Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN PKL TERPADU UNTUK KELUARGA BINAAN DENGAN PENDEKATAN IPE-CP

PADA Tn.B DI DESA ATOWATU

KECAMATAN.SOROPIA KABUPATEN.KONAWE

Disusun oleh:

Kelompok 57

1. SITI FADILLAH (P00320019139)

2. PUTRI NABILA (P00324020034)

3. RAHMAWATI (P00324020035)

4. INTAN SARI (P00331019049)

5. AZZAHRA RAHMA AULIA R.B (P00321019056)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

TAHUN 2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis haturkan kepada Allah SWT, atas limpahan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok KK Binaan. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan Terpadu pada Program Studi IPE
(Interproffesional Education) Poltekkes Kemenkes Kendari. Ucapan terimakasih kami
ucapkan kepada Ibu Kasma, S. Gz , M. Kes selaku pembimbing kami dan Tn.B selaku klien
yang bersedia kami bina.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang
ini.

Semoga bermanfaat dan terimakasih atas kritik dan saran yang disampaikan.

Soropia, 30 Juni 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………. iv

BAB I . PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………. 1

A. Latar belakang………………………………………………………………………………………….. 2

B. Tujuan……………………………………………………………………………………………………… 3

C. Manfaat…………………………………………………………………………………………………... 3

D. Ruang lingkup………………………………………………………………………………………….. 4

BAB II . KONSEP DASAR TEORITIS KELUARGA……………………………………………………. 5

BAB III . HASIL KEGIATAN………………………………………………………………………………….. 14

A. Pengkajian………………………………………………………………………………………………. 14

B. Diagnosa keluarga…………………………………………………………………………………… 19

C. Intervensi………………………………………………………………………………………………… 20

D. Implementasi………………………………………………………………………………………….. 21

BAB IV . PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………. 28

A. Pelaksanaan kegiatan……………………………………………………………………………… 28

B. Faktor penghambat dan pendukung kegiatan………………………………………… 29

C. Rencana tindak lanjut…………………………………………………………………………….. 29

D. Kesimpulan dan saran……………………………………………………………………………. 30

DAFTAR PUSTAKAN………………………………………………………………………………………… 31

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………………………… 32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual


maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi (uu.No 36 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1).

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai inventasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis (UU No 36 tahun 2009 pasal 3).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana


masalah kesehatan dapat timbul, berupa masalah KIA/KB, Kesehatan
Lingkungan, Tumbuh Kembang, Penyakit, KRR.

Menurut UU no 4 tahun 1945, Lansia adalah seseorang yang mencapai


umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain.
Lansiaakanmemiliki status kesehatan yang buruk setelah hipertensi dan
beresiko kematian, dimana dukungan sosial dipercaya memungkinkan lansia
terdorong menyesuaikan lebih efektif sehingga kualitas hidupnya optimal.

Dalam lingkungan masyarakat, kesehatan itu penting untuk dipelihara.


Peran tenaga medis juga penting untuk memberi pengetahuan tentang
kesehatan. Agar masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri
juga lingkungan. Seiring berjalannya zaman yang semakin modern dan
perlengkapan atau penanganan medis yang semakin canggih dan maju. Untuk
itu di perlukan beberapa peran penting bagi masyarakat mengenai
kesehatan. Pemeriksaan tanda vital adalah cara untuk mendeteksi perubahan
system yang ada di dalam tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut
nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah. Perubahan tanda vital dapat
terjadi bila tubuh dalam keadaan sakit atau kelelahan. Perubahan tersebut

1
merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh. Pemeriksaan tanda vital
yang dilaksanakan oleh tenaga medis seperti dokter, bidan, dan perawat
digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya
merupakan kegiatan rutin pada pasien, tetapi merupakan tindakan
pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh. Pelaksanaan
pemeriksaan tanda vital pada pasien tentu berbeda dengan pasien yang
lainnya. Tingkat kegawatan dan penanganan pasien juga berbeda beda, mulai
dari yang keadaan kritis hingga dalam keadaan pasien yang sakit ringan.
Prosedur pameriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi
pengukuran suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan
pengukuran tekanan darah.

Tekanan Darah tinggi atau Hipertensi dan arterosclerosis (pengerasan


arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga
menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk
mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil
sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang
mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian,
klasifikasi, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga perawatan
serta asupan makanannya.

Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi.


Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur
di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan
prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia).

Dalam hal ini kami mengambil kasus pada keluarga Tn. B pada RT 003/RW
003 Kabupaten Konawe Kecamatan Soropia Desa Atowatu sebagai bukti
pelaksanaan praktek kerja lapangan terpadu dan melaksanakan
implementasi sesuai dengan prioritas masalah. Keluarga ini masuk dalam

2
kategori extended family dikarenakan terdapat 3 keluarga yang tinggal
bersama dalam satu rumah terdiri dari balita, ibu hamil dan lansia. Dengan
masalah utama dalam keluarga yaitu hipertensi. Diharapkan keluarga lebih
mengerti dan memahami tentang cara membina keluarga terutama dalam
menangani penyakit hipertensi yang kebanyakan dialami oleh lansia.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing profesi


dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap keluarga yang dibina.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi dan menganalisa kesehatan keluarga binaan


b. Mengidentifikasi masalah kesehatan keluarga bersama anggota
keluarga
c. Menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga
d. Merumuskan alternatif pemecahan masalah kesehatan bersama
keluarga
e. Melaksanakan pemecahan masalah bersama keluarga dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia
f. Melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan pembinaan keluarga

C. Manfaat

A. Bagi Mahasiswa
a. Dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa dalam
menegakkan diagnose masalah
b. Dapat menjadi masukan dalam pemberian intervensi kepada KK
binaan
c. Terpapar dengan berbagai permasalahan kesehatan
keluarga di komunitas

3
d. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih
aplikatif dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam
konteks keluarga
e. Mendapatkan pengalaman memecahkan masalah
kesehatan keluarga bersama keluarga dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

B. Bagi KK Binaan
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga dalam
mewujudkan keluarga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas
b. Mengenali dan menyadari masalah kesehatan yang ada di
keluarga
c. Mampu menggunakan sumber daya dan fasilitas yang tersedia
untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga.

C. Bagi PUSKESMAS
a. Sebagai bahan rencana tindak lanjut program PUSKESMAS
b. Meningkatkan cakupan KIA (K1, K4, Persalinan Linakes, Deteksi
resiko tinggi, Imunisasi, Posyandu dan lain-lain).

