Fullpaper
Fullpaper
net/publication/319640466
CITATIONS READS
0 5,447
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ritzkal .. on 12 September 2017.
Abstrak
Kulkas penyimpanan darah (Blood Bank Refrigerator) adalah tempat untuk menyimpan darah sebelum
di distribusikan ke rumah sakit ataupun laboratorium, sehingga darah yang disimpan dalam kulkas ini tetap awet
dan tahan lama, untuk menjaga darah tetap awet suhu yang diberikan harus konsisten dan sangatlah akurat pada
4˚C ±1˚C (Ambient temperature 35˚C). permasalahan pada kulkas penyimpanan darah adalah tidak dapat
melakukan monitoring suhu pada kulkas penyimpanan darah. Dari permasalah tersebut maka tujuan dari penelitian
ini adalah dapat melakukan monitoring suhu kulkas penyimpanan darah dengan berbantuan aplikasi web dan
mendapatkan hasil pengujian. Metode penelitian yang di lakukan adalah analisis, desain, implementasi dan
pengujian. Dimana analisi meliputi analisis sistem, desain meliputi desain perangkat keras dan perangkat lunak,
implementasi meliputi penerapan perangkat lunak dan Arduino ide, yang terakhit adalah tahapan pengujian yang
meliputi pengujian sistem monitoring suhu, perbandingan suhu DHT 11 dan display pada unit, pengujian
notifikasi enail dan menampilkan hasil pengujian. Diperoleh hasil yaitu, didalam melakukan sistem monitoring
suhu kulkas penyimpanan darah dilakukan dengan 5 langkah dan dari gasil pengujian DHT11 dan display pada
unit kulkas terdapat perbedaaan selisih rata-rata 1°C, dengan selisih tersebut maka suhu pada kulkas penyimpanan
darah dinyatakan masih normal atau baik.
Kata kunci: DHT11, Kulkas penyimpanan darah,display, aplikasi web
Abstract
Blood Bank Refrigerator is a place to store blood before it is distributed to a hospital or laboratory, so
that the blood stored in this refrigerator remains durable and long lasting, to keep the blood preserved. The
temperature should be consistent and very accurate at 4 ˚C ± 1˚C (Ambient temperature 35˚C). the problem in the
blood storage refrigerator is that it can not monitor the temperature in the blood storage refrigerator. From the
problem, the purpose of this research is to monitor the temperature of the blood storage refrigerator with the help
of web application and get the test result. The research method that is done is analysis, design, implementation and
testing. Where analytics include system analysis, design includes hardware and software design, implementation
includes application of software and Arduino ideas, the last is the testing phase which includes testing the
temperature monitoring system, the temperature ratio DHT 11 and the display on the unit, the test notification
enail and display test result. The result obtained is that in the monitoring system the temperature of the blood
storage refrigerator is done by 5 steps and from the DHT11 test result and the display on the refrigerator unit is the
difference of the average difference of 1 ° C, with the difference is the temperature in the blood storage refrigerator
is still normal or good
1. Pendahuluan
Kulkas penyimpanan darah (Blood Bank Refrigerator) adalah tempat untuk menyimpan darah sebelum di
distribusikan ke rumah sakit ataupun laboratorium, sehingga darah yang disimpan dalam kulkas ini tetap awet dan
tahan lama, untuk menjaga darah tetap awet suhu yang diberikan harus konsisten dan sangatlah akurat pada 4˚C
±1˚C (Ambient temperature 35˚C). Melihat dari sisi alat elektronik tidak sepenuhnya bisa stabil dalam
memberikan suhu yang dibutuhkan bisa saja terjadi penurunan atau kelebihan suhu sehingga membuat darah yang
tersimpan didalamnya menjadi tidak bisa terpakai atau rusak. Dengan menggunakan sistem monitoring, kita dapat
mengetahui status suhu yang sedang berjalan bahkan di tempat jauh sekalipun. Saat ini untuk pemantauan suhu
pada kulkas penyimpanan darah masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencatat data suhu pada
tampilan display dan melakukan pencatatan data suhu dalam kurun waktu 1 hari sebanyak 3 kali, permasalahan
pun sering terjadi jika ada banyak unit yang harus di pantau dan tempatnya berbeda-beda, sehingga membuat
petugas kesulitan untuk memantau unit kulkas penyimpanan darah yang sedang berjalan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka dibuatlah suatu sistem monitoring suhu kulkas penyimpanan darah berbantuan
I-1
aplikasi web. Pada sistem ini menggunakan sensor DHT 11 yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di
sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino Uno R3 [1]. Memiliki tingkat stabilitas
yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program
memori, sehingga ketika internal sensor mendeteksi sesuatu, maka modul ini menyertakan koefisien tersebut
dalam kalkulasinya. DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon, pembacaan data
yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20
meter, membuat produk ini cocok digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yaitu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan atau kerangka berpikir untuk
menyusun suatu gagasan yang terarah dan terlatih dengan maksud dan tujuan. Pada penelitian ini digunakan
metode eksperimen. Metode eksperimen ini bertujuan melakukan pengamatan yang saling berhubungan antara
sebab akibat. Adapun metode penelitian penelitian ini ditunjukkan pada gambar 1.
