CHILDREN
UNIVERSITAS BAITURAHMAH
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pulpa gigi adalah suatu jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa. Jaringan
pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin. Fungsi utama pulpa adalah
formatif, yaitu membentuk odontoblast yang akan membentuk dentin pada tahap awal
perkembangan gigi. Selain itu, odontoblast juga berinteraksi dengan sel-sel dari epitel dentin
dan membentuk email. Setelah gigi terbentuk, pulpa menyelenggarakan sejumlah fungsi
sekundernya yang berkaitan dengan sensivitas gigi, hidrasi, dan pertahanan.
Perawatan pulpa pada gigi sulung dapat dianggap sebagai upaya preventif karena gigi
yang telah dirawat dapat dipertahankan dalam keadaan nonpatologis sampai saat tanggalnya
yang normal. Dengan demikian, lengkung geligi dapat dipertahankan dalam keadaan utuh,
fungsi kunyah dipertahankan, infeksi dan peradangan kronis dapat dipertahankan. Selain itu,
mempertahankan gigi anterior dapat memperbaiki fungsi estetik, mencegah timbulnya
kebiasaan buruk pada lidah, membantu fungsi bicara, dan mencegah timbulnya efek
psikologis.(4) Gigi sulung dengan pulpa terbuka jangan dibiarkan tanpa perawatan. Terdapat
dua golongan perawatan pulpa pada gigi sulung yaitu perawatan pulpa konservatif yang
berupa perlindungan pulpa indirect, direct, dan pulpotomi. Yang kedua ialah perawatan pulpa
radikal yaitu pulpektomi diikuti dengan pengisian 5 saluran akar. Sedangkan perawatan pulpa
pada gigi permanen muda hampir sama dengan perawatan pada gigi sulung. Namun hal lain
yang perlu diperhatikan pada gigi permanen muda dengan kalainan pulpa atau pulpa yang
mengalami trauma adalah kebutuhan untuk melanjutkan penutupan apeks secara normal atau
merangsang penutupan apeks yang atipikal
BAB II
PEMBAHASAN
1. PULP CAPPING
Tujuan pulp capping adalah untuk mempertahankan vitalitas pulpa dengan menempatkan
selapis material proteksi / terapeutik yang sesuai, baik secara langsung pada pulpa yang
terbuka berdiameter kurang lebih 1 mm atau di atas lapisan dentin yang tipis dan lunak.
Bahan yang dipakai Ca(OH)2 yang mempunyai khasiat merangsang odontoblas membentuk
dentin reparatif. Pemberian Ca(OH)2 langsung mengenai pulpa pada gigi sulung dapat
merangsang odontoblas yang berlebihan sehingga menyebabkan resorpsi interna. Teknik pulp
capping ini ada dua cara :
3. PULPEKTOMI
Definisi
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dari kamar pulpa dan saluran akar. Pada gigi
molar sulung pengambilan seluruh jaringan secara mekanis tidak memungkinkan sehubungan
bentuk morfologi saluran akar yang kompleks. Pulpektomi dapat dilakukan dengan 3 cara :
3.1 Pulpektomi vital :
Defenisi :
Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.
Indikasi
1) Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologis.
2) Molar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahun.
3) Tidak ada bukti – bukti kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3
Teknik pulpektomi vital pada gigi molar sulung :
1) Ro-foto.
2) Anestesi lokal dan isolasi daerah kerja.
3) Preparasi kavitas sesuai dengan lesi karies.
4) Untuk mengangkat sisa –sisa karies dan debris pada ruang pulpa dipakai bur besar dan
bulat. Periksa apakah semua jaringan pulpa koronal telah terangkat.
5) Setelah ruang pulpa terbuka, perdarahan dievaluasikan dan eksudasi purulent.
6) Jaringan pulpa diangkat dengan file endodonti. Mulai dengan file ukuran no. 15 dan
diakhiri dengan no. 35. Pada gigi sulung, preparasi dilakukan hanya untuk mengangkat
jeringan pulpa, bukan untuk memperluas saluran akar.
7) Irigasi saluran akar dengan bahan H2O2 3%. Keringkan dengan gulungan kapas kecil dan
paper point. Jangan sekali – kali mengalirkan udara langsung ke saluran akar.
8) Apabila perdarahan terkontrol dan saluran akar sudah kering maka saluran akar diisi dngan
semen zink oksid eugenol. Campur pada pad, angkat dengan amalgam carrier dan masukkan
ke dalam ruang pulpa.
9) Gunakan amalgam plugger dan berikan tekanan secara konstan untuk memadatkan semen
zink oksid eugenol.
10)Metode alternatif lainnya adalah menggunakan campuran tipis zink oksid eugenol pada
file atau paper point dan menempatkannya pada saluran akar. Bentuklah campuran tebal zink
oksid eugenol seperti cone dan padatkan pada saluran akar dengan menggunakan gulungan
kapas lembab sebagai kondensor.
