Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelas :C
Prodi. : TBI
Tugas!
Jelaskan Pengertian dari bimbingan konseling dari segi etimologi dan terminologi
minimal 5 kutipan lalu di analisis dan di simpulkan!
Jawaban :
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis
kepada individu dalam memecahkan masalah hidupnya, agar tercapai kemampuan
untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya, dan
kemampuan untuk merealisasikan dirinya, sesuai dengan dirinya atau kemampuan
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun
masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan
pengalaman khusus dalam bidangnya.
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai
dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, serta
kehidupan umumnya. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya.
Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai
makhluk sosial
3. menurut Crow & Crow (1960), yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti
Bimbingan diartikan sebagai: bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik
kepada individu-individu setiap usia dalam membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri dan memikul bebannya sendiri.
4. Menurut Dunsmoor & Miller, bimbingan membantu individu untuk memahami dan
menggunakan secara luas kesempatan-kesempatan pendidikan, jabatan, dan pribadi
yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan sebagai suatu bentuk
bantuan yang sistematik melalui mana siswa dibantu untuk dapat memperoleh
penyesuaian yang baik terhadap sekolah dan terhadap kehidupan.
2. Tolbert, (dalam Prayitno dan Amti 2004:101). Konseling adalah hubungan pribadi
yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya.
3. menurut James F. Adams, konseling adalah: "suatu pertalian timbal balik antara dua
orang individu dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee),
supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungan masalah-masalah
hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan yang akan datang.
5. Menurut Dewa Ketut Sukardi, yang mengutif dari Pepinsky and Pepinsky (1954),
Konseling adalah proses interaksi: (a) Terjadi antara dua orang individu yang disebut
konselor dan klien. (b) Terjadi dalam situasi yang bersifat pribadi (profesional), (c)
Diciptakan dan dibina sebagai salah satu cara untuk memudahkan terjadinya
perubahan-perubahan tingkah laku klien, sehingga ia memperoleh keputusan yang
memuaskan kebutuhannya.
Kesimpulannya :
memiliki dua kandungan kata yaitu guidance dan counseling. Guidance dalam bahasa
Indonesia bisa kita maknai dengan bimbingan, membina atau mengarahkan dan
memandu, sedangan counseling adalah penyuluhan atau menyampaikan.
Referensi :
Djumhur L dan Moh. Surya. 1981. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance
and Conseling. Bandung: CV.Ilmu
Tujuan BK di Sekolah
A. Sasaran bimbingan dan konseling pendidikan terdiri dari dua hal, yakni sasaran
secara umum dan sasaran secara khusus. Sasaran umum bimbingan dan konseling
dilingkungan pendidikan adalah konseli (peserta didik) atau individu yang terdaftar
menjadi anak didik di lembaga pendidikan yang bersangkutan, sedangkan sasaran
secarakhusus bimbingan dan konseling pendidikan adalah tumbuh kembangnya
seluruh potensi anak didik secara optimal. Sasaran utama bimbingan dan konseling
di atas dapat dicapai melalui beberapa tahap.yaitu
1. Pengungkapan
Pengungkapan berarti klien (anak didik) harus mampu mengungkapkan
berbagai problem belajarnya, baik disekolah maupun dirumah.
2. Pengenalan
Pengenalan bertujuan agar anak didik dapat mengenali dirinya sendiri secara
keseluruhan.
3. Penerimaan diri
Penerimaan diri yaitu kerelaan anak didik terhadap keadaan dirinya tanpa
syarat.
B. Sasaran ke dua bimbingan dan konseling pendidikan adalah pengenalan
lingkungan. Setiap klien adalah makluk sosial. Disamping klien (anak didik)
mengenali dirinya mereka juga harus mengenali lingkungannya.
C. Sasaran ketiga bimbingan dan konseling dalam ranah pendidikan yaitu kemampuan
mengambil keputusan. Setelah anak didik mampu mengungkapkan semua problem
belajarnya kepada guru BK, dia juga mengenal dirinya, menerima lingkungannya
dengan sikap positif, maka anak didik juga harus mampu mengambil keputusan.
Zaman sekarang yang akrab kita sebut sebagai Zaman Now, rata-rata anak didik
enggan mengambil keputusan yang beresiko. Disini tugas guru BK harus
membantu menumbuhkan sikap tanggung jawab dari keputusan yang diambil
setiap anak didiknya.
D. Sasaran ke empat bimbingan dan konseling yaitu membangun pengalaman. Ketika
anak didik telah mampu mengambil keputusan, hendaknya mereka juga
mengemplementasikan secara nyata artinya keputusan yang diambil dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman.
E. Sasaran bimbingan konseling yang terakhir yaitu aktualisasi diri. Tugas utama
konselor atau guru BK membimbing dan membantu anak didik agar mampu
mengaktualisasikan diri sesuai dengan minat, bakat, dan potensi yang dimilikinya.
Tugas Pertemuan Kelima (Individu)
Artikel 1:
1. Asas Kerahasiaan
Merupakan asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan
konseli yang menjadi sasaran layanan. Di mana data atau keterangan yang tidak
boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain harus dirahasiakan oleh konselor.
Dalam hal ini, konselor wajib secara penuh untuk memelihara dan menjaga semua
data dan keterangan sehingga kerahasiaan benar- benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan
Merupakan asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli dalam
mengikuti, menjalani layanan yang dibutuhkan bagi dirinya. Dalam hal ini
konselor wajib membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas keterbukaan
Merupakan asas yang menghendaki konseli yang menjadi sasaran layanan bersifat
terbuka dan tidak berpura- pura, baik dalam memberikan keterangan tentang
dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar
yang bermanfaat bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini konselor wajib untuk mengembangkan keterbukaan konseli.
Keterbukaan ini sangat terkait dengan terlenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran layanan. Agar konseli dapat
terbuka, konselor perlu terlebih dahulu untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-
pura.
