Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK

Hafidz Ammar Haryono Putro1), Stenly Tangkuman2), Michael Rembet3)


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan sebuah rancangan rangka gokar
listrik yang dapat menopang beban statis yang terjadi. Rangka berfungsi sebagai
landasan untuk meletakkan bodi kendaraan, mesin, sistem kemudi dan komponen
lain. Penelitian dilakukan menggunakan perhitungan Statika Struktur dan
Mekanika Kekuatan Material yang dapat mengetahui berapa besar gaya yang
menekan rangka dan berapa besar gaya yang dapat ditopang oleh rangka.
Pada perancangan rangka gokar listrik ini menggunakan material ST 37
pipe tube yang mempunyai tegangan luluh sebesar 235 dan tegangan ijin
sebesar 117,5 yang berjari-jari luar 12,7 mm dan jari-jari dalam 12,5 mm,
aman memikul beban.
Hasil perancangan rangka gokar listrik dapat dibuat gambar teknik sesuai
dengan ukuran dan dimensi yang dirancang.

Kata Kunci : Perancangan, rangka, tegangan luluh, tegangan ijin

ABSTRACT
The purpose of this research is to get a design of a frame for an electric
gokart. The frame serve as a foundation for putting the vehicle body, engine,
steering systems, and other components. This research was conducted using
structural statics calculation and mechanics of material strength that can
determine the load on the frame and the maximum load that can be sustained by
the frame.
In this design of electric gokart frame using a ST 37 pipe tube material
which has a yield strength at allowable strength at 117,5 MPa. The tube has a
outer radius 12,7 mm and inner radius 12,5 mm.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 148


The results of this design is an engineering drawing of an electric gokart
frame.
Keyword: Design, Frame, Yield strength, Allowable Strength.

I. PENDAHULUAN
belakang. Rangka pipa tangga
1.1 Latar Belakang
adalah rangka jenis kedua. Rangka
Kendaraan listrik yaitu kendaraan
jenis terakhir adalah rangka
yang digerakkan dengan motor
monokok (Anonimous, 2014). Pada
listrik. Kendaraan tersebut
penelitian ini, jenis rangka yang
menggunakan energi listrik yang
digunakan adalah jenis rangka
disimpan dalam baterai. Penggunaan
kendaraan listrik dirasa efektif. Ini monokok. Ini karena jenis rangka

karena penggunaan tersebut tidak tersebut memiliki titik pusat masa

menimbulkan polusi udara. Selain yang lebih rendah dibandingkan


itu, konstruksi mesin dan rangka dengan kedua jenis rangka lainnya
(chasis) pada kendaraan listrik lebih (Sutantra dan Sampurno, 2012).
sederhana dibandingkan dengan Akibat ini, kemungkinan terjadi
kendaraan berbahan bakar minyak rolling pada kendaraan kecil
bumi. Pada fungsi tertentu, (Sutantra dan Sampurno, 2012). Jadi,
kendaraan listrik dibuat dengan
perhitungan sudut chamber dan
ukuran relatif kecil. Kendaraan
sudut caster dapat diabaikan.
dengan ukuran relatif kecil itu
disebut gokar (Aji, 2013). Pada 1.2 Rumusan Masalah
gokar, beban ditopang oleh rangka. Berdasarkan latar belakangyang
Jadi, rangka harus memiliki kekuatan telah dikemukakan, rumusan
lebih besar dari beban yang terjadi di masalah pada penelitian ini adalah
kendaraan. Selain itu, rangka juga tentang perancangan rangka gokar
harus berbobot kecil. Kemudian, listrik. Perancangan tersebut
rangka juga harus mempunyai nilai dilakukan sehingga rangka dapat
kelenturan (Sadikin, 2013). menopang semua beban.

Rangka terdiri atas 3 jenis. Jenis


pertama adalah rangka tulang

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 149


1.3 Batasan Masalah Manfaat pertama adalah rangka
Batasan masalah pada gokar yang sederhana dapat
penelitian ini dirumuskan dalam lima dirancang dan dibuat. Penelitian ini
batasan. Batasan pertama adalah dapat dijadikan referensi pada
rangka dirancang khusus untuk gokar perancangan rangka kendaraan
yang akan dibuat sendiri oleh ringan lain adalah manfaat kedua.
mahasiswa Teknik Mesin Universitas Manfaat ketiga adalah perancangan
Sam Ratulangi Manado. Batasan rangka pada penelitian ini sebagai
kedua adalah beban yang ditopang pionir pembuatan kendaraan ringan
rangka hanyalah beban statis. di Laboratorium Jurusan Teknik
Pengabaian kekuatan las dan momen Mesin Universitas Sam Ratulangi.
pada bagian yang dilas adalah
batasan ketiga. Batasan keempat II. LANDASAN TEORI
adalah seleksi perancangan hanya 2.1 Beban Lentur
dilakukan dalam empat kriteria. 2.2 Reaksi Perletakan
Terdapat tiga konsep perancangan 2.3 Momen Inersia
adalah batasan terakhir. 2.4 Pemilihan Konsep Produk