D. Ruang Lingkup

KK binaan ini dilakukan di Desa Atowatu Kecamatan Soropia Kabupaten


Konawe pada tanggal 29 Mei hingga 2 Juni 2022 yang mana sebelumnya
dilakukan kunjungan ke rumah dan menanyakan beberapa hal menggunakan
instrument yang telah tersedia. Dengan advokasi persuasif dialog pun
dilakukan untuk membangun kerangka berpikir keluarga dalam menyikapi
kondisi dan permasalahan yang ditemukan berdasarkan analisis situasi dan
analisa social baru ditegakkan diagnosa. Alasan konkrit dilakukannya KK
binaan adalah ingin membantu keluarga yang bersangkutan untuk melihat
besaran permasalahan, dan adanya kesadaran dalam masalah sehingga
ditentukan jalan keluar dengan segera.

4
BAB II

KONSEP DASAR TEORITIS KELUARGA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing- masing yang merupakan bagian dari keluarga ( friedman, 2010). Menurut
bailon yang di kutip Efendi, F & Makhfudli (2009)menjelaskan keluarga adalah
dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan satu budaya.

Menurut undang-undang no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan
anaknya atau, ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Setiadi, 2008).

2.1.2 Fungsi Keluarga

Secara umum fungsi keluarga (Friedman, 2010) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan


segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.

2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi


mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan social
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
di luar rumah.

3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan


menjaga kelangsungan keluarga.

5
4. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.

5. Fungsi keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk


memeprtahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktifitas tinggi. Ini dikembangkan menjadi tugas di bidang
kesehatan.

Menurut Padila (2012) mengidentifikasikan lima fungsi keluarga yaitu:

1. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang


merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Fungsi afektif merupakan sumber energi
yang menentukan kebutuhan keluarga. Sering perceraian, kenalan anak atau
masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak
terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami


individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial, sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota masyarakat
yang baru mempelajari norma-norma masyarakat dimana dia menjadi
anggota. Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan sosialisasi.

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan


meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat terkontrol.

6
4. Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian


dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga


menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi
melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya baik untuk mencegah
terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit. Keluarga juga
menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga professional.

2.1.3 Konsep Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,


kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok, dan masyarakat (Friedman, 2010)

Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasi menjadi dua kategori,
yaitu peran formal dan peran informal. Peran formal adalah peran eksplisit yang
terkadung dalam struktur peran keluarga. Peran informal bersifat tidak tampak dan
diharapkan memenuhi kebutuhan emosional keluarga dan memelihara keseimbangan
keluarga. Berbagai peranan yang terdapat dalam keluaraga adalah :

1. Peran formal

Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran yaitu peran
sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah tangga, peran perawatan
anak, peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran persaudaraan (kindship), peran
terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif), dan peran seksual.

7
2. Peran informal

Terdapat berbagai peran informal yaitu peran pendorong, pengharmonis, insiator-


kontributor, pendamai, pioner keluarga, penghibur, pengasuh keluarga, dan perantara
keluarga.

Sedangkan Effendi (2002) membagi peran keluarga sebagai berikut:

1. Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberian rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota keluarga masyarakat dari
lingkungannya.

2. Peranan ibu

Ibu sebagai istri dari suami dan anak-anaknya. Mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan anak

Anak-anaknya melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat


perkembangan baik fisik, sosial, dan spiritual.

2.1.4 Peran Keluarga dalam memberikan perawatan kesehatan kepada keluarga

Keluarga berperan dalam memberikan perawatan kesehatan yang terapeutik


kepada anggota keluarga yang menderita suatu penyakit. Perawatan adalah suatu
usaha yang berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat seutuhnya (Depkes RI, 2008).
Penelitian dari Prasetyawan (2008) secara umum, penderita yang mendapatkan
perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari Keluarga berperan dalam
memberikan perawatan kesehatan yang terapeutik kepada anggota keluarga yang
menderita suatu penyakit. Perawatan adalah suatu usaha yang berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya

8
manusia yang sehat seutuhnya (Depkes RI, 2008). Penelitian dari Prasetyawan (2008)
secara umum, penderita yang mendapatkan perhatian dan pertolongan yang mereka
butuhkan dari seseorang atau keluarga biasanya cenderung lebih mudah mengikuti
nasehat medis daripada penderita yang kurang mendapatkan dukungan sosial (peran
keluarga). Menurut La, Groca (1998) yang dikutip oleh Prasetyawan (2008) bahwa
keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pengelolaan medis pada salah
satu anggota keluarga yang sakit.

1. Tujuan perwatan individu dalam konteks keluarga

a. Teratasinya masalah yang dihadapi individu yang ada kaitannya


dengan latar belakang keluarganya.

b. Teratasinya masalah yang dihadapi individu dengan dukungan,


bantuan atau pemeranan keluarga.

c. Terlaksananya pemberian asuhan keperawatan yang paripurna


kepada sasaran individu dari keluarganya, sebagai tindak lanjut
pelayanan rawat inap maupun jalan.

d. Meningkatkan kesadaran keluarga dan anggota keluarganya yang


belum mencari pelayanan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
dasar yang tersedia.

e. Meningkatkan kemampuan individu dan keluarganya dalam


mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.

2. Tugas keluarga di dalam menanggulangi masalah kesehatan

Menurut Efendi Makhfudli (2009) tugas keluarga menurut Bailon dan


Maglaya ada lima yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan


karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana kesehatan
habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang

9
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga
atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga perlu
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan berapa besar
perubahannya. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-
fakta masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang memengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai


kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan
keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat
keputusan. Berikut ini hal-hal yang harus dikaji oleh perawat.

a) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan


luasnya masalah.

b) Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan.

c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.

d) Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit.

e) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah


kesehatan.

f) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada

g) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

h) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan


dalam mengatasi masalah.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit


Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagaiberikut:

a. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis, dan


perawatannya).