4. Asas kekinian
Merupakan asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan bimbingan dan
konseling adalah masalah konseli dalam kondisinya sekarang. Layanan yang
berhubungan dengan masa depan atau kondisi di masa lampaupun dilihat dampak
atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang dilakukan sekarang.
5. Asas kemandirian
Merupakan asas yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu
konseli sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu yang mandiri dengan ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Konselor hendaknya mampu untuk mengarahkan segenap layanan
bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian peserta didik.
6. Asas kegiatan
Merupakan asas yang menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran layanan
berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling. dalam hal ini konselor perlu untuk mendorong konseli untuk aktif dalam
setiap layanan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya.
7. Asas kedinamisan
Merupakan asas bimbingan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap
sasaran layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangan dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan
Merupakan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh konselor
maupun oleh pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara konselor dan pihak –pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap layanan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan
dengan sebaik- baiknya.
9. Asas kenormatifan
Merupakan usaha bimbingan dan konseling yang tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, adat, hukum, ilmu
pengetahuan, maupun kebiasaan sehari- hari.
Asas kenormatifan ini ditetapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan
bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma- norma
yang ada. Demikian juga dengan prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak
menyimpang dari pada norma – norma yang dimaksudkan. Lebih jauh, layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, justru harus dapat meningkatkan kemampuan
konseli dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma
tersebut.
a. Segi fungsi
Dilihat dan segi fungsinya ruang lingkup bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup bimbingan dalam fungsi-fungsi (a) pencegahan, (b)
pengembangan, (c) penyaluran, (d) penyesuaian, dan (e) perbaikan. Penekanan
prioritas pada fungsi-fungsi tertentu pada umumnya didasarkan pada
kemudahan-kemudahan yang tersedia dan pada permasalahan yang dihadapi
oleh siswa.
b. Segi sasaran
Dan segi sasarannya, bimbingan dan konseling di sekolah diperuntukkan
bagi seluruh siswa dengan tujuan agar siswa secara perseorangan mencapai
perkembangan optimal melalui kemampuan pengungkapan-pengenalan-
penerimaan diri dan lingkungan, pengambilan keputusan, pengarahan diri, dan
perwujudan diri. Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi, akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling
tersebut.
c. Segi Layanan
Dilihat dari layanan yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling
disekolah meliputi layanan-layanan:
1) Pengumpulan data data.pdfyaitu kegiatan dalam bentuk pengumpulan data
pengolahan dan penghimpunan berbagai informasi tentang siswa beserta
latar belakangnya. Tujuan layanan ini adalah untuk memperoleh
pemahaman yang objektif terhadap siswa dalam membantu mereka
mencapai perkembangan optimal. daftar pribadi.pdf
2) Pemberian informasi yaitu layanan dalam memberikan sejumlah informasi
kepada para siswa. Tujuan layanan ini adalah agar para siswa memiliki
informasi yang memadai baik informasi tentang dirinya maupun informasi
tentang lingkungan. Informasi yang diterima oleh siswa merupakan bantuan
dalam membuat keputusan secara tepat.
3) Penempatan yaitu layanan untuk membantu para siswa agar memperoleh
wadah yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Tujuan layanan ini
adalah agar setiap siswa dapat mencapai prestasi optimal sesuai dengan
potensinya. Setiap siswa diharapkan memperoleh wadah yang tepat untuk
mengembangkan segala kemampuan pribadinya.
4) konseling dan bentuk layanan lainnya yaitu layanan kepada para siswa yang
menghadapi masalah-masalah pribadi melalui teknik konseling dan teknik
pemberian bantuan lainnya. Adapun tujuan layanan ini adalah agar pada
akhirnya siswa yang menghadapi masalah pribadi mampu memecahkannya
sendiri.
5) Alih tangan (referal), yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain
yang lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani itu di
luar kemampuan dan kewenangan petugas pemberi bantuan yang terdahulu.
Misalnya mengirim siswa ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan,
pengiriman ke psikolog untuk pemeriksaan psikologis, dan sebagainya.
Penilaian dan tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai keberhasilan usaha
bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara tidak langsung layanan
ini dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan program pendidikan secara
keseluruhan.
d. Segi masalah
Dilihat dan masalah yang dihadapi para siswa, bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup:
1. Bimbingan pendidikan yaitu jenis bimbingan yang membantu para siswa
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan. Yang
tergolong masalah-masalah pendidikan misalnya, pengenalan kurikulum,
pemilihan jurusan, cara belajar, perencanaan pendidikan, dan sebagainya.
2. Bimbingan karir yaitu jenis bimbingan yang membantu siswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang menyangkut karir
seperti: pemahaman terhadap dunia kerja, perencanaan karir, penyesuaian
pekerjaan, pemilihan lapangan kerja, dan pemahaman terhadap keadaan
dirinya serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karir.
3. Bimbingan sosial-pribadi-emosional yaitu jenis bimbingan yang
membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah sosial-pribadi-emosional seperti: masalah pergaulan,
penyelesaian konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya.
PERTEMUAN 9
10 jenis layanan BK
layanan bimbingan dan konseling yang saat ini diterapkan dalam pendidikan
nasional. Berikut sebelas jenis-jenis layanan BK :
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek
yang dipelajari, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik di lingkungan yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali
dalam satu tahun yaitu pada setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi
adalah agar peserta didik dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru secara tepat dan memadai, yang berfungsi untuk pencegahan
dan pemahaman.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi adalah layanan yang memungkinan peserta didik menerima
dan memahami berbagai informasi (seperti : informasi diri, sosial, belajar,
pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah
membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang
sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan
informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi pun berfungsi
untuk pencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan yang memungkinan peserta didik
mengembangka sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai
materi belajar atau penguasaan kompetensi yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk pengembangan.
9. Layanan Konsultasi
Layanan Konsultasi merupakan layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang
perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses
penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan
konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang
membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah konseling atau psikoterapi
sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada
klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang
diberikan orang lain.
