Anda di halaman 1dari 29

Praktek

Cara Menghitung PPN dan PPnBM

Secara Umum

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak dikenakan atas pertambangan nilai barang dan
jasa.

(Secara umum PPN dikenakan atas Pembelian dan Penjualan Barang dan Jasa)

Umum mempelajari PPN secara garis besarnya ada 5 hal :

1. Apa yang dikenakan PPN ?


2. Siapa yang dikenakan PPN ?
3. Dari mana Dasar Pengenaan PPN ?
4. Berapa besarnya PPN ?
5. Peraturan Pajak mengenai PPN lainnya.

APA YANG DIKENAKAN PPN ?

Yang dikenakan PPN (obyek PPN) adalah penyerahan :

1. Barang Kena Pajak


BKP berwujud
2. Jasa Kena Pajak
BKP TDK BERWUJUD
3. Impor Barang Kena Pajak
4. Ekspor Barang Kena Pajak JKP

5. Pemanfaatkan Barang Kena


Pajak Tak Berwujud dari Luar Pabean
6. Pemanfaatan Jasa Pajak dari luar Pabean
7. Kegiatan Membangun Sendiri
8. Penyerahan Aktiva Tetap
BARANG KENA PAJAK (BKP)

Barang Kena Pajak adalah barang yang dikenakan PPN.

Semua barang dikenakan pajak (semua barang dikenakan PPN).

Kecuali yang dinyatakan oleh peraturan perpajakan sebagai barang tidak dikenakan pajak
(barang tidak kena PPN) atau dinyatakan tidak termasuk Barang Kena Pajak menurut
Undang-Undang PPN.

BARANG TIDAK KENA PPN/ TIDAK TERMASUK BARANG KENA PAJAK

1. Barang hasil tambang, penggalian, peengeboran langsung diambil dari sumbernya.


2. Barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat banyak (beras,jagung,kedelai,
garam, sayuran, buah-buahan, telur, susu segar, daging segar)
3. Makanan dan minuman yang disajikan di Hotel dan Restoran.
4. Uang,Emas batangan, dan Surat berharga.

JASA KENA PAJAK

Jasa Kena Pajak adalah jasa yang dikenakan PPN.

Secara umum semua jasa dikenakan PPN, kecuali oleh dinyatakan dalam Undang-Undang
PPN sebagai jasa tidak dikenakan PPN atau yang dinyatakan tidak termasuk JasaKena Pajak.

JASA TIDAK KENA PPN/ TIDAK TERMASUK JASA KENA PAJAK :

1. Jasa dibidang kesehatan medis


2. Jasa dibidang sosial
3. Jasa dibidang Pengiriman surat dengan perangko
4. Jasa Keuangan
5. Jasa Asuransi
6. Jasa dibidang keagamaan
7. Jasa dibidang Pendidikan’
8. Jasa dibidang kesenian dan hiburan
9. Jasa dibidang penyiaran yang tidak bersifat komersial
10. Jasa dibidang angkutan umum
11. Jasa dibidang tenaga kerja
12. Jasa dibidang perhotelan
13. Jasa pemerintah untuk penyelenggaraan kepentingan umum
14. Jasa penyediaan tempat parkir
15. Jasa Telpon Umum dengan menggunakan Uang Logam
16. Jasa Pengiriman Uang dengan Wesel Pos
17. Jasa Boga atau Katering

SIAPA YANG DIKUKUHKAN PPN OLEH KANTOR PAJAK ?


(siapa yang harus laporan PPN ke kantor pajak)

Yang dikukuhkan PPN (subyek PPN) adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Pengusaha Kena
Pajak adalah pengusaha yang dikenakan PPN yaitu semua pengusaha dienakan PPn kecuali
yang dinyatakan sebagai pengusaha kecil menurut UU PPN

APA BATASANYA PENGUSAHA KECIL ?

Pengusaha Kecil adalah pengusaha melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa
kena pajak setahun tidak melebihi Rp. 4.800.000.000
(Tahun 2013 dan sebelumnya batasan pengusaha kecil Rp. 600.000.000)

Syarat untuk dikenakan PPn oleh Kantor Pajak (PKP) :


1. Barangnya atau jasanya harus kena PPN.
2. Penjualan atau peredaran usaha setahun melebihi Rp. 4.800.000.000

Kecuali :

Penjualan setahun belum melebihi Rp. 4.800.000.000 (masih ratusan juta) atas permintaan
sendiri ke Kantir Pajak untuk dikenakan PPN menjadi PKP (Pengusaha Kena Pajak), karena
berhadapan dengan lawan transaksi meminta Faktur Pajak, yang boleh membuat faktur pajak
adalah PKP.

DARI MANA MENGHITUNG PPN ?

Untuk menghituyng PPN harus diketahui dari mana Dasar Pegenaan PPn (DPP) :
1. Untuk usaha dagang DPP = Harga Jual
2. Untuk usaha jasa DPP = Nilai Penggantian
3. Untuk Impor DPP = Nilai Impor
4. Untuk Ekspor DPP = NilaiEkspor
5. Untuk abrang kena pajak tertentu DPP = Nilai Lain
Nilai Lain adalah nilai sebagai dasar pengenaan pajak
yang diterapkan oleh MenteriKeuangan untuk menghitung
PPN.

