Anda di halaman 1dari 10

PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI

PEMBELAJARAN

Di Susun Oleh :

Kelompok 1

Desna Br Manalu (18150001)


Romesli Septima Br Sitanggang (18150002)
Andris Ompusunggu (18150003)
Vina Veranika Br Manik (18150006)
Paramita Panjaitan (18150007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil
jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat
pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang
berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. 
Ketepatan penilaian yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian kelas,
memperlihatkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.

Dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dioperassionalkan melalui kurikulum


tingkat satuan pendidikan KTSP dikenal dengan istilah assesment  pembelajaran. Dalam
pelaksanaan assessment  pembelajaran guru dihadapkan pada tiga istilah yang sering dikacaukan
pengertiannya atau bahkan sering pula digunakan secara bersama yaitu istilah penilaian, pengukuran,
dan evaluasi. Oleh karena itu dalam makalah penulis akan memaparkan istilah-istilah tersebut
terutama istilah penilaian, pengukura, dan evaluasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu penilaian, pengukuran dan evaluasi?


2. Apa perbedaan penilaiaan, pengukuran dan evaluasi?
3. Bagaimana hubungan penilaian, pengukuran dan evaluasi?
4. Apa saja fungsi penilaian, pengukuran dan evaluasi?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari makalah kami, antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian penilaian, pengukuran dan evaluasi


2. Mengetahui perbedaan antara penilaian, pengukuran dan evaluasi
3. Mengetahui hubungan penilaian, pengukuran dan evaluasi
4. Mengetahui fungsi penilaian, pengukuran dan evaluasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI

A. PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian (assessment) hasil belajar merupakan komponen penting dalam kegiatan
pembelajaran. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Penilaian dalam konteks hasil belajar diartikan
sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kecakapan yang dimiliki siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

            Menurut Djemari Mardapi kualitas pembelajaran dapat dilihat dari hasil penilaiannya.
Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar
yang lebih baik. The Task Group on Asessment and Testing (TGAT) mendeskripsikan
asessment sebagai semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau
kelompok.

Penilaian (Assesment) secara umum dapat diartikan sebagai proses untuk


mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa, baik menyangkut kurikulum, program pembelajaran,iklim sekolah,
maupun kebijakan sekolah.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat


penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa
angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.

Popham mendefinisikan asessment dalam konteks pendidikan sebuah usaha formal


untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer &
Ewel mendefinisikan asessment sebagai proses yang menyediakan informasi tentang individu
siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan
dengan sistem institusi. Jadi dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian dapat
diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun
aturan-aturan tertentu.
            Menurut Chittenden (Djemari, 2008:6) kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran
perlu diarahkan pada empat hal, yaitu :

1. Penelusuran, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menelusuri apakah proses


pembelajaran telah berlangsung sesuai yang direncanakan atau tidak.
2. Pengecekan, yaitu untuk mencari informasi apakah terdapat kekurangan-
kekurangan pada peserta didik selama proses pembelajaran.
3. Pencarian, yaitu untuk mencari dan menemukan penyebab kekurangan yang
muncul selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan tentang tingkat pencapaian yang
diperoleh peserta didik

Teknik penilaian dapat dilakukan oleh guru untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.
Namun, tidak ada satu pun teknik penilaian yang paling tepat untuk semua kompetensi untuk
setiap saat. Teknik penilaian yang diguanakan sangat tergantung pada kecakapan yang akan
dinilai. Untuk menilai kecakapan akademik akan berbeda dengan kecakapan vokasional
maupun kecakapan personal.

Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan tes, (tes tertulis,
tes lisan maupun tes perbuatan), pemberian tugas, penilaian kinerja (performance
assessment), penilaian proyek , penilaian hasil kerja peserta didik (product assessment),
penilaian sikap, dan penilaian berbasis portofolio (portofolio based assessment). Setiap
teknik penilaian penilaian mempunyai keterbatasan. Penilaian yang komprehensif
memerlukan lebih dari satu teknik penilaian

B. PENGERTIAN PENGUKURAN
Measurement atau pengukuran diartikan sebagai proses untuk menentukan luas atau kuantitas
sesuatu (Wondt, Edwin and G.W. Brown, 1957:1), dengan pengertian lain pengukuran adalah
suatu usaha untuk mengetahui keadaan sesuatu seperti adanya yang dapat dikuantitaskan, hal
ini dapat doperoleh dengan jalan tes atau cara lain.
Pengukuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan
kriteria. Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu (Ebel & Frisbie, 1986: 14). Allen & Yen
mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan cara yang sistematik untuk
menyatakan keadaan individu (Djemari Mardapi, 2000: 1), esensi dari pengukuran adalah
kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-
aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor. pengukuran ini dapat dilakukan dengan tes maupaun non tes.
Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih kompleks lagi apabila digunakan dalam
mengukur aspek psikologis seseorang, seperti kecerdasan, keahlian dan latihan tertentu.
Demikian juga halnya pengukuran dalam bidang pendidikan, kita hanya mengukur atribut
atau karakteristik peserta didik tertentu. Misalkan, seorang guru dapat mengukur penguasaan
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu atau kemampuan dalam melakukan suatu
keterampilan tertentu yang telah dilatih.

Anas Sudijono (1996: 4) mengemukakan tiga macam cara pelaksanaan pengukuran, yaitu :
1. Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu seperti orang mengukur jarak
dua buah kota,
2. Pengukuran untuk menguji sesuatu seperti menguji daya tahan lampu pijar,
3. Pengukuran yang dilakukan untuk menilai. Pengukuran ini dilakukan dengan
jalan  menguji hal yang ingin dinilai seperti kemajuan belajar dan lain sebagainya.

Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan


Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.Proses
pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti
pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan dengan mengamati kinerja
mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta mengumpulkan informasi yang sesuai
dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan siswa.

C. PENGERTIAN EVALUASI
Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang mengandung kata dasar value
“nilai”. Kata value atau nilai dalam istilah evaluasi berkaitan dengan keyakinan bahwa
sesuatu hal itu baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah, cukup atau belum cukup,
dan sebagainya. Secara umum  evaluasi diartikan sebagai suatu proses mempertimbangkan
suatu hal atau gejala dengan menggunakan patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif,
misalnya baik-tidak baik, kuat-lemah, memadai-tidak memadai, tinggi-rendah, dan
sebagainya.
Menurut Carl H. Witherington (1957) dalam Zainal Arifin (2009) “an evaluation is a
declaration that somethimes has or does not have value.” Hal senada dikemukakan pula oleh
Wand dan Brown (1957), bahwa evaluasi berarti “...refer to the act or process to determining
the value of something.” Kedua pendapat ini menegaskan pentingnya nilai dalam evaluasi.
Jadi, evaluasi adalah suatu proses untuk menggambarkan peserta didik dan menimbangnya
dari segi nilai dan arti. Definisi ini menegaskan bahwa evaluasi berkaitan dengan nilai dan
arti.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas dari evaluasi yaitu:
1. Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara
berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir
program tersebut,
2. Dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang
keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka bukan merupakan
landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi, dan
3. Kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented
merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran.

Evaluasi memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ; 


1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi
masyrakat/siswa.
2. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi. 
3. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk
pendalaman metode penggalian informasi. 
4. Evaluasi akan baik apabila dilakukan dengan instrumen dan teknik yang applicable. 
5. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat,
bukan terpaku pada angka soalan tes.

Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sesungguhnya evaluasi adalah proses


mengukur dan menilai terhadap suatu objek dengan menampilkan hubungan sebab akibat
diantara faktor yang mempengaruhi objek tersebut.