11) Roentgen foto untuk memastikan bahwa saluran akar sudah terisi dengan zink oksid
eugenol. Karena kalsifikasi saluran akar, zink oksid eugenol tidak mencapai apeks gigi, tetapi
gigi - geligi ini sering tetap berfungsi sebelum molar permanen pertama erupsi.
12) Pasien diminta datang lagi dalam satu atau dua minggu untuk mengevaluasi keberhasilan
perawatan. Gigi – geligi yang menunjukkan gejala bebas penyakit secara klinis dan
radiografis dengan eksfolisasi dalam batas – batas waktu normal dianggap sukses.
3.2 Pulpektomi devital
Definisi :
Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih
dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa.
Indikasi :
Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis atau dapat
juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi. Pemilihan
kasus untuk perawatan pulpektomi devital ini harus benar – benar dipertimbangkan dengan
melihat indikasi dan kontra indikasinya. Perawatan pulpektomi devital pada gigi sulung
menggunakan bahan devitalisasi yang mengandung para formaldehid seperti toxavit dan lain
– lain.
Teknik Pulpektomi Devital
Kunjungan pertama :
1) Ro-foto dan isolasi daerah kerja.
2) Karies diangkat dengan ekskavitas atau bur dengan kecepatan rendah.
3) Letakkan para formaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian ditambalkan sementara.
Kunjungan kedua (setelah 7 – 10 hari) :
1) Tambalan sementara dibuka dilanjutkan dengan instrumen saluran akar dengan file
Hedstrom pemakaian Reamer tidak dianjurkan.
2) Irigasi dengan H2O2 3% keringkan dengan kapas.
3) Beri bahan obat antibakteri formokresol atau CHKM dan ditambal sementara.
5. APEKSIFIKASI
Definisi :
Apeksifikasi adalah suatu tahap perawatan endodontik yang mempunyai tujuan
merangsang perkembangan lebih lanjut proses penutupan apeks gigi yang belum tumbuh
sempurna, tetapi telah mengalami kematian pulpa dengan membentuk suatu semen sekunder
pada apeks gigi tersebut. Perawatan untuk terjadinya apeksifikasi merupakan suatu perawatan
saluran akar unt penutupan apeks gigi yang belum sempurna pada pulpa non vital terbuka
tanpa disertai kelainan periapikal dengan pembentukan osteodentin atau substansi lainnya.
Teknik apeksifikasi :
Pada kunjungan pertama akses. Kemudian dilakukan pengukuran panjang kerja
dengan hasil sepanjang 21 mm, dilanjutkan dengan ekstirpasi, reaming panjang kerja. Saluran
akar kemudian diirigasi dengan larutan natrium hipoklorit 2,5%. Setelah diirigasi kembali
dengan cairan akuades, kemudian dibilas dengan EDTA 17% untuk membuang layer. Setelah
saluran akar dikeringkan dengan paper point, pasta kalsium hidroksida (CaOH) diaplikasikan
sampai apikal, kemudian dilakukan foto radiografi
Pada kunjungan kedua dilakukan kontrol, pasien tidak mengeluhkan adanya gejala
klinis dan tes perkusi negatif. Selanjutnya, penggantian kalsium hidroksida karena kalsium
hidroksida mengalami pelarutan sehingga tidak mengeras. Saluran akar kemudian ditutup
dengan semen glass ionomer.
Pada kunjungan ketiga, dilakukan kontrol pasien tidak mengeluhkaberukuran 80
untuk pemeriksaan ada tidaknya sumbatan, kemudian dilakukan trial pengisian Pada
kunjungan ini dibuat foto trial master apical cone dengan gutta percha no.80 sepanjang 21
mm . Bentuk saluran akar yang terbentuk memungkinkan dilakukan pengisian saluran akar
secara kondensasi lateral dengan menggunakan sealer endomethasone kemudian ditutup
dengan semen glass ionomer.
Pada kunjungan keempat dilakukan kontrol pengisian, pasien tidak mengeluhkan
apapun pada pemeriksaan palpasi dan perkusi, foto ronsen tidak memperlihatkan kelainan di
salu akar dan di daerah sekitar apeks. Selanjutnya dilakukan preparasi pada mahkota untuk
restorasi dengan pasak fiber dan direct composit sementing pasak dan tumpatan komposit.
Pada kunjungan kelima, dilakukan kontrol dengan hasil pasien menyatakan tidak ada
keluhan, dan tumpatan masih terpasang dengan baikn apapun saat dilakukan pemeriksaan
perkusi dan palpasi. Pada pemeriksaan radiografi terlihat ada jaringan keras pada ujung akar
maka dilakukan pengecekan dengan jarum K-file.
Daftar pustaka
Grossman LI. Ilmu Endodontik dalam Praktek.11nd ed. Jakarta: EGC, 1995: 112-26