&
K3
KELOMPOK 10
1. FX. Elmaoda Diyan Anugrah - 15000120120004
2. Anggi Putri - 15000120120010
3. Annisa Dewi Safitri - 15000120120011
4. Sherly Nurul Aulia - 15000120120026
5. Sekar Anggit Kardiana - 15000120120042
6. Alissa Dwi Anggara - 15000120120052
7. Tri Wahyuningsih - 15000120120061
8. Nathan Januar Ichsan - 15000120140074
9. Jhon Aldo De Britto - 15000120130099
10. Nadira Saraswati Talogo - 15000120130136
SEJARAH ERGONOMI
Sejak 4000 tahun lalu ergonomi telah menjadi bagian dari
perkembangan budaya manusia.
Ergonomi mulai mengalami perkembangan saat manusia
merancang benda-benda yang sederhana, contohnya seperti
batu untuk membantu manusia melakukan pekerjaan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih 100
tahun yang lalu, di mana peneliti secara terpisah melakukan
Istilah ergonomi pertama kali
studi terkait waktu dan gerakan.
dipopulerkan oleh Murel dalam
Penggunaan ergonomi mulai direalisasikan pada Perang
Dunia I. buku karangannya pada tahun
Di Indonesia, ergonomi mulai dikenal sejak tahun 1969 1949. Ergonomi berasal dari
sebagai mata kuliah yang mempelajari tentang ilmu faal, bahasa Yunani, yaitu “ergon”
kemudian berkembang menjadi mata kuliah di berbagai yang berarti kerja dan “nomos”
jurusan, seperti Kesehatan Masyarakat, Teknik, hingga yang berarti hukum/peraturan.
Desain Interior.
Pada tahun 1970, bentuk kegiatan yang berkaitan dengan
ergonomi semakin tinggi yang ditandai dengan kegiatan
ceramah, kursus, seminar dan beberapa penelitian.
Pada tahun 1978, hasil dari penelitian ergonomic terus
diinformasikan pada tingkat nasional serta internasional.
Menurut kamus Cambridge dictionary, ergonomi
MANFAAT Ergonomi
Peningkatan hasil produksi.
Menurunnya probabilitas terjadinya kecelakaan.
Dengan menggunakan antropometri dapat direncanakan atau
didesain pakaian kerja, workspace, lingkungan kerja, peralatan atau
mesin, dan customer product.
RUANG LINGKUP ERGONOMI
Psikologi: mempelajari konsep dasar mengenai
bagaimana mengambil sikap, mengingat, memahami,
belajar dan mengendalikan proses motorik.
Anatomi dan kedokteran: memberikan gambaran
mengenai struktur tubuh, kemampuan tethadap nilai
beban yang bisa diangkat dan ketahanan terhadap
tekanan fisik, serta batasan fisik dan dimensi tubuh, dan
lain-lain.
Fisiologi faal: memberikan gambaran mengenai fungsi
sistem otak dan saraf berkaitan dengan tingkah laku.
Fisika dan teknik: memberikan gambaran mengenai
desain dan lingkungan kerja.
FOKUS PEMBAHASAN ERGONOMI (PULAT, 1992)
Biomekanik: mempelajari mekanisme
Fisiologi kerja: menggambarkan
sistem biologi, khususnya pada tubuh
reaksi fisiologi pekerja terhadap
manusia. Pendekatan biomekanik
tuntutan pekerjaannya dan
pada desain tempat kerja yang
memeliharanya pada batasan yang
utama mempertimbangkan
aman.
kemampuan pekerja, tuntutan tugas,
dan peralatan yang terintegrasi.
Antropometri: berfokus pada dimensi
tempat kerja, peralatan, dan
Kinesiologi: mempelajari pegerakan
material. Data antropometri terdiri
manusia dalam fungsi anatomi.
dari dimensi tubuh, jangkauan
Prinsip kinesiologi harus digunakan
pergerakan lengan/tangan dan kaki,
pada desain tempat kerja untuk
dan kemampuan kekuatan otot.
mencegah pergerakan yang tidak
sesuai.
PERANAN ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN FAKTOR KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada
sistem kerangka dan otot manusia.
Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual, Hal tersebut untuk
mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu
perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja.
