Anda di halaman 1dari 38

Nama : Aminatuzzahroh

Kelas :C

Prodi. : TBI

Mata Kuliah : Bimbingan Konseling

Tugas!

Jelaskan Pengertian dari bimbingan konseling dari segi etimologi dan terminologi
minimal 5 kutipan lalu di analisis dan di simpulkan!

Jawaban :

Pengertian bimbingan secara etimologi. Bimbingan adalah terjemahan dari kata


bahasa Inggris, yakni I"guidance" dari akar kata "guide" yang berarti memandu,
mengarahkan, dan mengelola. Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum
bimbingan bisa diartikan sebagai suatu bantuan dan tuntunan.

Sedangkan makna bimbingan secara terminologi oleh beberapa kutipan yaitu :

1. Menurut I Jumhur dan Moh. Surya

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah hidupnya, agar tercapai kemampuan
untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya, dan
kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan dirinya atau kemampuan
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidangnya.

2. Menurut Dr. Rachman Natawidjaja

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, serta
kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai
makhluk sosial

3. menurut Crow & Crow (1960), yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti
Bimbingan diartikan sebagai: bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia dalam membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri dan memikul bebannya sendiri.

4. Menurut Dunsmoor & Miller, bimbingan membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi
yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai  suatu bentuk
bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk dapat memperoleh
penyesuaian yang baik terhadap sekolah  dan terhadap kehidupan.

5. Menurut Hadin Nuryadin mengatakan bahwa: “Bimbingan adalah proses


membantu individu yang belum matang untuk tumbuh memahami dirinya serta
mencapai produktivitas akademik yang optimal.” (Nuryadin, 2005: 3)

Pengertian  konseling  secara  etimologis,  istilah  konseling  berasal  dari bahasa


latin, yaitu “consilium” yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan
menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling
berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan”atau menyampaikan.

Sedangkan makna konseling secara terminologi oleh beberapa kutipan yaitu :

1. Wagito, (dalam Aqib 2012:29) mengemukakan bahwa konseling adalah bantuan


yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi
untuk mencapai kesejateraan hidupnya.

2. Tolbert, (dalam Prayitno dan Amti 2004:101). Konseling adalah hubungan pribadi
yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya. 
3. menurut James F. Adams, konseling adalah: "suatu pertalian timbal balik antara dua
orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee),
supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungan masalah-masalah
hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan yang akan datang.

4. menurut Mortense (1964: 301) yang dikutip H. Muhammad Surya adalah;


Konseling sebagai suatu proses antar pribadi, dimana satu orang dibantu oleh satu
orang lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan kecakapan, menemukan
masalahnya. 

5. Menurut Dewa Ketut Sukardi, yang mengutif dari Pepinsky and Pepinsky (1954),
Konseling adalah proses interaksi: (a) Terjadi antara dua orang individu yang disebut
konselor dan klien. (b) Terjadi dalam situasi yang bersifat pribadi (profesional), (c)
Diciptakan dan dibina sebagai salah satu cara untuk memudahkan terjadinya
perubahan-perubahan tingkah laku klien, sehingga ia memperoleh keputusan yang
memuaskan kebutuhannya.

Kesimpulannya :

Bimbingan dan Konseling secara etimologi, di dalam bahasa Inggris,

memiliki dua kandungan kata yaitu guidance dan counseling. Guidance dalam bahasa
Indonesia bisa kita maknai dengan bimbingan, membina atau mengarahkan dan
memandu, sedangan counseling adalah penyuluhan atau menyampaikan.

Sedangkan secara terminologi, bimbingan dan konseling yaitu membantu


mengarahkan untuk mencari tau jati dirinya sebenarnya dan menyampaikan kepada
kemandirian yang baik jasmani maupun rohani. Dan proses ini terjadi antara 2 orang
individu.

Referensi :

Djumhur L dan Moh. Surya. 1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance
and Conseling. Bandung: CV.Ilmu    

M.Arifin. 1976. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama di

Sekolah dan Luar Sekolah. Jakarta: Nulan Bintang

Paimun. 2008. Bimbingan dan Konseling (Sari Perkulihan). Jakarta: Universitas


Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Tujuan BK di Sekolah

1. Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu


memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-
bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya (Prayetno dkk, 2009:114).
2. Bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi layanan kepada peserta
didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara optimal
sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. (Hallen, 2003:60).
3. Secara khusus layanan bimbingan dan konseling memiliki tujuan sebagai
berikut (Balitbang, 2006:16):
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan peserta didik di masa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh peserta
didik seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan lingkungan
masyarakat.
d. Mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat.
4. Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-
tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk tuhan, sosial, dan
pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu
individu dalam mencapai :

a. kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk tuhan,


b. kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,
c. hidup bersama dengan individu-individu lain,
d. harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya.
(Wardati dan Jauhar 2011:28)
5. Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik
agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar (akademik), dan karir. (Yusuf dan Nurihsan, 2010:13-
14)
Kesimpulan :
Jadi, kesimpulan dari BK di sekolah adalah untuk membatu perkembangan
peserta didik untuk mencapai hal-hal yang diinginkan seperti hal pribadi,
sosial, akademik, dan karir.

Fungsi Bimbingan Konseling disekolah


Fungsi seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah
serta stafnya didalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah
(schoolwelfare) . sehubungan tentang fungsi ini maka seorang pembimbing
mempunyai tugas-tugas tetentu. Pelayanan bimbingan dan Konseling
mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan
kegiatan bimbingan dan Konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman tehadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan,pekerjaan,dan norma agama) . berdasarkan
pemahaman ini, konsili diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
secara dinamis dan konstruktif. Pemahaman tentang diri peserta
didik,terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya,
dan guru pembimbing: Pemahaman tentang lingkungan peserta didik
(temasuk didalam nya lingkungan keluagga dan sekolah), terutama oleh
peserta didik sendiri,orang tua,guru pada umumnya dan guru
pembimbing.
Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas ( termasuk didalamnya
informasi pendidikan, informasi jabatan atau pekerjaan, dan informasi
sosial dan budaya / nilai-nilai ), terutama oleh peserta didik.
2. Fungsi Prefentif / Pencegahan, Ada suatu slogan yang berkembang dalam
bidang kesehatan, yatu ‘mencegah lebih baik daripada mengobati’ .
slogan ini relefan dengan bidang bimbingan dankonsiling yang sangat
mendambakam sebaiknya individu tidak mengalami suatu masalah. Apa
bila individu tidak mengalami suatu masalah, maka besarlah
kemungkinan ia akan dapat melaksanakan proses perkembangannya
dengan baik, dan kegiatannya kehidupanyapun dapat terlaksana tanpa ada
hambatan yang berarti. Pengertian fungsi pencegahan yaitu fungsi
bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau
terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin
timbul, yang akan dapat menggangu, menghambat ataupun menimbulkan
kesulitan atau kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Fungsi
yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini
konselor memberikan bimbingan kepada konseli tengtang cara
menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan
dirinya. Adapun tehnik yang digunakan adalah pelayanan orientasi,
informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu di
informasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan. Di antaranya bahaya minuman keras,
merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan
bebas(free sex).
3. Fungsi pengembangan, Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan
konseling diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga
agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara
dan mengembangkan bebagai potensi dan kondisi yang positif dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi
bimbingan dan koseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi
lainya. Koselor senantiasa berupaya menciptakan lingkunga belajar yang
kondusif, yang mengfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan
personel sekolah secara sinergi sebagai team work berkerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis
dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-
tugas perkembangannnya. Teknik bibingan yang dapat digunakan disini
adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok,dll.
4. Fungsi penyembuhan / Pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan koseling
yang berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli
yang telah mengalami massalah, baik menyangkut aspek pribadi,sosial,
belajar, maupun karier.
5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian,dan ciri-ciri kepribadian yang
lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini konselor perlu berkerjasama
dengan pendidik lainya didalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan
kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai
mengenai koseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam
memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun
materi sekolah, metode dan proses pembelajaran maupun menyusun
bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli,
memilih metode interaksi belajar mengajar yang tepat, ataupun memilih
alat bantu mengajar yang tepat.
Kesimpulan : Berdasarkan uraian dari pembahasan diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling mengemban
sejumlah yang hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu
konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungan.
Fungsi Preventif, yaitu fungsi dalam upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif.
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau
program studi, dan memantapkan penguasaan karier atau jabatan yang
sesuai dengan minat, bakat, keahlian,dan ciri-ciri kepribadian yang
lainnya.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,
kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan
kebutuhan konseling.
Referensi : Hikmawati, Fenti. (2010). BIMBINGAN KONSELING.
Jakarta: Rajawali Pers.
Juntika N, Achmad. (2006). Bimbingan & Konseling dalam Berbagai
Latar - Kehidupan. Bandung: Reflika Aditama.
Prayitno dan Erman Amti. (2004). DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN
KONSELING. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. (1997). BUKU III PELAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING (SMU). Jakarta: Bina Sumber Daya MIPA.
Ketut S, Dewa. (2000). PENGANTAR PELAKSANAAN PROGRAM
BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta: Rineka Cipta.
Mapiare, Andi. (1984). Buku Pegangan PENGANTAR BIMBINGAN dan
KONSELING DI SEKOLAH. Surabaya: Usaha Nasional.

