Anda di halaman 1dari 362

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI WILAYAH MASYARAKAT BINAAN NERS 2021

DISUSUN OLEH
MAHASISWA PRODI PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

1
LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI WILAYAH MASYARAKAT BINAAN NERS2021

Diajukan sebagai salah satu syarat penyelesaian Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

DISUSUN OLEH
MAHASISWA PRODI PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

2
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH MASYARAKAT


BINAAN NERS2021

Mengetahui,
Pembimbing akademik

(Erika Untari Dewi, S.Kep.Ns.,M.Kes)

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Keperawatan Komunitas di Wilayah Masyarakat Binaan Ners 2021.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai laporan yang harus
dikerjakan dan dibuat setelah menjalankan praktik di lapangan.
Dalam pembuatan laporan ini penulis mendapat banyak pengarahan
motivasi dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Aristina Halawa, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan William Booth Surabaya
2. Hendro Djoko Tjahjono, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.,M.B selaku Ketua Program
Studi S1 Keperawatan dan Profesi Ners
3. Erika Untari Dewi,S.Kep,Ns.,Kes selaku penanggung jawab gerbong
komunitas Program Studi Profesi Ners
4. Bapak ibu dosen yang telah membantu memberikan pengarahan dan
bimbingan selama melakukan praktik di Wilayah Masyarakat Binaan Ners
2021
5. Kelurahan Wilayah Masyarakat Binaan Ners 2021 yang telah mengijinkan
kami untuk praktek di wilayah Bangkingan
6. Puskesmas Wilayah Masyarakat Binaan Ners 2021 yang telah membantu
kami selama proses praktik klinik
7. Bapak dan ibu RT/RW serta kader yang ikut berperan serta dalam
kegiatan kami selama di Wilayah Masyarakat Binaan Ners 2021
8. Seluruh Masyarakat Binaan Ners 2021 yang aktif mengikuti program
kegiatan
9. Serta teman – teman profesi ners yang sudah saling mendukung dan
kompak dalam penyelesaian praktik dan laporan – laporan komunitas selama
8 minggu

4
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. semoga makalah ini bermanfaat
bagi mahasiswa keperawatan khususnya dan dan mahasiswa pendidikan kesehatan
pada umumnya.

Surabaya, November 2021

Penulis

5
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................viii
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................1
1.2. Tujuan ..........................................................................................................3
1.3. Manfaat ........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Asuhan Keperawatan Komunitas...............................................................6
2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas ..............................................................7
2.3 Fungsi Keperawatan Komunitas ...............................................................8
2.4 Asumsi Terhadap Keperawatan Komunitas ............................................8
2.5 Falsafah Keperawatan Komunitas ............................................................9
2.6 Area Keperawatan Komunitas ...................................................................11
2.7 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas ................................................14
2.8 Sasaran Keperawatan Komunitas .............................................................14
2.9 Prinsip Keperawatan Komunitas ...............................................................16

2.10 Strategi Keperawatan Komunitas ...........................................................17

2.11 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas ...........................................17

2.12 Keperawatan Kesehatan Komunitas Dimasa Mendatang .....................22

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................................24
3.2 Hasil Survey Mawas Diri ............................................................................24

6
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Prioritas Masalah ........................................................................................68
4.2 Kegiatan Yang Dilaksanakan......................................................................70
4.3 Evaluasi Setelah Kegiatan...........................................................................72
4.4 Rencana Tindak Lanjut ..............................................................................74

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................75
5.2 Saran..............................................................................................................76
LAMPIRAN .......................................................................................................77

7
DAFTAR TABEL

Tabel Analisa Data .............................................................................................29

Tabel Diagnosa Keperawatan ...........................................................................36

Tabel Intervensi Keperawatan ..........................................................................37

Tabel Rencana Kegiatan Pokja .........................................................................44

Tabel Implementasi dan Evaluasi Pokja ..........................................................55

8
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Jumlah Pre Penyuluhan Cara Penyimpanan dan Pengolahan


Sayuran Yang Baik dan Benar...................................................24

Diagram 3.2 Jumlah Post Penyuluhan Cara Penyimpanan dan Pengolahan


Sayuran Yang Baik dan Benar ..................................................24

Diagram 3.3 Jumlah Pre Penyuluhan Sosialisasi Mas Cita Jajar Kertas
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak,
Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas)..............25

Diagram 3.4 Jumlah Post Penyuluhan Sosialisasi Mas Cita Jajar Kertas
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak,
Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas) .............25

Diagram 3.5 Jumlah Pre Penyuluhan Pentingnya Posyandu dan Pelatihan


Kader Balita ................................................................................25

Diagram 3.6 Jumlah Post Penyuluhan Pentingnya Posyandu dan Pelatihan


Kader Balita.................................................................................26

Diagram 3.7 Jumlah Pre Penyuluhan Tahap Perkembangan Remaja dan


Edukasi Penyalahgunaan Narkoba............................................26

Diagram 3.8 Jumlah Post Penyuluhan Tahap Perkembangan Remaja dan


Edukasi Penyalahgunaan Narkoba............................................26

Diagram 3.9 Jumlah Pre Penyuluhan Pentingnya Keluarga Berencana (KB)


.......................................................................................................27

Diagram 3.10 Jumlah Post Penyuluhan Pentingnya Keluarga Berencana


(KB)...............................................................................................27

Diagram 3.11 Jumlah Pre Penyuluhan Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri


Sendi Pada Lansia........................................................................27

Diagram 3.12 Jumlah Post Penyuluhan Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri


Sendi Pada Lansia........................................................................28

9
Diagram 3.13 Jumlah Pre Penyuluhan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa.....28

Diagram 3.14 Jumlah Post Penyuluhan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa...28

10
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Keperawatan Komunitas


Perilaku individu berkaitan dengan peran khususnya dalam kehidupan
bermasyarakat. Peran merupakan hal dan juga kewajiban yang harus dijalani oleh
seorang individu dalam bermasyarakat. Masyarakat berkumpul di dalam suatu
wilayah yang disebut desa. Desa merupakan kesatuan wilayah yang dihuni oleh
sejumlah keluarga, yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (biasanya
dikepalai oleh seorang kepala desa). Koentjaraningrat mendefinisikan desa
sebagai komunitas kecil yang menetap di suatu tempat. Di dalam suatu desa atau
wilayah memerlukan adanya pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat salah satunya adalah kesehatan masyarakat. Kesehatan masyarakat
diperlukan dalam upaya peningkatan status kesehatan. Masyarakat atau komunitas
sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh
proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha
peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan
komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok
dalam masyarakat.
Pencapaian ASI di Indonesia tahun 2015 sebesar 54%, tahun 2012 sebesar
52%, tahun 2013 sebesar 51,07%, dan menurun pada tahun 2014 sebesar 49,7%.
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Propinsi Jawa Timur tahun 2011 sebesar
36,7%, tahun 2012 sebesar 35,7%, dan tahun 2013 sebesar 36,8%, dan pada tahun
2014 menurun menjadi 34,53% (Laporan Tahunan Promkes tahun 2014). Untuk
daerah sekitar jawa timur perkembangan dan pertumbuhan balita juga mengalami
penurunan hampir sebanyak 67%. Pada kelurahan bangkingan sekitar 80%
mengalami penurunan dan perlambatan tumbuh kembang balita. Berdasarkan
hasil survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995 menemukan
bahwa 185 dari 1000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala
gangguan kesehatan jiwa. Hasil SKRT 1995 menunjukkan, gangguan mental
emosional pada usia 15 tahun ke atas adalah 140 per 1.000 penduduk dan 5-14
tahun sebanyak 104 per 1.000 penduduk (Maramis, 2006). Badan Nasional

1
Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terjadi peningkatan jumlah kejadian
bencana di Indonesia. Kejadian itu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sejak
2010-2015, jumlah kejadian bencana di tahun 2010 mencapai 1246 kejadian.
Jumlah ini mengalamai peningkatan di tahun 2011 mencapai 1941 kejadian.
Sedangkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Kelurahan (MMK) 1 yang sudah dilakukan di Masyarakat Binaan Ners 2021
dengan jumlah keseluruhan dari 70 KK yaitu sebanyak 252 warga. Data
demografi yang didapatkan sesuai rentang usia kategori bayi (0-1 tahun) sebanyak
7 bayi (2,78%), balita (1-5 tahun) sebanyak 25 balita (9,9%), usia sekolah (6-12
tahun) sebanyak 27 anak (10,7%), remaja (13-18 tahun) sebanyak 24 remaja
(9,5%), dewasa (19-59 tahun) sebanyak 148 orang (58,7%), dan lansia (>60
tahun) sebanyak 21 lansia (8,3%). Dari data tersebut didapatkan 7 masalah
kesehatan yaitu defisit pengetahuan tentang KB, defisit pengetahuan tentang
posyandu, ketidakefektifan tugas perkembangan remaja, ketidakpatuhan lansia
dalam pengobatan, kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan
masalah psikososial, ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS), dan defisit pengetahuan tentang covid-19.
Masalah-masalah pada masyarakat di berbagai kelompok tersebut dapat terjadi
karena beberapa faktor, salah satunya adalah pembangungan kesehatan yang tidak
merata, rendahnya tingkat kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh karena tingkat pengetahuan
masyarakat yang rendah mengenai masalah kesehatan. Disamping itu masih
adanya mitos-mitos dan kepercayaan lokal yang masih dipercaya oleh masyarakat
secara turun-temurun menyebabkan masyarakat enggan untuk mencari tahu dan
memiliki kemauan yang baik dalam memperoleh kesehatan yang optimal. Dan
juga kurangnya pengetahuan yang cukup mengenai masalah kesehatan
menyebabkan masyarakat menjadi enggan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala dan kontrol rutin, yang juga menyebabkan masalah
kesehatan yang ada menjadi berat dan sulit untuk diselesaikan.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap masalah
kesehatan tersebut, keluarga dan kelompok di lingkungan pelayanan kesehatan
masyarakat menerapkan konsep kesehatan masyarakat dan keperawatan, serta

2
sebagai salah satu upaya untuk melatih perawat profesional dan potensi
keperawatan mandiri. Sesuai dengan kemampuan yang harus dicapai, mahasiswa
program Profesi Ners 2021 STIKes William Booth Surabaya menggunakan tiga
metode yaitu metode keluarga, kelompok dan komunitas, untuk melakukan
praktik profesi keperawatan komunitas di Wilayah Keluarga Binaan Ners 2021.
Beberapa intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu pemberian penyuluhan
tentang cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang baik dan benar,
pemberian penyuluhan kesehatan tentang sosialisasi “Mas Cita Jajar Kertas
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan,
dan Membatasi Aktifitas), pemberian penyuluhan pentingnya Posyandu dan
Pelatihan Kader Balita, pemberian penyuluhan tentang edukasi penyalahgunaan
narkoba, penyuluhan pentingnya keluarga berencana, penyuluhan tentang
osteoarthritis dan penanganan nyeri sendi pada lansia, dan juga pelatihan kader
kesehatan jiwa. Semua kegiatan dilaksanakan secara daring melalui Zoom
Meeting yang dilaksanakan mulai tanggal 04 Oktober – 04 November 2021.
Harapannya, masyarakat akan melakukan secara mandiri sebagai upaya dalam
meningkatkan status kesehatannya.

1.2 Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik profesi keperawatan
komunitas, mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas
pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan
proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu :
1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi

3
3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas
4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan
5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan
kepemimpinan di dalam komunitas.

1.3 Manfaat Praktik Keperawatan Komunitas


1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Mampu menerapkan konsep kesehatan masyarakat secara praktis
kepada masyarakat
2) Belajar menjadi model profesional untuk penerapan asuhan
keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijak dalam
menghadapi dinamika sosial
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal

1.3.2 Untuk Masyarakat


1) Memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
2) Memperoleh kemampuan untuk mengenal, memahami, mewaspadai
masalah kesehatan, serta mengetahui cara mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi di masyarakat
3) Masyarakat memahami gambaran status kesehatannya dan berupaya
dalam meningkatkan derajat kesehatannya

4
1.3.3 Untuk Pendidikan
1) Sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan dalam Program Studi
Profesi Ners 2021 STIKes William Booth Surabaya khususnya dalam
bidang keperawatan komunitas
2) Sebagai salah satu pertimbangan dalam mengembangkan model
praktik keperawatan komunitas selanjutnya

1.3.4 Untuk Profesi


1) Upaya melatih perawat professional sesuai dengan kemampuan yang
telah ditentukan agar dapat dilakukan secara mandiri
2) Memberikan model baru kepedulian masyarakat agar profesi dapat
mengembangkannya
3) Salah satu bukti profesionalisasi keperawatan

5
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu
hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga
yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas.
Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang
mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono,
2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga
penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, &
Supriyono, 2017).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan
dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,

6
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010). Menurut American
Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah
suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk
meningkatkan dan 5 memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan
kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi
pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat.
2.2 Tujuan Keperawatan Komunitas
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses
keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upayaupaya sebagai
berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap
individu, keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau
isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,
individu, dan kelompok.
2) Tujuan Khusus
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau
keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka
hadapi

7
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
f. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau
keperawatan.
g. Mendorong dan menigkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan atau keperawatan.
h. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri.
i. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

2.3 Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).

2.4 Asumsi dan kepercayaan terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas


Menurut ANA (American Nurses Association)
1) Asumsi
a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan
tersier.
c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk
pendidikan dasar praktek penelitian.

8
d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan
tersier.
e. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan
primer
2) Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan
kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka
waktu yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab
secara mandiri dan aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan
kesehatan

2.5 Falsafah Keperawatan Komunitas


Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural-spiritual) terhadap
kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

9
b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.
c. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa
mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
berlangsung secara berkesinambungan.
f. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
g. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.
h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas
kesehatannya, ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sebagai


berikut :
a. Manusia Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien
yang berada pada lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki
niliai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif sama serta adanya
interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komunitas merupakan
sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas, Komunitas sebagai
klien yang dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain :
daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.
b. Kesehatan. Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar klien / komunitas. Sehat merupakan

10
keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan
mengatasi stressor.
c. Lingkungan. Semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh
disekitar klien yang bersifat biologis, psikologis, social, cultural dan
spiritual.
d. Keperawatan. Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan
stressor, melalui pencegahan primer, sekunder dan tersier.

2.6 Area Keperawatan Komunitas


Perawat kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi menggunakan pengetahuan keperawatan, sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan
tujuan utama promosi kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan
untuk semua orang melalui kondisi yang dicipakan dimana orang bisa
menjadi sehat. Meskipun praktik yang dilakukan berada pada berbagai jenis
organisasi dan masyarakat, semua perawat kesehatan komunitas berfokus
pada populasi. Populasi dapat didefinisikan pada mereka yang hidup pada
area geografis yang spesifik (contoh : tetangga, komunitas, kota atau negara)
atau mereka kelompok etnik atau ras khusus yang mengalami beban
berlebihan dari outcome kesehatan yang rendah. Populasi juga dapat
berpartisipasi dalam progra khusus seperti perawatan maternitas untuk remaja
yang hamil, atau mereka yang terkena penyakit-penyakit khusus seperti
HIV/AIDS atau tuberkulosis; atau faktor resiko seperti hipertensi, kurangnya
akses terhadap erawatan. Meskipun perawat kesehatan komunitas melayani
indvidu dan keluarga, fokus utama adalah populasi.
Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja sama dengan komunitas dan
populasi untuk mengurangi resiko kesehatan dan meningkatkan,
mempertahankan serta memperbaiki kembali kesehatan. Perawat kesehatan
komunitas melakukan advokasi pada tingkat sistem untuk merubah kesehatan.
Perawat kesehatan komunitas harus memahami dan menerapkan konsep dari

11
berbagai area. Perawat komunitas juga harus mengaplikasikan konsep
pengorganisasian dan pengembangan komunitas, koordinasi perawatan,
pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan dan ilmu kesehatan masyarakat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja sama dengan populasi dan berbagai
kelompok meliputi :
a. Anggota dari tim kesehatan masyarakat seperti epidemiologis, pekerja
sosial, nutrisionis dan pendidik kesehatan
b. Organisasi kesehatan pemerintah
c. Penyedia layanan kesehatan
d. Organisasi dan koalisi masyarakat
e. Unit pelayanan komunitas seperti sekolah, lembaga bantuan hukum dan
unit gawat darurat
f. Industri dan bisnis
g. Institusi penelitian dan Pendidikan
Perawat kesehatan komunitas bekerja untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, komunitas dan populasi melalui fungsi inti dari
pengkajian, jaminan dan kebijakan pengembangan. Fungsi inti
diaplikasikan dalam cara sistematik dan komprehensif. Proses pengkajian
meliputi identifikasi kepedulian, kekuatan dan harapan populasi dan
dipandu dengan metode epidemiologi. Jaminan diperoleh melalui regulasi,
advokasi pada penyedia layanan kesehatan professional lain untuk
memenuhi kebutuhan layanan yang dikehendaki populasi, koordinasi
pelayanan komunitas atau ketentuan langsung pelayanan. Srategi asuransi
meliputi ketersediaan, bisa diterima, dapat diakses dan kualitas layanan.
Kebijakan ditetapkan berdasarkan hasil pengkajian, prioritas ditentukan
oleh populasi dan dengan pertimbangan dari subpopulasi dan komunitas
pada resiko terbesar, seperti bukti keefektifan dari berbagai aktivitas atau
strategi.
Perawat kesehatan komunitas proaktif dengan menghormati
kecenderungan pelayanan kesehatan dan sosial, merubah kepedulian, dan
aktivitas legislatif serta kebijakan. Fungsinya sebagai advokat pada
populasi yang mereka layani. Seperti advokasi untuk kesehatan masyarakat

12
dan promosi kesehatan lingkungan, menciptakan kondisi yang emperbaiki
dan mempertahankan kesehatan populasi dan merupakan peranan kunci
dari perawat kesehatan komunitas. Perawat kesehatan komunitas terlibat
dalam penelitian untuk meningkatkan praktik perawat kesehatan komunitas
dan strategi serta intervensi khusus. Perawat harus memiliki tanggung
jawab secara aktif dalam meningkatkan ilmu berbasis bukti yang
profesional. Dokumentasi yang baik dan jelas merupakan bukti praktik
perawat kesehatan komunitas yang efisien, efektif dan strategi biaya yang
menguntungkan dalam promotif kesehatan masyarakat. Ketika perawat
kesehatan komunitas bermitra dengan individu, fokusnya menjadi
meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik yang mendukung serta
meningkatkan kesehatan dengan tujuan utama memperbaiki keseluruhan
kesehatan dari populasi. Sama juga tindakan dengan keluarga dan
komunitas yang meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat
keseluruhan. Aktivitas dengan populasi berhubungan dengan organisasi,
kebijakan, hukum dan termasuk stake holder kunci yang mempengaruhi
lingkungan dimana orang-orang tinggal dan menciptakan kondisi yang
meningkatkan kesehatan untuk semua.
Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dapat diberikan secara
langsung pada semua tatanan pelayanan kesehatan , yaitu :
a. Di dalam unit pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, dll) yang
mempunyai pelayanan rawat jalan dan rawat inap
b. Di rumah Perawat “home care” memberikan pelayanan secara langsung
pada keluarga di rumah yang menderita penyakit akut maupun kronis.
Peran home care dapat meningkatkan fungsi keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mempunyai resiko tinggi masalah kesehatan.
c. Di sekolah Perawat sekolah dapat melakukan perawatan sesaat (day
care) diberbagai institusi pendidikan (TK, SD, SMP, SMA, dan
Perguruan tinggi, guru dan karyawan). Perawat sekolah melaksanakan
program screening kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan
pendidikan kesehatan.

13
d. Di tempat kerja/industri Perawat dapat melakukan kegiatan perawatan
langsung dengan kasus kesakitan/kecelakaan minimal di tempat
kerja/kantor, home industri/ industri, pabrik dll. Melakukan pendidikan
kesehatan untuk keamanan dan keselamatan kerja, nutrisi seimbang,
penurunan stress, olah raga dan penanganan perokok serta pengawasan
makanan.
e. Di barak-barak penampungan Perawat memberikan tindakan perawatan
langsung terhadap kasus akut, penyakit kronis, dan kecacatan fisik
ganda, dan mental.
f. Dalam kegiatan Puskesmas keliling Pelayanan keperawatan dalam
puskesmas keliling diberikan kepada individu, kelompok masyarakat di
pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang dilakukan
adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
g. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti
wreda, dan panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga
pemasyarakatan (Lapas).
h. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
1) Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia
mendapat perlakukan kekerasan
2) Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
3) Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
4) Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia,
gelandangan pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV
(ODHA/Orang Dengan Hiv-Aids), dan WTS.
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan
pengertian, kebiasaan dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya.

2.7 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

14
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi : upaya upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif) dan mengemblikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi). Dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2.8 Sasaran Keperawatan Komunitas
Sasaran yang dituju untuk keerawatan komunitas dibagi menjadi beberapa,
diantaranya :
a. Individu Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena
ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka
akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,
mental maupun sosial.
b. Keluarga Merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan (Ariani, Nuraeni, &
Supriyono, 2015).
c. Kelompok Khusus Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang
mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.
Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhannya, seperti;
a) Ibu hamil
b) Bayi baru lahir
c) Balita
d) Anak usia sekolah
e) Usia lanjut

15
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan
dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
b) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental
dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a) Wanita tuna susila
b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a) Panti wredha
b) Panti asuhan
c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d) Penitipan balita

2.9 Prinsip Keperawatan Komunitas


Memberikan dukungan serta merawat, bukan hanya kepada invididual,
namun juga keluarga. Dengan demikian, dilihat dari pengertian serta tujuan di
atas bisa disimpulkan bahwa penekanan keperawatan komunitas terletak pada
‘health promotion, health maintenance, disease, prevention and treatment of
minor illments and restoration of health and rehabilitation (MN, 2012)
a. Pelaksanaannya berdasarkan kebutuhan dan fungsi dalam program
kesehatan yang menyeluruh;
b. Maksud dan tujuannya hendaknya jelas dalam pelayanan;
c. Kelompok yang terorganisasi atau perwakilannya adalah bagian integral
dari program kesehatan komunitas;
d. Keperawatan komunitas tersedia bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan asal, sosial budaya, ekonomi, umur, jenis kelamin, politik
serta bangsa;
e. Keperawatan komunitas mengakui keluarga dan komunitas adalah
bagian dari unit pelayanan;

16
f. Pendidikan kesehatan dan pelayanan konsultasi adalah bagian integral
dari keperawatan komunitas;
g. Penerima jasa pelayanan kesehatan perlu diikut-sertakan dalam
perencanaan terkait dengan tujuan bagi pemeliharaan kesehatan
h. Perawat komunitas harus kualified
i. Keperawatan komunitas harus dilandaskan pada kebutuhan pasien dan
kelangsungan pelayanan kepada pasien yang tepat;
j. Evaluasi pelayanan kesehatan ini harus dikerjakan secara periodik dan
kontinyu
k. Perawat komunitas berfungsi sebagai bagian terpenting dari tim
kesehatan
l. Perawat komunitas membantu mengarahkan pasien yang membutuhkan
dukungan financial
m. Community health agency perlu menyediakan program kelangsungan
pendidikan bagi perawat (MN, 2012).

2.10Strategi Keperawatan Komunitas


Strategi inervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses Kelompok
b. Pendidikan kesehatan
c. Kerja sama (partnership)

2.11Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan
tentang program praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas,
masalah dan kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.

17
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan,
penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan
komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader
kesehatan setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan
demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat
visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun
kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat
dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW :
1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas
masalah, garis besar rencana kegiatan
3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah
yang telah ditetapkan.
4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas
kesehatan dari instansi terkait.
2) Tahap Pelaksanaan
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama
dengan kelompok kerja kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan
kelompok kerja kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.

18
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam
pelaksanaan kegiatan.
3) Tahap Evaluasi
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam
hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas
dari komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian
tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan
komunitas dalam pemecahan masalah.
4) Tahap Asuhan Keperawatan
Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-
langkah :
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi.

5) Metode/Cara Yang Digunakan


a. Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat
1) Tujuan pengorganisasian Komunitas : Diharapkan mampu
berproses dalam mengidentifikasikan kebutuhannya,
mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan dengan
menggunakan potensi dan sumber daya yang ada di dalam
komunitas dan di luar komunitas. Pendekatan yang digunakan
menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar seperti tertera
pada gambar
2) Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :
a) Persiapan :
 Pengenalan komunitas

19
 Pendekatan Jalur Formal : Dilakukan terhadap
instansi birokrasi yang bertanggung jawab pada
wilayah komunitas dengan cara :
 Pengajuan proposal dan perijinan
 Penjelasan tujuan dan program
~> Hasil : surat ijin/persetujuan
 Pendekatan Jalur Informal : Dilakukan setelah
adanya ijin/persetujuan dari institusi dari
birokrasi dengan melakukan pendekatan kepada :
 Tokoh-tokoh masyarakat
 Ketua RW, RT
 Kader kesehatan : Dengan menjelaskan
tujuan, program kegiatan, meminta dukungan
dan partisipasi serta kontrak kerjasama.
 Pengenalan Masalah
Tujuannya untuk mengetahui masalah kesehatan
secara menyeluruh yang benar-benar menjadi
kebutuhan komunitas saai ini. Dengan tahap
pengenalan masalah sebagai berikut :
 Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan
data
Diawali dengan survey awal pada komunitas
yang menjadi sasaran, meliputi :
 Survey wilayah
 Survey populasi
 Survey masalah utama dan faktor penyebab
 Survey kebijakan program dan frasilitas
layanan kesehatan.
 Survey potensi-potensi, sumber pendukung di
komunitas.
 Membuat instrument pengumpulan data, tabulasi
data :

20
 Membuat table tabulasi data
 Menghitung frekuensi distribusi
 Membuat table, diagram, grafik frekuensi
distribusi
 Analisa Data
 Analisa Deskripti : Membuat gambaran suatu
keadaan dari obyek yang diteliti
 Analisa Korelasi : Menganalisa tingkat
hubungan pngaruh dari dua atau lebih
subvariabel yang diteliti dengan menggunkan
perhitungan statistik.
 Perumusan Masalah
 Adalah merumuskan diagnosa keperawatan
pada komunitas yang dikaji dengan
berdasarkan hasil analisa data
 Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA
 Formulasi :
- Problem
- Etiologi
- Data yang menyokong
 Penyadaran komunitas
 Tujuan :
 Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang
dihadapi oleh komunitas
 Mengikutsertakan komunitas dalam
pemecahan masalah
 Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk
terlibat aktif menjadi tenaga potensial dalam
kegiatan pemecahan masalah.
 Kegiatan : Mengadakan musyawarah komunitas
dengan metode lokakarya mini, dengan langkah
:

21
 Penyajian data hasil survey
 Diskusi kelompok :
- Perumusan masalah dan faktor penyebab
- Menyusun rencana pemecahan masalah
(bentuk masalah, waktu, tempat,
penanggung jawab dan biaya)
- Pembentukan kelompok kerja kesehatan
(Pokjakes) dari anggota komunitas yang
merupakan calon kader kesehatan yang
bertanggung jawabterhadap kegiatan yang
direncanakan.
 Penyajian hasil diskusi kelompok
 Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal,
puskesmas.
b. Pelaksanaan
Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah
direncanankan dengan melihat aktifitas kelompok kerja yang telah
terbentuk melalui kerja sama dengan aparat desa/kelurahan,
puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan:
1) Pelatihan Kader
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan kesehatan langsung
4) Home care
5) Rujukan
c. Evaluasi Hal-hal yang harus dievaluasi :
1) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan
2) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)
3) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan
4) Rencana tindak lanjut
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian
keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu:
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan

22
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga
serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan
masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.

2.12Keperawatan Kesehatan Komunitas di Masa Mendatang


Saat ini permasalahan kesehatan yang dihadapi cukup kompleks, upaya
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh masyarakat meskipun dapat
dilihat beberapa terobosan dalam upaya pembangunan bidang kesehatan. Hal
ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi yaitu 35 per
1000 kelahiran hidup (SDKI 2002-2003) serta angka kematian ibu yaitu 307
per 100.000 kelahiriran hidup (SDKI 2002-2003), Masalah kesehatan lainnya
adalah munculnya penyakit-penyakit (emerging diseases) seperti HIV/AIDS,
SARS, Chikungunya, dan meningkatnya kembali penyakit penyakit menular
(re-emerging diseases) seperti TBC, malaria, serta penyakit yang dapat
dicegah dengan immunisasi. Sementara itu untuk penyakit-penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung dan penyakit pembuluh darah, juga terjadi
peningkatan. Selain permasalahan penyakit, krisis dalam komunitas seperti
bencana dan terjadinya kekerasan juga menjadi fokus perhatian kita, oleh
sebab itu di tahun-tahun mendatang dapat diprediksi bahwa kebutuhan akan
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas yang berkualitas meningkat.
Pada akhirnya kemampuan kita untuk menangkap peluang dan berespon
terhadap perubahan dan tantangan di masa mendatang merupakan dasar yang
kuat bagi perkembangan keperawatan kesehatan komunitas. Kompetensi
perawat kesehatan komunitas, perawatan kesehatan di rumah, peran perawat
Puskesmas di komunitas, kepemimpinan serta pemakaian teknologi informasi
diprediksi menjadi fokus dari sistem kesehatan komunitas di masa mendatang.

23
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan sebelum dilakukan kegiatan
dan sesudah dilakukan kegiatan yang ada di dalam program di setiap
“POKJA” Keluarga Binaan Ners 2021 :

3.1.1 Hasil Survei Mawas Diri


Adapun hasil Survei Mawas Diri adalah sebagai berikut :
Diagram 3.1 Jumlah Pre Penyuluhan Cara Penyimpanan dan Pengolahan
Sayuran Yang Baik dan Benar

24
BAIK
10%

KURANG
90%

Diagram 3.2 Jumlah Post Penyuluhan Cara Penyimpanan dan Pengolahan


Sayuran Yang Baik dan Benar

KURANG
5%
CUKUP
15%

BAIK
80%

Diagram 3.3 Jumlah Pre Penyuluhan Sosialisasi Mas Cita Jajar Kertas
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak,
Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas)
Ku-
rang
19%

Cukup
18%

Baik
63%

Diagram 3.4 Jumlah Post Penyuluhan Sosialisasi Mas Cita Jajar Kertas
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak,
Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas)

25
Kurang
Cukup 5%
5%

Baik
90%

Diagram 3.5 Jumlah Pre Penyuluhan Pentingnya Posyandu dan Pelatihan


Kader Balita

BAIK
16%

CUKUP
27% KU-
RANG
57%

Diagram 3.6 Jumlah Post Penyuluhan Pentingnya Posyandu dan Pelatihan


Kader Balita
CUKUP
14%

BAIK
86%

Diagram 3.7 Jumlah Pre Penyuluhan Tahap Perkembangan Remaja dan


Edukasi Penyalahgunaan Narkoba

26
KURANG
11%

BAIK
89%

Diagram 3.8 Jumlah Post Penyuluhan Tahap Perkembangan Remaja dan


Edukasi Penyalahgunaan Narkoba
KURANG
7%

BAIK
93%

Diagram 3.9 Jumlah Pre Penyuluhan Pentingnya Keluarga Berencana (KB)


KU-
RANG
23%

BAIK
45%

CUKU
P
32%

Diagram 3.10 Jumlah Post Penyuluhan Pentingnya Keluarga Berencana


(KB)

27
KURANG
CUKUP 7%
10%

BAIK
83%

Diagram 3.11 Jumlah Pre Penyuluhan Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri


Sendi Pada Lansia

Cukup
11%

Kurang
89%

Diagram 3.12 Jumlah Post Penyuluhan Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri


Sendi Pada Lansia
Kurang
11%

Cukup
11%

Baik
78%

28
Diagram 3.13 Jumlah Pre Penyuluhan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa
KU-
RANG
38%

BAIK
62%

Diagram 3.14 Jumlah Post Penyuluhan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa


KURANG
10%

BAIK
90%

3.2 Analisa Data


NO.
DATA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

MASALAH
1.

Dari data yang didapatkan Warga Binaan Ners 2021 didapatkan data sebanyak 42
PUS :

29
a. 13 orang mengatakan tidak menggunakan KB dengan alasan tidak tau sebanyak
2 orang (4.8%), 7 orang (16,7%) mengatakan tidak nyaman, 2 orang (4,8%)
mengatakan mahal, 2 orang (4,8%) mengatakan karena dilarang agama

Ketidaknyamanan efek penggunaan KB

Defisit Pengetahuan Tentang KB

2.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan

Didapat 25 Balita

a 3 dari 25 Balita (12%) tidak ditimbang setiap bulan


b 4 dari 25 Balita (16%) 2x makan setiap hari sedangkan 21 balita (84%) 3x
atau lebih dalam sehari
c 7 dari 25 Balita (28%) mempunyai makanan pantangan
d 11 dari 25 balita (44%) jarang ke posyandu
e 4 dari 25 Balita (16%) belum mendapat imunisasi lengkap
f 5 dari 25 Balita (20%) diberi ASI lebih dari 2 tahun
g 7 dari 25 Balita (28%) usia balita mendapat makanan tambahan kurang dari
menu seimbang
h 3 dari 25 Balita (12%) tidak mendapatkan vitamin A

Kurangnya pengetahuan ibu dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan (posyandu)

Defisit Pengetahuan Tentang Posyandu

3.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada remaja sebanyak 24 orang


didapatkan :

a. Jika ada masalah, sebanyak 6 orang (25%) dimarahi orang tua. Sedangkan
18 orang (75%) diajak berdiskusi
b. 10 orang (42%) remaja kadang-kadang pernah merasakan bosan, tertekan
dan tidak berarti dalam hidup. Sedangkan sebanyak 14 orang (58%) remaja
tidak pernah merasakannya
c. Sebanyak 7 orang (29%) kadang-kadang melanggar aturan yang ada,
sedangkan 17 orang (71%) mematuhi peraturan yang ada
d. Sebanyak 9 orang (37,5%) kadang-kadang membantu kegiatan orang tua,
sedangkan 15 orang (62,5%) membantu kegiatan orang tua)
e. Sebanyak 14 remaja (58%) memiliki kebiasaan suka begadang sampai
malam hari dan susah dibangunkan. Sedangkan 1 remaja (4%) memiliki

30
kebiasaan pulang lewat jam malam, dan 9 remaja mengatakan lain-lain
Kebiasaan menerapkan perilaku yang tidak baik dan mengganggu kesehatan
remaja

Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja

4.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan pada lansia sebanyak 21 orang
didapatkan data :

a. Sebanyak 3 lansia (14%) terkena Hipertensi, 2 lansia (9%) terkena DM, 9


lansia (43%) terkena nyeri sendi, 2 lansia (10%) terkena kurang tidur, 1
lansia (5%) mengalami gangguan tidur, dan 4 lansia (19%) tidak merasakan
sakit
b.
c.
d. Sebanyak 6 lansia (29%) pergi ke dokter, 2 lansia (9%) dibiarkan saja, 7
lansia (33%) dibawa ke rumah sakit, 5 lansia (24%) ke puskesmas, dan 1
lansia (5%) ke lain-lain untuk mengatasi penyakitnya
Hambatan mengakses ke pelayanan kesehatan : Ketiadaan orang merawat dirumah
Ketidakpatuhan dalam pengobatan

5.

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan pada 70 KK sebanyak 251


orang didapatkan data :
Bahwa kelompok keluarga sehat berjumlah 54 orang dengan prosentase 77%, dan
kelompok keluarga dengan resiko berjumlah 16 orang dengan
prosentase 23%.

Pelatihan kader

Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah psikososial

6.

Berdasarkan dari hasil pengkajian pada 70 KK di dapatkan data kesehatan


lingkungan fisik (1) sebagai berikut :

a. Untuk frekuensi menguras sebanyak 33 KK (48%) menguras 1x seminggu,


23 KK (33%) menguras 2x seminggu, 6 KK (9%) tidak pernah menguras dan
2 KK (3%) lain lain
b. Untuk penggolaan sampah sebanyak 7 KK (10%) mengolah dengan dibakar
dan 63 KK (90%) dikumpulkan dan diangkut oleh petugas kebersihan
c. Untuk kondisi tempat pembuangan sampah sebanyak 49 KK (70%) sampah
tertutup dan 21 KK (30%) sampah terbuka.

31
d. Untuk kaleng dan bahan bekas sebanyak 48 KK (68%) dimanfaatkan, 1 KK
(2%) dibuang sembarangan, 19 KK (27%) dibiarkan saja
e. Untuk sarana pembuangan limbah sebanyak 59 KK (84%) dibuang di
got/selokan limbah, 8 KK (12%) di sungai dan 3 KK (4%) di selokan
f. Untuk sarana pembuangan air sebanyak 31 KK (44%) terbuka mengalir 38
KK (54%) tertutup mengalir, 1 KK (2%) tertutup tergenang
g. Untuk pembersihan sarana pembuangan air limbah sebanyak 16 KK (23%)
membersihkan 1x seminggu, 19 KK (27%) 1x sebulan, 26 KK (37%) bila
tersumbat, 8 KK (11%) tidak pernah, dan 1 KK (2%) lain-lain
h. Pada pengelolaan sayuran sebanyak 41 KK (59%) dipotong baru dicuci dan
29 KK (41%) dicuci baru dipotong
i. Untuk kebiasaan menggantung pakaian sebanyak 41 KK (59%) memiliki
kebiasaan menggantung dan 29 KK (41%) tidak
j. Untuk keberadaan hewan pengerat/ serangga sebanyak 44 KK (63%) ada dan
26 KK (37%) tidak ada
k. Sebanyak 31 KK (44%) memiliki perilaku merokok dan 39 KK (56%) tidak
l. Sebanyak 59 KK (84%) memiliki perilaku olahraga dan 11 KK (16%) tidak

Kurangnya pengetahuan tentang perilaku yang dilakukan dan sangat


mempengaruhi kesehatan

Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS)

7.