1.4 Tujuan Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN


Tujuan penelitian dirumuskan 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
dalam dua rumusan. Tujuan pertama Tempat penelitian dilaksanakan di
adalah perancangan dan pembuatan Laboratorium Teknik Mesin Universitas
rangka gokar sederhana di Sam Ratulangi. Kemudian, waktu
Laboratorium Jurusan Teknik Mesin penelitian dilakukan pada bulan Mei
Universitas Sam Ratulangi. Tujuan sampai Juli 2015.
kedua adalah perhitungan beban
statis yang dapat ditopang oleh 3.2 Prosedur penelitian
rangka tersebut. Prosedur penelitian dilakukan
seperti pada Gambar 3.1. Pada
1.5 Manfaat Penelitian gambar tersebut terlihat bahwa
Manfaat penelitian dapat prosedur dilakukan dalam tiga
diutarakan dalam tiga manfaat. tahapan. Ketiga tahapan tersebut

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 150


adalah studi literatur, perancangan prosedur perancangan dilakukan
dan pembuatan, dan pembuatan dalam lima tahapan. Kelima tahapan
laporan. tersebut adalah penentuan konsep
rangka, pemilihan konsep rangka,
perhitungan beban yang ditopang
rangka, beban dapat ditopang,
pembuatan rangka.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.2.1 Studi literatur


Studi literatur pada penelitian
dilakukan pada bulan Mei 2015.
Pada studi ini dipelajari tentang Gambar 3.2 Diagram Alir Perancangan

perancangan rangka gokar yang 3.2.2.1 Penentuan konsep rangka


dilakukan oleh peneliti lain. Penentuan konsep rangka
Keluaran yang diperoleh pada studi dilakukan sebagai proses
literatur antara lain: jenis beban pada pengumpulan ide (brian storming).
rangka monokok, perilaku beban Pada proses ini, tiga konsep rangka
statis pada rangka, dan jenis bahan diperoleh. Ketiga konsep tersebut
yang digunakan. Selanjutnya, tahap adalah konsep rangka monokok.
kedua dilakukan. Selanjutnya, pemilihan konsep
rangka dilakukan.
3.2.2 Perancangan dan pembuatan
rangka 3.2.2.2 Pemilihan konsep rangka
Prosedur perancangan Pemilihan konsep rangka
dilakukan seperti pada Gambar 3.2. didasari oleh empat kriteria seleksi.
Pada gambar tersebut terlihat bahwa Empat kriteria seleksi tersebut adalah

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 151


jumlah komponen, biaya material, maka tahapan perancangan dan
biaya produksi, dan berat rangka. pembuatan rangka kembali ke tahap
Kemudian, perancangan dan kedua. Di lain pihak, jika tegangan
pembuatan rangka dilanjutkan ke lentur akibat beban lebih kecil dari
tahap perhitungan beban yang tegangan ijin material, maka tahapan
ditopang oleng rangka perancangan dilanjutkan ke tahap
pembuatan rangka.
3.2.2.3 Perhitungan beban yang
ditopang oleh rangka 3.2.2.5 Pembuatan rangka
Perhitungan beban yang Pembuatan rangka dilakukan
ditopang oleh rangka adalah di laboratorium Teknik Mesin
perhitungan tegangan lentur pada Universitas Sam Ratulangi.
tiap batang. Besar tegangan lentur Pembuatan rangka disesuaikan
didasarkan pada momen terbesar dengan rancangan. Rancangan
yang terjadi. Momen terbesar, terjadi tersebut disampaikan dalam satu
akibat reaksi tumpuan pada titik laporan. Pembuatan laporan itu
sambungan tiap batang. Tegangan dilakukan dalam tahap selanjutnya.
lentur akibat beban dengan tegangan
ijin material kemudian dibandingkan. 3.2.3. Pembuatan laporan
Pembandingan tersebut dilakukan di Pembuatan laporan didasari
tahap selanjutnya. oleh data-data rancangan. Data-data
rancangan diperoleh dari tahap studi
3.2.2.4 Pembandingan antara literatur. Selain itu, data-data
tegangan lentur akibat pembuatan rangka juga dilaporkan.
beban dengan tegangan ijin Data-data tersebut antara lain : jenis
material material, jenis rangka, momen lentur
Pembandingan antara akibat beban maksimum, dan lain-
tegangan lentur akibat beban dengan lain.
tegangan ijin material dilakukan
pada tiap batang rangka. Jika IV. Hasil dan Pembahasan
tegangan lentur akibat beban lebih 4.1 Data Studi Literatur
besar dari tegangan ijin material, Data studi literatur digunakan

