PEMBELAJARAN
Di Susun Oleh :
Kelompok 1
PENDAHULUAN
Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil
jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat
pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang
berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan.
Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas,
memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
1.3 TUJUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian (assessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan
sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar
yang lebih baik. The Task Group on Asessment and Testing (TGAT) mendeskripsikan
asessment sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau
kelompok.
Teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.
Namun, tidak ada satu pun teknik penilaian yang paling tepat untuk semua kompetensi untuk
setiap saat. Teknik penilaian yang diguanakan sangat tergantung pada kecakapan yang akan
dinilai. Untuk menilai kecakapan akademik akan berbeda dengan kecakapan vokasional
maupun kecakapan personal.
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, (tes tertulis,
tes lisan maupun tes perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja (performance
assessment), penilaian proyek , penilaian hasil kerja peserta didik (product assessment),
penilaian sikap, dan penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment). Setiap
teknik penilaian penilaian mempunyai keterbatasan. Penilaian yang komprehensif
memerlukan lebih dari satu teknik penilaian
B. PENGERTIAN PENGUKURAN
Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk menentukan luas atau kuantitas
sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown, 1957:1), dengan pengertian lain pengukuran adalah
suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal
ini dapat doperoleh dengan jalan tes atau cara lain.
Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan
kriteria. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie, 1986: 14). Allen & Yen
mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk
menyatakan keadaan individu (Djemari Mardapi, 2000: 1), esensi dari pengukuran adalah
kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-
aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. pengukuran ini dapat dilakukan dengan tes maupaun non tes.
Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih kompleks lagi apabila digunakan dalam
mengukur aspek psikologis seseorang, seperti kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu.
Demikian juga halnya pengukuran dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut
atau karakteristik peserta didik tertentu. Misalkan, seorang guru dapat mengukur penguasaan
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu atau kemampuan dalam melakukan suatu
keterampilan tertentu yang telah dilatih.
Anas Sudijono (1996: 4) mengemukakan tiga macam cara pelaksanaan pengukuran, yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak
dua buah kota,
2. Pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar,
3. Pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan
jalan menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.
C. PENGERTIAN EVALUASI
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang mengandung kata dasar value
“nilai”. Kata value atau nilai dalam istilah evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa
sesuatu hal itu baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum cukup,
dan sebagainya. Secara umum evaluasi diartikan sebagai suatu proses mempertimbangkan
suatu hal atau gejala dengan menggunakan patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif,
misalnya baik-tidak baik, kuat-lemah, memadai-tidak memadai, tinggi-rendah, dan
sebagainya.
Menurut Carl H. Witherington (1957) dalam Zainal Arifin (2009) “an evaluation is a
declaration that somethimes has or does not have value.” Hal senada dikemukakan pula oleh
Wand dan Brown (1957), bahwa evaluasi berarti “...refer to the act or process to determining
the value of something.” Kedua pendapat ini menegaskan pentingnya nilai dalam evaluasi.
Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya
dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai dan
arti.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara
berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir
program tersebut,
2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang
keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka bukan merupakan
landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented
merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif.
2. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
3. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang sesuatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh
informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Selain itu juga dipergunakan
untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang
terkait dengan program.
3.2 SARAN
Dengan mengetahui kegiatan penilaian, pengukuran dan evaluasi diharapkan bisa membantu
memberikan pengetahuan kepada guru maupun calon guru agar dapat memahami cara mendiagnosa
kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Herman. 2014. Makalah Pengukuran Hasil Belajar dan Evaluasi. Makalah. (online).
Julaila, Yuli. 2017. Tes, Measurement (Pengukuran), Asesmen (Penilaian) dan Evaluasi. Makalah.
(online)