10
b. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

c. Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.

d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang


bertanggung jawab, sumber keuangan atau finansial, fasilitas fisik,
psikososial).

e. Sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana


rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut:

a) Sumber-sumber keluarga yang dimiliki.

b) Keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan.

c) Pentingnya hygiene sanitasi.

d) Upaya pencegahan penyakit.

e) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.

f) Kekompakan antar-anggota keluarga.

e. Merujuk pada fasilitas kesehatan masyarakat


Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan,
keluarga harus mengetahui hal-hal berikut ini :

a) Keberadaan fasilitas keluarga.

b) Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari


fasilitas kesehatan.
c) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan
fasilitas kesehatan.
d) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas
kesehatan.
e) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

11
2.1.5 Perubahan peran selama sakit

Ada dua tipe perubahan peran yang terjadi akibat hilangnya atau
ketidakmampuan anggota keluarga. Yang pertama, anggota keluarga yang lain
memiliki cukup sumber dari dalam dan luar sehingga mereka mampu melkaukan
kewajiban dan tugas-tugas peran dasar dan penting dengan cara fungsional. Yang
kedua, anggota keluarga kehilangan sumber dari dalam dan luar yang diperlukan,
sebagai akibatnya, peran dasar dan penting tertentu dalam keluarga tidak
dilakukan atau dilakukan tetapi tidak memuaskan.

2.1.6 Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran

Menyangkut struktur kekuasaan keluarga, ada faktor –faktor utama yang


mempengaruhiperan-peran keluarga. Faktor-faktor tersebut menurut
Friedman(2010), meliputi: pengaruh kelas sosial, bentuk keluarga, pengaruh
etnik/budaya, pengaruh perkembangan atau siklus hidup, peristiwa situasional,
termasuk perubahan sehat dan sakit.

2.1.7 Level Pencegahan Perawatan Keluarga

1. Pencegahan primer (primary prevention)

Merupakan tahap pencegahan yang dilakukan sebelum masalah timbul,


kegiatannya berupa pencegahan spesifik (specific protection) dan promosi
kesehatan (health promotion) seperti pemberian pendidikan kesehatan,
kebersihan diri, penggunaan sanitasi lingkungan yang bersih, olahraga, imunisasi,
perubahan gaya hidup. Perawat keluarga harus membantu keluarga untuk
memikul tanggung jawab kesehatan mereka sendiri, keluarga tetap mempunyai
peran penting dalam membantu anggota keluarga untuk mecapai kehidupan yang
lebih baik.

2. Pencegahan sekunder (secondary prevention)

Yaitu tahap pencegahan kedua yang dilakukan pada awal masalah timbul
maupun saat masalah berangsung, dengan melakukan deteksi dini (early
diagnosis) dan melakukan tindakan penyembuhan (promp treatment) seperti
screening kesehatan, deteksi dini adanya gangguan kesehatan.

12
3. Pencegahan tersier (tertiary prevention)

Merupakan pencegahan yang dilakukan pada saat masalah kesehatan telah


selesai, selain mencegah komplikasi juga meminimalkan keterbatasan (disability
limitation) dan memaksimalkan fungsi melalui rehabilitasi (rehabilitation) seperti
melakukan rujukan kesehatan, melakukan konseling kesehatan bagi yang
bermasalah, memfasilitasi ketidakmampuan dan mencegah kematian.
Rehabilitasi meliputi upaya pemulihan terhadap penyakit atau luka hingga pada
tingkat fungsi yang optimal secara fisik, mental, sosial dan emosional.

2.1.8 Sasaran Keluarga

a. Keluarga Sehat

Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan


antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Keluarga risiko tinggi dan rawan Kesehatan


Jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus.
Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga, keluarga
dengan faktor resiko penurunan status kesehatan misanya : bayi BBLR, balita gizi
buruk, bumil anemi, lansia dari 70 tahun atau dengan masalah kesehatan, remaja
dengan penyalahguna narkoba.

c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut


Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan
memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan misalnya: klien
pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan,
penyakit terminal.

13
BAB III

HASIL KEGIATAN

A. Pengkajian

Nama mahasiswa Kel. 57 Tanggal 29 Mei sampai 2


yang mengkaji pengkajian Juni
Bahasa sehari Tolaki Alat transportasi Motor
hari ke yankes
Jarak yankes ± 3 km ke
terdekat posyandu

1. Data Keluarga

Nama Kepala Tn. B Agama dan Suku Islam dan Jawa


Keluarga
Umur 31 tahun Alamat Rumah Desa Atowatu
Dusun 1 Kec.
Soropia
Pendidikan D4 Telp +62 xxx
Pekerjaan Wiraswasta

2. Data Anggota Keluarga

No Nama Hub. U Jk Suku Pendidikan Pekerjaan Status TVV Status Alat


imunisa bantu/
Dgn KK Terakhir saat ini Gizi (TD,N,S,P)
si dasar Protesa
(TB,BB,B
MI)
1 Tn.B Suami 31 L jawa D4 wirswta Gemuk TD ↑ Lengkap -
2 Ny.E Istri 34 P tlaki D4 IRT Gemuk Normal Lengkap -
3 G Anak 5 L tlaki Belum - Normal Normal Campak -
belum
jawa sekolah

14
4 Tn. A Suami 56 L Bugis SMA Petani Normal Normal Lengkap -
5 Ny.H Istri 57 P tlaki SMP IRT Gemuk TD ↑ Lengkap -
6 Tn. S Suami 35 L Bugis D4 wirswta Normal Normal Lengkap -
7 Ny. V Istri 31 P tlaki D4 wirswta Normal Normal Lengkap -
8 A Anak 8 P Bugis SD - Normal Normal Lengkap -
tlaki

NO Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Analisis masalah


Umum saat ini penyakit/ alergi Kesehatan INDIVIDU
1 Tn.B Baik Hipertensi - Hipertensi
2 Ny.E Baik Sehat - Sehat
3 G Baik Sehat - Sehat
4 Tn. A Baik Sehat - Sehat
5 Ny.H Baik Hipertensi - Hipertensi
6 Tn. S Baik Sehat - Sehat
7 Ny. V Baik Sehat - Sehat
8 A Baik Sehat - Sehat

3. Data Penunjang Keluarga

Rumah Dan Sanitasi Lingkungan PHBS di rumah tangga


 Kondisi rumah :  Jika ada ibu nifas, persalinan di tolong
Bersih oleh tenaga Kesehatan :
 Ventilasi : Ya /tidak*
Cukup/kurang  Jika ada bayi, memberi ASI ekslusif
 Pencahayaan rumah : Ya /tidak*
Baik/tidak*  Jika ada balita, menimbang balita tiap
 Saluran buang limbah : bulan :
Baik/cukup/kurang* Ya /tidak*
 Sumber air bersih :  Menggunakan air bersih untuk makan dan
Sehat/tidak sehat * minum :
 Jamban memenuhi syarat Ya /tidak*