Tugas Pertemuan Keempat (Individu)

Sasaran layanan BK di sekolah :

A. Sasaran bimbingan dan konseling pendidikan terdiri dari dua hal, yakni sasaran
secara umum dan sasaran secara khusus. Sasaran umum bimbingan dan konseling
dilingkungan pendidikan adalah konseli (peserta didik) atau individu yang terdaftar
menjadi anak didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan, sedangkan sasaran
secarakhusus bimbingan dan konseling pendidikan adalah tumbuh kembangnya
seluruh potensi anak didik secara optimal. Sasaran utama bimbingan dan konseling
di atas dapat dicapai melalui beberapa tahap.yaitu
1. Pengungkapan
Pengungkapan berarti klien (anak didik) harus mampu mengungkapkan
berbagai problem belajarnya, baik disekolah maupun dirumah.
2. Pengenalan
Pengenalan bertujuan agar anak didik dapat mengenali dirinya sendiri secara
keseluruhan.
3. Penerimaan diri
Penerimaan diri yaitu kerelaan anak didik terhadap keadaan dirinya tanpa
syarat.
B. Sasaran ke dua bimbingan dan konseling pendidikan adalah pengenalan
lingkungan. Setiap klien adalah makluk sosial. Disamping klien (anak didik)
mengenali dirinya mereka juga harus mengenali lingkungannya.
C. Sasaran ketiga bimbingan dan konseling dalam ranah pendidikan yaitu kemampuan
mengambil keputusan. Setelah anak didik mampu mengungkapkan semua problem
belajarnya kepada guru BK, dia juga mengenal dirinya, menerima lingkungannya
dengan sikap positif, maka anak didik juga harus mampu mengambil keputusan.
Zaman sekarang yang akrab kita sebut sebagai Zaman Now, rata-rata anak didik
enggan mengambil keputusan yang beresiko. Disini tugas guru BK harus
membantu menumbuhkan sikap tanggung jawab dari keputusan yang diambil
setiap anak didiknya.
D. Sasaran ke empat bimbingan dan konseling yaitu membangun pengalaman. Ketika
anak didik telah mampu mengambil keputusan, hendaknya mereka juga
mengemplementasikan secara nyata artinya keputusan yang diambil dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman.
E. Sasaran bimbingan konseling yang terakhir yaitu aktualisasi diri. Tugas utama
konselor atau guru BK membimbing dan membantu anak didik agar mampu
mengaktualisasikan diri sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya.
Tugas Pertemuan Kelima (Individu)

Azas azas BK dianalisis dan disimpulkan :

Artikel 1:

1. Asas Kerahasiaan
Merupakan asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
konseli yang menjadi sasaran layanan. Di mana data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain harus dirahasiakan oleh konselor.
Dalam hal ini, konselor wajib secara penuh untuk memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan sehingga kerahasiaan benar- benar terjamin.

2. Asas kesukarelaan
Merupakan asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli dalam
mengikuti, menjalani layanan yang dibutuhkan bagi dirinya. Dalam hal ini
konselor wajib membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.

3. Asas keterbukaan
Merupakan asas yang menghendaki konseli yang menjadi sasaran layanan bersifat
terbuka dan tidak berpura- pura, baik dalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang bermanfaat bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini konselor wajib untuk mengembangkan keterbukaan konseli.
Keterbukaan ini sangat terkait dengan terlenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran layanan. Agar konseli dapat
terbuka, konselor perlu terlebih dahulu untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura.

4. Asas kekinian
Merupakan asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling adalah masalah konseli dalam kondisinya sekarang. Layanan yang
berhubungan dengan masa depan atau kondisi di masa lampaupun dilihat dampak
atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dilakukan sekarang.

5. Asas kemandirian
Merupakan asas yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu
konseli sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu yang mandiri dengan ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Konselor hendaknya mampu untuk mengarahkan segenap layanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.

6. Asas kegiatan
Merupakan asas yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran layanan
berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling. dalam hal ini konselor perlu untuk mendorong konseli untuk aktif dalam
setiap layanan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.

7. Asas kedinamisan
Merupakan asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan dari waktu ke waktu.

8. Asas keterpaduan
Merupakan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh konselor
maupun oleh pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara konselor dan pihak –pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap layanan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan
dengan sebaik- baiknya.

9. Asas kenormatifan
Merupakan usaha bimbingan dan konseling yang tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, adat, hukum, ilmu
pengetahuan, maupun kebiasaan sehari- hari.
Asas kenormatifan ini ditetapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan
bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma- norma
yang ada. Demikian juga dengan prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak
menyimpang dari pada norma – norma yang dimaksudkan. Lebih jauh, layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, justru harus dapat meningkatkan kemampuan
konseli dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma
tersebut.

10. Asas keahlian


Merupakan asas yang menghendaki agar layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakan atas dasar kaidah – kaidah profesional. Dalam hal ini para
pelaksana konseling hendaklah tenaga yang benar- benar ahli dalam bidang
bimbingan dan konseling. keprofesionalan konselor harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling maupun
dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.

11. Asas alih tangan kasus


Merupakan asas yang menghendaki agar pihak – pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan konseli mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak
yang lebih ahli. Konselor dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru –
guru, atau ahli lain, demikian juga konselor dapat mengalih tangankan kasus
kepada guru mata pelajaran, guru praktek, dan lain – lain.

12. Asas Tut Wuri Handayani


Merupakan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang
mengayomi atau memberikan rasa aman, mengembangkan keteladanan,
memberikan rangsangan, dan dorongan serta kesempatan yang seluas- luasnya
pada konseli untuk maju

Tugas Pertemuan Keenam (Individu)

Mencari ruang lingkup Bimbingan Konseling di Sekolah!

Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling

Sesuai dengan pokok-pokok pengertian tersebut di atas, bimbingan dan konseling


di sekolah mempunyai ruang lingkup yang cukup luas. Ruang lingkup tersebut dapat
dilihat dan berbagai segi yaitu dan segi fungsi, sasaran, layanan, masalah.

a. Segi fungsi
Dilihat dan segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup bimbingan dalam fungsi-fungsi (a) pencegahan, (b)
pengembangan, (c) penyaluran, (d) penyesuaian, dan (e) perbaikan. Penekanan
prioritas pada fungsi-fungsi tertentu pada umumnya didasarkan pada
kemudahan-kemudahan yang tersedia dan pada permasalahan yang dihadapi
oleh siswa.
b. Segi sasaran
Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan
bagi seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai
perkembangan optimal melalui kemampuan pengungkapan-pengenalan-
penerimaan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan
perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi, akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling
tersebut.
c. Segi Layanan
Dilihat dari layanan yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling
disekolah meliputi layanan-layanan:
1) Pengumpulan data data.pdfyaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data
pengolahan dan penghimpunan berbagai informasi tentang siswa beserta
latar belakangnya. Tujuan layanan ini adalah untuk memperoleh
pemahaman yang objektif terhadap siswa dalam membantu mereka
mencapai perkembangan optimal. daftar pribadi.pdf
2) Pemberian informasi yaitu layanan dalam memberikan sejumlah informasi
kepada para siswa. Tujuan layanan ini adalah agar para siswa memiliki
informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya maupun informasi
tentang lingkungan. Informasi yang diterima oleh siswa merupakan bantuan
dalam membuat keputusan secara tepat.
3) Penempatan yaitu layanan untuk membantu para siswa agar memperoleh
wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Tujuan layanan ini
adalah agar setiap siswa dapat mencapai prestasi optimal sesuai dengan
potensinya. Setiap siswa diharapkan memperoleh wadah yang tepat untuk
mengembangkan segala kemampuan pribadinya.
4) konseling dan bentuk layanan lainnya yaitu layanan kepada para siswa yang
menghadapi masalah-masalah pribadi melalui teknik konseling dan teknik
pemberian bantuan lainnya. Adapun tujuan layanan ini adalah agar pada
akhirnya siswa yang menghadapi masalah pribadi mampu memecahkannya
sendiri.
5) Alih tangan (referal), yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain
yang lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani itu di
luar kemampuan dan kewenangan petugas pemberi bantuan yang terdahulu.
Misalnya mengirim siswa ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan,
pengiriman ke psikolog untuk pemeriksaan psikologis, dan sebagainya.
Penilaian dan tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai keberhasilan usaha
bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara tidak langsung layanan
ini dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan program pendidikan secara
keseluruhan.
d. Segi masalah
Dilihat dan masalah yang dihadapi para siswa, bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup:
1. Bimbingan pendidikan yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Yang
tergolong masalah-masalah pendidikan misalnya, pengenalan kurikulum,
pemilihan jurusan, cara belajar, perencanaan pendidikan, dan sebagainya.
2. Bimbingan karir yaitu jenis bimbingan yang membantu siswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir
seperti: pemahaman terhadap dunia kerja, perencanaan karir, penyesuaian
pekerjaan, pemilihan lapangan kerja, dan pemahaman terhadap keadaan
dirinya serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karir.
3. Bimbingan sosial-pribadi-emosional yaitu jenis bimbingan yang
membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah sosial-pribadi-emosional seperti: masalah pergaulan,
penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.