Artikel I
Pada suatu kelompok siswa yang berdistribusi normal, sudah dapat diperkirakan
adanya jumlah kasus hipotetik kesulitan belajar sekitar 10-20% dari keseluruhan
populasi kelompok tersebut. Yang menjadi persoalan sekarang ialah bagaimana
caranya membuktikan kasus tersebut di dalam praktik. Dengan kata lain, siapa-siapa
siswa di dalam kenyataannya yang memerlukan bantuan itu. Dengan menghimpun
dan menganalisis data hasil belajarnya serta menafsirkan dengan mempergunakan
criterion-referenced atau norm-referenced (PAP atau PAN).
1. Identifikasi masalah
Dalam langkah identifikasi masalah meliputi antara lain:
Mendeteksi kesulitan belajar pada bidang studi tertentu
Sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk menjawab persoalan, apakah kesulitan itu
terjadi pada beberapa atau hanya salah satu bidang studi tertentu, yaitu dengan jalan
membandingkan nilai prestasi individu yang bersangkutan. Dari semua bidang studi
yang diikutinya atau angka nilai rata-rata prestasi (mean) dari setiap bidang studi
kalau kebetulan kasusnya adalah kelas maka dengan mudah kita akan menemukan
pada bidang studi manakah individu atau kelas itu mengalami kesulitan. Mendeteksi
pada kawasan tujuan belajar dan bagian ruang lingkup bahan pelajaran manakah
kesulitan terjadi
Pada langkah ini pendekatan yang paling tepat (kalau ada) seyogyanya menggunakan
tes diagnostik. Dengan demikian, dalam keadaan belum tersedia tes diagnostik yang
khusus dipersiapkan untuk keperluan ini maka analisis masih tetap dapat
dilangsungkan dengan menggunakan naskah jawaban (answer sheets) tes ulangan
umum (TPB) triwulan atau semesteran.
suatu pusat susunan syaraf tidak berkembang secara sempurna karena luka
atau cacat atau sakit sehingga sering membawa gangguan emosional;
panca indra (mata, telinga, alai bicara, dan sebagainya) mungkin berkembang
kurang sempurna atau sakit (rusak) sehingga menyulitkan proses interaksi
secara afektif-,
ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi serta berfungsinya kelenjar-
kelenjar tubuh sering membawa kelainan-kelainan perilaku kurang
terkoordinasikan dan sebagainya
cacat tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, organ dan anggota-
anggota badan (tangan, kaki, dan sebagainya) sering pula membawa
ketidakstabilan mental dan emosional;
penyakit menahun (asma dan sebagainya) menghambat usaha-usaha belajar
secara optimal.
Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa sejak lahir
maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh individu yang
bersangkutan dan juga oleh pendidikan, antara lain:
kurikulum yang seragam (uniform), bahwa dan buku-buku sumber yang tidak
sesuai dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan individu;
ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran), penilaian,
pengelolaan kegiatan dan pengalaman belajar mengajar dan sebagainya;
terlalu berat beban belajar (siswa) dan/atau mengajar (guru);
terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di
luar, dan sebagainya;
terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas, dan sebagainya;
kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan
(dasar/asal) sebelumnya;
kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan, status
sosial ekonomi, keutuhan/keluarga, besamya anggota keluarga, tradisi dan
kultur keluarga, ketenteraman dan keamanan sosial psikologis dan
sebagainya);
terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak
terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler;
kekurangan makan (gizi, kalori, dan sebagainya)
3. Prognosis Mengambil Kesimpulan dan Meramalkan kemungkinan penyembuhan
Seperti dijelaskan dalam paragraf pertama bahwa berdasarkan hasil analisis
diagnostik seperti kita pelajari dalam paragraf kedua dan ketiga; kita
hendaknya: (1) menarik suatu kesimpulan umum/meskipun hanya secara
tentatif, (2) membuat pemikiran apakah masalah itu mungkin untuk diatasi,
selanjutnya (3) memberikan saran tentang kemungkinan cara mengatasinya.
4. Rekomendasi bagi pelaksanaan pemecahannya dan referral
Berdasarkan hasil perkiraan dan identifikasi alternatif kemungkinan
pemecahan tersebut, maka langkah selanjutnya yang dikerjakan oleh guru ialah
membuat rekomendasi alternatif tindakan yang akan ditempuh untuk
melaksanakan pemecahannya.
5. Rekomendasi tersebut mungkin pula untuk guru bidang studi yang bersangkutan,
kalau ternyata dari analisis menghasilkan kesimpulan bahwa alternatif
pemecahan itu lebih bersifat remedial teaching; sedangkan kalau masalah dan
alternatif pemecahannya disarankan lebih bersifat counseling atau
psychotherapy atau medical treatment maka tugas guru hanya membuat referral.
1. Aplikasi instrumentasi
Aplikasi instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran
yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu. Kondisi
dalam diri klien (siswa) perlu melalui aplikasi instrumentasi dalam rangka
pelayanan bimbingan dan konseling untuk memperoleh pemahaman yang tentang
klien (siswa) secara lebih tepat. Upaya pengungkapan sebagai aplikasi
instrumentasi dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Hasil aplikasi instrumen
selanjutnya dianalisis dan ditafsirkan serta disikapi dan digunakan untuk
memberikan perlakuan secara tepat kepada klien dalam bentuk layanan dan
konseling.
Secara umum, tujuan aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data tentang
kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Data yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dengan data tersebut,
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah dan
madrasah akan lebih efektif dan efisien.
2. Himpunan data
Data merupakan diskripsi atau gambaran, keterangan atau catatan tentang
sesuatu. Dikaitkan dengan siswa, dan bisa berarti deskripsi atau gambaran,
keterangan atau catatan tentang siswa. Himpunan data dapat bermakna suatu
upaya penghimpunan, pengolongan –penggolongan, dan pengemasan data dalam
bentuk tertentu. Himpunan data juga bermakna usaha untuk memperoleh data
tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan, serta menyimpannya.