Berdasarkan dari hasil pengkajian data tentang pengetahuan covid-19 pada 70 KK


di dapatkan data :

a. Sebanyak 37 KK (53%) memiliki pengetahuan baik, dan 33 KK (47%)


memiliki pengetahuan cukup
b. Sebanyak 52 KK (74%) memiliki perilaku pencegahan covid yg baik,
dan 18 KK (26%) memiliki perilaku cukup

Kurangnya terpapar informasi

Defisit pengetahuan tentang covid

32
3.3 Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

2. Defisit pengetahuan tentang Covid-19

3. Defisit pengetahuan tentang Posyandu dan Pelatihan Kader


Posyandu Balita

4. Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja

5. Defisit pengetahuan tentang Keluarga Berencana (KB)

6. Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia

7. Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan


masalah psikososial

33
3.4 Intervensi Keperawatan POKJA
3.4.1 3.4.2 3.4.3 3.4.4 3.4.5 3.4.6 3.4.7

3.4.8 3.4.9 3.4.10 3.4.11 3.4.12 3.4.13 3.4.14 In


ter
ve
ns
i
K
ep
er
a
w
at
an
M

34
as
al
ah
P
H
B
S
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan warga masyarakat binaan ners khususnya
kelompok ibu-ibu tentang cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang baik
dan benar dapat
meningkat
Masyarakat Binaan Ners pada kelompok ibu-ibu
Pendidikan kesehatan kepada ibu-ibu Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang baik dan benar
Selasa, 05 Oktober 2021
Zoom Meeting

3.4.15 3.4.16 3.4.17 3.4.18 3.4.19 3.4.20 3.4.21

3.4.22 3.4.23 3.4.24 3.4.25 3.4.26 3.4.27 3.4.28 Int


erv

35
ens
i
Ke
per
aw
ata
n
Pe
ng
eta
hu
an
Te
nta
ng
Co
vid
-19
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Defisit pengetahuan tentang Covid-19
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan warga masyarakat binaan ners tentang
sosialisasi “Mas Cita Jajar Kertas (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga
Jarak, Menghindari Kerumunan, dan Membatasi Aktifitas) dapat
meningkat
Masyarakat Binaan Ners pada masyarakat Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan kepada masyarakat Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan tentang sosialisasi “Mas Cita Jajar Kertas (Memakai Masker, Mencuci
Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, dan Membatasi Aktifitas)
Rabu, 06 Oktober 2021
Zoom Meeting

36
3.4.29 3.4.30 3.4.31 3.4.32 3.4.33 3.4.34 3.4.35

3.4.36 3.4.37 3.4.38 3.4.39 3.4.40 3.4.41 3.4.42 Int


erv
ens
i
Ke
per
aw
ata
n
Pe
nge
tah
ua
n
Te
nta
ng
Pos
yan
du
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Defisit pengetahuan tentang Posyandu dan Pelatihan Kader Posyandu Balita
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan warga masyarakat binaan ners tentang
pentingnya posyandu dan pelatihan kader balita dapat

37
meningkat
Masyarakat Binaan Ners pada kelompok ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita Warga Binaan
Ners 2021
Pendidikan kesehatan kepada kelompok ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita Warga Binaan
Ners 2021
Pendidikan kesehatan tentang Pentingnya Posyandu dan Pelatihan Kader Balita
Kamis, 07 Oktober 2021
Zoom Meeting

3.4.43 3.4.44 3.4.45 3.4.46 3.4.47 3.4.48 3.4.49

3.4.50 3.4.51 3.4.52 3.4.53 3.4.54 3.4.55 3.4.56 In


te
rv
e
ns
i
K
e
p
er
a
w

38
at
a
n
P
e
n
ge
ta
h
u
a
n
T
e
nt
a
n
g
T
u
g
as
P
er
k
e
m
b
a
n
g
a

39
n
R
e
m
aj
a
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan kelompok khusus remaja binaan ners
tentang edukasi penyalahgunaan narkoba dapat meningkat
Masyarakat Binaan Ners 2021 pada kelompok khusus remaja
Pendidikan kesehatan kepada kelompok khusus remaja Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan tentang Edukasi Penyalahgunaan Narkoba
Senin, 11 Oktober 2021
Zoom Meeting

3.4.57 3.4.58 3.4.59 3.4.60 3.4.61 3.4.62 3.4.63

3.4.64 3.4.65 3.4.66 3.4.67 3.4.68 3.4.69 3.4.70 Int

40
erv
ens
i
Ke
per
aw
ata
n
Pe
nge
tah
ua
n
Te
nta
ng
Kel
uar
ga
Ber
enc
ana
(K
B)
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Defisit pengetahuan tentang Keluarga Berencana (KB)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan kelompok khusus Wanita Usia Subur
(WUS) binaan ners tentang penyuluhan pentingnya keluarga berencana (KB)
dapat meningkat
Masyarakat Binaan Ners 2021 pada kelompok khusus Wanita Usia Subur (WUS)

41
Pendidikan kesehatan kepada kelompok khusus remaja Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan tentang Pentingnya Keluarga Berencana (KB)
Selasa, 12 Oktober 2021
Zoom Meeting

3.4.71 3.4.72 3.4.73 3.4.74 3.4.75 3.4.76 3.4.77

3.4.78 3.4.79 3.4.80 3.4.81 3.4.82 3.4.83 3.4.84 In


ter
ve
nsi
Ke
pe
ra
wa
ta
n
Pe
ng
et
ah
ua
n

42
Te
nt
an
g
Pe
ng
ob
at
an
La
nsi
a
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan kelompok khusus Lansia binaan ners
penyuluhan tentang Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia
dapat meningkat
Masyarakat Binaan Ners 2021 pada kelompok khusus Lansia
Pendidikan kesehatan kepada kelompok khusus lansia Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan tentang Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia
Rabu, 13 Oktober 2021
Zoom Meeting

43
3.4.85 3.4.86 3.4.87 3.4.88 3.4.89 3.4.90 3.4.91

3.4.92 3.4.93 3.4.94 3.4.95 3.4.96 3.4.97 3.4.98 Int


erv
ensi
Ke
per
aw
ata
n
Pen
get
ahu
an
Ten
tan
g
Pen
gen
ala
n
dan
Per
aw
ata
n
Ma
sala
h
Psi

44
kos
osia
l
Dx Keperawatan
Tujuan
Sasaran
Strategi
Rencana Kegiatan
Hari/ Tanggal
Tempat
Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah psikososial
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengetahuan kelompok kader binaan ners penyuluhan
tentang pelatihan kader kesehatan jiwa dapat meningkat
Kader di Wilayah Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan kepada kader Warga Binaan Ners 2021
Pendidikan kesehatan tentang Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa
Kamis,
04 November 2021
Zoom Meeting

3.5 RENCANA KEGIATAN POKJA

3.5.1 3.5.2 3.5.3 3.5.4 3.5.5 3.5.6 3.5.7

3.5.8 3.5.9 3.5.10 3.5.11 3.5.12 3.5.13 3.5.14 R

45
e
n
c
a
n
a
K
e
g
i
a
t
a
n
P
H
B
S
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pemberian penyuluhan kesehatan tentang Cara Penyimpanan dan Pengolahan Sayuran yang
Baik dan Benar
Pemutaran video demonstrasi tentang Cara Penyimpanan dan Pengolahan Sayuran yang Baik
dan Benar
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Syarifah dan Tjiang


Pukul 10.00
Selasa, 05 Oktober 2021
Zoom Meeting
Rp. 85.000
Dana Mahasiswa

46
3.5.15 3.5.16 3.5.17 3.5.18 3.5.19 3.5.20 3.5.21

3.5.22 3.5.23 3.5.24 3.5.25 3.5.26 3.5.27 3.5.28 R


e
n
c
a
n
a
K
e
g
i
a
t
a

47
n
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
T
e
n
t
a
n
g
C
o

48
v
i
d
-
1
9
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Defisit pengetahuan tentang covid

Pemberian penyuluhan tentang Sosialisasi Mas Cita Jajar Kertas (Memakai Masker, Mencuci
Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas
Pemutaran video demonstrasi tentang cara pencegahan Covid-19
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Kiki dan Fenny


Pukul 10.00
Rabu, 06 Oktober 2021
Zoom Meeting
Rp. 100.000
Dana Mahasiswa

49
3.5.29 3.5.30 3.5.31 3.5.32 3.5.33 3.5.34 3.5.35

3.5.36 3.5.37 3.5.38 3.5.39 3.5.40 3.5.41 3.5.42 R


e
n
c
a
n
a
K
e
g
i
a
t
a
n
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n

50
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
T
e
n
t
a
n
g
P
o
s
y
a
n
d
u
d
a
n
P
e
l

51
a
ti
h
a
n
K
a
d
e
r
B
a
li
t
a
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Defisit pengetahuan tentang Posyandu dan Pelatihan Kader Posyandu Balita
Pemberian penyuluhan tentang Pentingnya Posyandu dan Pelatihan Kader Balita
Pemutaran video demonstrasi tentang cara pemberian MPASI kepada anak
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Adhelia dan Zendy


Pukul 10.00
Kamis, 07 Oktober 2021
Zoom Meeting
Rp. 45.000
Dana Mahasiswa

3.5.43 3.5.44 3.5.45 3.5.46 3.5.47 3.5.48 3.5.49

3.5.50 3.5.51 3.5.52 3.5.53 3.5.54 3.5.55 3.5.56 R

52
e
n
c
a
n
a
K
e
g
i
a
t
a
n
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
P
e
n
g
e
t
a

53
h
u
a
n
T
e
n
t
a
n
g
T
u
g
a
s
P
e
r
k
e
m
b
a
n
g
a
n
R
e
m
a

54
j
a

55
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja
Pemberian penyuluhan tentang Edukasi Penyalahgunaan Narkoba
Pemutaran video demonstrasi tentang Bahaya Narkoba
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Waluyo dan Arini


Pukul 10.00
Senin, 11 Oktober 2021
Zoom Meeting
Rp. 40.000
Dana Mahasiswa

3.5.57 3.5.58 3.5.59 3.5.60 3.5.61 3.5.62 3.5.63

3.5.64 3.5.65 3.5.66 3.5.67 3.5.68 3.5.69 3.5.70 R


e
n
c
a
n
a
K
e
g
i
a
t
a
n
P
e

56
n
i
n
g
k
a
t
a
n
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
T
e
n
t
a
n
g
K
e
l
u
a

57
r
g
a
B
e
r
e
n
c
a
n
a
(
K
B
)
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Defisit pengetahuan tentang Keluarga Berencana (KB)
Pemberian penyuluhan tentang Pentingnya Keluarga Berencana (KB)
Pemutaran video demonstrasi tentang Pentingnya Keluarga Berencana (KB)
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Ivani dan Lilik


Pukul 10.00
Selasa,
12 Oktober 2021
Zoom Meeting
Rp. .000
Dana Mahasiswa

58
3.5.71 3.5.72 3.5.73 3.5.74 3.5.75 3.5.76 3.5.77

3.5.78 3.5.79 3.5.80 3.5.81 3.5.82 3.5.83 3.5.84 R


e
n
c
a
n
a
K
e
g
i
a
t
a
n
P
e

59
n
i
n
g
k
a
t
a
n
P
e
n
g
e
t
a
h
u
a
n
T
e
n
t
a
n
g
P
e
n
g
o

60
b
a
t
a
n
L
a
n
si
a
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia
Pemberian penyuluhan tentang Osteoarthritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia
Pemutaran video demonstrasi tentang Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Novisatul dan Juwita


Pukul 10.00
Rabu,
13 Oktober 2021
Zoom Meeting
Rp. 80.000
Dana Mahasiswa

61
3.5.85 3.5.86 3.5.87 3.5.88 3.5.89 3.5.90 3.5.91

3.5.92 3.5.93 3.5.94 3.5.95 3.5.96 3.5.97 3.5.98 R


en
ca
n
a
K
eg
ia
ta
n
P
en
in
g
k
at
a
n
P
en
ge
ta
h
u
a
n
T
en
ta
n
g

62
P
en
ge
n
al
a
n
d
a
n
P
er
a
w
at
a
n
M
as
al
a
h
Ps
ik
os
os
ia
l

63
Masalah
Rencana kegiatan
Penanggung jawab
Waktu kegiatan
Tempat kegiatan
Dana
Sumber
Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah psikososial
Pemberian penyuluhan tentang Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa
Pemutaran video demonstrasi tentang Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa
Diskusi dan Tanya jawab dengan partisipan

Indah dan Ichrimah


Pukul 10.00
Kamis,
04 November 2021
Zoom Meeting
Rp. 125.000
Dana Mahasiswa

1.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI POKJA


1.6.1 Implementasi dan Evaluasi PHBS
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Ketidakefektifan Selasa, 5 - Pemberian S:
perilaku Oktober 2021 penyuluihan Peserta mengatakan
masyarakat tentang cara paham terhadap
tentang Perilaku penyimpanan materi yang telah
Hidup Bersih dan pengelolaan diberikan oleh
dan Sehat sayuran yang penyaji
(PHBS) baik dan benar O:
- Pemutaran video - Sebelum
demonstrasi dilakukan
tentang cara penyuluhan
penyimpanan didapatkan
dan penglolaan hasil bahwa

64
sayur yang benar sebagian besar
- Diskusi dan masyarakat
tanya jawab belum
mengetahui
tentang cara
penyimpanan
dan pengolahan
sayuran dengan
benar sebanyak
90% dan yang
sudah paham
tentang
pengolahan
sayur sebanyak
10%.
- Setelah
dilakukan
penyuluhan
didapatkan
hasil bahwa
masyarakat
sudah paham
tentang cara
penyimpanan
dan pengolahan
sayuran yang
baik dan benar
sebanyak 80%,
pengetahuan
cukup
sebanyak 15%,
dan
pengetahuan
kurang
sebanyak 5%.
A: Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan

65
1.6.2 Implementasi dan Evaluasi Pengetahuan Tentang Covid-19
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Defisit Rabu, 6 - Pemberian S:
pengetahuan Otober 2021 penyuluhan tentang Peserta mengatakan
tentang Sosialisasi Mas paham terhadap
Covid-19 Cita Jajar Kertas materi yang telah
(Memakai Masker, diberikan oleh penyaji
Mencuci Tangan, O:
Menjaga Jarak, - Sebagian
Menghindari masyarakat
Kerumunan dan binaan ners 2021
Membatasi sebelum
Aktivitas diberikannya
- Pemutaran video pendidikan
demonstrasi kesehatan terkait
tentang cara “Sosialisasi MAS

66
pencegahan Covid- CITA JAJAR
19 KERTAS”
- Diskusi dan Tanya sebanyak 63%
jawab dengan orang memiliki
partisipan pengetahuan baik,
18% orang
memiliki
pengetahuan
cukup, dan 19%
orang memiliki
pengetahuan yang
kurang
- Setelah dilakukan
pendidikan
kesehatan terkait
“Sosialisasi MAS
CITA JAJAR
KERTAS”
sebanyak 90%
orang memiliki
pengetahuan baik,
5% orang
memiliki
pengetahuan
cukup, dan 5%
orang memiliki
pengetahuan
kurang.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan

67
1.6.3 Implementasi dan Evaluasi Posyandu dan Pelatihan Kader Balita
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Defisit Kamis, 7 - Pemberian S:
pengetahuan Oktober 2021 penyuluhan tentang Peserta mengatakan
tentang Pentingnya paham terhadap
Posyandu Posyandu dan materi yang telah
dan Pelatihan Kader disampaikan
Pelatihan Balita O:
Kader - Pemutaran video - Sebelum
Posyandu demonstrasi tentang dilakukan
Balita cara pemberian pendidikan
MPASI kepada kesehatan tentang
anak pentingnya
- Diskusi dan Tanya posyandu dan
jawab dengan pelatihan kader
partisipan balita sebanyak

68
57% orang
memiliki
pengetahuan
kurang tentang
manfaat kegiatan
yang ada di
posyandu, 27%
memiliki
pengetahuan
cukup dan 16%
memiliki
pengetahuan baik.
- Sesudah
dilakukan
pendidikan
kesehatan tentang
pentingnya
posyandu dan
pelatihan kader
balita sebanyak
86% orang
memiliki
pengetahuan yang
baik dan 14%
memiliki
pengetahuan yang
cukup
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan

69
1.6.4 Implementasi dan Evaluasi Tugas Perkembangan Remaja
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Ketidakefektifan Senin, 11 - Pemberian S:
tugas Oktober 2021 penyuluhan Peserta mengatakan
perkembangan tentang Edukasi paham terhadap
remaja Penyalahgunaan materi yang telah
Narkoba disampaikan
- Pemutaran video O:
demonstrasi - Sebelum
tentang Bahaya diberikan
Narkoba penyuluhan,
- Diskusi dan remaja sudah
Tanya jawab paham tentang
dengan bahaya narkoba
partisipan dan tahap
perkembangan

70
yang ada pada
remaja
sebanyak 89%
dan yang
memiliki
pengetahuan
kurang
sebanyak 11%.
- Setelah
diberikan
penyuluhan,
remaja sudah
paham tentang
bahaya narkoba
dan tahap
perkembangan
yang ada pada
remaja
sebanyak 93%
dan yang
memiliki
pengetahuan
kurang
sebanyak 7%.
A : Masalah teratsi
P : Intervensi
dihentikan

71
1.6.5 Implementasi dan Evaluasi Keluarga Berencana (KB)
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Defisit Selasa, 12 - Pemberian S:
pengetahuan Oktober 2021 penyuluhan tentang Peserta mengatakan
tentang Pentingnya paham terhdap materi
Keluasrga Keluarga yang telah
Berencana Berencana (KB) disampaikan oleh
(KB) - Pemutaran video penyaji
demonstrasi tentang O:
Pentingnya - Sebelum
Keluarga dilakukan
Berencana (KB) penyuluhan
- Diskusi dan Tanya sebanyak 45%
jawab dengan orang memiliki
partisipan pengetahuan
yang baik
tentang KB dan

72
sudah
menggunakan
KB, 32%
pengetahuan
cukup, dan 23%
pengetahuan
kurang.
- Setelah
dilakukan
penyuluhan
sebanyak 89%
orang memiliki
pengetahuan
yang baik
tentang KB dan
mampu
menyebutkan
manfaat dari KB,
7% pengetahuan
cukup, dan 4%
pengetahuan
kurang.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi
dihentikan

73
1.6.6 Implementasi dan Evaluasi Pengobatan Lansia
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Ketidakpatuhan Rabu, 13 - Pemberian S:
dalam Oktober 2021 penyuluhan Partisipan
pengobatan tentang mengatakan paham
lansia Ostheoatritis dan terhadap semuja
Penanganan Nyeri materi yang telah
Sendi pada Lansia disampaikan
- Pemutaran video O:
demonstrasi - Sebagian besar
tentang lansia binaan
Ostheoatritis dan ners 2021
Penanganan Nyeri sebelum
Sendi pada Lansia diberikan
- Diskusi dan penyuluhan
Tanya jawab Kesehatan
dengan partisipan terkait

74
“osteoarthritis
dan
penanganan
nyeri sendi
pada lansia”
didapatkan
sebanyak 8
lansia (89%)
memiliki
pengetahuan
kurang dan 1
lansia (11%)
memiliki
pengetahuan
cukup.
- Sedangkan
lansia binaan
ners 2021
setelah
diberikan
penyuluhan
Kesehatan
terkait
“Osteoarthritis
dan
penanganan
nyeri sendi
pada lansia”
sebanyak 7
lansia (78%)
memiliki
pengetahuan
baik, sebanyak
1 lansia (11%)
memiliki
pengetahuan
cukup dan 1
lansia (11%)
memiliki
pengetahuan
kurang.
A : Masalah teratasi

75
P : Intervensi
dihentikan

1.6.7 Implementasi dan Evaluasi Pengenalan dan Perawatan Masalah


Psikososial
Hari/Tanggal,
Masalah Implementasi Evaluasi
Jam
Kurang Kamis, 4 - Pemberian S:
pengetahuan November penyuluhan tentang Para peserta (kader)
tentang 2021 Pelatihan Kader mengatakan paham
pengenalan Kesehatan Jiwa tentang materi yang
dan - Pemutaran video telah disampaikan
perawatan demonstrasi tentang O:
masalah Pelatihan Kader - Sebelum
psikososial Kesehatan Jiwa dilakukan
- Diskusi dan Tanya penyuluhan
jawab dengan tentang pelatihan
partisipan kader kesehatan
jiwa sebanyak
62% orang
memiliki

76
pengetahuan yang
baik dan 38%
orang memiliki
pengetahuan yang
kurang.
- Sebelum
dilakukan
penyuluhan
tentang pelatihan
kader kesehatan
jiwa sebanyak
90% orang
memiliki
pengetahuan yang
baik dan 10%
orang memiliki
pengetahuan yang
kurang.
A : Masalah teratsi
P : Intervensi
dihentikan

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang didapat sebelum dilakukan kegiatan dan sesudah


dilakukan kegiatan yang ada di dalam program di setiap “POKJA” Warga Binaan
Ners 2021 maka pembahasan yang didapatkan yaitu :
4.1 Prioritas Masalah
Prioritas masalah yang didapat ini merupakan hasil dari Survey Mawas Diri
(SMD) yang telah dilakukan oleh Ners 2021dan telah dilakukan melalui
proses skoring. Berikut merupakan masalah yang diangkat :
1. Defisit pengetahuan tentang KB :
Hal ini diangkat sebagai masalah karena 13 orang mengatakan tidak
menggunakan KB dengan alasan tidak tau sebanyak 2 orang (4.8%), 7

77
orang (16,7%) mengatakan tidak nyaman, 2 orang (4,8%) mengatakan
mahal, 2 orang (4,8%) mengatakan karena dilarang agama
2. Defisit pengetahuan tentang posyandu :
Hal ini dingkat sebagai masalah karena 3 dari 25 Balita (12%) tidak
ditimbang setiap bulan, 4 dari 25 Balita (16%) 2x makan setiap hari
sedangkan 21 balita (84%) 3x atau lebih dalam sehari, 7 dari 25 Balita
(28%) mempunyai makanan pantangan, 11 dari 25 balita (44%) jarang ke
posyandu, 4 dari 25 Balita (16%) belum mendapat imunisasi lengkap , 5
dari 25 Balita (20%) diberi ASI lebih dari 2 tahun, 7 dari 25 Balita (28%)
usia balita mendapat makanan tambahan kurang dari menu seimbang dan
hanya 3 dari 25 Balita (12%) tidak mendapatkan vitamin A.
3. Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja :
Masalah ini diangkat karena jika remaja ada masalah, sebanyak 6 orang
(25%) dimarahi orang tua, sedangkan 18 orang (75%) diajak berdiskusi,
10 orang (42%) remaja kadang-kadang pernah merasakan bosan, tertekan
dan tidak berarti dalam hidup. Sedangkan sebanyak 14 orang (58%)
remaja tidak pernah merasakannya. Sebanyak 7 orang (29%) kadang-
kadang melanggar aturan yang ada, sedangkan 17 orang (71%) mematuhi
peraturan yang ada. Sebanyak 9 orang (37,5%) kadang-kadang membantu
kegiatan orang tua, sedangkan 15 orang (62,5%) membantu kegiatan orang
tua). Sebanyak 14 remaja (58%) memiliki kebiasaan suka begadang
sampai malam hari dan susah dibangunkan. Sedangkan 1 remaja (4%)
memiliki kebiasaan pulang lewat jam malam, dan 9 remaja mengatakan
lain-lain
4. Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia :
Masalah ini diangkat karena Sebanyak 3 lansia (14%) terkena Hipertensi,
2 lansia (9%) terkena DM, 9 lansia (43%) terkena nyeri sendi, 2 lansia
(10%) terkena kurang tidur, 1 lansia (5%) mengalami gangguan tidur, dan
4 lansia (19%) tidak merasakan sakit, sedangkan sebanyak 6 lansia (29%)
pergi ke dokter, 2 lansia (9%) dibiarkan saja, 7 lansia (33%) dibawa ke
rumah sakit, 5 lansia (24%) ke puskesmas, dan 1 lansia (5%) ke lain-lain
untuk mengatasi penyakitnya

78
5. Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah
psikososial :
Hal ini diangkat sebagai masalah karena Bahwa kelompok keluarga sehat
berjumlah 54 orang dengan prosentase 77%, dan kelompok keluarga
dengan resiko berjumlah 16 orang dengan prosentase 23%.
6. Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) :
Masalah ini diangkat karena Untuk frekuensi menguras sebanyak 33 KK
(48%) menguras 1x seminggu, 23 KK (33%) menguras 2x seminggu, 6
KK (9%) tidak pernah menguras dan 2 KK (3%) lain lain. Untuk
penggolaan sampah sebanyak 7 KK (10%) mengolah dengan dibakar dan
63 KK (90%) dikumpulkan dan diangkut oleh petugas kebersihan. Untuk
kondisi tempat pembuangan sampah sebanyak 49 KK (70%) sampah
tertutup dan 21 KK (30%) sampah terbuka. Untuk kaleng dan bahan bekas
sebanyak 48 KK (68%) dimanfaatkan, 1 KK (2%) dibuang sembarangan,
19 KK (27%) dibiarkan saja. Untuk sarana pembuangan limbah sebanyak
59 KK (84%) dibuang di got/selokan limbah, 8 KK (12%) di sungai dan 3
KK (4%) di selokah. Untuk sarana pembuangan air sebanyak 31 KK
(44%) terbuka mengalir 38 KK (54%) tertutup mengalir, 1 KK (2%)
tertutup tergenang. Untuk pembersihan sarana pembuangan air limbah
sebanyak 16 KK (23%) membersihkan 1x seminggu, 19 KK (27%) 1x
sebulan, 26 KK (37%) bila tersumbat, 8 KK (11%) tidak pernah, dan 1 KK
(2%) lain-lain. Pada pengelolaan sayuran sebanyak 41 KK (59%) dipotong
baru dicuci dan 29 KK (41%) dicuci baru dipotong. Untuk kebiasaan
menggantung pakaian sebanyak 41 KK (59%) memiliki kebiasaan
menggantung dan 29 KK (41%) tidak. Untuk keberadaan hewan pengerat/
serangga sebanyak 44 KK (63%) ada dan 26 KK (37%) tidak ada,
sebanyak 31 KK (44%) memiliki perilaku merokok dan 39 KK (56%)
tidak, dan sebanyak 59 KK (84%) memiliki perilaku olahraga dan 11 KK
(16%) tidak
7. Defisit pengetahuan tentang covid :

79
Hal ini diangkat sebagai masalah kerena Sebanyak 37 KK (53%) memiliki
pengetahuan baik, dan 33 KK (47%) memiliki pengetahuan cukup, dan
sebanyak 52 KK (74%) memiliki perilaku pencegahan covid yg baik, dan
18 KK (26%) memiliki perilaku cukup

4.2 Kegiatan Yang Dilakukan di Setiap Program


Setelah memprioritaskan masalah -masalah yang muncul dengan cara
melakukan skoring, kemudian disusunlah program implementasi yang
dilakukan yaitu :
1. Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) : Penyuluhan kegiatan “Cara Penyimpanan dan Pengolahan
Sayuran yang Baik dan Benar” yang dilakukan pada hari Selasa 5 Oktober
2021 melalui zoom meeting. Kegiatan yang dilakukan yaitu Pemberian
penyuluhan tentang Cara Penyimpanan dan Pengolahan Sayuran yang
Baik dan Benar, pemutaran video demonstrasi tentang Cara Penyimpanan
dan Pengolahan Sayuran yang Baik dan Benar dan diskusi dan tanya
jawab dengan partisipan
2. Deficit pengetahuan tentang covid : Penyuluhan kegiatan “Sosialisasi Mas
Cita Jajar Kertas (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak,
Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas)” yang dilakukan pada
hari Rabu, 6 Otober 2021. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu Pemberian
penyuluhan tentang Sosialisasi Mas Cita Jajar Kertas (Memakai Masker,
Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan dan
Membatasi Aktivitas, pemutaran video demonstrasi tentang cara
pencegahan Covid-19, serta diskusi dan tanya jawab dengan partisipan.
3. Deficit pengetahuan tentang posyandu : Penyuluhan kegiatan “Pentingnya
Posyandu dan Pelatihan Kader Balita” kegiatan dilakukan pada hari Kamis
7 Oktober 2021 yaitu berupa Pemberian penyuluhan tentang Pentingnya
Posyandu dan Pelatihan Kader Balita, pemutaran video demonstrasi
tentang cara pemberian MPASI kepada anak, serta diskusi dan tanya jawab
dengan partisipan.

80
4. Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja : Penyuluhan kegiatan
“Tahap Perkembangan Remaja dan Edukasi Penyalahgunaan Narkoba”
dilakukan pada Senin, 11 Oktober 2021, kegiatan berupa Pemberian
penyuluhan tentang Edukasi Penyalahgunaan Narkoba, emutaran video
demonstrasi tentang Bahaya Narkoba, serta diskusi dan tanya jawab
dengan partisipan.
5. Deficit pengetahuan tentang KB : Penyuluhan kegiatan “Pentingnya
Keluarga Berencana (KB)” dilakukan pada Selasa 12 Oktober 2021,
kegiatan yang berupa Pemberian penyuluhan tentang Pentingnya Keluarga
Berencana (KB), pemutaran video demonstrasi tentang Pentingnya
Keluarga Berencana (KB), serta diskusi dan tyanya jawab dengan
partisipan.
6. Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia : Penyuluhan kegiatan
“Ostheoatritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia” dilakukan pada
Rabu, 13 Oktober 2021, dengan kegiatan yang berupa Pemberian
penyuluhan tentang Ostheoatritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada
Lansia, pemutaran video demonstrasi tentang Ostheoatritis dan
Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia, serta iskusi dan tanya jawab dengan
partisipan.
7. Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah
psikososial : Penyuluhan kegiatan “Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa”
dilakukan pada 4 November 2021, kegiatan yang akan dilakukan yaitu
Pemberian penyuluhan tentang Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa ,
pemutaran video demonstrasi tentang Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa,
serta diskusi dan tanya jawab dengan partisipan.
4.3 Evaluasi Setelah Kegiatan
Evaluasi kegiatan yang didapkan setelah melakukan program dari 7 masalah
yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) : Penyuluhan kegiatan “Cara Penyimpanan dan Pengolahan
Sayuran yang Baik dan Benar” yang dilakukan pada hari Selasa 5 Oktober
2021 melalui zoom meeting. Peserta yang hadir sebanyak 23 orang.

81
Sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan hasil bahwa sebagian besar
masyarakat belum mengetahui tentang cara penyimpanan dan pengolahan
sayuran dengan benar sebanyak 90% dan yang sudah paham tentang
pengolahan sayur sebanyak 10%. Setelah dilakukan penyuluhan
didapatkan hasil bahwa masyarakat sudah paham tentang cara
penyimpanan dan pengolahan sayuran yang baik dan benar sebanyak 80%,
pengetahuan cukup sebanyak 15%, dan pengetahuan kurang sebanyak 5%.
2. Deficit pengetahuan tentang covid : Penyuluhan kegiatan “Sosialisasi Mas
Cita Jajar Kertas (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak,
Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas)” yang dilakukan pada
hari Rabu, 6 Otober 2021 dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 21
partisipan. Sebelum diberikannya pendidikan kesehatan terkait “Sosialisasi
MAS CITA JAJAR KERTAS” sebanyak 63% orang memiliki
pengetahuan baik, 18% orang memiliki pengetahuan cukup, dan 19%
orang memiliki pengetahuan yang kurang. Setelah dilakukan pendidikan
kesehatan terkait “Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS” sebanyak
90% orang memiliki pengetahuan baik, 5% orang memiliki pengetahuan
cukup, dan 5% orang memiliki pengetahuan kurang.
3. Deficit pengetahuan tentang posyandu : Penyuluhan kegiatan “Pentingnya
Posyandu dan Pelatihan Kader Balita” kegiatan dilakukan pada hari Kamis
7 Oktober 2021 melalui zoom meeting dengan jumlah perserta yang hadir
sebanyak 13 partisipan. Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang
pentingnya posyandu dan pelatihan kader balita sebanyak 57% orang
memiliki pengetahuan kurang tentang manfaat kegiatan yang ada di
posyandu, 27% memiliki pengetahuan cukup dan 16% memiliki
pengetahuan baik. Sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
pentingnya posyandu dan pelatihan kader balita sebanyak 86% orang
memiliki pengetahuan yang baik dan 14% memiliki pengetahuan yang
cukup.
4. Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja : Penyuluhan kegiatan
“Tahap Perkembangan Remaja dan Edukasi Penyalahgunaan Narkoba”
dilakukan pada Senin, 11 Oktober 2021 malalui zoom meeting dengan

82
jumlah peserta yang hadir sebanyak 14 peserta. Sebelum diberikan
penyuluhan, remaja sudah paham tentang bahaya narkoba dan tahap
perkembangan yang ada pada remaja sebanyak 89% dan yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 11%. Setelah diberikan penyuluhan, remaja
sudah paham tentang bahaya narkoba dan tahap perkembangan yang ada
pada remaja sebanyak 93% dan yang memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 7%.
5. Deficit pengetahuan tentang KB : Penyuluhan kegiatan “Pentingnya
Keluarga Berencana (KB)” dilakukan pada Selasa 12 Oktober 2021
melalui zoom meeting dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 11
partisipan. Sebelum dilakukan penyuluhan sebanyak 45% orang memiliki
pengetahuan yang baik tentang KB dan sudah menggunakan KB, 32%
pengetahuan cukup, dan 23% pengetahuan kurang. Setelah dilakukan
penyuluhan sebanyak 89% orang memiliki pengetahuan yang baik tentang
KB dan mampu menyebutkan manfaat dari KB, 7% pengetahuan cukup,
dan 4% pengetahuan kurang.
6. Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia : Penyuluhan kegiatan
“Ostheoatritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia” dilakukan pada
Rabu, 13 Oktober 2021 melalui zoom meeting dengan jumlah peserta yang
hadir sebanyak 9 partisipan. Sebagian besar lansia binaan ners 2021
sebelum diberikan penyuluhan Kesehatan terkait “osteoarthritis dan
penanganan nyeri sendi pada lansia” didapatkan sebanyak 8 lansia (89%)
memiliki pengetahuan kurang dan 1 lansia (11%) memiliki pengetahuan
cukup. Sedangkan lansia binaan ners 2021 setelah diberikan penyuluhan
Kesehatan terkait “Osteoarthritis dan penanganan nyeri sendi pada lansia”
sebanyak 7 lansia (78%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 1 lansia
(11%) memiliki pengetahuan cukup dan 1 lansia (11%) memiliki
pengetahuan kurang.
7. Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah
psikososial : Penyuluhan kegiatan “Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa”
dilakukan pada 4 November 2021 kegiatan dialkukan melalui zoom
meeting dengan jumlah peserta 19 peserta. Sebelum dilakukan penyuluhan

83
tentang pelatihan kader kesehatan jiwa sebanyak 62% orang memiliki
pengetahuan yang baik dan 38% orang memiliki pengetahuan yang
kurang. Sebelum dilakukan penyuluhan tentang pelatihan kader kesehatan
jiwa sebanyak 90% orang memiliki pengetahuan yang baik dan 10% orang
memiliki pengetahuan yang kurang.

4.4 Rencana Tindak Lanjut


Berikut merupakan rencana tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan
oleh Ners 2021 sehingga tingkat kesehatan masyarakat tetap baik : Evaluasi
yang di dapat pada seluruh kegiatan rata-rata mengalami peningkatan, warga
yang telah diberikan pendidikan kesehatan mulai paham tentang masalah-
masalah yang ada pada lingkungan tempat tinggal nya dan memberikan
umpan balik yang positif melalui kegiatan yang telah dilaksanakan. NERS
2021 akan tetap mengevaluasi dan mempertahankan Keluarga Binaan untuk
tetap menjaga kesehatan dan melakukan perilaku Hidup Bersih dan Sehat
supaya mencapai derajat kesehatan yang baik

BAB 5
PENUTUP

Berdasarkan hasil yang didapatkan sebelum dilakukan kegiatan dan


sesudah dilakukan kegiatan yang ada di dalam program di setiap “POKJA” Warga
Binaan Ners 2021 setelah didapatkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
dan saran sebagai berikut.

84
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Prioritas Masalah
Dari hasil Survey Mawas Diri (SMD) didapatkan 7 prioritas masalah yang
diangkat yaitu :
1. Defisit pengetahuan tentang KB
2. Defisit pengetahuan tentang posyandu
3. Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja
4. Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia
5. Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah
psikososial
6. Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS)
7. Defisit pengetahuan tentang covid

5.1.2 Kegiatan Yang Dilakukan

Kegiatan yang telah dilakukan untuk mengatasi 7 prioritas masalah


tersebut adalah :

1. Ketidakefektifan perilaku masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih


Sehat (PHBS) : Penyuluhan kegiatan “Cara Penyimpanan dan
Pengolahan Sayuran yang Baik dan Benar”
2. Deficit pengetahuan tentang covid : Penyuluhan kegiatan “Sosialisasi
Mas Cita Jajar Kertas (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga
Jarak, Menghindari Kerumunan dan Membatasi Aktivitas)”
3. Deficit pengetahuan tentang posyandu : Penyuluhan kegiatan
“Pentingnya Posyandu dan Pelatihan Kader Balita”
4. Ketidakefektifan tugas perkembangan remaja : Penyuluhan kegiatan
“Tahap Perkembangan Remaja dan Edukasi Penyalahgunaan Narkoba”
5. Deficit pengetahuan tentang KB : Penyuluhan kegiatan “Pentingnya
Keluarga Berencana (KB)”
6. Ketidakpatuhan dalam pengobatan lansia : Penyuluhan kegiatan
“Ostheoatritis dan Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia”

85
7. Kurang pengetahuan tentang pengenalan dan perawatan masalah
psikososial : Penyuluhan kegiatan “Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa”

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Diharpkan mahasiswa dapat mengembangkan ilmu keperawatan yang
lebih baik lagi khususnya untuk menangani kasus pada tingkat komunitas.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan sebagai masyarakat tetap memperhatikan status Kesehatan
keluarga dengan baik, dan melaporkan pada kader terdekat jika mengalami
gangguan pada kesehatan sehingga tidak terjadi masalah Kesehatan yang
besar.

86
LAMPIRAN

1
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
“CARA PENYIMPANAN DAN PENGOLAHAN SAYURAN”
KELUARGA BINAAN NERS 2021

DISUSUN OLEH
LYDIA TJIANG (2021.04.011)
SYARIFAH CHOIRIYAH (2021.04.013)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungan dengan kesehatan (Azrul azwar dalam Fitriani, 2015). Tujuan dari
pelaksanaan penyuluhan kesehatan untuk tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku
sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatannya yang optimal. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental, dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan, dan
juga untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat khususnya dalam
bidang kesehatan.
Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, air, protein, lemak, serat, dan
asam amino yang paling mudah didapatkan dengan harga terjangkau. Berdasarkan
hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan pada Masyarakat Binaan Ners
2021 ditemukan sebagian besar masyarakat saat mengelola sayuran sebanyak 59%
masih melakukan cara yang kurang tepat. Dalam mengelola sayuran yang kurang
tepat, akan menimbulkan dampak yang kurang baik pada kesehatan. Dampak
yang ditimbulkan antara lain kram perut, mual muntah, pusing, menggigil,
dehidrasi, dan diare (Dr. Silfani Garni 2020).
Teknik atau solusi cara mencuci dan mengolah sayuran merupakan hal yang
perlu diperhatikan sebelum sayuran disajikan sebagai lalapan dan dikonsumsi agar
terhindar dari kontaminasi mikroorganisme. Pencucian sayuran dengan air yang
mengalir akan membuat sayuran menjadi bersih, karena air tersebut akan
menyebabkan kotoran, bakteri, debu, dan parasit terlepas dari sayuran (Suryani,
2013). Pengolahan sayuran juga penting dilakukan sebelum mengkonsumsi
sayuran tersebut. Dalam mengolah sayuran, terdapat 3 cara yaitu mengukus,
merebus, dan menumis (Herman Sulaiman, 2013).

3
Berdasarkan dengan masalah tersebut di atas, maka perlunya kesadaran dari
semua lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam melakukan suatu
pencegahan melalui berbagai tindakan yang sudah diberikan untuk mencegah atau
mengurangi masalah yang ada di masyarakat. Acara ini diikuti oleh seluruh
masyarakat 70 KK yang berjumlah 23 ibu-ibu warga sekitar lingkungan. Dengan
terlaksananya acara ini diharapkan masyarakat mampu menerapkan strategi dari
tindakan-tindakan yang sudah disampaikan. Sehingga, masyarakat dapat
melakukan penyimpanan dan juga pengolahan sayuran yang lebih baik dan benar.
1.2 Tujuan
1) Masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang cara penyimpanan
sayuran yang baik dan benar
2) Masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang cara penyimpanan
sayuran yang baik dan benar

4
BAB 2
LAPORAN KEGIATAN

2.1. Bentuk Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara daring yang
dilakukan via Zoom Meeting dikarenakan kondisi pandemi dengan tema yaitu
penyuluhan tentang cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang baik dan
benar.

2.2. Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 05 Oktober 2021
Pukul : 10.00 WIB s/d selesai
Tempat : via Zoom Meeting

2.3. Peserta Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan ini diikuti oleh ibu-ibu warga binaan Ners 2021 yaitu sebanyak
23 partisipan.

