Anda di halaman 1dari 3

Fenomena Friends With Benefits

Semakin berkembangnya teknologi yang kita miliki dan kemudahan dalam mengakses
informasi merupakan dampak positif dari kemajuan teknologi. Individu dapat mengakses
berbagai informasi, berita, dan bahkan mengenal satu-sama lain lebih mudah melalui
berbagai aplikasi ataupun media informasi yang tersedia. Hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) periode 2019-kuartal II/2020 mencatat,
jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta jiwa. Dapat dipastikan
Kelompok usia produktif adalah pengguna aktif jaringan internet tersebut. kebutuhannya
beragam, salah satunya adalah untuk sarana hiburan dengan menambah teman.
Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah mencapai hubungan baru yang
lebih matang dengan teman sebaya. Menurut Santrock memiliki teman sebaya yang dekat
adalah hal yang penting bagi remaja. Remaja cenderung menghabiskan sebagian besar
waktu yang dimiliki bersama dengan teman sebaya. Hal tersebut akan berkaitan dengan
masa dewasa awal. Salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa awal menurut
Hurluck adalah menjalin hugungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hubungan intim
tersebut dapat berupa hubungan romantis yang berkomitmen ataupun dapat berupa
hubungan intim tanpa komitmen.
Bentuk hubungan yang terjadi bisa beragam, tergantung pada kebutuhan individu untuk
menjalani hubungan tersebut. Secara umum terdapat tiga komponen yang membentuk pola
hubungan antar individu. Hal tersebut dikemukakakn oleh Robert J. Sternberg dengan teori
triangular theory of love. Tiga komponen utama pembentuk cinta yakni intimasi, komitmen,
dan gairah. Cinta yang terdiri dari keintiman, komitmen, dan gairah disebut dengan cinta
sempurna, biasanya bentuk hubungannya adalah pernikahan. Salah satu contoh bentuk
cinta yang hanya terdiri dari keintiman dan gairah adalah bentuk hubungan friends with
benefit. Hal tersebut karena karakteristik utama hubungan ini adalah adanya ketertarikan
secara fisik dan seksual.
Pada dasarnya FWB berasal dari Bahasa inggris yakni friend yang berarti teman, dan benefit
yang berarti keuntungan. FWB pada kenyataannya tidak hanya dilakukan sepasang teman
yang saling mengenal, tetapi kepada individu yang baru saling mengenal, hanya untuk
keuntungan yg telah disepakati. Harap dibedakan antara hubungan friends with benefit
dengan one night stand. Berdasarkan pengertiannya jika one night stand adalah hubungan
yang melibatkan aktivitas seksual antara individu yang hanya dilakukan satu malam saja.
Friends with benefit merupakan hubungan antar individu yang terlibat secara seksual,
namun tidak terlibat secara emosional. Karakteristik hubungan friends with benefit memiliki
tiga kategori (dalam Hughes, Morrison, & Asada, 2005; Bisson & Levine, 2009; Lehmiller,
Vanderdrift, & Kelly, 2011; Owen & Fincham, 2011 ) yakni keintiman seksual (sexual
intimacy), persahabatan yang tetap berlanjut (ongoing friendship), dan ketiga adanya
keinginan atau kesepakatan antara dua individu untuk menghindari adanya komitmen
romantis secara resmi (pacaran/ courtship/ dating/menikah).
Gusarova, Fraser, dan Alderson (2012) berpendapat bahwa FWB sebagai suatu hubungan
yang berawal dari persahabatan ataupun perkenalan, kemudian berlanjut pada beberapa
tingkatan dalam keintiman seksual untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, dan bagi
kedua individu hal tersebut dianggap sebagai hubungan non-dating. Secara singkat, dapat
diperjelas bahwa FWB cukup dengan memadukan unsur persahabatan dan keintiman fisik.
Hubungan FWB harus memiliki kesepakatan antara pihak yg terlibat di dalamnya.
Kesepakatan tersebut dapat berupa menjaga kerahasiaan hubungan, tidak memiliki
komitmen untuk menjadi pasangan resmi atau membangun masa depan bersama (dalam
konteks ini adalah menikah). Dapat disimpulkan bahwa ketika satu pihak dalam hubungan
FWB tidak terpenuhi ekspektasinya, maka pihak tersebut dapat mengakhiri hubungan FWB
yang dijalani.
Salah satu jurnal penelitian menyebutkan bahwa kelompok individu yang menjalani
hubungan friend with benefit memiliki tingkat kepuasan seksual yang lebih tinggi,
sedangkan kelompok individu yang menjalani hubungan konvensional (pacaran dan
menikah) memiliki tingkat kepuasan hubungan yang lebih tinggi (Sumantri dan Dewi, 2020).
Lebih lanjut dalam penelitian tersebut sebanyak 104 partisipan yang menjalani hubungan
FWB merasa senang, puas, bahkan ketagihan, dikarenakan kebutuhan seksual dan afeksi
dapat terpenuhi tanpa perlu adanya komitmen (ikatan yang resmi).
Keuntungan dan dampak dari hubungan FWB
Alasan utama indivudu terlibat dalam hubungan FWB adalah dimulai dari pertemanan, yang
kemudian berubah menjadi suatu pemenuh kebutuhan. Hal yang paling umum ditemukan
dalam hubungan FWB adalah adanya aktivitas seksual, terutama dengan seorang yang dapat
dipercaya, memberikan kenyaman, serta keamanan satu sama lain, tanpa harus terikat
dengan hubungan romantic yg berkomitmen. Alasan lain adalah adanya emosi yang lebih
positif, kesenangan atau kepuasan, non-eksklusivitas dan rasa kebebasan. Berdasarkan hasil
penelitian didapatkan bahwa perempuan lebih menunjukkan hubungan FWB mereka
sebagai pengalaman yang negatif, ketimbang pria. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
perempuan memiliki harapan bahwa hubungan fwb yang mereka jalani bisa menjadi
hubungan yang romantis (dalam konteks ini adalah berpacaran) (Fraser, 2010; Impett &
Peplau, 2003).
Dampak FWB secara Kesehatan:
Dampak negative yang dapat ditimbulkan dari menjalin hubungan FWB adalah kemungkinan
terjadinya kehamilan yang tidak diharapkan (KTD), terkena infeksi penyakit menular seksual,
kemungkinan individu melakukan aborsi, berdampak pada kesehatan psikologis yakni
kemungkinan mengalami rasa sakit hati dan kecewa.
Pertimbangan menjalin hubungan FWB :
1. Setiap hubungan seksual yang dilakukan adalah harus dilakukan dengan tanggung
jawab dan kesepakatan antara kedua belah pihak yang menjalani hubungan tersebut
2. Kesiapan dua belah pihak yang menjalani hubungan tersebut, dalam hal kesiapan
penting untuk masing-masing individu sudah mengetahui kesehatan organ
reproduksinya
3. Keterbukaan. Hubungan apapun yang sedang dijalani oleh individu, sangat penting
merapkan keterbukaan, dan mengkomunikasikan hal-hal yg dirasakan secara jujur.

Anda mungkin juga menyukai