Anda di halaman 1dari 72

BAHAN KULIAH

MATA KULIAH
K3 DAN ETIKA PROFESI
SIP3 3402

Hasbi Rianda, ST, MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI PADANG
2022
BAHAN KAJIAN
Mata kuliah ini mempelajari tentang tujuan dan sasaran K3, Dasar hukum / peraturan tentang K3, pengenalan
bahaya dan pengendaliannya, sistem manajemen K3, dan prinsip etika pofesi sehingga diharapkan mampu
menjelaskan dan mengimplementasikan pengetahuan tentang K3 dan etika profesi dalam kehidupan
bermasyarakat atau pada lingkungan pekerjaan

CP LULUSAN
▪ Mahasiswa mampu merencanakan dan merancang infrastruktur di bidang teknik sipil berdasarkan
prinsip-prinsip rekayasa dengan mempertimbangkan standar teknis, aspek kinerja, keandalan,
kemudahan pelaksanaan, keberlanjutan, serta memperhatikan faktor-faktor ekonomi, keselamatan
publik, kultural, sosial dan lingkungan (environmental consideration).

CP MATA KULIAH
1. Mahasiswa mampu memahami berbagai sasaran keselamatan kerja.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan regulasi tentang K3.

3. Mahasiswa mampu mengenal bahaya pada lingkungan kerja dan cara pengendaliannya.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai sistem manajemen K3.

5. Mahasiswa mampu mengimplementasikan prinsip-prinsip etika profesi.


 Anita Dewi PS., Dasar-dasar Keselamatan ,UPT Penerbitan
UNEJ.,Jember., 2012
 Project Management Body of Knowledge (The PMBOK® Guide) -
Sixth Edition, Project Management Institute, 2017
 Diklat Pemeliharaan dan Perawatan Rusunawa. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja-Lingkungan-Modul ,Kementerian PUPR., 2012
 Hard-copy, Modul
 eBook
Paruh Semester Pertama

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3-4 Minggu 5-6 Minggu 7-8

Akibat-akibat tidak
mengimplementas
ikan K3
• Aturan hukum K3
konstruksi
• Mengidentifikasi
bahaya pada
proyek konstruksi
• Jenis-jenis
MID TEST
kecelakaan kerja
Dasar Hukum
1. UUD 1945

2. UU No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

3. UU No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja

4. UU No. 23/1992 Tentang Kesehatan

5. UU No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

6. UU No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi

7. UU No. 28/2002 Tentang Bangunan Gedung

8. UU No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan


DASAR HUKUM (lanjutan)

Permenake Keselamatan & Kesehatan Kerja pada


9 r No. Konstruksi Bangunan.
1/1980
Keputusan Bersama
10 Menaker-MenPU Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
No. Kegiatan Konstruksi.
174/MEN/1986 &
104/KPTS/1986
11 Penerapan Sistem Manajemen
PP no 50 tahun 2012 Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3)

12 Permen PU Pedoman Sistem Manajemen K3


No. 05/2014 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
Peraturan Perundangan K3
2. ALAT / MESIN:
1. PERSONIL : Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menaker No.01/1989; Per.Menaker No.04/1985;
Per.Menaker No.02/1992; Per.Menaker No.05/1985;
Kep.Menakertrans No.186/1999; Per.Menaker No.02/1989;
Kep.Menakertrans No.187/1999. Per.Menaker No.04/1998;
Per.Menakertrans No.03/1999;
3. SISTEM Kep.Menakertrans No.51/1999;
SE Menakertrans No.01/1997;
Per.Menaker No.01/1980; SE Menakertrans No.01/1979.
Per.Menaker No.02/1980;
Per.Menaker No.01/1981; 4. KELEMBAGAAN K3
Per.Menaker No.03/1982;
Per.Menaker No.05/1996; Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.03/1998; Per.Menaker No.04/1987;
Per.Menaker No.11/2005; Per.Menaker No.04/1995
Kep.Menaker No.68/2004.
PERSYARATAN
LAINNYA
⦿ Pedoman Konstruksi dan Bangunan Nomor 04/BM/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan.
⦿SNI:
– SNI 15-2049-2004 : Persyaratan Umum Tentang Bahan Semen
Portland
– SNI 07-2052-2002 : Persyaratan Umum Bahan Besi Beton
– SKSNI T15-1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung
– SNI 04-0225-2000 : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000)
– SNI 03-1729-1989 : Bangunan Baja Untuk Rumah dan Gedung
– SNI 03-2396-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Alami Pada Bangunan Rumah dan
Gedung
Kaitan Antara UU, PP &
Permen SMK3
UU No.18 /1999 UU No.1 /1970 UU No.13/2003