Tugas Pertemuan Ketujuh (Individu)

Mencari bidang-bidang Bimbingan Konseling di Sekolah!

1. Bidang Bimbingan Pribadi


Bidang bimbingan pribadi yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai, mengembangkan potensi dan kecakapan,
bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan
kebutuhan dirinya secara realistik[1]. Selanjutnya bidang bimbingan pribadi
juga bertujuan membantu peserta didik menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap
dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Layanan bimbingan pribadi adalah
bantuan bagi siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadi yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani
2. Bidang Bimbingan Sosial
Bidang bimbingan sosial yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota
keluarga dan warga lingkungan sosial yang lebih luas yang dilandasi budi
pekerti, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan
3. Bidang Bimbingan Belajar
Bidang bimbingan belajar yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti
pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri, serta membantu
peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan ketrampilan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta
mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi atau untuk terjun ke lapangan pekerjaan tertentu
4. Bidang Bimbingan Karir
Bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada individu
untuk dapat merencanakan dan mengembangkan masa depannya, berkaitan
dengan dunia pendidikan maupun dunia karir[16]. Dalam bidang bimbingan
karir ini, pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk mengenal
potensi diri, mengembangkan dan memantapkan pilihan karir.

PERTEMUAN 9
10 jenis layanan BK
layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan
nasional. Berikut sebelas jenis-jenis layanan BK :
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali
dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi
adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan
dan pemahaman.

2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar,
pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan
informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.

3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangka sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.

4. Layanan Penempatan dan Penyaluran


Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan
ko/ekstra kurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi
pribadinya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap
bakat, minat dan segenap potensi lainnya. Layanan penempatan dan
penyaluran berfungsi untuk pengembangan.

5. Layanan Penguasaan Konten


Layanan penguasaan konten merupakan layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan atau kebiasaan yang
berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

6. Layanan Konseling Perorangan


Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang memungkinan
peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan)
dengan guru pembimbing untuk membahas dan mengentaskan permasalahan
yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan konseling
perorangan adalah agar peserta didik dapat mengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan konseling perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.

7. Layanan Bimbingan Kelompok


Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang memungkinan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok
memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk
menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai
individu maupun sebagai pelajar, kegiatan belajar, karir/jabatan, serta untuk
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.
Layanan bimbingan kelompok berfungsi untuk pemahaman dan
pengembangan.

8. Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinan peserta
didik (masing-masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui dinamika
kelompok. Masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang
dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Layanan konseling kelompok
berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.

9. Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses
penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan
konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang
membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi
sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada
klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang
diberikan orang lain.

10. Layanan Mediasi


Layanan mediasi merupakan layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan ataupun perselisihan dan memperbaiki hubungan
antar peserta didik dengan konselor sebagai mediator

Tugas pertemuan ke 10 (individu)

Melengkapi langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar.

Artikel I

Mengidentifikasi kasus kesulitan belajar.

Pada suatu kelompok siswa yang berdistribusi normal, sudah dapat diperkirakan
adanya jumlah kasus hipotetik kesulitan belajar sekitar 10-20% dari keseluruhan
populasi kelompok tersebut. Yang menjadi persoalan sekarang ialah bagaimana
caranya membuktikan kasus tersebut di dalam praktik. Dengan kata lain, siapa-siapa
siswa di dalam kenyataannya yang memerlukan bantuan itu. Dengan menghimpun
dan menganalisis data hasil belajarnya serta menafsirkan dengan mempergunakan
criterion-referenced atau norm-referenced (PAP atau PAN).

1. Identifikasi masalah
Dalam langkah identifikasi masalah meliputi antara lain:
Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu

Sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk menjawab persoalan, apakah kesulitan itu
terjadi pada beberapa atau hanya salah satu bidang studi tertentu, yaitu dengan jalan
membandingkan nilai prestasi individu yang bersangkutan. Dari semua bidang studi
yang diikutinya atau angka nilai rata-rata prestasi (mean) dari setiap bidang studi
kalau kebetulan kasusnya adalah kelas maka dengan mudah kita akan menemukan
pada bidang studi manakah individu atau kelas itu mengalami kesulitan. Mendeteksi
pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah
kesulitan terjadi

Pada langkah ini pendekatan yang paling tepat (kalau ada) seyogyanya menggunakan
tes diagnostik. Dengan demikian, dalam keadaan belum tersedia tes diagnostik yang
khusus dipersiapkan untuk keperluan ini maka analisis masih tetap dapat
dilangsungkan dengan menggunakan naskah jawaban (answer sheets) tes ulangan
umum (TPB) triwulan atau semesteran.

Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar

a) Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain

Kelemahan secara fisik, seperti :

 suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna karena luka
atau cacat atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional;
 panca indra (mata, telinga, alai bicara, dan sebagainya) mungkin berkembang
kurang sempurna atau sakit (rusak) sehingga menyulitkan proses interaksi
secara afektif-,
 ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar-
kelenjar tubuh sering membawa kelainan-kelainan perilaku kurang
terkoordinasikan dan sebagainya
 cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-
anggota badan (tangan, kaki, dan sebagainya) sering pula membawa
ketidakstabilan mental dan emosional;
 penyakit menahun (asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar
secara optimal.
 Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir
maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang
bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain:

kelemahan mental (taraf kecerdasannya memang kurang);

tampaknya seperti kelemahan mental, tetapi sebenarnya kurang minat, kebimbangan,


kurang usaha, aktivitas yang tidak pernah, kurang semangat (kurang gizi, kelelahan
atau overwork, dan sebagainya), kurang menguasai keterampilan, dan kebiasaan
fundamental dalam belajar.

Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain :

 terdapat rasa tidak aman (insecurity)


penyesuaian yang salah (maladjustment) terhadap orang-orang, situasi, dan
tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan; tercekam rasa phobia (takut, benci,
dan antipati), mekanisme pertahanan diri;
 ketidakmatangan (immaturity) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan
pengetahuan dasar yang tidak diperlukan, seperti :Ketidakmampuan membaca,
menghitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi
yang sedang diikuti secara sekuensial (meningkat dan berurutan), kurang
menguasai bahasa (Inggris misalnya);
2. Memiliki kebiasaan belajar dan cara bekerja yang salah
faktor-faktor yang terletak di luar diri siswa (situasi sekolah dan masyarakat), antara
lain:

 kurikulum yang seragam (uniform), bahwa dan buku-buku sumber yang tidak
sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu;
 ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran), penilaian,
pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar dan sebagainya;
 terlalu berat beban belajar (siswa) dan/atau mengajar (guru);
 terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di
luar, dan sebagainya;
 terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas, dan sebagainya;
 kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan
(dasar/asal) sebelumnya;
 kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan, status
sosial ekonomi, keutuhan/keluarga, besamya anggota keluarga, tradisi dan
kultur keluarga, ketenteraman dan keamanan sosial psikologis dan
sebagainya);
 terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler;
 kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya)
3. Prognosis Mengambil Kesimpulan dan Meramalkan kemungkinan penyembuhan
Seperti dijelaskan dalam paragraf pertama bahwa berdasarkan hasil analisis
diagnostik seperti kita pelajari dalam paragraf kedua dan ketiga; kita
hendaknya: (1) menarik suatu kesimpulan umum/meskipun hanya secara
tentatif, (2) membuat pemikiran apakah masalah itu mungkin untuk diatasi,
selanjutnya (3) memberikan saran tentang kemungkinan cara mengatasinya.
4. Rekomendasi bagi pelaksanaan pemecahannya dan referral
Berdasarkan hasil perkiraan dan identifikasi alternatif kemungkinan
pemecahan tersebut, maka langkah selanjutnya yang dikerjakan oleh guru ialah
membuat rekomendasi alternatif tindakan yang akan ditempuh untuk
melaksanakan pemecahannya.
5. Rekomendasi tersebut mungkin pula untuk guru bidang studi yang bersangkutan,
kalau ternyata dari analisis menghasilkan kesimpulan bahwa alternatif
pemecahan itu lebih bersifat remedial teaching; sedangkan kalau masalah dan
alternatif pemecahannya disarankan lebih bersifat counseling atau
psychotherapy atau medical treatment maka tugas guru hanya membuat referral.

