Anda di halaman 1dari 11

DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR

UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN


Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Nomor :
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI PUSKESMAS TALANG PANGERAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS TALANG PANGERAN

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas


Talang pangeran, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan
Farmasi yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Farmasi di Puskesmas Talang Pangeran
dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala UPTD
Puskesmas Talang Pangeran sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Farmasi di Puskesmas Talang
Pangeran
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas
talang Pangeran
Mengingat : 1. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.
03.01/MENKES/159/1/2010 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah;
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standart Pelayanan Farmasi
Rumah Sakit;
3. Permenkes Nomor 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.922 tahun 2008 tentang Obat
dan Perbekalan Kesehatan;
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : Kebijakan pelayanan Farmasi di UPTD Puskesmas Talang Pangeran


sebagaimana tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.
Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Indralaya
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS
Talang Pangeran

Masrin, SKM
NIP 196408041991031006
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NOMOR :
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI

1. Kebijakan Umum
a. Peralatan di pelayanan farmasi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk menjamin semua sediaan farmasi tetap
dalam kondisi yang baik.
b. Pelayanan farmasi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
c. Semua petugas wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
e. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
opersional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
f. Pelayanan farmasi rawat jalan dilaksanakan sesuai jam kerja dan pelayanan farmasi
rawat inap dilaksanakan dalam 24 jam.
g. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
h. Setiap bulan wajib membuat laporan.

2. Kebijakan Khusus
a. Pelaksanaan pekerjaan kefarmasian meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan,
produksi, penyimpanan, distribusi atau penyaluran, pelayanan sediaan farmasi dan
pemantauan.
b. Pelayanan Farmasi bertanggung jawab terhadap semua sediaan farmasi / perbekalan
farmasi yang beredar di Puskesmas Indralaya.
c. Pelayanan Farmasi dipimpin oleh Apoteker, berijazah sarjana farmasi yang telah lulus
sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang telah
memilliki Surat Tanda Registrasi Apoteker dan Surat Izin Kerja.
d. Kepala pelayanan farmasi bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan
peraturan-peraturan farmasi baik terhadap administrasi sediaan farmasi dan
pengawasan distribusi .
e. Mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran
sediaan farmasi kepala instalasi sebagai penanggung jawab dapat dibantu oleh
apoteker pendamping dan / atau tenaga teknis kefarmasian.
f. Obat hanya dapat diberikan berdasarkan resep atau pesanan dari dokter, dan apoteker
menganalisa secara kefarmasian.
g. Petugas yang berhak menyediakan obat adalah apoteker atau asisten apoteker dan
apabila dalam keadaan tertentu petugas tersebut berhalangan dalam melaksanakan
tugasnya dapat dilimpahkan kepada petugas lain yang telah diberi wewenang dan telah
atau sedang diusulkan untuk mengikuti pelatihan dalam bidang farmasi.
h. Lembaran resep dilayani apabila sudah memenuhi persyaratan administrasi, meliputi :
1. Nama , umur, alamat dan diagnosa pasien
2. Nama dan paraf dokter
3. Tanggal resep
i. Obat pasien rawat inap dikembalikan jika alergi atau pasien meninggal dunia atau hal
lain dengan persetujuan dokter.
j. Penyediaan obat didasarkan pada formularium Puskesmas
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

k. Permintaan obat narkotika dan psikotropika di tulis dokter atau dokter yang berwenang
dengan mencantumkan nama dan paraf dokter yang disertai dengan cap puskesmas
l. Tidak menyediakan dan memberikan obat kadaluwarsa dalam kondisi apapun kepada
pasien.

3. Metode penilaian, pengendalaian, penyediaan dan penggunaan obat di Puskesmas


Indralaya
Metode dalam melakukan penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat
tidak terlepas dari aturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Dalam metode
ini harus mencakup keakuratan perencanaan, kendali terhadap ketersediaan obat dalam
unit pelayanan, kendali terhadap keluar masuknya obat, dan penggunaan obat yang
rasional sesuai dengan pedoman pengobatan.

