Anda di halaman 1dari 10

HERBARIUM

(Laporan Praktikum Biologi 6)

Oleh:

Raditya Ananta Ridwan


2114231047

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Herbarium adalah koleksi specimen yang telah


dikeringkan/ diawetkan biasanya disusun berdasarkan klasifikasi.
Fungsinya untuk membantu identifikasi tumbuhan lainnya yang
sekiranya memiliki persamaan ciri - ciri morfologinya. Herbarium
yang baiktumbuhan yang diawetkan utuh mak sudnya lengkap organ
vegetative dan generative. Organ vegetative terdiri dari akar,
batang, daun, sedangkan organ generative terdiri dari bunga, buah
dan biji. Biasanya herbarium dibuat untuk tumbuhan yang berukuran
kecil hingga sedang. (Purwanti. 2012).

Herbarium merupakan contoh tumbuhan yang sudah dikeringkan,


dan digunakan sebagai acuan dalam menentukan status atau
identitas suatu tumbuhan. Kata herbarium juga berarti tempat
menyimpan koleksi herbarium, seperti Herbarium Bogoriense yang
menyimpan sekitar satu juta koleksi herbarium yang berasal dari
seluruh dunia. Herbarium merupakan bukti autentik berupa
spesimen tumbuhan yang berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk
mengenal suatu jenis tumbuhan ( Djarwaningsih).

Herbarium sebagai suatu koleksi spesimen tumbuhan dapat


digunakan sebagai suatu media pembelajaran dalam membelajarkan
mata pelajaran yang terkait tentang tumbuhan dan klasifikasi
tumbuhan, sehingga untuk dapat digunakan sebagai alat bantu dalam
ruangan pembelajaran, herbarium harus dibu at dalam bentuk
herbarium kering. Herbarium kering adalah koleksi spesimen
tumbuhan yang telah dipres dan dikeringkan, serta ditempelkan pada
kertas (Mounting paper), diberi label berisi keterangan yang penting
dan sulit dikenali secara langsung dari spesi men kering tersebut,
diawetkan serta disimpan dengan baik ditempat penyimpanan yang
telah disediakan.4 Agar herbarium ini mudah digunakan sebagai
media pembelajaran di dalam ruang persekolahan maka peneliti
mengembangkan herbarium kering dalam bentuk herba rium soft
skills
Tujuan dari pembuatan herbarium mengoleksi specimen herbarium
seluruh jenis tumbuhan yang dijumpai dan membuat koleksi
herbarium, mendeskrpisikan seluruh jenis tumbuahan,
mengidentifikasi tumbuhan, dan menyusun kunci identifikasinya.
Pada herbarium basah spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan
disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat
dengan komposisi yang berbeda- beda. Pengawetan pada specimen
buah atau bunga yang memiliki bentuk yang tebal dan tidak
memungkinkan dilakukan dengan pengawetan dengan cara koleksi
kering. Specimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam
toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar kecilnya
specimen yang diawetkan. Pada sepesimen tertentu, kandungan
alkohol akan berubah, sehingga harus dilakukan pengganti alkohol
secara rutin. (Purwanti. 2012).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum kali ini adalah:


1. Praktikan diharapakan dapat memiliki keterampilan dan seni
dalam mengawetkan tanaman
2. Praktikan dapat mengetahui metode pembuatan herbarium
secara
konvensional dan modern menggunakan microwave
BAB 2

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, , pulpen,
kertas hvs, tissue, handphone. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah bunga dan alkohol

2.2 Langkah Kerja

Diagram Alir

Siapkan alat dan bahan yang akan


digunakan

Cari hewan yang akan diawetkan

Awetkan menggunakan alkohol 70% didalam suatu wadah

Foto dan informasi yang didapatkan tadi jadikan laporan

Hasil
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHSAN

3.1 Lembar kerja

3.2 Pembahasan

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang


telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu. Herbarium
merupakan suatu bukti autentik perjalanan dunia tumbuhtumbuhan
selain berfungsi sebagai acuan identifikasi untuk mengenal suatu
jenis pohon. Istilah Herbarium adalah pengawetan spesimen
tumbuhan dengan berbagai cara untuk kepenti ngan koleksi dan ilmu
pengetahuan (Jannah, 2020).

Berikut adalah herbarium adalah Sebagai tempat penyimpanan


material/ spesimen yang digunakansebagai referensi ,Sebagai bahan
idedntifikasi; yaitu dengan mencocokan suatu spesimen yang belum
diketahui namanya dengan koleksi yang sudah diketahui,Sebagai
arbitrar untuk nama spesimen yang benar ,Sebagai bank data.

Pembuatan herbarium dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu cara


basah dan cara kering. yang dapat dilakukan dengan suatu cara atau
metode yang sederhana. Metode tersebut dibuat dengan peralatan
dan bahan yang mudah diperoleh sehingga dapat dilakuakn oleh
siapa saja. Dengan metode yang sederhana ini pula diharapkan hasil
yang dicapai dapat maksimal, yaitu dapat digunakan sebgai
referensi. Pembuatan herbarium dapat dibagi dalam empat langkah
pokok yaitu: 1) Persiapan alat dan bahan; 2) Proses
pengumpulan/ koleksi spesimen ( Collecting ); 3) Penanganan
(Proserving ); dan 4) Penempatan ( Mounting ).