Tugas pertemuan ke 11 (individu)

Melengkapi kegiatan-kegiatan pendukung layanan BK di sekolah

1. Aplikasi instrumentasi
Aplikasi instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran
yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu. Kondisi
dalam diri klien (siswa) perlu melalui aplikasi instrumentasi dalam rangka
pelayanan bimbingan dan konseling untuk memperoleh pemahaman yang tentang
klien (siswa) secara lebih tepat. Upaya pengungkapan sebagai aplikasi
instrumentasi dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Hasil aplikasi instrumen
selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan serta disikapi dan digunakan untuk
memberikan perlakuan secara tepat kepada klien dalam bentuk layanan dan
konseling.
Secara umum, tujuan aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data tentang
kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Data yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dengan data tersebut,
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah dan
madrasah akan lebih efektif dan efisien.

2. Himpunan data
Data merupakan diskripsi atau gambaran, keterangan atau catatan tentang
sesuatu. Dikaitkan dengan siswa, dan bisa berarti deskripsi atau gambaran,
keterangan atau catatan tentang siswa. Himpunan data dapat bermakna suatu
upaya penghimpunan, pengolongan –penggolongan, dan pengemasan data dalam
bentuk tertentu. Himpunan data juga bermakna usaha untuk memperoleh data
tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
Penyelenggaraan himpunan data bertujaun untuk memperoleh pengertian
yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-masing
peserta didik dan membantu siswa memperoleh pemahaman diri sendiri.
Penyelenggaraan himpunan data juga bertujuan untuk menyediakan data yang
berkualitas dan lengkap juga bertujuan untuk menyediakan data yang berkualitas
dan lengkap guna menunjang penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling. Dengan adanya himpunan data yang berkualitas dan lengkap,
diharapkan pelaksanaan berbagi jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling dapat terselenggara secara efektif dan efisien.

3. Konferensi kasus
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing
atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya.
Konferensi kasus direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor,
dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahannya.
Pihak-pihak yang terkait diharapkan memiliki komitmen yang tinggi untuk
teratasinya kasus secara baik dan tuntas.
Sesuai dengan sifatnya yang kasus, pertemuan konferensi kasus bukan pertemuan
formal, adalam arti berdasarkan surat keputusan tertentu. Penyelenggaraan kasus
tidak terikat pada jumlah peserta tertentu, waktu dan jadwal pertemuan tertentu,
serta keharusan membuat surat keputusan tertentu. Konferensi kasus merupakan
pertemuan terbuka dalam arti terbuka untuk kasus yang dibaha,terbuka dari segi
pihak-pihak yang diundang, terbuka dalam waktu penyelenggaraan, terbuka
dalam dinamika kegiatan, dan terbuka dalam hasil-hasilnya, namun tetap
menjunjung tinggi norma-norma dan kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan asas-
asas pelayanan bimbingan dan konseling.
Secara umum konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara
lebih luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait
dengan kasus (masalah tertentu) dalam rangka pemecahan masalah.
4. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam
kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung
jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Kunjungan rumah dilakukan apabila data siswa untuk kepentingan pelayanan
bimbingan dan konseling belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan
angket. Selain itu, kujungan rumah juga perlu dilakukan untuk melakukan cek
silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui angket dan wawancara.
Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang dihadapinya.
Selain itu juga bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan
anggota keluarga lainnya dengan pihak sekolah atau madrasah, khususnya
berkenaan dengan pemecahan masalah klien. Menurut winkel (1991), kunjungan
rumah bertujuann untuk mengenal lebih dekat lingkungan hidup siswa sehari-
hari.

5. Alih tangan kasus


Bagaimanapun konselor atau pembimbing adalah manusia biasa yang selain
memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan. Tidak semua masalah siswa berada
dalam pengetahuan pembimbing atau konselor untuk memecahkannya. Demikian
juga tidak semua kasus atau masalah siswa berada dalam kewenangan konselor
atau pembimbing untuk pemecahannya baik secara keilmuwan maupun profesi.
Adakalanya kasus-kasus tertentu berada dalam kewenangan keilmuan psikologi,
dan penanganannya merupakan kewenangan psikolog atau psikiater.
Secara umum alih tangan kasus atau layanan rujukan bertujuan untuk
memperoleh pelayanan yang optimal dan pemecahan masalah klien secara lebih
tuntas.
Tugas pertemuan ke 12 (individu)

Melengkapi syarat-syarat petugas BK di sekolah

erdasarkan kualifikasi tersebut dalam memilih dan mengangkat seorang konselor di


sekolah harus memenuhi syarat syarat yang berkaitan dengan kepribadiannya,
pendidikannya, pengalamannya, dan kemampuannya.

1. Kepribadian Petugas Bimbingan


Dikutip dari Polmantier (1966) telah mengadakan survei dan studi mengenai
sifat-sifat kepribadian konselor, diantarannya:
 Konselor adalah pribadi yang intelegen, memiliki kemampuan berfikir verbal
dan kuantitatif, bernalar dan mampu memecahkan masalah secara logis.
 Konselor menunjukan minat kerja sama dengan orang lain, di samping
seorang ilmuwan yang dapat memberikan pertimbangan dan menggunakan
ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku individual dan sosial.
 Konselor menampilkan kepribadian yang dapat menerima dirinya dan tidak
akan menggunakan kliennya untuk kepuasan kebutuhan pribadinnya melebihi
batas yang ditentukan oleh kode etik profesionalnya.
 Konselor memiliki nilai-nilai yang diakui kebenarannya sebab nila-nilai ini
akan mempengaruhi perilakunnya dalam situasi konseling dan tingkah
lakunnya secara umum.
 Konselor menunjukan sifat yang penuh toleransi terhadap masalah-masalah
dan ia memiliki kemampuan untuk menghadapi hal-hal yang kurang menentu
tersebut tanpa terganggu profesinnya dan aspek kahidupan pribadinnya.
 Konselor cukup luwes untuk memahami dan memperlakukan secara
psokologis tanpa tekanan-tekanan sosial untuk memaksa klien menyesuaikan
dirinya.

Jones menyebutkan 7 sifat yang harus dimiliki oleh seorang konselor, yaitu:

a. Tingkah laku yang etis

b. Kemampuan intelektual

c. Keluwesan (flexibility)

d. Sikap penerimaan (acceptance)

e. Pemahaman (understanding)

f. Peka terhadap rahasia pribadi

g. Komunikasi

Situasi konseling menuntut reaksi yang kuat dari pihak konseli itu sendiri, yaitu
konselor harus dapat bereaksi sesuai dengan perasaan dan pengalaman konseli.
Bentuk reaksi ini sangat diperlukan oleh konseli karena dapat membantu konseli
melihat perasaannya sendiri.

2. Pendidikan
Seorang guru pembimbing atau konselor profesional selayaknya memiliki
pendidikan profesi yaitu jurusan Bimbingan Konseling Strata Satu (S1), S2
maupun S3. Atau sekurang kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan
pelatihan tentang bimbingan dan konseling Seorang guru pembimbing atau
konselor nonprofesional yakni alumni fakultas keguruan atau tarbiyah dapat
diangkat menjadi seorang konselor profesional, tetapi harus terlebih dahulu
pendidikan tambahan (pendidikan profesi) dalam bidang bimbingan dan
konseling. Syarat pendidikan berkenaan dengan keilmuan yang dimiliki oleh
guru pembimbing atau konselor. Konselor tidak saja harus memiliki ilmu
bimbingan dan konseling, tetapi juga harus memiliki pengetahuan psikologi,
bimbingan dan konseling ketrampilan komunikasi sosial dan konseling.
3. Pengalaman
Seorang konselor harus memiliki pengalaman kerja minimal 3tahun mengajar,
banyak membimbing berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan banyak pengalaman
dalam organisasi. Berbagai macam pengalaman yang dimiliki seorang konselor
akan membantunya mendiagnosis dan mencari alternatif solusi terhadap klien.
4. Kemampuan
Seorang pembimbing harus memiliki kemampuan (kompetensi). Menurut M.D.
Dahlan (1987) dinyatakan bahwa konselor itu dituntut untuk memiliki berbagai
ketrampilan melaksanakan konseling. Guru pembimbing atau konselor harus
mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, daya
kekuatan pada diri seseorang, merasakan kekuatan jiwa. Apakah yang
mendorong seseorang berbuat dan mendiagnosis berbagai persoalan siswa,
selanjutnya mengembangkan potensi individu secara positif.