2.4. Susunan Acara Kegiatan Penyuluhan di Masyarakat Keluarga Binaan


Ners 2021
NO WAKTU KEGIATAN
1 Doa Pembukaan
Oleh : Adhelia Yuniasih Manoppo
10.10
2 WIB – 10.30 WIB
Penyampaian Materi 1 : Cara Penyimpanan Sayuran (Oleh :
Syarifah Choiriyah)
Penyampaian Materi 2 : Cara Pengolahan Sayuran (Oleh :
Lydia Tjiang)
3 Sesi Diskusi (Tanya Jawab)
4 Doa Penutup
Oleh : Fenny Fransiska Eliyardi

5
2.5. Dokumentasi Hasil Kegiatan

Gambar 1 : Saat melakukan latihan gladi dengan teman – teman sekelas

Gambar 2 : Dimulainya acara penyuluhan cara penyimpanan dan pengolahan


sayuran yang dibuka oleh MC yaitu Kiki Erviani

6
Gambar 3 : Doa Pembukaan yang dipimpin oleh Adhelia Yuniasih Manoppo

Gambar 4 : Saat Moderator yaitu Indah Shofyanah memulai sesi penyampaian


materi penyuluhan

7
Gambar 5 : Saat melakukan penyampaian materi penyuluhan dan saya sebagai
Penyaji 1 yang menjelaskan cara penyimpanan sayuran

Gambar 6 : Penyampaian materi kedua yaitu cara pengolahan sayuran yang


disampaikan oleh Lydia Tjiang

8
9
Gambar 7 : Saat pemutaran video demonstrasi tentang cara penyimpanan dan
pengolahan sayuran yang baik dan benar

10
Gambar 8 : Saat ibu-ibu warga antusias untuk bertanya tentang topik penyuluhan
yang dibahas

11
Gambar 9 : Ibu Martha dan Ibu Shinta selaku Dosen Pembimbing saat
memberikan sambutan

Gambar 10 : Doa Penutupan yang dipimpin oleh Fenny Fransiska Eliyardi

12
Gambar 11 : Dokumentasi dengan foto bersama dengan Mahasiswa, Ibu Dosen,
dan juga Ibu Warga Binaan Ners 2021

13
BAB 4
METODE PELAKSANAAN

4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program


Pelaksanaan program kegiatan yang diberikan terhadap masyarakat untuk
menangani Cara Penyimpanan dan Pengelolaan Sayuran yang meliputi:
a. Menjelaskan cara penyimpanaan sayuran dan,
b. Menjelaskan cara pengelolaan saruran
4.2 Data Pemikiran
Hasil SMD pada masyarakat binaan ners 2021 menyebutkan bahwa jumlah
KK diwilayah tersebut sebanyak 23 KK atau 23 anggota keluarga yang tidak
memahami tentang bagaimana cara penyimpanan dan pengelolaan sayuran,
dengan alasan biasanya melakukan dengan kemauan sendiri tanpa
mengetahui apakah cara dan pengelolaan sayuran sudah benar atau tidak.

4.3 Kerangka Penyelesaian Masalah


Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan terkait pentingnya cara
penyimpanan dan pengelolaan sayuran yang baik dan benar, yakni melalui
penyuluhan pemberian pendidikan kesehatan. Salah satu penyuluhan yang
efektif adalah memberikan informasi mengenai cara penyimpanan dan
pengelolaan sayuran yang baim dan benar, dan serta bagiamana cara agar bisa
memahami tentang cara penyimpanan dan pengelolaan sayuran yang benar.

4.4 Khalayak Sasaran


Sasaran dari sosialisasi CARA PENYIMPANAN DAN PENGELOLAAN
SAYURAN untuk lebih paham dan mengerti adalah Usia Produktif
Masyarakat keluarga binaan ners 2021 dengan sasaran 23 orang.

14
4.5 Metode Yang Digunakan
4.5.1 Penyuluhan
Penyuluhan meliputi pemberian materi tentang :
a. Menjelaskan cara penyimpanan sayuran dan,
b. Menjelaskan cara pengelolaan sayuran.

4.5.2 Monitor dan evaluasi


Dilakukan monitor dan evaluasi pada masyarakat binaan ners 2021 tentang
a. Menjelaskan cara penyimpanan sayuran dan,
b. Menjelaskan cara pengelolaan sayuran.

4.6 Susunan Kepanitiaan


Adapun susunan panitia pada kegiatan penyuluhan Edukasi Cara
Penyimpanan Dan Pengelolaan Sayuran, yaitu sebagai berikut :
1. Ketua : Syarifah Choiriyah
2. Wakil Ketua : Lydia Tjiang
3. Bendahara : Novisatul Mukarromah
4. Sekertaris : Ivani Nurlita Sari & Indah Shofyanah
5. Sie Humas : Angasto Waluyo
6. Sie Sarana Prasarana & : 1). AriniDewi
Perlengkapan 2) Fenny Fransisca
3) Juwita

7. Sie Acara : 1) Lilik Eka Puspita Sari


2) Ichrima Wahyu Prihandini
3) Adhelia Yuniasih Manoppo
8. Sie Dokumentasi : Kiki Erviani & Zendy Permata Sari
Publikasi

15
BAB 5
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
5.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 5.1 Ganchart Kegiatan

No Kegiatan Hari dan Tanggal Pelaksanaan

1 Penyuluhan Cara Penyimpanan Dan Selasa, 05 Oktober 2021


Pengelolaan Sayuran

5.2 Anggaran Dana


PEMASUKKAN
Iuran 85.000
PENGELUARAN
1. Konsumsi Dosen dan Staff :-
2. Doorprice pulsa 20.000 x 5 : Rp. 70.000
3. Print Dan Foto Copy Undangan : Rp. 10.000
Print Susunan Acara : Rp. 5000
TOTAL Rp. 85.000

16
5.3 Susunan Acara
No Waktu Acara Keterangan PJ
Pembukaan Acara Penyuluhan Webinar Panitia
1 10:00-10.15 MC Indah Shofyanah
Keperawatan
2 10:15 – 10:25 Pembacaan Doa Adhellia Yuniasih Manoppo Panitia
Sambutan Ketua Stikes William Booth Panitia
Martha Lowrani Siagian
3 10:30 – 10:40 Surabaya Sekaligus
S.Kep.,Ns.,M.Kep
Membuka Acara Webinar
4 10:40 – 10:50 Moderator Kiki Erviani Panitia
Materi 1 : Panitia
“Cara Penyimpanan Sayuran Dan”
5 10:50 – 11:20 Syarifah Choiriyah Dan Lydia Tjiang
Materi 2 :
“ Cara Pengelolaan Sayuran”
‘Penayangan Video Cara Penyimpanan Dan Panitia
6 11:20 – 11:35 Zendy Permata Sari
Pengelolaan Sayuran”
Panitia
7 11:35 – 11:50 DISKUSI Ivani Nurlita Sari
8 11:50 – 12:00 Doorprize Lilik Eka Puspita Sari Panitia
Panitia
9 12:00 – 12.15 Doa Penutup Fenny Fransisca

17
BAB 6
HASIL YANG DI CAPAI

6.1 Pre Implementasi


Diagram Pie 6.1 Cara Penyimpanan Dan Pengelolahan Sayuran Sebelum Melakukan
Penyuluhan.
Keterangan : Sebelum dilakukan penyuluhan didapatkan hasil bahwa sebagian besar
masyarakat belum mengetahui tentang cara penyimpanan dan pengolahan
sayuran dengan benar sebanyak 90% dan yang sudah paham tentang
pengolahan sayur sebanyak 10%.

BAIK
10%

KURANG
90%

18
6.2 Post Implementasi
Diagram Pie 6.2 Cara Penyimpanan Dan Pengelolaan Sayuran Sesudah Melakukan
Penyuluhan.
Keterangan : Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan hasil bahwa masyarakat sudah
paham tentang cara penyimpanan dan pengolahan sayuran yang baik dan
benar sebanyak 80%, pengetahuan cukup sebanyak 15%, dan pengetahuan
kurang sebanyak 5%.

KURANG
5%
CUKUP
15%

BAIK
80%

19
BAB 7
EVALUASI KEGIATAN

7.1 Hasil Yang Dapatkan Dari Kegiatan


Pada kegiatan penyuluhan sosialisasi tentang “Cara
Penyimpanan Dan Pengelolaan Sayuran Yang Baik Dan Benar” di
masyarakat binaan ners 2021 yang diadakan 1 hari yaitu pada
tanggal 05 Oktober 2021 Pukul 10.00 WIB. Peserta yang hadir
sebanyak 23 orang, materi yaitu, cara penyimpanan sayuran, dan
cara pengelolaan sayuran, kegiatan penyuluhan berjalan dengan
lancar dan para peserta antusias mendengarkan materi yang
diberikan, dan juga para peserta semangat saat memberikan
pertanyaan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini didapatkan
sebagai masyarakat binaan ners 2021, sebelum diberikan nya
pendidikan kesehatan terkait “Cara Penyimpanan Dan Pengelolaan
Sayuran” sebanyak 10% orang memiliki pemahaman tentang
pengelolaan sayuran, 90% orang memiliki pemahaman yang
kurang tentang pengelolan sayuran. Dan setelah dilaukukan
pendidikan kesehatan terkait “Cara Penyimpanan Dan Pengelolaan
Sayuran” sebayank 80% orang memiliki pengetahuan baik, 15%
orang memiliki pengetahuan yang cukup, dan 5% orang memiliki
pengetahuan yang kurang.

20
BAB 8
KENDALA DAN SASARAN

8.1 Kendala Kegiatan


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, target yang di tentukan tidak
dapat tercapai 100%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala dalam
pelaksanaan kegiatan. Pada pelaksanaan penyuluhan tentang Cara Penyimpanan
Dan Pengelolaan Sayuran, terdapat kendala yaitu :
1. Masih terdapat masyarakat awam yang belum mengetahui tentang
penggunaan aplikasi zoom dan ketersibukan masyarakat sehingga
belum mengikuti penyuluhan.
2. Masyarakat yang mengikutu kegiatan Wabinar masih terkendala
dengan jaringan, dan kuota paket data
3. Ketidak efektifan waktu sehingga masyarakat yang akan di ajak
bergabung penyuluhan terjadi kendala
4. Masyarakat sudah tidak ada ketertarikan tentang penyuluhan Cara
Penyimpanan Dan Pengelolaan Sayuran, karena masyarakat sudah ada
yang mengerti tentang cara penyimpanan dan pengelolaan sesuai yang
mereka tau
5. Terlalu lama menjawab pertanyaan dari peserta sehingga membuat
menjadi perdebatan dan hening sementara.

8.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan diharapkan
masyarakat yang mengikuti kegiatan penyuluhan dapat
memberikan sosialisasi kepada masyarakat lain yang berada di
wilayah atau daerahnya.

21
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
“EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN
“MAS CITA JAJAR KERTAS”

OLEH :

FENNY FRANSISCA ELIYARDI (2021.04.004)


KIKI ERVIANI (2021.04.009)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

22
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
“EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN
“MAS CITA JAJAR KERTAS”

Disusun untuk memenuhi stase keperawatan komunitas


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

OLEH :

FENNY FRANSISCA ELIYARDI (2021.04.004)


KIKI ERVIANI (2021.04.009)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

23
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
“EDUKASI PENCEGAHAN COVID-19 DENGAN
“MAS CITA JAJAR KERTAS”

Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Praktik Klinik Profesi Ners Stase
Komunitas Di SekolahTinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

Mengetahui

Ketua Panitia Penanggung Jawab

(Fenny Fransisca Eliyardi) (Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Disetujui oleh,
Ketua STIKes William Booth

(Aristina Halawa, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

24
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehubungan dengan kondisi pandemi Covid-19, adanya kegiatan
pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu bentuk pendidikan antara
dosen dan mahasiswa dapat membantu memberikan edukasi sekaligus melatih
mahasiwa meningkatkan kapasitas dirinya dengan cara terlibat langsung
berperan serta melakukan upaya membantu masyarakat di daerah lokasi
pengabdian untuk pencegahan, pemutusan rantai penyebaran Covid-19,
meningkatkan ketahanan pangan masyarakat untuk siaga, sigap sehingga
menjadi desa tangguh menghadapi bencana wabah Covid-19.
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru
yaitu virus jenis baru (SARS-Co V-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus
disease 2019 (COVID-19). Diketahui asal mulai virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saatt ini sudah
dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini (Data WHO,
1 Maret 2020) (PDPI, 2020). Saat ini ada sebanyak 65 negara terinfeksi virus
corona. Menurut data WHO per tanggal 2 Maret 2020 jumlah penderita 90.308
terinfeksi Covid-19. Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka
kematian mencapai 3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang.
Terbukti pasien konfirmasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di
jakarta dimana penderita kontak dengan seorang warga negara asing ( WNA )
asal jepang yang tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita
mengeluhkan demam, batuk, dan sesak napas (WHO, 2020).
Di masa pandemi seperti sekarang, menegah selalu lebih baik daripada
mengobati. Salah satu cara paling efektif dan sederhana untuk mencegah
penularan virus adalah dengan menjaga kebersihan. Terjadinya batuk
dipengaruhi daya tahan tubuh, penularan melalui udara dari droplet penderita
saat batuk atau bersin. Imbauan cuci tangan dan etika bersin serta batuk jangan
dianggap angin lalu. Cara menjaga kebersihan diri tersebut harus dijalankan
agar penyebaran penyakit ini bisa melambat. Pencegahan dan pengendalian

25
penyebaran patogen dari pasien yang terinfeksi (pencegahan dan pengendalian
sumber) menjadikunci untuk menghindari penularan akibat kontak tanpa
pelindung. Untuk penyakit yang ditularkan melalui doplet besar dan atau
droplet nuklei, kebersihan pernafasan / etika batuk harus diterapkan oleh semua
orang. yang memperhatikan gejala infeksi pernafasan. Semua orang ( petugas
kesehatan, pasien dan pengunjung) yang memperlihatkan tanda-tanda dan
gejala infeksi pernafasan harus menutup mulut dan hidung mereka saat
batuk/bersin menggunakan tisu, saputangan, masker lien atau masker bedah
bila tersedia, sebagai pencegahan dan pengendalian sumber unntuk menahan
sekret pernafasan, dan membuangnya ke tempat limbah menggunakan masker
bedah menghadapi orang yang batuk/bersin bila memungkinkan dan
membersihkan tangan. Covid-19 banyak sekali faktornya, tapi peneliti
menyoroti salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap
covid-19 dan pencegahannya (Nahdliyyah, 2021).
Berdasarkan permasalahan yang ada pada masyarakat dan untuk
meningkatkan pengetahuan akan pentingnya menjaga kesehatan untuk
mencegah terjadinya penularan virus corona, maka pengabdian masyarakat
ners 2021 ini difokuskan untuk menyelenggarakan Penyuluhan Kesehatan
sebagai upaya pencegahan virus corona dengan mematuhi protokol kesehatan
dan sasaran Masyarakat Binaan Ners 2021.

1.2 Tujuan
1) Masyarakat binaan ners 2021 mampu mengetahui tentang Covid-19 dan
melakukan tindakan pencegahan pengendalian Covid-19.
2) Masyarakat binaan ners 2021 mampu menerapkan protokol kesehatan 5 M
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Masyarakat binaan ners 2021 selalu berpikir positif dan memandang bahwa
segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.
4) Masyarakat binaan ners 2021 dapat mengendalikan diri dan selalu aktif
dalam mencari solusi.

26
BAB 2
SOLUSI DAN TARGET HALUARAN
2.1 Solusi
Dari permasalahan maka dapat ditemukan sebuah solusi dengan cara
melakukan pemberian penyuluhan tentang pengetahuan dan bagaimana
pencegahan covid 19 pada masyarakat.
Tabel 2.1 Permasalahan Dan Solusi

NO PERMASALAHAN SOLUSI

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentangMelakukan


covid-19, sosialisasi “MAS CITA
penyebab covid-19, cara penularan JAJAR KERTAS”
covid-19, tanda & gejala covid-19, Untuk Mencegah
pemeriksaan covid-19, dan pencegahan Covid-19
covid-19.

2.2 Target Haluaran


Melakukan sosialisasi “MAS CITA JAJAR KERTAS” Untuk Mencegah Covid-19, dengan
tujuan :
1. Tujuan Umum
a. Masyarakat binaan ners 2021 mampu mengetahui tentang Covid-19 dan
melakukan tindakan pencegahan pengendalian Covid-19.
2. Tujuan Khusus
Masyarakat binaan ners 2021 mampu menyebutkan dan melakukan :
- Pengertian Covid-19.
- Tanda & Gejala Covid-19.
- Cara penularan Covid-19.
- Cara penanganan Covid-19.

27
BAB 3
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

3.1 Sasaran
Usia Produktif Masyarakat keluarga binaan ners 2021 dengan sasaran 20 orang.

3.2 Media
a) PPT
PPT yang akan ditampilkan terkait “MAS CITA JAJAR
KERTAS”, dimana hal tersebut merupakan singkatan dari 5M yaitu
mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan,
dan mengurangi mobilitas.
b) Poster
Poster yang akan ditampilkan juga terkait “MAS CITA JAJAR
KERTAS”, dimana hal tersebut merupakan singkatan dari 5M yaitu
mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan,
dan mengurangi mobilitas.
c) Video
Video yang akan ditampilkan juga terkait MAS CITA JAJAR
KERTAS”, dimana hal tersebut merupakan singkatan dari 5M yaitu
mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan,
dan mengurangi mobilitas. Penampilan video dilakukan oleh kelompok
sendiri dan kolaborasi dengan teman sendiri sewaktu lomba tik tok terkait
covid-19 dengan durasi yang singkat namun jelas.

3.3 Nama Kegiatan


Edukasi Pencegahan Covid-19 Dengan “MAS CITA JAJAR KERTAS”

28
3.4 Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan berbentuk penyuluhan webinar keperawatan
dikarenakan kondisi pandemic saat ini melalui daring dengan tema Edukasi
Pencegahan Covid-19 Dengan “MAS CITA JAJAR KERTAS” merupakan
kegiatan yang akan diikuti oleh masyarakat binaan ners 2021 sebanyak 20
orang via zoom. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan, sambutan dari
ketua stikes dan ketua panitia dilanjut dengan penyuluhan Edukasi
Pencegahan Covid-19 Dengan “MAS CITA JAJAR KERTAS”
Prosedur kegiatan penyuluhan Edukasi Pencegahan Covid-19 Dengan
“MAS CITA JAJAR KERTAS” akan disampaikan oleh beberapa
narasumber dari Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Stikes William
Booth Surabaya.
3.5 Penyelenggara
Mahasiswa Program Studi Ners Semester 1 Stikes William Booth
Surabaya yang berkerjasama dengan beberapa narasumber ternama Stikes
William Booth Surabaya.

29
BAB 4
METODE PELAKSANAAN

4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program


Pelaksanaan program kegiatan yang diberikan terhadap masyarakat untuk
menangani pengetahuan dan bagaimana tentang pencegahan Covid-19 yang
meliputi:
c. Menjelaskan pengertian Covid-19.
d. Menjelaskan penyebab Covid-19.
e. Menjelaskan cara penularan Covid-19.
f. Menjelaskan tanda & gejala Covid-19.
g. Menjelaskan pemeriksaan Covid-19.
h. Menjelaskan cara penanganan dan pencegahan Covid-19.

4.2 Data Pemikiran


Hasil SMD pada masyarakat binaan ners 2021 menyebutkan bahwa jumlah
KK diwilayah tersebut sebanyak 21 KK atau 21 anggota keluarga yang tidak
memahami tentang bagaimana pencegahan covid-19 dengan alasan merasa
cemas dengan virus dan pandemi ini, serta merasa bosan jika terlalu membhas
covid-19 setiap hari.

4.3 Kerangka Penyelesaian Masalah


Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan terkait pentingnya
pencegahan penularan yakni melalui penyuluhan pemberian pendidikan
kesehatan. Salah satu penyuluhan yang efektif adalah memberikan informasi
mengenai pengertian, tujuan dan manfaat, cara, dan serta alat apa saja untuk
melindungi diri dari penularan.

4.4 Khalayak Sasaran

30
Sasaran dari sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS untuk mencegah
covid-19 adalah Usia Produktif Masyarakat keluarga binaan ners 2021
dengan sasaran 20 orang.

4.5 Metode Yang Digunakan


4.5.1 Penyuluhan
Penyuluhan meliputi pemberian materi tentang :
c. Menjelaskan pengertian Covid-19.
d. Menjelaskan penyebab Covid-19.
e. Menjelaskan cara penularan Covid-19.
f. Menjelaskan tanda & gejala Covid-19.
g. Menjelaskan pemeriksaan Covid-19.
h. Menjelaskan cara penanganan dan pencegahan Covid-19.
4.5.2 Monitor dan evaluasi
Dilakukan monitor dan evaluasi pada masyarakat binaan ners 2021 tentang
c. Menjelaskan pengertian Covid-19.
d. Menjelaskan penyebab Covid-19.
e. Menjelaskan cara penularan Covid-19.
f. Menjelaskan tanda & gejala Covid-19.
g. Menjelaskan pemeriksaan Covid-19.
h. Menjelaskan cara penanganan dan pencegahan Covid-19.

4.6 Susunan Kepanitiaan


Adapun susunan panitia pada kegiatan penyuluhan Edukasi
Pencegahan Covid-19 Dengan “MAS CITA JAJAR KERTAS” kali ini,
yaitu sebagai berikut :
9. Ketua : Fenny Fransisca Eliyardi
10. Wakil Ketua : Kiki Erviani
11. Bendahara : Novisatul Mukarromah
12. Sekertaris : Ivani Nurlita Sari & Indah
Shofyanah
13. Sie Humas : Angasto Waluyo

31
14. Sie Sarana Prasarana & : 1). Arini Dewi
Perlengkapan 2) Lydia Tjiang
3) Juwita

15. Sie Acara : 1) Lilik Eka Puspita Sari


2) Ichrima Wahyu Prihandini
3) Adhelia Yuniasih Manoppo
16. Sie Dokumentasi : Syarifah Choiriyah & Zendy
Permata Sari
Publikasi

32
BAB 5
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
5.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 5.1 Ganchart Kegiatan
Oktober 2021
No Kegiatan
06
1 Sosialisasi MAS CITA JAJAR
KERTAS Untuk
Mencegah Covid-19

5.2 Anggaran Dana


PEMASUKKAN
Iuran 215.000
PENGELUARAN
4. Poster A3 : Rp. 80.000
5. Konsumsi Dosen dan Staff :-
6. Doorprice pulsa 20.000 x 5 : Rp. 100.000
7. ATK : Rp. 20.000
8. Print Dan Foto Copy Undangan : Rp. 10.000
Print Susunan Acara : Rp. 5000
TOTAL Rp. 215.000

33
5.3 Susunan Acara

No Waktu Acara Keterangan PJ


Pembukaan Acara Penyuluhan Webinar Panitia
1 10:00 - 10.15 MC Indah Shofyanah
Keperawatan
2 10:15 – 10:25 Pembacaan Doa Erika Untari Dewi S.Kep.,Ns.,M.Kes Panitia
3 10:25 - 10:30 Sambutan Ketua Panitia Fenny Fransisca Eliyardi Panitia
Sambutan Ketua Stikes William Booth Panitia
4 10:30 – 10:40 Surabaya Sekaligus Erika Untari Dewi S.Kep.,Ns.,M.Kes
Membuka Acara Webinar
5 10:40 – 10:50 Moderator Ivani Nurlita Sari Panitia
Materi 1 : Panitia
Kiki Erviani Dan Fenny Fransisca
6 10:50 – 11:20 “Edukasi Pencegahan Covid-19 dengan MAS
Eliyardi
CITA JAJAR KERTAS”
‘Penayangan Video Pencegahan Covid-19 Zendy Permata Sari & Syarifah Panitia
7 11:20 – 11:35
dengan MAS CITA JAJAR KERTAS” Choiriyah
Panitia
8 11:35 – 11:50 DISKUSI Ivani Nurlita Sari

9 11:50 – 12:00 Doorprize Lilik Eka Puspita Sari Panitia


Panitia
10 12:00 – 12.15 Doa Penutup Martha Lowrani Siagian, S.Kep.,Ns, M.Kep

34
BAB 6
HASIL YANG DICAPAI
6.1 Pre-Implementasi
Diagram Pie 6.1 Pengetahuan Tentang Covid-19 Dan Pencegahan Tentang
Covid-19 Sebelum Penyuluhan

Diagram Pie Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan


Tentang Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS Untuk
Mencegah Covid 19
Kurang
19%

Cukup
18%
Baik
63%

Keterangan :
Sebagian masyarakat binaan ners 2021 sebelum diberikannya pendidikan
kesehatan terkait “Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS” sebanyak 63%
orang memiliki pengetahuan baik, 18% orang memiliki pengetahuan cukup,
dan 19% orang memiliki pengetahuan yang kurang.

35
6.2 Post-Implementasi
Diagram Pie 6.2 Pengetahuan Tentang Covid-19 Dan Pencegahan Tentang Covid-19
Sebelum Penyuluhan

Diagram Pie Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan


Tentang Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS Untuk
Mencegah Covid-19
Cukup Kurang
5%
5%

Baik
90%

Keterangan :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terkait “Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS”
sebanyak 90% orang memiliki pengetahuan baik, 5% orang memiliki
pengetahuan cukup, dan 5% orang memiliki pengetahuan kurang.

36
BAB 7
EVALUASI KEGIATAN

7.1 Hasil Yang Didapatkan Dari Kegiatan


Pada kegiatan penyuluhan sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS untuk
mencegah covid-19 di masyarakat binaan ners 2021 yang diadakan 1 hari
yaitu pada tanggal 06 Oktober 2021 pukul 10:00 WIB. Peserta yang hadir
sebanyak 21 orang, kegiatan penyuluhan terdiri dari penyampaian materi
yaitu definini covid-19, penyebab covid-19, cara penularan covid-19, tanda &
gejala covid-19, pemeriksaan covid-19, dan pencegahan covid-19. Kegiatan
penyuluhan berjalan dengan lancar dan para peserta antusias mendengarkan
materi yang diberikan dan sempat ada perdebatan antara peserta dengan
pemateri karena peserta terlalu berargumen mencolok dan mengotot, namun
semua dapat teratasi dengan bantuan dari beberapa teman.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini didapatkan Sebagian masyarakat
binaan ners 2021 sebelum diberikannya pendidikan kesehatan terkait
“Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS” sebanyak 63% orang memiliki
pengetahuan baik, 18% orang memiliki pengetahuan cukup, dan 19% orang
memiliki pengetahuan yang kurang. Dan Setelah dilakukan pendidikan
kesehatan terkait “Sosialisasi MAS CITA JAJAR KERTAS” sebanyak 90%
orang memiliki pengetahuan baik, 5% orang memiliki pengetahuan cukup,
dan 5% orang memiliki pengetahuan kurang.

37
BAB 8
KENDALA DAN SASARAN

8.1 Kendala Kegiatan


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, target yang telah di tentukan tidak
dapat tercapai 100%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala dalam
pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan penyuluhan tentang covid terdapat kendala yaitu :
1) Masih terdapat masyarakat awam yang belum mengetahui tentang
penggunaan aplikasi zoom dan ketersibukan masyarakat hingga belum
mengikuti penyuluhan.
2) Masyarakat yang mengikuti kegiatan wabinar masih terkendala dengan
jaringan,dan kuota paket data
3) Ketidak efektifan waktu sehingga masyarkat yang akan diajak bergabung
penyuluhan menjadi kendala
4) Masyarakat sudah tidak ada ketertarikan tentang penyuluhan covid, karena
masyarakat sudah bosan dengan informasi covid yang selama ini
didapatkan.
5) Terlalu lama menjawab pertanyaan dari peserta sehingga membuat
menjadi perdebatan dan hening sementara.
8.1 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat yang
mengikuti kegiatan penyuluhan dapat memberikan sosialisasi kepada
masyarakat lain yang berada di wilayahnya.

38
LAMPIRAN SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


COVID-19 PADA MASYARAKAT KELUARGA BINAAN NERS 2021
Pokok Bahasan : COVID-19
Sub pokok Bahasan : Edukasi Pencegahan Covid-19 Dengan “MAS CITA
JAJAR KERTAS”.
Sasaran : Masyarakat keluarga binaan ners 2021.
Waktu pertemuan : 10.00 – 12.15 WIB.
Hari/tanggal : Rabu, 06 Oktober 2021.
Tempat : Rumah masing-masing via zoom meetings.
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 atau yang lebih dikenal dengan COVID-19
merupakan jenis baru dari virus Corona yang diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) (Gorbalenya et al.,
2020). Virus ini diidentifi kasikan pertama kali di Kota Wuhan, Cina, pada
akhir tahun 2019 (Evans, 2020) yang menyerang sistem pernapasan manusia
baik anak-anak hingga dewasa dan orang tua (Anhusadar, 2020).
Virus ini dapat menular secara mudah melalui droplet (percikan) yang
keluar pada saat berbicara, bersin, dan batuk dari orang yang terinfeksi virus
COVID-19. Selain itu, virus ini juga dapat menular melalui kontak erat dengan
konfi rm positif COVID-19, seperti sentuhan fi sik secara langsung;
bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain (Singhal, 2020).
Gejala gangguan kesehatan yang biasanya muncul jika terinfeksi virus ini
seperti flu biasa, batuk, pilek, demam diatas 37,50C hingga gejala komplikasi
berat seperti, sesak nafas dan pneumonia hingga dapat menyebabkan kematian
yang biasanya disertai dengan penyakit kronis bawaan seperti kardiovaskular
dan diabetes (Huang et al., 2020). Tanda lainnya pada organ vital umumnya
terlihat stabil, namun jika dilakukan tes darah biasanya menunjukkan jumlah
sel darah putih (leukopenia dan limfositopenia) yang relatif rendah (Hui et al.,
2020). Selain gejala gangguan kesehatan yang terlihat, sebagian kasus
seringkali menunjukkan tanpa gejala atau yang lebih dikenal dengan Orang

39
Tanpa Gejala/OTG (Zimmermann & Curtis, 2020). Jumlah kasus suspek, kasus
probable, kontak erat, dan kasus konfi rmasi positif COVID-19 di seluruh
Indonesia semakin bertambah temasuk wilayah Jawa barat, khususnya
Kabupaten Bandung. Data yang diambil dari Pusat Informasi & Koordinasi
COVID-19 (2020) pemerintah Jawa Barat dan Satuan Tugas Penanganan
COVID-19 Republik Indonesia (2020), terdapat 18.638 kasus baru yang
terkonfi rmasi positif COVID-19 dengan 7.343 (4,3%) orang yang terkonfi
rmasi meninggal dunia. Provinsi Jawa Barat menempati urutan kedua kenaikan
kasus tertinggi sebesar 137,8% (707 vs. 1.681) dibandingkan provinsi DKI
Jakarta yang menempati urutan pertama kenaikan kasus tertinggi sebesar
36,9% (4.067 vs. 5.568). Khusus untuk Kabupaten Bandung sendiri
berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Informasi & Koordinasi COVID-
19 Gugus Tugas Kabupaten Bandung (2020), jumlah orang yang terkonfi rmasi
positif COVID-19 hingga akhir Agustus 2020 mencapai lebih dari 400 orang.
Desa Bojongsoang menjadi penyumbang kasus terkonfi rmasi positif yang
cukup banyak hingga mencapai 30% dari total kasus positif di Kabupaten
Bandung pada bulan Agustus 2020. Sehingga, dari data tersebut terlihat bahwa
rantai penyebaran virus COVID-19 masih belum sepenuhnya terputus yang
terlihat dari bertambahnya jumlah positif COVID-19 khususnya di Kabupaten
Bandung dan Provinsi Jawa Barat pada umumnya. Selain itu, pada pertengahan
Juni 2020, berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 43 tahun 2020
berlaku kebijakan “Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)” berupa pelaksanaan
Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) pasca pelaksanaan Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Pusat. Untuk itu diperlukan adanya tambahan sosialisasi dan
edukasi kepada masyarakat tentang cara pencegahan virus COVID-19 dan
kebijakan AKB tersebut (Irawan et al., 2020; Prayitno et al., 2020;
Wikantiyoso et al.,2020). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya dalam
menekan penyebaran virus COVID-19.
Salah satunya adalah dengan melakukan edukasi dan sosialisasi melalui
penyampaian informasi tentang bagaimana cara memulai untuk hidup sehat
sehingga terhindar dari virus COVID-19 (Razi et al., 2020; Sufi yanto et al.,

40
2020). Salah satu media edukasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi adalah power point yang informatif, animatif, dan mudah dipahami.
Harapannya, dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi pengingat agar
masyarakat setiap saat melakukan perilaku hidup bersih sebagai upaya
mencegah penyebaran virus COVID-19.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit masyarakat binaan
ners 2021 mampu mengetahui tentang Covid-19 dan melakukan tindakan
pencegahan pengendalian Covid-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit masyarakat binaan
ners 2021 mampu menyebutkan dan melakukan :
- Pengertian Covid-19.
- Tanda & Gejala Covid-19.
- Cara penularan Covid-19.
- Cara penanganan Covid-19.

C. Materi
Terlampir

D. Metode
Metode yang digunakan Ceramah dan Tanya Jawab

E. Media
PPT, Poster, & Video

41
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

42
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan pada masyarakat keluarga
binaan ners 2021.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat binaan ners 2021 antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Masyarakat binaan ners 2021 tidak meninggalkan tempat penyuluhan via
zoom.
c. Masyarakat binaan ners 2021 mengajukan pertanyaan dan menjawab
pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Masyarakat binaan ners 2021 mengetahui dan mampu menyebutkan
kembali tentang manfaat dan pentingnya pencegahan dan pengendalian
covid-19.

43
G. Kegiatan Penyuluhan

N
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 2 menit Pembukaan :
a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam
mengucapkan salam. b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari d. Memperhatikan
penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.

2. 15 menit Pelaksanaan :
a. Memberikan penjelasan a. Memperhatikan
tentang covid-19 b. Memperhatikan
b. Mendemonstrasian tentang c. Bertanya dan menjawab
pencegahan 5 M dan pertanyaan yang diajukan
pengendalian penularan covid- d. Memperhatikan
19.
c. Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya.
d. Menjawab pertanyaan klien

3. 3 menit Evaluasi :
a. Memberikan evaluasi secara a. Menjawab pertanyaan
lisan bersama masyarakat b. Memperhatikan
keluarga binaan ners 2021.
b. Memberikan salam penutup.

44
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Covid-19 (Ariani, 2020)


Menurut (WHO, 2020), penyakit coronavirus disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru
ditemukan. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus COVID-19 akan
mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa
memerlukan perawatan khusus. Orang tua dan orang-orang yang memiliki
komorbit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan
kronis, dan kanker memungkin tertular COVID-19. Coronavirus disease 2019
(COVID-19) adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru.
‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya,
penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019- nCoV.’ Virus
COVID-19 adalah virus baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama
dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus
flu biasa (UNICEF, 2020). Menurut Sun et al., 2020, COVID-19 adalah
penyakit corona virus zoonosis ketiga yang diketahui setelah SARS dan
sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
( SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus corona bisa menyebabkan
gangguan Ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARSCOV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari
coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, remaja dan
bayi, termasuk ibu
hamil dan menyusui.

45
B. Penyebab Covid-19 (Ariani, 2020)
Infeksi virus corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu
kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Coronavirus
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan
tetapi, virus juga menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia,
Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun kemudian diketahui bahwa virus corona juga menular dari
manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara,
yaitu:
1) Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat
penderita COVID-19 batuk atau bersin.
2) Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19.
3) Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih
berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang
yang memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang yang daya tahan
tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.

C. Faktor Resiko Covid-19 (Miller, 2020)


1. Usia 65 Tahun dan Lebih Tua
Tingkat keparahan dan hasil dari penyakit coronavirus disease 2019
(COVID-19) sangat bergantung pada usia pasien. Orang lansia dengan
usia 65 tahun keatas mewakili 80% rawat inap dan memiliki risiko
kematian 23 kali lipat lebih besar daripada mereka yang berusia di bawah
65 tahun (Mueller et al., 2020).

46
2. Tinggal di Panti Jompo atau Fasilitas Perawatan dalam Jangka Panjang
Hal ini disebabkan perawatan atau kebersihan yang buruk dan
kekurangan alat pelindung diri sehingga mudah berisiko covid-19 (S. M.
Shi et al., 2020).
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Dalam sebuah studi mengevaluasi 1.099 pasien yang didiagnosis di
laboratorium COVID-19 di Cina, PPOK terdeteksi pada 1,1% pasien.
Dalam meta analisis yang mengevaluasi kejadian penyakit ini mendasari
pasien COVID-19 yang membutuhkan rawat inap, 0,95% pasien
ditemukan mengalami PPOK (95%) (Çakır Edis, 2020).
4. Penderita Asma
Proporsi penderita asma dan COVID-19 selama masa penelitian
adalah 1,41%, yang jauh lebih tinggi dari 0,86% yang diamati pada
populasi umum. Meskipun data ini menunjukkan frekuensi COVID-19
yang lebih tinggi pada pasien asma, manifestasi dari penyakit pada
populasi klinis ini tidak terlalu parah, dengan angka rumah sakit yang
rendah penerimaan. Selain itu, proporsi ini lebih rendah daripada yang
dilaporkan untuk pasien kronis lainnya penyakit (Izquierdo et al., 2020).
5. Kondisi Kardiovaskular yang Serius
Peningkatan komorbiditas kardiovaskular berlaku untuk COVID-19
juga, terutama di antara mereka yang memiliki penyakit lebih parah.
Dalam 1 kohort dari 191 pasien dari Wuhan, Cina, komorbiditas
ditemukan pada 48% (67% yang tidak bertahan), hipertensi pada 30%
(48% yang tidak bertahan), DM pada 19% (31% tidak bertahan), dan CVD
pada 8% (13% dari tidak bertahan). Dalam kohort dari 138 dirawat di
rumah sakit pasien dengan COVID-19, komorbiditasnya serupa lazim
(46% secara keseluruhan dan 72% pada pasien yang membutuhkan
perawatan unit perawatan intensif [ICU]), seperti juga komorbiditas
kardiovaskular: hipertensi pada 31% (58% pada pasien yang

47
membutuhkan perawatan ICU), CVD pada 15% (25% pada pasien yang
membutuhkan perawatan ICU), dan DM pada 10% (22% pada pasien yang
membutuhkan perawatan ICU) (Clerkin et al., 2020).

6. Menerima Kemoterapi
Orang yang menerima kemoterapi dengan sistem kekebalan yang
terganggu dan komplikasi, setelah transplantasi sel induk memiliki
peningkatan risiko infeksi (Ahnach & Doghmi, 2020) .
7. Riwayat Sumsum Tulang atau Transplantasi Organ
Selama transplantasi sumsum tulang, komplikasi paru sering terjadi
dan berhubungan dengan kematian. Infeksi COVID-19 dapat mempersulit
gejala klinis dengan risiko gangguan pernapasan yang lebih tinggi dan
situasi ini bisa menjadi lebih kritis tergantung pada faktor-faktor
komorbiditas seperti usia, penyakit kardiovaskular, hati dan ginjal
(Ahnach & Doghmi, 2020).
8. Defisiensi Imun
Singkatnya, dampak klinis COVID-19 pada IDP bervariasi dari gejala
ringan sampai kematian. Proporsi kematian dalam hal ini seri (25%) lebih
besar dari pada populasi umum dengan COVID-19 dilaporkan di rumah
sakit Kota New York (10,2%), dan serupa dengan data hasil yang
dilaporkan dalam transplantasi ginjal populasi (28%). Dalam pengalaman
single-center ini, mereka yang meninggal karena penyakit terkait PID atau
penyakit penyerta lainnya yang sudah ada sebelumnya.
9. HIV/AIDS yang Tidak Terkontrol dengan Baik
Gejala yang dilaporkan dengan tingkat keparahan pasien COVID-19
dengan infeksi HIV. Gejala umum adalah demam (165 dari 223, 74,0%),
batuk (130 dari 223, 58,3%), dan dispnea (68 dari 223, 30,5%). Kurang
umum adalah sakit kepala (44 dari 223, 19,7%), artralgia / mialgia (33 dari
223, 14,8%), dan sakit tenggorokan (18 dari 223, 8,1%). Setiap gejala
gastrointestinal dilaporkan sebesar 13,0%. COVID-19 dilaporkan ringan
hingga sedang di 141 kasus 212 (66,5%), parah pada 46 pasien (21,7%),
dan kritis pada 25 pasien (11,8%). Mayoritas pasien (158 dari 244, 64,7%)

48
dirawat di rumah sakit; 16,8% dirawat di unit perawatan intensif (Mirzaei
et al., 2020).