Desain suatu peletakan instrumen dan sistem pengendalian agar
didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan dihasilkannya
suatu respon yang cepat dengan meminimalkan risiko kesalahan, serta
agar didapatkan optimasi, efisiensi kerja, dan hilangnya risiko
keschatan akibat metode kerja yang kurang tepat (Nurmianto, 2004)
Ergonomi berusaha untuk menjamin bahwa pekerjaan dan setiap
tugas-tugas dari pekerjaan tersebut didesain agar sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas dari pekerjanya. (ACGIH, 2007).
EMPAT SUDUT PANDANG OBJEK KAJIAN ERGONOMI
1. Tidak efisien, ketika usaha pekerja untuk menghasilkan output di luar kondisi
optimal.
2. Kelelahan, di mana desain kerja yang jelek menyebabkan kelelahan yang
tidak perlu terjadi.
3. Kecelakaan, luka dan kesalahan yang diakibatkan oleh desain interface yang
jelek atau akibat stress karena metal dan fisik pekerja.
4. Kesulitan user, dalam kaitannya dengan ketidaktepatan kombinasi antar
aktivitas dalam membentuk task tertentu,
5. Moral yang rendah dan sifat apatis.
TANTANGAN
Tantangan aplikasi ergonomi lanjut adalah
bagaimana semakin berperan dalam
mengembangkan pola hubungan antara
manusia dan mesin dengan lingkungan
sekitarnya untuk mencapai suatu sistem kerja
aman, nyaman, dan efisien.
pendekatan aplikasi
Metode Ergonomi ergonomi
Conceptual/System Ergonomic (Pada saat
a. Diagnosis. perencanaan).
b. Treatment. Curative Ergonomis (Perbaikan/modifikasi
c. Follow up. di tempat kerja).
Teknik Mendesain Stasiun Kerja dalam ErgonomI
Menurut Das & Sengupta (1993) pendekatan secara sistemik untuk menentukan dimensi
stasiun kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Gerakan Repetitif.
Awkward Posture.
Contact Stress.
Vibration.
Durasi.
Kondisi lain.
Contoh Penerapan Ergonomi
Bukalapak merupakan salah satu startup atau Bukalapak juga memberikan kenyamanan
perusahaan rintisan yang sukses di Indonesia. yang luar biasa bagi para karyawannya. Di
Bukalapak bukan hanya memberikan situs dalamnya ada sebuah ruangan yang
marketplace yang enak dipandang, tapi juga difasilitasi dengan berbagai hiburan seperti
kantor yang nyaman untuk para karyawannya. Xbox, Gym atau tempat bermain musik
Desain yang ada di dalamnya sangat menarik. (Rizal, 2016).
Ditambah lagi dengan adanya tulisan Satu hal yang menarik dari kantor
membanggakan di depan pintu kantor Bukalapak adalah adanya ruangan yang
"Selamat datang di pasar besar UKM didesain seperti pasar burung sebagai
Indonesia". hiasan.
Contoh Kasus
Identifikasi Bahaya Industri Garmen
Kronologi:
Hong Kong Christian Industrial Committee pada tahun 2004 lalu melaporkan kondisi
lingkungan kerja di 3 industri garmen China yang mensuplai produk garmen untuk retail
di Jerman adalah sebagai berikut antara pemilik pabrik dan pekerja kurang memiliki
kesadaran tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Di ketiga pabrik yang disurvey tidak
pernah diadakan latihan untuk penaggulangan kebakaran, para pekerja mengeluhkan
kondisi AC (air condition) dan ventilasi yang tidak baik.
Permasalahan:
Penempatan mesin yang terlalu rapat sehingga mengakibatkan
peningkatkan suhu di tempat kerja. Para pekerja di bagian penjahitan
mengalami alergi kulit dan gangguan pernapasan akibat menjahit
beberapa jenis kain yang mempunyai banyak debu kain (floating fiber).
Sumber bahaya lain adalah permasalahan ergonomi seperti lamanya
waktu kerja (duduk dan berdiri) pengulangan gerakan kerja dan lainnya.
A B C
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan kerja adalah bagian
Keselamatan kerja merupakan upaya atau pemikiran serta
dari ilmu kesehatan yang
merupakan keselamatan penerapannya yang ditujukan untuk
bertujuan agar tenaga kerja
yang berhubungan dengan menjamin keutuhan dan
memperoleh keadaan kesehatan
peralatan, tempat kerja, kesempurnaan baik dan jasmaniah
yang sempurna baik fisik,
maupun rohaniah tenaga kerja
lingkungan kerja, serta cara mental, maupun sosial sehingga khususnya dan manusia pada
melakukan pekerjaan. memungkinkan dapat bekerja umumnya, hasil karya dan budaya
secara optimal. untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja.