Tugas pertemuan ke 13 (individu)

Mencari masalah-masalah siswa di sekolah

masalah yang biasa dialami peserta didik dan harus diketahui guru BK, yakni:

1. Suka lupa tugas dan tanggung jawab karena over enjoy dan guru lalai.
2. Sulit dinasehati, kebal-bebal karena efek stres yang bertubi-tubi baik dari
sekolah, keluarga dan lingkungan bermain.
3. Bandel/tak patuh/suka melawan karena salah didik-asuh baik dari keluarga
ataupun sekolah.
4. Tak peduli kesulitan guru karena mereka dicueki, tidak dipedulikan keluarga
dan sekolah.
5. Mudah bete-stres karena bekal akal mental yang lemah/lelah.
6. Lesu-jemu di kelas karena suasana kelas tidak asyik.
7. Lemahl ife skill akibat hedonisme dan enjoyisme.
8. Minta diajari terus akibat lemah kemandirian dan berpikir.
9. Class-skillness karena kurang latihan dan tugas pengalaman.
10. Konsentrasi peserta didik kacau balau akibat pembiaran, teledor dan out of
focus.
11. Sulit disiplin karena pembiaran, pengabaian dan kelebayan.
12. Apatis, abaikan pesan dan petuah disebabkan sering tepapar kata hampa/janji
kosong.
13. Mengabaikan hal penting disebabkan konsen/sibuk yang tak penting.
14. Cinta mati pada gadget disebabkan kelalaian mengontrol, teledor dan over
enjoy.
15. Tidak betah di kelas think-out karena situasi kelas jutek-sumpek.
16. Suka tuli/cuekin guru karena kurang strategi dan salah metode mendidik.
17. Berani berdebat melawan guru disebabkan efek intonasi pressure guru.
18. Menjauhi tuntunan agama karena guru tak paham ilmu spiritual.
19. Egois kian eksklusif karena sifat asosial/tak peduli kebersamaan.
20. Sakit weak-weird-wacky karena pengaruh hari-hari gaul abnormal.

Tugas pertemuan ke 14 (idividu)

Melengkapi metode-metode dalam BK

Adapun macam-macam metode dalam bimbingan dan konseling yaitu :

a. Bimbingan Individual

Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan
langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan
siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui
hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang
dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa (klien).
Masalah – masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah –
masalah yang bersifat pribadi.4

Dalam konseling individual, konselor dituntut untuk mampu bersikap penuh


simpati dan empati. Simpati ditunjukan oleh konselor melalui sikap turut merasakan
apa yang sedang dirasakan oleh klien (siswa). Sedangkan empari adalah usaha
konselor menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah – masalah
yang dihadapinya. Keberhasilan konselor bersimpati dan berempati akan memberikan
kepercayaan yang sepenuhnya kepada konselor. Keberhasilan bersimpati dan
berempati dari konselor juga akan sangat membantu keberhasilan proses konseling.
Setidaknya ada tiga cara konseling dalam metode individual yang biasa dilakukan,
yaitu 5

1) Konseling Direktif (Directive counselling)

Konseling dengan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau yang paling
berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien
sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan
nasihat kepada klien secara langsung tanpa melalui perantara apapun.

2) Konseling Non-Direktif (Non-Directive Counselling)

Konseling nondirektif dikembangkan berdasarkan teori client centered (Konseling


yang berpusat pada klien atau siswa). Dalam praktiknya, konselor hanya menampung
pembicaraan dan mengarahkan. Klien atau konseli bebas berbicara tanpa ada paksaan
dari siapapun. Metode ini tentu sulit di terapkan untuk siswa yang berkepribadian
tertutup (introvet), karena siswa dengan kepribadian tertutup biasanya pendiam akan
sulit diajak bicara.

Dalam metode ini, proses komunikasi (wawancara konseling) terjadi atas


kehendak atau inisiatif klien sendiri untuk konsultasi dan dalam prosesnya klien yang
berperan lebih aktif.

3) Konseling Ekletif (Ecletive Counselling)

Penerapan metode dalam konseling adalah dalam keadaan tertentu konselor


menasehati dan mengarahkan konseli (siswa) sesuai dengan masalahnya, dan dalam
keadaan yang lain konselor memberikan kebeasan kepada konseli (siswa) untuk
berbicara sedangkan konselor mengarahkan saja. Berdasarkan pernyataan diatas,
itulah yang disebut metode elektif yaitu penggapungan kedua metode antara metode
direktif dan metode nondirektif.

b. Bimbingan Kelompok

Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui
kegiatan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang
disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual
atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai
anggota kelompok.

Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk mengatasi


masalah bersama atau individu yang menghadapi masalah dengan menempatkanya
dalaam kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok adalah:

Metode-metode diatas biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan


bimbingan dan konseling dimana terdapat pemimpin kelompok (leader) dan anggota
kelompok yang menggunakan dinamika kelompok.

Adapun beberapa jenis metode kelompok yang dapat diterpakan di kehidupan


kelompok, diantaranya :

1) Program Home Room

Program ini dilakukan dilakukan di luar jam pelajaran dengan menciptakan


kondisi sekolah atau kelas seperti di rumah sehingga tercipta kondisi yang bebas dan
menyenangkan. Dengan kondisi tersebut siswa dapat mengutarakan perasaannya
seperti di rumah sehingga timbul suasana keakraban. Tujuan utama program ini
adalah agar guru dapat mengenal siswanya secara lebih dekat sehingga dapat
membantunya secara efesien dalam bentuk bimbingan kelompok. Dalam praktiknya,
guru mengadakan tanya jawab dengan para siswa, menampung pendapat,
merencanakan suatu solusi dan sebagainya.

2) Karyawisata

Karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi dan mengadakan peninjauan pada


objek-objek yang menarik yang berkaitan dengan pelajaran tertentu. Mereka
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Hal ini akan mendorong aktivitas
penyesuaian diri, kerjasama, tanggung jawab, kepercayaan diri serta mengembangkan
bakat dan cita-cita.

3) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa memperoleh kesempatan


untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Setiap siswa memperoleh
kesempatan untuk mengemukakan pikirannya masing-masing dalam memecahkan
suatu masalah. Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti
pemimpin diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan
demikian akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.

4) Organisasi Siswa

Organisasi siswa khususnya di lingkungan sekolah dan madrasah dapat menjadi


salah satu teknik dalam bimbingan kelompok. melalui organisasi siswa banyak
masalah-masalah siswa yang baik sifatnya individual maupun kelompok dapat
dipecahkan. Melalui organisasi siswa, para siswa memperoleh kesempatan mengenal
berbagai aspek kehidupan sosial. Mengaktifkan siswa dalam organisasi siswa dapat
mengembangkan bakat kepemimpinan dan memupuk rasa tanggung jawab serta harga
diri siswa.

5) Sosiodrama dan Psikodrama


Sosiodrama dapat digunakan sebagai salah satu cara bimbingan kelompok.
Sosiodrama merupakan suatu cara membantu memecahkan masalah siswa melalui
drama. Masalah yang didramakan adalah masalah-masalah sosial. Sedangkan
Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama yang berkaitan dengan
psikis yang dialami individu. Perbedaannya terletak pada masalah yang dibawakan.

Pemecahan masalah individu diperoleh melalui penghayatan peran tentang situasi


masalah yang dihadapinya. Dari pementasan peran tersebut kemudian diadakan
diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalah.

6) Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial (remedial teaching) merupakan suatu bentuk pembelajaran


yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa untuk membantu kesulitan
belajar yang dihadapinya. Pengajaran remedial merupakan salah satu teknik
pemberian bimbingan yang dapat dilakukan secara individu maupun kelompok
tergantung kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.

Tugas pertemuan ke 15 (individu)

Melengkapi keterampilan konseling

ada beberapa keterampilan konseling yang dapat dipelajari, diantaranya:

A. Perilaku Attending (Menghampiri Klien)

Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi merupakan upaya
yang dilakukan konselor dalam memberikan perhatian secara total kepada klien. Hal
ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah. Menurut Willis (2009),
Attending yang baik ini sangat dibutuhkan karenadapat: a) Meningkatkan harga diri
klien, b) Menciptakan suasana yang aman, c) Mempermudah ekspresi perasaan klien
dengan bebas.

Perilaku attending dapat juga dikatakan sebagai penampilan konselor yang


menampakkan komponen-komponen perilaku nonverbal, bahasa lisan, dan kontak
mata. Karena komponen-komponen tersebut tidak mudah, perlu dilatihkan bertahap
dan terus-menerus.

B. Empati

Empati adalah kemampuan koselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien,
merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diawali
dengan simpati, yaitu kemampuan memahami perasaan, fikiran, keinginan, dan
pengalaman klien.Empati sangat erat kaitannya dengan attending.Penulis sengaja
menuliskannya terpisah agar memudahkan pembaca untuk lebih memahaminya secara
utuh.Secara umum, empati dapat diartikan sebagai kemampuan konselor untuk dapat
merasakan dan menempatkan dirinya di posisi klien. Hal ini akan terlihat dengan jelas
pada ekspresi wajah dan bahasa tubuh konselor (lihat kembali subbab “attending').

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh konselor sebelum merespons pernyataan
klien.Pertama konselor harus mengobservasi tingkah lakunya.Terutama konselor
harus memerhatikan postur klien dan ekspresi wajahnya. Konselor harus
mendengarkan hati-hati apa yang dikatakan oleh klien. Dan yang lebih penting adalah
konselor harus dapat memahami perasaan yang diekspresikan oleh klien.