BERAPA BESARNYA PPN ?

Tarif PPN adalah 10% → PPN = 10% X Harga Jual

CARA MENGHITUNG PPN/ MEKANISME PPN

Misalnya CV, mju pengusaha Kena Pajak (PKP)


Usaha Dagang : Agen Kertas

1. Pada saat CV Maju membeli kertas, CV. Maju


membayar PPN sebesar 10% X Harga Beli, PPN dari
pembelian disebut Pajak Masukan.
2. Pada saat CV. Maju menjual kertas, CV.Maju
memungut PPN sebesar 10% X Harga Jual, PPN dari
penjualan disebuat Pajak keluaran.
3. Akhir bulan CV. Maju melaporkan PPN ke Kantor
Pajak :
a. Apabila Pajak Keluaran lebih besar dari Pajak
Masukan, PPN kurang bayar.
b. Apabila Pajak Masukan lebih besar dari pada Pajak
Keluaran, PPN lebih bayar

Soal :1 PPN Kurang Bayar

CV. Maju berusaha dibidang perdagangan dalam bulan januari 2016 melakukan transaksi
penjualan dan pembelian (semua penjualan dibuatkan faktur pajak dan semua pembelian
menerima faktur pajak) sebagai berikut :

Tanggal 2 januari 2016 pembelian dari CV A Rp. 100.000.000.-

Tanggal 4 januari 2016 penjualan dari CV B Rp. 150.000.000.-

Tanggal 8 januari 2016 pembelian dari CV D Rp. 200.000.000.-

Tanggal 12 januari 2016 penjualan dari CV E Rp. 250.000.000.-

Tanggal 14 januari 2016 pembelian dari CV F Rp. 300.000.000.-

Tanggal 18 januari 2016 penjualan dari CV G Rp. 350.000.000.-

Tanggal 20 januari 2016 pembelian dari CV H Rp. 400.000.000.-

Tanggal 25 januari 2016 penjualan dari CV J Rp. 450.000.000.-


Hitung : PPN bulan januari 2016

Jawab :

Pajak keluaran : (PPN dari penjualan)

4 januari 2016 : 10% X 150.000.000 =15.000.000

12 Januari 2016 : 10% X 250.000.000 = 25.000.000

18 januari 2016 : 10% X 350.000.000 = 35.000.000

25 Januari 2016 : 10%X 450.000.000 = 45.000.000


= 120.000.000

Pajak Masukan : (dari pembelian )

2 januari 2016 : 10% X 100.000.000= 10.000.000

8 Januari 2016 : 10% X 200.000.000= 20.000.000

14 januari 2016 : 10% X 300.000.000= 30.000.000

20 Januari 2016 : 10%X 400.000.000= 40.000.000 +

=100.000.000 -

PPN bulan januari 2016 Kurang bayar = 20.000.000

Soal : 2 PPN Lebih bayar

CV. Lancar berusaha dibidang perdagangan bulan januari 2016 melakukan transaksi
penjualan dan transaksi pembelian (semua penjualan dibuatkan faktur pajak dan semua
pembelian menerima faktur pajak) sebagai berikut :

Tanggal 2 januari 2016 pembelian BKP Rp. 250.000.000

Tanggal 4 januari 2016 penjualan BKP Rp. 150.000.000

Tanggal 8 januari 2016 pembelian BKP Rp. 350.000.000


Tanggal 12 januari 2016 penjualan BKP Rp.250.000.000

Tanggal 14 januari 2016 pembelian BKP Rp.450.000.000

Tanggal 18 januari 2016 penjualan BKP Rp.350.000.000

Tanggal 20 januari 2016 pembelian BKP Rp.550.000.000

Tanggal 25 januari 2016 penjualan BKP Rp.450.000.000

Hitung : PPN bulan januari 2016

Jawab :

Pajak Keluaran :

4 januari 2016 : 10% X 150.000.000 = 15.000.000

12 januari 2016 : 10% X 250.000.000 = 25.000.000

18 januari 2016 : 10% X 350.000.000 = 35.000.000

25 januari 2016 : 10% X 450.000.000 = 45.000.000

=120.000.000

Pajak Masukan :

2 januari 2016 : 10% X 250.000.000 = 25.000.000

8 januari 2016 ; 10% X 350.000.000 = 35.000.000

14 januari 2016 : 10% X 450.000.000 = 45.000.000

20 januari 2016 : 10% X 550.000.000 = 55.000.000

=160.000.000
PPN bulan januari 2016 Lebih Bayar = 40.000.000

SOAL : 3 PPN NIHIL

CV. Terang berusaha dibidang perdagangan bulan januari 2016 melakukan transaksi
penjualan dan transaksi pembelian (semua penjualan dibuat faktur pajak dan semua pembelian
menerima faktur pajak masukan sebagai berikut :