PP No.28 /2000 & Perubahannya


PP No.29 /2000 & Perubahannya PP No.50 /2012
PP No.30 /2000

Permen PU
No.05/PRT/M/2014
UUD 45

Pasal 27 ayat 2:
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
UU No. 14/1969
Ketentuan Pokok
Mengenai Tenaga Kerja
Bab IV Pembinaan Perlindungan Kerja
Pasal 9:
Tiap tenaga kerja berhak mendapaat perlindungan atas keselamatan,
kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakukan yang
sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Pasal 10:
Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup:
1. Norma keselamatan kerja
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan
3. Norma kerja
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal
kecelakaan kerja
Bab I Tentang Istilah-istilah
• Psl 1 (1)“tempat kerja” ialah ruangan atas lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap di ruang kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha
dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
yang diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat kerja ialah
semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut.
• Psl 1 (2) “pengurus” ialah orang yang mempunyai tugas
memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang
berdiri sendiri.
• Psl 1 (6) “ahli keselamatan kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang
ditunjukoleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini.
Bab II Ruang lingkup K3 Konstruksi
⦿Psl 2 (1)
K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah,
permukaan air, didalam air, maupun di udara
dalam wilayah RI
⦿Ket. Psl 2 (2) . c
Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan,
pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung
atau bangunan lainnya termasuk bangunan2
pengairan, saluran atau persiapan Dilakukan
pekerjaan dalam ketinggian, di atas permukaan
tanah atau perairan.
Bab X Kewajiban Pengurus
Psl 14 Pengurus diwajibkan :
⦿a. Secara tertulis menempatkan semua syarat
keselamatan kerja (UU & semua peraturan
pelaksanaan yg berlaku)
⦿b. Memasang gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan.
⦿c. Menyediakan secara cuma-cuma semua
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja dan menyediakan bagi setiap orang lain
yang memasuki tempat kerja.
UU No. 23/1992
Tentang Kesehatan

Bagian keenam
Kesehatan Kerja
Pasal 23:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam
Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
TENTANG JAMINAN SOSIAL
TENAGA KERJA UNDANG UNDANG NO. 3
TAHUN 1992
Pasal 3 ayat 2:
Setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja.

Pasal 8 ayat 1:
Tenaga Kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berhak menerima jaminan
kecelakaan kerja.

Pasal 10 ayat 1:
Pengusaha wajib melaporkan kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerja
kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Badan Penyelenggara dalam
waktu tidak lebih dari 2 kali 24 jam.
U U No 18 Th 1999 ttg
JASA KONSTRUKSI

• Ketentuan umum
“Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan,
keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga
kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan terib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi”
U U No 18 Th 1999 ttg
JASA KONSTRUKSI
Pasal 22: Kontrak kerja Konstruksi
⦿ Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya harus
mencakup uraian mengenai: “Perlindungan tenaga kerja
yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak
dalam pelaksanaan K3 serta jaminan sosial”

Pasal 23: Penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi


⦿ Ayat (2) : Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib
memenuhi ketentuan tentang keamanan, keselamatan dan
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, serta tata
lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.
UU No 28 Th 2002 Tentang
BANGUNAN GEDUNG

KETENTUAN UMUM
• “Mengatur tentang kehandalan, keselamatan dan
kesehatan serta kenyamanan gedung ”
PELAKSANAAN TEKNIS K3
• Kewajiban dibidang penanggulangan kebakaran
• Kewajiban pemasangan sistem proteksi pasif & aktif
• Kelengkapan sarana evakuasi dan daerah aman
• Kelengkapan sarana pengolahan limbah
• Kelengkapan sarana kenyamanan gedung
UU NO.13 THN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN

Pasal 86:
• Pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
Pasal 87:
• Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
ANCAMAN PIDANA ATAS
PELANGGARAN
UNDANG-UNDANG NO.13 THN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN :
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF

1. HUKUMAN KURUNGAN (dari 1 bln sampai 15 th)


2. DENDA (dari Rp 100.000,- sampai Rp 500.000.000,-)
Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri

⦿ PP No. 28 tahun 2000


⦿ PP No. 29 tahun 2000
⦿ PP No. 30 tahun 2000
⦿ PP No. 50 tahun 2012
⦿ Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 beserta
perubahannya
⦿ SKB Menaker dan Men PU No. 174/MEN/1986
dan 104/KPTS/1986
⦿ Permenaker No 05 tahun 1996
⦿ Permen PU No 05/PRT/M/2014
⦿ Permen PU No 14/PRT/M/2011
⦿ Persyaratan lainnya
PP No 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi jo. PP No. 04 Tahun 2010 dan PP No. 92 Tahun 2010

Pasal 10 ayat (1): Kriteria risiko pada pekerjaan konstruksi


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari:
a. kriteria risiko kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan
umum dan harta benda;
b. kriteria risiko sedang mencakup pekerjaan konstruksi
yang pelaksanaannya dapat berisiko membahayakan
keselamatan umum, harta benda, dan jiwa manusia;
c. kriteria risiko tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang
pelaksanaannya berisiko sangat membahayakan
keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan
lingkungan.
PP No. 29 Tahun 2000
Tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi jo PP No. 59 Tahun 2010

• Pasal 15 : Kewajiban dan Hak Pengguna Jasa


» (memberikan penjelasan tentang resiko pekerjaan)
• Pasal 17 : Kewajiban dan Hak Penyedia Jasa
» (rencana dan anggaran K3)
• Pasal 23 : Kontrak Kerja Konstruksi
» (perlindungan pekerja)
• Pasal 30 : Standar Keteknikan, Ketenagakerjaan dan Tata
Lingkungan
PP No. 30 Tahun 2000 Tentang
Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi

• Pasal 6 ayat (4): Pengawasan sebagaimana


dimaksud dalam ayat (1) dilakukan guna tertib
usaha, tertib penyelenggaraan, tertib
pemanfaatan Jasa Konstruksi mengenai: 3.
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja;
• Pasal 11 : Pembinaan Terhadap Masyarakat
Perpres No 54/2010 jo Perpres No
70/2012 ttg Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
⦿Penjelasan Pasal 66 ayat (5) huruf (b) : Batas tertinggi
penawaran tersebut termasuk biaya overhead yang
meliputi antara lain biaya keselamatan dan kesehatan
kerja, keuntungan dan beban pajak.
⦿Penjelasan Pasal 97 ayat (2) : Nilai Bobot Manfaat
Perusahaan (Nilai BMP) merupakan nilai penghargaan
kepada perusahaan karena berinvestasi di Indonesia,
memberdayakan Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
koperasi kecil melalui kemitraan, memelihara
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan (OHSAS
18000/ISO 14000), memberdayakan
lingkungan(community development), serta
memberikan fasilitas pelayanan purna jual.
SKB MENAKER dan MEN PU
No :174/MEN/1986 & 104/KPTS/ 1986
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Tempat Kegiatan Konstruksi

⦿Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja


yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, penerapan
teknologi dan tenaga kerja, dapat merupakan sumber
terjadinya kecelakaan kerja serta pertimbangan bahwa
tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber
daya yang membutuhkan bagi kelanjutan pembangunan,
perlu memperoleh perlindungan keselamatan kerja,
khususnya terhadap ancaman kecelakaan kerja;
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA
MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI DAN
PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI

• PASAL 2 KONTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT –SYARAT K3


• PASAL 3 MENTERI PEKERJAAN UMUM MEMBERI SANKSI ADM
• PASAL 4 KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN PEKERJAAN UMUM
• PASAL 5 AHLI K3 KONSTRUKSI
• PASAL 6 PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM

• PEDOMAN :
• BAB I ADMINISTRASI  KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP K3
TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL.
 PETUGAS K3 FULL TIME > 100 ORANG
TK < 100 ORANG  MEMBENTUK (P2K3)
• BAB II S/D XIV : PERSYARATAN TEKNIS
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA
MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
No. 174 / 1986 DAN No. 104/KPTS/1986
TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI DAN
PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI

• Bab III : Perancah (Scaffolding)