C. Refleksi

Refleksi adalah suatu jenis teknik konseling yang penting dalam hubungan
konseling.Yaitu sebagai upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman
klien, kemudian merefleksikan kepada klien kembali.Hal ini harus dilakukan konselor
sebab sering klien tidak menyadari akan perasaan, pikiran, dan pengalamannya yang
mungkin menguntungkan atau merugikannya.

Jika dia menyadari akan perasaannya, maka klien mungkin akan segera mengubah
perilakunya ke arah positif. Namun tidaklah mudah bagi seorang calon konselor untuk
menangkap dan memahami perasaan dan pikiran serta pengalaman, lalu
mengungkapkannya kembali kepada klien dengan bahasa calon konselor
sendiri.Karena itu seorang calon konselof haruslah dilatih secara terus menerus dan
bertahap mengenai keterampilan refleksi ini.

Latihan Latihan refleksi bertujuan untuk memberikan kemampuan dai? keterampilan


kepada calon konselor agar dia dapat merefleksikan perasaam pikiran, dan
pengalaman klien melalui pengamatan perilaku verbal dari nonverbal.

D. Eksplorasi

Istilah eksplorasi bisa berarti penelusuran atau pengalian. Ketampilan eksplorasi


adalah suatu ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman
klien.Ketrampilan ini penting karena dalam konseling terkadang klien menyimpan
rahasia, menutup diri, dan diam seribu bahasa atau tidak mampu mengemukakan
pendapatnnya secara terus terang. Melalui ketramppilan ini, akan memungkinkan
klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam.

E. Menangkap Pesan Utama

Sering terjadi klien sulit mengarahkan pembicaraan dan l'nenekankan tentang pokok-
pokok permasalahannya.Hal ini karena dia terlampau emosional atau memang kurang
pengetahuan bagaimana memecahkan persoalan sendiri. Untuk mengatasi hal ini perlu
ada upaya konselor agar inti pembicaraan klien bisa ditangkap dan dibahasakan
dengan sederhana serta mudah dimengerti oleh klien.Karena itu calon konselor perlu
dilatih untuk menangkap pesan utama klien atau disebut juga teknik paraphrasing.

Hal ini sangat pentingdan diperlukan karena terkadang klien mengemukakan


perasaan.pikiran dan pengalamannya secara berbelit-belit, berputar-putar, atau terlalu
panjang. Intinya adalah konselor dapat menyampaikan kembali inti pernyataan klien
secara lebih sederhana.

F. Bertanya Membuka Percakapan

Keterampilan bertanya adalah suatu kemampuan pembimbing atau konselor


mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sesi konseling.Keterampilan ini penting
dimilki oleh setiap konselor. Tanpa keterampilan ini, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan konselor mugkin tidak dipahami klien sehingga ia tidak bisa menjawab
(diam). Tanpa keterampilan ini konselor, juga akan mengalami kesulitan membuka
sesi konseling.

G. Dorongan Minimal

Klien sering tersendat dalam mengungkapkan emosinya.Hal ini disebabkan rasa


tertekan yang kuat.Untuk memudahkan emosi itu keluar, maka teknik memberi
dorongan minimal dapat dipergunakan oleh konselor.

Tujuan Latihan Agar calon konselor berlatih menggunakan dorongan minimal dalam
rangka memperlancar ucapan-ucapan klien.Menggunakan teknik arrending agar klien
lebih mudah berbicara. Upaya utama seorang konselor adalah agar klieannya selalu
terlibat dalam pembicaraan dan membuka dirinya (self-disclosing) pada konselor.
Dorongan ini di ucapkan dengan kata-kata singkat seperti oh…ya…terus…lalu…
dan… tujuannya adalah membuat klien semakin semangat untuk menyampaikan
masalahnya dan mengarahkan pembicaraanagar mencapai sasaran dan tujuan
konseling.

H. Interpretasi

Keterampilan interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan, dan


pengalaman klien dengan merujuk kepada teori-teori.Sifat-sifat subjektif tidak boleh
dimasukan kedalam interpretasi. Untuk menentukan alternatif pilihan dalam
mengambil kePutusan, seorang klien sering kebingungan karena kurangnya rujukan
atau referensi.Karena itu konselor yang profesional harus menjadi rulukan klien

Salah satu upaya untuk memudahkan klien merujuk kepada teori “Tita“ pemahaman
yang ilmiah adalah dengan menggunakan teknik mterln'etasi. Yaitu konselor mengulas
atau menafsirkan pemikiran.Perasaan dan pengalaman klien secara objektif, ilmiah
dan atas dasar teori”tenri.Tentu menginterpretasi itu tidak mudah terutama bagi
konselor Pemula karena dibutuhkan landasan-landasan teoritis.

I. Mengarahkan
Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk
berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling. Melalui keterampilan ini,
konselor mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkan agar berbuat sesuatu.
Kemampuan mengarahkan klien juga menjadi poin penting dalam teknik konseling.
Konselor harus memiliki kemampuan ini agar dapat mengajak klien berpartisipasi
secara penuh dalam proses konseling. Inti dari tujuan tersebut adalah agar klien
bersedia melakukan sesuatu, misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan
konselor, atau mengkhayalkan sesuatu.

Adalah suatu keterampilan konseling yang mengatakan kepada klien agar dia berbuat
sesuatu. Sering klien kurang mampu melakukan sesuatu tanpa petunjuk orang lain.
Hal ini karena faktor emosional, kurang konsentrasi, atau terlalu banyak ngawur
sehingga menyimpang dari pokok pembicaraan.Mengarahkan (directing) merupakan
teknik konseling yang akan membuat klien terarah kepada tujuan konseling.

Tujuan latihan Melatih calon konselor agar bisa mengajak/mengarahkan klien dengan
sikap attending untuk mampu berbuat sesuatu.Agar calon konselor mampu menyusun
kalimat-kalimat yang bernada mengajak atau mengarahkan dengan halus sehingga
klien terasa tersugesti untuk berbuat sesuai arahan konselor itu.

J. Menyimpulkan Sementara

Keterempilan menyimpilkan sementara adalah suatu kemampuan konselor bersama


klien untuk menyampaikan kemajuan hasil pembicaraan, mempertajam atau
memperjelas focus wawanvara konseling.

Tujuan keterampilan ini adalah untuk melihat kemajuan wawancara konseling pada
setiap tahapannya. Selain itu juga bertujuan untuk:

1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk melakukan feed back dari hal-hal
yang dibicarakan.

2. Menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap

3. Untuk meningkatkan kualitas diskusi

4. Mempertajam atau memperjelas focus pada wawancara konseling.

Dalam suatu diskusi dengan klien sering banyak butir yang muncul. Sehingga kadang-
kadang menyulitkan klien untuk menarik makna dari sana. Karena itu konselor harus
mampu membuat kesimpulan sementara bersama klien agar mempertajam
masalah.meningkatkan kualitas diskusi, maju ke taraf selanjutnya kearah tujuan,
menyimpulkan hal-hal yang dibicarakan, dan klien memperoleh kilas balik dari hasil
pembicaraan sehingga dia tahu bahwa konseling makin maju.

Tujuan latihan -Agar calon konselor terlatih membuat kesimpulan-kesimpulan dalam


suatu diskusi dengan melibatkan klien. Agar calon konselor mampu menyusun
kalimat ajakan terhadap klien untuk membuat kesimpulan sementara dari hasil
diskusi.

K. Konfrontasi

Adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk melihat adanya
diskrepansi atau inkonsistesi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan), ide awal
dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.

Tugas pertemuan ke 16 (individu)

Mencari organisasi BK di sekolah/madrasah.

Organisasi adalah kelompok kerja sama antara orang-orang yg diadakan untuk


mencapai tujuan bersama.

. Pentingnya organisasi bk di sekolah

Pelayanan bimbingan dan konseling mempercayakan manajemen agar tercapai


efisiensi dan efektivitas serta tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu,
ada 3 alasan mengapa manajemen itu diperlukan dalan bk, yaitu:

- pertama, untuk mencapai tujuan.

- Kedua, untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling


bertentangan (apabila ada). Manajemen diperlukan untuk menjaga keseimbangan
antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan apabila ada yang saling
bertentangan dari pihak-pihak tertentu seperti kepala sekola dan madrasah, para guru,
tenaga administrasi, para siswa, orang tua siswa, komite sekolah dan madrasah, dan
pihak-pihak lainnya.

-Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau merupakan perhitungan rasio antara
keluaran (output) dengan masukan (input). Efektivitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

. Adapun para personil pelaksanaan Pelayanan bk di sekolah yaitu

1. Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan secara


menyeluruh.

2. Wakil Kepala Sekolah bertugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan layanan


bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah.
3. Koordinator Bimbingan dan Konseling bertugas untuk melaksanakan program
bimbingan dan konseling.