Tanggal 2 januari 2016 pembelian BKP Rp 200.000.000,-

Tanggal 4 januari 2016 penjualan BKP Rp 150.000.000,-

Tanggal 8 jauari 2016 pembelian BKP Rp 350.000.000,-

Tanggal 12 januari 2016 penjualan BKP Rp 400.000.000,-

Tanggal 14 januari 2016 pembelian BKP Rp 450.000.000,-

Tanggal 18 januari 2016 penjualan BKP Rp 350.000.000,-

Tanggal 20 januari 2016 pembelian BKP Rp 550.000.000,-

Tanggal 25 januari 2016 penjualan BKP Rp 650.000.000,-

Hitung : PPN bulan januari 2016

Jawab :

Pajak Keluaran :

4 januari 2016 : 10% X 150.000.000 = 15.000.000

12 januari 2016 : 10% X 400.000.000 = 40.000.000

18 januari 2016 ; 10% X 350.000.000 = 35.000.000

25 januari 2016 : 10% X 650.000.000 = 65.000.000

=155.000.000
Pajak Masukan :

2 januari 2016 : 10% X 200.000.000 = 20.000.000

8 januari2016 : 10% X 350.000.000 = 35.000.000

14 januari 2016 : 10% X 450.000.000 = 45.000.000

20 januari 2016 : 10% X 550.000.000 = 55.000.000

=155.000.000

PPN bulan januari 2016 Lebih bayar = NIHIL

PPN PEMUNGUT / BENDAHARAWAN PEMERINTAH


dan BUMN

Instansi Pemerintah dan BUMN ditunjuk sebagai pemungut


PPN, maksudnya pemungut PPN adalah sebagai berikut :

1. Apabila pengusaha kena pajak menjual barang kena pajak


kepada instansi pemerintah, instansi pemerintah sebagai
pembeli tetap membayar PPN
2. Instansi Pemerintah membayar PPN tidak diberikan
kepada PKP (Penjual), melainkan uang PPN disetorkan
langsung ke Kas Negara melalui Bank
3. Surat Setoran PPn melalui Instansi pemerintah diberikan
kepada PKP (Penjual), bahwa PPN atas pembelian
barang tersebuut telah disetor ke Kas Negara
4. Karena penjual hanya menerima Surat Setoran PPN,
tidak menerima uang PPN, maka cara menghitung PPN
ada perbedaan dengan cara menghitung PPN secara
umum.

CONTOH : PPN PEMUNGUT


CV. Jaya berusaha dibidang perdagangan dalam bulan januari
2016 melakukan transaksi penjualan dan pembelian secara
tunai sebagai berikut :
Tanggal 2 januari 2016 pembelian BKP Rp 100.000.000,-
Tanggal 4 januari 2016 jual BKP ke umum Rp 300.000.000,-
Tanggal 8 januari 2016 pembelian BKP Rp 150.000.000,-
Tanggal 12 januari 2016 jual BKP ke pemerintah 50.000.000,-
Tanggal 14 januari 2016 pembelian BKP Rp 250.000.000,-
Tanggal 18 januari 2016 jual BKP ke umum Rp 450.000.000,-
Tanggal 20 januari 2016 pembelian BKP Rp 100.000.000,-
Tanggal25januari2016jualBKPke pemerintahRp 60.000.000,-
Hitung : PPN bulan januari 2016
Jawab :;
Pajak Keluaran :
4 januari 2016 : 10% X 300.000.000 = 30.000.000
12 januari 2016 :10% X 50.000.000 = 5.000.000
18 januari 2016: 10% X 450.000.000 = 45.000.000
25 januari 2016 : 10% X 65.000.000 = 6.000.000

= 86.000.000
PPN Pemungut :
12 januari 2016 : 10% X 50.000.000 = 5.000.000
25 januari 2016 : 10% X 60.000.000 = 6.000.000+
= 11.000.000 –
PPN yang dipungut sendiri (uang PPN diterima PKP)99=
75.000.000
Pajak MAsukan :
2 januari 2016 : 10% X 100.000.000 =
10.000.000
8 januari 2016 : 10% X 150.000.000 =
15.000.000
14 januari 2016 : 10% X 250.000.000 =
25.000.000
20 januari 2016 : 10% X 100.000.000 =
10.000.000
= 60.000.000 –
PPN yang dipungut sendiri (uang PPN diterima PKP) =
15.000.000

KETERANGAN :
Apabila pembayaran dari bendaharawan harga sudah termasuk
PPN.
Cpontoh :
Harga termasuk PPN =
330.000.000
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 100/110 X 330.000.000 =
300.000.000
PPN dihitung = 10% X 300.000.000 =
30.000.000
Atau PPN = 10% X (100/110) X 330.000.000 =
30.000.000
Keterangan :
3. Apabila penjualan hanya ke swasta saja, secara
umumPPN tiap bulan selalu kurang bayar
4. Apabila penjualan hanya ke Pemerintah saja, secara
umum PPN tiap bulan selalu lebih bayar
5. Apabila penjualan sebagian ke swasta dan sebagian
ke pemerintah, secara umum PPN tiapbulan bisa
kurang bayar atau bisa lebih bayar, tergantung besar
mana penjualan ke swasta atau ke pemerintah

PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK / KENA PPN :


1. Penyerahan barang kena pajak karena perjanjian
2. Penyerahan barang karena kena Pajak perjanjian sewa
beli
3. Penyerahan barang kena pajak kepada Perantara
4. Pemakaian sendiri dan pemberian Cuma-Cuma
5. Persediaan barang dan aktiva tetap yang tersisa pada
saatpembubaran perusahaan. (Sepanjang PPN masukan
atas aktiva dapat dikreditkan)
6. Penyerahan barang kena pajak dari pusat ke cabang atau
sebaliknya atau dari cabang ke cabang
7. Penyerahan barang kena pajak karena konsinyasi
8. Penyerahan BKP berdasarkan prinsip syariah
PPN PEMAKAIAN SENDIRI / PEMBERIAN CUMA-CUMA
1. Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang diambil untuk
dipakai sendiri atau diberikan dengan Cuma-Cuma mislanya
disumbangkan atau untuk contoh (promosi) tetap dikenakan PPN
2. Pemakain sendiri untuk Konsumtif (tidak untuk kegiata usaha)
dikenakan PPN, sedangkan pemakaian sendiri untuk produktif
(untuk kegiatan usaha) tidak dikenakan PPN
3. Dasar Pengenaan Pajak pemakaian sendiri atau diberikan Cuma-
cma adalah :
Harga pokok atau Harga Beli (karena tidak dijual)

Rumus Harga Beli = 100%:n(100%+ % laba kotor) X


harga jual

CONTOH :

CV. Pesat januari 2016 melakukan penyerahan BKP secara tunai sbb :

Tanggal 2 januari 2016 pembelian BKP Rp 100.000.000,-

Tanggal 4januari 2016 jual BKP ke umum Rp 600.000.000,-

TAnggal 8 januari 2016 pembelian BKP Rp 150.000.000,-

Tanggal 12 januari 2016 jual BKP ke pemerintah Rp 50.000.000,-

Tanggal 14 januari 2016 pembelian BKP Rp 100.000.000,-

Tanggal 18 januari 2016 BKP dipakai sendiri Rp 12.000.000,-

Tanggal 20 januari 2016 pemebelian BKP Rp 150.000.000,-


Tanggal 25 januari 2016 BKP disumbangkan Rp 18.000.000,-

Tanggal 27 januari 2016 jual BKP ke pemerintah Rp 60.000.000,-

PEmakaian sendiri dan pemberian Cuma-Cuma, BKP dicatatdalam


harga jual dadn CV pesat mengambil laba kotor sebesar 20% dari
harga beli

Untuk menghitung HARGA BELI = 100 / 120 X HARGA JUAL

Misal Laba Kotor sebesar 15%, Harga Beli = 100 / 115 X Harga Jual

Hitung : PPN bulan januari 2016

Jawab :

Pajak Keluaran :

4 januari 2016 : 10% X 600.000.000 = 60.000.000

12 januari 2016 : 10% X 50.000.000 = 5.000.000

18 januari 2016 :100 %x10% X 12.000.000 = 1.000.000


120%
25 januari 2016 : 10% X 100% X 18.000.000 = 1.500.000
120%
27 januari 2016 : 10% X 6.000.000 = 6.000.000 +
= 73.500.000
PPN Pemungut :
12 Januari 2016 : 10% X 50.000.000 = 5.000.000
27 januari 2016 : 10% X 60.000.000 = 6.000.000
= 11.000.000
PPN yang dipungut sendiri = 62.500000
Pajak Masukan:
2 januari 2016 : 10% X 100.000.000 = 10.000.000
8 januari 2016 : 10% X 150.000.000 = 15.000.000
14 januari 2016 : 10% X 100.000.000 = 10.000.000
20 januari 2016 : 10% X 150.000.000 = 15.000.000
= 50.000.000 -
PPN bulan januari 2016 Kurang bayar = 12.500.000

PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH (PPn BM)