10. Riwayat Merokok


Sebanyak 16 artikel yang merinci 11322 pasien COVID-19
dimasukkan bahwa hasil penelitian meta-analisis mengungkapkan
hubungan antara riwayat merokok dan kasus COVID-19 yang parah 95%.
Selain itu, ditemukan hubungan antara riwayat merokok saat ini dan
COVID-19 yang parah 95%. kemudian 10,7% (978/9067) bukan perokok,
COVID-19 tergolong parah, sedangkan pada perokok aktif, COVID-19
yang parah terjadi pada 21,2% (65/305) kasus (Gülsen et al., 2020).
11. Diabetes Melitus
Pasien dengan diabetes melitus memiliki kecenderungan
meningkatnya infeksi virus dan bakteri yang mempengaruhi saluran
pernapasan. Salah satu mekanisme yang bertanggung jawab atas
kecenderungan ini adalah sindrom leukosit, yang merupakan gangguan
fungsi leukosit dari fagositosis (gangguan kekebalan). Hal ini semakin
menekankan kemungkinan peningkatan kecenderungan infeksi
SARSCoV-2 pada kelompok diabetes (Prasetyo, 2021).
12. Penyakit Ginjal Kronis
Penyakit ginjal kronis dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari
infeksi yang parah. Dalam sebuah meta-analisis menunjukkan 20% pasien
dengan penyakit ginjal kronis yang terjangkit COVID-19 memiliki
penyakit parah, risiko 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan
mereka tanpa penyakit ginjal kronis (Hassanein et al, 2020).
13. Penyakit Hati
Selain itu menurut Susilo et al. (2020) beberapa faktor risiko lain
seperti jenis kelamin laki-laki yang diketahui berkaitan erat dengan
prevalensi perokok aktif yang tinggi, orang yang memiliki kontak erat,
orang yang tinggal serumah dengan pasien yang terkonfirmasi virus covid-
19, pernah bepergian ke daerah yang terjangkit virus, satu lingkungan
yang sama tapi tidak pernah kontak dekat atau jarak 2 meter termasuk

49
resiko rendah, dan terakhir tenaga kesahatan menjadi salah satu yang
berisiko tinggi tertular.

D. Patofisiologi Covid-19 (Jaji, 2020)


2019-nCoV memiliki struktur khas Coronavirus dengan “duri-duri
protein” pada lapisan membran dan juga menggambarkan poliprotein lainnya,
nucleoprotein, dan membran protein, misalnya RNA Polymerase, 3
Chymotrypsin-Protease, Papain-Like Protease, Helicase, Glikoprotein dan
protein aksesoris lainnya. Protein S dari Coronavirus dapat berikatan dengan
reseptor inang untuk memfasilitasi masuknya virus ke dalam sel target. SARS
CoV-2 berikatan dengan Angiotensin-Converting Enzyme 2 (ACE2) pada
manusia, reseptor yang sama untuk SARS-CoV-2 dapat diberikatan dengan
reseptor ACE2 pada sel manusia, kelelawar, musang, dan babi, tetapi tidak
dapat berikatan dengan sel-sel tanpa ACE2. Sebagai virus yang menargetkan
sistem pernapasan, patogenesis utama infeksi Covid-19 adalah pneumonia
berat, RNAaemia, kombinasi dengan rontgen dada tampakan Ground-Glass
Opacities, dan cedera jantung akut. Peningkatan level sitokin dan Ghemokine
dalam darah dijumpai pada pasien dengan infeksi Covid-19. Limfopenia
merupakan ciri umum pada pasien Covid-19 dan dapat menjadi faktor penting
yang berhubungan dengan keparahan penyakit dan mortalitas. (Ruslin dalam
Jaji, 2020).

E. Cara Penularan Covid-19


Menurut (Xu et al, 2020) terdapat beberapa macam penyebaran COVID-19
diantaranya sebagai berikut.
1. Droplet
COVID-19 ditularkan terutama melalui tetesan pernapasan. Ketika
seorang pasien batuk atau bersin, droplet yang mengandung virus mungkin
dihirup oleh individu yang rentan.
2. Kontak Langsung

50
Ditemukan bahwa 71,8% penduduk non-lokal memiliki riwayat
COVID-19 karena kontak dengan individu dari Wuhan. Lebih dari 1800
dari 2055 (~ 88%) pekerja medis dengan COVID-19 berada di Hubei,
menurut laporan dari 475 rumah sakit.

3. Kontak Tidak Langsung


Hal ini terjadi ketika droplet mengandung COVID-19 mendarat di
permukaan meja, gagang pintu, telepon, dan benda mati lainnya. Virus itu
dipindahkan dari permukaan ke selaput lendir dengan jari yang
terkontaminasi menyentuh mulut, hidung, atau mata. Penelitian telah
memperkirakan bahwa COVID-19 dapat bertahan hingga 5 hari pada suhu
20 °C, kelembaban 40-50%, dan dapat bertahan hidup kurang dari 48 jam di
udara kering, dengan pengurangan viabilitas setelah 2 jam.
4. Penularan Asimptomatik
Infeksi asimptomatik telah dilaporkan dalam setidaknya dua kasus
dengan paparan riwayat ke pasien yang berpotensi pra-simptomatik yang
kemudian didiagnosis dengan COVID-19. Virus itu dulu ditularkan ke tiga
anggota keluarga sehat lainnya. Sebelum berkembangnya gejala, individu
mungkin tidak diisolasi dan mungkin merupakan sumber virus seluler yang
penting.
5. Penularan Antar Keluarga
Penularan dalam klaster keluarga sangat umum. Satu studi melaporkan
bahwa 78 hingga 85% kasus dalam kelompok agregat besar terjadi karena
transmisi antar militer di Sichuan dan Guangdong, China.
6. Transmisi Aerosol
Lingkungan tertutup dengan kondisi buruk ventilasi, aerosol dapat
bertahan di udara selama 24-48 jam dan menyebar dari beberapa meter
hingga puluhan meter. Namun, belum ada bukti kuat untuk aerosol
penularan. WHO juga menganggap bahwa rute ini memerlukan
penyelidikan lebih lanjut.
7. Penularan Okuler

51
Telah dilaporkan sebagai dokter tanpa pelindung mata terinfeksi selama
inspeksi di Wuhan pada 22 Januari 2020. Studi lebih lanjut ditemukan
bahwa COVID-19 dapat dideteksi dalam air mata dan sekresi konjungtiva
pasien COVID-19.

8. Penularan Tinja-Oral
Pertama kali dilaporkan dalam kasus COVID-19 di AS. Studi
selanjutnya terdeteksi SARS-CoV-2 dalam tinja dan penyeka dubur
COVID-19 pasien. Selanjutnya, 23,3% dari Pasien COVID-19 tetap
COVID-19 positif bahkan ketika viral load tidak lagi terdeteksi di saluran
pernapasan. SARS-CoV-2 juga telah terdeteksi di epitel lambung,
duodenum, dan rektal. Tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung
transmisi vertikal karena sampel dari neonatus yang dilahirkan dengan
positif COVID-19 dari ibu negatif. Apalagi tidak ada viral load telah
terdeteksi dari lingkungan vagina 35 wanita pasien, menunjukkan
kurangnya bukti untuk penularan seksual dari COVID-19.

F. Tanda & Gejala Covid-19 (Ariani, 2020)


Gejala awal infeksi virus corona atau COVID-19 bisa menyerupai flu,
yaitu demam, pilek,batuk kering, sakit tenggorokan , dan sakit kepala. Setelah
itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat . penderita dengan
gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas dan nyeri dada.
Secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang
terinfeksi virus Corona yaitu :
1) Demam ( Suhu Tubuh diatas 38 derajat celcius )
2) Batuk kering - Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus corona
meskipun lebih jarang yaitu :

52
1) Diare.
2) Sakit kepala.
3) Konjungktivitis.
4) Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau.
5) Ruam di kulit.

G. Pemeriksaan Covid-19
Hingga saat ini uji Covid-19 yang tersedia di Indonesia adalah
pemeriksaan PCR untuk menemukan antigen SARS-CoV-2 dan pemeriksaan
rapid test untuk menemukan antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2.
Pemeriksaan antigen dengan PCR merupakan standar diagnostik Covid-19
rekomendasi WHO. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel
antigen baik melalui swab atau apus hidung dan tenggorokan, maupun dahak
atau cairan yang berasal dari paru-paru. Pengambilan sampel untuk
pemeriksaan antigen memerlukan petugas kesehatan terlatih yang
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap. Sampel ini kemudian
dikirim dengan medium transpor khusus ke laboratorium berstandar Biosafety
Level 2 (BSL 2) yang dapat mengolah dan menganalisis antigen dengan teknik
PCR. Hasil pemeriksaan antigen ini memerlukan waktu yang lebih lama,
terlebih lagi karena terbatasnya jumlah laboratorium berstandar BSL 2 di
Indonesia. Pemeriksaan antibodi dengan rapid test dilakukan dengan
mengambil sampel darah dari ujung jari tangan. Namun secara umum
keakuratannya jauh di bawah PCR. Sesuai namanya, rapid test memberikan
hasil yang cepat, dalam hitungan menit. Jika hasil rapid test negatif, ada
kemungkinan pasien sebenarnya sudah terinfeksi virus namun antibodinya
belum terbentuk karena tubuh memerlukan waktu untuk membentuk antibodi,
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan ulang kurang lebih 7 hari setelah
pemeriksaan awal. Jika hasil rapid test positif, perlu dilanjutkan dengan
pemeriksaan antigen dengan PCR untuk mengonfirmasi diagnosis, karena
masih ada kemungkinan hasil positif palsu (Shihab, 2020).

53
H. Pencegahan Virus Corona Covid-19 (Ariani, 2020)
Cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor
yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu dengan gerakan 5 M :
1. Memakai masker.
Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,
termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan.
Cara memakai masker yang benar :
a) Tutup mulut, hidung dan dagu anda. Pastikan bagian masker yang
berwarna di sebelah depan
b) Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung anda, dan
tarik kebelakang dibagian bawah dagu.
c) Lepas masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali dan
langsung buang ke tempat sampah.
d) Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah digunakan
ke dalam tempat sampah.
e) Biar bersih ganti masker anda secara rutin apabila kotor atau basah.
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang
mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar
rumah atau di tempat umum.
Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
Mencuci tangan yang baik (Nahdliyyah, 2021)
a) Definisi
Mencuci tangan yang baik adalah dengan mengikuti 7 langkah
membersihkan tangan sesuai prosedur yang benar untuk membunuh
kuman penyebab penyakit. Dengan mencuci tangan memakai sabun baik
sebelum makan atau pun sebelum memulai pekerjaan, akan menjaga
kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit melalui kuman yang
menempel di tangan (Andriansyah dalam Nahdliyyah, 2021).

54
b) Manfaat
Manfaatnya yaitu membersihkan dan membunuh kuman yang
menempel secara cepat dan efektif karena semua bagian tangan akan
dicuci menggunakan sabun.
c) Cara melakukannya
1) Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut.
2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3) Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
7) Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara
memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau
tisu.
3. Menjaga jarak.
Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 2 meter dari
orang lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
4. Menjauhi kerumunan.
Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai
positif terinfeksi COVID-19, atau orang yang sedang sakit demam, batuk,
atau pilek. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin,
kemudian buang tisu ke tempat sampah.
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,
termasuk kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 (termasuk


kategori suspek dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai
ODP (orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam

55
pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak
menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
1) Lakukan isolasi mandiri dengan tinggal di ruangan yang terpisah dengan
orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar
tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
2) Konsumsi obat-obatan yang disarankan oleh dokter.
3) Lakukan pengukuran suhu 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
4) Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
5) Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi
dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
6) Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda
sampai Anda benar-benar sembuh.
7) Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
8) Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
9) Pakai masker dan sarung tangan bila terpaksa harus berada di tempat umum,
seperti rumah sakit atau sedang bersama orang lain.
10) Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu
segera buang tisu ke tempat sampah.

I. Penanganan Covid-19
Jika hasil tes pemeriksaan Covid-19 positif, tetap tenang dan jangan panik.
Laporkan diri ke posko KLB Dinas Kesehatan masing-masing kota atau ke
PKM kecamatan sesuai tempat tinggal. Petugas surveilans dari PKM
kecamatan akan mendata dan mengevaluasi kondisi pasien. Jika gejala yang
dirasakan ringan, dokter akan memberikan obat-obatan simptomatik untuk
meredakan gejala dan menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
(Shihab, 2020).

J. Komplikasi Covid-19

56
Komplikasi yang paling utama yang ada pada pasien COVID-19 adalah
ARDS, tapi tidak hanya ARDS, melainkan dapat terjadi komplikasi lain
daintaranya (Susilo et al, 2020).
1) Gangguan Ginjal Akut
2) Jejas Kardiak
3) Disfungsi Hati
4) Dan Pneumotoraks.
5) Syok Sepsis
6) Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID)
7) Rabdomiolisis
8) Pneumomediastinum

Menurut (KEMENKES RI, 2020) komplikasi terdiri atas beberapa jenis


sebagai berikut.
1. Komplikasi Akibat Penggunaan Ventilasi Mekanik Invasif (IMV) Yang
Lama.
2. Ventilator-Associated Pneumonia (VAP).
3. Tromboemboli Vena.
4. Catheter-Related Bloodstream.
5. Stres Ulcer Dan Pendarahan Saluran Pencernaan.
6. Kelemahan Akibat Perawatan di ICU.
7. Komplikasi Lainnya Selama Perawatan Pasien.

57
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal, Afni Yanti & Indra Zulfayanto At All. 2021. Peningkatan
Kualitas Kesehatan Masyarakat Untuk Pencegahan Penyebaran COVID-19
Di Masa Pandemi. Malang: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 | No. 1 |
2021 | Hal. 41-46.
Ariani, Dinda Mustika. 2020. Penyuluhan Pencegahan Virus Covid-19 Pada
Remaja. Palembang: Universitas Bima Dharma.
Caesaron, Dino, Sheila Amalia Salma & Murman Dwi Prasetyo At All. Edukasi
dan Sosialisasi Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 melalui Media
Poster di Desa Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Malang : Universitas
Merdeka Malang.
Jaji. 2020. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Leaflet Terhadap
Pengetahun Warga Dalam Pencegahan Penularan COVID 19. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Nahdliyyah, Ade Irma & Jihan Febrina Adella. 2021. Upaya Pencegahan
Penularan Covid-19 Dengan Melakukan Batuk Yang Benar Dan Kebersihan
Cuci Tangan Di Komunitas Keluarga. Pekalongan: Jurnal ABDIMAS Vol.2
No.2 Edisi Juli 2021.
Prasetyo, Wijar, Hendro Djoko Tjahjono & Siska Christianingsih. 2021.
Penyuluhan Tentang COVID-19 Dan Diabetes Mellitus : Keep Comunity
Safe Bagi Masyarakat Lucnab Barangay Baguio City Philiphines. Surabaya:
Stikes William Booth Surabaya.
Purwaningrum, Ratna, Alif Rizky Hafizhdillah & Akhmad Kheru At All. 2021.
Penyuluhan Pencegahan Virus Corona Dengan Mematuhi Protokol
Kesehatan. Malahayati: Jurnal Kreativitas Pengabdian Masyarakat P-ISSN:
2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 4 NOMOR 1 TAHUN 2021]
HAL 200-206.
Ratnawati, Riska, Afifah Nur D & Anggie Nur Andhini At All. 2021. Penyuluhan
Tentang Covid-19 Dengan Pemanfaatan Media Poster Pada Masyarakat.
Madiun: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun NO.
ISSN: 2615-2118.

58
Zulfa, Ilil Maidatuz & Fitria Dewi Yunitasari. 2021. Edukasi Generasi Muda Siap
Vaksinasi Covid-19. Surabaya: Jurnal Asta (Abdi Masyarakat Kita) Vol. 01
No. 02, Juli 2021.

59
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
POSYANDU BALITA WARGA BINAAN NERS 2021

OLEH :
ADHELIA YUNIASIH MANOPPO (2021.04.001)
ZENDY PERMATA SARI (2021.04.014)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

60
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang
dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Selain itu,
program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka kelahiran. Dalam
pelaksanaan Posyandu banyak kader yang telah dilatih tidak aktif lagi atau
"drop-out" dengan alasan karena sibuk urusan rumah tangga, pindah tempat,
tidak mendapat upah dan karena sudah menikah. Posyandu merupakan salah
satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselengarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Oleh sebab itu, untuk mendukung
pembinaan Posyandu diperlukan langkah-langkah edukasi kepada masyarakat
antara lain dengan upaya peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan kader
Posyandu.
Posyandu memiliki fungsi sebagai pelayanan informasi kesehatan ibu dan
anak, dinilai sangat efektif dalam menurunkan Angka Kematian Bayi di
Indonesia. Angka Kematian Bayi turun dari 73/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2003 menjadi 58/1000 pada tahun 2004. Pada awal tahun 2005, peran
dan fungsi posyandu sangat terlihat dan bergerak. Posyandu bukan sekedar
tempat menimbang berat badan balita, namun juga pelayanan gizi dan
pemeriksaan ibu hamil (Bappenas, 2010). Pada tahun 1997 semenjak terjadi
krisis ekonomi terjadi penurunan aktivitas posyandu yang disebabkan beban
ekonomi yang semakin berat mulai dirasakan oleh masyarakat, kader

61
posyandu yang biasa aktif, lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk
kegiatan ekonomi yang menjanjikan tambahan penghasilan.
Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting
bagi pertumbuhan anak, oleh sebab itu balita perlu ditimbang secaca
teratur sehingga dapat diikuti pertumbuhan berat badannya. Anak yang sehat
akan tumbuh pesat, bertambah umur bertambah berat badannya. Agar
kegiatan penimbangan dapat mempunyai makna secara efektif dan
efisien, maka hasil penimbangan setiap balita dapat dicantumkan pada
grafik dalam KMS balita, kemudian dipantau garis pertumbuhan setiap
bulannya, sehingga setiap anak dapat diketahui kesehatannya sejak dini.
Hasil penimbangan balita di posyandu dapat juga dimanfaatkan oleh
masyarakat dan instansi atau aparat pembina untuk melihat sampai
seberapa jauh jumlah balita yang ada di wilayahnya tumbuh dengan
sehat, sehingga dapat menggambarkan keberhasilan dari kegiatan
posyandu (Depkes RI, 2001).
Dalam hal ini, pentingnya cakupan penimbangan ada kaitannya dengan
faktor internal ibu balita seperti: tingkat pendidikan ibu balita, tingkat
pengetahuan ibu balita, perilaku kesehatan, umur balita, status gizi balita,
disamping itu juga berkaitana dengan jarak posyandu serta peran petugas
kesehatan, tokoh masyarakat, kader posyandu. Masalah lain yang berkaitan
dengan kunjungan di posyandu antara lain : dana oprasional dan sarana
prasarana untuk menegakkan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader
dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling,
tingkat pemahaman keuarga dan masyarakat akan manfaat posyandu serta
pelaksanaan pembina kader (Profil Kesehatan Indonesia, 2009).

62
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Ibu balita dan kader dapat berperan serta memanfaatkan, meningkatkan, memelihara dan
mempertahankan posyandu balita di wilayah warga binaan ners 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan ibu balita dan kader tentang posyandu
balita di wilayah warga binaan ners 2021.
b. Meningkatkan kemampuan dalam memanfaatkan posyandu balita
yang ada di wilayah warga binaan ners 2021.
c. Meningkatkan dukukangan dan peran aktif Kelurahan, Tenaga
Kesehatan, RT RW maupun Kader terhadap posyandu balita di
wilayah warga binaan ners 2021.
d. Meningkatkan perilaku hidup sehat seperti pemberian nutrisi,
imunisasi, pemberian vitamin A pada balita.
1.3 Sasaran
1. Ibu yang mempunyai anak bayi dan balita
2. Kader setempat
1.4 Program Kerja
Penyuluhan tentang posyandu dan pelatihan kader
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini yaitu :
1. Bagi Ibu yang mempunyai bayi dan balita
Ibu dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya posyandu dan memanfaatkan
pelayanan yang sudah di sediakan. Agar bayi dan balita tumbuh pesat
sesuai usianya.
2. Bagi Kader
Menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat khususnya kader posyandu yang
berkualitas.

3. Bagi Mahasiswa

63
Peran aktif mahasiswa yang memiliki kemampuan penyuluhan kesehatan jiwa bagi ibu
yang mempunyai bayi dan balita.

64
BAB 2
GAMBARAN UMUM DAN SOLUSI BESERTA TARGET HALUARAN

2.1 Gambaran Posyandu Balita


Posyandu merupakan wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-
sama menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyaraka tuntuk
melaksanakan,memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai
kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum
(Henniwati, 2008).
Posyandu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan untuk
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Henniwati,
2008). Posyandu yang sudah ada di masyrakat saat ini sangat berperan dalam
mendukung pencapaian pembangunan kesehatan ibu dan anak.
A. Manfaat Posyandu
Adapun bagi masyarakat, manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
buruk.
3. Bayi dan anak balita mendapatkan berbagai vitamin.
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet
penambah darah (Fe) serta Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
6. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan
anak, apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke
puskesmas.
7. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehtan ibu, bayi
dan anak balita.

65
B. Tujuan datang ke Posyandu
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa tujuan utama dari posyandu adalah agar
mensejahterakan masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak.
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
c. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan kegiatan – kegiatan yang lain yang menunjang
kemampuan hidup sehat.
e. Pendekatan dan pemerataan penanganan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan.
C. Kegiatan Posyandu
Kegiatan yang dilaksanakan dalam posyandu meliputi beberapa kegiatan yang harus
dilaksanakan, yaitu :
1. Kesehatan ibu dan anak.
2. Keluarga berencana.
3. Imunisasi.
Pemberian Imunisasi untuk melindungi anak dan balita dari beberapa penyakit infeksi
yang berbahaya. Yang perlu mendapatkan pelayanan imunisasi adalah
anak umur 2-12 bulan. Imunisasi bagi sasaran ini adalah :
a) Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit TBC
b) Imunisasi DPT untuk mencegah penyakit difteri, batuk rejam dan
tetanus.
c) Imunisasi Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
d) Imunisasi Campak untuk mencegah penyakit campak.
e) Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis

66
4. Peningkatan gizi.
5. Penanggulangan diare.
6. Sanitasi dasar.
7. Penyediaan obat esensial.
D. Penyelenggaraan
a. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana kegiatan posyandu diutamakan adalah anggota masyarakat yang telah
dilatih menjadi kader setempat dibawah bimbingan puskesmas.
b. Pengelola Posyandu
Adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader kesehatan
yang ada diwilayah tersebut.
Tugas kader posyandu adalah :
1) Mempersiapkan sasaran posyandu.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Bila ada alat yang
belum tersedia dapat meminjam, minta pada petugas kesehatan
atau membuat sendiri.
3) Membuat pembagian tugas diantara para kader dibantu ibu – ibu
yang lain (Depkes RI, 2000).
2.2 Solusi

67
Dari permasalahan maka ditawarkan sebuah solusi dengan cara melakukan
pemberian penyuluhan dan demonstrasi melalui video.
Tabel 2.2 Permasalahan dan Solusi

N Permasalahan Solusi

1 Jarang pergi ke posyandu, jarang Memberikan penyuluhan kepada


menimbang, ibu yang mempunyai
pemberian nutrisi dan bayi dan balita,
imunisasi tidak meberikan
lengkap. demonstrasi untuk
pemberian nutrisi
pada anak dan
memberikan
pelatihan kader.

2.3 Target Haluaran :


1. Ibu yang mempunyai bayi dan balita bisa mengambil pesan dari
penyuluhan dan video yang sudah diberikan agar tahu pentingnya
posyandu seperti imunisasi, pemberian nutrisi dan menimbang untuk
perkembangan anak.
2. Kader balita untuk menciptakan fasilitator pemberdayaan masyarakat
khususnya kader posyandu yang berkualitas dan berperan aktif.

68
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1 Kegiatan Pelaksanaan Program


Pelaksanaan dilakukan dengan cara melakukan memberikan motivasi melalui
penyuluhan posyandu, demonstrasi pemberian nutrisi kepada ibu dan pelatihan
untuk kader yang jarang menimbang, jarang ke posyandu, imunisasi tidak lengkap
dan pemberian nutrisi. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di minggu ketiga
bersama sekitar 25 orang melalui via zoom atau daring.

3.2 Data pengkajian


Hasil SMD Warga Binaan Ners 2021 menyebutkan jumlah KK sebanyak 252
jiwa yang terdapat jumlah balita sebanyak 25 balita dengan prevalensi 11% tidak
menimbang setiap bulan, jarang ke posyandu, imunisasi tidak lengkap dan
pemberian nutrisi tidak seimbang. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa 12%
balita tidak ditimbangkan setiap bulannya, 44% balita jarang ke posyandu, 16%
balita tidak mendapatkan imunisasi lengkap, 24% balita tidak diberikan nutrsi
seimbang.

3.3 Kerangka Penyelesaian Masalah


Dengan keterbatasan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
berkumpul secara langsung, maka salah satu upaya yang dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah dengan cara melakukan penyuluhan
kesehatan mengenai pentingnya posyandu, pemberian nutrisi dan pelatihan kader
melalui zoom.

3.4 Khalayak Sasaran

69
Sasaran dari penyuluhan ini adalah ibu yang mempunyai bayi dan balita dan
kader yang mengalami masalah jarang menimbang, jarang ke posyandu,
pemberian nutrusi yang tidak seimbang dan tidak imunisasi lengkap. Ditemukan
sebanyak 12% balita tidak ditimbangkan setiap bulannya, 44% balita jarang ke
posyandu, 16% balita tidak mendapatkan imunisasi lengkap, 24% balita tidak
diberikan nutrsi seimbang.

3.5 Metode yang digunakan


3.5.1 Video
Video meliputi video yang menampilkan PPT pentingnya posyandu dan
demonstrasi pemberian nutrisi seperti kreasi makanan. Dan penyuluhan pelatihan
kader.
3.5.2 Diskusi
Diskusi meliputi peserta dan pemateri mendiskusikan apa yang didapatkan
setelah menonton video pentingnya posyandu dan demonstrasi pemberian nutrisi
serta penyuluhan pelatihan untuk kader ke depannya setelah melihat video
tersebut.
3.5.3 Monitor dan Evaluasi
Dilakukan monitor dan evaluasi pada ibu dan kader tentang pentingnya
posyandu dan demonstrasi pemberian nutrisi serta penyuluhan pelatihan untuk
kader.

3.1 Susunan Panitia


Penanggung Jawab : Erika Untari Dewi S.Kep.,Ns.M.Kes
Ketua Panitia : Adhelia Yuniasih Manoppo
Wakil Ketua Panitia : Zendy Permata Sari
Notulen : Indah Shofyana
Bendahara : Novisatul Mukarromah
Pemateri : Adhelia, Zendy
Dokumentasi : Fenny Fransisca E
Fasilitator : Kiki Erviani
Humas : Angasto Waluyo

70
MC : Ivani Nurlita Sari
Moderator : Syarifah Choiryah

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN

4.1 Anggaran DanA


Sumber Dana
Dana dari pribadi anggota kelompok
Pengeluaran :

No. Peralatan Penunjang Anggaran Dana

1 Sie Perlengkapan

Doorprize : 3 x pulsa @10.000 Rp. 50.000,-

2 Bahan – bahan sayuran untuk video Rp. 15.000,-

Total Rp. 65.000,-

4.2 Susunan Acara

Tahapan Waktu Kegiatan Keterangan

Pembukaan 5 menit a. Memperkenalkan diriCurah pendapat


b. Menjelaskan maksud dan
tujuan
c. Kontrak waktu
d. Menggali pengetahuan
posyandu

Inti 20 menit a. Menjelaskan Ceramah


tentang + Video

71
pengertian posyandu
b. Menjelaskan tentang
imunisasi
c. Menjelaskan tentang
pemberian nutrisi
d. Menjelaskan tentang
pelatihan kader

Penutup 5 menit a. Memberikan kesempatan


Tanya jawab
sasaran untuk bertanya
tentang hal yang belum
dimengerti
b. Melakukan evaluasi secara
lisan tentang posyandu dan
pelatihan kader
c. Memberikan salam penutup

BAB 5
HASIL YANG DICAPAI

5.1 Pre Implementasi


Diagram Pie 5.1 Pentingnya Posyandu dan Pelatihan Kader pada Balita

SEBELUM KEGIATAN PENTINGNYA POSYANDU


DAN PELATIHAN KADER BALITA
BAIK
16%

CUKUP KURANG
27% 57%

Keterangan :
Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya posyandu
dan pelatihan kader balita sebanyak 57% orang memiliki pengetahuan kurang
tentang manfaat kegiatan yang ada di posyandu, 27% memiliki pengetahuan
cukup dan 16% memiliki pengetahuan baik.

72
5.2 Post Implementasi
Diagram Pie 5.2 Pentingnya Posyandu dan Pelatihan Kader pada Balita

SESUDAH KEGIATAN PENTINGNYA POSYANDU


DAN PELATIHAN KADER BALITA
CUKUP
14%

BAIK
86%

Keterangan :
Sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya posyandu
dan pelatihan kader balita sebanyak 86% orang memiliki pengetahuan yang
baik dan 14% memiliki pengetahuan yang cukup.

73
BAB 7
EVALUASI KEGIATAN
7.1 Hasil yang didapatkan dari kegiatan
Pada kegiatan “Penyuluhan Pentingnya Posyandu dan Peelatihan Kader”
diadakan 1 hari yaitu pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB. Peserta
yang hadir sebanyak 10 orang. Kegiatan penyuluhan terdiri dari penyampaian
materi terkait pengertian Posyandu, pentingnya imunisasi, status gizi pada
anak dan pelatihan kader. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dan
para peserta antusias mendengarkan materi yang diberikan. Peserta
mengajukan banyak pertanyaan yang meliputi :
1. Bagaimana jika imunisasi pada anak tidak diberikan sesuai dengan
waktunya ?
2. Bagaimana cara Mpasi pada anak yang sudah berumur 3 tahun ?
3. Kenapa pada anak imunisasi terjadi demam ?
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini didapatkan pengetahuan Ibu
tentang Posyandu Balita sebelum diberikan penyuluhan didapatkan data
sebanyak 57% orang memiliki pengetahuan kurang tentang manfaat kegiatan
yang ada di posyandu, 27% memiliki pengetahuan cukup dan 16% memiliki
pengetahuan baik. Sedangkan sesudah diberikan penyuluhan didapatkan data
sebanyak 86% orang memiliki pengetahuan yang baik dan 14% memiliki
pengetahuan yang cukup.

7.2 Rencana Tindak Lanjut


Setelah dilakukan kegiatan Untuk rencana tindak lanjut kegiatan,
mahasiswa kerja sama dengan pihah puskesmas dan perangkat desa untuk
meningkatkan pengetahuan masayarakat terhadap Posyandu Balita khusunya
pada ibu yang memiliki balita.

74
BAB 8
KENDALAN DAN SASARAN

8.1 Kendala Kegiatan


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, target yang telah ditentukan tidak dapat tercapai
100%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan
kegiatan.
Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan pentingnya posyandu dan pelatihan kader balita
terdapat kendala yaitu :
6) Masih terdapat masyarakat awam yang belum mengetahui tentang
penggunaan aplikasi zoom dan ketersibukan masyarakat hingga belum
mengikuti penyuluhan.
7) Masyarakat yang mengikuti kegiatan wabinar masih terkendala dengan
jaringan,dan kuota paket data
8) Ketidak efektifan waktu sehingga masyarkat yang akan diajak bergabung
penyuluhan menjadi kendala
9) Hanya beberapa kader yang bisa mengikuti zoom untuk pelatihan kader
pada balita dikarenakan kesibukan warga.

8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat yang
mengikuti kegiatan penyuluhan dapat memberikan sosialisasi kepada
masyarakat lain yang berada di wilayahnya dan kader harus aktif untuk
memberikan sosialisasi terhadap warga khususnya yang mempunyai anak.

75
LAMPIRAN SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENYULUHAN PENTINGNYA POSYANDU, DEMONSTRASI
PEMBERIAN NUTRISI DAN PELATIHAN KADER DI
WILAYAH BINAAN NERS 2021 SURABAYA

Topik : Posyandu Balita dan Pelatihan Kader


Sub Topik  : Pentingnya Posyandu, Demonstrasi Pemberian Nutrisi,
Pelatihan Kader
Tempat : Wilayah Binaan Ners 2021 (melalui zoom)
Hari/ tanggal : Kamis, 07 Oktober 2021
Waktu : 10.00 WIB – Selesai
Penyaji : Mahasiswa Stikes William Booth Surabaya.
Sasaran : Masyarakat Umum / Pasien dan Keluarga Pasien.

A. Latar Belakang
Kegiatan Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang
dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Selain itu,

76
program Posyandu merupakan salah satu upaya pemerintah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan anak serta angka kelahiran. Dalam
pelaksanaan Posyandu banyak kader yang telah dilatih tidak aktif lagi atau
"drop-out" dengan alasan karena sibuk urusan rumah tangga, pindah tempat,
tidak mendapat upah dan karena sudah menikah. Posyandu merupakan salah
satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselengarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Oleh sebab itu, untuk mendukung
pembinaan Posyandu diperlukan langkah-langkah edukasi kepada masyarakat
antara lain dengan upaya peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan kader
Posyandu.
Posyandu memiliki fungsi sebagai pelayanan informasi kesehatan ibu dan
anak, dinilai sangat efektif dalam menurunkan Angka Kematian Bayi di
Indonesia. Angka Kematian Bayi turun dari 73/1000 kelahiran hidup pada
tahun 2003 menjadi 58/1000 pada tahun 2004. Pada awal tahun 2005, peran
dan fungsi posyandu sangat terlihat dan bergerak. Posyandu bukan sekedar
tempat menimbang berat badan balita, namun juga pelayanan gizi dan
pemeriksaan ibu hamil (Bappenas, 2010). Pada tahun 1997 semenjak terjadi
krisis ekonomi terjadi penurunan aktivitas posyandu yang disebabkan beban
ekonomi yang semakin berat mulai dirasakan oleh masyarakat, kader
posyandu yang biasa aktif, lebih memilih memanfaatkan waktunya untuk
kegiatan ekonomi yang menjanjikan tambahan penghasilan.
Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting
bagi pertumbuhan anak, oleh sebab itu balita perlu ditimbang secaca
teratur sehingga dapat diikuti pertumbuhan berat badannya. Anak yang sehat
akan tumbuh pesat, bertambah umur bertambah berat badannya. Agar
kegiatan penimbangan dapat mempunyai makna secara efektif dan
efisien, maka hasil penimbangan setiap balita dapat dicantumkan pada
grafik dalam KMS balita, kemudian dipantau garis pertumbuhan setiap
bulannya, sehingga setiap anak dapat diketahui kesehatannya sejak dini.

77
Hasil penimbangan balita di posyandu dapat juga dimanfaatkan oleh
masyarakat dan instansi atau aparat pembina untuk melihat sampai
seberapa jauh jumlah balita yang ada di wilayahnya tumbuh dengan
sehat, sehingga dapat menggambarkan keberhasilan dari kegiatan
posyandu (Depkes RI, 2001).
Dalam hal ini, pentingnya cakupan penimbangan ada kaitannya dengan
faktor internal ibu balita seperti: tingkat pendidikan ibu balita, tingkat
pengetahuan ibu balita, perilaku kesehatan, umur balita, status gizi balita,
disamping itu juga berkaitana dengan jarak posyandu serta peran petugas
kesehatan, tokoh masyarakat, kader posyandu. Masalah lain yang berkaitan
dengan kunjungan di posyandu antara lain : dana oprasional dan sarana
prasarana untuk menegakkan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader
dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling,
tingkat pemahaman keuarga dan masyarakat akan manfaat posyandu serta
pelaksanaan pembina kader (Profil Kesehatan Indonesia, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan tentang posyandu
dan demonstrasi pemberian nutrisi serta pelatihan kader pada ibu yang
mempunyai bayi dan balita dapat mengetahui pentingnya posyandu.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan tentang posyandu
pada ibu yang mempunyai bayi dan balita dapat :
1. Menjelaskan pengertian posyandu
2. Menjelaskan tujuan dari posyandu
3. Menjelaskan manfaat dari posyandu
4. Menjelaskan sasaran posyandu
5. Menjelaskan pelaksanaan posyandu
6. Menjelaskan kegiatan pokok posyandu
7. Menjelaskan tugas – tugas kader posyandu

78
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
E. Media
Terlampir

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan pada masyarakat
keluarga binaan ners 2021.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat binaan ners 2021 antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Masyarakat binaan ners 2021 tidak meninggalkan tempat
penyuluhan via zoom.
c. Masyarakat binaan ners 2021 mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Masyarakat binaan ners 2021 mengetahui dan mampu
menyebutkan kembali tentang manfaat dan pentingnya posyandu dan
pelatihan kader balita.

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Respon Waktu
Pembukaa 1. Salam -    Menjawab 5 menit
Pembuka salam
2. -   
Menjelaskan Mendengarka

79
tujuan n
3.
Menjelaskan
jalannya
penyuluhan
Isi - Menjelaskan -   Mendengarkan penjelasan 25 menit

pengertian posyandu -   Menanyakan yang belum


dimengerti
- Menjelaskan tujuan
dari posyandu
- Menjelaskan manfaat
dari posyandu
- Menjelaskan sasaran
posyandu
- Menjelaskan
pelaksanaan posyandu
- Menjelaskan kegiatan
pokok posyandu
- Menjelaskan tugas –
tugas kader posyandu
Penutup 1.    -    Menjawab 10 menit.
Menanyakan pertanyaan
kembali pada -    Menyimak
peserta -    Menjawab
2.    salam
Memberikan
reinforcemen
t positif.
3.    Salam
penutup.

80
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk,
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.

81
B. Tujuan
Pakar kesehatan menyebutkan bahwa tujuan utama dari posyandu adalah
agar mensejahterakan masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak.
a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
c. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan – kegiatan yang lain yang menunjang
kemampuan hidup sehat.
e. Pendekatan dan pemerataan penanganan kesehatan kepada masyarakat
dalam usaha meningkatkan cakupan.
C. Manfaat
Adapun bagi masyarakat, manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
1. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
2. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi buruk.
3. Bayi dan anak balita mendapatkan berbagai vitamin.
4. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
5. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet penambah
darah (Fe) serta Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
6. Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak,
apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
7. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehtan ibu, bayi dan
anak balita.
D. Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, terutama:
1. Bayi.
2. Anak balita.
3. Ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4. Pasangan usia subur (PUS)
E. Pelaksanaan Posyandu

82
1. Meja I : Pendaftaran.
Layanan meja I merupakan layanan pendaftaran, kader melakukan pendaftaran pada ibu
dan balita yang datang ke Posyandu.
2. Meja II : Penimbangan Dan Pengukuran TB
Penimbangan dan pengukuran TB ini berguna untung mengetahui satus gizi Balita.
3. Meja III : Pengisian KMS
Kader melakukan pencatatan pada buku KMS (mengisikan berat badan balita ke dalam
skala yang di sesuaikan dengan umur balita) setelah ibu dan balita
mendaftar dan di timbang.
Manfaat Buku KMS : Pertumbuhan dan perkembangan balita, gizi buruk dapat dipantau.
Pengetahuan orangtua tentang cara merawat bayi dan balita juga dapat
diperoleh dengan membaca di buku KMS. Petugas puskesmas dan kader
diminta secara rutin memberikan informasi lisan isi buku KMS kepada
orang tua.
4. Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
Layanan meja IV memberikan layanan penyuluhan bagi ibu dan balita. Penyuluhan
pemberian ASI Ekslusif, kebiasaan hidup bersih, makanan bergizi dan
masalah kesehatan umum yang dialami bayi maupun balita saat itu.
Penyuluhan diberikan padasemua ibu dan balita yang datang ke posyandu.