Penyelenggaraan himpunan data bertujaun untuk memperoleh pengertian
yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-masing
peserta didik dan membantu siswa memperoleh pemahaman diri sendiri.
Penyelenggaraan himpunan data juga bertujuan untuk menyediakan data yang
berkualitas dan lengkap juga bertujuan untuk menyediakan data yang berkualitas
dan lengkap guna menunjang penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling. Dengan adanya himpunan data yang berkualitas dan lengkap,
diharapkan pelaksanaan berbagi jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling dapat terselenggara secara efektif dan efisien.
3. Konferensi kasus
Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing
atau konselor guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya.
Konferensi kasus direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor,
dihadiri oleh pihak-pihak yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahannya.
Pihak-pihak yang terkait diharapkan memiliki komitmen yang tinggi untuk
teratasinya kasus secara baik dan tuntas.
Sesuai dengan sifatnya yang kasus, pertemuan konferensi kasus bukan pertemuan
formal, adalam arti berdasarkan surat keputusan tertentu. Penyelenggaraan kasus
tidak terikat pada jumlah peserta tertentu, waktu dan jadwal pertemuan tertentu,
serta keharusan membuat surat keputusan tertentu. Konferensi kasus merupakan
pertemuan terbuka dalam arti terbuka untuk kasus yang dibaha,terbuka dari segi
pihak-pihak yang diundang, terbuka dalam waktu penyelenggaraan, terbuka
dalam dinamika kegiatan, dan terbuka dalam hasil-hasilnya, namun tetap
menjunjung tinggi norma-norma dan kaidah-kaidah, prinsip-prinsip, dan asas-
asas pelayanan bimbingan dan konseling.
Secara umum konferensi kasus bertujuan untuk mengumpulkan data secara
lebih luas dan akurat serta menggalang komitmen pihak-pihak yang terkait
dengan kasus (masalah tertentu) dalam rangka pemecahan masalah.
4. Kunjungan rumah
Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam
kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung
jawab pembimbing atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Kunjungan rumah dilakukan apabila data siswa untuk kepentingan pelayanan
bimbingan dan konseling belum atau tidak diperoleh melalui wawancara dan
angket. Selain itu, kujungan rumah juga perlu dilakukan untuk melakukan cek
silang berkenaan dengan data yang diperoleh melalui angket dan wawancara.
Secara umum, kunjungan rumah bertujuan untuk memperoleh data yang lebih
lengkap dan akurat tentang siswa berkenaan dengan masalah yang dihadapinya.
Selain itu juga bertujuan untuk menggalang komitmen antara orang tua dan
anggota keluarga lainnya dengan pihak sekolah atau madrasah, khususnya
berkenaan dengan pemecahan masalah klien. Menurut winkel (1991), kunjungan
rumah bertujuann untuk mengenal lebih dekat lingkungan hidup siswa sehari-
hari.
Jones menyebutkan 7 sifat yang harus dimiliki oleh seorang konselor, yaitu:
b. Kemampuan intelektual
c. Keluwesan (flexibility)
e. Pemahaman (understanding)
g. Komunikasi
Situasi konseling menuntut reaksi yang kuat dari pihak konseli itu sendiri, yaitu
konselor harus dapat bereaksi sesuai dengan perasaan dan pengalaman konseli.
Bentuk reaksi ini sangat diperlukan oleh konseli karena dapat membantu konseli
melihat perasaannya sendiri.
2. Pendidikan
Seorang guru pembimbing atau konselor profesional selayaknya memiliki
pendidikan profesi yaitu jurusan Bimbingan Konseling Strata Satu (S1), S2
maupun S3. Atau sekurang kurangnya pernah mengikuti pendidikan dan
pelatihan tentang bimbingan dan konseling Seorang guru pembimbing atau
konselor nonprofesional yakni alumni fakultas keguruan atau tarbiyah dapat
diangkat menjadi seorang konselor profesional, tetapi harus terlebih dahulu
pendidikan tambahan (pendidikan profesi) dalam bidang bimbingan dan
konseling. Syarat pendidikan berkenaan dengan keilmuan yang dimiliki oleh
guru pembimbing atau konselor. Konselor tidak saja harus memiliki ilmu
bimbingan dan konseling, tetapi juga harus memiliki pengetahuan psikologi,
bimbingan dan konseling ketrampilan komunikasi sosial dan konseling.
3. Pengalaman
Seorang konselor harus memiliki pengalaman kerja minimal 3tahun mengajar,
banyak membimbing berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan banyak pengalaman
dalam organisasi. Berbagai macam pengalaman yang dimiliki seorang konselor
akan membantunya mendiagnosis dan mencari alternatif solusi terhadap klien.
4. Kemampuan
Seorang pembimbing harus memiliki kemampuan (kompetensi). Menurut M.D.
Dahlan (1987) dinyatakan bahwa konselor itu dituntut untuk memiliki berbagai
ketrampilan melaksanakan konseling. Guru pembimbing atau konselor harus
mampu mengetahui dan memahami secara mendalam sifat-sifat seseorang, daya
kekuatan pada diri seseorang, merasakan kekuatan jiwa. Apakah yang
mendorong seseorang berbuat dan mendiagnosis berbagai persoalan siswa,
selanjutnya mengembangkan potensi individu secara positif.
masalah yang biasa dialami peserta didik dan harus diketahui guru BK, yakni:
1. Suka lupa tugas dan tanggung jawab karena over enjoy dan guru lalai.
2. Sulit dinasehati, kebal-bebal karena efek stres yang bertubi-tubi baik dari
sekolah, keluarga dan lingkungan bermain.
3. Bandel/tak patuh/suka melawan karena salah didik-asuh baik dari keluarga
ataupun sekolah.
4. Tak peduli kesulitan guru karena mereka dicueki, tidak dipedulikan keluarga
dan sekolah.