1. Apabila barang kena pajak termasuk barang mewah, disamping dikenakan PPN juga
dikenakan PPn BM.
2. Pengenaan PPn BM hanya satu kali :
a. Pada saat impor barang mewah.
b. Pada saat pabrik barang mewah menjual barang mewah.
3. Tariff PPN BM sebesar 10% sampai dengan 200% tergantung jenis barang mewahnya
4. Jenis barang mewah yang dikenakanPPN BM ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Keuangan
5. Pengertian barang mewah menurut ketentuan perpajakan tidak sama dengan mewag
secara umum
CONTOH :
1. PT ABC dalam tahun 2016 mengimpor barang mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp
100.000.000 PPnBM = 30%, Hitung: PPN da PPnBM
Jawab :
PPN = 10% X 100.000.000 = 1.000.000
PPnBM = 30% X 100.000.000 =30.000.000
2. PT ABC pabrik barang mewah, dalam tahun 2016 menjual barang mewah dengan
harga Rp 600.000.000 (harga tersebuut sudah tersmasuk PPN 10% dan PPn BM 40%)
Hitung : PPN dan PPnBM
Jawab :
Harga Jual + PPN + PPnBM = 600.000.000
(100% + 10% + 40% = 150%
Harga Jual = 100 / 150 X 600.000.000 = 400.000.000
PPN = 10% X 400.000.000 = 40.000.000
PPnBM = 40% X 400.000.000 = 160.000.000
PPN MEMBANGUN SENDIRI (pmk. 163)
1. Kegiatan membangun sendiri adalah membangun bangunan yang dilakukan tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan
2. Apabila orang atau badan melakukan kegiatan membangun sendiri, dikenakan PPN
Membangun sendiri, syarat luas paling sedikit 200 M2 atau lebih
3. Dasar pengenaan PPN Membangun sendiri (DPP) sebesar = 20% dari biaya-biaya
yang dikeluarkan tiap bulan
4. PPN Membangun Sendiri = 10% X DPP atau 10% X 20% atau
PPN = 2% X biaya pembangunan tiap bulan, PPN dibayarkan setiap bulan
5. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara bertahap dianggap menggunakan
satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggang waktu antara tahapan-tahapan tersebut
tidak lebih dari 2 tahun
6. Tempat PPN terutang kegiatan membangun sendiri adalah ditempat bangunan
tersebut didirikan, maka pembayaran PPN Kegiatan Membangunan Sendiri
dilaporkan di Kantor Pajak tempat bangunan didirikan.

CONTOH :
PT BCG melaksanakan pembangunan sendiri gdang luas bangunan sebesar 400 M2
dengan biaya bangunan sebagai berikut :
- Bulan januari 2016 sebesar Rp 100.000.000.-
- Bulan Februari 2016 sebesar Rp 200.000.000.-
- Bulam Maret 2016 sebesar Rp 200.000.000.-

Hitung : PPN Membangun Sendiri


Jawab :
PPN bulan januari 2016 = 2% X 100.000.000 = 2.000.000
PPN bulan februari 2016= 2% X 200.000.000 = 4.000.000
PPN bula maret 2016 = 2% X 200.000.000 = 4.000.000
PAJAK MASUKAN YANG TIDAK DAPT DIKREDITKAN
1. Pajak Masukan (PPN dari pembeli) secara garis besarnya dapat dikreditkan
dengan pajak keluaran atau dapat dikurangkan dari Pajak Keluaran
2. Ada ketentuan pajak yang mengatur beberapa Pajak Masukan tidak dapat
dikreditkan dengan Pajak Keluaran atau tidak dapat mengurangi Pajak Keluaran
sebagai berikut :
a. Pajak Masukan atas pembelian Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena
pajak (JKP) sebelum dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena PAjak (PKP)
b. Pajak Masukan BKP atau JKP yang tidak ada hubungan langsung dengan
kegiatan usaha
c. Pajak Masukan atas pembelian kendaraan sedan, Station Wagon, pajak
masukannya tidak dapat dikreditkan, kecuali sebagai barang dagangan atau
disewakan
d. Pajak Masukan atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan JKP dari luar
daerah pabean sebelum menjadi PKP
e. Pajak Masukan, yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuan yang diatur
dalam pembuatan Faktur Pajak
f. Pajak Masukan atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan JKP dari luar
daerah pabean yang faktur pajaknya tidak memenuhi ketentuam perpajakan
g. Pajak Masukan BKP atau JKP yang ditagih dengan diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak (SKP)
h. Pajak Masukan yang belum dilaporkan dalam SPT Masa yang ditemukan
dalam pemeriksaan
i. Pajak Masukan atas Perolehan Barang Kena Pajak selain Barang Modal atau
Jasa Kena Pajak sebelum PKP berproduksi
PPN ATAS PENJUALAN/PENYERAHAN AKTIVA TETAP (INVENTARIAS)
 Apabila Pengusaha Kena Pajak menjual aktiva tetap perusahaan, maka harus
memungut PPN 10% X Harga Jual, dengan syarat Pajak Masukan pada saat beli
aktiva tersebut dapat dikreditkan.
 Apabila pada saat pembelian aktiva tetap Pajak Masukannya tidak dapat
dikreditkan, maka atas penjualan aktiva tetap tersebut tidak dikenakan PPN.
 Pajak Masukan yang pada saat pembelian aktiva tetap tidak dapat dikreditkan
antara lain :
1. Pajak Masukan atas pembelian mobil jenis sedan
2. Pajak Masukan atas pembelian mobil jenis station wagon

CONTOH :

PT BSA dalam bulan januari 2016 menjual aktiva tetap perusahaan berupa :

Tanggal 2 januari 2016 menjual mobil box Rp 100.000.000.-

Tanggal 13 januari 2016 menjual mobil sedan Rp 200.000.000.-

Tanggal 25 januari 2016 menjual mobil pick up Rp 50.000.000.-

Hitung : PPN atas penjualan aktiva tetap

Jawab :