5. Meja V : Pelayanan KB & Kes :


a. Imunisasi
b. Pemberian vitamin A.
c. Pembagian pil atau kondom
d. Pengobatan ringan.
e. Konsultasi KB-Kesehatan
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan
Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Bidan, perawat dan petugas
KB).
F. Kegiatan Pokok Posyandu

83
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan. Secara
garis besar, kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan utama
a. Kesehatan ibu dan anak (KIA)
1) Pelayanan untuk ibu hamil
a) Penimbangan berat badan.
b) Pengukuran tinggi badan.
c) Pengukuran tekanan darah.
d) Pemantauan nilai status gizi (pengukuran lingkar lengan atas).
e) Pemberian tablet besi.
f) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
g) Pemeriksaan fundus uteri.
h) Penyuluhan termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K), pentingnya IMD, dan ASI eksklusif.
i) KB pasca-persalinan.
2) Pelayanan untuk ibu nifas dan menyusui
a) Penyuluhan/konseling kesehatan.
b) KB pasca-persalinan.
c) ASI eksklusif.
d) Gizi untuk ibu nifas dan menyusui.
e) Pemberian kapsul vitamin A.
f) Perawatan payudara.
g) Pemeriksaan kesehatan umum.
3) Pelayanan untuk bayi dan balita
a) Penimbangan berat badan.
b) Penentuan status pertumbuhan.
c) Penyuluhan dan konseling.
d) Pemeriksaan kesehatan (dilakukan bila ada tenaga kesehatan).
b. Keluarga berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah pemberian
kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan

84
Puskesmas, dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling
KB.
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas Puskesmas. Jenis
imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap bayi
dan ibu hamil.

d. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu adalah sebagai berikut.
1) Penimbangan berat badan.
2) Deteksi dini gangguan pertumbuhan.
3) Penyuluhan dan konseling gizi.
4) Pemberian makanan tambahan (PMT) lokal.
5) Suplementasi kapsul vitamin A dan tablet Fe.
e. Pencegahan dan penanggulangan diare

85
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare dilakukan dengan
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut, akan
diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.
G. Tugas – tugas Kader

86
87
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
“TAHAP PERKEMBANGAN PADA REMAJA DAN EDUKASI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DIKALANGAN REMAJA”

OLEH :
1. Angasto Waluyo (2021.04.002)
2. Arini Dewi (2021.04.003)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Praktik Klinik Profesi Ners Stase Komunitas
Di SekolahTinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

Surabaya, 07 November 2021


Pembimbing Pendidikan

Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIP :

Ketua Stikes William Booth Surabaya

Aristina Halawa,S.Kep.,Ns.M.Kes
NIK. 3310990918

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya oleh
berkat, tuntunan, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
“LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG TAHAP
PERKEMBANGAN PADA REMAJA DAN EDUKASI PENYALAHGUNAAN
NARKOBA DIKALANGAN REMAJA”.
Laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas profesi dalam menyelesaikan praktek
di Stase Komunitas dalam upaya mengatasi masalah pentingnya memotivasi diri
sendiri di masyarakat khususnya pada remaja. Dalam penyusunan, penulis
mendapatkan banyak pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Aristina Halawa, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku ketua STIKES William Booth
Surabaya;
2. Hendro DjokoTjahjono S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku kepala prodi profesi ners
STIKES William Booth Surabaya;
3. Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku pembimbing stase komunitas.
4. Teman-teman profesi ners STIKES William Booth Surabaya;
5. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan laporan kegiatan
pengabdian masyarakat ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan akhir ini. Terima kasih.

Surabaya, 07 November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat....................................................................................................... 3

BAB 2 SOLUSI DAN TARGET HALUARAN


2.1 Solusi.......................................................................................................... 4
2.2 Target Haluaran.......................................................................................... 4

BAB 3 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


3.1 Data Remaja ............................................................................................... 5
3.2 Rentan Usia Remaja .................................................................................. 5
3.3 Tindakan dalam Mengatasi masalah .......................................................... 5

BAB 4 METODE PELAKSANAAN


4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program.................................................................. 7
4.2 Data Pengkajian ......................................................................................... 7
4.3 Kerangka Penyelesaian Masalah................................................................ 7
4.4 Khalayak Sasaran........................................................................................ 8
4.5 Metode Yang Digunakan............................................................................ 8
4.6 Susunan Panitia........................................................................................... 8

BAB 5 PELAKSANAAN DAN BIAYA


5.1 Jadwal Kegiatan.......................................................................................... 10

iv
5.2 Anggaran Dana........................................................................................... 10
5.3 Susunan Acara............................................................................................11

v
BAB 6 HASIL YANG DICAPAI
6.1 Pre Implementasi........................................................................................ 12
6.2 Post Implementasi....................................................................................... 13

BAB 7 EVALUASI KEGIATAN


7.1 Hasil Yang Didapatkan Dari Kegiatan.......................................................14

BAB 8 KENDALA DAN SARAN


8.1 Kendala Kegiatan........................................................................................ 16
8.2 Saran........................................................................................................... 16

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Remaja merupakan masa perkembangan serta peralihan antara masa anak-
anak ke masa dewasa dimana juga terjadi perubahan yang mencakup
perkembangan fisik, intelektual, emosi dan social. Masa remaja dimulai dari usia
12 sampai 18 tahun. Masa remaja merupakan salah satu fase perkembangan dalam
kehidupan individu yang ditandai dengan ciri-ciri pencarian identitas diri.
Menjalin hubungan akrab dengan teman sebaya, dibandingkan dengan orang tua
dan menjalani perubahan secara tiba-tiba dan cepat pada aspek fisik, psikologis,
seksual, kognitif, social.
Beberapa ciri yang terjadi pada remaja seperti yang telah disebutkan tadi
dapat menimbulkan kesulitan dan masalah bagi remaja yang mengalami.
(Hurlock, 2019). Seorang remaja yang mampu melewati tugas perkembangan
serta dapat menghadapi perubahan yang ada dalam lingkungan hidupnya, maka ia
akan survive. Sebaliknya, apabila seorang remaja mengalami masalah dalam
perkembangan dirinya dan lingkungannya, maka ia akan melakukan perilaku yang
menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum yang disebut kenakalan
remaja (juvenile delinquency) (Sarwono, 2018).
Masa remaja merupakan masa transisi, yaitu suatu fase perkembangan
antara masa anak-anak dan masa dewasa. Masalah utama remaja pada umumnya
adalah pencarian jati diri. Mereka mengalami krisis identitas karena untuk
dikelompokkan ke dalam kelompok anak – anak merasa sudah besar, namun
kurang besar untuk dikelompokkan dalam kelompok dewasa. Hal ini merupakan
masalah bagi setiap remaja. Oleh karena itu, seringkali memiliki dorongan untuk
menampilkan dirinya sebagai kelompok tersendiri. Dorongan ini disebut sebagai
dorongan originalitas. Namun dorongan ini justru seringkali menjerumuskan
remaja pada masalah-masalah yang serius, seperti narkoba.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di

7
kemudian hari, sebab pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus
bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf.
Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja.
Dalam hal ini, pentingnya tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi
penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja melalui penyuluhan dan memberikan
contoh video akibat penyalahgunaan NAPZA. Dengan menggunakan video akibat
penyalahgunaan NAPZA agar remaja bisa menghindar dan menjauhi Narkoba.

1.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang tahap perkembangan dan edukasi
penyalahgunaan narkoba, remaja mampu memahami dan remaja bisa menghindar
dan menjauhi Narkoba.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Remaja dapat mengetahui pengertian terhadap Perkembangan remaja secara
umum.
2. Remaja dapat mengetahui tentang perubahan fisik pada remaja.
3. Remaja dapat mengetahui tentang faktor yang memungkinkan berkembangnya
kreatifitas pada remaja.
4. Remaja dapat mengetahui tentang tugas perkembangan pada remaja.
5. Remaja dapat mengetahui factor penyebab penyalahgunaan narkoba di
kalangan remaja
6. Remaja dapat mengetahui dampak penyalahgunaan narkoba
7. Remaja dapat mengetahui pencegahan penyalahgunaan narkoba.

1.1 Program kerja


1. Penyuluhan Remaja tentang tugas perkembangan sampai masalah pada remaja.
2. Memberikan video motivasi .
3. Membuat kata-kata motivasi untuk remaja.

8
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini yaitu :
1. Bagi Remaja
Remaja dapat mengontrol emosinya, bisa memberikan motivasi untuk hidupnya
dan memiliki pandangan hidup yang jelas.
2. Bagi Mahasiswa
Peran aktif mahasiswa yang memiliki kemampuan melakukan penyuluhan
kesehatan jiwa bagi remaja.

9
BAB 2
LAPORAN KEGIATAN
2.1 Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan berbentuk penyuluhan webinar keperawatan
dikarenakan kondisi pandemic saat ini melalui daring dengan Judul “Tahap
Perkembangan Pada Remaja dan Edukasi Penyalahgunaan Narkoba
Dikalangan Remaja” merupakan kegiatan akan diikuti oleh masyarakat
binaan ners 2021 sebanyak 14 Remaja via zoom.

2.2 Pelaksanaan Kegitan


Hari : Senin
Taggal : 11 Oktober 2021
Pukul : 16.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Via Zoom Meeting

2.3 Peserta Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan ini diikuti oleh Remaja warga binaan Ners 2021 yaitu
sebanyak 14 Remaja partisipan

2.4 Susunan Acara Kegiatan Penyuluhan

NO JAM ACARA KETERANGAN

1. 16.00 – 16.15 Pembukaan Acara penyuluhan Syarifah Choiriyah


Kesehatan

2. 16.15 – 16.20 Pembacaan doa Adhelia Yuniasih Manoppo

3. 16.20 – 16.40 Penyampaian materi : Tahap Angasto Waluyo


Perkembangan Pada Remaja Arini Dewi
dan Edukasi Penyalahgunaan
Narkoba Dikalangan Remaja

4. 16.40 – 16.55 Penayangan video “Akibat Arini Dewi

10
Penyalahgunaan NAPZA”

5. 16.55 - 17.15 Sesi diskusi Fenny Fransisca

6. 17.15 - 17.20 Doorprize Novisatul Mukarromah

7. 17.20 - 17.25 Sambutan ketua panitia Angasto Waluyo

8. 17.25 - 17.45 Sambutan ketua stikes Aristina


Halawa,M.Kep.,Sp.Kep.J

9. 17.45 - 17.50 Doa penutup Ichrimah Wahyu

2.5 Dokumentasi Hasil Kegiatan


Gambar 1 : Melakukan Gladi Kotor dengan teman sekelas

Gambar 2 : Melakukan Gladi Bersih dengan teman sekelas

11
Gambar 5 : Moderator memulai sesi penyampain materi penyuluhan

Gambar 6 : Penyampaian materi oleh Angasto Waluyo & Arini Dewi

12
Gambar 6 : Pemutaran video Akibat Penyalahgunaan NAPZA

13
Gambar 7 : Sesi Tanya Jawab

14
Gambar 8 : Kesimpulan diskusi penyuluhan oleh Zendy Permata Sari

Gambar 9 : Sambutan Mewakili ketua Stikes yang disampaikan oleh Ibu


Aristina Halawa,M.Kep.,Sp.Kep.J

15
Gambar 10 : Sesi dokumentasi bersama mahasiswa, dosen dan Remaja warga
binaan Ners 2021.

16
17
BAB 3
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

1.1 Data remaja


Tabel 2.1 Jenis Kelamin Remaja
No Kategori Jumlah %
.
1. Perempuan 8 57%
2. Laki-Laki 6 43%
Total 14 100%
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan data jumlah perempuan
sebanyak 8 orang (57%) dan laki-laki 6 orang (43%).

3.2 Rentan Usia pada Remaja


No Kategori Remaja Jumlah %
1 10-12 tahun 0 0%
2 13-15 tahun 4 29%
3 16-18 tahun 10 71%
Total 14 100%
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan data jumlah remaja
berusia 16-18 tahun sebanyak 10 orang (71%)

1.3 Tindakan Dalam Mengatasi Masalah


Tabel 2.2 Tindakan remaja dalam mengatasi masalah
No Kategori Jumlah %
1 Diam 7 50%
2 Menggunakan Napza 0 0%
3 Bercerita dengan orang 7 50%
lain/keluarga/ orang terdekat
4 Marah – marah /berkelahi, merusak 0 0
5 Lain – lain 0 0
Total 14 100%

18
Berdasarkan tabel diatas sebagian besar 8 anak (57%) bercerita dengan
orang lain/keluarga/orang terdekat dalam menghadapi masalah, sedangkan 6 anak
(42%) hanya diam saja dalam menghadapi masalah.

1.4 Tindakan Orang Tua Jika Ada Permasalahan Di Rumah


Tabel 2.3 Tindakan orangtua jika ada masalah di rumah
No. Kategori Jumlah %
1 Memarahi remaja 4 29%
2 Mendiamkan masalah 2 14%

3 Mengajak remaja berdiskusi 8 57%

4 Lain – lain 0 0%
Total 14 100%
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan data bahwa 15% orang
tua jika ada masalah di rumah menyelesaikan dengan cara memarahi remaja, dan
8% orang tua jika ada masalah diselesaikan dengan mendiamkan masalah yang
terjadi. Hal ini dapat membuat remaja merasa bosan dan tertekan dalam menjalani
hidup.

19
BAB 4
METODE PELAKSANAAN

4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program


Pelaksanaan program kegiatan “RESA BENAR (Remaja Bisa Bebas Narkoba)”
dilakukan dengan cara melakukan memberikan motivasi melalui penyuluhan
kesehatan kepada remaja yang merasa bosan, tertekan dan tidak berarti dalam
hidup. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada hari Senin tanggal 11 Oktober
2021 pukul 18.30 WIB bersama 14 orang remaja melalui via zoom atau daring.

4.2 Data Pengkajian


Hasil SMD Warga Binaan Ners 2021 menyebutkan jumlah KK sebanyak 261
jiwa yang terdapat jumlah remaja sebanyak 26 remaja dengan prevalensi 42%
orang yang kadang-kadang pernah mengalami bosan tertekan dan tidak berarti
dalam hidup. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa 27% remaja yang hanya
diam dalam menghadapi masalah, 15% orang tua jika ada masalah di rumah
menyelesaikan dengan cara memarahi remaja, dan 8% orang tua jika ada masalah
diselesaikan dengan mendiamkan masalah yang terjadi. Berdasarkan
pertimbangan tersebut perlu peningkatkan motivasi bagi remaja dan peran orang
tua agar lebih memperhatikan remaja dan mengajak remaja berdiskusi dengan
baik dalam mengatasi permasalahan.

4.3 Kerangka Penyelesaian Masalah


Dengan keterbatasan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
berkumpul secara langsung, maka salah satu upaya yang dapat meningkatkan
semangat hidup remaja adalah dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan
mengenai motivasi hidup agar dapat memanajemen stress, meningkatkan
keterampilan yang dimiliki agar tidak merasa bosan melalui zoom.

20
4.4 Khalayak sasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah remaja binaan Ners 2021 yang mengalami
bosan, tertekan, dan tidak berarti dalam hidup dan remaja yang kadang-kadang
melanggar aturan yang ada di rumah. Ditemukan sebanyak 11(42%) remaja yang
pernah merasa bosan, tertekan, dan tidak berarti dalam hidupdan 12 (46%) remaja
yang kadang-kadang melanggar aturan yang ada di rumah.

4.5 Metode yang digunakan


4.5.1 Penyuluhan
4.5.2 Video
Video meliputi bagaimana dampak dari penggunaan narkoba pada kalangan
pegguna narkoba. dari seorang motivator untuk membangkitkan kembali
semangat anak muda dan mencegah terjadinya keputus asaan dalam hidup.

4.5.3 Diskusi
Diskusi meliputi peserta dan pemateri mendiskusikan apa yang didapatkan setelah
menonton video motivasi dan apa pandangan remaja ke depan setelah melihat
video dari motivator.

4.5.4 Monitor dan Evaluasi


Dilakukan monitor dan evaluasi pada remaja tentang cara memotivasi diri sendiri
dalam mengatasi perasaan bosan, tertekan, dan tidak berarti.

4.1 Susunan Kepanitiaan


1. Penanggung Jawab : Erika Untari Dwi, S.Kep,M.Kes
Ni Putu Widari, SST.,M.Kes
Martha Lawrani Siagian, S.Kep.,Ns. M.Kep
2. Ketua Panitia : Angasto Waluyo
3. Wakil Ketua Panitia : Arini Dewi
4. Sekretaris : Novisatul Mukaromah
5. Bendahara : Angasto Waluyo da Arini Dewi
6. Sie Acara : Lilik Eka, Indah, Ichrima

21
7. Sie Perlengkapan : Juwita, Lydia Tjiang
8. Sie Dokumentasi : Fenny Fransisca
9. Sie Humas : Lydia Tjiang
10. Pembawa acara : Adhelia Yuniasih
11. Moderator : Syarifah Choiriyah
12. Observasi :
1. Kiki Erviani

13. Fasilitator :
1. Ivani Nur

1.7 Struktur Susunan Acara


MC : Adhelia Yuniasih M
Moderator : Syarifah Choiriyah
Pemateri : Angasto dan Arini
Notulen : Zendy Permatasari
Fasilitator : Ivani Nur
Observer : Kiki Erviani

22
BAB 5
PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan pada (Senin, 11 Oktober 2021) , dengan
rencana kegiatan sebagai berikut.
Tabel 5.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Jam Kegiatan Penanggung Jawab
1 18.00 Login melalui zoom Mahasiswa
-
18.30
2 18.35 Pembukaan Mahasiswa
-
18.40
3 18.40 Penyampaian materi 1 : Dosen
- - Angasto Waluyo
18.50
4 18.50 Penyampaian materi 2 : Dosen dan mahasiswa
- - Arini Dewi
19.00
5 19.00 Pemaparan video tentang narkoba dan Mahasiswa
- permasalahannya
19.15
7 19.15 Saran dan masukan Mahasiswa
-
19.25
8 19.25 Penutup Dosen dan mahasiswa
-
19.30

1.2 Operasional biaya

23
Tabel 5.2 Anggaran Dana
No Kategori Jumlah
1. Juara 1 Pulsa 30.000
2. Juara 2 Pulsa 20.000
3. Juara 3 Pulsa 10.000

a. Jadwal Kegiatan
Tabel 5.3 Ganchart Kegiatan
No Kategori Tanggal
11 oktober 2021
1 Penyuluhan tentang tahap
perkembangan remaja dan
penyalahgunan narkoba di
kalangan remaja.

24
BAB 6
HASIL YANG DICAPAI

3.1 Hasil Kuisioner Pre Test

Nama Usia Alamat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rafael Novahesti 17 th Pasuruhan C C A C B C A B D C

Diah Ayu 15 th Surabaya C C C C B D C A D C

M. Maulana Akbar 14 th Surabaya A D C A A A A B D B

Siti Ziknah Alhaiati 18 th Surabaya C C C C B C B A D C

Almaziya 18 th Gresik C D C D D D A C D D

Pelangi Puspa 16 th Surabaya C C C C B A A C D C

Adham Mouzaky 13 th Sidoarjo C C C C A C A B D C

Indriani Kartika 17 th Surabaya C D C C A D A A D C

Rahmat Diki 18 th Sidoarjo C C B B A A B A D C

Noyelia Yunda Manopo 15 th Palu C C C C B D D B D B

Jessica Viola Tjiang 18 th Ambon C C C C B D B A D C

Jeje 16 th Sidoarjo C A C D A C A A D C

Nita Hajar 17 th Surabaya C A C C B C B A D C

Filla Fibrianti 17 th Surabaya C C C B B D C A D C

3.2 Hasil Kuisioner Post Test

Nama Usia Alamat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rafael Novahesti 17 th Pasuruhan C C C C B C A B D C

25
Diah Ayu 15 th Surabaya C C C C B D A B D C

M. Maulana Akbar 14 th Surabaya C C C A B C A B D B

Siti Ziknah Alhaiati 18 th Surabaya C C C C B C A B D C

Almaziya 18 th Gresik C C C C B C A C D D

Pelangi Puspa 16 th Surabaya C C C C B A A C D C

Adham Mouzaky 13 th Sidoarjo C C C C A C A B D C

Indriani Kartika 17 th Surabaya C C C C B C A B D C

Rahmat Diki 18 th Sidoarjo C C C C A C A B D C

Noyelia Yunda Manopo 15 th Palu C C C C A C A B D C

Jessica Viola Tjiang 18 th Ambon C C C C B D B A D C

Jeje 16 th Sidoarjo C C C C B C A B D C

Nita Hajar 17 th Surabaya C C C C B C B A D C

Filla Fibrianti 17 th Surabaya C C C C B D A B D C

26
BAB 7
EVALUASI KEGIATAN

7.1 Hasil yang didapatkan dari Kegiatan


Pada tanggal 11 Oktober 2021, dilakukan kegiatan yang berupa penyuluhan
tentang tahap perkembangan pada remaja dan bahaya narkoba. Kegiatan ini
dilaksanakan melalui daring dengan media Zoom. Kegiatan dimulai dari jam
18.30 WIB sesuai jam berlangsungnya dengan jumlah remaja yang hadir pada
tanggal 11 Oktober 2021 yaitu sebanyak 14 remaja. Menurut pendataan yang telah
dilakukan, kegiatan yang paling penting pada remaja ini yaitu memberikan
pendidikan kesehatan melalui penyuluhan namun disisi lain kegiatan yang penting
yaitu meningkatakan pengetahuan dan keinginan berperilaku positif. Alat dan
media yang digunakan sudah lengkap sesuai dengan yang sudah direncanakan
yaitu power pointdan video tentang dampak dari penggunaan narkoba di kalangan
remja. Berdasarkan hasil survey melalui wawancara yang dilakukan pada remaja
sebelum kegiatan dimulai dan setelah kegiatan dimulai didapatkan bahwa
sebelumnya remaja yang mengalami putus asa dan merasa bosan akan hidupnya
sebanyak 7 remaja(30%) dari 19remaja(70 %). Kegiatanini berjalan lancar sesuai
rencana dan kontrak yang telah disepakati diawal pembukaan dan diakhiri pada
pukul 19.30 WIB. Seluruh remaja mengikuti kegiatan sampai akhir, tidak ada
remaja yang meninggalkan ruangan dipertengahan acara.
Adapun remaja yang mengajukan pertanyaan meliputi :
- Bagaimanacara mengatasi remaja yang murung dan menyendiri?
- Mengapa pada usia remaja keadaan emosi dan perilakunya cenderung tidak
stabil dan ingin menang sendiri?
- Bagaimana cara kita menghadapi teman yang suka memilih-milih teman
lainnya?
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini didapatkan pengetahuan remaja tentang
depresi sebelum diberikan penyuluhan didapatkan data 50% dalam kategori cukup
dan 50% dalam kategori kurang. Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan data
100% dalam kategori baik.
7.2 Rencana Tindak Lanjut

27
Rencana tindak lanjut dari kegiatan yang sudah dilakukan oleh kelompok
tentang tahap perkembangan remaja dan edukasi peyalahgunaan narkoba
dikalangan remaja yaitu meminta kepada orang tua dari remaja untuk berpern
aktif dalam menemani anaknya supaya remaja ini tidak mengalami bosan dan
tidak mengalami keputusasaan dalam menjalani hidup

28
BAB 8
KENDALA DAN SARAN

8.1 Kendala Kegiatan


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, target yang telah di tentukan tidak
dapat tercapai 100%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala dalam
pelaksanaan kegiatan. Salah satu kendala dari terselenggaranya acara penyuluhan
tahap perkembangan remaja dan edukasi penyalahgunaan narkoba dikalangan
remaja ini adalah kurangnya keterbukaan antara anak dengan orang tua,
bagaimana cara orang tua mendidik anak dan pola asuh yang menyimpang pada
orang tua. Kelompok kami juga belum bisa mengkaji lebih dalam terkait pola
asuh dari orang tua kepada anaknya sehingga pada saat penyuluhan hanya
memberikan materi kepada remaja saja. Kendala yang lain yaitu kegiatan ini
dilakukan secara daring/onlie melalui zoom, hambatan yang dialami yaitu sinyal,
dan menghabiskan banyak kuota. Untuk menyusun acara penyuluhan ini juga
kurang komunikasi yang baik dan kurang mendapatkan feedback dari tiap-tiap
individu sehingga masih belum maksimal dalam memberikan penyuluhan kepada
remaja ini.

8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Setelah melakukan kegiatan penyuluhan diharapkan remaja yang mengikuti
kegiatan penyuluhan dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat lain yang
berada di wilayahnya.
2. Untuk kegiatan selanjutnya yaitu kegiataan yang bisa meningkatkan minat
atau keinginan remaja untuk memotivasi dirinya sendiri saat menghadapi masalah
yang mereka jalani.

LAMPIRAN

29
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Bahasan : Tahap perkembangan pada remaja dan Edukasi tentang


penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja.
Sasaran : Remaja Binaan Ners 2021
Waktu : 60 menit
Tanggal : Senin, 11 Oktober 2021
Tempat : Daring/Zoom

I. Tujuan Intruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan seluruh pasien mampu memahami
tentang stimulasi perkembangan remaja dan bahaya narkoba dalam perspektif
psikososial
II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, diharapkan pasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian remaja
2. Menyebutkan aspek – aspek yang mempengaruhi remaja
3. Menyebutkan perubahan yang terjadi pada masa perkembangan remaja
4. Menyebutkan perilaku menyimpang pada masa remaja
5. Menyebutkan minat remaja
6. Menyebutkan bahaya kehidupan masa remaja
7. Menyebutkan definisi, dan dampak dari penyalahgunaan narkoba
III. Materi Penyuluhan
1. Menjelaskan pengertian remaja
2. Menyebutkan aspek – aspek yang mempengaruhi remaja
3. Menyebutkan perubahan yang terjadi pada masa perkembangan remaja
4. Menyebutkan perilaku menyimpang pada masa remaja
5. Menyebutkan minat remaja
6. Menyebutkan bahaya kehidupan masa remaja
7. Menyebutkan definisi, dan dampak dari penyalahgunaan narkoba

30
IV. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

V. MEDIA
Video
PPT

VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN


SASARAN
NO WAKTU KEGIATAN METODE
PENYAJI PASIEN
1. 5 menit Pembukaan Menyampaika a. Menjawa Ceramah
a. Salam n dengan b salam
pembuka bahasa yang b. Memperh
b. Perkenalan benar dan atikan
- Menyampaika sopan
n tujuan

2 20 menit Kegiatan Inti a. Menyampa a. Menyima Ceramah


Penyampaian ikan materi k dan dan tanya
materi dengan jelas memperhati jawab
1. Menjelaskan dan benar kan
pengertian b. Interaktif penyuluhan
remaja dengan pasien b. Menanya
2. Menyebutkan kan hal-hal
aspek – aspek yang belum
yang jelas
mempengaruhi
remaja
3. Menyebutkan
perubahan yang
terjadi pada
masa

31
perkembangan
remaja
4. Menyebutkan
perilaku
menyimpang
pada masa
remaja
5. Menyebutkan
minat remaja
6. Menyebutkan
bahaya
kehidupan masa
remaja
3 20 menit Penutup a. Menyampa a. Menjalan Ceramah
a. Melakukan ikan kan apa
evaluasi kesimpulan yang sudah
penyuluhan dengan jelas dijelaska
b. Mengakhiri b. Menyampa b. Menjawa
kegiatan dengan ikan salam b salam
salam dengan sopan

32
VII. LAMPIRAN
A. PENGERTIAN MASA REMAJA
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita.
Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut
klasifikasi World Health Organization (WHO). Kata itu menurut “REMAJA”
sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya
“dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari
bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja)
yang berarti “tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence
mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisik (Piaget). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara
psikologis masa remaja :
1. Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa
2. Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua
melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3. Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4. Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
5. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini
memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.

B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA


Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik
maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral
dan agama.

1. Perkembangan fisik
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan
fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa
yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan

33
seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks
sekunder.
1) Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri
yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a. Ciri-Ciri Seks Primer
Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis
yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan
mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai bertambah
panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya
organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun)
mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan orga-organ seksnya
ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa
sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi
pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan
kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b. Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar
kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan  tumbuh gondok
laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu
kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah
besarnya pinggul.

2) Pubertas
a. Perubahan eksternal

Perempuan Laki – laki


Tinggi Usia 17 dan 18 tahun Rata-rata anak laki-
mencapai tinggi yang laki setahun
matang. sesudahnya.
Berat badan Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang
sama dengan perubahan tinggi
Proporsi tubuh Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai

34
perbandingan tubuh yang baik.

b. Perubahan internal
a) Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus
bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b) Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali
berat pada waktu lahir.
c) Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, 
remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
d) Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun
Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang,
khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

2. PERKEMBANGAN PSIKIS
1) Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12
tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai
mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif
yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam
kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi
dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan
berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak,
hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada
individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
2) Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial
atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,

35
moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri
sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan lain-lain.
Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk
memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat
pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk
bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkungan masyarakat
baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan sikap
cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran,
keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang
menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya:
taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja
yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti :
mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki
penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk mereaksi secara tepat
terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.

Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :

a. Di Lingkungan Keluarga
a) Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
b) Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
c) Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
d) Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
b. Di Lingkungan Sekolah
a) Bersikap respek dan mentaati peraturan
b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
c) Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
d) Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
e) Berprestasi di sekolah
c. Di Lingkungan Masyarakat
a) Respek terhadap hak-hak orang lain

36
b) Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
c) Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
d) Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat

3) Aspek Emosi (Afektif)


Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal
(13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun).
a. Masa remaja awal ditandai rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya,
diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
dirinya.
b. Masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka,
kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18–
21 tahun).
c. Masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua
(ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap
yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit
bagi remaja.
Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional
lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya.
Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai
kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati,
senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain, ramah)
mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif, optimis dan dapat
menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi sebaliknya, jika seorang remaja
kurang perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman
sebaya, maka cenderung mengalami perasaan tertekan atau ketidaknyamanan
emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif (melawan, keras kepala,
bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan
(melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan narkoba).

4) Aspek Bahasa

37
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-
tanda dan isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit
banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja
lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok
sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing
tertentu, menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan
religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta perbendaharaan
kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan
mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.

5) Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III:
pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian
antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya
dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal
tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh
karena itu moral remaja harus sesuai dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain
itu peranan orang tua sangat penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua
harus konsisten dalam mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak
otoriter atau memaksakan kehendak.

6) Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir
abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan
beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan.

C. MINAT REMAJA
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:

38
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan,
menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada
prestasi.

D. Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja


1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan
lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah (putus asa/depresi)
6. Terlalu banyak berkhayal
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan
memindahkan
E. Keputusasaan
1. Pengertian :
Keputusasaan adalah perasaan seorang individu yang melihat keterbatasan
atau tidak adanya alternative atau pilihan dalam menyelesaikan masalah
2. Tanda dan gejala
a. Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa
hampa (“saya tidak dapat melakukan”)
b. Sering mengeluh dan nampak murung
c. Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
d. Menunjukan kesedihan, afek datar atau tumpul
e. Menarik diri dari ingkungan
f. Kontak mata kurang
g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh
h. Nampak selalu murung atau blue mood 
i. Menunjukan gejala fisik kecemasan (takikardia, takipneu) 

39
j. Menurun atau tidak adanya selera makan
k. Peningkatan waktu tidur 
l. Penurunan keterlibatan dalam perawatan
m. Bersikap pasif dalam menerima perawatan

3. Penyebab
a. Kejadianyangtidaksesuaidenganyangdiharapkan
b. Tidakdapatmenerimakenyataanyangada
c. Ketakutanmenghadapihariesok,setelahapayangterjadi
d. Mengalamikegagalanberulangkalidalamhalyangserupa
e. Tidakpercayadiri
f. Melakukankesalahanfatalyangseolahtidakdapatdiperbaiki
g. Penyakityangtidakkunjungsembuh/sakityangberkepanjangan.

4. Dampak
a. Stress
b. Depresi
c. Galau
d. Sakityangtidakkunjungsembuh
e. Polahidupyangtidakteratur 
f. Letih,lesu,lemah;disebabkankarenafaktorpsikis
g. Hilangkesempatanyangada
h. Trauma;tidaklagimemilikikeberaniandankemampuanuntuk melakukanhal
yang sama karena takut akan mengalami rasa putus untuk
yangkeduakalinya
i. Sakit kronis;diawalidenganmakanyangtidakteratur, tidurterlalularut,
beban pikiran yang berlebihan
j. Kematian;beberapa mengakhirihidup dengan cara bunuh dirikarena
sakit yang berkepanjangan namun juga karena faktor 

5. Upaya untuk mengatasi keputusasaan

40
a. Cobalah untuk bersyukur dan berdoa. Renungi apa yang telahdiberikan
Tuhan untuk kita. Masalah yang dihadapi mungkin sangat berat. Tapi
Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan yang
hambanyamiliki.
b. Jangan mudah mengeluh. Sering mengeluh hanya akan membuat kita
mudah menyerah. Orang yang kaya hati adalah orang yang paling sedikit
mengeluh.
c. Bangkit. kumpulkan semangatmu. ingat semangatmu lebih
besar daripada masalah yang kamu miliki.
d. Yakin, yakinkan dirimu bahwa tidak ada masalah yang tidak ada
solusinya, tergantung kita menghadapinya. bagaimana kita berusaha
memecahkan maslah tersebut denganbijak.
e. Jika dengan cara meyakinkan diri sendiri tersbut belum menghilangkan
rasaputus asa, maka cobalah untuk berbagi keluh kesahmu dengan teman,
keluarga, sahabat, atau orang yang kamu percayai.
f. Bagi keluarga, tumbuhkan harapan positif pada klien yang mengalami
putus asa melalui restrukturisasi pikiran melalui penemuan harapan dan
maknahidup serta mendukung dan melaltih klien untuk mengembangkan
kemampuanpositifnya. 

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.

Daulay, Agus Salim 2010. Diktat Psikologi Perkembangan. Padangsidimpuan:


STAIN Padangsidimpaun.

Mappiare. 1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

41
http://belajarpsikologi.com/perkembangan-fisik-anak-usia-dini/

Peltzer, K.,& Pengpid, S. 2018. High prevalence of depressive symptoms in a


national sample of adults in Indonesia: childhood adversity,
sociodemographic factors and health risk behaviour. Asian Journal of
Psychiatry, 33, 52-59. doi: 10.1016/j.ajp.2018.03.017.

42
Lampiran 1
KUESIONER
LAPORAN KEGIATAN
2.1 Daftar Hadir
NO NAMA PESERTA WARGA DARI
1. Rafael Novahesti
2. Diah Ayu Kiki Erviani
3. M. Maulana Akbar zendy
4. Siti Ziknah Alhaiati
5. Almaziya Indah Shofyanah
6. Pelangi Puspita Syarifah Choiriyah
7. Adham Mouzaky Arini Dewi
8. Indriani Kartika Novisatul Mukarromah
9. Rahmat Diki Lilik
10 Novelia Yunda Manoppo Adel
11 Jessica Viola Tjiang Jiang
12 Jeje Arini Dewi
13 Nita Hajar icrimah
14 Filla Fibrianti Kiki Erviani

2.2 Kuisioner Pre-Test & Post Test


Nama Lengkap :

Pertanyaan

Remaja adalah ?
a. Masa transisi dari balita ke remaja
b. Orang yang berusia diatas 17 tahun
c. Masa transisi dari anak-anak menuju dewasa
d. Masa bermain

Usia perkembangan remaja yang benar dibawah ini, kecuali


a. Remaja awal
b. Remaja pertengahan

43
c. Remaja sedang
d. Remaja akhir

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa?
a. Masa dewasa
b. Anak-anak
c. Pubertas
d. Subur

Tugas Perkembangan Remaja dibawah ini yang benar kecuali


a. Mampu menerima keadaan fisik berikut keragaman kualitasya
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure yang
mempunyai otoritas
c. Mempersempit self control atas dasar skala nilai, sikap, prinsip,
atau falsafah hidup
d. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain

Penyimpangan perilaku pada remaja dibawah ini yang tidak sesuai adalah
a. Penggunaan Narkoba
b. Membantu orang tua
c. Kecanduan game
d. Seks Bebas

Kepanjangan dari NARKOBA adalah


a. Narkotika dan Bahan Obat-obat berbahaya
b. Narkotika, Psikososial, dan bahan obat-obatan
c. Narkotika Psikotropika dan bahan-bahan berbahaya lainnya
d. Narkotika Psikotropika dan obat-obatan lainnya

Narkotika adalah
a. Zat atau obat yang berasal dari tanaman/bukan baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan
kesadaran, hilang nya rasa, mengurangi sampai menghilang kan rasa

44
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
b. Zat atau obat yang berasal dari semi sintetis yang dapat
menyebabkan peningkatan/perubahan kesadaran, hilang nya rasa,
mengurangi sampai menghilang kan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
c. Zat atau obat yang berasal dari tanaman/bukan baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan
kesadaran
d. Zat atau obat yang berasal dari hewan baik sintetis maupun
semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan/perubahan
kesadaran, hilang nya rasa, mengurangi sampai menghilang kan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Psikotropika adalah
a. Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis dari Narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku
b. Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
c. Zat atau obat, baik sintetis bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku
d. Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan Narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat

Dampak dari penyalahgunaan narkoba adalah


a. Senang dan selalu Bahagia
b. Menangis yang berlebihan

45
c. Kualitas Hidup baik
a. Halusinasi

Hal yang harus dilakukan agar terhindar dari bahaya Narkoba adalah
a. Ikut berkumpul dengan teman yang menggunakan
b. Mempersempit lingkup bermain hanya dengan orang yang
memakai narkoba
c. Tidak coba-coba
d. Membentuk kelompok – kelompok kecil yang memakai narkoba
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
“PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”

OLEH :

IVANI NURLITA SARI (2021.04.007)


LILIK EKA PUSPITA SARI (2021.04.010)

46
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN


“PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”

Disusun untuk memenuhi stase keperawatan komunitas


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

OLEH :

IVANI NURLITA SARI (2021.04.007)


LILIK EKA PUSPITA SARI (2021.04.010)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

47
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN
“PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”

Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Praktik Klinik Profesi Ners Stase
Komunitas Di SekolahTinggi Ilmu Kesehatan William Booth
Surabaya

Mengetahui

Ketua Panitia Penanggung Jawab

(Ivani Nurlita Sari) (Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Disetujui oleh,
Ketua STIKes William Booth

(Aristina Halawa, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

48
BAB 1
PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang


Keluarga berencana termasuk kedalam 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati
oleh negara-negara anggota PBB tahun 2015. Keluarga berencana terdapat
pada tujuan untuk menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan
bagi semua di segala usia. Target ke-3 poin 7 dalam tujuan tersebut
menyebutkan bahwa pada tahun 2030, pemerintah menjamin akses universal
terhadap layanan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk untuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, serta integrasi kesehatan
reproduksi kedalam strategi program nasional. Pemerintah telah menetapkan
kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga
berencana. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Perkembangan Kependudukandan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program
keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan
suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan
mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan
obat kontrasepsi.
Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2017, persentase peserta
pengguna KB aktif adalah sebesar 7,15%. Persentase tersebut diketahui
menurun hingga 0,97% dibandingkan tahun 2015. Persentase penggunaan KB
pada Masyarakat Binaan Ners 2021 sebanyak 13 orang yg tidak menggunakan
KB dari 42 Pasangan Usia Subur (PUS) dengan alasan 7 orang tidak nyaman,
2 orang tidak tahu, 2 orang mahal, dan 2 orang lainnya dilarang oleh agama.