A. Metode Penilaian/Perencanaan
1. Menghitung jumlah pemakaian obat satu tahun sebelumnya
2. Merencanakan jumlah kebutuhan satu tahun kedepan dengan perhitungan : jumlah
pemakaian tahun lalu + 10%
3. Mengirimkan usulan kebutuhan ke UPTD POPK

B. Metode Pengendalian Obat


Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan
obat di unit pelayanan kesehatan dasar, metode yang digunakan :
1. Dengan memperkirangan/ mengitung pemakaian rata-rata periode tertentu di
Puskesmas dan seluruh unit pelayanan, kemudian ditentukan stok optimum dan
stok pengamanan/ penyangga (buffer stock). untuk melakukan pengendalian
persediaan diperlukan perhitungan jumlah pemakaian dalam satu bulan (rekapitulasi
buku gudang), lalu dihitung jumlah obat yang dapat dipesan dengan rumus:

Q = SO (DX4) -
SS
Keterangan :
Q = Jumlah obat yang dipesan
SO = Stok optimum
SS = Sisa stok
D = Pemakaian rata-rata perbulan dari 3 bulan terakhir

agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Melihat perbandingan sisa stok dengan pemakaian bulan terakir pada buku
gudang, apabila ditaksir kebutuhan pbat tidak mencukupi hingga akhir bulan,
segera minta obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir melalui bon
tambahan
b. Melapor kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir apabila terdapat
pemakaian yang melebihi rencana, semisal KLB
2. Melakukan pencacahan obat yang dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat, yaitu setiap jenis obat. Pemeriksaan ini
dilakukan setiap tahun.

C. Metode Penyediaan Obat


DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

Penyediaan obat dalam hal ini adalah menyediakan obat yang dibutuhkan oleh
Puskesmas Indralaya sesuai dengan yang tercantum dalam Formularium Obat
Puskesmas. Formularium ini disusun oleh Tim Perencana Kebutuhan Obat, ditetapkan
oleh kepala Puskesmas, dan berpedoman pada Formularium Nasional yang terantum
dalam Keputusan Menteri Kesehatan dan Formularium obat Dinas Kesehatan
Kabupaten Ogan Ilir.

D. Metode Penilaian Penggunaan Obat


Tujuan dilaksanakannya penilaian penggunaan obat adalah untuk menjaga
kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisien pemanfaatan dana obat, penilaian
penggunaan obat meliputi :
a. Prosentase penggunaan antibiotik
b. Prosentase penggunaan injeksi
c. Prosentase obat penggunaan obat generik
d. Kesesuaian dengan pedoman pengobatan

4. Pelayanan Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter dan dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang
berlaku. Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari peneriman resep, peracikan obat sampai dengan
penyerahan obat kepada pasien. Pelayanan resep dilakukan sebagai berikut :
A. Penerimaan Resep
Setelah menerima resep dari pasien, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemeriksaan kelengkapan administratif resep, yaitu : nama dokter, paraf dokter,
tanggal penulisan resep, nama obat, jumlah obat, cara penggunaan, nama pasien,
umur pasien, dan alamat pasien
b. Pemeriksaan kesesuaian farmasetik, yaitu bentuk sediaan, dosis, potensi stabilitas,
cara dan lama penggunaan obat
c. Pertimbangan klinik, seperti alergi, efek samping, interaksi dan kesesuaian dosis
d. Konsultasikan dengan dokter apabila ditemukan keraguan pada resep atau
obatnya tidak tersedia

B. Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyipanan menggunakan alat,
dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna biru untuk
obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan obat dalam
bentuk larutan.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat yang
berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunan yang salah
C. Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah obat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara baik dan sopan,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya kurang stabil
c. Memastikan bahwa yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang terkait dengan
obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan minuman yang harus
dihindari, kemungkinan efek samping, cara penyimpanan obat, dll.

5. Penyediaan Obat yang Menjamin Ketersediaan Obat


Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat diwujudkan dalam kegiatan
pengendalian obat.Tujuan kegiatan pengendalian obat agar tidak terjadi kelebihan dan
kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar, yang terdiri dari:
a. Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode tertentu di Puskesmas dan
seluruh unit pelayanan.
b. Menentukan:
1. Stok optimum
2. Stok pengaman/penyangga (bufferstock)
c. Menentukan waktu tunggu.