15
Ya/ tidak  Menggunakan air bersih untuk kebersihan
 Tempat sampah diri :
Ya/tidak : Langsung dibakar Ya /tidak*
 Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah  Mencuci tangan dengan air bersih dan
anggota keluarga 8 m²/orang sabun :
Ya/tidak* Ya /tidak*
Luas Rumah 7 x 18 m²  Melakukan pembuangan sampah pada
tempatnya :
Ya /tidak*
 Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Ya /tidak*
 Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari
Ya /tidak*
 Menggunakan jamban sehat :
Ya /tidak*
 Memberantas jentik di rumah sekali
seminggu :
Ya /tidak*
 Makan buah dan sayur setiap hari :
Ya /tidak*
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
Ya /tidak*
 Tidak merorok di dalam rumah
Ya /tidak*

16
Data Kesehatan Individu yang Sakit/Beresiko

Nama individu yang sakit/beresiko : Diagnosa Medik : Hipertensi dan Asam urat

Ny. H, Tn.B

Sumber Dana Kesehatan -

A. Profesi Keperawatan B. Profesi Kebidanan

Ny . H : - Puting Ny.V tidak menonjol

- Tegang leher belakang (hamil anak ke-2)

- Pusing dan mudah Lelah - Ny.V memakai pompa ASI untuk anak

- Emosi tidak terkontrol pertama karena ASI yang sulit keluar

- Nyeri sendi di lutut

- Telapak kaki terasa sakit saat berjalan

- TTV : TD = 160/100 mmHg,

N = 80 x/menit

P = 22 x/menit

S = 36,5 °C

Tn. B :

- Tidak ada keluhan

- TTV : TD = 140/mmHg

N = 76 x/menit

P = 20 x/menit

S = 36,8 °C

C. Profesi Gizi D. Profesi Teknologi Laboratorium Medik

17
Ny. H Ny. H

TB : 150 cm Pemeriksaan Asam Urat = 6,2 mg/dl

BB : 57,1 kg

IMT : 25,3 kg/m²

Berat Badan Lebih (Overweight)

Ny.E

TB : 147 cm

BB : 57,9 kg

IMT : 26,7 kg/m²

Berat Badan Lebih (Overweight)

Tn. B

TB : 162 cm

BB : 79,6 kg

IMT : 30,3 kg/m²

Berat Badan Lebih (Overweight)

Keterangan tambahan terkait individu : -

18
B. Diagnosa Keluarga

Masalah Kesehatan keluarga dan individu

1. Kekeliruan pola makan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ditandai dengan

hasil recall natrium↑,purin↑ dan imt berat badan lebih

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) ditandai

dengan puting ibu yang tidak menonjol

3. Hipertensi berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan

peningkatan tekanan darah di atas normal

4. Asam Urat Ny. H = 6,02 mg/dl (tinggi)

19
C. Intervensi

No Masalah keluarga/individu Rencana Tindakan


1. Hipertensi berhubungan dengan agen a. Profesi Keperawatan
pencedera fisiologis ditandai dengan Level Keluarga:
peningkatan tekanan darah di atas normal 1. E d u k a s i t e n t a n g
hipertensi dan asam urat
2.
Level Individu
1. p e m a n t a u a n t t v
2. m e n g a n j u r k a n m i n u m
jus mentimun untuk Ny.H
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan IMD b. Profesi Kebidanan
(Inisiasi Menyusui Dini) ditandai dengan puting Level Keluarga: -
ibu yang tidak menonjol Level Individu :
1. Pengajaran teknik pijat payudara
2. Edukasi IMD
3. Edukasi pemberian ASI Ekslusif
3. Kekeliruan pola makan berhubungan dengan c. Profesi Gizi
kurangnya pengetahuan ditandai dengan hasil Level Keluarga :
recall natrium↑, purin↑ dan imt gizi lebih 1. E d u k a s i g i z i s e i m b a n g
2. Edukasi diet rendah garam dan diet
rendah purin
Level Individu :
1. P e m a n t a u a n a s u p a n
makanan melalui recall
2. P e m a n t a u a n B B
4. Asam Urat d. Profesi Teknologi Laboratorium
Medik
Level Keluarga: -
Level Individu
1. P e m e r i k s a a n A s a m U r a t
2.

20
No Masalah Pelaksanaan
Rencana Tindakan Evaluasi
keluarga/individu Tgl Paraf
(KK/Klien)
1. Hipertensi berhubungan a. Profesi Keperawatan Tn. B dan
keluarga
dengan agen pencedera Level Keluarga:
belum
fisiologis ditandai 1. E d u k a s i t e n t a n g terlalu
hipertensi dan memahami
dengan peningkatan
dengan baik
asam urat
tekanan darah di atas tentang
2. penyakit
normal
hipertensi
dan asam
urat 31/05/
Level Individu Tn.B dan Ny. 2022
H memiliki
1. p e m a n t a u a n t t v tekanan
2. Menganjurkan darah tinggi
minum jus
mentimun untuk Ny. H :
Ny.H 160/100
mmHg

Tn. B :
140/100
mmHg
2. Defisit pengetahuan b. Profesi Kebidanan Ny. V kurang
pemahaman
berhubungan dengan Level Keluarga: -
mengenai
IMD (Inisiasi Menyusui Level Individu : Ny. V pentingnya
IMD dan ASI
Dini) ditandai dengan 1. Pengajaran teknik pijat
eksklufif
putting ibu yang tidak Payudara untuk anak
2. Edukasi IMD 31/05/
menonjol
3. Edukasi ASI eksklusif Ny.V belum 2022
pernah
mendapat
ajaran
untuk
melakukan
pijat
payudara
selama
hamil
3. Kekeliruan pola makan c. Profesi Gizi Pola makan
Tn. B dan
berhubungan dengan Level Keluarga:
keluarga
1. E d u k a s i g i z i kurang baik

21
kurangnya pengetahuan seimbang ditandai
dengan
ditandai dengan hasil 2. Edukasi diet rendah garam jumlah atau
recall natrium↑,purin↑ dan diet rendah purin porsi makan
yang tidak
dan imt gizi lebih
teratur dan
asupan gizi
yang tidak
seimbang

Tn. B dan
keluarga
belum
memahami
dengan baik
bahan
makanan
yang perlu
dihindari
dan dibatasi
untuk
penyakit
hipertensi
dan asam
urat.
Level Individu Asupan Tn.B 31/05/
dan keluarga 2022
1. P e m a n t a u a n
kurang baik
asupan makanan ditandai
melalui recall dengan
2. P e m a n t a u a n B B asupan
makanan
laut yang
berlebih
(kepiting
kerang-
kerangan,
cumi dan
lainnya)

Berat Badan:

Tn.B :79,6 kg

Ny.H:57,1 kg

Ny.E:57,9

22
Tn.B, Ny.H,
dan Ny.E
masuk
dalam
kategori
berat badan
lebih
(overweight)

4. Asam Urat a. Profesi Teknologi Ny. H


Hasil AU : 30/05/
Laboratorium Medik
6,02 mg/dl 2022
Level Keluarga: -
Level Individu : Ny.H
1. P e m e r i k s a a n a s a m
urat
2.