4. Konselor atau Guru Pembimbing bertugas untuk merencanakan program bimbingan


dan konseling bersama kordinator BK.

5. Wali Kelas bertugas untuk membantu memberikan kesempatan dan kemudahan


bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti
layanan bimbingan dan konseling.

6. Staf Administrasi bertugas untuk membantu guru pembimbing (konselor) dan


coordinator.

Soal UAS

WD. Hartati adalah seorang mahasiswi disalah satu perguruan tinggi negeri yang ada
dikota Kendari, ia biasanya dipanggil Tati. Sekarang Tati adalah mahasiswa semester
5 jurusan BK. Tati adalah anak dari bapak Laode Nasrul dan ibu Santi , Ayahnya
merupakan Seorang PNS di Dinas Kehutanan Kendari dan ibunya adalah seorang
PNS di Dinas Kesehatan Kendari. Tati mempunyai seorang adik laki-laki bernama
LD. Muh Syafiq dan adik perempuan bernama WD. Syakiillah Azza.

Tati adalah mahasiswi yang rajin dan tekun dalam belajar dan mengerjakan tugas-
tugas, baik itu tugas individu maupun tugas kelompok. Tati merupakan mahasiswi
yang mempunyai kemampuan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru
dengan baik dan cepat. Namun, walaupun ia mampu memahami pelajaran yang
diberikan dengan baik dan cepat, ia adalah salah satu mahasiswi yang memiliki
tingkat kepercayaan diri yang rendah. Terutama dalam suasana saat melakukan
diskusi, tampil persentase didepan kelas, ia tidak bisa untuk melakukannya.

Tati merasa ia tidak memiliki kepercayaan diri untuk tampil atau mengemukakan
pendapatnya didepan teman-temannya. Karena setiap kali ia mencoba untuk
mengeluarkan pendapatnya, ia merasa malu dan nervous (gugup), ini ditandai dengan
wajahnya yang memerah, tangannya berkeringat walaupun situasinya sedang tidak
panas, gemetar, dan bahkan gagap saat berbicara. Ini membuat Tati berpikir keras
bagaimana caranya agar ia bisa berdiri didepan kelas dengan percaya diri sehingga ia
bisa membacakan mengemukakan pendapat-pendapatnya itu dengan ekspresif.

Karena Tati adalah mahasiswi bimbingan dan konseling yang mana nantinya ia akan
menjadi seorang konselor yang membantu klien dalam mengatasi masalah-masalah
yang dialami kliennya seperti yang ia alami sekarang, Akhirnya Tati memutuskan
untuk pergi menemui guru BK untuk mendapatkan layanan konseling individu dengan
harapan agar ia bisa menemukan solusi atas masalah yang dihadapi dan dialaminya.
Catatan:

Salmiati sebagai Konselor dan Waode Hartati sebagai Konseli

TRANSKRIP WAWANCARA FINAL TEST KONSELING MIKRO

1. TAHAP PEMBUKAAN

Konseli : Tok tok tok.. Assalamualaikum bu.. (mengucapkan salam sambil


mengetuk pintu)

Konselor : Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatu. Masuk (sambil


menengok kearah pintu)

Konseli : Maaf bu mengganggu (malu-malu)

Konselor : Iya tidak apa-apa dek, mari silahkan duduk (menjemput konseli
sambil tersenyum ramah)

Konseli : Terima kasih bu.. (sambil tersenyum)

Konselor : Iya ada yang bisa ibu bantu? (sambil menatap kearah konseli)

Konseli : Iya bu, ada perluku sama ibu ..

Konselor : Iya ada perlu apa ini dek?

Konseli : Saya mau dikonseling individual sama ibu.

Konselor : Kamu ini Waode Hartati toh? Mahasiswi jurusan BK, yang angkatan
2015 itu? Yang tinggal diasrama Pelangi?

Konseli : Iya bu. Kenapa ibu bisa tahu kalau saya tinggal diasrama Pelangi?

Konselor : Iya ibu tahu karena saya pemiliknya itu asrama.

Konseli : iyakah bu? Kenapa saya tidak pernah liat ibu? Maaf bu saya tidak
tahu kasian.

Konselor :(sambil tertawa) Tidak lah saya bercanda. Bukan saya pemiliknya,
saya hanya sering liat kamu disitu duduk-duduk sendiri. →Teknik Rapport

Konseli : Ah ibu... Saya sudah takutmi juga kita marah. (terenyum malu)

Konselor : kenapa saya mau marah? Santai saja dek, saya hanya bercandaji
sepaya kamu tidak tegang. (sambil tersenyum kepada konseli) →Teknik Attending

Konseli : hehehe iya bu.. ibu ini pintar sekali bercanda (sambil tersenyum)
Konselor : Hahaha kamu bisa saja.

Konselo : Ohiya sebelum itu, kita buat kontrak konseling dulu yah

Konseli : Iya bu (mengangguk)

Konselor : Jadi konseling kita akan berlangsung selama kurang lebih 2 jam ya,
dan jika ada sesuatu yang mendesak misalnya waktu shalat atau mungkin urusan
pribadi yang mengakibatkan konseling ini untuk sementara tidak bisa dilanjutkan, kita
bisa mengakhiri sementara konseling kita, dan akan dilanjutkan dihari yang akan
disepakati nanti. Tapi, jika tidak ada sesuatu yang mendesak kita bisa menyelesaikan
konseling ini selama 2 jam, jadi apakah kamu setuju dengan kontrak konseling kita
Tati?

Konseli : Iya bu saya setuju. (sambil menganggukkan kepala)

2. TAHAP PERALIHAN

Konselor : Nah jadi ada apa ini dek?

Konseli : Iya jadi bu.. sebenarnya saya..

Konselor : Iya.. , oh ini dek ada permen ayo ambil (sambil tersenyum)

Konseli : Terima kasih bu

Konselor : Iya sama-sama, apami tadi yang mau kamu bilang?

Konseli : Jadi bu, setiap saya disuruh maju didepan sama dosen saya selalu
gemetar dan berkeringat bu, dan setelah maju didepan saya tidak bisa bicara dengan
lancar, seperti gagap bu.

Konselor : Mmmmm , terus terus…(menganggukkan kepala, sambil mengemati


ekspresi dan gesture konseli)

Konseli : Tapi bu saya sangat ingin saat saya disuruh maju didepan kelas, saya
bisa bicara dengan lancar tidak terbata-bata dan tidak nervous seperti teman-teman
yang lain bu.

Konselor : Terus misalnya dikelas tidak ada guru, apakah kamu masih nervous
juga untuk maju didepan kelas?

Konseli : Walaupun dikelas tidak ada dosen, saya tetap nervous bu, tapi tidak
se-nervous jika ada guru. Saya malu ketika teman-teman mulai memperhatikan saya.

Konselor : Ooh, kalau seperti itu berarti kamu itu tidak percaya diri untuk tampil
berbicara didepan banyak orang.

Konseli : Begitu ya bu?


Konselor : Iya dek. Kenapa ibu bilang seperti itu, karna setiap kali kamu maju
didepan kelas, kamu merasa malu, gemetar, berkeringat bahkan sampai gagap
bicaranya. Nah itu merupakan indikator dari kurangnya percaya diri seseorang. →
Identifikasi Masalah

Konseli : Ooh begitu ya bu..

Konselor : Nah supaya masalahnya lebih jelas, bolehkah ibu tanya-tanya


sedikit?

Konseli : Iya bu, boleh boleh

Konselor : Tadikan kamu bilang, bahwa rasa gugupmu da meningkat kalau


didalam kelas itu bukan hanya teman-temanmu tapi ada juga dosen kamu. Kenapa
bisa begitu? →Eksplorasi Pengalaman

Konseli : Iya bu, saya takut melakukan kesalahan didepannya bu.

Konselor : Kenapa kamu takut melakukan kesalahan? Apakah dosen itu


memarahi kamu kalau kamu melakukan kesalahan saat tampil persentase didepan
kelas? → Eksplorasi Perasaan

Konseli : Tidak bu. Saya tidak dimarahi kok bu, hanya saja setiap saya tampil
didepan kelas saya merasa takut melakukan kesalahan didepan dosen. Saya takut nanti
nilai saya jelek bu.

Konselor : Mmmm, jadi maksudnya disini kamu berfikir kalau kamu melakukan
kesalahan didepan kelas kamu akan diberikan nilai yang jelek (buruk) oleh dosen?
→Eksplorasi Pikiran

Konseli : Iya bu, karena saya pikir dosen itu tidak suka sama saya karena saya
melakukan kesalahan. Itulah kenapa saya tambah nervous bu.

Konselor : Oh begitu yah. Mungkin kamu berpikir kalau segala sesuatu itu harus
sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun. Apakah demikian?

Konseli : Iya bu.. (sambil menunduk)

Konselor : Selanjutnya apa yang kamu lakukan ketika kamu merasa tidak
percaya diri atau merasa nervous di kelas? →Eksplorasi Perasaan

Konseli : Saya hanya diam saja Bu, dari pada saya malu di depan teman-teman
karena saya gugup dan gemetar.