49
Faktor riwayat KB sebelumnya memiliki hubungan dengan keputusan
menggunakan alat kontrasepsi. Faktor riwayat ini dikaitkan dengan proses
persepsi dari pengalaman dalam perubahan perilaku seseorang. Terdapat
beberapa penelitian yang meneliti pengaruh dan atau hubungan riwayat KB
sebelumnya dengan penggunaan alat kontrasepsi. Faktor lain yang
mempengaruhi pasangan dalam pemilihan alat kontrasepsi adalah jumlah
anak. Dukungan suami menjadi faktor yang juga dapat mempengaruhi
seseorang dalam pemilihan alat kontrasepsi. Peran suami dalam keluarga
sangat dominan dan memegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan
apakah istri akan menggunakan kontrasepsi atau tidak, karena suami
dipandang sebagai pelindung, pencari nafkah dan pembuat keputusan. Selain
itu, Suami juga menjadi individu yang berperan sebagai dukungan sosial bagi
istri dalam pemilihan alat kontrasepsi yang akan dipakai istri. Hasil penelitian
Anguzu menyebutkan bahwa persepsi terhadap keputusan pasangan secara
positif mempengaruhi pemilihan kontrasepsi mereka.
Mengatasi masalah yang terjadi diatas, dengan ini kami akan melakukan
penyuluhan kepada para Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan
KB untuk mengikuti penyuluhan tentang “Manfaat Penggunaan KB, Macam-
macam Alat Kontrasepsi dan Efek Samping Penggunaan KB” dengan media
power point, leaflet dan video agar masyarakat lebih mengetahui dan lebih
paham mengenai pentingnya penggunaan KB.

1.4 Tujuan
5) Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu
mengetahui tentang manfaat penggunaan KB.
6) Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu
mengetahui macam-macam alat kontrasepsi.
7) Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu
mengetahui efek samping penggunaan KB.
8) Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu
mengetahui pentingnya penggunaan KB.

50
BAB 2
SOLUSI DAN TARGET HALUARAN
2.1 Solusi
Dari permasalahan maka dapat ditemukan sebuah solusi dengan cara
melakukan pemberian penyuluhan tentang pentingnya alat kontrasepsi pada
pasangan usia subur.
Tabel 2.1 Permasalahan Dan Solusi

NO PERMASALAHAN SOLUSI

Kurangnya pengetahuan pasangan usia subur tentang


Melakukan penyuluhan
manfaat penggunaan KB, macam- “PENTINGNYA
macam alat kontrasepsi, efek samping ALAT
penggunaan KB, dan pentingnya KONTRASEPSI”
penggunaan KB.

2.2 Target Haluaran


Melakukan penyuluhan “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI” Untuk pasangan usia
subur dengan tujuan :
3. Tujuan Umum
b. Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu
mengetahui tentang pentingnya penggunaan KB.
4. Tujuan Khusus
Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu
menyebutkan dan melakukan :
- Manfaat Penggunaan KB.
- Macam-Macam Alat Kontrasepsi.
- Efek Samping Penggunaan KB.
- Memilih KB Yang Tepat.

51
BAB 3
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

3.4 Sasaran
Pasangan Usia Subur (PUS) keluarga binaan ners 2021 dengan sasaran 13 orang.

3.5 Media
c) PPT
PPT yang akan ditampilkan terkait “PENTINGNYA ALAT
KONTRASEPSI”, dimana hal tersebut merupakan pentingnya penggunaan
KB pil, suntik, implant dan IUD pada pasangan usia subur.
d) Leaflet
Poster yang akan ditampilkan juga terkait “PENTINGNYA ALAT
KONTRASEPSI”, dimana hal tersebut merupakan pentingnya penggunaan
KB pil, suntik, implant dan IUD pada pasangan usia subur.
c) Video
Video yang akan ditampilkan juga terkait “PENTINGNYA ALAT
KONTRASEPSI”, dimana hal tersebut merupakan pentingnya penggunaan
KB pil, suntik, implant dan IUD pada pasangan usia subur. Penampilan
video dilakukan oleh kelompok sendiri dan kolaborasi dengan mengunduh
video dari youtube terkait cara pemakaian KB pil dengan durasi yang
singkat namun jelas.

3.6 Nama Kegiatan


Penyuluhan tentang “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”

3.4 Bentuk Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan berbentuk penyuluhan webinar keperawatan
dikarenakan kondisi pandemic saat ini melalui daring dengan tema
penyuluhan tentang “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI” merupakan
kegiatan yang akan diikuti oleh masyarakat binaan ners 2021 khususnya

52
pasangan usia subur sebanyak 13 orang via zoom. Kegiatan ini diawali
dengan pembukaan, sambutan dari ketua stikes dan ketua panitia dilanjut
dengan penyuluhan tentang “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”
Prosedur kegiatan penyuluhan tentang “PENTINGNYA ALAT
KONTRASEPSI” akan disampaikan oleh beberapa narasumber dari
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Stikes William Booth Surabaya.
3.5 Penyelenggara
Mahasiswa Program Studi Ners Semester 1 Stikes William Booth
Surabaya yang berkerjasama dengan beberapa narasumber ternama Stikes
William Booth Surabaya.

53
BAB 4
METODE PELAKSANAAN

4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program


Pelaksanaan program kegiatan yang diberikan terhadap masyarakat
khsusunya pasangan usia subur untuk menangani pengetahuan dan bagaimana
tentang pentingnya penggunaan KB:
i. Menjelaskan Manfaat Penggunaan KB.
j. Menjelaskan Macam-Macam Alat Kontrasepsi.
k. Menjelaskan Efek Samping Penggunaan KB.
l. Menjelaskan Memilih KB Yang Tepat.

4.2 Data Pemikiran


Hasil SMD pada masyarakat binaan ners 2021 khsuusnya pasangan usia
subur menyebutkan bahwa jumlah KK diwilayah tersebut sebanyak 13 orang
yg tidak menggunakan KB dari 42 Pasangan Usia Subur (PUS) dengan alasan
7 orang tidak nyaman, 2 orang tidak tahu, 2 orang mahal, dan 2 orang lainnya
dilarang oleh agama.

4.3 Kerangka Penyelesaian Masalah


Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan terkait pentingnya
penggunaan KB yakni melalui penyuluhan pemberian pendidikan kesehatan.
Salah satu penyuluhan yang efektif adalah memberikan informasi mengenai
pengertian, tujuan dan manfaat, macam-macam, efek samping penggunaan KB.

4.4 Khalayak Sasaran


Sasaran dari sosialisasi PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI untuk
penggunaan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) Masyarakat keluarga
binaan ners 2021 dengan sasaran 13 orang.

54
4.5 Metode Yang Digunakan
4.5.1 Penyuluhan
Penyuluhan meliputi pemberian materi tentang :
i. Menjelaskan pengertian KB
j. Menjelaskan tujuan KB
k. Menjelaskan Manfaat Penggunaan KB.
l. Menjelaskan Macam-Macam Alat Kontrasepsi.
m. Menjelaskan Efek Samping Penggunaan KB.
n. Menjelaskan Memilih KB Yang Tepat.

4.5.2 Monitor dan evaluasi


Dilakukan monitor dan evaluasi pada masyarakat binaan ners 2021 tentang
i. Menjelaskan pengertian KB
j. Menjelaskan tujuan KB
k. Menjelaskan Manfaat Penggunaan KB.
l. Menjelaskan Macam-Macam Alat Kontrasepsi.
m. Menjelaskan Efek Samping Penggunaan KB.
n. Menjelaskan Memilih KB Yang Tepat.

4.6 Susunan Kepanitiaan


Adapun susunan panitia pada kegiatan penyuluhan tentang
“PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI” kali ini, yaitu sebagai berikut :
17. Ketua : Ivani Nurlita Sari
18. Wakil Ketua : Lilik Eka Puspita Sari
19. Bendahara : Ichrimah Wahyu Prihandini
20. Sekertaris : Fenny Fransisca Eliyardi & Zendy
Permata
21. Sie Humas : Novisatul Mukarromah
22. Sie Sarana Prasarana & : 1) Angasto Waluyo
Perlengkapan 2) Lydia Tjiang
3) Juwita
23. Sie Acara : 1) Kiki Erviani

55
2) Adhelia Yuniasih Manoppo
3) Arini Dewi
24. Sie Dokumentasi : Syarifah Choiriyah & Indah
Shofyanah
Publikasi

56
BAB 5
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
5.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 5.1 Ganchart Kegiatan
Oktober 2021
No Kegiatan
12
1 Penyuluhan Tentang PENTINGNYA
ALAT
KONTRASEPSI
Untuk Pasangan Usia
Subur (PUS)

5.2 Anggaran Dana


PEMASUKKAN
Iuran 66.000
PENGELUARAN
9. KonsumsiDosendan Staff :-
10. Doorpricepulsa 20.000 x 3 : Rp. 66.000

TOTAL Rp. 66.000

57
5.3 Susunan Acara

No Waktu Acara Keterangan PJ


Pembukaan Acara Penyuluhan Webinar Panitia
1 10:00-10.15 MC Kiki Erviani
Keperawatan
2 10:15 – 10:25 PembacaanDoa Angasto Waluyo Panitia
3 10:25 - 10:30 Sambutan Ketua Panitia Ivani Nurlita Sari Panitia
Sambutan Ketua Stikes William Booth Panitia
4 10:30 – 10:40 Surabaya Sekaligus Erika UntariDewi S.Kep.,Ns.,M.Kes
Membuka Acara Webinar
5 10:40 – 10:50 Moderator Adhelia Yuniasih Manoppo Panitia
Materi 1 : Panitia
6 10:50 – 11:20 “Penyuluhan Tentang PENTINGNYA ALAT Lilik Eka Puspita Sari
KONTRASEPSI”
‘Penayangan Video PENTINGNYA ALAT Panitia
7 11:20 – 11:35 Arini Dewi
KONTRASEPSI”
Panitia
8 11:35 – 11:50 DISKUSI Adhelia Yuniasih Manoppo

9 11:50 – 12:00 Doorprize Arini Dewi Panitia


Panitia
10 12:00 – 12.15 Doa Penutup Fenny Fransisca Eliyardi

58
BAB 6
HASIL YANG DICAPAI
6.1 Pre-Implementasi
Diagram Pie 6.1 Pengetahuan Tentang Pentingnya Penggunaan KB Sebelum
Penyuluhan

SEBELUM PENYULUHAN PENTINGNYA


KB
KURANG
23%
BAIK
45%

CUKUP
32%

Keterangan :
Sebagian masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur
sebelum diberikannya pendidikan kesehatan terkait “PENTINGNYA ALAT
KONTRASEPSI” sebanyak 45% Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki
pengetahuan baik, 32% Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan
cukup, dan 23% Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan yang
kurang.

59
6.2 Post-Implementasi
Diagram Pie 6.2 Pengetahuan Tentang Pentingnya Alat Kontrasepsi Setelah Penyuluhan

SESUDAH PENYULUHAN PENTINGNYA KB


KURANG
CUKUP 7%
10%

BAIK
83%

Keterangan :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan terkait “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”
sebanyak 83% Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan baik, 10%
Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan cukup, dan 7% Pasangan
Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan kurang.

BAB 7

60
EVALUASI KEGIATAN

7.1 Hasil Yang Didapatkan Dari Kegiatan


Pada kegiatan penyuluhan tentang PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI di
masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur yang diadakan 1
hari yaitu pada tanggal 12 Oktober 2021 pukul 10:00 WIB. Peserta yang
hadir sebanyak 11 orang, kegiatan penyuluhan terdiri dari penyampaian
materi yaitu pengertian KB, tujuan KB, manfaat KB, macam-macam KB,
efek samping KB, dan pemilihan KB yang tepat. Kegiatan penyuluhan
berjalan dengan lancar dan para peserta antusias mendengarkan materi yang
diberikan dan sempat ada perdebatan antara peserta dengan pemateri karena
peserta terlalu berargumen mencolok dan mengotot, namun semua dapat
teratasi dengan bantuan dari beberapa teman.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini didapatkan sebagian masyarakat
binaan ners 2021 khusunya pasangan usia subur sebelum diberikannya
pendidikan kesehatan terkait “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”
sebanyak 45% Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan baik, 32%
Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan cukup, dan 23% Pasangan
Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan yang kurang. Dan Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan terkait “PENTINGNYA ALAT KONTRASEPSI”
sebanyak 83% Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan baik, 10%
Pasangan Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan cukup, dan 7% Pasangan
Usia Subur (PUS) memiliki pengetahuan kurang.

BAB 8
KENDALA DAN SASARAN

61
8.1 Kendala Kegiatan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, target yang telah di tentukan tidak
dapat tercapai 100%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala dalam
pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan penyuluhan tentang KB terdapat kendala yaitu :
10) Masih terdapat masyarakat awam yang belum mengetahui tentang
penggunaan aplikasi zoom dan ketersibukan masyarakat hingga belum
mengikuti penyuluhan.
11) Masyarakat yang mengikuti kegiatan wabinar masih terkendala
dengan jaringan, dan kuota paket data
12) Ketidak efektifan waktu sehingga masyarkat yang akan diajak
bergabung penyuluhan menjadi kendala
13) Masyarakat sudah tidak ada ketertarikan tentang penyuluhan KB,
karena masyarakat sudah bosan dengan informasi KB yang selama ini
didapatkan.
14) Terlalu lama menjawab pertanyaan dari peserta sehingga membuat
menjadi perdebatan dan hening sementara.
8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat
khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang mengikuti kegiatan penyuluhan
dapat memberikan sosialisasi kepada Pasangan Usia Subur (PUS) lain yang
berada di wilayahnya.

LAMPIRAN SAP

62
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KB PADA MASYARAKAT KELUARGA BINAAN NERS 2021
KHUSUSNYA PASANGAN USIA SUBUR
Pokok Bahasan : Keluarga Berencana (KB)
Subpokok Bahasan : Pentingnya Alat Kontrasepsi
Sasaran : Masyarakat keluarga binaan ners 2021 Khususnya PUS
Waktu pertemuan : 10.00 – 12.15 WIB.
Hari/tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021.
Tempat : Rumah masing-masing via zoom meetings.
H. Latar Belakang
Keluarga berencana termasuk kedalam 17 Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang disepakati
oleh negara-negara anggota PBB tahun 2015. Keluarga berencana terdapat
pada tujuan untuk menjamin kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan
bagi semua di segala usia. Target ke-3 poin 7 dalam tujuan tersebut
menyebutkan bahwa pada tahun 2030, pemerintah menjamin akses universal
terhadap layanan perawatan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk untuk
keluarga berencana, informasi dan pendidikan, serta integrasi kesehatan
reproduksi kedalam strategi program nasional. Pemerintah telah menetapkan
kebijakan keluarga berencana melalui penyelenggaraan program keluarga
berencana. Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Perkembangan Kependudukandan Pembangunan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program
keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan
suami istri untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan
mengatur jarak kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan
obat kontrasepsi.
Berdasarkan data Profil Kesehatan tahun 2017, persentase peserta
pengguna KB aktif adalah sebesar 7,15%. Persentase tersebut diketahui

63
menurun hingga 0,97% dibandingkan tahun 2015. Persentase penggunaan KB
pada Masyarakat Binaan Ners 2021 sebanyak 13 orang yg tidak menggunakan
KB dari 42 Pasangan Usia Subur (PUS) dengan alasan 7 orang tidak nyaman, 2
orang tidak tahu, 2 orang mahal, dan 2 orang lainnya dilarang oleh agama.
Faktor riwayat KB sebelumnya memiliki hubungan dengan keputusan
menggunakan alat kontrasepsi. Faktor riwayat ini dikaitkan dengan proses
persepsi dari pengalaman dalam perubahan perilaku seseorang. Terdapat
beberapa penelitian yang meneliti pengaruh dan atau hubungan riwayat KB
sebelumnya dengan penggunaan alat kontrasepsi. Faktor lain yang
mempengaruhi pasangan dalam pemilihan alat kontrasepsi adalah jumlah anak.
Dukungan suami menjadi faktor yang juga dapat mempengaruhi seseorang
dalam pemilihan alat kontrasepsi. Peran suami dalam keluarga sangat dominan
dan memegang kekuasaan dalam pengambilan keputusan apakah istri akan
menggunakan kontrasepsi atau tidak, karena suami dipandang sebagai
pelindung, pencari nafkah dan pembuat keputusan. Selain itu, Suami juga
menjadi individu yang berperan sebagai dukungan sosial bagi istri dalam
pemilihan alat kontrasepsi yang akan dipakai istri. Hasil penelitian Anguzu
menyebutkan bahwa persepsi terhadap keputusan pasangan secara positif
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi mereka.
Mengatasi masalah yang terjadi diatas, dengan ini kami akan melakukan
penyuluhan kepada para Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak menggunakan
KB untuk mengikuti penyuluhan tentang “Manfaat Penggunaan KB, Macam-
macam Alat Kontrasepsi dan Efek Samping Penggunaan KB” dengan media
power point, leaflet dan video agar masyarakat lebih mengetahui dan lebih
paham mengenai pentingnya penggunaan KB.

I. Tujuan
4. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit masyarakat binaan
ners 2021 khususnya pasangan usia subur mampu mengetahui tentang
pentingnya penggunaan KB dan memilih KB yang tepat.

64
5. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit masyarakat binaan
ners 2021 mampu menyebutkan dan melakukan :
- Pengertian KB.
- Tujuan KB.
- Manfaat KB.
- Macam-macam KB
- Efek samping KB
- Memilih KB yang tepat.

J. Materi
Terlampir

K. Metode
Metode yang digunakan Ceramah dan Tanya Jawab

L. Media
PPT, Leaflet, & Video

65
66
M. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan pada masyarakat keluarga
binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur.
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
d. Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur antusias
terhadap materi penyuluhan.
e. Masyarakat binaan ners 2021 khususnya pasangan usia subur tidak
meninggalkan tempat penyuluhan via zoom.
f. Masyarakat binaan ners 2021 khsuusnya pasangan usia subur
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
6. Evaluasi Hasil
Masyarakat binaan ners 2021 khsuusnya pasangan usia subur mengetahui
dan mampu menyebutkan kembali tentang manfaat dan pentingnya
penggunaan alat kontrasepsi.

N. Kegiatan Penyuluhan

N
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 2 menit Pembukaan :
e. Membuka kegiatan dengan e. Menjawab salam
mengucapkan salam. f. Mendengarkan
f. Memperkenalkan diri g. Memperhatikan
g. Menjelaskan tujuan dari h. Memperhatikan
penyuluhan
h. Menyebutkan materi yang
akan diberikan.

2. 15 menit Pelaksanaan :
e. Memberikan penjelasan e. Memperhatikan
tentang KB f. Memperhatikan
f. Mendemonstrasian tentang g. Bertanya dan menjawab
cara penggunaan KB pil pertanyaan yang diajukan
melalui pemutaran video h. Memperhatikan
g. Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya
h. Menjawab pertanyaan klien.

67
3. 3 menit Evaluasi :
c. Memberikan evaluasi secara c. Menjawab pertanyaan
lisan bersama masyarakat d. Memperhatikan
keluarga binaan ners 2021
khususnya pasangan usia subur
d. Memberikan salam penutup.

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
1) Menurut BKKBN, 2018 Keluarga Berencana adalah upaya untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta
penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan
untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur
jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan dan
membina ketahanan serta kesejahteraan anak.
2) Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan
jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah
mencanangkan program atau cara untuk mencegah dan menunda
kehamilan (Sulistyawati, 2016).

2. Tujuan Keluarga Berencana (KB)


Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomer 87 tahun 2017
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pengembangan Keluarga, Keluarga
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, kebijakan KB bertujuan untuk :
1) Mengatur kehamilan yang diinginkan
2) Menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak
3) Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
4) Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek Keluarga
Berencana
5) Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak
kehamilan.

68
3. Manfaat Keluarga Berencana (KB)
Menurut WHO (2018) manfaat KB adalah sebagai berikut :
1) Mencegah Kesehatan Terkait Kehamilan Kemampuan wanita untuk
memilih untuk hamil dan kapan ingin hamil memiliki dampak langsung
pada kesehatan dan kesejahteraannya. KB memungkinkan jarak kehamilan
dan penundaan kehamilan pada wanita muda yang memiliki risiko
masalah kesehatan dan kematian akibat melahirkan anak usia dini. KB
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk wanita 16 yang
lebih tua dalam menghadapi peningkatan risiko terkait kehamilan. KB
memungkinkan wanita yang ingin membatasi jumlah keluarga mereka.
Bukti menunjukkan bahwa wanita yang memiliki lebih dari 4 anak
berisiko mengalami kematian ibu. Dengan mengurangi tingkat kehamilan
yang tidak diinginkan, KB juga mengurangi kebutuhan akan aborsi yang
tidak aman.
2) Mengurangi AKB KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang
berjarak dekat dan tidak tepat waktu. Hal ini berkontribusi pada beberapa
angka kematian bayi tertinggi di dunia. Bayi dengan ibu yang meninggal
akibat melahirkan juga memiliki risiko kematian yang lebih besar dan
kesehatan yang buruk.
3) Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS) KB mengurangi risiko kehamilan
yang tidak diinginkan di antara wanita yang hidup dengan HIV,
mengakibatkan lebih sedikit bayi yang terinfeksi dan anak yatim. Selain
itu, kondom pria dan wanita memberikan perlindungan ganda terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan dan terhadap IMS termasuk HIV.
4) Memberdayakan Masyarakat dan Meningkatkan Pendidikan KB
memungkinkan masyarakat untuk membuat pilihan berdasarkan informasi
tentang kesehatan seksual dan reproduksi. KB memberikan peluang bagi
perempuan untuk mengejar pendidikan 17 tambahan dan berpartisipasi
dalam kehidupan publik, termasuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar.
Selain itu, memiliki keluarga yang lebih kecil memungkinkan orang tua
untuk berinvestasi lebih banyak pada setiap anak. Anak-anak dengan lebih

69
sedikit saudara kandung cenderung tetap bersekolah lebih lama daripada
mereka yang memiliki banyak saudara kandung.
5) Mengurangi Kehamilan Remaja Remaja hamil lebih cenderung memiliki
bayi prematur atau bayi berat lahir rendah (BBLR). Bayi yang dilahirkan
oleh remaja memiliki angka kematian neonatal yang lebih tinggi. Banyak
gadis remaja yang hamil harus meninggalkan sekolah. Hal ini memiliki
dampak jangka panjang bagi mereka sebagai individu, keluarga dan
komunitas.
6) Perlambatan Pertumbuhan Penduduk KB adalah kunci untuk
memperlambat pertumbuhan penduduk yang tidak berkelanjutan dengan
dampak negatif yang dihasilkan pada ekonomi, lingkungan, dan upaya
pembangunan nasional dan regional.

4. Jenis-Jenis Keluarga Berencana (KB)


1) Pil
a) Pengertian
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah
diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak
hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang
paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai
segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada
masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika
seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda
sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui)
dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
b) Jenis
1. Pil gabungan atau kombinasi Tiap pil mengandung dua hormon
sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah
kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
2. Pil khusus – Progestin (pil mini) Pil ini mengandung dosis kecil
bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan,

70
terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah
sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma.Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium
(lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang
telah dibuahi.
c) Kelebihan
1. Penggunaan Pil KB mudah, karena hanya dibutuhkan kepatuhan
wanita untuk meminumnya.
2. Kehamilan bisa segera terjadi setelah anda berhenti minum Pil KB
tersebut.
3. Kandungan hormonal Pil KB membuat lapisan endometrium
mengalami penebalan dan peluruhan sesuai dengan siklus 28 hari
sehingga dapat mengurangi beberapa keluhan haid.
4. Menurunkan risiko kanker endometrium dan tumor ovarium.
Sehingga menghindarkan dari resiko kanker serviks.
5. Bisa digunakan sebagai kontrasepsi emergensi setelah hubungan
suami istri yang tidak terlindung oleh alat kontrasepsi.
6. Mencegah anemia akibat kekurangan zat besi pada darah.
d) Kekurangan
1. Terasa mual, biasanya dirasakan selama 3 bulan pertama
2. Terjadi pendarahan di antara masa haid terutama bila lupa atau
terlambat minum Pil KB tersebut
3. Mengalami sakit kepala ringan
4. Terjadi nyeri payudara
5. Beberapa wanita yang mengkonsumsi Pil KB dosis rendah,
mengeluh nyeri saat berhubungan badan
6. Anda harus mempunyai stok lebih sebagai persediaan.

e) Kontraindikasi
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita
hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan

71
abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok
(struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala
yang berat pada sebelah kepala).
f) Efek Samping
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa
perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi
(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
g) Cara Pemakaian
1. Untuk mereka yang baru pertama kali menggunakan pil KB, mulai
minum pil saat haid yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling
baik di hari pertama haid. Bila dimulai pada saat haid sudah
berhenti, jika hendak melakukan hubungan intim, gunakan kondom
selama 7 hari pertama menelan pil untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
2. Untuk mencegah lupa minum pil, minumlah pil KB secara teratur
setiap harinya pada jam yang sama, disarankan untuk menelan pil
pada malam hari (sebelum tidur atau setelah makan malam).
3. Jika lupa minum satu pil KB (aktif bukan placebonya) minum
segera saat teringat dan minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin
biasanya. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2
tablet langsung pada saatnya minum pil. Namun jika lupa lebih
dari 1 hari, buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil sesuai
harinya, namun karena efektifitas berkurang, perlu dikombinasikan
dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim. (Hanafi
Hartanto, 2015)
4. Contoh : Biasa minum pil KB setiap jam 9 malam
5. Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 10 pagi di tanggal
2, maka segera minum pil KB yang terlupa. Jam 9 malam tanggal
2, minum pil KB seperti biasa.
6. Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 9 malam tanggal
2, maka minum ke dua pil sekaligus.

72
7. Tanggal 1 dan tanggal 2 lupa minum pil KB, baru teringat di
tanggal 3 maka buang ke dua pil, dan jam 9 malam tanggal 3 tetap
minum pil KB sesuai harinya, dan bila hendak melakukan
hubungan intim 7 hari ke depan gunakan kondom agar tidak terjadi
kehamilan.
8. Untuk pil KB dengan isi 21 pil, setelah pil terakhir dimakan, maka
7 hari kedepan libur/ tidak makan pil. Saat libur inilah diperkirakan
akan terjadi haid, yang biasanya timbul 2- 3 hari setelah pil habis.
Setelah libur 7 hari, baik haid sudah selesai ataupun belum, minum
kembali pil KB dari blister yang baru. Jika lupa tidak berhenti
minum pil dan langsung melanjutkan blister yang baru maka haid
tidak akan terjadi. Hal ini karena efek lanjutan hormon estrogen
dan progesteron pada pil KB. Hentikan pil KB maka dalam
beberapa hari akan terjadi haid.
9. Untuk pil KB dengan isi 28 pil, 7 buah pil yang beda ukuran dan
warnanya dari 21 pil lainnya, sebenarnya tidak mengandung
hormon melainkan hanya tepung saja (plasebo) sehingga tidak
memiliki efek pengobatan. Saat minum pil plasebo inilah haid
diperkirakan akan terjadi. Tujuan disediakan pil plasebo hanyalah
sebagai pengingat saja supaya tidak lupa, tinggal menyambung
dengan pil berikutnya.
10. Untuk ibu menyusui tersedia minipil (hanya mengandung
progesteron, tidak mengandung estrogen). Pil ini mempunyai efek
seperti suntikan KB karena tidak mengandung estrogen, sehingga
tidak mengganggu kualitas maupun kuantitas ASI, contohnya :
Excluton.

2) Suntik
a) Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal
jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena

73
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif
murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu
untuk memastikan kecocokannya.Suntikan diberikan saat ibu dalam
keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal
selama maksimal 5 tahun.
b) Jenis-Jenis
1. Suntik 1 Bulan adalah suntikan kombinasi yang dilakukan setiap 1
bulan sekali dengan dosis 25 mg depomedroxy progesterone aserat
dan 5 mg estradiol cyplonate. Komposisi : tiap ml suspensi dalam
air mengandung : Medroxy progesterone acetate 50 mg, Estradiol
cypionate 10 mg.
a. Waktu pemberian dan dosis Disuntikkan dalam dosis 50 mg
norithidrone anantat dan 5 mg estradiol varelat yang diberikan
melalui I.M sebulan sekali
b. Sangat efektifitas (0,1 – 0,4 kehamilan / 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan
c. Keuntungan : Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak
berpengaruh padahubungan sex, tidak diperlukan pemeriksaan
dalam, jangka panjang, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik.
d. Efek samping : Perubahan pada kulit gatal-gatal penggelapan
warna kulit, sakit kepala, sakit pada dada, peningkatan berat
badan, perdarahan berkepanjangan, anoreksia, rasa lelah,
depresi, payudara lembek dan galaktorea, penyakit
troboembolik, tromboflebitis, perdarahan tidak teratur
e. Waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi : Suntikan
pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, bila
disuntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien
tidak boleh berhubungan sex selama 7 hari / menggunakan,
kontrasepsi lain untuk 7 hari, bila klien pasca persalinan 6
bulan, menyusui serta belum haid suntikan pertama dapat

74
diberikan sutnikan kombinasi, pasca keguguran ; suntikan
kombinasi dapat segera diberikan / dalam waktu 7 hari, bila
sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ingin ganti suntikan
pertama dapat segera diberikan asal ibu tidak hamil dan
pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila
diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrsepsi lain
tidak diperlukan, ibu sebelumnya menggunakan AKDR,
suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid cabut segera
AKDR (Harnawati, 2016).
2. Suntik 3 Bulan (Depo Provera) Adalah medroxy progesterone yang
di gunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek
progesterone yang kuat dan sangat efektif.
a. Komposisi : Suspensi steril depo medroxy progesterone acetat
(DPPA) dalm air, tiap vial berisi 3 ml suspensi (150 mg
medroxy progesterone acetate), tiap vial berisi 1 ml suspensi
(150 ml medroxy progesterone acetate)
b. Waktu pemberian dan dosis Di suntikan dalam dosis 150 mg/cc
sekali 3 bulan.Suntikan harus lama pada otot bokong musculus
gluteus agak dalam.
c. Efektifitas tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan
tidap tahan asal penyuntikannya dilakukan secara teratur.
d. Keuntungan : lebih mudah digunakan, tidak perlu setiap hari
seperti menelan pil, tidak mengandung esterogen sehingga
tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, sangat efektif, tidak memiliki
pengaruh terhadap ASI, dapat digunakan oleh perempuan usia
lebih dari 35 tahun sampai pre menopause, membantu
mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, tidak
menggangu hubungan seksual, mengurangi rasa nyeri dan haid,
tidak di dapat pengaruh sampingan dari pemakaian esterogen.
e. Efek samping : reaksi anafilaktis dan anafiliatik, penyakit
tromboem balik tromboplebitis, system syaraf pusat gelisah,

75
depresi, pusing, sakit, tidak bisa tidur, selaput kulit dan lendir
bercak merah / jerawat, gastro intestinal mual, payudara
lembek dan galaktorea, perubahan warna kulit di tempat
suntikan
f. Cara pemberian : waktu pasca persalinan (pp) ; berikan pada
hari 3-5 pp / sesudah asi berproduksi ibu sebelum pulang dari
rs / 6-8 minggu pasca beraslin asal ibu tidak hamil / belum
melakukan koifus, pasca keguguran ; segera setelah kurefage /
sewaktu ibu hendak pulang dari rs hari pasca abortus, asal ibu
belum hamil lagi. dalam masa interval diberikan pada hari 1-5
haid
g. Mekanisme Kerja : primer ; masalah ovulasi (kadar fsh dan lh
menurun dan tidak terjadi setakan lh (lh surge) respon kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenneus
tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di
hipotalamus dari pada kelenjar hipofise, (menghalangi
pengeluaran fsh dan lh sehingga tidak terjadi ovulasi), sekunder
; mengentalkan lendir dan menjadi sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput
lendir rahim tipis dan atropi, menghambat trasportasi gamet
dan tuba, mengubah endrometrium menjadi tidak sempurna
untuk implantasi hasil konsepsi.

3) Implant
a) Pengertian
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk
kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dan pada
batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon

76
levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN,
2016).
b) Jenis
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2016) adalah sebagai berikut :
1. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36
mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
2. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-
kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg 3
ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
3. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75
mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
c) Mekanisme Kerja
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel
yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme
kerjanya menurut Manuaba (2010) adalah :
1. Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
2. Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi
spermatozoa.
3. Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat
nidasi.
d) Pemasangan implant menurut Saifuddin (2016) dapat dilakukan pada :
1. Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
2. Perempuan pada usia reproduksi (20–30 tahun).
3. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka
panjang.
4. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
5. Perempuan pasca persalinan.
6. Perempuan pasca keguguran.
7. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.

77
8. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
9. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
e) Kontraindikasi menurut Saifuddin (2016) menjelaskan bahwa kontra
indikasi implant adalah sebagai berikut :
1. Perempuan hamil atau diduga hamil.
2. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas
penyababnya.
3. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang
terjadi.
4. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
5. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara.
f) Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2016) adalah :
1. Daya guna tinggi
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
3. Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
5. Bebas dari pengaruh estrogen.
6. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
7. Tidak mengganggu ASI.
8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
g) Kerugian
Hartanto, (2017) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
1. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
2. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
3. Lebih mahal.
4. Sering timbul perubahan pola haid.

78
5. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya
sendiri.
6. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena
kurang mengenalnya.
7. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
h) Efek Samping
1. Nyeri dan bengkak pada kulit di sekitar implan ditanam
2. Pola menstruasi yang tidak teratur
3. Perubahan suasana hati
4. Kenaikan berat badan
5. Nyeri payudara
6. Jerawat
7. Nyeri perut
8. Sakit kepala

4) IUD
a) Pengertian
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi
jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
b) Jenis
1. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat
tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan)
yang cukup baik.IUD bentuk T yang baru. IUD ini melepaskan
lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal
lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang
tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
maupun perdarahan menstruasi.Kerugian metode ini adalah
tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.

79
2. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas
permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan
tembaga halus pada jenis Copper-T.
c) Cara Kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
d) Efektivitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan
Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat
untuk 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai
wanita pada tahun pertama pemakaian.
e) Indikasi
1. Usia reproduktif
2. Keadaan nulipara
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7. Risiko rendah dari IMS
8. Tidak menghendaki metoda hormonal
9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
11. Perokok
12. Gemuk ataupun kurus

80
f) Kontraindikasi
1. Belum pernah melahirkan
2. Adanya perkiraan hamil
3. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang
tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan
kanker rahim.
4. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
5. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
6. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP
atau abortus septic
7. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yangdapat mempengaruhi kavum uteri
8. Penyakit trofoblas yang ganas
9. Diketahui menderita TBC pelvic
10. Kanker alat genital
11. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
g) Keuntungan
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah
kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.Aman untuk ibu
menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

81
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
h) Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa
nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa
berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu
dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang
dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih
berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat
pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut.
i) Efek Samping
1. Perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan
antar mensturasi, saat haid lebih sakit.
2. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar).
3. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang
sering berganti pasangan
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
pemasangan IUD
7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD.Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
8. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas
terlatih yang dapat melepas
9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)

82
10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD
mencegah kehamilan normal
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke
waktu.
j) Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
1. 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
2. 40 hari setelah melahirkan
3. Setelah terjadinya keguguran
4. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
5. Menggantikan metode KB lainnya
k) Waktu Pemeriksaan Diri
1. 1 bulan pasca pemasangan
2. 3 bulan kemudian
3. Setiap 6 bulan berikutnya
4. Bila terlambat haid 1 minggu
5. Perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetry dan Genekologi FK Unpad. 2000. Teknik Keluarga Berencana,
Bandung: Elstar Offset.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan, Jakarta: EGC.
Prawirohardjo,Sarwono. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

83
BKKBN (2018) Survei Kinerja dan Program KKBPK. Edited by L. A. Kasmiyati,
Flourisa Julian, Endah Winarni, Maria Anggraeni. Jakarta: Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
Saifudin. (2017). ‘Peran Informasi Keluarga Berencana pada Persepsi dalam
Praktik Keluarga Berencana’, Jurnal Swarnabhumi, 2(1), pp. 50–58.

84
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapat sebelum dilakukan kegiatan dan
sesudah dilakukan kegiatan yang ada didalam program disetiap “POKJA” Warga
Binaan Ners 2021 :
3.1.1 Hasil SurveiMawasDiri
Adapun hasi survey mawas dirinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah pre penyuluhan nyeri sendi (Osteoarthritis)

Pre Penyuluhan Kesehatan tentang


Osteoarthritis

Cukup
11%

Kurang
89%

Diagram 3.1 Pengetahuan tentang osteoarthritis sebelum penyuluhan


Dari data di atas diatas terdapat 9 lansia yang mengisi kuesioner sebelum kegiatan penyuluhan.
Dari 9 lansia didapatkan hasil pengetahuanya itu terdapat 8 lansia (89%) memiliki
pengetahuan kurang dan 1 lansia (11%) memiliki pengetahuan cukup sebelum
dilakukan pengetahuan penyuluhan tentang osteoarthritis.

Tabel 3.2 Jumlah post penyuluhan nyeri sendi (Osteoarthritis)

85
Post Penyuluhan Kesehatan tentang
Osteoarthritis
Baik Cukup Kurang

11%

11%

78%

Diagram 3.2 Pengetahuan tentang osteoarthritis setelah penyuluhan


Dari data di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan lansia setelah dilakukan kegiatan
penyuluhan tentang osteoarthritis menunjukkan dari 9 lansia terdapat 7 lansia
(78% ) memiliki pengetahuan baik,1 lansia (11%) memiliki pengetahuan
cukupdan 1 lansia (11%) meiliki pengetahuan kurang sesudah di lakukan
penyuluhan tentang osteoarthritis.

86
3.1.2 INTERVENSI KEPERAWATAN POKJA LANSIA

No Dx Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/ Tanggal Tempat


1. Peningkatan penyakit Setelah dilakukan Masyarakat Pendidikan - Pendidikan Rabu, 13 Balai RW
degena tinda kesehatan kesehatan O
ratif kan kepada lansia tentang k
pada kepe Osteoarthritis t
lansia rawa - Intervensi o
osteoa tan demonstrasi b
rthritis peng kompres hangat e
etah menggunakan r
uan jahe untuk
warg mengurangi 2
a nyeri sendi 0
mas 2
yara 1
kat
bina
an
ners

87
khus
usny
a
kelo
mpo
k
khus
us
Lans
ia
tenta
ng
peny
akit
Oste
oath
ritis
(Nye
ri

88
Send
i)
meni
ngka
t
khus
usny
a
untu
k
men
geta
hui
defe
nisi,
peny
ebab
,
tand

89
a
dan
gejal
a,
hal-
hal
yang
dapa
t
meni
ngka
tkan
nyer
i,
cara
men
gatas
i
nyer

90
i,
dan
cara
men
cega
h
timb
ulny
a
nyer
i
serta
mak
anan
apa
yang
bole
h
dan

91
tidak
bole
h di
kons
umsi
.