23
No Masalah Pelaksanaan
Rencana Tindakan Evaluasi
keluarga/individu Tgl Paraf
(KK/Klien)
1. Hipertensi berhubungan a. Profesi Keperawatan Tn. B dan
keluarga
dengan agen pencedera Level Keluarga:
sudah
fisiologis ditandai 1. E d u k a s i t e n t a n g memahami
hipertensi dan dengan baik
dengan peningkatan
penyakit
asam urat
tekanan darah di atas hipertensi
2. dan asam
normal
urat
Level Individu TD Ny. H
turun 01/06/
1. p e m A n t a u a n t t v setelah 2022
3. Pemantauan mengkonsu
msi jus
minum jus
mentimun
mentimun untuk
(160/100
Ny.H
mmHg →
150/100
mmHg) tapi
masih
masuk
dalam
kategori
tinggi
2. Defisit pengetahuan b. Profesi Kebidanan Ny. V sudah
bisa
berhubungan dengan Level Keluarga: -
melakukan
IMD (Inisiasi Menyusui Level Individu : Ny. V sendiri
Teknik pijat 01/05/
Dini) ditandai dengan 1. Pengajaran teknik pijat
payudara 2022
putting ibu yang tidak Payudara namun
2. Edukasi IMD masih belum
menonjol
3. Edukasi ASI eksklusif memahami
dengan baik
pentinngnya
IMD dan ASI
eksklusif.
3. Kekeliruan pola makan c. Profesi Gizi Tn. B dan
keluarga
berhubungan dengan Level Keluarga:
belum
kurangnya pengetahuan 1. E d u k a s i g i z i menerapkan
seimbang pola makan
ditandai dengan hasil
yang benar
2. Edukasi diet rendah garam
.Tn B dan
dan diet rendah purin keluarga

24
recall natrium↑,purin↑ belum
memahami
dan imt gizi lebih
pentingnya
asupan gizi
seimbang.

Tn. B dan
keluarga
sudah
memahami
bahan
makanan
yang perlu
dihindari
dan dibatasi
untuk
penyakit
hipertensi 01/05/
dan asam 2022
urat.
Level Individu Berat badan
Tn.B, Ny. H
1. P e m a n t a u a n
dan Ny E
asupan makanan tidak
melalui recall mengalami
2. P e m a n t a u a n B B perubahan

Ny. H masih
belum
membatasai
jenis
makanan
yang
dikonsumsi
terkait
penyakit
hipertensi
dan asam
urat

4. Asam Urat a. Profesi Teknologi


Laboratorium Medik
Level Keluarga: -
Level Individu: -

25
No Masalah Pelaksanaan
Rencana Tindakan Evaluasi
keluarga/individu Tgl Paraf
(KK/Klien)
1. Hipertensi berhubungan a. Profesi Keperawatan TD Ny.H
turun
dengan agen pencedera Level Keluarga: -
Kembali
fisiologis ditandai Level Individu menjadi
140/mmHg
dengan peningkatan 1. p e m e r i k s a a n t t v
setelah
tekanan darah di atas 4. menganjurkan mengkonsu
minum jus msi jus 02/06/
normal
mentimun untuk mentimun 2022
Ny.H
TD Ny.H
sudah dalam
kategori
normal
untuk lansia

2. Defisit pengetahuan b. Profesi Kebidanan Ny. V sudah


memahami
berhubungan dengan Level Keluarga: -
pentinngnya
IMD (Inisiasi Menyusui Level Individu : Ny. V IMD dan ASI
eksklusif 02/06/
Dini) ditandai dengan
2022
putting ibu yang tidak 1. Edukasi IMD
2. Edukasi ASI eksklusif
menonjol

3. Kekeliruan pola makan c. Profesi Gizi Tn. B dan


keluarga
berhubungan dengan Level Keluarga:
sudah mulai
kurangnya pengetahuan 1. E d u k a s i g i z i menerapkan
seimbang pola makan
ditandai dengan hasil
yg benar
recall natrium↑,purin↑ dan
memahami
dan imt gizi lebih
pentingnya 02/06/
asupan gizi 2022
seimbang.

Level Individu Berat Tn.B


mengalami
1. P e m a n t a u a n
penurunan
asupan makanan
melalui recall

26
2. P e m a n t a u a n B B BB Tn.B :

79,6 kg→
77,9 kg

Ny. H sudah
membatasai
jenis
makanan
yang
dikonsumsi
terkait
penyakit
hipertensi
dan asam
urat

4. Asam Urat a. Profesi Teknologi Ny. H


Laboratorium Medik
Hasil AU 2:
Level Keluarga: - 5,2 mg/dl
02/06/
Level Individu : Ny.H
2022
1. P e m e r i k s a a n a s a m
urat
2.

27
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan KK binaan mulai dilakukan pada tanggal 29 Mei hingga 02


Juni 2022. Denngan rincian kegiatan : H-1 tanggal 29 Mei melakukan pengenalan dan
menjelaskan tujuan dan kegiatan apa yang akan dilakukan pada keluarga yang akan di
bina. H-2 tanggal 30 Mei dilakukannya penkajian awal dan pemeriksaan mulai dari
pemeriksaan antropometri, pemeriksaan TTV dan pemeriksaan asam urat kemudian
menyusun intervensi untuk keluaraga binaan yang akan diberikan oleh masing-masing
profesi yakni profesi Keperawatan, Kebidanan, Gizi dan Teknologi Laboratorium Medik.
H-3 tanggal 30 Mei dilakukannya kegiatan implementasi berupa edukasi menggunakan
leaflet terkait priotritas masalah mengenai hipertensi, asam urat, asupan makanan yang
tidak seimbang, putting ibu hamil yang tidak menonjol dan ASI ibu yang sulit keluar. H-4
tanggal 01 Mei pemantauan Berat Badan, TTV dan asupan makanan menggunakan food
recall 1x24 jam. H-5 tanggal 02 Mei pemantauan akhir BB, TTV, asupan makanan dan
pemeriksaan asam urat.