5. Mudah bete-stres karena bekal akal mental yang lemah/lelah.
6. Lesu-jemu di kelas karena suasana kelas tidak asyik.
7. Lemahl ife skill akibat hedonisme dan enjoyisme.
8. Minta diajari terus akibat lemah kemandirian dan berpikir.
9. Class-skillness karena kurang latihan dan tugas pengalaman.
10. Konsentrasi peserta didik kacau balau akibat pembiaran, teledor dan out of
focus.
11. Sulit disiplin karena pembiaran, pengabaian dan kelebayan.
12. Apatis, abaikan pesan dan petuah disebabkan sering tepapar kata hampa/janji
kosong.
13. Mengabaikan hal penting disebabkan konsen/sibuk yang tak penting.
14. Cinta mati pada gadget disebabkan kelalaian mengontrol, teledor dan over
enjoy.
15. Tidak betah di kelas think-out karena situasi kelas jutek-sumpek.
16. Suka tuli/cuekin guru karena kurang strategi dan salah metode mendidik.
17. Berani berdebat melawan guru disebabkan efek intonasi pressure guru.
18. Menjauhi tuntunan agama karena guru tak paham ilmu spiritual.
19. Egois kian eksklusif karena sifat asosial/tak peduli kebersamaan.
20. Sakit weak-weird-wacky karena pengaruh hari-hari gaul abnormal.
a. Bimbingan Individual
Melalui metode ini upaya pemberian bantuan diberikan secara individual dan
langsung bertatap muka (berkomunikasi) antara pembimbing (konselor ) dengan
siswa (klien). Dengan perkataan lain pemberian bantuan diberikan dilakukan melalui
hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang
dilaksanakan dengan wawancara antara (pembimbing) konselor dengan siswa (klien).
Masalah – masalah yang dipecahkan melalui teknik konseling, adalah masalah –
masalah yang bersifat pribadi.4
Konseling dengan metode ini, dalam prosesnya yang aktif atau yang paling
berperan adalah konselor. Dalam praktiknya konselor berusaha mengarahkan klien
sesuai dengan masalahnya. Selain itu, konselor juga memberikan saran, anjuran dan
nasihat kepada klien secara langsung tanpa melalui perantara apapun.
b. Bimbingan Kelompok
Cara ini dilakukan untuk membantu siswa (klien) memecahkan masalah melalui
kegiatan kelompok. Masalah yang dipecahkan bersifat kelompok, yaitu yang
disarankan bersama oleh kelompok (beberapa orang siswa) atau bersifat individual
atau perorangan, yaitu masalah yang disarankan oleh individu (seorang siswa) sebagai
anggota kelompok.
2) Karyawisata
3) Diskusi kelompok
4) Organisasi Siswa
6) Pengajaran Remedial
Carkhuff (1983) menyatakan bahwa melayani klien secara pribadi merupakan upaya
yang dilakukan konselor dalam memberikan perhatian secara total kepada klien. Hal
ini ditampilkan melalui sikap tubuh dan ekspresi wajah. Menurut Willis (2009),
Attending yang baik ini sangat dibutuhkan karenadapat: a) Meningkatkan harga diri
klien, b) Menciptakan suasana yang aman, c) Mempermudah ekspresi perasaan klien
dengan bebas.
B. Empati
Empati adalah kemampuan koselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien,
merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati diawali
dengan simpati, yaitu kemampuan memahami perasaan, fikiran, keinginan, dan
pengalaman klien.Empati sangat erat kaitannya dengan attending.Penulis sengaja
menuliskannya terpisah agar memudahkan pembaca untuk lebih memahaminya secara
utuh.Secara umum, empati dapat diartikan sebagai kemampuan konselor untuk dapat
merasakan dan menempatkan dirinya di posisi klien. Hal ini akan terlihat dengan jelas
pada ekspresi wajah dan bahasa tubuh konselor (lihat kembali subbab “attending').
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh konselor sebelum merespons pernyataan
klien.Pertama konselor harus mengobservasi tingkah lakunya.Terutama konselor
harus memerhatikan postur klien dan ekspresi wajahnya. Konselor harus
mendengarkan hati-hati apa yang dikatakan oleh klien. Dan yang lebih penting adalah
konselor harus dapat memahami perasaan yang diekspresikan oleh klien.
C. Refleksi
Refleksi adalah suatu jenis teknik konseling yang penting dalam hubungan
konseling.Yaitu sebagai upaya untuk menangkap perasaan, pikiran dan pengalaman
klien, kemudian merefleksikan kepada klien kembali.Hal ini harus dilakukan konselor
sebab sering klien tidak menyadari akan perasaan, pikiran, dan pengalamannya yang
mungkin menguntungkan atau merugikannya.
Jika dia menyadari akan perasaannya, maka klien mungkin akan segera mengubah
perilakunya ke arah positif. Namun tidaklah mudah bagi seorang calon konselor untuk
menangkap dan memahami perasaan dan pikiran serta pengalaman, lalu
mengungkapkannya kembali kepada klien dengan bahasa calon konselor
sendiri.Karena itu seorang calon konselof haruslah dilatih secara terus menerus dan
bertahap mengenai keterampilan refleksi ini.
D. Eksplorasi
Sering terjadi klien sulit mengarahkan pembicaraan dan l'nenekankan tentang pokok-
pokok permasalahannya.Hal ini karena dia terlampau emosional atau memang kurang
pengetahuan bagaimana memecahkan persoalan sendiri. Untuk mengatasi hal ini perlu
ada upaya konselor agar inti pembicaraan klien bisa ditangkap dan dibahasakan
dengan sederhana serta mudah dimengerti oleh klien.Karena itu calon konselor perlu
dilatih untuk menangkap pesan utama klien atau disebut juga teknik paraphrasing.
G. Dorongan Minimal
Tujuan Latihan Agar calon konselor berlatih menggunakan dorongan minimal dalam
rangka memperlancar ucapan-ucapan klien.Menggunakan teknik arrending agar klien
lebih mudah berbicara. Upaya utama seorang konselor adalah agar klieannya selalu
terlibat dalam pembicaraan dan membuka dirinya (self-disclosing) pada konselor.