6. Penanganan Obat Hilang, Obat Rusak dan Kadaluwarsa


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan dilaksanakan penanganan obat hilang adalah sebagai bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga diketahui persediaan obat saat itu.
Obat juga dinyatakan hilang apabila jumlah obat dalam tempat penyimpanannya
ditemukan kurang dari catatan sisa stok pada kartu stok. Pengujian silang antara jumlah
obat dalam tempat penyimpanan dengan catatan sisa stok dilakukan secara berkala
satu tahun sekali oleh Tim Mutu Puskesmas.
Dalam menangani obat hilang, maka langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat menyusun daftar jenis dan jumlah obat yang hilang untuk
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas memeriksa dan memastikan kejadian tersebut kemudian
menerbitkan Berita Acara Obat Hilang.
3. Kepala Puskesmas menyampaikan laporan kejadian tersebut kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir disertai Berita Acara Obat Hilang.
4. Petugas pengelola obat mencatat jenis dan jumlah obat yang hilang pada Kartu
Stok.
5. Apabila jumlah obat yang tersisa tidak mencukupi kebutuhan pelayanan, maka
petugas pengelola obat segera mengajukan permintaan obat kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir dengan menggunakan LPLPO.
6. Apabila hilangnya obat karena pencurian, maka dilaporkan kepada Kepolisian.

b. Penanganan Obat Rusak/Kadaluwarsa


Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak adalah untuk melindungi pasien
dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa.

Dalam menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus


dilakukan adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak dalam gudang obat.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala


Puskesmas.
4. Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali obat
rusak/kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir

7. Penyimpanan Obat
a. Penyimpanan Obat secara umum dilakukan dengan cara :
a. Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/kemasan
b. Simpan obat dalam kemasanan asli dan dalam wadah tertutup rapat
c. Simpan obat pada suhu kamar dan hindari sinar matahari langsung
d. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab
e. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku,
kecuali jika tertulis pada etiket obat
f. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluwarsa atau rusak
g. Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama
h. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

b. Kondisi Penyimpanan Khusus


Beberapa obat perlu disimpan pada tempat khusus untuk memudahkan pengawasan,
yaitu :
a. Obat golngan narkotika dan psikotropika masing-masing disimpan dalam lemari
khusus dan terkunci
b. Obat-obat seperti vaksin dan supositoria harus disimpan dalam lemari pendingin
untuk menjamin stabilitas sediaan
c. Beberapa cairan mudah terbakar seperti aseton, eter dan alkohol disimpan dalam
lemari yang berventilasi baik, jauh dari bahan yang mudah terbakar dan peralatan
elektronik. Cairan ini disimpan terpisah dari obat-obatan

c. Tempat penyimpanan Obat


Gudang tempat penyimpanan obat harus memenuhi syarat :
a. Ruangan harus kering dan tidak lembab
b. Adanya ventilasi agar ada aliran udara
c. Jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya masuk
langsung dan berteralis
d. Gudang obat khusus digunakan untuk penyimpanan obat
e. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda

d. Pengaturan penyimpanan obat


a. Obat disusun secara alfabetis
b. Obat dirotasi dengan sistem FIFO (jika obat tidak ada tanggal ED nya maka obat
yang diterima lebih dulu digunakan terlebih dahulu) dan FEFO (jika obat ada tanggal
ED nya maka tanggal ED yang lebih pendek digunakan lebih dulu)
c. Obat disimpan pad arak dan lemari
d. Tumpukan dus sebaiknya haru sesuai dengan petunjuk
e. Obat dikelompokkan berdasarkan bentuk sediaan dan suhu penyimpanan
f. Mencatata jumlah obat yang diterima dalam kartu stok
g. Menyimpan kartu stok

8. Pengelolaan Obat
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

a. Alfabetis berdasarkan nama generik


Obat disimpan berdasarkan urutan alfabet nama generiknya. Saat menggunakan sistem
ini, pelabelan harus diubah ketika daftar obat esensial direvisi atau diperbaharui
b. Kategori terapetik atau farmakologi
Obat disimpan berdasarkan indikasi terapetik dan kelas farmakologinya
c. Bentuk sediaan
Obat mempunyai bentuk sediaan yang berbeda-beda, seperti sirup, tablet, injeksi, salep
atau krim. Dalam sistem ini, obat disimpan berdasarkan bentuk sediaannya. Selanjutnya
metode pengelompokan lain dapat digunakan untuk mengatur obat secara rinci
d. Frekuensi penggunaan
Untuk obat yang sering digunakan (Fast Moving) seharusnya disimpan pada ruangan
yang dekat dengan tempat penyimpanan obat

