Anda di halaman 1dari 77

HASIL ASSESMEN SISWA KELAS III DI

SDN WIROSABAN

Oleh:

1. Indarita Safitri (2016015491)


2. Risqi Dwi R (2016015492)
3. Tria Dewi H (2016015499)
4. Berlia Deta AS (2016015504)
5. Siti Fitriyah (2016015508)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan ke


hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis atas terselesainya buku ini. Buku
ini dimaksudkan sebagai hasil dari penelitian anak berkesulitan
belajar khusus pada perkuliahan Pembelajaran Anak
Berkesulitan Belajar Khusus. Buku ini juga dimaksudkan
sebagai bahan menambah wawasan bagi pembaca yang
berminat dengan pendidikan khususnya pendidikan anak
berkesulitan belajar khusus.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dinar Westri


Andini, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar Khusus, serta teman-
teman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas Sarjanawiata Tamansiswa, yang menginspirasi
penulisan buku ini. Diskusi di ruang kelas selama kuliah mata
kuliah Pembelajaran Anak Berkesulitan Belajar Khusus banyak
melahirkan ide-ide untuk melengkapi ide penulis yang terbatas
ruang dan waktu. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya mahasiswa dan guru, sehingga ketika
menghadapi anak yang lamban dalam belajar atau sulit
menerima pelajaran dapat ditangani dan terbantu.

Yogyakarta, 12 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................iii
BAB I.........................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang................................................................1
B. Tingkat Perkembangan Akademik..................................8
BAB II......................................................................................11
KAJIAN LAPANGAN............................................................11
A. Assesmen Hasil Belajar................................................11
B. Pre-Assesmen................................................................14
C. Analisis Hasil Assesmen...............................................32
D. Adaptasi Kurikulum......................................................35
BAB III....................................................................................67
PENUTUP...............................................................................67
A. Kesimpulan...................................................................67
B. Saran.............................................................................68
DAFTAR PUSTAKA..............................................................69

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan


terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas). Untuk membangun pendidikan masa depan
perlu dirancang sistem pendidikan yang dapat
menjawab harapan dan tantangan terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi. Pendidikan merupakan aspek
pokok bagi kehidupan suatu bangsa, kondisi bangsa di
masa datang sangat dipengaruhi oleh paradigma berfikir
masyarakatnya yang terbentuk melalui suatu proses
pendidikan. Proses pendidikan yang terarah dapat
membawa bangsa ini menuju peradaban yang lebih
baik. Sebaliknya proses pendidikan yang tidak terarah,
hanya akan menyita waktu, tenaga, serta dana tanpa ada
hasil. Dengan demikian sistem pendidikan sebagai

1
implementasi pendidikan nasional sangat menentukan
maju mundurnya bangsa ini.

Pendidikan merupakan hak semua anak, terbuka


untuk semua tanpa memandang latar belakang setiap
individu dikarenakan mereka tumbuh dari lingkungan
dan budaya yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi
geografis tempat tinggal mereka, seperti adanya
pendidikan inklusi. Pendidikan inklusi merupakan
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menyatukan
anak-anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak
normal pada umumnya untuk belajar. Menurut
Hildegun Olsen (2003:82), Pendidikan inklusi adalah
sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa
memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional,
linguistik atau kondisi lainnya. Pendidikan inklusi
adalah sebuah pelayanan pendidikan bagi peserta didik
yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di
sekolah regular (SD, SMP, SMU, dan SMK) yang
tergolong luar biasa baik dalam arti kelainan, lamban
belajar maupun berkesulitan belajar lainnya (Lay Kekeh
Marthan, 2007:145).

2
Pendidikan dapat memenuhi dan memberikan
kebutuhan-kebutuhan dari setiap keberagaman tersebut.
Pendidikan termasuk kebutuhan dasar setiap manusia
untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih
bermartabat. Karena itu, negara memiliki kewajiban
untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu
kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk
mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan
(difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31
ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan”. Oleh sebab itu inti dari
pendidikan adalah hak asasi manusia atas pendidikan.
Suatu konsekuensi logis dari hak ini adalah semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang tidak
mendiskriminasikan dengan kecacatan, etnis, agama,
bahasa, jenis kelamin, kemampuan dan lain-lain.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 bahwa
“Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

3
dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Namun, pada kenyataannya
pendidikan di Indonesia belum memperhatikan
kebutuhan dari setiap anak. Sistem pendidikan di
Indonesia belum mengakomodasi keberagaman dalam
mengembangkan potensinya. Hal ini menyebabkan
munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang
berdasar pada perbedaan agama, etnis, dan bahkan
perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental yang
dimiliki oleh siswa. Segmentasi lembaga pendidikan ini
telah menghambat para siswa untuk dapat belajar
menghormati realitas keberagaman dalam masyarakat.

Dalam UUD NKRI 1945 Pasal 28C ayat (1)


menyebutkan, bahwa “Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuian dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia.” Pendidikan nasional memiliki upaya dalam
pemberian keadilan dan pemerataan pendidikan kepada
seluruh anak. Hal ini menandakan bahwa anak memiliki

4
kesempatan yang sama meskipun dari berbagai latar
belakang yang berbeda.

Guru memegang peranan penting dalam


pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di sekolah
inklusif. Sikap guru kelas tidak hanya dilihat dari sikap
terhadap anak berkebutuhan khusus namun juga
berkaitan dengan anak normal. Sikap guru kelas ideal
terhadap anak berkebutuhan khusus secara ideal
menurut Paul Suparno (2005: 90-95) hendaknya
memiliki semangat berikut. (1) Cinta kepada siswanya;
(2) Menghargai nilai kemanusiaan lebih dari aturan
formal; (3) sikap membebaskan dan bukan
membelenggu. Sikap ideal tersebut merupakan landasan
yang hendaknya ada dan dimiliki oleh seorang guru,
termasuk guru kelas, guru khusus, guru mata pelajaran,
dan guru-guru lain. Akan tetapi, berpuluh-puluh tahun
lamanya hingga saat ini, praktek pelaksanaan
pendidikan di Indonesia belum mengalami banyak
perubahan. Sistem pembelajaran lama yang
menganggap semua anak adalah sama. Selain itu,
pelaksanaan pembelajaran lebih berpusat pada guru,
tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik

5
untuk berpartisipasi aktif dalam belajar. Peserta didik
hanya duduk diam mendengarkan guru dalam
memaparkan materi pelajaran.

Sebagai seorang guru hendaknya lebih peka


terhadap bakat, minat dan memperhatikan kemampuan
peserta didik yang ada di kelas, karena tidak semua
peserta didik memiliki minat dan bakat yang sama.
Oleh sebab itu, guru dapat memberikan tingkatan
belajar yang berbeda. Selain itu, peran guru sangat
penting dalam mengembangkan potensi-potensi yang
ada pada setiap peserta didik. Akan tetapi realitanya
guru sekarang belum mampu dalam mengembangkan
keberagaman peserta didik di kelas hal ini ada beberapa
faktor penghambat yang mempengaruhi, yaitu: (1) tidak
memiliki pengalaman dalam mengajar anak dengan
berbagai keberagaman, (2) faktor fasilitas yang
diberikan belum mampu menunjang keberagaman
peserta didik, (3) pelatihan tentang pendidikan inklusi
yang belum dapat menunjukan bahwa pelatihan tidak
dapat diselenggarakan, (4) beban guru tugas guru dalam
bidang administrasi yang berlebihan, sehingga tidak
fokus pada tugas utama seorang guru. Dari faktor-faktor

6
penghambat tersebut dapat di simpulkan bahwa guru-
guru di Indonesia belum mampu menjadi guru inklusif
dan menerapkan pendidikan inklusif di sekolah.

Pendidikan inklusif adalah salah satu


perwujudan dari Undang-Undang yang merupakan
bentuk pemenuhan hak setiap anak untuk memperoleh
kebutuhan pendidikan yang sama dan demokratis serta
tidak harus membedakan atau dipertentangkan dengan
mengeluarkan atau mengembalikan karena
ketidakmampuan dalam mencapai pembelajaran di
sekolah. Dalam menerapkan pendidikan inklusif bukan
berarti menghilangkan konsep model pembelajaran
yang telah ada namun menempatkan paradigma
pendidikan inklusif sebagai falsafah yang mengarah
pada nilai-nilai kebersamaan dan penyamarataan. Untuk
menerapkan kebersamaan dan penyamarataan pada
setiap anak, guru hendaknya membuat perencanaan
pembelajaran dan identifikasi awal untuk menghadapi
keberagaman peserta didik.

Menurut Budiyanto, (2017:131) dalam


merancang alat identifikasi/asesmen mempunyai
langkah-langkah sebagai berikut: (1) penjaringan,
7
merupakan tahap pertama untuk mengetahui anak-anak
yang memiliki kebutuhan khusus, (2) pengalitanganan,
merupakan pengelompokan peserta didik untuk
memperoleh penanganan, (3) klasifikasi, bertujuan
untuk menentuka apakah peserta didik yang dirujuk
benar-benar memerlukan layanan khusus atau tidak, (4)
perencanaan pembelajaran, perencanaan pembelajaran
meliputi proses penyusunan materi pelajaran, pemilihan
penggunaan media pembelajaran, penggunaan metode
pembelajarandan penilaiannya dalam suatu alokasi
waktu yang semula sudah ditentukan, (5) pemantauan
kemajuan belajar, kemajuan belajar diperlukan untuk
mengetahui apakah program pembelajaran berjalan
berhasil atau tidak.

B. Tingkat Perkembangan Akademik


1. Membaca Permulaan

Dalman (2013: 5) menyatakan bahwa membaca


merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
menemukan berbagai informasi yang terdapat di
dalam tulisan atau bacaan. Sedangkan menurut
Tarigan (2008: 7) membaca adalah suatu proses
yang dilakukan oleh pembaca untuk mendapatkan
8
pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui
bahasa tulis. Menurut Ahmad Susanto, 2011: 83)
membaca permulaan merupakan kegiatan membara
yang diajarkan secara terprogram pada anak
prasekolah. Membaca sudah dapat diajarkan pada
balita atau pada rentan usia 3-6 tahun.

Membaca permulaan merupakan tahap awal


dalam belajar membaca yang difokuskan kepada
mengenal simbol-simbol atau tanda-tanda yang
berkaitan dengan huruf-huruf sehingga menjadi
pondasi agar anak dapat melanjutkan ketahap
selanjutnya. Pada tahap membaca permulaan, dititik
beratkan pada kesesuaian antara tulisan dan bunyi
yang ada, kelancaran dan kejelasan suara,
pemahaman isi atau makna. Persiapan membaca
didukung dengan pengalaman keaksaraan seperti
membaca buku atau sering menggunakan tulisan
maupun simbol saat pembelajaran. Bahan-bahan
untuk membaca permulaan harus sesuai dengan
bahasa dan pengalaman anak.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan


bahwa kemampuan membaca permulaan merupakan
9
kecakapan atau kesanggupan anak dalam mengenal
simbol-simbol dan tanda-tanda yang berkaitan
dengan huruf-huruf, dimana huruf tersebut adalah
huruf konsonan (b, d, k, l, m, p, s) dan huruf vokal
(a, e, i, o, u) sebagai pondasi untuk melanjutkan ke
tahap membaca lanjutan.

2. Membaca Lanjut

Menurut Muniroh, dkk (2014: 5) Membaca


lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan
membaca untuk memperoleh isi pesan atau
informasi yang terkandung dalam tulisan.
Sedangkan menurut Dahniar (dalam Syafi”ie (2014:
138) menyatakan bahwa membaca lanjut lebih
menekankan kepada pemahaman isi bacaan,
sehingga masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan penguasaan teknik membaca
permulaan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan


bahwa membaca lanjut merupakan suatu proses
penguasaan dalam membaca yang lebih
menekankan pada pemahaman isi bacaan agar

10
memperoleh pesan atau informasi yang terdapat di
dalamnya.

11
BAB II
KAJIAN LAPANGAN

A. Assesmen Hasil Belajar


1. Pengertian Assesmen
Assesmen merupakan suatu kegiatan
penjaringan terhadap anak yang telah teridentifikasi
sebagai anak berkebutuhan khusus. Assesmen
merupakan suatu proses perolehan data atau
informasi tentang penguasaan keterampilan
seseorang sebagai bahan dalam menyusun suatu
program pembelajaran. Melalui assesmen ini dapat
diketahui hambatan, kesulitan serta kebutuhan
belajar siswa khususnya dalam suatu bidang
tertentu, sehingga program pembelajaran akan
sesuai dengan potensi siswa. Melalui assesmen kita
akan mengetahui anak tersebut pada tahapan apa.
Sehingga program pembelajaran yang akan
dibutuhkan dapat disesuaikan dengan apa yang
dibutuhkan oleh siswa berkesulitan tersebut.