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 152


sebagai data awal. Data awal tersebut
adalah bobot yang ditopang oleh
rangka dan tegangan luluh material.
Bobot yang ditopang oleh rangka
adalah sebesar 140 kg. Bobot tiap
Gambar 4.2 Konsep Produk Kedua
komponen dicantumkan dalam Tabel
4.1. Pada tabel tersebut terlihat
bahwa beban yang ditopang oleh
rangka terdiri dari lima komponen.
Bobot terbesar adalah bobot
komponen pengemudi. Selanjutnya,
material yang digunakan adalah pipa
Gambar 4.3 Konsep Produk Ketiga
baja dengan kode ST 37 pada
standarisasi DIN. Tegangan luluh
4.3 Pemilihan Konsep Rangka
material ini adalah sebesar 235 MPa.
dengan Bantuan Metode Datum
Jari-jari luar adalah sebesar 1,27 cm
Pemilihan konsep rangka
dan jari-jari dalam adalah sebesar
dengan bantuan Metode Datum
1,25 cm.
Tabel 4.1 Kompnen yang ditopang oleh rangka dilakukan pada tiga konsep.
Pemilihan ini dilakukan seperti pada
Tabel 4.2. Pada tabel tersebut,
terlihat bahwa pengambilan
keputusan didasari oleh empat
kriteria seleksi. Kriteria seleksi itu
adalah jumlah komponen, biaya
4.2. Penentuan Konsep Rangka material, biaya produksi dan berat.
Selain itu, konsep tiga dijadikan
konsep datum. Ini berarti konsep tiga
adalah konsep referensi. Akibat intu,
konsep satu dan dua akan
dibandingkan dengan konsep tiga
pada tiap kriteria seleksi. Pada
Gambar 4.1 Konsep Produk Pertama
kriteria seleksi jumlah komponen,

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 153


jika konsep produk rangka memiliki menopang beban yang mungkin
jumlah komponen lebih sedikit terjadi. Sebaliknya, jika tegangan
dibandingkan dengan konsep produk lentur lebih kecil dibandingkan
ketiga, maka konsep produk tersebut dengan tegangan ijin material maka
diberi nilai positif (+). Sebaliknya, rangka dapat menopang beban yang
jika konsep produk rangka memiliki dapat terjadi. Akibat ini, rangka akan
jumlah komponen lebih banyak dibuat.
dibandingkan dengan konsep produk Gambar konsep rangka yang
ketiga, maka konsep produk tersebut menerima beban dapat dilihat pada
diberi nilai negatif (-). Di lain pihak, Gambar 4.4. Gambar tersebut
jika konsep produk rangka memiliki menampilkan delapan batang
jumlah komponen sama banyak penopang. Kedelapan batang ini
dibandingkan dengan konsep produk dinamakan R1, R2, R3, R4, R5, R6,
ketiga, maka konsep produk tersebut R7 dan R8.
diberi nilai sama (S).

4.4. Tegangan Lentur pada Gambar 4.4 Tampak Atas Gokar

Rangka 4.4.1. Perhitungan Beban Lentur di


Tegangan lentur pada rangka Batang R1
adalah tegangan akibat beban yang
terjadi pada rangka. Tegangan lentur
tersebut kemudian dibandingkan
dengan tegangan ijin material yang
digunakan. Jika tegangan lentur lebih
besar dibandingkan dengan tegangan
ijin material, maka rangka tidak akan
dibuat. Ini karena, rangka tidak dapat Gambar 4.5 Diagram Momen Batang R1

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 154


Nilai tegangan ijin material adalah terjadi sehingga batang R7 dapat
sebesar 117,5 dan beban lentur menopang beban.
yang terjadi pada batang R1 adalah
sebesar 0,131 . Jika nilai Berikut adalah tabel
tegangan ijin material dibandingkan pembandingan tegangan ijin material
dengan nilai beban lentur yang dan tegangan lentur yang terjadi pada
terjadi, maka nilai tegangan ijin tiap batang.
material lebih besar dibandingkan
Tabel 4.3 Pembandingan Tegangan Ijin dan
dengan nilai beban lentur yang
Tegangan Lentur yang Terjadi pada Tiap Batang
terjadi sehingga batang R1 dapat
menopang beban.