9. Pencatatan , pemantauan dan pelaporan Efek Samping Obat (ESO) dan Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD)
a. Apabila terjadi KTD pada pelayanan farmasi, petugas diwajibkan mengisi formulir KTD
dan melaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas Indralaya serta mencatat pada buku
laporan kasus KTD, KTC, KPC, KNC
b. Apabila terjadi kasus Efek Samping Obat (ESO) pada pasien, petugas diwajibkan
mengisi formulir pelaporan ESO, menganalisa obat yang menyebabkan reaksi Efek
Samping Obat, mencatat obat yang menyebabkan reaksi pada rekam medik denan tinta
merah dan mencatat pada buku laporan kejadian ESO

10. Rekonsilasi Obat


Apabila dalam pengobatan di Puskesmas, pasien membawa obat dari rumah maka :
a. pasien wajib menunjukkan atau memberitahukan obat-obat yang telah dikonsumsi.
b. Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien
c. Dokter mengetahui dan menetapkan penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga yang dapat dikonsumsi bersama dengan obat yang diperoleh dari
Puskesmas
d. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien yang tidak jelas identitasnya dan tidak
berhubungan dengan keluhan/penyakit/ riwayat penyakit yang diderita pasien akan
ditarik/diminta oleh petugas Puskesmas

11. Pelayanan Farmasi Gawat Darurat


a. Layanan farmasi rawat inap Puskesmas Indralaya memberikan pelayanan farmasi
selama 24 jam
b. Penyediaan obat-obat emergensi disesuaikan dengan formularium Puskesmas dan
Dinas Kesehatan serta berdasarkan kasus kegawatdaruratan terbayak.
c. Obat-obat emergensi diletakkan pada Unit Gawat Darurat dalam kotak khusus obat
gawat darurat.

12. Tugas dan tanggung jawab pengelola obat di Pusesmas Talang Pangeran
1. Sebagai petugas penanggung jawab Gudang Obat di Puskesmas Talang Pangeran
bertugas:
a. Menerima obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
b. Memeriksa kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan
c. Menyimpan dan mengatur obat dan perbekalan kesehatan
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

d. Mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit pelayanan


kesehatan
e. Mengendalikan penggunaan persediaan
f. Melaksakan pencatatan dan pelaporan
g. Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kesehatan
h. Menyusun persediaan obat dan perbekalan kesehatan
i. Membuat permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
j. Menyusun laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
2. Sebagai petugas penanggung jawab Kamar Obat di Puskesmas Talang Pangeran
bertugas:
a. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang
dikeluarkan ataupun yang diterima oleh Kamar Obat Puskesmas Talang Pangeran
dalam bentuk buku catatan mutasi obat
b. Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan kesehatan
c. Menyerahkan kembali obat/kadaluwarsa kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
d. Menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien
e. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien

13. Petugas yang berhak memberikan resep


1. Semua kegiatan pengobatan dan penulisan resep di UPTD Puskesmas Talang
Pangeran dilaksanakan oleh dokter/dokter gigi sesuai kompetensinya dengan
persyaratan sebagai berikut:
a. Memiliki Surat Tanda Registrasi
b. Memiliki Surat Izin Praktik Dokter/Dokter gigi di UPTD Puskesmas Talang Pangeran
2. Apabila dokter/dokter gigi tidak dapat menjalankan tugasnya di bidang pengobatan
karena sesuatu hal ( misal : menghadiri rapat ), maka tugas pengobatan dan pemberian
resep didelegasikan kepada petugas pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman tentang farmasi, yaitu perawat, perawat gigi dan bidan yang bertugas
pada hari itu
3. Petugas yang berhak memberikan resep di kamar obat adalah petugas yang memiliki
kompetensi di bidang farmasi, yaitu :
a. Apoteker
b. Asisten Apoteker, apabila tenaga Apoteker tidak ada
14. Persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat
Penyediaan obat dan Pengelolaan Obat di UPTD Puskesmas Talang Pangeran
dilaksanakan oleh:
a. Apoteker sesuai kompetensinya
b. Asisten apoteker sesuai kompetensinya, apabila tenaga Apoteker tidak ada
c. Petugas kesehatan lain yang sesuai kompetennya memiliki penegtahuan dan
pengalaman di bidang farmasi, yaitu : Perawat, Perawat gigi dan Bidan
d. Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyediaan obat
tidak dapat dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir untuk melaksanakan tugas
manajemen kefarmasian UPTD