Dorongan ini di ucapkan dengan kata-kata singkat seperti oh…ya…terus…lalu…
dan… tujuannya adalah membuat klien semakin semangat untuk menyampaikan
masalahnya dan mengarahkan pembicaraanagar mencapai sasaran dan tujuan
konseling.
H. Interpretasi
Salah satu upaya untuk memudahkan klien merujuk kepada teori “Tita“ pemahaman
yang ilmiah adalah dengan menggunakan teknik mterln'etasi. Yaitu konselor mengulas
atau menafsirkan pemikiran.Perasaan dan pengalaman klien secara objektif, ilmiah
dan atas dasar teori”tenri.Tentu menginterpretasi itu tidak mudah terutama bagi
konselor Pemula karena dibutuhkan landasan-landasan teoritis.
I. Mengarahkan
Directing adalah kemampuan konselor mengajak dan mengarahkan klien untuk
berpartisipasi secara penuh dalam proses konseling. Melalui keterampilan ini,
konselor mengajak klien agar berbuat sesuatu atau mengarahkan agar berbuat sesuatu.
Kemampuan mengarahkan klien juga menjadi poin penting dalam teknik konseling.
Konselor harus memiliki kemampuan ini agar dapat mengajak klien berpartisipasi
secara penuh dalam proses konseling. Inti dari tujuan tersebut adalah agar klien
bersedia melakukan sesuatu, misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan
konselor, atau mengkhayalkan sesuatu.
Adalah suatu keterampilan konseling yang mengatakan kepada klien agar dia berbuat
sesuatu. Sering klien kurang mampu melakukan sesuatu tanpa petunjuk orang lain.
Hal ini karena faktor emosional, kurang konsentrasi, atau terlalu banyak ngawur
sehingga menyimpang dari pokok pembicaraan.Mengarahkan (directing) merupakan
teknik konseling yang akan membuat klien terarah kepada tujuan konseling.
Tujuan latihan Melatih calon konselor agar bisa mengajak/mengarahkan klien dengan
sikap attending untuk mampu berbuat sesuatu.Agar calon konselor mampu menyusun
kalimat-kalimat yang bernada mengajak atau mengarahkan dengan halus sehingga
klien terasa tersugesti untuk berbuat sesuai arahan konselor itu.
J. Menyimpulkan Sementara
Tujuan keterampilan ini adalah untuk melihat kemajuan wawancara konseling pada
setiap tahapannya. Selain itu juga bertujuan untuk:
1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk melakukan feed back dari hal-hal
yang dibicarakan.
Dalam suatu diskusi dengan klien sering banyak butir yang muncul. Sehingga kadang-
kadang menyulitkan klien untuk menarik makna dari sana. Karena itu konselor harus
mampu membuat kesimpulan sementara bersama klien agar mempertajam
masalah.meningkatkan kualitas diskusi, maju ke taraf selanjutnya kearah tujuan,
menyimpulkan hal-hal yang dibicarakan, dan klien memperoleh kilas balik dari hasil
pembicaraan sehingga dia tahu bahwa konseling makin maju.
K. Konfrontasi
Adalah suatu teknik konseling yang menantang klien untuk melihat adanya
diskrepansi atau inkonsistesi antara perkataan dan bahasa badan (perbuatan), ide awal
dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan, dan sebagainya.
-Ketiga, untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau merupakan perhitungan rasio antara
keluaran (output) dengan masukan (input). Efektivitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Soal UAS
WD. Hartati adalah seorang mahasiswi disalah satu perguruan tinggi negeri yang ada
dikota Kendari, ia biasanya dipanggil Tati. Sekarang Tati adalah mahasiswa semester
5 jurusan BK. Tati adalah anak dari bapak Laode Nasrul dan ibu Santi , Ayahnya
merupakan Seorang PNS di Dinas Kehutanan Kendari dan ibunya adalah seorang
PNS di Dinas Kesehatan Kendari. Tati mempunyai seorang adik laki-laki bernama
LD. Muh Syafiq dan adik perempuan bernama WD. Syakiillah Azza.
Tati adalah mahasiswi yang rajin dan tekun dalam belajar dan mengerjakan tugas-
tugas, baik itu tugas individu maupun tugas kelompok. Tati merupakan mahasiswi
yang mempunyai kemampuan memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru
dengan baik dan cepat. Namun, walaupun ia mampu memahami pelajaran yang
diberikan dengan baik dan cepat, ia adalah salah satu mahasiswi yang memiliki
tingkat kepercayaan diri yang rendah. Terutama dalam suasana saat melakukan
diskusi, tampil persentase didepan kelas, ia tidak bisa untuk melakukannya.
Tati merasa ia tidak memiliki kepercayaan diri untuk tampil atau mengemukakan
pendapatnya didepan teman-temannya. Karena setiap kali ia mencoba untuk
mengeluarkan pendapatnya, ia merasa malu dan nervous (gugup), ini ditandai dengan
wajahnya yang memerah, tangannya berkeringat walaupun situasinya sedang tidak
panas, gemetar, dan bahkan gagap saat berbicara. Ini membuat Tati berpikir keras
bagaimana caranya agar ia bisa berdiri didepan kelas dengan percaya diri sehingga ia
bisa membacakan mengemukakan pendapat-pendapatnya itu dengan ekspresif.
Karena Tati adalah mahasiswi bimbingan dan konseling yang mana nantinya ia akan
menjadi seorang konselor yang membantu klien dalam mengatasi masalah-masalah
yang dialami kliennya seperti yang ia alami sekarang, Akhirnya Tati memutuskan
untuk pergi menemui guru BK untuk mendapatkan layanan konseling individu dengan
harapan agar ia bisa menemukan solusi atas masalah yang dihadapi dan dialaminya.