PPN penjualan mobil box = 10% X 100.000.000 = 10.000.000

PPN penjualan mobil sedan (tidak kena PPN) = 0

PPN penjualan mobil pick up = 10% X 50.000.000 = 5.000.000

Keterangan :
Mobil sedan saat pembelian Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan, maka pada saat
menjual mobil sedan tidak kena PPN

DASAR PENGENAAN PAJAK USAHA TERTENTU (pmk.38)

1. Untuk pemakaian sendiri dan pemberian Cuma-Cuma BKP dan JKP : Brang Dasar
Pengenaan pajak adalah harga pokok atau harga beli
PPN = 10% X Harga pokok atau PPN = 10% X harga Beli
2. Utuk penyerahan media rekaman suara atau gambar, dasar pengenaan pajak adalah
Harga Rata-Rata ; PPN = 10% X Harga Rata-Rata
3. Untuk penyerahan film cerita, Dasar Pengenaan pajak adalah Perkiraan Hasil Rata
per judul film ; PPN = 10% XHarga Rata-Rata judul Film
4. Untuk penyerahan produk hasil tembakau, Dasar Pengenaan Pajak adalah harga
Jual Eceran
5. Persediaan BKP dan atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual
belikan yang tersisa pada saat pembubaran perusahaan, Dasar Pengenaan Pajak
Harga Pasar Wajar ; PPN = 10% X Harga PasarWajar
6. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dari Pusat ke Cabang
atau sebaliknya dan penyerahan antarcabang, dasar pengenaan pajak harga pokok ;
PPN = 10% X Harga Pokok
7. Penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang perantara Dasar Pengenaan Pajak
Harga Kesepakatan ; PPN = 10% X Harga kesepakatan
8. Untuk penyerahan Barang kena pajak kepada pedagang perantara atau melalui Juru
Lelang, Dasar Pengenaan Pajak adalah 10%X Harga Lelang PPN = 10% X Harga
lelang
9. Untuk jasa pengiriman paket, dasar pengenaan pajak adalah 105 X jumlah tagihan ;
PPN = 10% Tagihan atau PPN = 1% X Tagihan
10. Untuk penyerahan jasa Biro Perjalanan / Pariwisata,dasar pengenaan pajak 10%
tagihan ; PPN = 10% X Tagihan atau PPN = 1% X Jumlah Tagihan
11. Untuk pnyerahan jasa pengurusan trransportasi (freight forwarding) yang didalam
tagihan jasa penguruan transportasi tersebut terdapat biaya transportasi (freight
charges), Dasar Pengenaan Pajak 10% X jumlah tagihan atau PPN = 1% X jumlah
tagihan

Keterangan :

Pajak Masukan sehubungan dengan angka 9, 10, 11 tidak dapat dikreditkan

TOKO EMAS PERHIASAN ECERAN

Mulai 1 Maret 2014 (PMK.30/2014)

Pengusaha Emas Perhiasan dikenakan PPN sebagai berikut :

- Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebesar 20%


- PPN yang disetor = 10% X DPP atau PPN = 10% X 20% = 2%

Semua Toko Emas Perhiasan Kena PPN (Semua Tok Emas PKP)

PEDOMAN PENGREDITAN PAJAK MASUKAN

Bagi pengusaha kena pajak tertentu, dapat menggnakan Pedoman Pengreditan Pajak
Masukan dengan syarat :

- Penjualan (peredaran usaha) tidak lebih Rp 1.800.000.000


- Memberitahukan secara tertulis ke Kantor Pajak
- Penjualan 2 tahun terakhir tidak lebih Rp 1.800.000.000
- Pajak Masukan dapat dikreditkan :
a. Usaha Dagang Pajak Masukan = 70% Pajak keluaran
b. Usaha Jasa Pajak Keluaran = 60% pajak Keluaran

PKP Tertentu Kendaraan Bermotor Bekas Eceran

Menghitung PPN wajib menggunakan Pedoman Pajak MAsukan sebesar 90% Pajak
Keluaran, tidak boleh memakai perhitungan PPN secara umum

Contoh :
PT A PKP Usaha dagang kendaraan bermotor bekas bulan April 2014 melakuka Penjualn Rp
120.000.000 dan melakukan pembelian Rp 110.000.000

Hitung : PPN april 2014

Jawab : (harus menggunakan pedoman pajak masukan)

Pajak Keluaran =10% X 120.000.000 = 12.000.000

Pajak Masukan =90% X 12.000.000 = 10.800.000 +

PPN kurang bayar = 1.200.000

RESTITUSI DAN KOMPENSASI PPN

1. Apabila pada akhir bulan ternyata Pajak masukan lebih besar dari Pajak keluaran,
maka Laporam SPT Masa PPN terjaid kelebihan membayar PPN
2. Kelebihan pembayaran PPN dilaporkan dalam SPT Masa PPN :
a. Kelebihan pembayaran PPN dapat diminta kembali atau di Restitusi
b. Kelebihan pembayaran PPN dapat diperhitungkan dengan PPN yang kurang
dibayar bulan berikutnya atau dikompensasikan

