MATERNAL NEONATAL
Oleh Kelompok 15 :
TAHUN 2017/2018
PEMBAHASAN
A. Definisi
maturitas paru. Gangguan ini biasanya juga dikenal dengan nama hyaline
penyakit ini selalu ditentukan membran hialin yang melapisi alveoli (Surasmi,
2003 : 70).
bayi baru lahir karena beberapa sebab. Sindrom ini terdiri atas gejala, seperti
Sindrom ini merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari dispnu atau
pada saat inspirasi dan terdapat penurunan “air entry” dalam parut (FKUI,
1985 : 1082).
B. Patofisiologi
surfaktan paru. Surfaktan paru adalah zat yang memegang peranan dalam
pengembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein,
karbohidrat, dan lemak. Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin. Zat ini
mulai di bentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada
minggu ke 35. Fungsi surfaktan adalah untuk merendahkan tegangan
permukaan alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi. sehingga untik
dan di sertai usaha inspiarsi yang lebih kuat. Kolaps paru ini menyebabkan
Distress) adalah paru-paru bayi belum cukup untuk berkembang dengan penuh
melindungi kantong udara dari kollaps paru. Faktor risiko yang dapat
suku ras Caucasian, kehamilan multiple (gemelli dua atau lebih), hipertensi
1. Kehamilan ganda
: 2), dan usia kehamilan bayi yang lahir kembar adalah 32 – 35 minggu, ini
neonatus. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Indiarti
sehingga sebagian besar bayi yang lahir kembar balik gemelii, tripel atau
membran hialin sebagai penyebab utama gawat nafas banyak terjadi pada
bayi prematur. Untuk itu kehamilan ganda beresiko untuk lahir prematur
sehingga mempunyai risiko gawat nafas lebih besar (Marfuah dkk, 2013:
123).
2. Asfiksi
adalah keadaan bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaa
berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam
periode apneu kedua dan jika terlambat diakukan resusitasi, maka gawat
3. Usia kehamilan
Pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan <38 minggu, maka
bayi lahir dalam keadaan prematur, dan terjadi immaturitas paru dimana
paru-paru bayi belum cukup untuk berkembang dengan penuh, ini terjadi
dari kollap paru sehingga terjadi kegawatan nafas neonatus, paling sering
kasus pada bayi kurang 28 minggu dan sangar jarang pada bayi yang lahir
4. Paritas
pada kelompok gawat napas lebih dari separuh merupakan anak pertama
anak ke-2 sebanyak 27 bayi, anak ke-3 sebanyak 16, anak ke-4 sebanyak 7
dan anak ke-5 sebanayk 3 bayi. Pada kelompnok yang tidak gawat nafas
C. Prognosis
Fungsi dari skor downe adalah untuk menentukan derajat kegawatan napas
0 1 2
O2
Keterangan :
intubasi.
E. Gejala
Sindrom Gawat Nafas umumnya terjadi pada bayi prematur dengan berat
pernafasan mulai tampak dalam 6-8 jam pertama setelah lahir dan gej yang
karakteritis mulai terlihat pada umur 24-72 jam (Sembiring, 2017 : 180).
b. Pernapasan dangkal
c. Mendengkur
d. Sianosis
e. Pucat
f. Kelelahan
timbul dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir dengan degradasi yang
mauun diluar paru, karena itu tindakan yang dikerjakan harus disesuaikan
1. Pneumotoraks
masa lain. Hal ini disebabkan banyak faktor predisposisi yang dapat
1082).
3. Pneumonia aspirasi
Hal ini terjadi bila cairan amnion yang mengandung mekonium
terinhalasi oleh bayi. Keadaan ini lebih dikenal sebagai sindrom aspirasi
1985 : 1088).
pada bayi prematur dengan gambaran Rontgen paru spesifik (FKUI, 1985
: 1089).
G. Pemeriksaan
berikut :
1. Pemeriksaan diagnostik
Penentuan faktor komplikasi perlu dilakukan dengan tes spesifik,
yang sering lebih menonjol pada awal di lobus bawah kiri karena
a. Foto thoraks
oleh berbagai penyebab dan untuk melihat keadaan paru, maka bayi
b. Pemeriksaan darah
2. Diagnostik prenatal
2003 : 74).
H. Penatalaksanaan
a. Memberikan lingkungan yang optimal, suhu tubuh bayi harus dalam batas
Bahaya kedinginan
adalah :
berikan oksigen.
10%. Makanan bayi yang terbaik adalah asi. Karena itu selama
selain sikap yang lembut setiap menolong bayi dalam memberi pasi
harus di pangku.
Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah pemberian
per oral tidak diperbolehkan selama fase akut penyakit ini karena dapat
RDS adalah :
cairan paru
c. Fenobarbital
adalah derivat dari sumber alami misalnya manusia (didapat dari cairan
amnion atau paru sapi, tetapi bisa juga berbentuk surfaktan buatan) (Surasmi,
2003 : 75).
Contoh SOAP
A. DATA SUBJEKTIF :
1. Bayi
2. Orang Tua
Umur : 25 th Umur : 30 t
lendir pada hidung.
pukul 10.00 WIB, bayi sesak, nafas 24 x/ menit, disertai badan panas suhu
tubuh 35,8oC.
B. DATA OBJEKTIF :
Pemeriksaan Umum
2. Antropometri
3. Tanda vital
a. Suhu : 35,80C
c. Pernapasan : 24 x/mnt
Pemeriksaan Fisik
2. Mata : simetris kanan dan kiri, sklera tidak ikterus, tidak ada
labiokizis.
5. Telinga : simetris kanan dan kiri, ada daun telinga kanan dan kiri.
10. Kulit : warna biru pucat, tugor kulit baik (kembali sebelum 3
12. Ekstrimitas :
sindaktil.
13. Genetalia (bayi laki-laki) :terdapat scrotum, testis sudah turun masuk
14. Refleks
C. ANALISA :
D. PENATALAKSANAAN :
Evaluasi : bayi sudah diberikan cairan dan elektrolit dengan jumlah sesuai
analisis gas darah arteri bila fasilitas untuk pemeriksaan tidak ada, maka
Marfuah, dkk. 2013. Faktor Resiko Kegawatan Nafas Neonatus di RSU Dr.
Marmi, dan K. Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Sembiring, Julina Br. 2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah
Yogyakarta : Deepublish
Surasmi, Asrining dan Handayani, Siti. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi.
Jakarta : EGC.
Tando, Naomy Marie. 2016: Asuhan Kebidanan: Neonatus, Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: EGC.