Pada metode pembuatan herbarium konvensional, tumbuhan


dibersihkan dan disemprotkan alkohol keseluruh bagian tanaman.
Setelah itu tanaman ditumpuk dengan buku - buku dan diberi alas tisu
serta dibiarkan hingga tanaman mengering. Tanaman yang
menggunakan awetan konvensional akan kering ± selama 1 bulan.
Kemudian untuk pembuatana herbarium modern, pertama tanaman
dibersihkan dan disemprotkan dengan alkohol. Selajutnya tanaman
dimasukkan ke dalam microwave dan tanaman diberikan alas tisu
atau buku heat in 1 - 5 menit. Dari penjabaran proses tersebut dapat
kita simpulkan bahwa perbedaan antara metode herbarium awetan
konvensional dengan awetan modern terdapat pada prosen
pengeringannya. Awetan konvensional menggunakan tumbukan buku
dengan waktu kering selama ± 1bulan dan pada awetan modern
menggunakan microwave dengan waktu kering 1 -5 menit. Fungsi
alkohol adalah untuk menghindari bagian tumbuhan dihinggapi
jamur yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari pembuatan
koleksi herbarium (Tamin, 2017).

Waktu yang dibutuhkan untuk herbarium adalah ± selama 14 hari


dengan suhu kamar berkisar 30º-350ºC dengan kondisi herbarium
yang sudah kecoklatan serta terlihat kaku dan kering. Selain itu juga
kondisi herbarium yang baik yaitu ketika spesimen yang digunakan
tidak terserang jamur dan tidak terjadi kerusakan. Hal ini
menandakan proses pengeringan herbarium berjalan dengan baik dan
bisa diberi label atau deskripsi mengenai spesimen tersebut.

Faktor yang mempengaruhi hasil herbarium yaitu pengambilan dan


pengumpulan sampel dilapangan. Sampel herbarium harus memiliki
kelengkapan pada organ vegetatif serta organ generatifnya dan
karakter biologinya dimana kelengkapan tersebut terdapat bunga,
akar, batang dan daun. Faktor berikutnya yaitu proses pengawetan
dan pengeringannya, dalam pembuatan herbarium pengawetan pada
sampel menggunakan alkohol 70% d an pengeringannya dilakukan di
bawah sinar matahari atau disimpan pada pada suhu kamar. Faktor
berikutnya yaitu penempelan sampel dan pemberian label, yaitu
dalam menempelkannya harus berahati – hati agar tidak terjadi
kerusakan pada sampel dan dalam pemberian berisi data mengenai
tumbuhan tersebut yang meliputi nama kolektor, nama ilmiah serta
nama local, tempat pengambilan, klasifikasi tanaman serta deskripsi
tanaman tersebut (Syamswisna, 2006).
BAB 4

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

1. 1.Pada praktikum kali ini mahasiswa diharuskan bisa serta


memiliki keterampilan dan seni dalam mengawetkan
tanaman, baik i tu awetan basah maupun awetan kering.

2. Pada metode pembuatan herbarium konvensional, tumbuhan


dibersihkan dan disemprotkan alkohol keseluruh bagian
tanaman. Setelah itu tanaman ditumpuk dengan buku -buku
dan diberi alas tisu serta dibiarkan hingga tanaman
mengering. Tanaman yang menggunakan awetan konvensional
akan kering ± selama 1 bulan. Kemudian untuk pembuatana
herbarium modern, pertama tanaman dibersihkan dan
disemprotkan dengan alkohol. Selajutnya tanaman
dimasukkan ke dalam microwave dan tanaman diberikan alas
tisu atau buku heat in 1 -5 menit.

4.2 Saran

Setelah saya melakukan praktikum herbarium ini, saya harap kita


harus tetap menjaga makhluk hidup yang ada disekitar kita. agar
tetap dapat bertahan dan tidak mati.
DAFTAR PUSTAKA

Djarwaningsih, T. S. Sunarti & K. Kramadibrata 2002. Panduan


Pengelolaan Material Herbarium Serta Pengendalian Hama Terpadu
di Herbarium Bogoriense. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor.

Bridson, D. & L. Forman. The Herbarium Handbook. Royal Botanic Garden, kew
London.

Jannah, Nur A. (2020). Modul Pengelolaan Laboratorium. Bandar Lampung: UIN Raden
Intan Lampung

Tamin, Rike P., Anggraini, R., & Ulfa, M. (2017). Penyuluhan dan Pelatihan Eksplorasi
Botani Hutan Dalam Upaya Konservasi Hutan. Jurnal Karya Abdi Masyarakat.
Volume 1 Nomor 2.

Syamswisna.(2006). Penggunaan Spesimen Herbarium Tumbuhan Tingkat Tinggi


(Spermatophyta) Sebagai Media Praktikum Morfologi Tumbuhan. Pontianak:
FKIP Universitas Tanjungpura.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai