Anda di halaman 1dari 9

E-JRA Vol. 11 No.

02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN TIPE INDUSTRI


TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PELAPORAN KEBERLANJUTAN
(Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020)

Ika Aulla*, Noor Shodiq Askandar**, Arista Fauzi Kartika Sari**


Universitas Islam Malang
ikaaulla0898@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of firm size, profitability and industry type on the voluntary
disclosure of sustainable reporting empirical studies on manufacturing companies listed on
the Indonesia Stock Exchange in the 2018-2020 period. The data used in this study is secondary
data, namely financial reports and sustainability reports for 2018-2020. The independent
variables in this study are company size, profitability and industry type. The independent
variable is measured using the natural logarithm of total assets for company size, ROA is used
to measure profitability and the type of industry is divided into low profile and high profile.
The dependent variable used is the voluntary disclosure of continuous reporting. Processing
and analyzing data using multiple linear regression models. Based on the analysis of multiple
linear regression models, it shows that company size has a positive effect on voluntary
disclosure of sustainability reporting, while profitability and industry type do not have a
positive effect on voluntary disclosure of sustainability reporting.
Keywords: Sustainability report, profitability, industry type, voluntary disclosure.

PENDAHULUAN
Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan pada perusahaan adalah dengan
melakukan pengungkapan yang lebih luas dan sukarela untuk membantu investor memahami
strategi bisnis manajemen. Publikasi sukarela mengacu pada publikasi artikel yang ditulis
secara sukarela oleh perusahaan tanpa mengacu pada undang-undang yang relevan.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa para pemimpin lebih cenderung bahagia.
Keuntungan dari menawarkan harga transaksi gratis yang rendah untuk dokumen yang
disediakan adalah keuntungan yang meningkat, harga saham yang lebih tinggi biaya tenaga
kerja yang rendah untuk investor perusahaan besar. Dalam laporan baru-baru ini, FASB
menggambarkan proyek pelaporan bisnis FASB untuk mendukung gagasan bahwa perusahaan
akan mendapatkan keuntungan dengan menambahkan informasi dari pasar keuangan.
Banyak sekali permasalahan lingkungan yang terjadi di dunia, termasuk di Indonesia.
Masalah pencemaran udara yang ditimbulkan oleh PT Hanil Indonesia di Desa Napen, Jawa
Tengah pada pertengahan tahun 2008. Masalah terakhir pada tahun 2021 adalah pencemaran
sungai. Dikarenakan limbah basah diduga lalai dalam pengelolaannya. Dari bangunan utama.
Isu-isu lingkungan ini menggarisbawahi pentingnya lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Selain itu, kepedulian lingkungan dan sosial untuk bisnis membantu mereka untuk bertahan
dalam bisnis.
Tujuan pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk menjamin kelangsungan
hidupnya dengan memperhatikan faktor lingkungan dan sosial. Hal ini telah menyebabkan
perubahan model bisnis dari perspektif terfokus ke ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut standar GRI (Rivaiadi, 2019), baris tiga terbawah mengacu pada laporan
keberlanjutan yang digunakan untuk melaporkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial
suatu perusahaan. Konsep Trinity Degree menyatakan bahwa selain pertumbuhan yang
berkelanjutan, selain meningkatkan pendapatan (profit), perusahaan memiliki tanggung jawab

35
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

untuk melindungi negara (planet) dan merawat karyawan dan orang-orang di luar masyarakat.
Tiga hal berikut terkait dengan laporan keberlanjutan, yang melaporkan dampak ekonomi,
lingkungan, dan sosial dari operasi perusahaan berdasarkan standar GRI (laporan, 2019). Selain
meningkatkan keuntungan perusahaan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, perusahaan
juga bertanggung jawab untuk melindungi planet dan masyarakatnya, serta merawat pekerja
dan masyarakat di luar perusahaan.
Belakangan ini, pelaporan berkelanjutan menjadi topik penting bagi perusahaan,
sehingga tujuan perusahaan tidak hanya fokus pada profitabilitas. Konsep ini lahir dari
kebutuhan dan harapan masyarakat mengenai peran perusahaan dalam masyarakat (Aniktia dan
Khafid, 2015). Kerusakan lingkungan akibat kegiatan usaha perusahaan menunjukkan bahwa
masih banyak perusahaan baru di Indonesia yang tidak peduli dengan kerugian yang harus
mereka tanggung dari kegiatan usahanya di masyarakat.
Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan merupakan tanggung jawab sosial
perusahaan, yang akhir-akhir ini ditekankan oleh berbagai pemangku kepentingan di
masyarakat setempat, sehingga jika dewan menolaknya, citra perusahaan terancam. (Aniktia
Khafid, 2015).
Pelaporan keberlanjutan, menurut definisi, adalah praktik mengukur, melaporkan, dan
bertanggung jawab atas kinerja organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
bagi aktor internal dan eksternal (Global Reporting Initiative, 2017). Ohnemus et al (2008)
menemukan bahwa perusahaan yang melakukan laporan stabilitas ingin menunjukkan
komitmen kepada pelaku sosial dan lingkungan, serta transparansi dan umpan balik pada
aktivitas bisnis dalam menanggapi permintaan informasi dari pemangku kepentingan.
Tren laporan stabilitas Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif. Hanya 2
perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan sejak tahun 2012, dan pada tahun 2016
sudah banyak perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan. Menurut National Center
for Sustainable Development Reports (NCSR), hingga akhir tahun 2016, 120 perusahaan di
Indonesia telah menerbitkan laporan pembangunan berkelanjutan publik dan swasta. Namun
jumlah tersebut masih jauh dari jumlah perusahaan yang dijual secara terbuka, apalagi jika
dibandingkan dengan jumlah total perusahaan Indonesia.
GRI mendefinisikan pelaporan keberlanjutan sebagai praktik pengukuran, penerbitan,
dan pelaporan kinerja organisasi kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Laporan Stabilitas adalah laporan yang memuat
informasi keuangan dan non keuangan yang terdiri dari laporan kinerja keuangan, kinerja sosial
dan lingkungan. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada
pemegang saham sehingga mereka dapat menilai kinerja perusahaan, risiko, tujuan bisnis, dan
keberlanjutan perusahaan (Angraini, 2012).
Atas perintah Presiden BAEPAM LK, KEP-431/BL/2012 Sehubungan dengan terbitnya
KEP-431/BL/2012 emiten atau penyampaian laporan tahunan perusahaan publik, maka
perusahaan publik wajib menyusun laporan keberlanjutan yang independen atau tidak
terpisahkan. bagian dari laporan tahunan.
Laporan keberlanjutan dibuat oleh perusahaan untuk melaporkan peristiwa tanggung
jawab sosial perusahaan (CSR). Oleh karena itu, informasi yang dihasilkan oleh masing-
masing perusahaan tergantung pada keputusan manajer. Meskipun Indonesia berusaha untuk
mempromosikan pelaporan, masalah kualitas sosial dan lingkungan sangat tinggi. Hal ini
memungkinkan perusahaan untuk mengirimkan Tanggung Jawab Sosial Penerbit atau Laporan
Tahunan Umum sebagaimana yang tertuang pada peraturan BAPEPAM LK no. KEP-
431/BL/2012. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar dan berkembang dapat
mencerminkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi di masa depan dan komitmen yang lebih
besar untuk terus meningkatkan bisnis. Menurut mereka, saham tercipta karena mendatangkan
keuntungan yang menguntungkan, yang berujung pada peningkatan nilai perusahaan dan

36
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

perusahaan (Maryam, 2014).


Ukuran perusahaan diukur dengan seberapa besar aset perusahaan diukur dalam
logaritma natural. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin mahal untuk memahami
legitimasi perusahaan karena mencoba untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Lebih
mudah bagi perusahaan besar untuk memantau aktivitas mereka dengan pemangku
kepentingan dan menekan perusahaan-perusahaan ini untuk menerapkan sistem pelaporan
yang lebih lengkap dan lebih cepat.
Selain itu, Probabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba.
Laba adalah tingkat laba bersih yang dapat diperoleh perusahaan ketika melakukan
pekerjaannya. Menurut Ririn (2017), profitabilitas penting bagi suatu perusahaan karena
merupakan faktor yang menentukan kualitas kinerja suatu perusahaan. Semakin banyak
keuntungan, semakin bernilai perusahaan, semakin menguntungkan masa depan perusahaan,
semakin banyak investor dapat berkontribusi untuk meningkatkan permintaan produk,
menaikkan harga saham, dan meningkatkan nilai perusahaan. Didorong. Ardina, 2015).
Sebagian besar perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk menyebarkan berita
tentang perusahaannya. Sementara itu, perusahaan yang menghindari mengekspos terlalu
banyak dari yang diperlukan (open show) berusaha menyembunyikannya.
Menurut Salihi dkk. (2019), “Jenis industri adalah salah satu contoh yang secara akurat
mengekspos CSR. Jenis industri lain memiliki potensi untuk memberikan dampak tambahan
terhadap lingkungan. Karakteristik perusahaan dapat dinilai terkait dengan prosesnya, risiko
bisnis, karyawan dan lingkungannya. Al-Gamrh dan Al-Dhamar (2016) membagi bisnis
menjadi dua jenis perusahaan: perusahaan manufaktur harus berusaha untuk menjalin
hubungan baik dengan mitra mereka.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa industri terutama merupakan bagian dari
proses produksi untuk mengolah bahan mentah menjadi produk jadi atau setengah jadi dengan
menggunakan dan menambah nilai untuk kebutuhan orang yang berbeda Pujoalvant (2014:
215).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti mengambil judul “Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas dan Tipe Industri Terhadap Pengungkapan Sukarela Pelaporan
Berkelanjutan ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2018-2020 )”

Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan yang besar dan berkembang dapat menunjukkan bahwa margin
keuntungan akan meningkat di masa depan dan bahwa perusahaan akan terus meningkat dan
bersedia membayar lebih untuk pasar. Karena mereka percaya bahwa perusahaan akan
menghasilkan keuntungan (Maryam,2014).
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya suatu perusahaan dapat
ditentukan berdasarkan aktiva perusahaan. salah satu faktor yang mempengaruhi laba yakni
ukuran perusahaan. Semakin besar laba perusahaan, semakin menguntungkan karena memiliki
kekuatan untuk menangani masalah bisnis dan didukung oleh aset besar yang dapat mengatasi
hambatan perusahaan. Perusahaan dengan neraca besar atau neraca besar menunjukkan bahwa
arus kas perusahaan telah mencapai kematangan positif.
Alat ukur yang digunakan pada ukuran perusahaan dalam penelitian ini yakni di
asumsikan nilai total aset umumnya lebih tinggi dari nilai mata uang asing lainnya, yaitu nilai
aset yang ditambahkan ke Jurnal Aset atau total aset. Menggunakan Logaritma Natural (Ln),
jumlah total jutaan aset dan miliaran aset bahkan triliun aset dapat dikonversi.

Size = Ln (Total Aktiva)

37
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

Profitabilitas
Probabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Laba
adalah keuntungan maksimum yang dapat diperoleh perusahaan selama bekerja. Menurut Ririn
(2017), profitabilitas sangat penting bagi suatu perusahaan karena merupakan faktor dalam
menilai baik buruknya kinerja suatu perusahaan. Semakin banyak penghasilan, semakin tinggi
nilai perusahaan, karena semakin tinggi laba, semakin mencerminkan masa depan perusahaan
secara keseluruhan, yang dapat mendorong investor untuk berpartisipasi. Nilainya meningkat
seiring pertumbuhannya. Ardina, 2015). Perusahaan-perusahaan di atas akan sangat terpacu
untuk berbagi informasi mengenai perusahaan tersebut. Sementara itu, perusahaan yang buruk
menolak untuk membuat informasi (penawaran) yang tidak diinginkan karena mereka berusaha
menyembunyikannya.
menurut Kasmir (2017:198) Terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas dan salah satu
yang digunakan dalam penelitian ini yakni Return On Assets
ROA = Net Profit × 100%
Total Asset
Tipe Industri
Salehi et al (2019) menjelaskan “tipe industri adalah salah satu kasus yang dapat
mengekspos CSR secara efektif. Beberapa tipe industri memiliki sifat untuk menciptakan lebih
banyak objek yang berdampak pada lingkungan”.
Al-Gamrh dan Al-Dhamar (2016) Perusahaan dibagi menjadi dua jenis industri yang
disebut manufaktur dan konsumsi. Dalam hal pelatihan bisnis, produsen harus bekerja keras
untuk membangun hubungan pelanggan yang baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mendemonstrasikan CSR. Diperkuat dengan statement Haniffa dan Cooke (2005) dalam Salehi
et al (2019) Perusahaan menawarkan berbagai kegiatan sosial dengan berbagai jenis produk,
karena ini meningkatkan citra mereka di mata konsumen. Ini juga dapat digunakan untuk
menginformasikan kepada publik tentang operasi perusahaan. Menurut keyakinan dalam
kejujuran, industri harus loyal (instruktif) kepada organisasi sekitarnya untuk mengurangi
tekanan kegiatan sosial dan lingkungan.
Jenis industri ini diwakili oleh perusahaan industri tingkat tinggi. Perusahaan yang
diklasifikasikan sebagai bisnis berkualitas tinggi termasuk minyak dan mineral lainnya,
farmasi, kehutanan, kertas, mobil, pertanian dan lain sebagainya. adapun tipe industri pada
penelitian ini menggunakan CSR dengan metode dummy yakni apabila terdapat emisi bernilai
1 dan apabila tidak terdapat emisi bernilai 0.
Pengungkapan Sukarela Pelaporan Berkelanjutan
Pengungkapan sukarela Proses penawaran merupakan pilihan bebas bagi manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi lain yang pengguna anggap penting dalam laporan
tahunannya untuk pengambilan keputusan. Hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa
manajer mampu mengungkapkan informasi terkait perusahaan untuk mengurangi biaya kantor,
mengurangi asimetri data, meningkatkan berbagi data, meningkatkan kegunaan data,
mengurangi biaya modal, dan meningkatkan biaya bisnis dan pemrosesan pasar.
Menurut Sitepu (2015) “Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen
perusahaan untuk memberikan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan
keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya”.
Berdasarkan informasi di atas, penulis memahami bahwa penawaran tersebut sangat
bermanfaat bagi perusahaan. Menurut merger, investor akan melihat kenaikan harga
perusahaan yang mencerminkan nilai saham perusahaan. Harga saham sebuah perusahaan
menunjukkan betapa mudahnya menghasilkan uang di pasar perusahaan yang besar.
Indeks data sukarela digunakan untuk mengukur jumlah data sukarela. Informasi
pengungkapan ini diperoleh dalam laporan tahunan Perusahaan yang mengidentifikasi unsur-

38
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

unsur proses penawaran. Hadiah terbanyak yang dimasukkan dalam laporan tahunan adalah
Company Volunteer Awards.

DI = N
K
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data yang
menggunakan pengujian teori-teori yaitu dengan memulai variabel-variabel dengan angka dan
analisa data dengan analisis statistik (Indiantoro dan Supomo, 2014:12). Lokasi penelitian ini
di lakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang datanya telah dipublikasikan dalam website
resmi Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id. Waktu yang di gunakan dalam melakukan
penelitian ini dimulai sejak bulan Februari sampai selesai.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2018-2020.Teknik purposive sampling di gunakan dalam penelitian ini
untuk pengambilan sampel, yaitu dengan cara memilih berdasarkan kriteria tertentu.
Sumber data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder yang berarti datanya
sudah tersedia dan di kumpulkan oleh pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), jadi peneliti
tinggal memanfaatkan dan mengelola data yang sudah sesuai dengan kebutuhan. Pada
penelitian ini metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan dokumentasi.
Dokumentasi yaitu metode untuk mengumpulkan data catatan maupun dokumen yang di
perlukan dalam perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan
keuangan selama 3 tahun sejak periode 2018-2020. Data yang telah berhasil di kumpulkan
yaitu berupa laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di BEI tahun
2018-2020 yang telah di dapatkan melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id.
Metode analisis data pada penelitian ini meliputi Analisis statistik deskriptif digunakan
untuk melihat kecenderungan dari masing-masing variabel dalam penelitian, Uji Normalitas di
gunakan untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak, Uji
multikolinearitas digunakan untuk menentukan apakah masing-masing variabel berhubungan
satu sama lain, Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, uji autokorelasi
yang bertujuan untuk meninjau tersusun data setiap waktu yang ada keterkaitan satu dengan
yang lain, regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengetahui beberapa variabel
independen dalam mempengaruhi variabel dependen, uji hipotesis yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat signifikansi pengaruh baik secara simultan maupun parsial dan pengujian
determinasi untuk mengetahui besarnya pengaruh independen terhadap dependen dengan nilai
persentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dari variabel penelitian dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Variabel Y sebagai variabel pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan dengan jumlah
sampel 48 memiliki nilai minimum senilai 0,788, nilai maksimum sebesar 0,970, nilai rata-
rata sebesar 0,85732 dan standar deviasi sebesar 0,44183.
2. Variabel X1 sebagai variabel Ukuran Perusahaan dengan jumlah sampel 48 memiliki nilai
minimum senilai 14,0, nilai maksimum sebesar 31,0 nilai rata-rata senilai 24,08 dan standar
deviasi sebesar 5,83.
3. Variabel X2 sebagai variabel profitabilitas dengan jumlah sampel 48 memiliki nilai
minimum senilai 0,001, nilai maksimum sebesar 0,414, nilai rata-rata sebesar 0,092 dan
standar deviasi sebesar 0,070.

39
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

4. Variabel X3 sebagai variabel pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan dengan


jumlah sampel 48 memiliki nilai minimum senilai 0,000, nilai maksimum sebesar 1,00, nilai
rata-rata sebesar 1,000 dan nilai standar deviasi sebesar 0,000.

Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dengan menggunakan metode kolmogrov-smirnov
memperoleh nilai 0,225 yang memperoleh keputusan bahwa nilai asymp.sig nya yakni 0,225
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan
berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas
Adapun hasil uji mutikolinieritas sebagai berikut:
1. Pada variabel X1 sebagai variabel Ukuran Perusahaan diketahui bahwa nilai toleransi
sebesar 0,998 > 0,1 dan nilai VIF adalah 1,002 < 10 yang berarti tidak terdapat masalah
multikolinieritas pada variabel tersebut.
2. Pada variabel X2 sebagai variabel Profitabilitas diketahui bahwa nilai toleransi sebesar
0,993 > 0,1 dan nilai VIF adalah 1,007 < 10 yang berarti tidak terdapat masalah
multikolinieritas pada variabel tersebut.
3. Pada variabel X3 sebagai variabel Tipe Industri diketahui bahwa nilai toleransi sebesar
0,994 > 0,1 dan nilai VIF adalah 1,006 < 10 yang berarti tidak terdapat masalah
multikolinieritas pada variabel tersebut.

Uji Heteroskedastisitas
Hasil heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser menghasilkan nilai signifikansi lebih
besar dari tingkat alpha sehingga dinyatakan bahwa variabel X1, X2 dan X3 dinyatakan tidak
terdapat gejala heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi
Berdasarkan nilai yang di peroleh bahwa nilai durbin watson sebesar 1,018 sehingga
dinyatakan bahwa terbebas dari autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda


Dari hasil yang diperoleh maka persamaan pada analisis linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,903 -0,002 X1+ 0,017 X2 + 0,012 X3 + e
Interpretasi dari model persamaan regresi linier berganda tersebut adalah:
1. Nilai konstanta pada model persamaan linier berganda tersebut adalah 0,903, yang berarti
apabila nilai seluruh variabel independen 0 maka Pengungkapan Sukarela Pelaporan
Keberlanjutan (Y) adalah 0,903.
2. Nilai koefisien dari X1 sebagai variabel Ukuran Perusahaan pada model persamaan regresi
linier berganda adalah -0,002, yang berarti apabila X1 mengalami kenaikan sebesar 1 satuan
maka Pengungkapan Sukarela Pelaporan Keberlanjutan akan penurunan sebesar -0,002.
3. Nilai koefisien dari X2 sebagai Profitabilitas pada model persamaan regresi linier berganda
adalah 0,017 yang berarti apabila X2 mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka
Pengungkapan Sukarela Pelaporan Keberlanjutan akan meningkat sebesar 0,017.
4. Nilai koefisien dari X3 sebagai variabel tipe industri pada model persamaan regresi linier
berganda adalah 0,012, yang berarti apabila X3 mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka
Pengungkapan Sukarela Pelaporan Keberlanjutan akan meningkat sebesar 0,012.