12
2. Prosedur dan Tahapan Assesmen

Menurut Muniroh, dkk (2014: 7-8) adapun


prosedur dan tahapan assesmen sebagai berikut:

a. Tahapan Klasikal (secara keseluruhan)

Mengidentifikasi siswa yang


mengalami kesulitan belajar

Melalui tes lisan atau tertulis


Tingkat penguasaan siswa per indikator

Independent Level Instruction Level Frustation Level

13
b. Tahapan Individual

Mengidentifikasi tingkat
kesulitan belajar yang dialami
siswa

Menganalisis hasil belajar siswa


di kelas

Mengobservasi proses
pembelajaran di kelas

Analisis (pendiskripsian dan


pengintegrasian) hasil assesmen
yang sudah dilakukan

PROGRAM
PEMBELAJARAN

Membuat kesimpulan dan


rekomendasi (kemampuan,
kesulitan, kebutuhan siswa)

14
B. Pre-Assesmen
1. Gaya belajar dan Modalitas Belajar
Gaya belajar merupakan suatu cara dimana
anak-anak menerima informasi baru dan proses
yang akan mereka gunakan untuk belajar. Sebagian
anak menerima informasi lebih baik dengan cara
visual. Sebagia lagi dengan cara auditori (Priyatna,
2013: 3). Sedangkan pendapat dari Bire, (2014:
169) menyatakan bahwa Gaya belajar merupakan
suatu cara termudah yang dimiliki oleh individu
dalam menyerap, mengatur, dan mengolah
informasi yang diterima.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa gaya belajar merupakan suatu cara yang
dimiliki oleh anak dalam menerima dan mengolah
informasi ketika mereka belajar. Sedangkan
Modalitas belajar merupakan berbagai cara yang
digunakan sistem otak-pikiran untuk memperoleh
dan menciptakan pengalaman (Ishartiwi, 2009: 3).

15
Hasil Assesmen Gaya Belajar dan Modalitas Belajar

No Nama Gaya Belajar Modalitas Belajar


V A K SK SA AA AK
1. Afdal Arya √ √ √ √
2. Ageng √ √
Cahyo
3. Amelia Ani √ √
4. Andi N √ √
5. Ardian Putra √ √
6. Arrizal Sani √ √
7. Arsha Puspa √ √ √ √
8. Berliana M √ √
9. Diva S √ √
10. Erika Indah √ √
11. Erio Rezky √ √ √
V
12. Farel Arsha √ √
13. Frylina Dwi √ √ √
14. Indah K √ √
15. Iin Nur M √ √
16. Khairil R √ √
17. M. Khoirul √ √ √
A
18. Olivia Herka √ √
19. Rehan √ √ √ √
Aghaza
20. Reno Gilang √ √
21. Salsabila Q √ √ √
22. Yusuf Zaka √ √
23. Vanessa A √ √
24. Vanissa √ √
Angelina
16
JUMLAH 12 8 9 6 1 16 6
PERSENTASE 44,4 % 29, 33, 22, 3,7 59, 22,2
6% 3% 2% % 2% %

Diagram

HASIL GAYA BELAJAR

Kinest
Visual
etikAudi-
41%
31%tory
28%

Visual Auditory Kinestetik

Kesimpulan:

Berdasarkan diagram di atas dapat disimpulkan


bahwa gaya belajar siswa kelas III SDN Wirosaban
mempunyai banyak keberagaman. Diagram di atas
menunjukkan bahwa gaya belajar siswa tipe visual
berjumlah 41%, gaya belajar tipe auditory berjumlah
28% dan gaya belajar tipe kinestetik berjumlah 31%.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa gaya belajar siswa kelas III tertinggi terletak
pada gaya belajar visual yang berjumlah 41%. Gaya

17
belajar visual merupakan gaya belajar yang berfokus
pada penglihatan. Selain itu cara belajar visual
menggunakan warna-warna, garis, dan bentuk-bentuk
yang nyata sehingga mempermudah siswa untuk
mengingat.

Diagram

HASIL MODALITAS BELAJAR

AK SK
21% 21%
SA
3%
AA
55%

SK SA AA

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil dari diagram di atas dapat


disimpulkan bahwa modalitas belajar siswa kelas III
SDN Wirosaban terletak pada AK, SK, SA, dan AA.
Dari hasil diagram di atas menunjukan modalitas
belajar AK berjumlah 21%, modalitas belajar SA 3%,
modalitas belajar SK 21% dan modalitas belajar AA
berjumlah 55%.

18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa modalitas belajar siswa yang tertinggi terletak
pada modalitas belajar AA yaitu berjumlah 55%.
Modalitas belajar AA memiliki karakteristik pemikiran
mudah mengingat bila berhubungan dengan perasaan
dan emosi, anak-anak akan senang bila melihat secara
keseluruhan (holistik) dan tidak teratur.

2. Ketertarikan Belajar
Ketertarikan merupakan istilah yang sering
dikenal dengan minat. Menurut Darmadi, (2017: 307)
Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai
keingingan untuk mengetahui dan mempelajari mau
pun membuktikannya lebih lanjut. minat timbul karena
adanya perhatian yang mendalam terhadap suatu objek,
di mana perhatian tersebut menimbulkan keinginan
untuk mengetahui, mempelajari, serta membuktikan
lebih lanjut.
Dalam mengembangkan minat terhadap sesuatu
pada dasarnya adalah membantu siswa melihat
bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan
untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai

19
individu, proses ini berarti menunjukan pada siswa
bagaimana pengetahuan dan kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan
memuaskan kebutuhannya. Selain itu, faktor utaman
dalam mempengaruhi minat belajar adalah faktor
motivasi dan lingkungan belajar Darmadi, (2017: 312).
Dalam menumbuhkan minat belajar siswa
tentunya harus dilakukan disesuaikan dengan
kemampuan anak. Sebagai seorang guru hendaknya
membuat indikator minat belajar. Indikator untuk
mengetahui minat belajar siswa adalah sebagai
berikut: (1) adanya pemusatan perhatian, perasaan
dan pikiran dari subyek terhadap pembelajaran
karena adanya ketertarikan, (2) adanya perasaan
senang terhadap pembelajaran, (3) adanya
kemampuan atau kecenderungan pada diri subyek
untuk terlibat aktif dalam pembelajaran serta untuk
mendapat hasil yang terbaik.