3.1 Analisis
Kulkas penyimpanan darah (Blood Bank Refrigerator) adalah tempat untuk menyimpan darah sebelum di
distribusikan ke rumah sakit ataupun laboratorium, darah yang disimpan dalam kulkas ini tetap awet dan tahan
lama, untuk menjaga darah tetap awet suhu yang diberikan harus konsisten dan sangatlah akurat pada 4˚C ±1˚C
(Ambient temperature 35˚C). Melihat dari sisi alat elektronik tidak sepenuhnya bisa stabil dalam memberikan
suhu yang dibutuhkan bisa saja terjadi penurunan atau kelebihan suhu, sehingga membuat darah yang tersimpan
I-2
didalamnya menjadi tidak bisa terpakai atau rusak. Sistem yang berjalan saat ini adalah unit kulkas hanya di
pantau melalui tampilan display.
I-3
Gambar 5. Desain Jaringan Sistem
3.3 Implementasi
Tahap implementasi dilakukan dengan menggunakan sebuah desain interface dari tahap desain, yaitu sebuah
tampilan Sistem Monitoring Suhu Pada Kulkas Penyimpanan Darah yang dihasilkan dengan menulis source code
sistem.
I-4
Kemudian Upload code tersebut, lakukan percobaan dengan dengan menggunakan tools serial monitor yang ada
di menu. Jika berhasil maka data suhu akan muncul, dan mikrokontroler sudah bisa terhubung dengan sensor suhu
DHT11.
I-5
7 5.0 5.0 0,0
8 4.0 4.3 0,3
9 3.0 4.0 1,0
10 3.0 4.0 1,0
11 2.0 3.8 0,8
12 2.0 4.2 2,2
13 3.0 4.0 1,0
14 4.0 4.2 0,2
15 4.0 4.2 0,2
Perbedaan (galat) rata - rata 0,66
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sesuai tujuan penelitian,
yaitu (i) Dalam membuat sistem berbasis web dengan menggunakan mikrokontroler Arduino UNO R3 dapat
dilakukan 5 langkah yaitu: (i) Melakukan instalasi software IDE Arduino UNO R3 versi 1.6.10 kedalam komputer
personal, (ii) Melakukan simpan data library sensor DHT11 pada aplikasi Arduino UNO R3, (iii) Membuat code
program (source code) pada aplikasi Arduino UNO R3 dan mengupload source code tersebut pada mikrokontroler
Arduino UNO R3 sampai tulisan succesfully muncul, (iv) Melakukan instalasi aplikasi XAMPP dan Macromedia
Dreamweaver 8, (v) Melakukan pembuatan program monitoring suhu. (ii) Hasil pengujian terhadap pengukuran
antara sensor DHT11 dan display pada unit kulkas terdapat perbedaan, selisih pengukuran yang terjadi rata –
ratanya adalah 1 °C
Referensi
[1] Ritzkal, A. Goeritno, K.A.M. Aziz, A.E.K. Pramuko, A.H. Hendrawan, “Implementasi Sistem Kontrol
Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno R3 Untuk Penetas Telur Ayam,”di Prosiding SENIATI 2017, ITN
Malang, hlm. 53-1-10.
[2] Operating Instructions, Blood Bank refigerator MBR-107D(H). Panasonic Healthcare co., Ltd. 2012
[3] Rosa A.S., dan M. Shalahudin. 2011.”Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan
Berorientasi Objek)”. Penerbit Modula, Bandung.
[4] Hopkins, Callum. 2013. Jump Start PHP. Collingwood: Sitepoint
[5] Artanto, Dian, 2012. “Interaksi Arduino dan LabView ”. Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
[6] Yeremia Apri Yudha. “Perancangan dan Implementasi Sistem Monitoring Suhu Ruangan penyimpanan
vaksin Berbasis Mikrokontroler. http://repository.uksw.edu/handle/123456789/3932/.Tanggal akses 18
Juni 2015
[7] Rui Santos, “18+ Random Nerd Tutorials Projects ” Ebook, randomnerdtutorials.com.
[8] Rahman, Syed Fazzle, 2014. Jump Start Bootstrap. Collingwood: Sitepoint
I-6
[9] Ahmad, dkk. 2010. “Aplikasi Monitoring Suhu Ruangan Berbasis Komputer dan SMS Gateway”.
Samarinda : Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negri Samarinda.
[10] M. Indroharto, “Perancangan dan Implementasi Inkubator Telur Iguana Menggunakan Sekuriti Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno” http://repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_09.11.2753.pdf/. Tanggal
akses: 22 Maret 2017
[11] Rayzah Nur Ilmiyati. “Sistem Monitoring Dan Kontrol Otomatis Inkubator Bayi Dengan Visual Basic
6.0 Berbasis Arduino” http://xa.ying.com/kg/groups/23191416/.../name/JURNAL.pdf Tanggal akses:01
Desember 2013
I-7