Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR PEMBELAJARAN TEMATIK

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN

INTERAKSI SISWA KELAS IV SD

Oleh :

Firda Amalia (42419032)

Nur Isnaini R (42419064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SIDOARJO

2022
BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar belakang

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual

maupun kelompok aktif mengali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan

secara holistik, bermakna dan otentik (Rusman, 2012: 254). Menurut Trianto (2010: 78)

pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema

tertentu. Setara dengan pendapat Prastowo (2013: 223) pembelajaran tematik terpadu

merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari

berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal,

memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Tidak hanya itu,

diharapkan juga agar siswa mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan

hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja serta diarahkan untuk melatih berpikir

analitis (siswa diajarkan bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin

dengan hanya mendengarkan dan menghapal saja). Pembelajaran tematik integratif dengan

pendekatan scientific seharusnya guru dapat menciptakan pembelajaran yang memuat

ekplorasi, elaborasi dan konfirmasi, serta menekankan pada kondisi siswa yang berperilaku

ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, mencoba dan

mengomunikasikan (5M), sehingga siswa akan dapat dengan benar menguasai materi yang

dipelajari dengan baik. Pembelajaran bisa terjadi di mana saja dan pada level yang berbeda-

beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial. Hasil belajar sanggat erat dengan proses

kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar merupakan suatu sasaran atau tujuan dari proses belajar tersebut.

Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan dari proses kegiatan
belajar yang diperoleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang hendak di capai. Keberhasilan

dari suatu proses belajar belajar dapat dilihat melalui hasil belajar yang diperoleh. Hasil

belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya (Sudjana, 2011: 22). Sedangkan menurut Hamalik (2013:33) menyatakan bahwa

hasil belajar adalah bila seseorang belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada

seseorang tersebut. Dari pendapat Oemar Hamalik hasil belajar merupakan perubahan dari hal

tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti yang merupakan hasil dari

belajar seseorang. Didapatkan data berupa hasil pretes siswa yang nilainya masih dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu pada muatan IPA. Untuk Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) di SD N Kutowinangun 10 Salatiga yaitu 65. 5 dari 16 siswa sudah

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) denan presentase 31,25% dan 11 dari 16

siswa tidak mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan presentase 68,75%.

Tidak tercapainya tujuan pembelajaran tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

yaitu, pada saat pembelajaran model yang diterapkan kurang bervariasi, oleh sebab itu siswa

pada kegiatan pembelajaran cenderung pasif, selain itu saat proses pembelajaran masih

terdapat beberapa siswa yang masih berbicara dengan teman sebangkunya. Faktor lainnya

yaitu pada sarana dan prasarana untuk mendukung proses pembelajaran seperti halnya LCD

dan proyektor, sebenarnya dari pihak sekolah sudah menyediakan tetapi penggunaannya harus

bergantian dengan kelas lain. Salah satu model pembelajaran yang memberikan peluang bagi

siswa untuk memiliki pengalaman menemukan suatu konsep dan mengembangkan

ketrampilan berpikir kritis adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. Model

Pembelajaran Berbasis Masalah atau biasa disingkat dengan PBL merupakan satu bentuk

model pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa dan menempatkan siswa pada suatu

masalah konkret yan ada disekitar mereka (Koeswanti, 2018: 65). Pada model Pembelajaran

Berbasis Masalah, peserta didik dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat

diterapkan dengan jalan memecahkan masalah, peserta didik akan mengekplorasi sendiri

konsep-konsep yang harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan untuk bertanya dalam
berargumentasi melakukan diskusi, mengasah ketampilan investigasi, dan menjalani prosedur

kerja ilmiah lainnya menurut Permana ( dalam Koeswanti, 2018:74 ).

B. Rumusan masalah

1. Apakah model pembelajaran berbasis masalah dan interaktif pada siswa kelas IV

SDN Kedungboto sudah diterapkan?

2. Bagaimana kondisi siswa kelas IV saat diterapkannya model pembelajaran

berbasis masalah dan interaktif?

3. Upaya apa yang dilakukan guru kepada siswa kelas IV SDN Kedungboto dalam

mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah dan interaktif ?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan interaktif

pada siswa kelas IV SDN Kedungboto

2. Untuk mengetahui kondisi siswa kelas IV SDN Kedungboto saat diterapkannya

model pembelajaran berbasis masalah dan interaktif.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru pada siswa kelas IV SDN

Kedungboto dalam impelmentasi model pembelajaran berbasis masalah dan

interaktif.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan informasi serta kajian penelitian selanjutnya khususnya tentang

hasil belajar pembelajaran tematik menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah dan interaktif pada siswa kelas IV SDN Kedungboto.


b. Sebagai bahan refrensi pihak sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa

di SDN Kedungboto

2. Manfaat praktis

a. Dapat mengetahui hasil belajar pembelajaran tematik menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah dan interaktif di SDN Kedungboto

b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan ide dalam

menerapkan model pembelajaran di SDN Kedungboto


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori yang Relevan

1. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (dalam Warsono dan Hariyanto, 2013:

172), model pembelajaran adalah deskripsi lingkungan pembelajaran yang meliputi

perilaku guru dalam melangsungkan pembelajaran Model belajar menurut Udin

(dalam Hermawan, 2006:3) adalah kerangka konseptual yang menggambarkan

prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai

tujuan belajar. Trianto (dalam Gunarto, 2013:15) mengartikan model belajar sebagai

pola yang digunakan sebagai pedoman guna merancang pembelajaran di kelas atau

tutorial.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi

segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta

segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung

dalam proses belajar mengajar.

2. Fungsi model pembelajaran

Menurut Arends (2008:70) bahwa :“Pembelajaran Berbasis Masalah bertujuan untuk

membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan

masalah,belajar peranan orang dewasa secara autentik, memungkinkan siswa untuk

mendapatkan rasa percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya sendiri, untuk

berfikir dan menjadi pelajar yang mandiri”

3. Ciri-ciri model pembelajaran


menurut Hamiyah dan Jauhar (2014, hlm. 58) ciri-ciri model pembelajaran

adalah sebagai berikut. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu,

Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, Dapat dijadikan pedoman untuk

perbaikan kegiatan pembelajaran di kelas, Memiliki perangkat bagian model,

Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik langsung

maupun tidak langsung.

4. Pengertian Problem Based Learning dan Interaktif

Problem Based Learning (PBL). “PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran

dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar dengan masalah-masalah praktis atau

pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan

dunia nyata” (Tan, 2003; Wee & Kek, 2002:12). Model ini melatih siswa untuk

memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya. Proses tersebut akan

membuat terbangunnya pengetahuan baru yang lebih bermakna bagi siswa. Pengertian

PBL menurut Hudojo (1988:5) adalah “proses yang ditempuh oleh seseorang untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi

masalah baginya”. Pengertian PBL menurut Dutch (dalam Amir, 2009:27) adalah

“metode intruksional yang menantang peserta didik agar belajar untuk belajar

bekerjasama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”.

Masalah digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan, kemampuan analisis, dan

inisiatif siswa terhadap materi pelajaran. PBL mempersiapkan peserta didik untuk

berpikir kritis dan analitis, dan menggunakan sumber belajar yang sesuai.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning

merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah

nyata. Model ini menyebabkan motivasi dan rasa ingin tahu menjadi meningkat.

Model PBL juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara
berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang lebih tinggi. Amir (2009:24)

menyatakan, terdapat 7 langkah pelaksanaan PBL, yaitu sebagai berikut. Pertama

Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Memastikan setiap anggota

memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Kedua Merumuskan

masalah. Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-

hubungan apa yang terjadi antara fenomena itu. Ketiga Menganalisis Masalah. Siswa

mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki tentang masalah. Keempat

Menata gagasan siswa dan secara sistematis menganalisisnya dengan dalam. Bagian

yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain, dikelompokkan mana

yang saling menunjang, mana yang bertentangan dan sebagainnya. Kelima

Memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok dapat merumuskan tujuan

pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang dan

mana yang masih belum jelas. Keenam Mencari Informasi tambahan dari sumber

yang lain (di luar diskusi kelompok). Ketujuh Mensintesa (Menggabungkan) dan

menguji informasi baru, dan membuat laporan untuk kelas. Dari laporan individu/sub

kelompok, yang dipresentasikan dihadapan anggota kelompok lain, kelompok

mendapatkan informasi-informasi yang baru. Anggota yang mendengarkan laporan

harus kritis tentang laporan yang disajikan (laporan diketik, dan dibagikan kepada

setiap anggota). Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode PBL memiliki

beberapa manfaat (Amir, 2009:27), yang dipaparkan sebagai berikut. 1).

Meningkatkan kecakapan siswa dalam pemecahan masalah. 2). Lebih mudah

mengingat materi pembelajaran yang telah dipelajari. 3). Meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi ajar. 4). Meningkatkan kemampuannya yang relevan dengan

dunia praktek. 5). Membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama. 6).

Kecakapan belajar dan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan


berpikir tingkat tinggi. Model pembelajaran PBL sangat cocok diterapkan untuk

semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran Matematika. Jika dikaitkan

karakteristik Matematika dan PBL, keduanya memiliki benang merah satu dengan

lainnya. Ditinjau dari aspek Matematika, Matematika merupakan ilmu pengetahuan

yang berkembang secara dinamik. Artinya, perkembangan yang sangat pesat serta

kontribusinya yang luas dalam berbagai aspek kehidupan manusia, telah

menyebabkan bergesernya pandangan dari Matematika sebagai ilmu yang statik ke

Matematika sebagai ilmu yang bersifat dinamik generatif. Jika dikaitkan dengan PBL,

perubahan pandangan ini telah berimplikasi pada berubahnya aspek pedagogis dalam

pembelajaran yang lebih menekankan pada Matematika sebagai pemecahan masalah

dan pengembangan kemampuan berpikir Matematika pada siswa. Siswa dapat lebih

aktif, kreatif, dan inovatif pada proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,

penerapan PBL dalam pembelajaran sangat membantu peningkatan kualitas

pembelajaran dan mutu siswa.