20
No Nama Multiple intelegensi

L ML SPL K M INTER INTRA N

1. Frylina √ √ √ √ √ √

2. Oliv √ √ √ √ √ √

3. Rama √ √ √ √

4. Salsa √ √ √ √ √

5. Iin √ √ √ √ √

6. Andi √ √ √ √ √ √

7. Berlin √ √ √ √ √ √

8. Farel √ √ √ √ √

9. Rika √ √ √ √

10. Kenzie √ √

11. Erio √ √ √ √

12. Indah √ √ √ √ √

13. Vanissa √ √ √ √

14. Diva √ √ √

15. Afdal √ √ √ √

16. Anwar √ √ √ √ √

17 Reno √ √ √ √

18. Ageng √ √ √ √

21
19. Rizal √ √ √

20. Rehan √ √ √ √ √

21. Aril √ √ √ √ √ √

22. Vanessa √ √ √


23. Arsha √ √ √ √ √ √

24 Amelia √ √ √ √

JUMLAH 22 22 13 14 5 9 15 10

No Nama Mapel Hobi Cita-cita

1. Frylina Matematika, BI Memasak Pramugari

2. Oliv Matematika Memasak Guru

3. Rama Agama Menggambar Tentara

4. Salsabila Agama Memasak Dokter

5. Iin Bahasa Indonesia Menggambar Guru

6. Andi Matematika Bermain Pemain


sepakbola Sepakbola

7. Berlin Matematika Menyanyi Artis, Penyanyi


dan Guru

8. Farel Tematik Bermain TNI


merpati

22
9. Rika Pkn Menggambar Koki

10. Kenzie Agama Bermain bola Youtuber

11. Erio Matematika Memelihara Polisi


hewan

12. Indah Agama Membaca Dokter hewan


menulis

13. Vanissa Tematik Olahraga Dokter

14. Diva Tematik Bermain Dokter

15. Afdal Bahasa Indonesia Membaca Pemadam


kebakaran

16. Anwar Tematik Olahraga Guru

17 Reno MTK, B.Inggris Sepak Bola Tentara

18. Ageng Matematika Sepak Bola Tentara

Pemain Sepak
19. Rizal MTK, PPKn Memancing
Bola

20. Rehan MTK, B. Jawa Bersepeda Astronot

21. Aril MTK, B. Inggris Bermain Polisi

22. Vanessa Tematik, B.Jawa Menggambar Guru

23. Arsha B. Indo, B. Inggris Membaca Guru

24 Amelia Matematika Membaca Dokter

23
Diagram

HASIL MULTIPLE INTELEGENSI

Natural
9% Linguistik
20%
Intrapersonal
14%
Interpersonal
8% Matematis-Logis
Musik 20%
5%
Kinestetik
13% Spasial
12%

Linguistik Matematis-Logis Spasial Kinestetik


Musik Interpersonal Intrapersonal Natural

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil diagram di atas dapat disimpulkan


bahwa multiple intelegensi pada siswa kelas III di SDN
Wirosaban beragam. Dari hasil diagram di atas menunjukan
multiple intelegensi siswa linguistik berjumlah 20%,
matematis-logis berjumlah 20%, spasial berjumlah 12%,
kinestetik berjumlah 13%, musik berjumlah 4%,
intrapersonal berjumlah 14%, dan natural berjumlah 9%.

24
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
multiple intelegensi siswa kelas III tertinggi pada linguistik
dan matematis-logis yang berjumlah 20%. Multiple
intelegensi linguistik merupakan kemampuan untuk
menggunakan kata-kata secara lisan maupun tertulis. Cara
guru dalam mengembangkan kemampuan linguistik tertulis
dapat dilakukan dengan mengarahkan siswa untuk
mengarang puisi, cerita pendek (cerpen), dan lain-lain.
Sedangkan cara mengembangkan kemampuan linguistik
lisan guru dapat mengarahkan kemampuan dalam bercerita
dan mendongeng. Sedangkan multiple intelegensi
matematis-logis merupakan kemampuan yang berhubungan
dengan penggunaan bilangan dan logika. Anak-anak yang
memiliki kemampuan matematis-logis mampu mengenal
konsep bilangan, jumlah, waktu, dan lain-lain.

3. Kesiapan Belajar
Kesiapan belajar merupakan kemampuan siswa dalam
pengaturan kondisi, baik itu kondisi rohani maupun kondisi
fisik seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu
situasi belajar sehingga membuat belajar lebih mudah dan
berhasil. dalam hal ini kesiapan belajar yang dimaksud

25
peneliti adalah kesiapan belajar sebelum melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan pemahaman
kosakata.
Hasil Assesmen Kesiapan Belajar
a. Tes Klasikal
No Nama Mata Pelajaran Keterangan
Bahasa Indonesia
1. Afdal Aryadinata 100 Mandiri
2. Ageng Cahyo Purnomo 85 Mandiri
3. Amelia Ani Suryani 90 Mandiri
4. Andi Novianto 100 Mandiri
5. Ardian Putra Ramadhan 90 Mandiri
6. Arrizal Sanianto 75 Bantuan
7. Arsha Puspa Haninditya 95 Mandiri
8. Dafa Afgan Kurizky 85 Mandiri
9. Diva Salsabila 35 Frustasi
10. Erika Indah Sari 85 Mandiri
11. Erio Rezky Verdana 70 Bantuan
12. Farel Arsha Putra 90 Mandiri
13. Frylina Dwi Lestari 90 Mandiri
14. Iin Nur Marwah 55 Frustasi
15. Khairil Ramdhani 60 Bantuan
16. Kinza Izdihara Ehsan R 100 Mandiri
17. M. Khoirul Anwar S. 45 Frustasi
18. Olivia Herka Septyana S 100 Mandiri
19. Rehan Aghaza 90 Mandiri
20. Salsabila Qhotrunnada 60 Bantuan
21. Yusuf Zaka Kenzie 85 Mandiri
22. Vanessa Angelika Putri 50 Frustasi
26
23. Vanissa Angelina Putri 35 Frustasi
Diagram
HASIL KESIAPAN BELAJAR
KLASIKAL
BanMa
tuandir
n i
17 61
Fru
% %
stas
i
22
%

Mandiri Bantuan Frustasi

Keterangan:

Mandiri (80 – 100) = 14 siswa

Bantuan (60 – 80) = 4 siswa

Frustasi (<60) = 5 siswa

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil tes klasikal pada diagram di atas


dapat disimpulkan bahwa hasil asesmen kesiapan belajar
siswa kelas III SDN Wirosaban memiliki tiga level hasil
belajar siswa yaitu mandiri, bantuan dan frustasi. Dari
masing-masing level dapat diihat dari diagram banyak siswa
yang ada pada level mandiri sebanyak 14 siswa, level
bantuan sebanyak 4 siswa, dan level frustasi sebanyak 5

27
siswa. Rentan nilai hasil belajar siswa kelas III SDN
Wirosaban pada level mandiri yaitu antara 80-100, level
bantuan yaitu antara 60-80, sedangkan pada level frustasi
rentang nilai kurang dari 60.
b. Tes Individual
No Nama Mata Pelajaran Keterangan
Bahasa Indonesia
1. Afdal Aryadinata 80 Mandiri
2. Ageng Cahyo Purnomo 80 Mandiri
3. Andi Novianto 90 Mandiri
4. Ardian Putra Ramadhan 60 Bantuan
5. Arrizal Sanianto 80 Mandiri
6. Berliana Meita Putri 60 Bantuan
7. Dafa Afgan Kurizky 70 Bantuan
8. Diva Salsabila 20 Frustasi
9. Erio Rezky Verdana 80 Mandiri
10. Farel Arsha Putra 70 Bantuan
11. Frylina Dwi Lestari 60 Bantuan
12. Indah Kartika Yuniarti 60 Bantuan
13. Iin Nur Marwah 70 Bantuan
14. Khairil Ramdhani 70 Bantuan
15. M. Khoirul Anwar S. 70 Bantuan
16. Olivia Herka Septyana 70 Bantuan
S
17. Rehan Aghaza 60 Bantuan
18. Reno Gilang Permana 50 Frustasi
19. Yusuf Zaka Kenzie 70 Bantuan

