Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NUR ARAFAH

NIM : 202051106
UTS : ISLAM, SAINS DAN TEKNOLOGI
Dosen Pengampu : DR. FAHRUROJI, LC.,MA

Jawaban :
1. paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah
satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari
kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya
dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak
mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak
bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali
terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal),
epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis
(berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Paradigma ini mencapai kematangan
pada akhir abad XIX di Barat sebagai jalan keluar dari kontradiksi ajaran Kristen
(khususnya teks Bible) dengan penemuan ilmu pengetahuan modern. Semula ajaran
Kristen dijadikan standar kebenaran ilmu pengetahuan. Tapi ternyata banyak ayat Bible
yang berkontradiksi dan tidak relevan dengan fakta ilmu pengetahuan. Contohnya:
menurut ajaran gereja yang resmi, bumi itu datar seperti halnya meja dengan
empat sudutnya. Padahal faktanya, bumi itu bulat berdasarkan penemuan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelayaran Magellan. Dalam Bible dikatakan:
“Kemudian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat
penjuru angin bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan
ada angin bertiup di darat, atau di laut, atau di pohon-pohon.”(Wahyuwahyu 7: 1).
Kalau konsisten dengan teks Bible, maka fakta sains bahwa bumi bulat tentu harus
dikalahkan oleh teks Bible . Ini tidak masuk akal dan problematis. Maka, agar tidak
problematis, ajaran Kristen dan ilmu pengetahuan akhirnya dipisah satu sama lain dan
tidak boleh saling intervensi.
2. Pandangan islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa islam tidak pernah
mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru islam sangat mendukung umatnya
untuk melakukan penelitian dalam bidang apapun, termasuk sains dan teknologi.
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan sains dan teknologi canggih untuk
mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun disisi lain sains dan teknologi
canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Untuk itu,
munculnya gagasan tentang Islamisasi Sains dan Teknologi. Tujuan gagasan tersebut
adalah agar sains dan teknologi dapat membawa kesejahteraan bagi umat manusia.
Epistimologi islam tersebut pada hakikatnya menghendaki, bahwa sains dan teknologi
harus mengakui adanya nilai -- nilai kemanusiaan yang universal.
Al - Quran adalah inspirator, maknanya bahwa dalam Al - Quran banyak terkandung
teks - teks (ayat - ayat) yang mendorong manusia untuk melihat, memandang, berpikir,
serta mencermati fenomena - fenomena alam semesta ciptaan Tuhan yang menarik
untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al - Quran menantang manusia untuk
menggunakan akal pikirannya seoptimal mungkin. Al - Quran memuat segala informasi
yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah diketahui maupun belum diketahui.
Innormasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi disebutkan berulang - ulang dengan
tujuan agar manusia bertindak untuk melakukan nazhar.

3. Maksud dari menjadikan aqidah Islam sebagai landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
bukanlah bahwa konsep ilmu pengetahuan dan teknologi wajib bersumber kepada Al-
Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi
wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits
adalah standar (miqyas) ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bukannya sumber
(mashdar) ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya, apa pun konsep yang
dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits.Peran kedua agama Islam
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahwa syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bagaimana pun juga bentuknya. Ilmu pengetahuan dan
teknologi yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam.
Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah
Islam. Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits
yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan
iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.

4. Alquran bukan sebuah buku berisi sains. Alquran adalah sebuah kitab suci berisikan
kebenaran. Alquran memiliki 6.000 ayat lebih, 1.000 ayat di antaranya berkaitan dengan
sains

"Jadi Alquran bukan ensiklopedia sains, ada pesan penting dalam ayat-ayat (Alquran)
tersebut, oleh karena itu para ilmuan Muslim memusatkan perhatiannya pada pesan
(Alquran),"

Dijelaskan Prof Anis, pada hakikatnya ayat-ayat Alquran merupakan petunjuk bagi
manusia. Bukan hanya petunjuk untuk kehidupan akhirat, tetapi juga untuk kebaikan
kehidupan di dunia. Ia menambahkan, Alquran mengandung hal-hal yang berhubungan
dengan Ilmu pengetahuan, kisah-kisah, filsafat dan peraturan yang mengatur perilaku
serta tatacara hidup.

"Alquran mempunyai fungsi utama sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani
kehidupannya untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat kelak,"
jelasnya.ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu sarana bagi manusia
untuk menuju kehidupan yang lebih baik saat di dunia. Tapi, fungsi Alquran tersebut
hanya dapat diwujudkan apabila Alquran dibaca, dikaji, direnungkan, dihayati m
aknanya dan diamalkan isinya. Alquran diturunkan bukan hanya untuk orang-orang
yang hidup pada masa Rosulullah saja. Bukan juga untuk orang-orang yang hidup di
abad ini. Tapi, Alquran untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.

Anda mungkin juga menyukai