Kegiatan yang dilakukan masing-masing profesi dalam KK binaan :

1. Profesi Keperawatan

a. Edukasi Hipertensi dan Asam Urat

b. Pemeriksaan TTV

C. Pemantauan konsumsi jus mentimun

2. Profesi Kebidanan

a. Pengajaran teknik pijat payudara

b. Edukasi IMD

c. Edukasi ASI Eksklusif

3. Profesi Gizi

a. Edukasi Gizi Seimbang

28
b. Edukasi Diet Rendah Garam dan Diet Rendah Purin

c. Pemeriksaan antropometri dan pemantauan untuk Berat Badan

d. Pemantauan Asupan Makanan menggunakan food recall 1x24 jam

B. Faktor Penghambat dan Pendukung Kegiatan

Selama pelaksanaan KK binaan mulai dari tanggal 29 Mei sampai 30 Juni faktor
penghambat yang dialami adalah masalah waktu berkaitan dengan keluarga yang dibina
hanya memiliki waktu luang pada malam hari sehingga proses pengkajian selama 5 hari
terbatas dan kurang efisien. Sementara untuk faktor pendukung selama kegiatan KK
binaan adalah respon keluarga positif dan keluarga antusias bersedia menerima dan
membantu selama proses binaan.

C.Rencana Tindak Lanjut

Profesi Rencana Tindak Lanjut


1.Keperawatan Diharapkan Ny. H rutin mengkonsumsi jus
mentimun untuk menurunkan tekanan
darah hingga menjadi batas normal
2.Bidan Diharapkan Ny. V rutin melakukan pijat
payudara untuk mengembalikan kondisi
puting dan kelancaran ASI
3.Gizi 1. Diharapkan keluarga Tn. B menerapkan
pola makan yang benar dan seimbang.
2. Diharapkan Ny. H dan Tn. B mulai
membatasi asupan jenis bahan makanan
terkait penyakit Hipertensi dan Asam
Urat.
4.Teknologi Laboratorium Medik Diharapkan Ny. H dan keluarga rutin
memeriksakan kesehatan di Puskesmas
atau Yayasan Kesehatan terdekat terkait
penyakit yang di derita.

29
D. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Asuhan keluarga binaan pada keluarga Tn.B dengan masalah hipertensi,


asam urat, gizi lebih dan rendahnya/kurangnya pengetahuan ibu tentang IMD
(Inisiasi Menyusui Dini) yang ditandai dengan puting ibu yang tidak menonjol dan ASI
ibu yang tidak lancar. Adapun kebutuhan yang diperlukan yaitu konseling dan
pemberian penjelasan tentang penyakit hipertensi dan asam urat, pentingnya pola
makan yang benar dan seimbang, diet rendah garam dan diet rendah purin, serta
pentingnya pemahaman mengenai IMD dan ASI eksklusif.

Adapun pelaksanaan intervensi yang telah dilakukan dimulai dengan


mengadakan kunjungan rumah selama 5 hari dan 5 kunjungan. Dengan melakukan
pendekatan persuasive maka diperolehlah data subjektif dan objektif sehingga
tegaklah diagnose dari masing-masing profesi yang terdiri dari keperawatan, bidan,
gizi, dan teknologi laboratorium medik.

Setelah dilakukan implementasi bahwa keluarga Tn.B telah mengetahui


dan mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan terutama tentang
penjelasan pentingnya pola makan yang benar dan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
Sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai permasalahan kesehatan mereka dan diharapkan masyarakat akan lebih
mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya.

2.Saran

a. Kepada mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai
kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan
kesehatan pada keluarga
b. Kepada keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian masalah secara mandiri
c. Kepada institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan wacana, mendampingi dan
mengevaluasi kegiatan demi perbaikan yang membangun.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.um-surabaya.ac.id/257/3/bab_2.pdf

https://pdfcoffee.com/download/kk-binaan-pdf-free.html

https://pdfcoffee.com/download/laporan-keluarga-binaan-hipertensi-4-pdf-free.html

https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/263

31
LAMPIRAN

PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

PEMERIKSAAN TTV

PEMERIKSAAN ASAM URAT

32
IMPLEMENTASI

33
Leaflet Hipertensi

34
Leaflet Asam Urat

35
Leaflet ASI Eksklusif

36
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ ASAM URAT ”

Pokok Bahasan : Asam Urat

Sub Pokok Bahasan : Cara Perawatan Asam Urat

Penyuluh : Mahasiswa PKL Terpadu

Sasaran : KK Binaan

Hari/ tanggal : 31 Mei 2022

Tempat : Rumah KK Binaan

Waktu : ±25 Menit

A. Latar Belakang
Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan
persendian dan pergerakan. Oleh karena itu apabila persendian terkena asam urat
maka pergerakan menjadi terbatas dan lama-kelamaan bila dibiarkan akan menjadi
atrofi dimana terjadi penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan sehingga kalau
dilihat dari luar seperti ada daging yang menonjol terutama pada daerah persendian,
hal ini biasanya terjadi pada orang dewasa. Kelebihan asam urat dapat disebabkan
oleh proses pemasukan makanan yang banyak mengandung purin atau karena
proses pengeluaran purin lewat urin yang kurang.
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 25 menit diharapkan KK
Binaan mampu memahami tentang penyakit asam urat.
C. Tujuan pembelajaran khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 25 menit mengenai penyakit
asam urat diharapkan keluarga yang dibina mampu memahami tentang penyakit
asam urat.
1. Menjelaskan pengertian asam urat
2. Menjelaskan penyebab asam urat
3. Menjelaskan gejala asam urat
4. Menyebutkan pantangan bagi penderita asam urat
5. Menyebutkan tips bagi penderita asam urat
6. Menyebutkan cara sederhana mengobati penyakit asam urat

37
D. Pelaksanaan Kegiatan

No Waktu Langkah Kegiatan Penyuluh Sasaran Metode/Media

1 3 menit Pembukaan 1. Salam pembuka Menjawab Ceramah


2. Memperkenalkan diri salam dan
3. Menjelaskan tujuan mendengarkan
4. Kontrak Waktu

2 15 menit Inti 1. Menjelaskan Mendengarkan Metode :


pengertian asam urat dan menyimak ceramah
2. Menjelaskan Media : leaflet
penyebab asam urat
3. Menjelaskan
penyebab asam urat
4. Menjelaskan
pantangan bagi
penderita asam urat
5. Menjelaskan cara
sederhana mengobati
asam urat
3 3 menit Evaluasi Mengajukan pertanyaan Menjawab Ceramah
kepada keluarga pertanyaan
4 4 menit Penutup 1. Menyimpulkan isi Mendengarkan Ceramah
materi penyuluhan dan menjawab
2. Menutup acara salam
penyuluhan
3. Salam penutup