28
20. Vanessa Angelika Putri 20 Frustasi
21. Vanissa Angelina Putri 20 Frustasi

Diagram
HASIL KESIAPAN BELAJAR INDI-
VIDUAL

FrustasiMandiri
19% 24%

Bantuan
57%

Mandiri Bantuan Frustasi

Keterangan

Mandiri = 5 siswa

Bantuan = 12 siswa

Frustasi = 4 siswa

Kesimpulan:

Berdasarkan diagram di atas dapat di ketahui banyak


siswa yang masuk kedalam level mandiri, bantuan dan
frustasi. Dari masing-masing level terdapat 5 siswa di level
mandiri, 12 siswa di level bantuan dan 4 siswa di level
29
frustasi. Dalam diagram ditunjukan dengan presentase yaitu
25% pada level mandiri, 45% level bantuan, dan 30% level
frustasi.

1) Deskripsi Kemampuan Level Mandiri


Anak dapat menyelesaikan soal yang diberikan.
Soal berupa pilihan ganda, soal bergambar, isian
singkat, dan soal uraian. Anak dapat memahami dan
menjawab setiap persoalan sesuai petunjuk yang
terdapat pada soal. Anak dapat membaca petunjuk
maupun soal secara cepat dan tepat tanpa harus
dieja/membaca secara terbata-bata. Anak dapat
membaca setiap kata, kalimat hingga paragraf pada soal
dan menuliskan jawabannya. Anak dapat menyebutkan
ciri-ciri makhluk hidup, perkembangan makhluk hidup,
dan contohnya.
2) Deskripsi Kemampuan Level Bantuan
Anak dapat menyelesaikan soal yang diberikan.
Soal berupa pilihan ganda, soal bergambar, isian
singkat, dan soal uraian. Akan tetapi, terkadang anak
perlu diberi petunjuk tambahan dalam memahami setiap
soal. Seringkali anak masih membaca petunjuk
maupun soal dengan harus dieja/membaca secara

30
terbata-bata. Anak dapat membaca setiap kata dengan
mudah, tetapi mengalami kesulitan pada saat membaca
kalimat maupun paragraf. Terkadang anak mengalami
kesulitan dalam memahami maksud soal serta memberi
jawaban yang kurang tepat. Anak seringkali diingatkan
soal berkaitan dengan dunia nyata sehingga anak lebih
mudah memahami. Anak dalam mengerjakan dan
memahami soal membutuhkan waktu lebih lama.
3) Deskripsi Kemampuan Level Frustasi
Anak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal yang diberikan. Soal berupa pilihan ganda, soal
bergambar, isian singkat, dan soal uraian. Anak
mengalami kesulitan dalam memahami dan menjawab
setiap persoalan. Anak harus diberikan bimbingan
dalam membaca soal maupun jawaban. Anak masih
membaca secara terbata-bata. Anak dapat membaca
huruf dengan mudah akan tetapi sering terbalik dalam
membaca huruf b dan d, y dan g. Selain itu, anak
mengalami kesulitan dalam membaca suku kata terlebih
kata dan kalimat. Anak juga mengalami kebingungan
saat membaca kata dengan adanya huruf
konsonan/huruf mati dalam kata. Anak juga sering
hilang fokus pada saat memahami soal, seringkali anak
31
mengalami kesulitan dalam mengingat berkaitan
dengan bunyi suku kata maupun kata pada soal yang
telah dieja sebelumnya. Sehingga harus mengeja dari
awal lagi. Dalam hal menjawab setiap persoalan, anak
juga masih mengalami kesulitan.

c. Tes Pra-dasar
No Nama NILAI

Visual Visual A B C
Attention Memory

1 Vanissa 100 100 50 65 85

2 Vanessa 100 100 40 40 80

3 Diva 100 100 60 75 90

JUMLAH 100 100 50 60 85

Diagram

HASIL KESIAPAN BELAJAR PRA-DASAR

C 85
Visual At-
tention 100

B 60 Visual
Memory
100
A 50

Visual Attention 32
Visual Memory A
C. Analisis Hasil Assesmen

Berdasarkan hasil observasi awal yang


dilakukan, kami meminta saran dari guru kelas
mengenai anak yang termasuk kedalam kriteria anak
yang membutuhkan bimbingan dalam belajar di kelas
III SD Negeri Wirosaban, Yogyakarta. Melakukan
wawancara terhadap guru kelas III merupakan salah
satu cara untuk memperoleh informasi yang tepat,
karena sumber yang mengetahui kondisi dan
karakteristik anak pada saat belajar dikelas.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru diperoleh
dua nama anak yang temasuk kedalam kriteria anak
yang membutuhkan bimbingan belajar yaitu, Vanissa
dan Vanessa.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan,


kami menemukan beberapa anak yang teridentifikasi
mengalami permasalahan belajar diantaranya yaitu
Vanissa, Vanessa dan Diva. Dari hasil yang dilakukan
ketika tes, keempat anak tersebut masih membutuhkan
bantuan bimbingan dari orang lain dalam mengerjakan
soal. Hal itu terlihat ketika kami melakukan assesmen
ketiga anak tersebut masih kesulitan dalam membaca,

33
sehingga tidak dapat mengerjakan soal dengan selesai
dan tepat waktu. Mereka mampu membaca huruf
namun ketika digabung menjadi suku kata masih sering
terbalik-balik dalam membaca dan bahkan tidak bisa
melafalkan tulisan suku kata tersebut. Berbeda dengan
Erio yang sudah mampu membaca kata, akan tetapi
belum bisa untuk mengingat dan memahami makna
kata tersebut secara mandiri.

Pada saat proses pembelajaran anak lebih


mudah memahami informasi jika guru menyampaikan
informasi lebih kontektual dan visual. Kesulitan yang
dialami anak adalah dalam mengingat suatu informasi
dalam jangka waktu yang panjang, kurang percaya diri,
dan kesulitan dalam membaca. Keempat anak tersebut
sangat memerlukan bimbingan dari guru ataupun
teman-temannya pada saaat proses pembelajaran.

34
D. Adaptasi Kurikulum

1. Modifikasi Kurikulum

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN WIROSABAN


Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 1 :Pertumbuhan dan
Perkembangan MH
Sub Tema 1 :Ciri-ciri Makhluk Hidup
Pembelajaran :1
Alokasi Waktu : 1 Hari ( 2 x 35 Menit )

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

35
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca dan
menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


PENCAPAIAN KOMPETENSI
Muatan: Bahasa Indonesia

3.4 Mencermati kosakata dalam teks tentang konsep


ciri-ciri, kebutuhan (makanan dan tempat hidup),
36
pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup
yang ada di lingkungan setempat yang disajikan
dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau
eksplorasi lingkungan.
4.4 Menyajikan laporan tentang konsep ciri-ciri,
kebutuhan (makanan dan tempat hidup),
pertumbuhan, dan perkembangan makhluk hidup
yang ada di lingkungan setempat secara tertulis
menggunakan kosakata baku dalam kalimat efektif.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


Mandiri Bantuan Frustasi
3.4.3a 3.4.1 Menyebutkan 3.4.2a
Menentukan minimal 4 Menunjukkan suku
makna kata kosakata kata tentang ciri-ciri
tentang ciri-ciri tentang ciri-ciri makhluk hidup
makhluk hidup makhluk hidup.
berdasarkan 3.4.2b
teks/gambar. 3.4.2 Menemukan Memasangkan suku
kata/istilah kata tentang ciri-ciri
khusus tentang makhluk hidup.
ciri-ciri
makhluk hidup

4.4.1a 3.4.3 Menjelaskan 3.4.3a


Mengembangkan makna Menyebutkan suku
isi cerita menjadi kosakata dari kata berdasarkan
sebuah laporan informasi yang teks/gambar tentang
singkat yang didengar/disaji ciri-ciri makhluk
berkaitan dengan kan tentang ciri hidup.
37
kosakata tentang makhluk hidup
ciri-ciri makhluk 3.4.3b
hidup. 4.4.1 Membuat cerita Menuliskan suku kata
yang berkaitan berdasarkan gambar
dengan tentang ciri-ciri
kosakata makhluk hidup.
tentang ciri-ciri
makhluk hidup.

C. TUJUAN
1. Dengan mengamati video yang ditanyangkan, siswa
dapat menunjukkan suku kata tentang ciri-ciri
makhluk hidup dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar yang disajikan, siswa
dapat menyebutkan suku kata tentang ciri-ciri
makhluk hidup dengan baik.
3. Dengan mengamati gambar yang yang disajikan,
siswa dapat menyebutkan minimal 4 kosakata
tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan teliti.
4. Dengan mengamati gambar dan video yang
ditayangkan, siswa dapat menemukan kata/istilah
khusus tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan teliti.

38
5. Dengan menggunakan kartu kata, siswa dapat
memasangkan suku kata tentang ciri-ciri makhluk
hidup dengan baik.
6. Dengan berdiskusi, siswa dapat menuliskan suku
kata berdasarkan gambar tentang ciri-ciri makhluk
hidup dengan teliti.
7. Dengan mengamati penjelasan guru dan berdiskusi,
siswa dapat menjelaskan makna kosakata tentang
ciri-ciri makhluk hidup dengan baik.
8. Dengan berdiskusi, siswa dapat menentukan makna
kata tentang ciri-ciri makhluk hidup dengan baik.
9. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membuat
cerita yang berkaitan dengan kosatakata tentang
ciri-ciri makhluk hidup dengan baik.
10. Dengan berdiskusi, siswa dapat mengembangkan isi
cerita menjadi sebuah laporan singkat yang
berkaitan dengan kosakata tentang ciri-ciri makhluk
hidup dengan baik.
D. MATERI PEMBELAJARAN

Bahasa Indonesia: Kosakata tentang ciri-ciri makhluk


hidup.

E. METODE PEMBELAJARAN
39
Pendekatan : Saintifik

Metode :Permainan/simulasi, diskusi, tanya


jawab, penugasan, ceramah

Teknik : Example Non Example

Model :Cooperative Learning (Tipe Talking


Stick)

F. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR


1. Buku Pedoman Guru Tema: Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup Kelas III (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
2. Buku Siswa Tema: Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup Kelas III (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
3. Teks bergambar tentang ciri-ciri makhluk hidup.
4. Video tentang ciri-ciri makhluk hidup.
5. Video tentang lagu Cicak-Cicak di Dinding
6. Kartu kata tentang ciri-ciri makhluk hidup

40
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahu- 1. Guru menyapa siswa, menanyakan 10
luan kabar, dan mengecek kehadiran menit
siswa.
2. Siswa berdoa bersama sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-
masing dipimpin oleh salah satu
siswa. Religius
3. Menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
bersama-sama. dilanjutkan lagu
Nasional “Tanah Airku”. Nasionalis
4. Pembiasaan Membaca 15 menit.
Literasi
5. Guru melakukan apersepsi dengan
mengingatkan siswa tentang
pembelajaran sebelumnya dan
mengaitkan dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan tentang ciri-
ciri maklhuk hidup. Dengan
bertanya” pernahkan kalian pergi
atau melihat kebun binatang?”
6. Guru menginformasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Inti 1. Siswa menyimak video tentang lagu 85
Cicak-cicak di Dinding. Mengamati menit
2. Siswa berlatih untuk menyanyikan
lagu secara bersama-sama.
3. Siswa mengidentifikasi ciri-ciri

41
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
makhluk hidup yang terdapat dalam
video. Critical Thinking and
Problem Solving
4. Siswa menjawab atau menyebutkan
ciri-ciri makhluk hidup yang
terdapat di dalam video. Mencoba
5. Siswa dibagi ke dalam 5 kelompok
yang terdiri dari 5-6 orang.
(Langkah 1)
6. Guru menyiapkan sebuah tongkat
yang akan digunakan untuk
melakukan proses pembelajaran.
(Langkah 2)
7. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang ciri-ciri makhluk hidup
(cicak) melalui gambar/video yang
ditayangkan melalui powerpoint.
Mengamati
8. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang ciri-ciri makhluk hidup
(Nyamuk dan Ikan) melalui teks
gambar yang ditayangkan melalui
powerpoint. Mengamati, (Langkah
3)
9. Siswa menyebutkan kosakata
tentang ciri-ciri makhluk hidup
berdasarkan gambar yang
ditayangkan. Menalar
10. Siswa diberi kesempatan untuk
bertanya tentang penjelasan guru
yang belum dipahami. Menanya
42
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
11. Apabila ada siswa yang belum
memahami materi yang
disampaikan, guru menjelaskan
kembali materi. Namun apabila
belum ada siswa yang bertanya guru
melanjutkan menyampaikan materi.
12. Setiap kelompok mendapatkan
LKPD untuk tentang ciri-ciri
makhluk hidup untuk dikerjakan
secara berkelompok. Menalar,
Gotong Royong
13. Siswa diberi waktu dan kesempatan
untuk membaca dan mempelajari
kembali materi yang sudah
dijelaskan, kemudian jika sudah
selesai, siswa harus menutup
kembali bukunya. (Langkah 4)
14. Siswa diberi tongkat yang sudah
disiapkan oleh guru, untuk diputar
ke seluruh siswa kemudian dimulai
dengan menyanyikan lagu Cicak-
cicak di Dinding. Apabila tongkat
berhenti pada siswa dimana lagu
diberhentikan. Maka guru akan
memberikan sebuah pertanyaan dan
siswa yang memegang tongkat
tersebut harus menjawabnya.
Begitupun seterusnya sampai
sebagian besar siwa mendapat
bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru. (Langkah 5)
43
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

(pada tahap ini guru memberikan


variasi soal yang telah disesuaikan
dengan level kemampuan anak bisa
juga dengan bantuan media )
15. Apabila sebagian siswa sudah
menjawab pertanyaan, guru
menyimpulkan tentang materi yang
telah dijelaskan. (Langkah 6)
16. Siswa mendapatkan lembar evaluasi
untuk dikerjakan. (Langkah 7)
Mencoba
(guru memberikan lembar evaluasi
sesuai dengan level kemampuan
anak)
17. Siswa membuat cerita tentang
gambar ciri-ciri makhluk hidup dan
menyampaikannya di depan kelas.
Mengkomunikasikan,
Comunication
18. Berdasarkan cerita yang
disampaikan oleh salah satu siswa,
kemudian berdiskusi untuk
mengembangkan isi cerita menjadi
laporan singkat tentang ciri-ciri
makhluk hidup (Menalar,
Collaboration, Critical Thinking).
Penutup 1. Guru dan siswa melakukan refleksi 10
mengenai kegiatan pembelajaran. menit
a. Apa saja yang sudah dipelajari
pada hari ini?
44
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
b. Bagaimana perasaan setelah
mencoba membuat pola
nyanyian menggunakan simbol
bunyi panjang dan bunyi
pendek?
c. Apa kegiatan yang paling
disukai?
d. Informasi apa yang ingin
diketahui lebih lanjut?
2. Siswa dan guru secara bersama-sama
menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang sudah
dilaksanakan.
3. Siswa menutup pembelajaran
dengan berdoa bersama-sama yang
dipimpin oleh salah satu siswa.
Religius

LAMPIRAN
H. PENILAIAN
Penilaian terhadap proses dan hasil
pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur
tingkat pencapain kompetensi pesesrta didik. Hasil
penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan laporan
kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses
pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini dapat

45
dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu karya/proyek
dengan rubrik penilaian.

1. Penilaian Sikap

Teknik : Observasi

Perubanan tingkah laku


Tanggung
Santun Peduli
No Nama Jawab
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Anwar

2 Andi

3 Diva
Vanessa
4

… Dll

2. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tes
46
Instrumen : Format penilaian LKPD

No Kegiatan Penilaian

1 Kegiatan 1 Benar 5 = 50
Benar 4 = 40
Benar 3 = 30
Benar 2 = 20
Benar 1 = 10
Jawaban salah = 5
Total = 50

2 Kegiatan 2 Setiap pasangan gambar dan kosakata


yang benar dinilai 10
Setiap pasangan gamabr dan kosakata
yang salah dinilai 5
Total = 50

Total Nilai 100

3. Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian Bercerita di Depan Kelas

No Kriteria Baik Baik Cukup Perlu


Sekali (3) (2) Bimbingan
(4) (1)

1. Kepercaya Tidak Terlihat Memer Belum


an Diri terlihat ragu- -lukan berani
ragu- ragu bantuan tampil
ragu guru bercerita

2. Intonasi Suara Suara Suara Suara agak


keras agak

47
keras pelan pelan

3. Pelafalan/ Sangat Jelas Kurang Tidak jelas


ejaan kata jelas jelas

4. Kosakata Sangat Banyak Sedikit Sangat


yang banyak sedikit
digunakan

Keterangan:
a. Skor yang diperoleh adalah jumlah skor yang
diperoleh siswa dari kriteria 1,2 ,3 , dan 4.
b. Skor ideal adalah perkalian dari banyaknya kriteria
dengan skor tertinggi. Pada contoSh ini skor yang
ideal adalah 4x4= 16

Yogyakarta, 12 Desember 2019

Mengetahui

Kepala SDN Wirosaban Guru Kelas III

48
Suwarti, S.Pd Dwi Susanti, S.Pd
NIP. 19651011 198506 2 001 NIP. -

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama anggota kelompok:

KEGIATAN 1

Ikan termasuk makhluk hidup. Ikan memiliki


beberapa ciri yang sama dengan cicak. Tuliskan
49
ciri-ciri ikan sebagai makhluk hidup yang kamu
ketahui.

Dari kedua penjelasan tersebut, maka dapat


kamu simpulkan ciri-ciri makhluk hidup yaitu,
sebagai berikut:
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
…………………………………………………...

50
KEGIATAN 2

Petunjuk Mengerjakan Lembar Kerja:

1. Susunlah kemudian tempelkan kartu kata


sesuai dengan ciri-ciri makhluk hidup pada
gambar tersebut.
No Gambar dan kartu kata ciri- Keterangan
ciri makhluk hidup

1.

51
2.

52
3.

53
4.

5.

54
LEMBAR EVALUASI

KODE: M
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini
dengan jawaban yang tepat!
Makhluk hidup berkembang biak dengan cara
yang berbeda-beda. Manusia berkembang biak dengan
cara melahirkan. Hewan juga berkembang biak. Cara
hewan berkembang biak ada yang bertelur dan ada pula
yang beranak. Ayam, ikan gurame, lele, burung
berkembang biak dengan cara bertelur dan telur akan

55
menetas menjadi anak. Sedangkan sapi, kambing,
anjing berkembang biak dengan cara beranak.

Kucing berkembang biak dengan melahirkan


1. Berdasarkan teks bacaan di atas, apa makna dari kata
berkembang biak?
Jawab:
Makanan tiap jenis makhluk hidup berbeda-beda.
Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Makanan
utama manusia adalah nasi. Nasi berasal dari tanaman padi.
Adapun makanan yang berasal dari hewan adalah susu dan
daging.

56
Nasi adalah makanana utama manusia
2. Berdasarkan teks di atas, apa makna dari kata memerlukan
makanan?
Jawab:

Unta memiliki punuk dan telapak kaki tebal. Keduanya


digunakan untuk beradaptasi dengan tempat hidupnya. Unta
hidup di padang pasir yang panas. Telapak kaki yang tebal
memudahkannya berjalan di padang pasir. Adapun punuk
unta berfungsi menyimpan air. Dengan demikian, unta tidak
cepat kehausan.

57
Unta beradaptasi dengan punuk dan telapak kaki yang tebal
3. Berdasarkan teks di atas, apa makna dari kata adaptasi?
Jawab:

KODE: B

58
A. Berilah tanda silang (x) huruf a,b,c, atau d pada
jawaban yang benar!
1. Manusia bernapas untuk memperoleh . . . .
a. oksigen c. glukosa
b. zat asam arang d. air
2. Salah satu hewan pemakan tumbuhan adalah . . .

a. b.

c. d.

3. Tanaman bambu berkembang biak dengan . . . .


a. tunas c. umbi akar
b. akar tinggal d. biji
4. Ikan bernapas dengan . . . .
a. kulit c. paru-paru
b. insang d. stomata
5. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya disebut . . . .
59
a. reproduksi c. adaptasi
b. iritabilitai d. gerak refleksi
B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Tanaman anggur tumbuh menjalar pada batang kayu.
Hal ini membuktikan bahwa tanaman anggur . . . .
2. Manusia berkembang biak dengan cara . . . .
3. Salah satu ciri makhluk hidup yaitu tumbuh yang artinya
adalah…

4. Perhatikan gambar dibawah ini!

Gambar di atas menunjukkan bahwa makhluk hidup…

5. Menghasilkan keturunan untuk melestarikan jenisnya


disebut…

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan


jawaban yang tepat!
60
1. Sebutkan ciri-ciri makhluk hidup
Jawab:
2. Apa makna dari kata-kata di bawah ini:
a. Beradaptasi
b. Tumbuh dan berkembang
c. bernapas
3. Buatlah kalimat dari gambar dibawah ini

Jawab:
4. Buatlah kalimat dari gambar dibawah ini…

Jawab:
5. Buatlah kalimat dari gambar dibawah ini…

61
Jawab:

KODE: F
62
1
.
BER- BER-KEM-BANG-
TE- BIAK
LUR

DE-NG-AN A-YA-M

Dibaca: ..............................................
........

…………………………………………………..

2 IN-SA-NG BER-NA-
. PAS

I-KA-N DE-NG-AN

Dibaca: ..............................................
........

…………………………………………………..

63
3 DE-NG-AN UN-TA
.

PU-NU-K BER-A-DAP-
TA-SI

Dibaca: ..............................................
........

…………………………………………………..

Pisang berkembangbiak dengan tunas


4. Berdasarkan gambar di atas, sebutkan suku kata
tentang ciri-ciri makhluk hidup
Jawab:

64
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman

5. Berdasarkan gambar di atas, sebutkan suku kata


tentang ciri-ciri makhluk hidup!
Jawab:

65
Visual Attention

Cari dan lingkari 5 perbedaan gambar dibawah ini!

66
Visual Memory

Perhatikan gambar tersebut, kemudian sebutkan kembali


binatang yang terdapat dalam gambar tersebut!

67
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diperoleh


kesimpulan yaitu pre-asessmen bertujuan untuk
membantu guru dalam menentukan rencana
pembelajaran yang ditujukan untuk menghadapi
kesiapan siswa yang beragam, dan guru dapat
memanfaatkan pre-assessment sebagai bahan untuk
mencari tahu gaya belajar, modalitas belajar, kesiapan
nelajar, dan ketertarikan siswa terhadap sebuah materi.
Dari hasil pre-asessmen guru dapat membuat
pencapaian belajar siswa sesuai dengan kemampuan
siswa di dalam kelas. Siswa pada level mandiri
pencapaian belajarnya dinaikkan ke level mandiri,
siswa pada level bantuan pencapaian belajarya tetap
pada standard pencapaian kelas, dan siswa pada level
frustasi pencapaian belajarnya diturunkan ke level
frustrasi.

Siswa pada level frustrasi untuk mengetahui


kemampuannya guru harus melakukan pre-asesmen
yaitu menurunkan standard pecapaian belajar siswa,
68
jika siswa belum mampu mengerjakan guru bisa
menurunkan soalnya pada tahap pra-dasar. Dalam
membantu proses pembelajaran dikelas guru bisa
menggunakan adaptasi kurikulum, baik memodifikasi
kurikulum ataupun akomodasi kurikulum, sesuai
dengan hasil pre-asessmen belajar siswa di kelas.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diberikan
beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Guru seharusnya memberikan media pembelajaran
yang interaktif untuk mempermudah proses
pemberian pembelajaran. Selain itu, guru dapat
membuat progam pembalajaran yang inovasi dan
kreatif sesuai dengan kemampuan siswa.
2. Peserta didik seharusnya termotivasi untuk
meningkatkan hasil belajarnya dalam keterampilan
membaca.
3. Sekolah sebaiknya dapat memberikan pelatihan
kepada guru agar guru lebih kreatif dalam
menciptakan adaptasi kurikulum yang baik untuk
anak inklusi.

69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini
Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya.Jakarta: Kencana
Bire, dkk. 2014. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial
dan Kinesterik Terhadap Prestasi Belajar Siswa.
Kupang: Pascasarjana Universitas Nusa Cendana.
Budiyanto. 2017. Pengantar Pendidikan Inklusi. Jakarta:
Prenandamedia Grup.
Dahniar. 2014. Peningkatan Keterampilan Membaca
Lanjutan Dengan Metode SAS Kelas II SDN 2
Ogowele. Jurnal Kreatif Tadulako Online. Vol.4
No.8 hal 138.
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Darmadi. 2017. Pengembangan model dan metode
pembelajaran dalam dinamika belajar siswa.
Yogyakarta: CV Budi Utama
Hildegum Olsen. 2003. Pendidikan Inklusif Suatu Strategi
ManujuPendidikan Untuk Semua (Materi
Lokakarya). Mataram: Direktorat PSLB
Ishartiwi. 2009. Memahami Belajar Dan Masalahnya ABK.
Yogyakarta: PLB-FIP-UNY.
Marthan, Lay Kekeh. 2007. Manajemen Pendidikan Inklusif.
Jakarta: Depdiknas

70
Muniroh, dkk. 2014. Pedoman Asesmen Membaca
Lanjutan. Bandung: Departemen Pendidikan
Khusus FIP UPI hal 5.
Paul Suparno. 2005. Filsafat Konstruktivisme dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius
Priyatna, Andi 2013. Pahami Gaya Belajar Anak!
Memaksimalkan Potensi Anak Dengan
Modifikasi Gaya Belajar. Jakarta: PT Gramedia
Tarigan, H. G. 2008. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 31 Ayat 1
Undang-Undang No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Cemerlang

71
LAMPIRAN

72
Gambar 1. Ice Breaking sebelum memberikan tes klasikal

Gambar 2. Terlihat siswa sedang mengerjakan soal

73
Gambar 3.Terlihat siswa sedang mengerjakan soal

Gambar 4. Kelompok 5 melakukan observasi di SDN


Wirosaban

74

Anda mungkin juga menyukai