Anda di halaman 1dari 2

Clarence Theodosius

2443019212

Farmakokinetika (B)

TUGAS DISKUSI

“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KLIRENS GINJAL”

Tugas Pertama:

Diketahui:
Obat pertama (obat A) merupakan obat yang telah diberikan sebelumnya dan telah dipakai
dalam periode waktu 5 hari oleh si pasien dalam upaya untuk pengobatan penyakit infeksi
yang dideritanya, dan selanjutnya pasien tersebut menerima obat kedua (obat B) karena si
pasien terdiagnosis memiliki kadar asam urat yang terlalu tinggi di dalam darah sehingga
perlu diterapi dengan obat B. Obat B merupakan obat yang membutuhkan energi dan carrier
(pembawa) yang sama dengan obat A).

Pertanyaan:
(1) Mengapa pemberian 2 (dua) obat, yaitu obat A yang tergolong dalam kelompok high
renal extraction ratio (high ER) misalnya: penisilin dan obat B misalnya: probenecid
yang dapat berkompetisi dengan obat A dalam memperebutkan carrier (pembawa) agar
obat dapat disekresi aktif keluar dari dalam darah menuju/masuk ke dalam tubulus ginjal
khususnya di bagian tubulus proksimalis secara bersamaan (concomitant therapy) untuk
pengobatan seorang pasien DAPAT BERINTERAKSI SATU SAMA LAIN ?

(2) Bagaimana dengan rancangan dosis obat A (obat pertama yang telah digunakan dalam
periode sebelumnya) sebagai akibat dari kehadiran obat B (obat kedua yang baru saja
diberikan)? Apakah dosis pemberian obat A tetap, ATAU perlu ditingkatkan atau
diturunkan?

Jawaban

1. Obat A penisilin yang tergolong dalam kelompok high renal extraction ratio (high
ER) dan obat B probenesid apabila dikonsumsi secara bersamaan dapat berinteraksi
satu sama lain, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama hal yang perlu
diketahui adalah hal ini terjadi dalam proses sekresi tubular dimana seperti yang
diketahui sekresi tubular merupakan suatu proses transport aktif. Dengan demikian
dalam prosesnya diperlukan energy serta pembawa untuk melakukan proses transport
yang melawan konsentrasi gradient obat. Diketahui ada 2 sistem yang mempengaruhi
sekresi tubular yaitu sistem untuk asam lemah dan basa lemah. Dalam kasus seperti
soal diatas, kedua obat dapat berinteraksi dikarenakan kedua obat sama-sama
berkompetisi untuk mendapatkan sistem pembawa yang sama yaitu asam lemah.
Sehingga tidak heran apabila kedua obat saling berinteraksi satu sama lain.

2. Rancangan dosis obat A disarankan untuk tetap karena obat B probenesid akan
menghambat sekresi dari obat A sehingga kadar penisilin dalam plasma darah akan
meningkat dan tidak menurunkan efisiensi dari kerja obat A.

Anda mungkin juga menyukai