E. Metode
Metode yang digunakan adalah :
a. Ceramah
b. Diskusi / Tanya Jawab
F. Media
Media yang digunakan adalah:
1. Leaflet
G. Lampiran
1. Materi penyuluhan
a. Pengertian asam urat
b. Penyebab asam urat
c. Gejala asam urat

38
d. Pantangan bagi penderita asam urat
e. Tips bagi penderita asam urat
f. Cara sederhana mengobati penyakit asam urat

39
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Asam Urat


Asam urat adalah suatu penyakit yang sering menyerang bagian persendian
terutama sendi jari kaki, jari tangan, tumit, dengkul, siku, dan pergelangan tangan.
Jangan dikira bahwa nyeri yang ditimbulkan asam urat adalah nyeri biasa. Nyeri sendi
yang diakibatkan asam urat sangatlah hebat dan membuat bagian yang diserang
tampak bengkak dan meradang. Penyakit asam urat atau sering disebut Artritispirai
(gout) merupakan kelainan metabolic akibat deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat super saturnasi asam urat di dalam cairan ekstra seluler.
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolik purin. Penyakit asam urat
ditandai dengan serangan mendadak dan berulang yang terasa sangat nyeri. Penyakit
ini umumnya menyerang pria dari pada perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan
memiliki hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat melalui urin
(Anonim, 2007; Mansjoer, 2004; Messwati, 2007).
B. Asam Urat
Penyakit gout disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau
ekskresi asam urat yang mengalami penurunan normal asam urat pada pria 2,5 – 8
mg/100 ml dan pada Wanita adalah 4,0 – 1,0 mg/100 ml. pada penderita gout nilai-
nilai ini meningkat sampai 9 – 10 mg/100 ml. sejumlah faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit ini adalah makanan yang mengandung zat purin, faktor
predisposisi/diet, gaya hidup.
Pada wilayah pesisir penyakit gout banyak ditemukan karena seperti yang kita
diketahui bahwa masyarakat pesisir banyak mengkomsumsi ikan laut serta kerrang-
kerangan seperti udang, cumi, atau kepiting yang menjadi salah satu penyebab
penyakit asam urat. Serta banyak juga masyarakat pesisir yang mengkomsumsi
alcohol dengan alasan untuk menghangatkan tubuh Ketika melaut.

C. Gejala Asam Urat


1. Bagian persendian terasa nyeri, ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang
(berwarna kemerahan).
2. Persendian akan terasa nyeri pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.

40
3. Nyeri sendi berulang kali.
4. Bagian-bagian yang biasa diserang adalah sendi jari kaki, jari tangan, tumit,
dengkul, siku dan pergelangan tangan.
5. Nilai pemeriksaan Asam urat > 7 mg/dl.

D. Pantangan Bagi Penderita Asam Urat


1. Jeroan : usus, paru, otak, hati, babat, ginjal, dan limpa.
2. Makanan laut.
3. Makanan kaleng.
4. Daging-dagingan.
5. Telur, keju, es krim, atau kaldu.
6. Makanan bersantan, gorengan.
7. Kacang-kacangan : kacang tanah, emping, melinjo, tauge, kacang hijau,dan
kacang kedelai
8. Sayuran : bayam, kembang kol, buncis, kangkung, daun singkong.
9. Buah-buahan : Durian, alpukat, dan nanas.
E. Tips Bagi Penderita Asam Urat
1. Konsumsi makanan yang kaya akan kalium seperti pisang atau kentang.
2. Konsumsi makanan yang tinggi akan vitamin C seperti jeruk, stroberi, dan
pepaya.
3. Konsumsi buah dan sayuran yang terbukti efektif untuk meredakan penyakit
asam urat seperti buah naga, labu kuning, belimbing wuluh, sawi putih, sawi
hijau, tomat, dan jahe.
4. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti singkong rebus, ubi, roti gandum,oat,
beras
5. Hindari bekerja terlalu keras

F. Cara Sederhana Mengobati Penyakit Asam Urat


1. Perbanyak minum air putih, karena hal tersebut akan membantu mengeluarkan
purin dalam tubuh.

41
2. Jauhi minuman beralkohol, karena alkohol dapat meningkatkan kadar asam
laktat yang mengakibatkan pembuangan asam urat tersendat sehingga akan
menyebabkan terjadinya penumpukan di persendian.
3. Jika anda penderita kegemukan, maka turunkanlah berat badan dengan cara
berolahraga secara rutin atau diet sehat.

42
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“HIPERTENSI”

Topik : Penyuluhan Hipertensi

Pokok bahasan : Hipertensi

Sasaran : KK Binaan

Penyuluh : Mahasiswa PKL Terpadu

Tempat : Rumah KK Binaan

Hari/ Tanggal : 31 Mei 2022

Waktu : ±25 menit

A. Tujuan Instruksional
1. Secara Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Secara Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:
a. Memahami pengertian hipertensi.
b. Mengenali tanda dan gejala hipertensi.
c. Memahami faktor penyebab hipertensi.
d. Mengetahui komplikasi dari hipertensi.
e. Mengetahui cara pengobatan hipertensi.
f. Mengetahui cara pencegahan terhadap hipertensi.
B. Sasaran
KK Binaan
C. Materi
Terlampir
D. Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
No Uraian Kegiatan Metode Media Waktu
1 Pendahuluan : Ceramah Lisan 5 menit
a. Memberi salam
b. Memperkenalkan diri

43
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan  Ceramah Leaflet 20
a. Menjelaskan pengertian  Diskusi menit
Hipertensi  Tanya
b. Menjelaskan faktor resiko
jawab
Hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan
gejala Hipertensi
d. Menjelaskan kategori
Hipertensi
e. Menjelaskan pertolongan
pertama pada penderita
Hipertensi
f. Menjelaskan pencegahan
Hipertensi
g. Menjelaskan obat
tradisional untuk
mengatasi Hipertensi
3 Penutup Ceramah Lisan 5 menit
a. Memberikan kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Memberi evaluasi secara
lisan
d. Memberi salam

44
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai
usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun, secara
umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)
B. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia
dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin
(hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan. Penyebab hipertensi
antara lain adalah :
1. Stres,
2. Usia,
3. Merokok,
4. Obesitas (kegemukan),
5. Alkohol,
6. Faktor keturunan,
7. Faktor lingkungan (gaduh/bising)

C. Jenis-jenis Hipertensi
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan
atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg

45
D. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala yang biasanya terjadi
 Susah tidur
 Pusing
 Sesak nafas
 Rasa berat di tengkuk
 Mudah lelah
 Mudah marah
 Mata berkunang-kunang
 Telinga berdenging

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
1. sakit kepala
2. kelelahan
3. mual
4. muntah
5. sesak nafas
6. gelisah
7. pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
E. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
1. Penyakit jantung (gagal jantung)
2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
3. Penyakit otak (stroke)
F. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas izin
dokter
2. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
 Mengurangi asupan garam dan lemak
 Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
 Berhenti merokok bagi yang merokok
 Menurunkan berat badan bagi yang kegemukan
 Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
 Menghindari ketegangan

46
 Istirahat cukup
 Hidup tenang
3. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
 Kontrol teratur
 Minum obat teratur
 Diet rendah garam dan lemak
G. Makanan Yang Dianjurkan Untuk Penderita Hipertensi Antara Lain:
1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
2. Buah-buahan keculi buah durian
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan
putih telurnya saja
5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung
lemak
H. Makanan Yang Perlu Dihindari
1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman
kaleng
2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
I. Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri

Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah

1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih


2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

47
SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ASI EKSKLUSIF”

Topik : ASI Eksklusif

Sasaran : Ibu Hamil

Tanggal : 31 Mei 2022

Waktu : ±30 menit

Tempat : Rumah KK Binaan

1. Tujuan Penyuluhan

a. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui
tentang ASIeksklusif.

b. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
i. Ibu dapat menjelaskan pengertian ASI ekslusif
ii. Ibu dapat menyebutkan waktu ASI eksklusif
iii. Ibu dapat menjelaskan manfaat ASI ekslusif
iv. Ibu dapat menyebutkan tentang kandungan-
kandungan ASIekslusif

v. Ibu dapat membedakan komposisi ASI eksklusif,susu


formula
2.Materi Penyuluhan

Terlampir

3.Metode Penyuluhan

Ceramag

4.Media Penyuluhan

Leaflet

48
5.Kegiatan Penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu


1. Pembukaan Mengucap salam 10 menit
Perkenalan
Pendekatan dengan keluarga
Menggali pengetahuan ibu tentang ASI
2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian ASI , waktu 10 menit
pemberian ASI, jenis ASI, jumlahdan
frekuensi ASI

Memberi kesempatan ibu untuk


bertanya.

3. Penutup Mengadakan Tanya jawab untuk mengetahui 10 menit


seberapa jauh keluarga paham tentang
materi yang disampaikan Membagikan
leaflet
Menyimpulkan hasil penyuluhan Ucapan
terima kasih dan salam penutup

49
MATERI PENYULUHAN

1.Pengertian dan Waktu Pemberian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai
sekitar usia 6 bulan.Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan
cairan seperti: susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih.Pada pemberian
ASI eksklusif bayi juga tidak diberi makanan tambahan seperti : pisang, biscuit,
bubur susu, bubur nasi,tim dsb.

ASI eksklusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan, tanpa makanan


pendamping.Diatas usia 6 bulan bayi memerlukan makanan tambahan tetapi
pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur 2 tahun.

2.Kandungan ASI

A. Mengandung nutrient (zat gizi) yang sesuai untuk bayi

1). Mengandung Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, sekitar 50 % ASI berasal
dari lemak.Kadar kolesterol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi yang
mendapat ASI mempunyai kadar kolesterol lebih tinggi.Disamping kolesterol, ASI
mengandung asam lemak esensial : asam linoleat (omega 6) dan asam linoleat
(omega 3)

2). Mengandung Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalaah laktosa.Manfaat laktosa


mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktosabasilus
bifidus.

3). Mengandung Protein

Protein dalam susu adalah kasein dan whey.Kadar protein sebesar 0,9%,
whey sebesar 60%.Didalam ASI terdapat 2 asam amino,system untuk
pertumbuhan somatic dan taurin untuk pertumbuhan otak.

4). Garam dan Mineral

Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik,


sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah.ASI
mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi.

50
B.Mengandung Zat Protektif

1). Laktobasilius Bifidus

Berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat.Kedua


asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri ekoli yang sering menyebabkan
diare, sigela dan jamur.

2). Laktoferin

Merupakan protein yang berikatan dengan zat besi.Dengan pengikatan


zat besi, maka laktoferin bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan kuman
yaitu stafilokokus dan ekoli.

3). Lisosom

Merupakan enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan anti


inflamatori bekerja bersama peroksida dan askorbat untuk menyerang ekoli dan
sebagian salmonela.

4). Komplemen C3 dan C4

Mempunyai daya opsonik, anafilaktosik dan hemotaktik yang bekerja bila


diaktifkan oleh Ig A dan Ig E.

5). Faktor Anti Sreptokokus

Mempunyai daya opsonik, anafilaktosik dan hemotaktik yang bekerja bila


diaktifkan oleh Ig A dan Ig E.

6). Antibodi
ASI terutama kolostrum mengandung Ig A, Ig E, Ig M, dan Ig G yang
berfungsi mencegah bakteri pathogen dan enterofirus masuk dalam mukosa
usus.Dalam ASI juga didapatkan antigen terhadap helicobacter jrjuni penyebab
diare, kadarnya dalam kolostrum tinggi dan menurun pada usia 1 bulan,
kemudian menetap selama menyusui.

7). Imunitas Seluler


ASI mengandung sel-sel.Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa
makrofak, yamg berfungsi membunuh dan memfagasitosis mikroorganisme,
membentuk C3 dan C4 lasozim dan laktoferim.

3.Manfaat ASI

a. Manfaat ASI bagi bayi

1) Mengandung nutrient (zat gizi) yang sesuai untuk bayi


2) Mengandung zat protektif

51
3) Efek psikologis yang mrnguntungkan
4) Mengurangi karies dentis
5) Mengurangi kejadian maloklusi
b.Manfaat ASI bagi ibu

1) Aspek kesehatan

 Mengurangi perdarahan

 Mempercepat involusi uterus

 Mengurangi Ca mamae

 Lebih cepat langsing kembali


2) Aspek KB
 Metode amenore laktasi
3) Aspek psikologis
 Ibu merasa puas telah memberikan ASI pada bayinya
4) Aspek teknis
 Tidak merepotkan

 Hemat waktu

 Praktis

 Mudah dibawa kemana-mana

c.Manfaat ASI bagi keluarga

1) Aspek ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan
untuk membeli susu formula, dapat digunakan untuk keperluan
lain.

2) Aspek psikologis
Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang
sehingga suasana kejiwaan ibu baek dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dan kelaurga.

3) Aspek kemudahan
Sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.

52
53

Anda mungkin juga menyukai