Catatan:
1. TAHAP PEMBUKAAN
Konselor : Iya tidak apa-apa dek, mari silahkan duduk (menjemput konseli
sambil tersenyum ramah)
Konselor : Iya ada yang bisa ibu bantu? (sambil menatap kearah konseli)
Konselor : Kamu ini Waode Hartati toh? Mahasiswi jurusan BK, yang angkatan
2015 itu? Yang tinggal diasrama Pelangi?
Konseli : Iya bu. Kenapa ibu bisa tahu kalau saya tinggal diasrama Pelangi?
Konseli : iyakah bu? Kenapa saya tidak pernah liat ibu? Maaf bu saya tidak
tahu kasian.
Konselor :(sambil tertawa) Tidak lah saya bercanda. Bukan saya pemiliknya,
saya hanya sering liat kamu disitu duduk-duduk sendiri. →Teknik Rapport
Konseli : Ah ibu... Saya sudah takutmi juga kita marah. (terenyum malu)
Konselor : kenapa saya mau marah? Santai saja dek, saya hanya bercandaji
sepaya kamu tidak tegang. (sambil tersenyum kepada konseli) →Teknik Attending
Konseli : hehehe iya bu.. ibu ini pintar sekali bercanda (sambil tersenyum)
Konselor : Hahaha kamu bisa saja.
Konselo : Ohiya sebelum itu, kita buat kontrak konseling dulu yah
Konselor : Jadi konseling kita akan berlangsung selama kurang lebih 2 jam ya,
dan jika ada sesuatu yang mendesak misalnya waktu shalat atau mungkin urusan
pribadi yang mengakibatkan konseling ini untuk sementara tidak bisa dilanjutkan, kita
bisa mengakhiri sementara konseling kita, dan akan dilanjutkan dihari yang akan
disepakati nanti. Tapi, jika tidak ada sesuatu yang mendesak kita bisa menyelesaikan
konseling ini selama 2 jam, jadi apakah kamu setuju dengan kontrak konseling kita
Tati?
2. TAHAP PERALIHAN
Konselor : Iya.. , oh ini dek ada permen ayo ambil (sambil tersenyum)
Konseli : Jadi bu, setiap saya disuruh maju didepan sama dosen saya selalu
gemetar dan berkeringat bu, dan setelah maju didepan saya tidak bisa bicara dengan
lancar, seperti gagap bu.
Konseli : Tapi bu saya sangat ingin saat saya disuruh maju didepan kelas, saya
bisa bicara dengan lancar tidak terbata-bata dan tidak nervous seperti teman-teman
yang lain bu.
Konselor : Terus misalnya dikelas tidak ada guru, apakah kamu masih nervous
juga untuk maju didepan kelas?
Konseli : Walaupun dikelas tidak ada dosen, saya tetap nervous bu, tapi tidak
se-nervous jika ada guru. Saya malu ketika teman-teman mulai memperhatikan saya.
Konselor : Ooh, kalau seperti itu berarti kamu itu tidak percaya diri untuk tampil
berbicara didepan banyak orang.
Konseli : Tidak bu. Saya tidak dimarahi kok bu, hanya saja setiap saya tampil
didepan kelas saya merasa takut melakukan kesalahan didepan dosen. Saya takut nanti
nilai saya jelek bu.
Konselor : Mmmm, jadi maksudnya disini kamu berfikir kalau kamu melakukan
kesalahan didepan kelas kamu akan diberikan nilai yang jelek (buruk) oleh dosen?
→Eksplorasi Pikiran
Konseli : Iya bu, karena saya pikir dosen itu tidak suka sama saya karena saya
melakukan kesalahan. Itulah kenapa saya tambah nervous bu.
Konselor : Oh begitu yah. Mungkin kamu berpikir kalau segala sesuatu itu harus
sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun. Apakah demikian?
Konselor : Selanjutnya apa yang kamu lakukan ketika kamu merasa tidak
percaya diri atau merasa nervous di kelas? →Eksplorasi Perasaan
Konseli : Saya hanya diam saja Bu, dari pada saya malu di depan teman-teman
karena saya gugup dan gemetar.
Konselor : Jadi apa sebenarnya yang menjadi tujuan kamu untuk mengikuti
konseling ini?
Konseli : Saya ingin sekali bisa bicara didepan orang banyak bu. Dan kalau
Saya dipanggil maju didepan, saya tidak gemetar tidak nervous, tidak berkeringat jadi
saya tidak gagap lagi saat berbicara. Tapi paling tidak bu, saya bisa aktif dalam
diskusi kelompok, misalnya bertanya atau menjawab bu
Konselor : Iya jadi tujuan konseling kita adalah agar kamu bisa percaya diri
untuk maju didepan kelas berbicara dihadapan dosen dan teman-temanmu yang
ditandai dengan kamu tidak gemetar lagi, berkeringat lagi, tidak nervous lagi sehingga
kamu bisa bicara dengan baik tanpa terbatah-batah jika tampil didepan kelas. →Goal
Setting
Konselor : Ibu liat nilai-nilai kamu ini bagus-bagus semua, tidak ada yang
dibawah rata-rata.
Konseli : Iya bu. Alhamdulillah bagus-bagus semua bu. Saya senang sekali
karena tidak ada nilai saya yang jelek. Teman-teman saya juga mengatakan kalau saya
beruntung
Konseli : Iya bu, saya bahagia tapi sebenarnya saya sedih bu.
Konselor : Loh katanya tadi bahagia, tapi kenapa sekarang sedih lagi?
→Confronting
Konseli : Saya sedih bu, karena saya iri melihat teman-teman yang lain,
mereka bisa percaya diri tampil didepan orang banyak bisa berbicara dengan lantang
dan ekspresif, saya jengkel dengan diri saya bu, kenapa Cuma bicara didepan umum
saja saya tidak bisa.