Model pembelajaran Interaktif adalah suatu cara atau teknik pembelajaran

yang digunakan guru pada saat menyajikan bahan pelajaran dimana guru pemeran

utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru

dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber pembelajaran dalam

menunjang tercapainya tujuan belajar.

4. Hasil belajar matematika

Hasil belajar matematika adalah merupakan tolak ukur atau patokan yang

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu

materi pelajaran matematika setelah mengalami pengalaman belajar yang dapat

diukur melalui tes.

5. Materi Penjumlahan Pecahan


Penjumlahan adalah penambahan dari suatu urutan bilangan apa pun, hasilnya

adalah jumlah atau total mereka.Pecahan dalam matematika adalah bilangan rasional

yang dapat ditulis dalam bentuk a/b (dibaca a per b), dengan bentuk dimana a dan b

merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan

bilangan b. Secara sederhana, dapat dikatakan pecahan merupakan sebuah bilangan

yang memiliki pembilang dan penyebut.

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya yang relevan

dengan penelitian ini ialah Tia Putri Aprianti (2014) dengan judul penelitian

“penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa kelas V A SDN 45 Kota Bengkulu”. Bentuk penelitian ini ialah

Penelitian Tindakan Kelas dan hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran model PBL di SDN 45

Kota Bengkulu.

C. Hipotesis

Fraenkel dan Wallen dalam Winarni (2011: 87) menyatakan bahwa hipotesis

merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian. Hipotesis adalah

jawaban atau anggapan sementara dari penelitian yang kebenarannya perlu dibuktikan

secara empiris. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah

1. Hipotesis mengenai hasil belajar aspek sikap

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek sikap antara siswa

yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL dengan Interaktif.

2. Hipotesis mengenai hasil belajar aspek keterampilan

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek keterampilan antara
siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL dengan

Interaktif.

3. Hipotesis mengenai hasil belajar aspek pengetahuan

Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar aspek pengetahuan antara

siswa yang mengikuti pembelajaran tematik menggunakan model PBL dengan

Interaktif.

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian eksperimen. Yang bertujuan

untuk menguji hipotesis dengan rancangan penelitiandimana kedua kelas sampel

diberi perlakuan berbeda.

Menurut wireman (1991:99) mendefinisikan eksperimen adalah sebagai suatu

situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas. Yang disebut sebagai

variabel eksperimental. Sengaja dimanpulasi oleh peneliti.

Menurut davis (2004) penelitian eksperimental didasarkan pda asumsi bahwa

dunia kerja menurut hukum-hukum kausal. Hukum-hukum ini esensialnya adalah

linear, meskipun bersifat komplikasi dan interaktif.

Menurut gay (19810 penelitan eksperimental adalah metode penelitian

eksperimental merupakan satu-satunya metode peneitian yang dapat menguji secara

benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi

eksperimental peneliti paling sedikit memanipulasi minimal satu variabel.

b. Populasi dan sampel


Menurut Darmadi (2011: 46), bahwa populasi adalah kelompok dimana seseorang

peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat disamaratakan (digeneralisasikan).

Populasi merupakan kelompok yang menarik peneliti, kelompok tersebut oleh peneliti

dijadikan sebagai objek untuk menggeneralisasikan hasil penelitian (Fraenkel dan Wallen

dalam Winarni, 2011: 94). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi

dalam penelitian yang digunakan adalah Non equivalent control grub design. Dapa dilihat

pada tabel berikut.

O1 X O 2

O3 O4
Tabel 3.1

Dalam gambar diatas dapat diperjelas populasi penelitian dengan tabel berikut ini.