3.1.3 RENCANA KEGIATAN POKJA LANSIA

No Masalah Rencana kegiatan Penanggung Waktu Tempat Dana Sumber


ja k
wa e
b g
i
a
t
a
n
1. Peningkatan Pendidikan kesehatantentang : Novi dan juwita 10.00 WIB, Balai Rp. Dana
1. definisi, penyebab, tanda dan gejala dari R

92
penyakit degenerative Osteoarthritis (Nyeri a RW 71.000
Sendi) b
2. Hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri u
3. Cara mengatasi nyeri
4. Cara mencegah timbulnya nyeri 1
5. Makanan apa yang boleh dan tidak boleh 3
di konsumsi bagi penderita penyakit
Osteoarthhiritis O
6. Memberikan intervensi dengan cara k
mendemonstrasikan cara kompres hangat t
menggunakan jahe untuk mengurangi nyeri o
sendi dan di ikuti oleh semua partisipan b
e
r

2
0
2
1

93
3.1.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI POKJA LANSIA

Masalah Hari/tanggal, Jam Implementasi Evaluasi


Peningkatan Rabu,
penyakit
13 Oktober 2021, Memberikan pendidikan kesehatan atau S:
degeneratif 10.00 WIB penyuluhan pada masyarakat binaan ners - Dari 6 audience/ lansia yang mengikuti
pada lansia tentang : penyuluhan mengatakan paham tentang definisi,
osteoarthtritis 1. Definisi, penyebab, tanda dan gejala dari penyebab, tanda dan gejala dari penyakit
penyakit degenerative Osteoarthritis (Nyeri degenerative Osteoarthritis (Nyeri Sendi), hal-hal
Sendi) yang dapat meningkatkan nyeri, cara mengatasi
2. Hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri nyeri, cara mencegah timbulnya nyeri, makanan apa
3. Cara mengatasi nyeri yang boleh dan tidak boleh di konsumsi bagi
1. Cara mencegah timbulnya nyeri penderita penyakit Osteoarthritis
2. Makanan apa yang boleh dan tidak boleh - Opa oma mengatakan sudah bias melakukan
di konsumsi bagi penderita penyakit kompres hangat menggunakan jahe sendiri, hanya
Osteoarthhiritis saja mungkin masih butuh peran serta keluarga
3. Memberikan intervensi dengan cara untuk mengingatkan lakukan kompres hangat
mendemonstrasikan cara kompres hangat tersebut
menggunkan jahe untuk mengurangi nyeri
sendi (menyiapkan baskom, rebusan jahe

94
hangat, handuk atau washlap) O:
Lansia/opa oma mengikuti kegiatan penyuluhan,
pada sesi diskusi pertanyaan dari audience dapat
dijawab dengan baik oleh kelompok dan jawaban
dapat diterima oleh para audience

A:
Masalah peningkatan penyakit degeneratif pada
lansia osteoarthritis.

P:
Lakukan pemantauan kembali tentang pengetahuan dan pelaksanaan
lansia terhadap kompres hangat menggunkan jahe
untuk mengurangi nyeri sendi

95
BAB 4
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang didapat sebelum dilakukan kegiatan


dan sesudah dilakukan kegiatan yang ada di dalam program di
setiap “POKJA” Warga Binaan Ners 2021 maka pembahasan yang
didapatkan yaitu :
4.1 PrioritasMasalah
Prioritas dari masing-masing program yang ada masalah yang diangkat ini didapat dari
kegiatan “SMD” (Survei Mawas Diri) yang dilakukan sebelumnya. Masalah
yang didapat diantaranya sebagai berikut :
1. Terjadinya penyakit lansia b.d usia rentan. Hal ini diangkat sebagai
masalah karena dari 21 lansia terdapat 9 lansia (43%) mengalami nyeri
sendi, 3 lansia (14%) HT, 2 lansia (9%) DM , 2 lansia (9%) anemia dan 1
lansia (5%) mengalami gangguan tidur.

4.2 Kegiatan yang dilaksanakan disetiap program


Setelah didapatkan masalah-masalah yang ada diwilayah Binaan Ners 2021 maka masing-
masing program melaksakan kegiatan berupa:
1. Terjadinya penyakit pada lansiab. Diusia rentan dari masalah tersebut dari
kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyuluhan kesehatan tentang
“Osteoarthritis” dan dilakukan demonstrasi tentang “Kompres Air Hangat
menggunakan jahe”.

4.3 Evaluasi setelah kegiatan


Evaluasi yang didapatkan setelah kegiatan dari masing – masing program
yang sudah dilaksanakan, yaitu
1. Terjadinya penyakit pada lansia b.d usia rentan. Pada tanggal 13 Oktober
2021, dilakukan 2 kegiatan yang berupa penyuluhan “Osteoarthritis” dan
kegiatan yang kedua yaitu melakukan demonstrasi “Kompres hangat
menggunakan jahe”. Kegiatan ini dilaksanakan melalui daring dengan
media Zoom. Kegiatan dimulai dari jam 10.00 WIB sesuai jam
berlangsungnya dengan jumlah lansia yang hadir yaitu sebanyak 9 lansia.

96
Alat dan media yang digunakan sudah lengkap sesuai dengan yang sudah
direncanakan yaitu power point dan video tentang cara pembuatan
kompres hangat berbahan dasar jahe untuk mengurangi nyeri sendi. Hasil
yang didapatkan dalam kegiatan ini lansia memiliki pengetahuan baik
setelah penyuluhan sebanyak 7 lansia (78%) memiliki pengetahuan baik
dari 9 orang yang hadir.

97
BAB 5
PENUTUP

Berdasarkan hasil yang didapat sebelum dilakukan kegiatan dan sesudah


dilakukan kegiatan yang ada di dalam program di setiap “POKJA” Warga Binaan
Ners 2021 setelah didapatkan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan dan saran
sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Prioritas Masalah
Dari 21 lansia terdapat : 9 (43%) lansia menderita nyeri sendi, 3 (14%) lansia menderita darah
tinggi, 2 (9%) lansia menderita kencing manis, 2 (9%) menderita kurang darah, 1
(5%) menderita gangguan tidur dan 4 (19%) lansia menderita lain-lain. Hal ini
dapat menimbulkan masalah kurangnya pengetahuan mengenai nyeri sendi
sehingga perlu diberikan penyuluhan mengenai osteoarthritis (nyeri sendi).

5.1.2 Kegiatan yang dilakukan


Terjadinya penyakit pada lansia diusia rentan. kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyuluhan
kesehatan tentang “Osteoarthritis” dan dilakukan demonstrasi tentang “Kompres
Air Hangat menggunkan jahe”.

98
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
“OSTEOARTHRITIS (NYERI SENDI) DAN CARA MENGURANGI
NYERI SENDI DENGAN KOMPRES HANGAT BERBAHAN
DASAR JAHE”

DISUSUN OLEH :

Juwita (2021.04.008)
NovisatulMukarromah (2021.04.012)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

99
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
“OSTEOARTHRITIS (NYERI SENDI) DAN CARA MENGURANGI
NYERI SENDI DENGAN KOMPRES HANGAT BERBAHAN
DASAR JAHE”

Disusun untuk memenuhi stase keperawatan komunitas


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

DISUSUN OLEH :
Juwita (2021.04.008)
NovisatulMukarromah (2021.04.012)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

100
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
“OSTEOARTHRITIS (NYERI SENDI) DAN CARA MENGURANGI
NYERI SENDI DENGAN KOMPRES HANGAT BERBAHAN
DASAR JAHE”

Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Praktik Klinik Profesi Ners Stase
Komunitas Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth
Surabaya

Mengetahui

Ketua Panitia Penanggung Jawab

(Novisatul Mukarromah) (Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

Disetujui oleh,
Ketua STIKes William Booth

(Aristina Halawa, S.Kep.,Ns.,M.Kes)

101
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karenahanya oleh berkat, tuntunan, dan anugerah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan“LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN
OSTEOARTHRITIS (NYERI SENDI) DAN CARA MENGURANGI NYERI
SENDI DENGAN KOMPRES HANGAT BERBAHAN DASAR JAHE”
Laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas profesi dalam menyelesaikan
praktek di Stase Komunitas dalam upaya mengatasi masalah pengetahuan nyeri
sendi di masyarakat khusunya pada lansia. Dalam penyusunan, penulis
mendapatkan banyak pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
6. Aristina Halawa, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku ketua STIKES William Booth
Surabaya;
7. Hendro Djoko Tjahjono S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku kepala prodi profesi ners
STIKES William Booth Surabaya;
8. Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kep.selaku pembimbing stase komunitas.
9. Teman-teman profesi ners STIKES William Booth Surabaya;
10. Seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan laporan
kegiatan pengabdian masyarakat ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan akhir ini. Terima kasih.

Surabaya,16 Oktober 2021

Penulis

102
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Judul..................................................................................................
Halaman Pengesahan........................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET HALUARAN
2.1 Solusi
2.2 Target Haluaran..........................................................................................
BAB 3 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
3.1 Sasaran
3.2 Sarana Dan Prasarana Kesehatan................................................................
3.3 Prasarana Dan Sarana Pendidikan..............................................................
3.4 Gambaran pasangan usia subur..................................................................
BAB 4 METODE PELAKSANAAN
4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program..................................................................
4.2 Data Pemikiran...........................................................................................
4.3 Kerangka PenyelesaianMasalah.................................................................
4.4 Khalayak Sasaran........................................................................................
4.5 Metode Yang Digunakan............................................................................
4.6 Susunan Panitia...........................................................................................
BAB 5 PELAKSANAAN DAN BIAYA
5.1 Jadwal Kegiatan..........................................................................................
5.2 Anggaran Dana...........................................................................................
5.3 Susunan Acara............................................................................................
BAB 6 HASIL YANG DICAPAI
6.1 Pre Implementasi........................................................................................
6.2 Post Implementasi.......................................................................................

103
BAB 7 EVALUASI KEGIATAN
7.1 Hasil Yang Didapatkan Dari Kegiatan.......................................................
BAB 8 KENDALA DAN SARAN
8.1 Kendala Kegiatan........................................................................................
8.2 Saran

104
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Seiringdenganbertambahnyapeningkatanjumlahpenduduklanjutusia
(lansia) di Indonesia makalansiaakanmengalamiperubahan-perubahan yang
berkaitandengan proses penuaandalamberbagai system jaringantubuh. Proses
perubahantersebutdapatmenyebabkanpenurunanfungsi musculoskeletal dan
jaringan lain yang adahubungannyadengantimbulnyabeberapagolongan nyeri
pada sendi. (Noor Helmi, 2012). Osteoarthritis
merupakanpenyakitsendidegeneratif,
dimanakeseluruhanstrukturdarisendimengalamiperubahanpatologis yang
bersifatkronis. Osteoarthritis ditandaidengankerusakantulangrawan
(kartilago), meningkatnyaketebalansertasklerosisdarilempengtulang,
pertumbuhanosteofit pada tepiansendi, meregangnyakapsulasendi,
timbulnyaperadangan, dan melemahnyaotot– otot yang menghubungkansendi
Osteoarthritis merupakanpenyakitgangguan homeostasis
metabolismekartilago. (Muttaqin, 2012).
Angka kejadianosteoartritis di Indonesia yang didiagnosis oleh
tenagakesehatansejaktahun 1990 hingga 2010
telahmengalamipeningkatansebanyak 44,2% yang diukurdengan DALY
(Disability Adjust Lost Years). Berdasarkanhitungan DALY kualitashidup
pada penderita osteoarthritis mengalamikemunduranyaitu per 100.000 pada
laki-lakihanya 907,7 tahun dan pada tahun 2013,
perhitunganorteoarthritisberdasarkan DALY per 100.000
perempuanmencapaipuncak pada 1.327,4 tahun.(Cahyaningtyas, 2017)
Prevalensi osteoarthritis mencapai 5% pada usia 61 tahun.5 Untuk
osteoarthritis lututprevalensinyacukuptinggiyaitu 15,5% pada wanita dan
12,7% pada pria. (Setiawan, 2017).
Masalahmuskuloskeletalseperti arthritis dan gangguan pada
tulangmenjadimasalah yang seringterjadi pada
lansiakarenamempengaruhimobilitas dan aktivitas yang merupakanhal vital

105
bagikesehatanlansia. Arthritis dan gangguan 2 pada
tulangmenyebabkanmunculnya nyeri sendi. Nyeri sendimerupakan nyeri yang
dirasakan di bagianpersendian dan sekitarnyaakibat proses inflamasi. Belum
adapenyebab yang pastidaripenyakit osteoarthritis,
namunberdasarkansejumlahpenelitianfaktorrisikoutama pada penderita
osteoarthritis adalahusia,jeniskelamin, obesitas, aktivitasfisik, faktorgenetik,
ras, trauma sendi, dan chondrocalcinosis. Selainituadabeberapahal yang
dapatmemperparah osteoarthritis, sepertikurangbergerak, penyakit diabetes
dan kelompokperempuanusia pre-menopause. (Cahyaningtyas, 2017).
Dalammengatasimasalah osteoarthritis yang seringterjadi pada lansia,
maka kami akanmelakukanpenyuluhan Kesehatan tentang “ pengertian
osteoarthritis, penyebab, tanda dan gejala, caramencegahtimbulnya nyeri
sendi, makanan yang bolehdimakan, makanan yang tidakbolehdimakan dan
hal-hal yang dapatmeningkatkan nyeri sendi” dengan media power point,
leafleat, dan video caramengatasi nyeri
sendidenganmenggunakankompreshangatberbahandasarjahe agar
masyarakatlebihmengetahui dan memahamicarapenanganan pada nyeri sendi.
Berdasarkan data yang didapatkansaatmelakukanSurveiMawasDiri (SMD)
ditemukan Sebagian lansiamengalami nyeri sendisebanyak 9 orang (43%).

1.2 Tujuan
1. TujuanUmum
Membantumemberikaninformasitentang osteoarthritis dan caramengurangi nyeri
dengankompreshangatberbahandasarjahe pada
lansiadiwilayahmasyarakatbinaanners 2021.

2. TujuanKhusus
1) Masyarakat dapatmengetahuipengertiandari Osteoarthritis
2) Masyarakat dapatmengetahuipenyebabdari Osteoarthritis
3) Masyarakat dapatmengetahuitanda dan gejaladari Osteoarthritis
4) Masyarakat dapatmengetahuicaramencegah nyeri sendi

106
5) Masyarakat dapatmengetahuimakanan yang diperbolehkan dan
dilarang pada penderita Osteoarthritis
6) Masyarakat dapatmengetahuihal-hal yang dapatmeningkatkan nyeri
sendi
7) Masyarakat dapatmempraktikkancaramengurangi nyeri
sendidengankompreshangatberbahandasarjahe.

BAB 2
SOLUSI DAN TARGET HALUARAN

2.1 Solusi
Dari permasalahan maka dapat ditemukan sebuah solusi dengan cara melakukan pemberian
penyuluhan tentang Osteoarthritis dan kompres air hangat menggunakan jahe
pada lansia.
Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi
Permasalahan Solusi
Memberikan pendidikan Kesehatan
tentang OA dan
melakukan demonstrasi
kompres air hangat
menggunakanjahe.

2.2 Target Haluaran


1. Melakukan penyuluhan OA.
2. Lanisa dapat memahami pengertian OA, penyebab OA, tanda dan gejala
OA, cara mencegah OA, makanan yang diperbolehkan dan dilarang pada
penderita OA, hal-hal yang dapat meningkatkan OA.
3. Lansia dapat mempraktekkan cara kompres air hangat menggunakan jahe

BAB 3

107
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

3.1 Sasaran
Lansia dengan penyakit nyeri sendi (osteoarthritis) di masyarakat binaan ners 2021
3.2 Sarana dan Prasana
Sarana dan pra sarana terdapat posyandu lansia.
3.3 Gambaran lansia
Jumlah total keseluruhan lansia yang ada dikelurahan warga binaan ners 2021 sebanyak
21 orang dengan penjumlahan.
a. Jumlah 21 orang lansia dengan masalah prioritas yaitu penyakit nyeri
sendi (osteoarthritis).
b. Dari 21 lansia yang pernah mendengar tentang posyandu lansia
sebanyak 18 orang (86%), sedangkan 3 orang (14%) tidak pernah
mendengar tentang posyandu lansia. Dari data diketahui keluhan yang
dialami lansia yaitu 9 orang (43%) mengalami nyeri sendi, hipertensi 3
orang (14%), sakit gula 2 orang (9%), kurang darah 2 orang (10%),
dan kurang tidur 1 orang (5%).

BAB 4
METODE PELAKSANAAN

4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program


Pelaksanaan kegiatan dengan melakukan penyuluhan Kesehatan tentang Osteoarthritis dan
demonstrasi kompres hangat menggunakan jahe. Kegiatan penyuluhan ini

108
dilakukan pada tanggal 13 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB yang dihadiri oleh
9 lansia dari 21 lansia melalui via zoom atau daring.

4.2 Data Pengkajian


KK sebanyak 252 jiwa yang terdapat jumlah lansia sebanyak 21 lansia dengan prevalensi
sebanyak 9 (43%) menderita nyeri sendi, 3 (14%) menderita darah tinggi, 2
(9%) lansia menderita kencingmanis, 2 (9%) menderita kurang darah, 1 (5%)
mengalami gangguan tidur, 4 (19%) menderita lain-lain. tindakan yang
dilakukan untuk mengatasi penyakit tersebut didapatkan 7 (33%) lansia pergi
ke rumah sakit, 6 (29%) lansia ke dokter, 5 (24%) lansia ke puskesmas, 2
(9%) lansia dibiarkan saja dan 1 (5%) lansia melakukan berbagai cara yang
lain. Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu meningkatkan pengetahuan
lansia agar lebih mengerti dan memahami cara mengatasi nyeri sendi.

4.3 KerangkaPenyelesaianMasalah
Dengan keterbatasan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berkumpul secara
langsung, maka salah satu upaya yang dapat meningkatkan pengetahuan
tentang nyeri sendi yaitu dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan
tentang Osteoarthritis dan demonstrasi kompres hangat menggunakan jahe
melalui zoom.

4.4 Khalayaksasaran
Sasaran dari penyuluhan ini adalah lansia binaanNers 2021 yang mengalami nyeri sendi
sebanyak 9 (43%) lansia.

4.5 Metode yang digunakan


4.5.1 Penyuluhan
Materi yang diberikan yaitu pengertian tentang OA, penyebab OA, tanda & gejala OA,
pencegahan OA, makanan yang dilarang dan diperbolehkan pada penderita
OA, hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri sendi.

4.5.2 Video

109
Video meliputi cara pembuatan kompres hangat berbahan dasar jahe beserta cara
melakukan kompres hangat dengan jahe.

4.5.3 Diskusi
Diskusi meliputi peserta dan pemateri mendiskusikan apa yang di dapatkan setelah
penyampaian materi tentang OA dan melihat video tentang cara kompres
hangat berbahan dasar jahe untuk mengurangi nyeri sendi.

4.6 Monitor dan Evaluasi


Dilakukan monitor dan evaluasi pada lansia tentang Osteoarthritis dan melakukan kompres
hangat dengan jahe.

4.7 Susunankepanitiaan
Penanggung Jawab : Ethyca Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kes
Hendro Djoko TjM.Kep.Sp.Kep.MB
Pembawa Acara : Syarifah Choiriyah
Moderator : Adhelia Yuniasih Manoppo
Penyaji : Juwita & Novi
Humas : Ivani Nurlita Sari
Notulen : Fenny Fransisca E.
Observer : Lydia Tjiang
DoaPembuka : Angasto Waluyo
Doapenutup : Indah Shofyanah
Fasilitator :
1) Zendy Permata Sari (share PPT)
2) Lilik Eka Puspita Sari (Bagi Link)
3) Arini Dewi (share video)
Dokumentasi : Kiki Erviani & Ichrimah Wahyu

110
BAB 5
PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1 PelaksanaanKegiatan
Pelaksanaan kegiatan akan dilakukan pada (Rabu, 13 Oktober 2021) ,dengan rencana
kegiatan sebagai berikut.
Tabel 5.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
N Jam Kegiatan Penanggung Jawab

1 10.00-10.10 Login melalui zoom Mahasiswa


2 10.10-10.15 Pembukaan Mahasiswa
3 10.15-10.25 Penyampaian materi 1 : Mahasiswa
Osteoarthrit
is
4 10.25-19.30 Pemaparan video tentang Mahasiswa
cara
kompres
hangat
menggunka
n jahe
7 10.30-10.45 Diskusi Mahasiswa
8 10.45-10.55 Sambutan ketua panitia Dosen dan mahasiswa
dan dosen
9 10.55-11.00 Doa penutup Dosen
10 11.00-11.05 Penutup / sesi Semua peserta zoom
dokumentas
i

111
5.2 Operasional biaya
Tabel 5.2 Anggaran Dana
No. Peralatan Penunjang Anggaran Dana
1 Jahe Rp. 5.000,-
2 Doorprize pulsa 20 (23.000 x 3) Rp. 69.000,-
3. ATK Rp. 5.000
Total Rp. 79.000,-

112
BAB 6
HASIL YANG DICAPAI

6.1 Pre Implementasi


Tabel 6.1 pengetahuan tentang Osteoarthritis
Nama Jumlah % Keterangan

Ibu RibkaManoppo

Ibu Ani Nurhayati


Ibu Suwartih
Ibu Srigawati

Pre Penyuluhan Kesehatan tentang


Osteoarthritis

Cukup
11%

Kurang
89%

Diagram 6.1 Pengetahuan Osteoarthritis


Dari data diatas terdapat 9 lansia yang mengisi kuesioner sebelum kegiatan penyuluhan.
Dari 9 lansia didapatkan hasil pengetahuan yaitu didapatkan sebanyak 8

113
lansia (89%) memiliki pengetahuan kurang dan 1 lansia (11%) memiliki
pengetahuan cukup.

6.2 Post Implementasi


Tabel 6.1 pengetahuan tentang Osteoarthritis
Nama Jumlah % Keterangan

Manoppo

Ibu Ani Nurhayati


Ibu Suwartih
Ibu Srigawati

Post Penyuluhan Kesehatan tentang


Osteoarthritis
Baik Cukup Kurang

11%

11%

78%

Diagram 6.2 Pengetahuan Osteoarthritis setelah penyuluhan


Dari data diatas terdapat 9 lansia yang mengisi kuesioner setelah penyuluhan. Dari 9 lansia
didapatkan hasil pengetahuan yaitu sebanyak 7 lansia (78%) memiliki
pengetahuan baik, sebanyak 1 lansia (11%) memiliki pengetahuan cukup dan 1
lansia (11%) memiliki pengetahuan kurang.

114
BAB 7
EVALUASI KEGIATAN
7.1 Hasil Yang Didapatkan Dari Kegiatan
Pada kegiatan penyuluhan kesehatan tentang “Osteoarthritis dan cara penanganan
nyeri sendi pada lansia”, diadakan 1 hari yaitu pada hari rabu, 13 Oktober 2021
pukul 10.00WIB sampai selesai. Peserta yang hadir sebanyak 9 orang melalui via
zoom meeting. Kegiatan penyuluhan terdiri dari penyampaian materi terkait
pengertian Osteoarthritis, penyebab, tanda dan gejala, cara mencegah nyeri sendi,
makan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan, mengetahui hal-hal yang
dapat meningkatkan nyeri sendi, dan mempraktikan cara mengurangi nyeri sendi
dengan kompres hangat menggunakan jahe. Kegiatan penyuluhan berjalan dengan
lancar dan para peserta antusias mendengarkan materi yang diberikan. Peserta
mengajukan banyak pertanyaan yang meliputi :
1. Kenapa saya sering nyeri pada kaki saya?
2. Selain dengan jahe apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi nyeri?
Selain jahe tindakan yang mudah didapatkan yaitu merendam kaki
menggunakan garam grosok dan cuka apel.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini didapatkan pengetahuan lansia tentang OA sebelum
diberikan penyuluhan didapatkan data sebanyak 8 lansia (89%) pengetahuan
kurang dan 1 lansia (11%) pengetahuan cukup. Setelah diberikan penyuluhan
didapatkan data sebanyak 7 lansia (78%) dalam kategori baik, 1 lansia (11%)
kategori cukup dan 1 lansia (11%) dalam kategori kurang.

7.2 Rencana Tindak Lanjut


Setelah dilakukan kegiatan untuk rencana tindak lanjut kegiatan, mahasiswa
kerja sama dengan pihak puskesmas dan perangkat desa untuk
meningkatkan pengetahuan masayarakat terhadap OA khusunya
pada lanjut usia sehingga masayakat akan paham terhadap
pengetahuan osteoarthritis.

115
BAB 8
KENDALA DAN SARAN

8.1 Kendala Kegiatan


Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, target yang telah di tentukan tidak
dapat tercapai 100%. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala
dalam pelaksanaan kegiatan.
Pada pelaksanaan penyuluhan tentang OA terdapat kendala yaitu :
1. Masih terdapat lansia yang belum mengikuti penyuluhan.
2. Kurangnya koordinasi dengan dosen penanggung jawab sehingga terjadi
beberapa mis komunikasi.
8.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
3. Panitia sebaiknya berkoordinasi dengan dosen penanggung jawab
sehingga tidak terjadi mis komunikasi.
4. Setelah melakukan kegiatan penyuluhan diharapkan lansia yang mengikuti
kegiatan penyuluhan dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat lain
yang berada di wilayahnya.

116
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WILLIAM BOOTH SURABAYA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Sub Pokok Bahasan : Osteoartritis


Sasaran : Semua lansia binaan Ners 2021
Hari, tanggal : Rabu, 13 Oktober 2021
Waktu : 35 menit
Tempat : Ruang Zoom
Penyaji : Juwita

A. Latar Belakang

Fungsi fisiologis lansia mengalami penurunan sehingga penyakit tidak


menular banyak terjadi pada lansia salah satunya adalah osteoarthritis (Direktorat
Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2015). Osteoarthritis adalah kelainan sendi non
inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu
badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang
rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi
tulang yang membentuk sendi (Digulio, 2014).
Pada tahun 2025 jumlah lansia akan berkisar 43,22 juta jiwa hal ini akan
mempengaruhi tingginya jumlah penderita Osteoarthritis di Indonesia. Hasil
sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di
Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000
yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah lansia di Indonesia akan
terus bertambah sekitar 450.000 jiwa pertahun. Dengan demikian, pada tahun
2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan sekitar 43,22 juta jiwa (Badan
Statistik, 2010).
Osteoarthritis disebabkan oleh kerusakan pada tulang rawan dan sendi.
Keruskan ini berkembang seiring berjalannya waktu. Kondisi ini dimulai saat

117
tulang rawan yang merupakan bantalan pelindung tulang mengalami kerusakan.
Kerusakan ini menyebabkan terjadinya gesekan langsung antar tulang. Gesekan
ini lama kelamaan akan merusak dan menyebabkan peradangan sendi. Ketika
ditanyakan pada salah satu penderita pasien mengeluh nyeri sendi pada waktu
bangun tidur pagi hari, Ketika melakukan aktifitas yang berlebihan. Biasanya
nyeri terjadi pada sendi di jari tangan, lutut, dan pinggul.
Pada masyarakat banyak ditemui keluhan-keluhan tersebut namun terkadang
masyarakat tidak mengetahui penyakit yang mereka alami. Maka dari itu di
adakan penyuluhan tentang osteoarthritis agar masyarakat mengerti sakit atau
keluhan-keluhan yang dirasakan benar-benar karena menderita penyakit
osteoarthritis atau terkena penyakit lainnya. Selain itu, diadakannya penyuluhan
agar masyarakat dapat mengetahui dan mencegahnya.
B. Tujuan
a. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang Osteoarthritis, klien mampu memahami tentang
Osteoarthritis
b. Tujuan Untruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai Osteoarthritis, diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
a) Klien mampu menjelaskan pengertian Osteoarthritis
b) Klien mampu menjelaskan penyebab Osteoartritis
c) Klien mampu menjelaskan tanda dan gejala Osteoarthritis
d) Klien mampu menjelaskan hal-hal yang dapat meningkatkan
Osteoarthritis
e) Klien mampu menjelaskan cara mencegah timbulnya nyeri sendi
f) Klien mampu menjelaskan makanan yang diperbolehkan dan dilarang
bagi penderitaOsteoarthritis

C. Pelaksanaan Kegiatan
a. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab

118
b. Media dan alat
 PPT

c. Waktu dan tempat


Hari/tanggal : Rabu, 13 Oktober 2021
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang zoom

d. Setting Tempat

MEDIA

Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: Audiens
: Fasilitator
: Dokumentasi
e. Pengorganisasian

Pembawa Acara : SyarifahChoiriyah


Moderator : AdheliaYuniasihManoppo
Penyaji : Juwita& Novi
Humas : IvaniNurlita Sari
Notulen : Fenny Fransisca E.
Observer : Lydia Tjiang
DoaPembuka : AngastoWaluyo
Doapenutup : Indah Shofyanah
Fasilitator :
1) Zendy Permata Sari (share PPT)

119
2) Lilik Eka Puspita Sari (Bagi Link)
3) AriniDewi (share video)
Dokumentasi : Kiki Erviani&Ichrimah Wahyu

f. Materi penyuluhan
1. Pengertian Osteoarthritis
2. Penyebab Osteoarthritis
3. Tanda dan gejala Osteoarthritis
4. Hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri sendi
5. Cara mencegah timbulnya nyeri sendi
6. Makanan yang diperbolehkan dan dilarang bagi penderita Osteoarthritis

g. Kegiatan penyuluhan

Tahap kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon


Pendahuluan 1 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
(Orientasi) 2. Memperkenalkan salam
diri. 2. Mendengarka
3. Menjelaskan maksud n dan
dan tujuan menyimak
2 Menyampaikan
pokok pembahasan 3. Bertanya
Kontrak waktu mengenai
3 Mengingatkan perkenalan
Kontrak waktu dan tujuan
4 Menanyakan jika ada yang
pertanyaan persepsi kurang jelas
Tahap kerja 1 men 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarka
it tentang : n dan
- Pengertian OA memperhatika
- Penyebab OA n
- Tanda dan Gejala
OA
- Hal-hal yang dapat
meningkatkan
nyeri sendi
- Cara mencegah
timbulnya nyeri
sendi
- Makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang bagi

120
penderita OA
2. Memutar video
tutorial kompres
hangat dengan 2. Mendengar
rebusan jahe. kan dan
3. Memberikan memperhatika
kesempatan untuk n
bertanya
4. Menjelaskan dan
menjawab pertanyaan 3. Mengajukan
pertanyaan

4. Mendengarka
n
Penutup 1 men 1. Melakukan evaluasi 1. Audiens
(terminasi) it dan memberikan mampu
beberapa pertanyaan mengulang
kembali poin-
2. Memberikan point penting
kesimpulan yang telah
disampaikan
3. Menutup dengan 2. Mendengarka
salam penutup n dan
menyimak
3. Mejawab
salam

121
Materi
A. Definisi Osteoarthritis

Osteoarthritis adalah peradangan sendi dengan penipisan


tulang rawan sehingga sendi menjadi terganggu dan menimbulkan
nyeri (Hamijoyo, 2012).
Osteoarthritis adalah kelainan sendi non inflamasi yang
mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu
badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa
buruknya tulang rawan sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru
pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang membentuk sendi
(Digulio, 2014).
B. Penyebab
1. Usia
Proses penuaan dianggap sebagai salah satu penyebab peningkatan kelemahan di sekitar
sendi, penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan
fungsi kondrosit, yang semuanya mendukung terjadinya osteoarthritis. Studi
Framingham menunjukkan bahwa seseorang yang berusia 63-70 tahun
memiliki bukti radiografik menderita osteoarthritis lutut sebesar 27%, yang
meningkat mencapai 40% pada usia 80 tahun atau lebih. Studi lain
membuktikan bahwa risiko seseorang mengalami gejala timbulnya
osteoarthritis lutut mulai usia 50 tahun. Studi mengenai kelenturan pada
osteoarthritis, telah memaparkan bahwa terjadinya penurunan kelenturan
osteoarthritislutut ditemukan pada pasien usia tua. (Eprints Umm, 2015) .
2. Jenis kelamin
Wanita lebih tinggi kemungkinannya untuk menderita penyakit osteoarthritis, terutama saat
seorang wanita telah mengalami menopause. (Ariani, 2017)
3. Faktor Penyakit Lain
Penyakit lain yang mempengaruhi persendian yang meningkatkan terjadinya penyakit
osteoarthritis, seperti gout, arthritis rheumatoid.(Ariani, 2017)
4. Keturunan Riwayat penyakit osteoarthritis dalam keluarga sangat
berpengaruh, karena penyakit osteoarthritis cenderung menurun dalam
keluarga.(Ariani, 2017)

122
5. Aktivitas Fisik
Pekerjaan yang banyak berlutut atau berjongkok lebih dari satu jam. Pekerjaan yang
banyak mengangkat, menaiki tangga atau berjalan. Pekerjaan yang
memberikan stress berulang pada satu atau kelompok sendi, misalnya
petani, pengemudi bus, dan penambang. Olah raga yang memberikan
tekanan langsung pada sendi (misal sepak bola) atau melempar (Ariani,
2017)
6. Obesitas
Berat badan yang berlebihan, sehingga mengingatkan resiko penyakit osteoarthritis pada
pinggul, lutut, pergelangan kaki dan kaki akibat beban yang lebih besar
(Ariani, 2017).
7. Faktor Gaya Hidup
Banyaknya penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan positif antara kebiasaan
merokok meningkatkan kandungan racun dalam darah dan mematikan
jaringan akibat kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya
kerusakan tulang rawan. Rokok juga dapat merusak sel tulang rawan sendi.

C. Tanda dan gejala


1. Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari
biasanya persendian terasa nyeri
2. Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu,
kesemutan, membengkak dan meradang berwarna kemerahan
3. Nyeri dipersendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,
pergelangan tangan, bahu, siku, tumit, lutut.
4. Kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat mengalami
pergerakan
5. Perubahan gaya berjalan

D. Hal-hal yang dapat meningkatkan nyeri sendi


a. Udara dingin
b. Kecapaian karena kegiatan yang berlebihan
c. Stress

123
d. Makanan yang meningkatkan asam urat seperti bayam, emping mlinjo,
nanas, alpukat, jeroan kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah, buncis).
(Angela, 2013)

E. Cara mencegah timbul nya nyeri sendi


a. Menghindari factor pencetus ( misalnya : jatuh, makanan yang
meningkatkan asam urat, udara dingin).
b. Untuk mencegah kekambuhan dianjurkan minum 2 liter/hari (6-8
gelas/hari)
c. Menghindari minuman bersoda
d. Hindari bekerja terlalu keras
e. Mengurangi berat badan sampai batas normal (Arundhani, 2013).

F. Makanan yang diperbolehkan dan dilarang bagi penderita


Osteoarthritis
1. Makanan yang diperbolehkan
- Makan yang mengandung potasium tinggi seperti : kentang, pisang
- Konsumsi buah yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk,
papaya, strawberry
- Buah dan sayur : buah naga, belimbing wuluh, jahe, labu siam, sawi
putih, sawi hijau, serai dan tomat
- Perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti
dan ubi
2. Makanan yang dilarang
- Jeroan
- Seafood : udang, cumi-cumi, kerrang, kepiting, ikan teri, ikan sarden
- Ekstrak daging seperti abon dan dendeng
- Makanan yang sudah dikalengkan
- Daging kambing, sapi, kuda, bebek
- Kacang-kacangan : kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, tauge,
melinjo.

124
- Sayur : kembang kol, bayam, buncis, jamur kuping, daun singkong,
daun pepaya dan kangkung.
- Keju, telur, es krim
- Buah-buhan : durian, nanas dan air kelapa
- Makanan yang digoreng atau bersantan, dimasak dengan
menggunakan margarin/mentega
- Makanan kaya protein dan lemak

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN KOMPRES HANGAT


REBUSAN JAHE
Pengertian Kompreshangatadalahsuatuprosedurmenggunakankain/handuk
yang telahdicelupkan pada air hangat yang
ditempelkan pada bagiantubuhtertentu.
Tujuan - Memperlancarsirkulasidarah
- Mengurangi rasa nyeri
- Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
- Menurunkankekauantulangsendi
Indikasi - Nyeri sendidenganskalaringan
- Keramotot
Kontraindikasi - Kliendenganperdarahanaktif
- Gangguanpembuluhdarah
- Gangguankulit yang menyebabkanmemar dan melepuh
- Bengkak
- Trauma 12-24 jam
Alat &Bahan - Sarungtangan
- Handukkecil/waslap
- Baskom
- 5 rimpangjahe (-+ 100gram)
- 1 L air
- Pisau
Cara Kerja 1. Cucijahesampaibersih dan iris tipis-tipis
2. Masukanirisanjahe yang sudah di iris kedalam 1 liter air

125
3. Rebus irisanjahesampaimendidih
4. Tuangkanrebusanjahekedalambaskom
5. Tungguhinggaisisuhurebusanjahemenjadihangattanpacamp
uran air dingin.
6. Rebusanjahesiapdigunakan
7. Aturposisikliendengannyaman
8. Masukkan
waslap/handukkecilkedalambaskomrebusanjahehangat
9. Peraswaslapatauhandukkecilsampailembab
10. Tempelkan pada area yang
sakithinggakehangataknwaslapterasaberkurang
11. Ulangilangkahtersebuthingga 10-15 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani. (2017). Kompres Hangat Air Rebusan Jahe untuk Penderita Nyeri
Osteoarthritis Artikel Kesehatan.
Nugroho, W (2010). Keperawatan Gerontik Dan Geriatrik. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013.
Lukman & Ningsih N. (2012). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.

126
127
Lampiran kuesioner :
1. Apa saja penyebab nyeri sendi ?
a. Usia, keturunan dan jenis kelamin

128
b. Aktifitas fisik dan gaya hidup
c. Semua jawaban benar
2. Bagaimana cara anda mengurangi nyeri sendi ?
Jawaban : Dengan kompres hangat air rebusan jahe
3. Dikatakan lansia yaitu usia ?
a. >60 tahun
b. >35 tahun
c. >45 tahun
d. >30 tahun
4. Cara kompres nyeri sendi yang benar ?
a. Menggunakan air dingin
b. Menggunakan air hangat
c. Menggunakan air biasa
5. Apa yang dimaksud dengan nyeri sendi ?
a. Terjadinya peradangan pada sendi
b. Nyeri yang terjadi karena sering mandi tengah malam
c. Terjadi karena kurang olahraga
d. Semua jawaban salah
6. Apa tanda dan gejala nyeri sendi ?
a. Nyeri pada waktu pagi hari
b. Perubahan gaya berjalan
c. Nyeri di persendian, linu, ngilu, kesemutan dan bengkak
d. Semua jawaban benar
7. Bagaimana cara mencegah timbulnya nyeri sendi ?
a. Menjauhi makanan yang meningkatkan nyeri sendi
b. Bekerja dengan keras
c. Minuman bersoda,
d. Kurang minum air putih
8. Makanan apa saja yang boleh dikonsumsi orang dengan nyeri sendi ?
a. Kentang, pisang, jeruk, labu siam dan sawi putih
b. Jeroan, seafood, abon, dendeng dan kacang
c. Tauge, kembang kol dan daun singkong
d. Durian, nanas dan air kelapa
9. Apa saja makanan yang tidak boleh dikonsumsi ?
a. Jeroan, seafood dan kacang-kacangan
b. Pepaya, jeruk dan strawberry
c. Buah naga, belimbing wuluh dan tomat
d. Nasi, roti dan ubi
10. Hal apa saja yang dapat meningkatkan nyeri sendi ?
a. Udara dingin
b. Kelelahan
c. Stress
d. Semua jawaban benar

129
LAMPIRAN DOKUMENTASI

130
131
132
LAPORAN HASIL KEGIATAN EVALUASI
“PELATIHAN KADER MENURUNKAN RESIKO GANGGUAN JIWA”

OLEH :
ICHRIMAH WAHYU PRIHANDINY (2021.04.005)
INDAH SHOFYANAH (2021.04.006)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA
2021

133
LAPORAN HASIL KEGIATAN EVALUASI
“PELATIHAN KADER MENURUNKAN RESIKO GANGGUAN JIWA”

Disusun untuk memenuhi stase keperawatan komunitas


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan William Booth Surabaya

OLEH :
ICHRIMAH WAHYU PRIHANDINY (2021.04.005)
INDAH SHOFYANAH (2021.04.006)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

LEMBAR PENGESAHAN

134
Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Praktik Klinik Profesi Ners Stase
Komunitas Di SekolahTinggi Ilmu Kesehatan William Booth
Surabaya

Surabaya, 06 November 2021


Pembimbing Pendidikan

M.Kep, Pandeirot M Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J

Ketua Stikes William Booth Surabaya

Aristina Halawa,S.Kep.,Ns.M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
keperawatan komunitas yang berjudul “Laporan Hasil Kegiatan
Evaluasi pelatihan Kader Kesehatan Jiwa “Menurunkan Resiko
gangguan Jiwa”
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan komunitas. Dalam penyusunan makalah ini
penulis menyadari bahwa pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki masih kurang dalam mengkaji suatu permasalahan. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

135
1. Aristina Halawa, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku ketua STIKES William Booth
Surabaya.
2. Hendro Djoko, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku KA prodi S1 Keperawatan &
Profesi Ners.
3. Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes & Martha Lowrani Siagian, S.Kep.,Ns,
M.Kep, Pandeirot M Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku dosen pembimbing stase
komunitas.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan laporan implementasi komunitas ini.