• Bab IV : Tangga Kerja Lepas dan Tangga Kerja Sementara
• Bab V : Peralatan untuk Mengangkat (Lifting Appliance)
• Bab VI : Tali, rantai dan Perlengkapan lainnya
• Bab VII : Permesinan
• Bab VIII: Peralatan
• Bab IX : Pekerjaan Bawah Tanah
• Bab X : Penggalian –penggalian
• Bab XI : Pemancangan Tiang Pancang
• Bab XII : Pengerjaan Beton
• Bab XIII : Operasi lainnya dalam pembangunan Gedung
• Bab IV : Pembongkaran (Demolition)
PP No. 50 Tahun 2012
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
⦿ untuk melaksanakan ketentuan Pasal 87 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
⦿ Diterbitkan tanggal 12 April 2012
PERATURAN PEMERINTAH NO. 50 /2012 Tentang
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

• Peraturan Pemerintah Tentang Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Lampiran I: Pedoman Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Lampiran II: Pedoman Penilaian Penerapan SMK3
• Lampiran III: Formulir Laporan Audit SMK3
Penerapan
Per.05 Tahun 1996 PP 50 Tahun 2012
Setiap perusahaan Pasal 5
yang memperkerjakan (1) Setiap perusahaan wajib
100 orang atau lebih menerapkan SMK3
dan atau mengandung (2)Kewajiban berlaku bagi :
potensi bahaya Perusahaan yang memperkerjakan
pekerja/buruh paling sedikit 100
orang atau mempunyai potensi
bahaya tinggi
(3) Ketentuan tingkat bahaya tinggi
sesuai peraturan perundangan
(4) Berpedoman PP 50 /2012 dan
peraturan perundangan undangan
serta dapat memperhatikan
konvensi atau standar
international
Permen PU No 07/PRT/M/2011
JO Permen No 14/PRT/M/2013
Tentang
Standar Dan Pedoman Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konstruksi

Dalam Peraturan Menteri ini disampaikan hal-hal yang


berkaitan dengan K3, yaitu antara lain termuat dalam:
• Dokumen Pemilihan;
• Dokumen Penawaran;
• Syarat-Syarat Umum Kontrak;
• Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
PERATURAN MENTERI PU NO. 05 TAHUN 2014

TENTANG

• PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU
• Terdiri dari 7 Bab dan 3 lampiran
MENGIDENTIFIKASI
BAHAYA
Mengidentifikasi bahaya ,
adalah mengklarifikasi dan
mengendalikan bahaya serta
risiko dari setiap kegiatan
operational dan produksi
perusahaan, baik kegiatan rutin
maupun non rutin.
DEFINISI
Bahaya: Segala kondisi yang dapat
merugikan baik cidera atau kerugian lainnya,
atau Bahaya adalah sumber, situasi atau
tindakan yang berpotensi menciderai manusia
atau sakit penyakit atau kombinasi dari
semuanya
DEFINISI
HAZARDS ADALAH SUATU KONDISI, BAHAN ATAU CARA
KERJA, YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KERUGIAN/
KECELAKAAN.
RISIKO ADALAH SUATU KESEMPATAN TERJADI-
NYA KERUGIAN/ KECELAKAAN.
SAFETY atau KESELAMATAN ADALAH SUATU PE-
NGENDALIAN TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KE-
CELAKAAN.
PENGERTIAN
Analisa Risiko/Risk Analysis
Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari
akibat/consequences suatu risiko bahaya
Penilaian Risiko/Risk Assessment
Menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya
terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat
ditoleransi/ditetapkan
Pengendalian
Segala Upaya untuk meniadakan risiko
JENIS BAHAYA
Benda Bergerak
lurus Putar Acak Angkut/angkat
Benda diam
Gravitasi/elevasi Rusak Ambruk Kunci lemah
Benda phisik
Cahaya Bising Suhu Radiasi Getaran Tekanan
Aliran Listrik
Lebih beban Tersentuh Loncatan api Isolasi buruk Gagal fuse
Bahan Kimia
Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi
Biologis
Bisa Kuman Virus.jamur Serangga
Ergonomis
Berdiri Duduk Ukuran Jangkauan
Phsycologis
Stress Tidak harmonis Habis dimarahi 10
IDENTIFIKASI PADA JENIS BANGUNAN