Hasil Uji F (Uji Simultan)


Adapun hasil uji f dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh Ukuran

40
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), dan Tipe Industri (X3) secara simultan terhadap
Pengungkapan Sukarela Pelaporan Berkelanjutan (Y) adalah sebesar 0,011 < 0,05. Sehingga
H1 diterima dan H0 ditolak, yang artinya berpengaruh secara simultan, maka variabel
independen yaitu Ukuran Perusahaan (X1), Profitabilitas (X2), dan Tipe Industri (X3) tidak
berpengaruh secara simultan terhadap variabel Pengungkapan Sukarela Pelaporan
Berkelanjutan (Y).
Dilihat dari hasil F hitung sebesar 5,065 dengan nilai F tabel sebesar 2,81 maka nilai F
tabel > nilai F hitung (2,81 < 5,065), dan nilai signifikansi sebesar 0,011 (0,011 < 0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan tipe industri tidak berpengaruh secara simultan terhadap
pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan.
Dengan demikian, tingkat ukuran perusahaan, profitabilitas dan tipe industri terhadap
pengungkapan sukarela pelaporan keberlanjutan dapat diukur secara bersamaan. Hasil studi
yang telah ada, menganjurkan para manajer untuk mengungkapkan informasi yang
berhubungan dengan perusahaan secara sukarela untuk mengurangi biaya agensi, mengurangi
asimetri informasi, memperbaiki likuiditas saham, meningkatkan informasi yang berguna,
mengurangi biaya modal dan meningkatkan nilai perusahaan serta menggerakkan pasar.
Karena dengan adanya voluntary disclosure, maka nilai perusahaan di mata investor akan
meningkat yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. Harga saham bagi
perusahaan mengindikasikan kemudahan perusahaan dalam memperoleh dana di pasar modal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Ritongga (2021) dengan judul
“Pengaruh Ukuran Perusahaan, Dewan Komisaris, Profitabilitas, Leverage, Dan Tipe Industri
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.

Koefisien Determinasi (R²)


Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun hasil koefisien
determinasi diketahui bahwa pada kolom nilai Adjusted R Squared adalah 0,047 atau 4,7%
yang artinya variabel independen Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Tipe Industri memiliki
pengaruh sebesar 4,7% terhadap variabel dependen yaitu Pengungkapan Sukarela Pelaporan
Keberlanjutan. Sehingga sebanyak 95,3% di pengaruhi variabel lain.

Hasil Uji t ( Uji Parsial)


Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sukarela Pelaporan
Berkelanjutan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai T di peroleh
sebesar -2,253 dengan tingkat signifikansi 0,029 yang di mana significant < Alpha (0,029 <
0,05) hal ini menunjukkan bahwa H1a diterima, dilihat dari hasil T hitung sebesar -2,253
dengan nilai T tabel sebesar 2,015 maka nilai T hitung > nilai T tabel ( -2,253 > 2,015 ), Maka
dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan.
Jika dilihat dari nilai β1 pada variabel independen ukuran perusahaan (X1) yang bernilai
negatif maka variabel tersebut berpengaruh secara tidak linier, jika ukuran perusahaan
mengalami kenaikan maka variabel dependen yaitu pengungkapan sukarela pelaporan
berkelanjutan (Y) akan mengalami penurunan. Nilai β1 memiliki nilai negatif (-0,002), maka
jika variabel ukuran perusahaan (X1) berubah 1% maka variabel pengungkapan sukarela
pelaporan berkelanjutan (Y) akan mengalami penurunan yaitu sebesar (-0,002). Makna dari
koefisien tersebut yaitu apabila ukuran perusahaan untuk menentukan pengungkapan sukarela
pelaporan berkelanjutan tidak efektif.

41
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai t di peroleh
sebesar 0,195 dengan tingkat signifikansi 0,846 yang di mana significant > Alpha (0,846 >
0,195) hal ini menunjukkan bahwa H1b ditolak, dilihat dari hasil T hitung sebesar 0,195 dengan
nilai T tabel sebesar 2,015 maka nilai T hitung < nilai T tabel ( 0,195 < 2,015 ), Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan.
Profitabilitas pada pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan itu artinya
menunjukkan bahwa Laba perusahaan adalah persaingan antara laba dan aset atau modal yang
menguntungkan. Di sisi lain, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Profitabilitas perusahaan akan dipengaruhi oleh kebijakan investasi investasi.

Pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai t di peroleh
sebesar 0,550 dengan tingkat signifikansi 0,585 yang di mana significant > Alpha (0,585 >
0,550) hal ini menunjukkan bahwa H1c ditolak, dilihat dari hasil T hitung sebesar 0,550 dengan
nilai T tabel sebesar 2,015 maka nilai T hitung < nilai T tabel ( 0,550 < 2,015 ), Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel tipe industri tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan.
Tipe Industri pada pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan itu Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Ritonga (2021) yang menyatakan bahwa Tipe Industri secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas dan
tipe industri Berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan Tahun
2018- 2020.
2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengungkapan sukarela pelaporan berkelanjutan \Tahun 2018- 2020.
3. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela pelaporan keberlanjutan Tahun 2018- 2020.
4. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial tipe industri tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sukarela pelaporan keberlanjutan pada perusahaan Makanan dan
Minuman yang terdaftar di BEI Tahun 2018- 2020.

Keterbatasan
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada perusahaan makanan dan
minuman di BEI yang tidak dapat dijadikan sampel. Informasi untuk semua perusahaan.
Masih banyak pilihan trading yang tersedia, terutama bagi perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Periode-periode yang digunakan terbatas yakni hanya 2018 – 2020 sehingga kurang
mencerminkan keadaan jangka panjang yang memungkinkan hasil yang berbeda pada setiap
kurun waktu tertentu.
3. Masih banyak perusahaan yang tidak mempunyai jumlah modal kerja positif sehingga
belum memperoleh hasil yang maksimal.
4. Masih ada juga beberapa perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya di
BEI terutama perusahaan-perusahaan baru yang telah terdaftar di BEI.

42
E-JRA Vol. 11 No. 02 Februari 2022
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang

Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel perusahaan
penelitian sehingga diharapkan dapat meningkatkan keakuratan hasil penelitian seperti pada
sektor Perbankan, Pertambangan, Properti dan lain sebagainya.
2. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan periode-periode yang lebih banyak dan
terbaru. Hal ini bertujuan agar memperluas hasil penelitian.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain sebagai variabel
independen.
4. Peneliti selanjutnya bisa menggunakan variabel dependen yang lain guna pengungkapan
lainnya terhadap setiap variabel.

DAFTAR PUSTAKA
Aniktia, Ria dan Muhammad Khafid. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
dan Kinerja Keuangan terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Analisis
Akuntansi. ISSN 2252-6765.
Anggraeni, Adisty C. (2012). Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta
Ardina Hariasari. (2015). Tingkat kepuasan Konsumen Terhadap Produk Restaurant Nikkou
Ramen Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Boga, Fakultas Teknik,
UNY.
Al-Gamrh, B. A., & Al-Dhamari, R. A. (2016). Firm characteristics and corporate social
responsibility disclosure. International Business Management, 10(18), 4283–4291.
Global Reporting Initiative. Discover the Essentils of Reporting.
https://www.globalreporting.org/information/aboutgri/gri
history/Pages/GRI's%20history.aspx , diakses pada 20 Februari 2017
Indriantoro, Nur and Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
& Manajemen. Edisi 1. Cetakan ke-12. Yogyakarta: BPFE
Kasmir. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Maryam, Sitti. 2014. “Analisis Pengaruh Firm Size, Growth, Leverage, dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI
periode 2008 – 2012. Skripsi. Makassar : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas
Hassanuddin
Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis, dan Empiris.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Risma Azizah dan Regi Muzio Ponziani, 2017, Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Non
Keuangan Yang Terdaftar di BEI, Jurnal Bisnis dan Akuntansi ISSN: 1410-9875, Vol.19,
200-2011
Riwayadi. (2019). Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer.(Ed. 2).
Jakarta: Salemba Empat
Salehi, M., Komeli, F., & Gah, A. D. (2019). The impact of financial crisis on audit quality
and audit fee stickiness: evidence from Iran. Journal of Financial Reporting And
Accounting.
Sitepu, Sri Yuni Br. 2015. Pengaruh Manajemen Laba dan Pengungkapan Sukarela Terhadap
Biaya Moodal Ekuitas. Skripsi. Universitas Pasundan Bandung.

*) Ika Aulla adalah Alumni Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Malang.
**) Noor Shodiq Askandar adalah Dosen tetap Universitas Islam Malang.
**) Arista Fauzi Kartika Sari adalah Dosen tetap Universitas Islam Malang.

43

Anda mungkin juga menyukai