Contoh :

PT ABC dalam beberapa bulan melakukan transaksi pembelian dan penjualan secara tunai
barang kena pajak sebagai berikut :

Penjualan

Bulan januari 2016 sebesar Rp 500.000.000

Bulan Februari 2016 sebesar Rp 400.000.000

Bulan Maret 2016 sebesar Rp 600.000.000

Bulan April 2016 sebesar Rp 900.000.000

Bulan Mei 2016 sebesar Rp 700.000.000

Bulan Juni 2016 sebesar Rp 800.000.000

Pembelian

Bulan Januari 2016 sebesar Rp 800.000.000

Bulan Februari 2016 sebesar Rp 300.000.000

Bulan Maret 2016 sebesar Rp 500.000.000


Bulan April 2016 sebesar Rp 600.000.000

Bulan Mei 2016 sebesar Rp 900.000.000

Bulan Juni 2016 sebesar Rp 400.000.000

Hitung : PPN bulan januari s/d JUni 2016

a. Apabila terjadi lebih bayar di Restitusi


b. Apabila terjadi lebih bayar di Kompensasi

Jawab : PPN Lebih Bayar di Restitusi

No Keterangan Januari Februari Maret


1 Penjualan 500.000.000 400.000.000 600.000.000
2 Pembelian 800.000.000 300.000.000 500.000.000
3 Pajak Keluaran 10% X 1 50.000.000 40.000.000 60.000.000
4 Pajak Masukan 10% X 2 80.000.000 30.000.000 50.000.000
5 Kompensasi bl lalu - - -
6 Kredit Pajak 4+5 80.000.000 30.000.000 50.000.000
7 PPN Kurang (Lebih) 3–6 (30.000.000) 10.000.000 10.000.000

No Keterangan April Mei Juni

1 Penjualan 900.000.000 700.000.000 800.000.000

2 Pembelian 600.000.000 900.000.000 400.000.000

3 Pajak Keluaran 10% X 1 90.000.000 70.000.000 80.000.000

4 Pajak Masukan 10% X 2 60.000.000 90.000.000 40.000.000

5 Kompensasi bl lalu - - -

6 Kredit Pajak 4+5 60.000.000 90.000.000 40.000.000

7 PPN Kurang (Lebih) 3-6 30.000.000 (20.000.000) 40.000.000


Jawab : PPN Lebih Bayar di Kompensasi

No Keterangan Januari Februari Maret

1 Penjualan 500.000.000 400.000.000 600.000.000

2 Pembelian 800.000.000 300.000.000 500.000.000

3 Pajak Keluaran 10% X 1 50.000.000 40.000.000 60.000.000

4 Pajak Masukan 10% X 2 80.000.000 30.000.000 50.000.000

5 Kompensasi bl lalu 0 30.000.000 20.000.000

6 Kredit Pajak 4+5 80.000.000 60.000.000 70.000.000

7 PPN Kurang (Lebih) 3-6 (30.000.000) (20.000.000) (10.000.000)

No Keterangan April Mei Juni


1 Penjualan 900.000.000 700.000.000 800.000.000
2 Pembelian 600.000.000 900.000.000 400.000.000
3 Pajak Keluaran 10% X 1 90.000.000 70.000.000 80.000.000
4 Pajak Masukan 10% X 2 60.000.000 90.000.000 40.000.000
5 Kompensasi bl lalu 10.000.000 0 20.000.000
6 Kredit Pajak 4+5 70.000.000 90.000.000 60.000.000
7 PPN Kurang (Lebih) 3-6 20.000.000 (20.000.000) 20.000.000

Keterangan :
Yang boleh meminta restitusi setiap bulan :

1. Usaha ekspor, karena PPN ekspor 0%, tiap bulan lebih bayar
2. Usaha pengadaan barang ke pemerintah, karena ke pemerintah PPN keluaran sudah
disetor bendaharawan, tiap bulan lebih bayar

Usaha lainnya hanya boleh mengajukan restitusi setiap akhir tahun (Desember)

FAKTUR PAJAK

- Faktur Pajak bagi Penjual sebagai bukti penjual telah memungut PPN
- Faktur Pajak bagi Pembeli sebagai bukti bahwa pembeli telah membayar PPN
- Sebagai sarana untuk laporan SPT Masa PPN tiap-tiapbulan

JENIS FAKTUR PAJAK

Faktur pajak ada 2 jenis :

1. Faktur Pajak dengan Kode dan Nomor Seri yang diberikan Kantor pajak, disebut
“Faktur pajak”
2. Faktur pajak pedagang Eceran

Faktur Pajak harus dibuat dan diisi lengkap sesuai dengan ketentuan

Faktur pajak yang tidak diisi lengkap disebut “ Faktur Tidak Lengkap” (Cacat)

1. Faktur Pajak Tidak Lengkap, penjual dikenakan sanksi (2% X Harga Jual)
2. Faktur Pajak Tidak Lengkap bagi pembeli tidak dapat dikreditkan