Konselor : Jadi apa sebenarnya yang menjadi tujuan kamu untuk mengikuti
konseling ini?

Konseli : Saya ingin sekali bisa bicara didepan orang banyak bu. Dan kalau
Saya dipanggil maju didepan, saya tidak gemetar tidak nervous, tidak berkeringat jadi
saya tidak gagap lagi saat berbicara. Tapi paling tidak bu, saya bisa aktif dalam
diskusi kelompok, misalnya bertanya atau menjawab bu

Konselor : Iya jadi tujuan konseling kita adalah agar kamu bisa percaya diri
untuk maju didepan kelas berbicara dihadapan dosen dan teman-temanmu yang
ditandai dengan kamu tidak gemetar lagi, berkeringat lagi, tidak nervous lagi sehingga
kamu bisa bicara dengan baik tanpa terbatah-batah jika tampil didepan kelas. →Goal
Setting

Konseli : Iya bu. Seperti itu bu (tersenyum lebar)

3. TAHAP KEGIATAN INTI

Konselor : Ibu liat nilai-nilai kamu ini bagus-bagus semua, tidak ada yang
dibawah rata-rata.

Konseli : Iya bu. Alhamdulillah bagus-bagus semua bu. Saya senang sekali
karena tidak ada nilai saya yang jelek. Teman-teman saya juga mengatakan kalau saya
beruntung

Konselor :Wahhh, Berarti itu adalah pengalaman yang membahagiakan dan


membanggakan untuk kamu? →Refleksi

Konseli : Iya bu, saya bahagia tapi sebenarnya saya sedih bu.

Konselor : Loh katanya tadi bahagia, tapi kenapa sekarang sedih lagi?
→Confronting

Konseli : Saya sedih bu, karena saya iri melihat teman-teman yang lain,
mereka bisa percaya diri tampil didepan orang banyak bisa berbicara dengan lantang
dan ekspresif, saya jengkel dengan diri saya bu, kenapa Cuma bicara didepan umum
saja saya tidak bisa.

Konselor : Tati dek, ada dalam Al-quran surah An-Nisaa ayat 32, yang arti
bunyinya begini “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan
Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.., dst. Nah maksud dari ayat ini
adalah, kita diberitahu kalau kita sebagai hamba Allah tidak boleh merasa iri hati
terhadap apa yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki. Sebab akan
menimbulkan dampak negatif bagi kita, mungkin akan timbul sikap kufur nikmat
bahkan tidak mau menerima karunia Allah. →Interpreting

Konseli : Iya bu, itulah yang saya takutkan bu. Saya takut jika saya selalu iri
terhadap kelebihan yang dimiliki teman saya yang tidak saya miliki membuat saya
memiliki sikap kufur dan tidak mau menerima karunia Allah. sebernarnya teman saya
sudah mengajak saya untuk diajarkan bagaimana caranya agar tidak nervous lagi saat
tampil didepan kelas bu. Hanya saja saya bingung bu.

Konselor : Kamu bingung? Kenapa kiranya kamu merasa bingung? Padahal itu
adalah hal yang kamu inginkan kan Tati? → Clarifyng

Konseli :Iya bu, saya ingin sekali tapi saya takut dianggap bodoh oleh teman-
teman saya karena hanya untuk tampil didepan kelas saja saya tidak sanggup.

Konselor : Jadi maksud kamu, kamu takut diremehkan oleh teman-teman kamu
karena untuk tampil didepan kelas harus berlatih dulu dengan mereka? →
Paraphrasing

Konseli : Iya bu.(sambil menunduk)

Konselor : Jadi, setelah apa yang telah kamu sampaikan tadi, alangkah baiknya
jika kita simpulkan dulu agar hasil dari pembicaraan kita semakin jelas. Yang
pertama, tekad kamu untuk lebih percaya diri berbicara didepan orang banyak
semakin jelas. Kedua, kamu sebenarnya ingin sekali diajar oleh teman kamu untuk
latihan sebelum tampil didedepan kelas hanya saja kamu merasa takut kamu
diremehkan oleh teman-teman kamu. → Summarizing

Konseli : Iya bu. Tapi sebenarnya, saya..

Konselor : Iya… →Supporting

Konseli : Sebenarnya saya ingin saya ingin sekali diajarkan oleh teman saya itu
bu. Bagaimana menurut pendapat ibu?

Konselor : Kalau menurut kamu itu bisa membantu, ibu akan jadi mendukung
jangan ragu, lakukan saja. Tapi ingat kalau kamu memutuskan menerima bantuan
teman kamu berarti kamu harus siap menerima ocehan teman-teman kamu itu. Dan
juga sebelumnya kamu harus berbicara dengan temanmu serta menjelaskan alasan
kenapa kamu harus latihan dulu sebelum tampil didepan kelas agar mereka dapat
mengerti. →Alternative Solusi

Konseli : Tapi bagaimana menurut ibu, kalau saya tidak menerima bantuan
teman saya itu?

Konselor : Kalau menurut ibu, jika kamu menerima bantuan dari teman kamu itu
akan memudahkanmu beradaptasi karena yang akan mendengarkan kamu saat kamu
tampil didepan kelas salah satunya adalah mereka. Tapi saat kamu sebelum kamu
menerima bantuan dari teman kamu itu kamu perlu menjelaskan bahwa kamu berlatih
agar kamu kepercayaan diri kamu bisa meningkat saat tampil didepan kelas tanpa
terbatah-batah lagi, pasti teman kamu bisa mengerti karena setiap manusia itu
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. →Alternative Solusi

Konseli : Oh iya bu saya mengerti.


4. TAHAP PENGAKHIRAN

Konselor :Wah ternyata waktu kita sudah hampir habis.

Konseli :Iya bu.

Konselor :Jadi selama 2 jam ini, bagaimana perasaanmu? Apa yang kamu
rasakan sekarang? → Evaluasi perasaan

Konseli :Iya bu¸alhamdulillah sekarang saya merasa lega bu.. karena semua
keluhan yang ada dalam hati saya selama ini akhirnnya bisa saya ceritakan semua
(sambil tersenyum dan menghela nafas)

Konselor :Alahmdulillah kalau begitu, lalu apa yang kamu pikirkan selama
pertemuan ini? → Evaluasi pikiran

Konseli : Saya pikir bahwa keputusan saya untuk menerima tawaran latihan
bersama teman saya sebelum tampil didepan kelas dan tidak memperdulikan ocehan
teman-teman yang menganggap saya bodoh itu sudah benar bu, karena dengan
berlatih akan bisa membantu saya untuk meningkatkan kepercayaan diri saya agar
saya bisa seperti teman-teman saya yang lain.

Konselor :Bagus Tati, jadi apa kira-kira rencana kamu sementara sebagai
pegangan untuk tindakan selanjutnya? →Evaluasi langkah

Konseli : Iya bu.. jadi insya Allah yang pertama yang harus saya lakukan
adalah saya menerima tawaran dari teman saya dan berlatih juga belajar bersama
mereka. Kedua saya tidak boleh iri terhadap apa yang tidak saya miliki yang dimiliki
oleh orang lain dan ketiga sebelum saya tampil didepan kelas saya akan
berpenampilan rapi sehingga saya akan merasa lebih percaya diri juga saya harus
berdoa dulu sebelum tampil. Saya rasa itu yang akan saya lakukan bu.

Konselor :Kita sudah berbicara banyak, apa yang bisa kamu simpulkan dari
pertemuan ini?

Konseli : Jadi saya harus menentukan pilihan saya bu, saya tidak boleh salah
pilih. Karena semua ini untuk masa depan saya dan juga kecemasan dan ketakutan
yang saya alami mulai menurun dan juga saya tahu langkah-langkah apa yang harus
saya lakukan untuk mengatasi rasa tidak percaya diri saya ini bu.

Konselor :Rupanya kamu sudah paham dengan apa yang ingin kamu lakukan.
Kamu pasti bisa, itu pilihan yang bagus sekali. Ayo terus lakukan jika menurutmu itu
membuatmu jauh lebih baik, dan jangan menyerah jika pada saat kamu melakukan itu
kamu menemui halangan atau tantangan yang menghadang, karena tidak ada orang
yang sukses tanpa tantangan. → Pemberian motivasi

Konseli : Iya bu.. terima kasih


Konselor : Dan jangan sungkan jika kamu ada yang ingin kita bicarakan
bersama, datang saja menemui ibu lagi.

Konseli : iya bu, pasti bu.

Konselor : Nah bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini dan saya
mengucapkan terima kasih atas ketersediaan kamu datang menemui ibu (tersenyum
dan berjabat tangan)

Konseli : Iya bu, kalau begitu saya permisi bu. Terima kasih

Konselor : Sama-sama Tati.

Konselor dan konseli saling bersalaman

Anda mungkin juga menyukai