Konselor : Tati dek, ada dalam Al-quran surah An-Nisaa ayat 32, yang arti
bunyinya begini “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan
Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.., dst. Nah maksud dari ayat ini
adalah, kita diberitahu kalau kita sebagai hamba Allah tidak boleh merasa iri hati
terhadap apa yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki. Sebab akan
menimbulkan dampak negatif bagi kita, mungkin akan timbul sikap kufur nikmat
bahkan tidak mau menerima karunia Allah. →Interpreting
Konseli : Iya bu, itulah yang saya takutkan bu. Saya takut jika saya selalu iri
terhadap kelebihan yang dimiliki teman saya yang tidak saya miliki membuat saya
memiliki sikap kufur dan tidak mau menerima karunia Allah. sebernarnya teman saya
sudah mengajak saya untuk diajarkan bagaimana caranya agar tidak nervous lagi saat
tampil didepan kelas bu. Hanya saja saya bingung bu.
Konselor : Kamu bingung? Kenapa kiranya kamu merasa bingung? Padahal itu
adalah hal yang kamu inginkan kan Tati? → Clarifyng
Konseli :Iya bu, saya ingin sekali tapi saya takut dianggap bodoh oleh teman-
teman saya karena hanya untuk tampil didepan kelas saja saya tidak sanggup.
Konselor : Jadi maksud kamu, kamu takut diremehkan oleh teman-teman kamu
karena untuk tampil didepan kelas harus berlatih dulu dengan mereka? →
Paraphrasing
Konselor : Jadi, setelah apa yang telah kamu sampaikan tadi, alangkah baiknya
jika kita simpulkan dulu agar hasil dari pembicaraan kita semakin jelas. Yang
pertama, tekad kamu untuk lebih percaya diri berbicara didepan orang banyak
semakin jelas. Kedua, kamu sebenarnya ingin sekali diajar oleh teman kamu untuk
latihan sebelum tampil didedepan kelas hanya saja kamu merasa takut kamu
diremehkan oleh teman-teman kamu. → Summarizing
Konseli : Sebenarnya saya ingin saya ingin sekali diajarkan oleh teman saya itu
bu. Bagaimana menurut pendapat ibu?
Konselor : Kalau menurut kamu itu bisa membantu, ibu akan jadi mendukung
jangan ragu, lakukan saja. Tapi ingat kalau kamu memutuskan menerima bantuan
teman kamu berarti kamu harus siap menerima ocehan teman-teman kamu itu. Dan
juga sebelumnya kamu harus berbicara dengan temanmu serta menjelaskan alasan
kenapa kamu harus latihan dulu sebelum tampil didepan kelas agar mereka dapat
mengerti. →Alternative Solusi
Konseli : Tapi bagaimana menurut ibu, kalau saya tidak menerima bantuan
teman saya itu?
Konselor : Kalau menurut ibu, jika kamu menerima bantuan dari teman kamu itu
akan memudahkanmu beradaptasi karena yang akan mendengarkan kamu saat kamu
tampil didepan kelas salah satunya adalah mereka. Tapi saat kamu sebelum kamu
menerima bantuan dari teman kamu itu kamu perlu menjelaskan bahwa kamu berlatih
agar kamu kepercayaan diri kamu bisa meningkat saat tampil didepan kelas tanpa
terbatah-batah lagi, pasti teman kamu bisa mengerti karena setiap manusia itu
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. →Alternative Solusi
Konselor :Jadi selama 2 jam ini, bagaimana perasaanmu? Apa yang kamu
rasakan sekarang? → Evaluasi perasaan
Konseli :Iya bu¸alhamdulillah sekarang saya merasa lega bu.. karena semua
keluhan yang ada dalam hati saya selama ini akhirnnya bisa saya ceritakan semua
(sambil tersenyum dan menghela nafas)
Konselor :Alahmdulillah kalau begitu, lalu apa yang kamu pikirkan selama
pertemuan ini? → Evaluasi pikiran
Konseli : Saya pikir bahwa keputusan saya untuk menerima tawaran latihan
bersama teman saya sebelum tampil didepan kelas dan tidak memperdulikan ocehan
teman-teman yang menganggap saya bodoh itu sudah benar bu, karena dengan
berlatih akan bisa membantu saya untuk meningkatkan kepercayaan diri saya agar
saya bisa seperti teman-teman saya yang lain.
Konselor :Bagus Tati, jadi apa kira-kira rencana kamu sementara sebagai
pegangan untuk tindakan selanjutnya? →Evaluasi langkah
Konseli : Iya bu.. jadi insya Allah yang pertama yang harus saya lakukan
adalah saya menerima tawaran dari teman saya dan berlatih juga belajar bersama
mereka. Kedua saya tidak boleh iri terhadap apa yang tidak saya miliki yang dimiliki
oleh orang lain dan ketiga sebelum saya tampil didepan kelas saya akan
berpenampilan rapi sehingga saya akan merasa lebih percaya diri juga saya harus
berdoa dulu sebelum tampil. Saya rasa itu yang akan saya lakukan bu.
Konselor :Kita sudah berbicara banyak, apa yang bisa kamu simpulkan dari
pertemuan ini?
Konseli : Jadi saya harus menentukan pilihan saya bu, saya tidak boleh salah
pilih. Karena semua ini untuk masa depan saya dan juga kecemasan dan ketakutan
yang saya alami mulai menurun dan juga saya tahu langkah-langkah apa yang harus
saya lakukan untuk mengatasi rasa tidak percaya diri saya ini bu.
Konselor :Rupanya kamu sudah paham dengan apa yang ingin kamu lakukan.
Kamu pasti bisa, itu pilihan yang bagus sekali. Ayo terus lakukan jika menurutmu itu
membuatmu jauh lebih baik, dan jangan menyerah jika pada saat kamu melakukan itu
kamu menemui halangan atau tantangan yang menghadang, karena tidak ada orang
yang sukses tanpa tantangan. → Pemberian motivasi
Konselor : Nah bagaimana kalau kita tutup pembicaraan ini dan saya
mengucapkan terima kasih atas ketersediaan kamu datang menemui ibu (tersenyum
dan berjabat tangan)
Konseli : Iya bu, kalau begitu saya permisi bu. Terima kasih