Faktur Pajak yang tidak diisi “Nama, Alamat dan NPWP Pembeli” termasuk

Faktur Pajak Tidak Lengkap, tetapi Penjual (PKP) tidak dikenakan Sanksi

Faktur Penjualan

Faktur Penjual yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak dan
pengisiannya sesuai dengan tata cara pengisian keterangan pada Faktur pajak, maka
Faktur penjualan tersebut dipersamakan dengan Faktur pajak

PEMBUATAN FAKTUR pajak

1. Faktur Pajak dibuat saat menyerahkan BKP / JKP (secara umum Faktur Pajak dibuat
tanggalnya sama dengan tanggal nota penjualan)
2. Uang maka sebelum terjaadi penyerahan, wajib dibuatkan faktur pajak
3. Pekerjaan yang diserahkan secara bertahap, faktur pajak dibuat pada saaat pembayaran
termyn (untuk usaha Kontraktor)
4. Untuk menyerahkan rekanan kepada pemungut PPN (Instansi Pemerintah dan BUMN),
faktur pajak dibuat pada saat melakukan tagihan

Kode dan Nomor Faktur Pajak (djp.24/2012)

Mengajukan permohonan ke Kantor Pajak dengan syarat:

a. Pengusaha Kena Pajak wajib mempunyai e-mail


b. Mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password
Mengajukan permohonan Kodedan Nomor Seri Faktur Pajak dan mengisi Daftar
Laporan SPT Masa PPN 3 bulan terakhir

Contoh Kode dan nomor faktur pajak

0 0 0 . 0 0 0 - 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0

Tahun Penerbitan Nomor Urut


Kode

Transaksi

Kode status

Kode Faktur Pajak


Nomor seri faktur pajak dari kantor pajak

Kode Faktur Pajak

a. Kode Transaksi
01 – kepada selain pemungut PPN (Jual ke swasta)
02 – kepada pemungut bendaharawan (Jual ke Pemerintah)
03 – kepada pemungut PPN lainnya (Jual ke BUMN)
04 – yang menggunakan DPP Nilai lain
05 – yang pajak masukkannya di Deemed
06 – penyerahan lainnya kepada selain pemungut PPN
07 – yang PPN-nya tidak dipungut kepada selain pemungut
08 – yang dibebaskan dari PPN kepada selain pemungut PPN
09 – Penyerahan aktiva psl 16 D kepada selain pemungut PPN (jual aktiva tetap /
inventaris)

b. Kode status :
0 – Normal (Membuat Faktur Pajak baru)
1 – Penggantian (Membuat Faktur Pajak mengganti Faktur Pajak yang salah)

c. Nomor Seri Faktur Pajak


 2 (dua) digit pertama adalah tahun penerbitan
 8 (delapan) selanjutnya adalah nomor urut diberikan oleh Kantor Pajak

Contoh :

Kode dan Nomor Seri Faktur : 010. 900.16.00000001

01 penjualan kepada umum


0 faktur pajak baru

900 kode dari kantor pajak

16 faktur diterbitkan tahun 2016

0000021 nonor urut faktur nomor 21

Contoh :

Kode dan Nomor Seri Faktur : 090. 900. 16. 00000221

09 penjualan aktiva tetap (inventaris) perusahaan


‘0 faktur pajak baru

900 kode dari kantor pajak

16 faktur diterbitkan tahun 2016

0000021 nonor urut faktur nomor 221

FAKTUR PAJAK PEDAGANG ECERAN

PKP PE adalah Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan dengan cara :

a. melalui tempat penjualan seperti toko, kios


b. penjualan dilakukan langsung kepada konsumen
c. pada umumnya penjuakan tunai

PKP PE dapat membuat Faktur Pajak berupa :

a. bon kontan
b. faktur penjualan
c. segi kas register / struk
d. kuitansi
e. tanda bukti lainnya yang sejenis

Syarat Faktur Pajak PKP PE

a. memuat nama, alamat, NPWP Penjual


b. jenis barang yang diserahkan
c. jumlah harga termasuk PPN
d. kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak
e. Fakturb Pajak Pedagang Eceran tidak perlu ditanda tangani
f. Nomor Faktur Pajak ditentukan sendiri oleh PKP PE

KETERANGAN :
Didalam laporan SPT PPN ada istilah Faktur Pajak Tidak Digunggung dan Faktur Pajak
Digunggung ( gunggung = jumlah )

Fakktur Pajak tidak Digunggung

Faktur Pajak Tidak Digunggung adalah :

Faktur Pajak Keluaran dengan kode dan nomor seri dari kantor pajak

Faktur Pajak ditulis satu – satu persatu di lampiran SPT PPN 1111 A2

Faktur Pajak Yang Digunggung

Faktur Pajak Yang Digunggung adalah :

Faktur Pajak Pedagang Eceran yang nomor serinya dibuat sendiri PKP

Faktur Pajak tidak perlu ditulis satu – persatu di lampiran SPT 1111 A2

(hanya ditulis jumlahnya saja)

Anda mungkin juga menyukai