
04 – yang menggunakan DPP Nilai lain
05 – yang pajak masukkannya di Deemed
06 – penyerahan lainnya kepada selain pemungut PPN
07 – yang PPN-nya tidak dipungut kepada selain pemungut
08 – yang dibebaskan dari PPN kepada selain pemungut PPN
09 – Penyerahan aktiva psl 16 D kepada selain pemungut PPN (jual aktiva tetap /
inventaris)
b. Kode status :
0 – Normal (Membuat Faktur Pajak baru)
1 – Penggantian (Membuat Faktur Pajak mengganti Faktur Pajak yang salah)
Contoh :
Contoh :
PKP PE adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan dengan cara :
a. bon kontan
b. faktur penjualan
c. segi kas register / struk
d. kuitansi
e. tanda bukti lainnya yang sejenis
KETERANGAN :
Didalam laporan SPT PPN ada istilah Faktur Pajak Tidak Digunggung dan Faktur Pajak
Digunggung ( gunggung = jumlah )
Faktur Pajak Keluaran dengan kode dan nomor seri dari kantor pajak
Faktur Pajak ditulis satu – satu persatu di lampiran SPT PPN 1111 A2
Faktur Pajak Pedagang Eceran yang nomor serinya dibuat sendiri PKP
Faktur Pajak tidak perlu ditulis satu – persatu di lampiran SPT 1111 A2