BANG. GEDUNG BANG. LEPAS PANTAI BANG. SIMPANG SUSUN

41

BANG. TEROWONGAN BANG. JEMBATAN BANG. WADUK


IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA
UNTUK MENCAPAI TUJUAN MANAJEMEN
KONSTRUKSI

SMK3

Manajemen
RISIKO
AKIBAT TIDAK CERMAT MELAKUKAN
IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA

unsafe conditions ACCIDENT

unsafe actions
1155
15
IDENTIFIKASI DALAM
MANAJEMEN
PENETAPAN RISIKO
TUJUAN

MONITOR & REVIEW


IDENTIFIKASI
BAHAYA
KOMUNIKASI &
KONSULTASI

ANALISA RISIKO

PENILAIAN RISIKO
KEMUNGKINA
AKIBAT
N

EVALUASI RISIKO

PENGENDALIAN
17
RISIKO
PENGENALAN POTENSI BAHAYA

DIMANA SIH
BAHAYA ITU ?
1. KENALI SEMUA PELUANG KERUGIAN
a. Contoh peluang
- Housekeeping yang kurang baik/ semrawut.
- Perilaku karyawan (sub standard act or communication).
- Penataan material sembarangan.
- Peraturan-peraturan :
• Usang
• Aliran kerja yang tidak efisien.
• Sistim pelaporan yang tidak efektif dan aman.
- Pembelian yang tidak sesuai dengan spesifikasi
b. Cara mengenali hazards
- Melakukan inspeksi rutin / mendadak di tempat kerja
- Mempersiapkan/ membuat Operguide, JSA,
Safety Audits
- Cek standar-standar atau UU tentang pekerjaan itu,
etc. Juga mencek peraturan-peratutan yang relevan .
- Menganalisa data kecelakaan.
- Melakukan P.M. ( Preventative Maintenance checks )

- Melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin


atau peralatan bermotor.
- Melakukan penilaian risiko.

- Melibatkan karyawan secara aktif dan konstruktif dalam


mengenali seluruh potensi bahaya yang ada di sekitar
tempat kerja.
SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. PEOPLE/PROCESS…………………....(P)
II. EQUIPMENT…………………………….(E)
III. MATERIAL………………………………(M)
IV. ENVIRONMENT………………………...(E)
JENIS BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. POTENSI BAHAYA FISIK

II. POTENSI BAHAYA KIMIA

III. POTENSI BAHAYA BIOLOGI

IV. POTENSI BAHAYA ERGONOMIS

V. POTENSI BAHAYA PROSEDUR KERJA

VI. POTENSI BAHAYA PSYKOLOGI


I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
Setiap benda atau proses yang secara langsung atau per-
lahan bisa mencederai fisik orang ataupun bagiannya.

Bising / suara di atas NAB Vibrasi / getaran

Alat / mesin tanpa pelindung Permukaan yg licin

Benda-2 / obyek penghalang Permukaan panas/dingin

Penerangan tidak memadai Radiasi ionisasi


II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh, sakit
atau kematian, atau perubahan perilaku maupun penurunan
kepekaaan seseorang

 Pelarut  Silica
 Asbestos  Mercuri
 Metal dioxides  Vinyl chloride monomer
 Cadmium  Diisocyanates
 Arsenic  Mineral oil
 Etc.
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan )
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental

Alat keselamatan / ref :


PPE :
Goggles or face shield, - MSDS
maskers, apron, rubber Eye Wash Fountain,
gloves, rubber shoes, etc
III. BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL
Setiap unsur-unsur kehidupan (biologi) seperti debu
organik, jamur, serangga, semut, kutu, protozoa,
bakteri, virus, atau enzim yang dapat menimbulkan
reaksi alergi, luka ataupun penyakit terhadap tubuh
manusia.
• Bakteri
• Infeksi virus HIV
• Debu organis atau jamur pada kain
• Butiran-butiran debu
• Serangga
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa


menyebabkan/ menimbulkan tekanan terhadap
fisik/ jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas
terhadap bagian tubuh seseorang.
KETIDAKNYAMAN DALAM BEKERJA
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

• Desain lokasi kerja yang buruk


• Tata ruang kerja buruk

• Persyaratan penanganan material berlebihan


• Penanganan material terlalu berlebihan

• Desain peralatan dan alat kerja yang buruk.