Tujuan Keselamatan Kerja
Perlindungan karyawan.
Memperlihatkan kepatuhan pada peraturan
dan undang-undang.
Mengurangi biaya.
Membuat sistem manajemen yang efektif:
Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan
pelanggan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Kerja
1. Beban kerja.
2. Kemampuan kerja.
3. Beban tambahan, meliputi:
- Faktor fisik: kebisingan dan penerangan.
- Faktor kimia.
- Faktor biologi.
- Faktor fisiologis.
- Faktor sosial-psikologis.
Langkah-Langkah Penerapan K3
Menyatakan komitmen.
Menetapkan cara penerapan.
Membentuk kelompok kerja penerapan.
Menetapkan sumber daya yang diperlukan.
Kegiatan penyuluhan.
Peninjauan sistem.
Penyusunan jadwal kegiatan.
Pengembangan sistem manajemen K3.
Penerapan sistem.
Proses sertifikasi.
Hambatan Dalam Penerapan K3
1. Minimnya kesadaran dan keengganan pihak perusahaan untuk menerapkan
K3 dalam lingkungan kerjanya.
2. Tidak adanya sanksi hukum yang berat bagi perusahaan yang melanggar
standar K3 yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Pekerja (SDM) yang kurang terampil mengoperasikan peralatan kerja
(mesin, bahan kimia, dan alat elektronik lainnya).
4. Sikap dan perilaku pekerja yang enggan menggunakan alat keselamatan
kerja yang disediakan oleh perusahaan.
5. Kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja merupakan tiga
komponen utama dalam K3.
6. Fasilitas K3 yang tidak memadai karena penyediaan fasilitas K3 belum
dipahami pengusaha atau pemilik perusahaan.
7. Alat-alat atau fasilitas perlindungan kerja yang digunakan sudah tidak
aman lagi atau kadaluwarsa dan tidak memenuhi standar K3 nasional.
8. Faktor kelalaian pengawasan internal perusahaan dan penegakan hukum
K3 yang sangat lemah.
Kecelakaan Kerja
Pemilihan konsultan yang tepat, agar dapat memberikan pengawasan dan kontrol
terhadap jalannya suatu proyek.
Penempatan tenaga kerja yang tepat.
Penggunaan peralatan yang sesuai dengan ketentuan.
DAFTAR PUSTAKA
Atika, R. (2016). Tinjauan terhadap pelaksanaan program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) pada PT PLN(Persero) WS2JB
Area Palembang (Laporan Akhir Pendidikan Diploma III). Politeknik Negeri Semarang
Fridayanti, N., & Kusumasmoro, R. (2016). Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di PT Ferron Par Pharmaceuticals Bekasi.
Jurnal Administrasi Kantor. 4(1) : 211-234.
Pabitiyah, A. (2016, November 22). Identifikasi Bahaya Industri Garmen. Retrieved from ZONAK3.COM:
https://zonak3.com/identifikasi-bahaya-industri-garmen-345.html
Patrisia, Y. (2018). Pengaruh beban kerja, kelelahan kerja terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Psikoborneo, 6(1), 142-
149.
Rizal. (2016, Januari 21). Kantor-kantor Keren di Indonesia yang Bikin Kamu Pengen Cepat Lulus Kuliah! Retrieved September 04,
2021, from idntimes.com: https://www.idntimes.com/news/indonesia/amp/rizal/kantor-kantor-keren-di-indonesia-yang-bikin-
kamu-pengen-cepat-lulus-kuliah
Salafudin, M., Ananta, H., Subiyanto. (2013). Implementasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT PLN
(Persero) area pengatur distribusi Jawa Tengah & D.I Yogyakarta dalam upaya peningkatan mutu dan produktivitas kerja
karyawan. Jurnal Teknik Elektro, 5(1) : 26-31.
Sugiono., dkk. (2018). Ergonomi untuk Pemula (Prinsip Dasar dan Aplikasinya). Malang: UB Press.
Suhardi, B., dkk. (2021). Ergonomi partisipatori implementasi bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Sleman : DEEPUBLISH.
Tarwaka, S., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi untuk keselamatan, kesehatan kerja dan produktivitas. Uniba, Surakarta, 34-50.
Waruwu, S., & Yuamita, F. (2016). Analisis faktor Kesehatan dan Keselamatan Kerja (k3) yang signifikan mempengaruhi kecelakaan
THANK YOU