Dalam penyelesaian laporan hasil kegiatan evaluasi


komunitas ini, penulis berusaha sebaik mungkin namun penulis
menyadari laporan hasil kegiatan evaluasi komunitas ini masih
banyak memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan laporan hasil
kegiatan evaluasi komunitas ini.

Surabaya, 06 November 2021

Penulis

136
DAFTAR ISI
Cover
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 3
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET HALUARAN
2.1 Solusi 4
2.2 Target Haluaran.......................................................................................... 4
BAB 3 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
3.1 Data Remaja ............................................................................................... 5
3.2 Rentan Usia Remaja .................................................................................. 5
3.3 Tindakan dalam Mengatasi masalah .......................................................... 5
BAB 4 METODE PELAKSANAAN
4.1 Kegiatan Pelaksanaan Program.................................................................. 7
4.2 Data Pengkajian ......................................................................................... 7
4.3 Kerangka Penyelesaian Masalah................................................................ 7
4.4 Khalayak Sasaran........................................................................................ 8
4.5 Metode Yang Digunakan............................................................................ 8
4.6 Susunan Panitia........................................................................................... 8
BAB 5 PELAKSANAAN DAN BIAYA
5.1 Jadwal Kegiatan.......................................................................................... 10
5.2 Anggaran Dana........................................................................................... 10
5.3 Susunan Acara............................................................................................11
BAB 6 HASIL YANG DICAPAI
6.1 Pre Implementasi........................................................................................ 12
6.2 Post Implementasi....................................................................................... 13
BAB 7 EVALUASI KEGIATAN

137
7.1 Hasil Yang Didapatkan Dari Kegiatan.......................................................14
BAB 8 KENDALA DAN SARAN
8.1 Kendala Kegiatan........................................................................................ 16
8.2 Saran 16

138
BAB 1

1.1 Latar Belakang


Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau
dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap
kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana,
termasuk didalamnya gangguan jiwa, dengan pemanfaatan potensi
setempat secara gotong royong menuju Desa Siaga. Desa Siaga
Sehat Jiwa merupakan suatu bentuk pengembangan dan
perencannaan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat ikut
berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belom
terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien gangguan jiwa di
rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan
jiwa di masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008)
Masyarakat yang mampu mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut menjadi
salah satu jawaban untuk mencegah timbulnya kejadian gangguan jiwa.
Masyarakat diharapkan mampu merawat anggota yang sudah sakit (menderita
gangguan jiwa), dan mampu mencegah terrjadinya gangguan jiwa baru dari
masyarakat yang beresiko terjadi gangguan jiwa. Penanganan yang tepat terhadap
penderita gangguan jiwa dan masyarakat yang beresiko akan dapat menekan
terjadinya gangguan jiwa.
Kegiatan kader desa siaga sehat jiwa adalah : mendeteksi keluarga di Desa
Siaga sehat Jiwa ( sehat, beresiko dan gangguan jiwa), menggerakkan keluarga
sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia,
menggerakkankeluarga beresiko untuk penyuluhan resiko masalah psikososial,
menggerakkan keluarga dengan gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat,
menggerakkan pasien dengan gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktivitas
Kelompok dan Rehabilitasi, melakukan kunjungann rumah pada pasien gangguan
jiwa yang telah mandiri, merujik pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN,
mendokumentasikan semua kegiatan serta melaporkan hasil survey .
Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa, resiko masalah psikososial dan
gangguan jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini
diharapkan seluruh masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan. Stategi yang

139
digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader kesehatan
jiea. Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat karena kader dapat
membantu masyarakat mencapai kesehatan mental yang optimal melalui
pernggerakan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mental
serta pemantauan kondisi kesehatan penderita gangguan jiwa di lingkungan.
berdasarkan permasalahannya yang ada pada masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan akan pentingnya tugas-tugas pada
kader Kesehatan jiwa untuk mencegah Penderita gangguan jiwa,
maka pengabdian masyarakat ners 2021 ini difokuskan untuk
menyeleggarakan penyuluhan Kesehatan sebagai upaya
pencegahan penderita gangguan jiwa masyarakat keluarga binaan
Ners 2021

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui Peran Kader Kesehatan dalam Memberdayakan Keluarga dengan
Anggota Keluarga Sehat, Resiko dan Gangguan Jiwa Keluarga
binaan Ners 2021
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini adalah diketahuinya peran kader yang terdiri
dari:
1. Deteksi dini terhadap keluarga dengan anggota keluarga gangguan jiwa di
desa siaga sehat jiwa

2. Penggerakan keluarga pasien gangguan jiwa untuk mengikuti penyuluhan


kesehatan jiwa

3. Pemantauan keluarga dalam merawat anggota keluarga gangguan jiwa


dirumah

4. Melakukan rujukan kasus gangguan jiwa kepada perawat CMHN

5. Pendokumentasian kegiatan yang dilakukan kader

1.3 Sasaran

140
Kader Kesehata Jiwa
1.4 Program kerja
4. Pelatihan kader kesehatan jiwa
5. Mendemonstrasikan peran kader kesehatan jiwa
6. Workshop
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan ini yaitu :
3. Bagi Kader
Kader mampu mngetahui dan memahami peran serta kader kesehatan jiwa dalam deteksi
dini sehingga meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
4. Bagi Mahasiswa
Peran aktif mahasiswa yang memiliki kemampuan melakukan penyuluhan kesehatan jiwa
bagi remaja.

141
BAB 2
SOLUSI DAN TARGET HALUARAN
2.1 Solusi
Dari permasalahan maka ditawarkan sebuah solusi dengan cara melakukan pemberian
penyuluhan dan workshop untuk menurunkan tingkat gangguan jiwa.
Tabel 2.1 Permasalahan dan Solusi
Permasalahan
Masih banyanya warga dengan masalah 1. Memberikan penyuluhan dan
psikososial yang tidak ditangani pelatihan kepada kader kesehatan jiwa
dengan baik mengenai tugas kader dalam
masyarakat.
2. Mengajarkan cara pengisian format
dan juga melihat video contoh peran
kader jiwa dalam masyarakat.
3. Mengajak masyarakat untuk
menganalisa kasus dan mengisinya
kedalam format

2.2 Target Haluaran :


1. Lader mampu memahami dan mengaplikasikan peran kader dalam masyarakat
agar kesehatan jiwa dalam masyarakat dalam ditangani dnegan baik dan tidak
sampai parah..

BAB 3
METODE PELAKSANAAN

142
3.1 Kegiatan Yang Terlaksana
Kegiatan 1 : Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa (menurunkan
gangguan jiwa)
Hari/Tanggal Kamis, 04 November 2021
Waktu 10.00 – Selesai
Petugas Ketua Pelaksana : Ichrimah Wahyu P
Sekretaris : Fenny Fransisca
Bendahara : Juwita
Pembawa Acara : Kiki Erviani
: Indah Shofyanah & Adhelia Yuniasih &
syarifah
: Zendy Permatasari
: Angasto Waluyo
Dokumentasi : Arini Dewi
: Lilik Eka P
: Lydia Tjiang & Juwita
: Ivani Nurlita Sari
Perlengkapan : Novisatul Mukarromah

3.2 Susunan Kegiatan


Kegiatan 1 : Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa
WAKTU KEGIATAN PENYAJI
10.00
Pembukaan MC (Kiki Erviani)
10.05
Doa Pembukaan Fenny Fransisca
10.15
Sambutan ketua pelaksana Ichrimah Wahyu
10.30
Sambutan pembimbing Ibu Pandeirot M. Nancye
10.50
penyampaian materi Syarifah Choiriyah
deteksi dini keluarga

143
11.05
menggerakkan keluarga untukAdhelia
mengikuti
Yuniasih Manoppo
penyuluhan
11.25
supervise, rujukan dan pendokumentasian
Indah shofyanah
11.55
Workshop dan Sesi Diskusi (Tanya
Zendy
Jawab)
Permatasari
12.00
Pengundian dorprizee hadiah Novisatul Mukarromah
12.05
Doa Penutup Angasto Waluyo

144
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI

4.1 Evaluasi Pelatihan Kader


Kegiatan Pelatihan Kader diadakan pada tanggal 04-
November 2021 yang difasilitasi menggunakan aplikasi zoom jam
10.00 sampai 12.05. pelatihan kader dilakukan karena banyaknya
masyarakat binaan NERS 29021 yang memiliki masalah psikosoial
sebanyak 14 dari 70 KK menderita masalah psikososial yakni
(20%) Materi yang disampaikan saat pelatihan meliputi, deteksi
dini, menggerakkan keluarga untuk mengikuti penyluhan,
kunjungan rumah, merujuk kasus dan pendokumentasian. Pelatihan
kader ini dihadiri sebanyak 10 kader kesehatan jiwa di masyarakat
binaan NERS 2021. Sebelum memberikan pelatihan kader oleh
mahasiswi NERS, kader berpengetahuan baik sebanyak 5 (50%)
orang dan berpengetahuan cukup 3 (30%) orang dan
berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (20%) setelah dilakukan
pelatihan pengetahuan kader dikatakan baik 8 orang (80%), cukup
2 orang (20%) dan yang kurang 0 orang (0%). Penilaian ini
berdasarkan evaluasi pre penyuluhan dan juga post pelatihan.

Pre Penyuluhan
Baik Cukup Kurang

20%

50%

30%

Post Penyuluhan
Baik Cukup Kurang

20%

80%

145
Laporan observasi pelaksanaan (Observer):
- Peserta: ada beberapa peserta yang belom pernah mengikuti pelatihan kader
sebelumnya sehingga, dengan adanya pelatihan ini pengetahuan mereka jadi
bertambah. selain itu ada peserta yang mengajukan pertanyaan. Peserta tidak
sesuai dengan rencana awalnya 28 tapi yang hadir Cuma 10 orang, peserta
juga pasif hanya beberapa yang aktif
- Lingkungan: Suasananya tenang dan peserta mendengarkan apa yang
disampaikan, sedikit telat 15 menit dalam memulai kegiatan
- Pemateri : pemateri sudah menjelaskan materi dengan baik dan menyeluruh.
Ringkasanmateri (Notulen) :
Peran kader kesehatan jiwa meliputi
1 deteksi dini Kesehatan jiwa masyarakat. Masing-masing kader melakukan
pendeteksian kepada kepala keluarga yang menjadi tanggung jawabnya.
Bersama-sama dengan perawat Kesehatan jiwa, kader akan menentukan
keluarga sehat jiwa, berisiko, maupun gangguan jiwa.
2 Melakukan penggerakan masyarakat untuk mengikuti kegiatan pelayanan
Kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh perawat Kesehatan jiwa dari
puskesmas yang meliputi :
a. Penyuluhan Kesehatan jiwa (sehat, risiko, gangguan)
b. Terapi aktivitas kelompok
c. Rehabilitasi
3 Melakukan kunjungan rumah pasien gangguan jiwa yang telah mandiri
untuk memantau perkembangan pasien dan melaporkannya kepada
perawat Kesehatan jiwa.
4 Melakukan rujukan kasus pasien gangguan jiwa baik baru maupun pasien
lama yang kambuh Kembali.
5 melakukan dokumentasi Kesehatan jiwa

Observasi pertanyaan :
1. Apakah ada form khusus untuk deteksi dini, dan kita bisa memperolehnya
dimana?

146
Jawaban : format deteksi dini ada pada setiap puskesmas setempat, sehingga
apabila kita melakukan deteksi dini kesehatan jiwa harus
berkoordinasi dengan pihak puskesmas setempat.
2. Apakah kita perlu berkoordinasi dengan took masyarakat setempat, apakah
perlu izin RT/RW?
Jawaban : iya, izin itu sangat diperlukan bila kita akan melakukan kegiatan
deteksi dini ke rumah’ warga, pertama berkoordinasi dengan pihak
puskesmas kemudian ke pemerintahan desa untuk meminta izin
melakukan kunjungan dan yang terakhir ke RT/RW setempat, agar
mereka mengetahui kegiatan yang akan kita lakukan kelak

147
BAB 5
POTENSI HASIL
5.1. Hasil Yang Didapat Dari Kegiatan
Hasil kegiatan yang didapatkan dari kegiatan pelatihan kader kesehatan jiwa di
wilayah binaan NERS 2021, .Hasil yang didapat adalah Setelah
diberikan pelatihan kader jiwa di masyarakat binaan ners 2021
terjadi peningkatan pengetahuan pada kader tentang peran kader
jiwa di masyarakat, terbukti jumlah kader binaan NERS 2021 yang
berpengetahuan sebelum dilakukan kegiatan sebanyak 5 orang
(50%) berpengetahuan baik dan meningkat menjadi 8 orang (80%)
yang berpengetahuan baik.
5.2. Manfaat Untuk Kader
Manfaat yang didapat dari kegiatan tersebut diatas bagi kader yaitu diantaranya
sebagai berikut:
1 kader mampu memahami peran kader dalam masyarakat sehingga mampu
mencegah gangguan jiwa di masyarakat
2 kader mampu meningkatkan derajat kesehatan dimasyarakat terutama
kesehatan jiwa

148
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1. Kendala Dalam Kegiatan
Dalam kegiatan pelatihan kader yang diselenggarakan oleh mahasiswi NERS
2021 hampir semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan kegitan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Hanya saja ada beberapa kendala dalam kegiatan tersebut yaitu
diantaranya kurangnya partisipasi kader dalam kegiatan pelatihan
ini, rencana awalnya mengundang 28 kader tapi yang datang Cuma
10 kader saja, waktu memulai kegiatan sedikit terlambat dari
jadwal yang sudah ditetapkan, kader juga kurang aktif dalam
kegiatan dibuktikan dengan beberapa kader tidak menyalakan
kamera waktu zoom dan pada saat sesi tanya jawab juga hanya 1
kader yang aktif bertanya.

6.2. Saran untuk Selanjutnya


1 Diharapkan kedepannnya para kader lebih aktif lagi dalam mengikuti
pelatihan
2 Diharapkan para nakes dan kader memiliki jadwal yang rutin untuk
melakukan pelatihan kader ke wilayah-wilayah setempat sehingga
pelatihan kader dapat menyeluruh.
3 Para kader harus lebih peka terhadap kesehatan warganya tertutama
masalah psikososial

149
Lampiran

PROPOSAL KEGIATAN PELATIHAN KADER


“MENURUNKAN RESIKO GANGGUAN JIWA”

DISUSUN OLEH :
ICHRIMAH WAHYU P. (2021.04.005)
INDAH SHOFYANAH (2021.04.006)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya penjatkan atas kehadiran tuhan yang maha


Esa, sang pencipta alam semesta karena berkat limpahan rahmat
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal kegiatan pelatihan
kader.

150
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas penulis dan untuk
melatih kader jiwa yang terjadi pada Masyarakat Binaan Ners
2021. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Aristina Halawa, S.Kep.,Ns. M.Kes, selaku Ketua STIKes William Booth
Surabaya.
2. Hendro Djoko Tj, M.Kep.Ns., Sp.Kep.M.B, selaku Ketua Prodi Profesi
Ners STIKes William Booth Surabaya.
3. Erika Untari Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Penanggung Jawab Stase
Komunitas Prodi Profesi Ners STIKes William Booth Surabaya.
4. Pandeirot M Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J, selaku Dosen Pembimbing
Kegiatan Pelaksanaan Pelatihan Kader.
5. Dianita, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Dosen Pembimbing Kegiatan
Pelaksanaan Pelatihan Kader.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan proposal program pengabdian masyarakat
ini.

Kami menyadari atas ketidaksempurnaan susunan proposal


program pelatihan kader ini, sehingga menjadi suatu kehormatan
besar bagi kami apabila mendapatkan kritikan dan saran yang
membangun agar penyusunan proposal selanjutnya dapat lebih baik
dan sempurna. Demikian, akhir kata dari kami semoga makalah
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surabaya, 25 September 2021

Penulis

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Proposal Kegiatan ini telah disetujui dan disahkan


oleh Pembimbing Pendidikan.

151
Surabaya, September 2021
Pembimbing Pendidikan

Pandeirot M Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J,

Ketua STIKes William Booth Surabaya

Aristina Halawa, S.Kep.,Ns. M.Kes,

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya
gangguan jiwa, dengan pemanfaatan potensi setempat secara gotong royong
menuju Desa Siaga. Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan suatu bentuk
pengembangan dan perencannaan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat
ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belom
terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien gangguan jiwa di rumah sakit,
serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat (Dinkes
Prov. Jawa Timur, 2008)

152
Masyarakat yang mampu mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut
menjadi salah satu jawaban untuk mencegah timbulnya kejadian gangguan
jiwa. Masyarakat diharapkan mampu merawat anggota yang sudah sakit
(menderita gangguan jiwa), dan mampu mencegah terrjadinya gangguan jiwa
baru dari masyarakat yang beresiko terjadi gangguan jiwa. Penanganan yang
tepat terhadap penderita gangguan jiwa dan masyarakat yang beresiko akan
dapat menekan terjadinya gangguan jiwa.
Kegiatan kader desa siaga sehat jiwa adalah : mendeteksi keluarga di
Desa Siaga sehat Jiwa ( sehat, beresiko dan gangguan jiwa), menggerakkan
keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia,
menggerakkankeluarga beresiko untuk penyuluhan resiko masalah
psikososial, menggerakkan keluarga dengan gangguan jiwa untuk penyuluhan
cara merawat, menggerakkan pasien dengan gangguan jiwa untuk mengikuti
Terapi Aktivitas Kelompok dan Rehabilitasi, melakukan kunjungann rumah
pada pasien gangguan jiwa yang telah mandiri, merujik pasien gangguan jiwa
ke perawat CMHN, mendokumentasikan semua kegiatan serta melaporkan
hasil survey .
Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa, resiko masalah psikososial dan
gangguan jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini
diharapkan seluruh masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan. Stategi yang
digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader
kesehatan jiea. Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat karena
kader dapat membantu masyarakat mencapai kesehatan mental yang optimal
melalui pernggerakan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan mental serta pemantauan kondisi kesehatan penderita gangguan
jiwa di lingkungan.
Penderita gangguan jiwa sebenarnya tidak serta merta kehilangan
produktifitasnya. Apabila mendapatkan perawatan dengan baik, penderita
gangguan jiwa tersebut dapat menjalankan kegiatan sehari-hari dan
berpenghasilan (produktif) seperti anggota masyarakat yang lain. Hal tersebut
berbeda apabila penderita tersebut harus di rawat di rumah sakit dan
kehilangan produktifitasnya. Kegiatan kesehatan jiwa masyarakat (keswamas)

153
merupakan kegiatan yang tepat untuk memberdayakan masyarakat sehingga
masyarakat tersebut dapat merawat penderita gangguan jiwa tetap berada di
masyarakat tanpa kehilangan produktifitasnya.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran ini peserta mampu memahami dan
menindaklanjuti warga yang dicurigai gangguan jiwa dan mampu
mengaplikasikan dalam masyarakat
1.2.2 Tujuan Khusus .
3) Peserta mampu memahami peran keder kesehatan jiwa
4) Peserta mempu memahami ciri gangguan jiwa
5) Terbentuk kader kesehatan jiwa di masyarakat
6) Kader mampu menindaklanjuti warga yang beresiko maupun
gangguan jiwa

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat dari pelatihan kader ini adalah untuk
menginformasikan secara langsung tentang cara mendeteksi dini
keluarga sehat, keluarga dengan masalah psikososial dan gangguan
jiwa.

154
BAB 2
GAMBARAN UMUM DAN SASARAN
1
2
2.1 Nama Kegiatan
Pelatihan kader “menurunkan resiko gangguan jiwa”
2.2 Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan secara daring
yang dilakukan via Zoom Meeting dikarenakan kondisi pandemi
dengan tema yaitu “menurunkan resiko gangguan jiwa”.

2.3 Sasaran
Sasaran pada kegiatan ini adalah Kader Binaan Ners sebanyak 12 orang.
2.4 Penyelenggara
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Semester I STIKes
William Booth Surabaya yang bekerjasama dengan beberapa
Narasumber ternama STIKes William Booth Surabaya.

2.5 Jadwal dan Lokasi Kegiatan


Hari : kamis
Tanggal : 04-November-2021
Pukul : 10.00-selesai
Tempat : Zoom Meeting

2.6 Media
PPT, dan video tentang peran kader kesehatan jiwa

2.7 Rencana Anggaran


1. Doorprize Rp. 25.000 x 3 orang : Rp. 75.000
2. Biaya Pembuatan vidio : Rp. 25.000
Jumlah : Rp. 100.000

155
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3
3.1 Susunan Kepanitiaan
Adapun susunan panitia pada kegiatan penyuluhan sebagai
berikut :
 Penanggung Jawab : 1. Pandeirot M. Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J.
1. Dianita., S.ST.,M.Tr.Keb,
Ketua Pelaksana : Ichrimah Wahyu P
Sekretaris : Fenny Fransisca
Bendahara : Juwita
Pembawa Acara : Kiki Erviani
Penyaji : Indah Shofyanah & Adhelia Yuniasih & syarifah
Moderator : Zendy Permatasari
Humas : Angasto Waluyo
Dokumentasi : Arini Dewi
Notulen : Lilik Eka P
Observer : Lydia Tjiang & Juwita
Fasilitator : Ivani Nurlita Sari
Perlengkapan : Novisatul Mukarromah
3.2 Susunan Acara
WAKTU KEGIATAN PENYAJI
10.00
Pembukaan MC (Kiki Erviani)
10.05
Doa Pembukaan Fenny Fransisca
10.15
Sambutan ketua pelaksana Ichrimah Wahyu
10.30
Sambutan pembimbing Ibu Pandeirot M. Nancye
10.50
penyampaian materi Syarifah Choiriyah
deteksi dini keluarga

11.05
menggerakkan keluarga untukAdhelia
mengikuti
Yuniasih Manoppo
penyuluhan

156
11.25
supervise, rujukan dan pendokumentasian
Indah shofyanah
11.55
Workshop dan Sesi Diskusi (Tanya
Zendy
Jawab)
Permatasari
12.00
Pengundian dorprizee hadiah Novisatul Mukarromah
12.05
Doa Penutup Angasto Waluyo

1.
2.
3.
3.1.
3.2.
3.3 Penutup
Demikian Proposal ini kami buat, atas perhatian dan kesempatannya kami ucapkan terima
kasih.

Surabaya, 25 September 2021

Penaggung Jawab Penyuluhan Ketua Pelaksana

Pandeirot M. Nancye, M.Kep.,Sp.Kep.J. Ichrimah Wahyu P, S.Kep

Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners Ketua STIKES William Booth

Hendro Djoko Tj M.Kep.Sp.Kep.M.B Aristina Halawa S.Kep.Ns.M.Kes

157
SATUAN ACARA PELATIHAN
Topik : Pelatihan Kader
Sasaran : Kader Binaan Ners 2021
Tempat : Via Zoom Meeting
Hari/Tanggal : Kamis/ 04 November 2021
Waktu : 10.00-selesai

A. Sub Topik : Menurunkan Resiko Gangguan Jiwa


B. Sasaran : Kader di Wilayah Binaan Ners 2021
C. Tujuan :
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah dilakukan pembelajaran ini peserta mampu memahami
dan menindaklanjuti warga yang dicurigai gangguan jiwa
2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat mampu :.
1) Peserta mampu memahami peran keder kesehatan jiwa
2) Peserta mempu memahami ciri gangguan jiwa
3) Terbentuk kader kesehatan jiwa di masyarakat
4) Kader mampu menindaklanjuti warga yang beresiko maupun
gangguan jiwa

D. Waktu : 30 Menit
E. Media : PPT, dan Video
F. Pelaksana : Mahasiswa Prodi Profesi Ners STIKes William Booth
Surabaya
G. Materi : Terlampir

H. Strategi Pelaksanaan :

158
TAHAP KEGIATAN WAKTU KEGIATAN
Pembukaan 5 menit 1. Membuka pertemuan dengan
salam dan memperkenalkan
diri
2. Menjelaskan maksud dan
tujuan dilakukan pengabdian
3. Menyampaikan waktu yang
akan digunakan
4. Memberikan sedikit gambaran
terkait informasi yang akan
disampaikan
Pelaksanaan 50 menit Menjelaskan tentang
- Pengertian sehat jiwa
- Peran kader kesehatan jiwa
Diskusi, Evaluasi, dan Penutup10 menit 1. Memberikan kesempatan
bertanya kepada peserta
2. Pemateri menjawab
pertanyaan peserta
3. Mengevaluasi pemahaman
peserta terkait materi yang
disampaikan
4. Mengucapkan salam penutup

159
Lampiran
Peran Kader Kesehatan Jiwa
Peran kader Kesehatan Jiwa meliputi :
1. Meliputi deteksi dini Kesehatan jiwa masyarakat. Masing-masing kader
melakukan pendeteksian kepada kepala keluarga yang menjadi tanggung
jawabnya. Bersama-sama dengan perawat Kesehatan jiwa, kader akan
menentukan keluarga sehat jiwa, berisiko, maupun gangguan jiwa.
2. Melakukan penggerakan masyarakat untuk mengikuti kegiatan pelayanan
Kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh perawat Kesehatan jiwa dari
puskesmas yang meliputi :
a. Penyuluhan Kesehatan jiwa (sehat, risiko, gangguan)
b. Terapi aktivitas kelompok
c. Rehabilitasi
3. Melakukan kunjungan rumah pasien gangguan jiwa yang telah mandiri untuk
memantau perkembangan pasien dan melaporkannya kepada perawat
Kesehatan jiwa.
4. Melakukan rujukan kasus pasien gangguan jiwa baik baru maupun pasien
lama yang kambuh Kembali.
5. melakukan dokumentasi Kesehatan jiwa

Deteksi Keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa


Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi seluruh
keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa.
1) Pengertian Deteksi
adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga
yang tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil deteksi adalah sehat jiwa, risiko
masalah psikososial dan gangguan jiwa.
2) Tujuan
Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang ditunjukkan
melalui :
a. Jumlah keluarga yang sehat jiwa
b. Jumlah keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial
c. Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa
3) Pelaksana Kegiatan
160
Persiapan
a Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga
b Kader mempelajari tanda-tanda orang/keluarga yang beresiko mengalami
masalah psikososial atau orang/keluarga yang mengalami ganguan jiwa
c Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga mengalami risiko
masalah psikososial atau gangguan jiwa
d Melakukan kontrak / janji untuk bertemu dengan pasien dan keluarga
Pelaksanaan
a Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa
b Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun (kader
membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk dikelola bersama)
c Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya
dengan cara wawancara dengan pengamatan sesuai dengan petunjuk pada
buku pedoman deteksi keluarga. ”Untuk menilai perilaku yang
menunjukkan adanya risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa maka
kader kesehatan perlu mengetahui tanda – tanda / perilaku yang
menunjukkan inividu tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan
jiwa.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader mengelompokkan keluarga yang tinggal di


wilayahnya menjadi 3 kelompok:
a Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di wilayah
kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku menyimpang: baik
risiko masalah psikososial
b Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah
keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader yang mempunyai
kondisi sesuai tabel 1
c Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan
jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan
mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
dimana perilaku pasien
Pelaporan
a Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di wilayahnya

161
b Kader mencatat data – data keluarga yang mempunyai risiko masalah
psikososial
c Kader mencatat data – data keluarga yang mengalami gangguan jiwa
d Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing – masing kelompok dicatat
e Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang bertanggung jawab

Karakteristik keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial, gangguan jiwa dan sehat
jiwa
a. Risiko terjadinya masalah psikososial
Tabel 1
Risiko masalah psikososial
No. FAKTOR RISIKO
1. Kehilangan anggota keluarga, atau orang
yang dicintai
2. Kehilangan pekerjaan
3. Kehilangan harta benda
4. Kehilangan anggota tubuh
5. Penyakit fisik kronis: hipertensi, TBC,
DM,
Jantung , Ginjal, Rhematik
6. Hamil dan postpartum

b. Gangguan jiwa
Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya fungsi
jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas, motivasi,
belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan fungsi
sosial (interaksi/bergaul). Penyebab gangguan jiwa adalah ketidakmampuan
seseorang beradaptasi dengan masalah. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa
saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan seseorang mengalami
gangguan jiwa adalah sangat beragam (lihat tabel 2).

Tabel 2
Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa

162
No. FAKTOR RISIKO
1. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama
2. Kemampuan melakukan kegiatan sehari –
hari (kebersihan, makan, minum,
aktivitas) berkurang
3. Motivasi untuk melakukan kegiatan
menurun (malas)
4. Marah tanpa sebab
5. Bicara tertawa sendiri
6. Mengamuk
7. Menyendiri
8. Tidak mau bergaul
9. Tidak memperhatikan penampilan/
kebersihan diri
10. Mengatakan atau mencoba bunuh diri

Latihan 2 : Diskusikan dengan teman kelompok


dan fasilitator pertanyaan dibawah ini.
1. Identifikasi apakah ada tetangga bpk/ibu yang
mempunyai perilaku seperti tertulis paa tabel 1 dan
2?
2. Bagaimana cara bpk/ibu menilai perilaku seseorang
yang termasuk sehat jiwa, beresiko mengalami
masalah
psikososial dan gangguan jiwa
3. Perlihatkan cara bpk/ibu alam mendeteksi adanya
masalah psikososial atau gangguan jiwa
4. Sebagai kader apa yang dapat bpk/ibu lakukan
menolong mereka?

c. Sehat Jiwa

163
Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya tidak ada
gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial.
Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga, kemudian
dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam
kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa.
Menggerakan Kelompok Keluarga Sehat Untuk Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penggerakan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang
sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa oleh perawat CMHN yang
dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga sehat
agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti
penyuluhan: sesuai dengan topik penyuluhan (misalnya keluarga dengan
anak bayi)
2) Kader menyampaikan / mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan
3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk hadir
penyuluhan
4) Kader meningkatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum
penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempay penyuluhan

b. Pelaksanaan
1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan
2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Pelaporan

164
Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader :
penyuluhan kesehatan jiwa).

Penggerakan Kelompok Keluarga Yang Beresiko Mengalami Masalah


Psikososial Untuk Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penggerakan kelompok keluarga yang beresiko mengalami masalah psikososial
adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang mengalami risiko masalah
psikososial untuk mengikuti penyuluhan oleh perawat CMHN yang
dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga yang
risiko masalah psikososial untuk menghadiri penyuluhan kesehatan
yang akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti
penyuluhan: sesuai dengan topik penyuluhan (misalnya keluarga dengan
anak bayi).
2) Kader menyampaikan / mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan
3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk hadir
penyuluhan
4) Kader meningkatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum
penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan.

b. Pelaksanaan
1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan
2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan
4) Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Pelaporan

165
Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku
pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)

Penggerakan Kelompok Keluarga Gangguan Jiwa Untuk Penyuluhan


Kesehatan, TAK dan Rehabilitasi
1. Pengertian
Penggerakan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi
keluarga untuk mengikuti kegiatan penyuluhan oleh perawat CMHN
yang dilakukan dua minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga
gangguan jiwa untuk menghadiri penyuluhan kesehatan jiwa.
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan
1) Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan jiwa yang akan
mengikuti penyuluhan
2) Kader menyampaikan / mengundang keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan.
3) Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang menjadi sasaran
penyuluhan untuk hadir.
4) Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan
5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan

b. Pelaksanaan
1) Mengingatkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan
2) Mengumpulkan peserta penyuluhan
3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan.
4) Memotivasi peserta untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mengajukan
pertanyaan.

c. Pelaporan
Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku
pegangan kader: TAK dan rehabilitasi).

166
Penggerakan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa untuk Terapi Aktifitas
Kelompok (TAK) dan Rehabilitasi
1. Pengertian
Penggerakan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi pasien
untuk
mengikuti kegiatan TAK dan rehabilitasi oleh perawat CMHN yang dilakukan dua
minggu sekali.
2. Tujuan
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong pasien gangguan
jiwa untuk mengikuti TAK dan rehabilitasi.
3. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan
1) Kader bersama perawat CMHN mengidentifikasi pasien gangguan yang akan
mengikuti TAK dan rehabilitasi
2) Kader bersama perawat CMHN menyampaikan rencana TAK dan rehabilitasi
3) Kader bersama keluarga memfasilitasi kebutuhan (alat dan bahan) rehabilitasi.
4) Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK untuk
hadir
5) Kader mengundang pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir.
6) Kader mengingatkan pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir
7) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan rehabilitasi)
8) Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan rehabilitasi

b. Pelaksanaan
1) Mengumpulkan peserta TAK dan rehabilitasi
2) Mendampingi perawat CMHN yang akan melakukan kegiatan (TAK dan
rehabilitasi)
3) Kader memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK dan
rehabilitasi)
c. Pelaporan
Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran
peserta (lihat buku pegangan kader: TAK dan rehabilitasi).

167
Kunjungan Rumah
1. Pengertian
Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang
anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh
perawat CMHN dan telah mandiri. Kunjungan dilakukan 2 minggu
sekali. Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian
terhadap kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam
perawatan pasien (lihat buku panduan supervisi kader).
2. Tujuan
Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan pasien
mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan
pasien di rumah.
3. Sasaran
Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang mempunyai
masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara- suara
(halusinasi), mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan
supervisi kader) yang telah mandiri.
4. Pelaksanaan Kegiatan
a. Persiapan
Persiapan yang harus dilakukan adalah :
1) Menyiapkan buku supervisi kader
2) Mempelajari isi buku
3) Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga
b. Pelaksanaan
1) Memberikan salam terapeutik
2) Melakukan perjanjian/kontrak
3) Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan pasien dan
keluarga tentang kemampuan pasien
4) Menyampaikan pujian terhadap kemampuan psien dan keluarga
5) Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan tujuan
tertentu.
c. Pelaporan
Tuliskan hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus
pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader).
168
Rujukan Kasus
1. Pengertian
Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang bertanggung
jawab. Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan rumah/deteksi
keluarga kader menemukan:
- Pasien mengalami kemunduran perilaku berdasarkan penilaian terhadap perilaku
pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader : supervisi pasien)
- Pasien baru yang itemukan
2. Tujuan
Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih baik
lagi.
3. Pelaksanaan
a. Persiapan
1) Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan
kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan pasien
2) Kader mengisi format rujukan kasus.
b. Pelaksanaan
1) Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat CMHN
2) Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN

c. Pelaporan
Tuliskan hasil observasi bpk/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasuspasiennya
(lihat buku pegangan kader:supervisi kader).

Pendokumentasian
1. Pengertian
Pendokumentasikan adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader
(deteksi, penggerakan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan
menggunakan panduan pelaporan
yang tersedia (buku pegangan kader kesehatan jiwa).
2. Tujuan

169
Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan
kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah
dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik.
3. Bentuk dokumentasi
Bentuk dokumentasi laporan kader adalah:
a. Buku pegangan kader: deteksi keluarga
b. Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa
c. Buku pegangan kader: supervisi pasien gangguan jiwa
d. Surat rujukan

170
Lampiran
Absensi Peserta
Timestamp Email Nama Lengkap Umur Alamat Rumah
Klagen wilayut RT 13 RW 03 Sukodono
11/4/2021 10:11:02 ika817070@gmail.com Ika Aprilia lolyta sari 23 tahun Sidoarjo
11/4/2021 10:11:38 ulfah64@gmail.com Ulfah 64 tahun Jl. Manukan Lor 7 J No. 25
11/4/2021 10:13:25 Krtikts@gmail.com Kartika permatasari 29 tahun Surabaya benowo
11/4/2021 10:15:35 rikyah23@gmai.com ri'yatus sholihah 23 tahun wotan panceng gresik
Jl kahayan no 38 Rt 003 Rw 001 Ds
rifkadwiayudesitasari@gmail. rejoagung Kec semboro
11/4/2021 10:20:36 com Kristina purwaningsih 48th kab jember
11/4/2021 10:27:29 kikierviani723@gmail.com Ngatemi 45 Tahun Sukodono Sidoarjo
11/4/2021 10:29:06 ninik.tri1975@gmail.com Ninik Tri Wahyuni 46 Th Dukuh Kalikendal RT 01 RW 02
11/4/2021 14:09:16 nanikpruwati13@gmail.com Nanik Pruwati 37th Jl pucangan 3 No 23
11/4/2021 16:09:19 pujalingga92@gmail.com puja lingga 28 tahun gresik
ibufatimah123456@gmail.co
11/4/2021 18:53:27 m Fatimah 52 tahun Jl. Kupang Panjaan 4 No. 38 C

171
Kuisioner
No PERTANYAAN
1. apa tugas dari pelatihan kader kesehatan jiwa
A. Untuk mendapatkan keluarga sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa diperlukan bantuan kader
kesehatan jiwa.
B. untuk mendapatkan data balita yang sakit
C. untuk mendapatkan data lansia yang mempunyai penyakit kronik
D. membantu keluarga merawat pasien
2. ada berapa peran kader kesehatan jiwa
A. 7
B. 6
C. 5
D. 4
3. peran kader kesehatan jiwa yang pertama adalah
A. menggerakkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan
B. deteksi dini
C. kunjungan rumah
D. merujuk pasien
4. salahsatu peran kader kesehatan jiwa adalah kunjungan rumah. keluarga dengan kategori seperti apa yang dilakukan
kunjungan rumah ?
A. keluarga sehat
B. keluarga dengan masalah psikososial
C. keluarga dengan gangguan jiwa
D. keluarga sakit
5. Tn. M merupakan kepala rumahtangga, iya sangat semangat dalam bekerja, istri Tn. M sedang hamil muda, dan baru
hamil anak pertama sehingga membuat ia cemas. dari data terebut termasuk kategori keluarga yang
bagaimana?

172
A. keluarga dengan gangguan jiwa
B. keluarga dengan masalah psikososial
C. keluarga sehat
D. keluarga Sakit
6. Tn.S memiliki anak pertama usia remaja, dimana anak tersebut sering melamun dan mengamuk-ngamuk, Tn. S juga
memiliki anak usia sekolah yang rajin belajar dan juga patuh terhadap orangtua. dari data tersebut termasuk
kedalam keluarga yang seperti apa?
a. keluarga sehat
b. keluarga dengan masalah psikososial
c. keluarga dengan gangguan jiwa
d. keluarga Sakit
7. bila saat kunjungan rumah kader menemukan pasien dengan kemunduran perilaku apa yang harus dilakukan kader?
a. membiarkan saja
b. merujuk ke perawat CMHN
c. menggerakkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan
d. mengobati pasien
8. berikut hal yang harus ada dalam format rujukan kasus? Kecuali
a. nama perawat CMHN dan kader yang bertanggungjawb
b. nomer telepon perawat
c. nama pasien
d. alamat pasien
9. apabila kader sudah mengelomppokkan keluarga pasien sesuai dengan masalah kesehatanya, tugas kader selanjutnya
adalah?
a. merujuk pasien
b. menggerakkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan
c. mendokumentasikan kegiatan
d. kunjungan rumah
10. sebutan bagi kader kesehatan jiwa dalam desa siaga sehat jiwa adalah ?
a. CMHN

173
b. DSSJ
c. KKJ
d. KKN

174
laporan Hasil kuisioner evaluasi pelatihan kader kesehatan jiwa
No Nama Lengkap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Bu samsia a b b c b c b b b c
2. Bu Sari a b b b b b c b b b
3. Bu Ulfah a c b b b b b b b b
4. Bu ngatemi a d b b b c b b d c
5 Bu Kartika a d b c b b c b b b
6 Bu Ninik Tri Wahyuni a c b c b b b b b c
7 Bu puja lingga a b b c b c b b b c
8 Bu rikyahtus a a b c b c b b b c

9 Kristina purwaningsih a d b a b d b b b a
10. Fatimah a c b c b c b b b c

175
Dokumentasi Kegiatan

176
177
178
179

Anda mungkin juga menyukai