15. Peresepan Obat Psikotropika dan Narkotika


DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

Peresepan adalah proses pesanan atau permintaan obat tertulis dari dokter, dokter gigi
dan dokter spesialis kepada unit penunjang obat yang ada Apoteker dan mempunyai
legalitas, dan pemberian obat psikotropika dan tropika hanya dapat dilakukan apabila :
1. Peresepan obat psikotropika narkotika hanya boleh ditulis dokter/dokter gigi/dokter
spesialis
2. Resep merupakan resep asli dan ditangani langsung oleh dokter pemeriksapemberi
resep
3. Jika tidak ditandatangani resep bisa ditolak atau konfirmasi ke dokter yang menulis
resep
4. Resep yang ditulis harus jelas, baik jenisnya, jumlahnya dan cara penggunaannya
5. Resep psikotropika diberi garis merah dibawah nama obat, dan obat narkotika diberi
garis biru dibawah nama resep obat dan ditandatangani sejajar garis merah atau
biru
6. Dibelakang resep dirulis nama pasien dan alamat pasien yang lengkap
7. Resep yang diberi obat psikotropika narkotika disimpan dalam lemari obat, menjadi
satu dengan obat psikotropika, dalam keadaan terkunci

Obat narkotika menurut Undang-undang RI nomor 35 tahun 2009 ada 3 golongan


narkotika :

1. Golongan I : hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan


Misalnya : Opium, heroin, kokain dll yang tercantum dalam daftar narkotika golongan
I
2. Golongan II : berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi
Misalnya : Metadone, Morfin, Petidin dll yang tercantum dalam daftar narkotika
golongan II
3. Golongan III : narkotika yang berkhasiat pengobatan sebagai pilihan terakhir dan
dapat digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, yang masuk dalam
golongan ini adalah : Kodein, Garam-garam narkotika dalam golongan ini
4. Obat psikofarmaka menurut DOEN psikofarmaka 2002 penggolongan obat terdiri
dari :
a. Antianxientas dan anti Insomnia : Diazepam
b. Antidepresi dan anti mania : amitriptiline HCL, Litium Karbonat
c. Antiobsesif komfulsif dan antipanik : klomamin HCL
d. Antipsikosis : flufenazin dekanoat, haloperisol, klirpromazine HCL, perfenazine
HCL, risperidon, sulpirid, trifluperazine
5. Daftar psikotropika golongan III (UU RI no. 5 tahun 1997)
Pentobarbital, amobarbital dll yang tercantum dalam daftar psikotropika golongan III
6. Daftar psikotropika golongan IV (UU RI no. 5 tahun 1997)
Alprazolam barbital, diazepam, clobazam

16. Pelatihan Petugas Penyedia Obat yang Tidak Sesuai Syarat


Apabila persyaratan petugas yang diberi kewenangan melaksanakan penyediaan obat
tidak dipenuhi, maka petugas tersebut harus mengikuti pelatihan khusus yang diberikan
oleh penanggung jawab pengelola obat Puskesmas untuk melaksanakan tugas penyedia
obat.
Pelatihan yang diberikan meliputi :
DINAS KESEHATAN KABUPATEN OGAN ILIR
UPTD PUSKESMAS TALANG PANGERAN
Jalan Mayor Iskandar Desa Talang Pangeran Ulu Kec. Pemulutan Barat
e-mail:pkmtlgpangeran@gmail.com

1. Jenis obat dan penggolongannya


2. Cara membaca resep
3. Cara pemakaian dan aturan obat
4. Efek samping obat
5. Penyampaian informasi cara pemakaian dan aturan pakai obat kepada pasien
6. Cara merekap resep harian

Anda mungkin juga menyukai