• Ketidak-serasian jam kerja dengan istirahat

• Pengaturan shift yang jelek


V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL
Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan
terhadap peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak
mengikuti langkah demi langkah Operation Guide atau JSA.
• Melompati langkah-langkah prosedur yang ditetapkan.
• Menangani peralatan listrik tanpa menyegelnya lebih dulu.
• Berjalan di bawah pipa-pipa instalasi.
• Tidak mengenakan PPE.
• Memulai pekerjaan tanpa Surat
VI. BAHAYA PSYKOLOGI POTENSIAL
Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam
keluarganya, kemudian ketika dia sedang bekerja,
dia selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak
fokus, sehingga ada kemungkinan dia akan
mendapatkan kecelakaan atau kejadian yang tidak
diinginkan.
KE JADIAN KECELAK AAN KONSTRUKSI 20
17 - 2018
2017
4 2018
Agt Jatuhnya crane (LRT Palembang)
JPO runtuh (Jalan Tol Bogor-Ciawi- 2 Beton girder runtuh (Jalan Tol Depok-
22
Sep Sukabumi)
Jan Antasari)

26 Jatuhnya crane (Jalan Tol Bogor Outer 22


Box girder runtuh (LRT Jakarta)
Jan
Okt Ring Road/BORR)

29
Girder FO runtuh (Jalan Tol PASPRO) 4 Runtuhnya girder launcher (Proyek
Okt Feb
DDT Jatinegara)
15 Beton lepas dari crane (LRT Jakarta)
Nov 20 Jatuhnya bekisting pier head PCB 34
Feb
Jatuhnya crane (Jalan Tol Jakarta- (Proyek Tol Becakayu)
16
Nov Cikampek II (El.)) Jatuhnya besi hollow (Pembangunan
18
9 Runtuhnya penopang (Jembatan Mar
Rumah Susun Tingkat Tinggi Pasar
Des Ciputrapinggan) Rumput)
17 Runtuhnya konstruksi Overpass pada
30 Beton girder runtuh (Jalan Tol Apr proyek konstruksi Tol Manado-Bitung
Des Pemalang-Batang)
LAMPIRAN
RUNTUHNYA JEMBATAN
PENYEBERANGAN ORANG
(JPO)
(J ALA N TOL BOGOR-CIAWI-SUKABUMI)

WAKTU KEJADIAN
22 SEPTEMBER 2017

KORBAN
1
MENINGGAL
2 LUKA-LUKA
RUNTUHNYA GI R
DE R F L Y O V ER
(JAL A N TOL PASURUAN – PROBOLINGGO)

WAKTU KEJADIAN
29 OKTOBER
2017

KORBAN
1
MENINGGAL
2 LUKA-LUKA
RUNTUHNYA PENOPANG
(J EM BATAN CI PU TR A PIN GG A N, KA B . PAN G A N D AR A N, JABAR )

WAKTU KEJADIAN
9 DESEMBER 2017 Kondisi Awal
RUNTUHNYA B E TO N G I R D ER
( F L Y OVE R J ALA N T O L P E M A L A N G – BATAN G , JAW A TENGAH )

Kondisi Awal

WAKTU KEJADIAN
30 DESEMBER
2017
AMBRUKNYA SELASAR
(GEDUN G BUR S A EF E K IN D O N E S I A (BEI), JAKARTA)

WAKTU KEJADIAN
15 JANUARI
2018
Kondisi Awal
RUNTUHNYA B OX G I R D ER LRT JAKARTA
(K O R I D O R I FA S EI KELAPA G A D I N G VEL O D R O M E , JAK ART
A

– )

WAKTU KEJADIAN
22 JANUARI
2018
Kondisi Awal
RUNTUHNYA
GI R DER LAUNCHER
( DOUBLE DOU B L E TR AC K JATINEGARA)

WAKTU KEJADIAN
4 FEBRUARI
2018

Kondisi Awal
T U RA P LONGSOR
UNDE RPAS S JAL A N P E R IM E T E R SELATA N BANDAR A SOETTA

WAKTU KEJADIAN
5 FEBRUARI 2018

KORBAN
1
MENINGGAL
2 LUKA-LUKA
JAT U H N Y A BEKISTING P I ER H E AD
(PROY E K T O L BEC AK AY U )

WAKTU KEJADIAN
20 FEBRUARI 2018

KORBAN
6 LUKA-
LUKA
RUNTUHNYA JEMBATAN BABAT

LAMONGAN

WAKTU KEJADIAN
17 APRIL 2018

KORBAN
2 MENINGGAL
RUNTUHNYA KONSTRUKSI OVERPASS
PADA PROYEK JALAN TOL MANADO-
BITUNG
WAKTU KEJADIAN
17 APRIL 2018

KORBAN
3 MENINGGAL
18 LUKA LUKA
THANKYOU!

Anda mungkin juga menyukai