2.2 PERBEDAAN PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI

1. Perbedaan Penilaian dan Evaluasi


Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesment lebih ditekankan
pada penilaian proses. Sementara itu pada evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar.
Apabila dilihat dari sisi keberpihakannya, asesment lebih berpihak kepada kepentingan siswa.
Siswa dalam hal ini menggunakan asesment untuk merefleksikan kekuatan,kelemahan dan
perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi
dengan asesment. Evaluasi merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh.
Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Sementara itu asesment
merupakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (mikro) bila dibandingkan dengan
evaluasi. Asesment hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan
program pembelajaran.

2. Perbedaan Pengukuran dan Evaluasi


Terdapat perbedaan makna antara mengukur dan mengevaluasi. Mengukur (Measurement)
adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu,
sehingga pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu evaluasi adalah pengambilan suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk.
Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat kualitatif. (Arikunto,
2003; Zainul & Nasution, 2001). Sementara itu tugas
ataupun pertanyaan dalam kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu memiliki jawaban
atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement tidak selalu
memiliki jawaban atau cara pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat
dilakukan melalui alat ukur non-tes.

2.3 HUBUNGAN PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI


Proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian merupakan suatu kegiatan atau proses
yang bersifat hirarkis. Artinya kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu
dimuali dari proses pengukuran kemudian penilaian dan terakhir evaluasi. Sedangkan proses
pengujian merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah suatu proses pemberian
angaka pada sessuatu atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu. Hasilnya hanyalah
angka-angka (skor). Pengukuran tidak membuahkan nilai atau baik-buruknya sesuatu , tetapi
hasil pengukuran dapat dipakai untuk membuat penilaian dan evaluasi.

2.4 FUNGSI DAN TUJUAN PENILAIAN, PENGUKURAN DAN EVALUASI


1. Fungsi dan Tujuan Penilaian (Assesment)
 Assesment atau penilain berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik mampu
atau tidak dalam pembahasan materi.
 Assesment atau penilaian bertujuan untuk menetapkan hasil akhir guna mengetahui
apakah peserta didik tersebut sudah mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan
sebelumnya.

2. Fungsi dan Tujuan Pengukuran


 Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil perbandingan atau nilai yang
diperoleh ketika pengukuran tersebut selesai dilakukan.
 Pengukuran bertujuan untuk memandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang serupa.

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi


 Fungsi evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu fungsi untuk pendidik dan fungsi untuk
peserta didik. Fungsi evaluasi untuk pendidik/guru yaitu evaluasi dilakukan sebagai
acuan atau patokan guru untuk mengambil keputusan, apakah suatu materi akan
dilanjutkan atau diulang kembali. Sedangkan fungsi evaluasi untuk peserta didik yaitu
agar peserta didik mengetahui sejauh mana dia mampu dan mengerti suatu materi atau
konsep yang telah diajarkan.
 Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik berhasil mencapai tujuan
belajar, memahami suatu konsep dengan menjawab beberapa soal, mampu
mengaplikasikan konsep-konsep, dan mampu memecahkan sebuah masalah-masalah
yang ada.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat
kuantitatif.
2. Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk.
3. Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang sesuatu program
untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun
menyusun program selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh
informasi yang akurat dan objektif tentang suatu program. Selain itu juga dipergunakan
untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang
terkait dengan program.

3.2 SARAN

Dengan mengetahui kegiatan penilaian, pengukuran dan evaluasi diharapkan bisa membantu
memberikan pengetahuan kepada guru maupun calon guru agar dapat memahami cara mendiagnosa
kelebihan dan kelemahan siswa termasuk metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Firdaus, Herman. 2014. Makalah Pengukuran Hasil Belajar dan Evaluasi. Makalah. (online).

Julaila, Yuli. 2017. Tes, Measurement (Pengukuran), Asesmen (Penilaian) dan Evaluasi. Makalah.

(online)

Nurafifah. 2015. Makalah Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi. Makalah. (online).

Widiyoko, Puto Eko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai