Anda di halaman 1dari 6

NAMA :GINANJAR HIDAYAH

KELAS : XI TKR 1

MAPEL : KWU KELISTRIKAN

SISTEM PENGAPIAN MOBIL KONVESIONAL

Sistem Pengapian Konvensional : Pengertian, Fungsi, Komponen dan Cara Kerja – Motor bakar merupakan
motor yang menghasilkan tenaga melalui proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalam
cylinder (ruang bakar). Berdasarkan jenis bahan bakarnya, motor bakar khususnya mobil dibedakan menjadi
dua yaitu mesin bensin dan mesin diesel.
Fungsi Sistem Pengapian
Sistem pengapian konvensionel memiliki beberapa fungsi utama yaitu :
1. Menyediakan loncatan bunga api pada busi dalam waktu yang tepat untuk membakar campuran udara dan
bahan bakar.
2. Agar terjadi loncatan bunga api, maka tegangan harus tinggi. Sehingga sistem pengapian juga berfungsi
untuk menaikkan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi pada coil melalui hubung singkat arus primer oleh
breaker point (platina).
Komponen-komponen Sistem Pengapian Konvensional + Fungsinya
Sistem pengapian konvensional memiliki beberapa komponen utama, yang membedakan komponen sistem
pangapian konvensional dan elektronik adalah pada pemutusan arus primernya. Pemutusan arus primer ini
bertujuan agar pada ignition coil terjadi induksi tegangan tinggi.
Pada pengapian konvensional pemutusan arus primer dilakukan oleh breaker point (platina), sementara pada
pengapian elektronik dilakukan oleh transistor maupun CDI (Capasitor Dicharge Igntiton). berikut adalah
komponen-komponen sistem pengapian beserta fungsinya :
berikut adalah komponen-komponen sistem pengapian beserta fungsinya :

1. Baterai
Dalam sistem pengapian baterai ini berfungsi untuk menyediakan arus listrik voltase rendah
(12 volt) untuk ignition coil.  Selain menjadi komponen sistem pengapian, baterai juga
berfungsi untuk mensuplay kebutuhan kelistrikan pada saat mesin belum hidup, komponen
yang disuplay antara lain sistem pengisian, klakson, sistem starter dan komponen kelistrikan
bodi yang lain.
2. Ignition coil
Berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai (12) menjadi tegangan tinggi (10KV atau lebih)
yang dibutuhkan untuk pengapian (meloncatkan bunga api pada busi).
Koil pengapian terdiri dari dua kumparan yang masing-masing dililitkan pada inti besi.
Kumparan pertama disebut dengan kumparan primer, dan yang kedua disebut kumparan
sekunder.
NAMA :GINANJAR HIDAYAH
KELAS : XI TKR 1

MAPEL : KWU KELISTRIKAN

Kumparan primer akan menerima arus dari baterai, yang kemudian akan diputus oleh
breaker point (platina) sehingga pada kumparan sekunder terjadi induksi elektromagnetik
dan membangkitkan tegangan hingga 10K volt atau lebih.

Gambar kontruksi ignition coil (koil pengapian)

Kumparan primer coil memiliki kawat tembaga yang lebih besar (0,5 – 1,0 mm) namun
memiliki jumlah gulungan yang lebih sedikit dibandingkan kumparan sekunder yaitu 150 –
300 kali.
Sebaliknya, kumparan sekunder memiliki kawat tembaga dengan diameter yang lebih kecil,
namun memiliki jumlah gulungan yang lebih banyak yaitu antara 15.000 – 30.000 gulungan.
NAMA :GINANJAR HIDAYAH
KELAS : XI TKR 1

MAPEL : KWU KELISTRIKAN

3. Distributor

Gambar ilustrasi distributor pada sistem pengapian

Berfungsi untuk membagi/mendistribusikan tegangan tinggi yang telah dibangkitkan oleh


ignition coil ke masing-masing silinder. Distributor terdiri dari beberapa komponen yaitu :  

Komponen-komponen Distributor
a. Cam (nok)
Berfungsi untuk membuka breaker point (platina) pada sudut crankshaft (poros engkol) yang
tepat untuk setiap silinder. Nok ini terhubung dengan poros distributor, dan biasanya
digerakkan oleh poros nok (cam shaft)
b. Breaker point (platina)
NAMA :GINANJAR HIDAYAH
KELAS : XI TKR 1

MAPEL : KWU KELISTRIKAN

Berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer pada
ignition coil untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder
dengan cara induksi elektromagnet.
c. Kondensor
Berfungsi untuk menyerap loncatan bunga api yang terjadi pada platina saat membuka
dengan tujuan untuk menaikkan tegangan coil sekunder.
Baca lebih lanjut : Fungsi Kondensor pada Sistem Pengapian
d. Centrifugal Governor Advancer
Berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.

e. Vakum Advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian berdasarkan beban mesin. Bentuknya mirip
seperti piringan dengan dua buah selang yang dihubungkan ke karburator dan intake
manifold.
Komponen yang satu ini dipasang pada distributor, dan dihubunkan dengan backing plate
atau dudukan dari platina. Sehingga ketika komponen ini aktif, dia akan menggeser backing
plate yang akan mempengaruhi buka tutup platina.

Bagian vakum advancer


Keterangan gambar :
1. Plat dudukan kontak pemutus yang bergerak radial
2. Batang penarik
3. Diafragma
4. Pegas
5. Langkah maksimum
6. Sambungan slang vakum
Selengkapnya bisa baca dalam artikel : Fungsi, Bagian, dan Cara Kerja Vakum Advancer
f. Rotor
NAMA :GINANJAR HIDAYAH
KELAS : XI TKR 1

MAPEL : KWU KELISTRIKAN

Berfungsi membagikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan oleh ignition coil ke tiap-
tiap busi.
g. Distributor Cap
Berfungsi untuk membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi
untuk masing-masing busi.
4. Kabel Tegangan Tinggi (High Tension Cord)
Berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignition coil ke busi. Orang kada
menyebut komponen ini sebagai kabel busi. 
Kabel busi ini bisa saja mengalami masalah seperti hambatan terlalu besar atau bahkan
bisa terputus. Bila hal itu terjadi maka pengapian yang dihasilkan tidak maksimal.
Baca: Cara Memeriksa Kabel Tegangan Tinggi
5. Busi (Spark Plug)
Fungsi Busi adalah untuk menghasilkan loncatan bunga api melalui elektrodanya. Atau
mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncata bunga api pada elektrodanya.
Nama lain dari busi adalah spark plug.
Baca: Penyebab Busi Berwarna Hitam

Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional


Cara kerja sistem pengapian konvensional di bawah ini di bagi menjadi dua bagian yaitu
pada saat platina membuka dan pada saat platina menutup.
Cara kerja ini juga mengilustrasikan bagaimana arus listrik dari baterai 12 volt yang
kemudian dibangkitkan menjadi 10k volt yang terjadi pada kumparan sekunder ignition coil
dan kemudian disalurkan ke-busi melalui kabel busi.
1.  Saat Kontak Platina Menutup

Cara kerja sistem pengapian konvensional saat platina menutup


NAMA :GINANJAR HIDAYAH
KELAS : XI TKR 1

MAPEL : KWU KELISTRIKAN

Ilustrasi di atas adalah cara kerja sistem pengapian pada saat kontak platina menutup. Pada
saat ini aliran arus dari baterai akan mengalir ke kunci kontak, kumparan primer coil, menuju
ke platina dan ke massa. Lihat aliran arus pada garis berwarna merah.
Karena kumparan primer pada ignition coil dialiri arus, maka akan terjadi kemagnetan pada
kumparan tersebut.
2. Saat Kontak Platina Membuka

Cara kerja sistem pengapian konvensional saat platina membuka


Ketika nok distributor berputar kemudian membuka kontak platina, maka arus primer (arus
yang mengalir pada kumparan primer coil) akan terputus secara tiba-tiba. Pemutusan arus
ini akan mengakibatkan indusi elektromagnetik pada kumparan sekunder coil. Tegangan
akan dibangkitkan menjadi 10k volt atau lebih.
Arus yang telah dibangkitkan di kumparan sekunder coil ini akan dialirkan ke rotor dan di
distribusikan ke masing-masing busi. Busi yang teraliri arus tegangan tinggi akan terjadi
loncatan bunga api untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.
(Lihat garis berwarna merah) !!
Kontak platina yang membuka dan menutup akan menghasilkan percikan juga pada kontak
platina, percikan ini akan merugikan tegangan dan membuat kontak platina lebih cepat aus.
Merugikan tegangan karena pemutusan arus primer akan terhambat akibat percikan api.
Untuk itulah ada kondensor yang akan menyerap tegangan dan menyimpannya, sehingga
loncatan bunga api pada platina dapat diminimalisisr.

Anda mungkin juga menyukai