4.4.2 Perhitungan Beban Lentur di


Batang R7

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa


tegangan lentur yang terjadi paling
besar diterima oleh batang R7. Jika
tegangan lentur yang terjadi paling
besar dapat ditopang oleh rangka,
Gambar 4.8 Diagram Batang R7 maka dapat disimpulkan bahwa
batang rangka dapat menopang
Nilai tegangan ijin material
semua beban.
adalah sebesar 117,5 dan beban
lentur yang terjadi pada batang R7
5.1 Kesimpulan
adalah sebesar 13,4 . Jika nilai
Rangka telah selesai
tegangan ijin material dibandingkan
dirancang seperti pada konsep 1
dengan nilai beban lentur yang
dan rangka telah dibuat. Kondisi
terjadi, maka nilai tegangan ijin
rangka yang dibuat masih 80 persen
material lebih besar dibandingkan
selesai. Jenis material yang
dengan nilai beban lentur yang
digunakan adalah besi ST 37

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 155


dengan tegangan ijin material DAFTAR PUSTAKA
sebesar 117,5 MPa.
Aji, T. Rancang Bangun Prototipe
Rangka dapat menopang
Kendaraan Roda 4 Sederhana
beban statis yang terjadi. Ini karena (Gokart) Berbiaya Rendah.
http://digilib.uin-
nilai tegangan ijin material lebih
suka.ac.id/11845/1/Laporan%20Tauf
besar dari nilai tegangan lentur iq%20Aji%20Saintek2.pdf
27 Mei 2015 pada jam 09.15 WITA.
yang terjadi pada rangka. Tegangan
lentur yang terjadi pada batang R1
Anonimous, 2013. Pengertian dan
adalah sebesar 0,131 MPa. Pada
Macam Tumpuan.
batang R2 tegangan lentur yang http://belajarilmubangunan.blogspot.
com/2013/12/pengertian-dan-
terjadi adalah sebesar 0,196 MPa.
macam-tumpuan.html
1,46 MPa adalah tegangan lentur 29 Juni 2015 pada pukul 03.15
WITA
yang terjadi pada batang R3.
Tegangan lentur yang terjadi pada Anonimous, Sejarah rangka mobil.
http://willycar.com/2014/05/25/jenis-
batang R4 adalah sebesar 1,51
jenis-keuntungan-dan-kerugian-
MPa. Pada batang R5 dan R6 chassis-mobil/
27 Mei 2015 pada jam 09.51 WITA
tegangan lentur yang terjadi adalah
sebesar 1,37 MPa. 13,4 MPa adalah
Aprianto, W. Definisi Momen
tegangan lentur yang terjadi pada
Inersia
batang R7. Tegangan lentur yang http://widiaprianto.blogspot.co.id/20
10/03/momen-inersia.html
terjadi pada batang R8 adalah
29 Juni 2015 pada pukul 09.57
sebesar 12,1 MPa. WITA

Berutu, B. 2007. Efisiensi dan


5.2. Saran Optimalisasi Pemakaian Baja
Sebagai Bahan Konstruksi. Skripsi
Untuk peneliti selanjutnya
Program Studi S1 Teknik Sipil.
tambahkan perhitungan kekuatan las Universitas Sumatera Utara. Medan.
dan gunakanlah pengujian tegangan
Harsokoesoemo, D. 2004. Pengantar
menggunakan software SolidWorks Perancangan Teknik. Institut
Teknologi Bandung.
agar mendapatkan tampilan keadaan
rangka saat menerima beban.
Hurst, K. 1999. Prinsip-prinsip
Perancangan Teknik. University of
Hull. England.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 156


Sadikin, A. Perancangan Rangka
Chasis Mobil Listrik Untuk 4
Penumpang Menggunakan Software
3D Siemens NX8.
http://lib.unnes.ac.id/18004/1/520140
8082.pdf
27 Mei 2015 pada jam 09.47 WITA
Sutantra, I N. Sampurno, B. 2012.
Teknologi Otomotif Teori dan
Aplikasi.

Tangkuman, S. 2015. Mekanika


Kekuatan Material. Program Studi
S1 Teknik Mesin. Universitas Sam
Ratulangi. Manado.

Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 157


Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 158
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 4 Nomor 2 159

Anda mungkin juga menyukai