Kelas Pretest Perlakuan posttest

Kelas eksperimen I O1 X1 O2

(masalah)

Kelas eksperimen II O3 X2 O4

(interaktif)

Keterangan :

X1 = perlakuan pembelajaran berbasis masalah

X2 = perlakuan pembelajaran interaktif

O1 = pretest untuk kelas eksperimen 1


O2 = posttest untuk kelas eksperimen 1

O3 = pretest untuk kelas eksperimen 2

O4 = posttest untuk kelas eksperimen 2

Sampel adalah bagian dari populasi. Untuk menentukan kelas eksperimen I

dan eksperimen II dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling. Menurut

Winarni (2011: 106), teknik cluster random sampling digunakan jika dijumpai

populasi yang heterogen dimana sub populasi merupakan suatu kelompok yang

mempunyai sifat heterogen. Sebelum penentuan sampel telah dilakukan uji

homogenitas sampel. Berdasarkan hasil dari uji homogenitas, diperoleh kelas IVA

sebagai kelas eksperimen I dengan menerapkan model inkuiri dan kelas IVC sebagai

kelas eksperimen II dengan menerapkan model interaktif.

c. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes

dalam bentuk pretest, posttest, observasi (oenilaian observasi sikap dan penilaian

kinerja), dan dokumentasi. Sumber data adalah seluruh sampel dimana setiap diri

siswa diminta untuk menjawab soal-soal pada lembar tes dan lembar penilaian diri.

1. Tes

Tes dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek

pengetahuan yang terdiri dari penilaian pretest dan posttest. Tes diberikan

kepada semua sampel sesuai dengan konsep yang diberikan selama

perlakuan berlangsung. Pendistribusian alat tes pada sampel dan waktu

pelaksanaan pengambilan data (penelitian) dilakukan sesuai dengan jadwal

pembelajaran tematik di sekolah.


a. Pre-test

Sudijono (2011:69) menyatakan bahwa pretest dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran

yang akan diajarkan telah dapat dikuasi oleh peserta didik. Jadi tes awal

adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada

peserta didik. Pretest ini dilakukan untuk mengetahui varian sampel

penelitian. (Data mentah hasil pretest pada lampiran13 halaman 108)

b Post-test

Sudijono (2011:70) menyatakan bahwa posttest atau tes akhir

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi

pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-

baiknya oleh para peserta didik. Soal tes akhir ini adalah bahan-bahan

pelajaran yang terpenting, yang telah diajarkan kepada para peseta

didik, naskah tes akhir dibuat sama dengan naskah tes awal. Dengan

demikian dapat diketahui apakah tes akhir lebih baik, sama, ataukah

lebih jelek daripada hasil tes awal. Jika hasil tes

akhir itu lebih baik dari pada tes awal,

2. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah terhadap aspek sikap

(penilaian observasi sikap) dan aspek keterampilan (penilaian kinerja).

Observasi terhadap siswa ini bertujuan untuk mengetahui atau melihat

bagaimana aktivitas atau kegiatan siswa selama mengikuti kegiatan

pembelajaran.
3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai raport

siswa kelas IV SDN Kedungboto yang didapatkan sebelum penentuan

kelas sampel penelitian, hasil belajar siswa aspek sikap (penilaian

observasi sikap dan penilaian dirisiswa), hasil belajar aspek keterampilan

(penilaian kinerja), hasil belajar siswa aspek pengetahuan (pretest dan

posttest), serta dokumentasi foto pembelajaran model inkuiri dan model

interaktif didapatkan saat sedang melakukan penelitian dan sesudah

melakukan penelitian.

d. Instrumen penelitian

1. Lembar Tes

Tes yang digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa berbentuk soal tes

uraian, yang terdiri dari pretest dan posttest. Soal tes diberikan kepada semua

sampel sesuai dengan konsep yang diberikan selama perlakuan berlangsung.

Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar pada aspek

pengetahuan dalam penelitian ini. Lembar tes ini diberikan kepada sampel dan

waktu pelaksanaan pengambilan data (penelitian) dilakukan sesuai dengan

jadwal pelajaran di sekolah.

Uji Validitas

Sebuah tes valid bila tes dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur

(Winarni, 2011:193).

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat


dipercaya/reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga

(Arikunto, 2010: 221).

Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan

betul. Jika banyak subjek peserta tes yang dapat menjawab dengan benar,

maka taraf kesukaran tes tersebut rendah. Sebaliknya, jika hanya sedikit

dari subjek yang menjawab dengan benar maka taraf kesukarannya tinggi.

Daya Pembeda

Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir tes.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai lembar pengamatan yang digunakan

untuk mengukur kemandirian belajar siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi adalah alat penilaian yang digunakan untuk

mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang

akan diamati (Sudjana, 2006: 84).

3. Dokumentasi

Guba dan Lincoln dalam Winarni (2011: 156) mengatakan bahwa

dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang sering digunakan untuk

keperluan penelitian, karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa nilai raport siswa kelas

IV SDN Kedungboto tahun 2022/2023, hasil belajar siswa aspek sikap (penilaian

observasi sikap dan penilaian diri siswa), hasil belajar aspek keterampilan
(penilaian kinerja), hasil belajar siswa aspek pengetahuan (pretest dan posttest),

serta dokumentasi foto pembelajaran berbasis masalah dan inkuiri.

E. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji perbedaan dua

rata-rata

(uji t), yang bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan antara hasil belajar

dengan menerapkan model berbasis masalah dan interaktif.

Anda mungkin juga menyukai