Disusun oleh :
KELOMPOK B1 XII AK 2
Davin Faqih Ananto (05)
Grace Philia (12)
Putri Agusty (26)
Septi Rizky Gumilang (28)
2021/2022
I. Judul Praktikum : Analisis Kualitatif Lemak
II. Tanggal Praktikum : Selasa, 12 Oktober 2021
III. Tanggal Laporan : Selasa, 09 November 2021
IV. Guru Pembimbing : Ibu Tini Rosmayani, S.Si.
V. Tujuan Percobaan :
- Dapat mengjui kelarutan lemak (sampel) dengan penambahan pelarut yang
berbeda juga teknik yang berbeda
- Dapat mempelajari cara menganalisis sifat sifat kimia dari minyak atau
lemak.
- Dapat menguji kolesterol dalam suatu sampel tertentu
VI. Prinsip Percobaan :
a) Uji Kelarutan Lemak
Didasarkan pada sifat lemak/minyak yang larut dalam pelarut-pelarut organik
seperti etanol 95%, kloroform, n-heksan, toluen, dan lainnya.
b) Uji Penyabunan
Lemak atau minyak adalah eter gliserol dan asam lemak yang dapat dihidrolisa
oelh alkali menghasilkan sabun.
c)Uji Salkowski
Sejumlah tertentu sampel dilarutkan dalam CHCL3 anhidrous, lalu direaksikan
dengan H2SO4 Pekat sehingga terbentuk lapisan berwarna hasil reaksi antara
kolesterol dengan H2SO4, lalu dibandingkan dengan standar kolesterol.
d)Uji Lieberman-Burchard
Sejumlah tertentu sampel dilarutkan dalam kloroform anhydrous, lalu
direaksikan dengan anhidra asam asetat dn H2SO4 Pekat sehingga terbentuk
senyawa coklat, lalu dibandingkan dengan standar kolesterol.
VII. Dasar Teori :
A. Pengertian Lemak dan Kolesterol
Lemak dan minyak termasuk kedalam salah satu golongan lipida, yaitu lipida
netral. Lemak dan minyak dapat dikonsumsi dan sumbernya dapat berasal dari hewani
dan nabati. Lemak dan minyak nabati merupakan lemak dan minyak yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Lemak dalam tubuh berfungsi sebaagai sumber energi
dan cadangan makanan. Lemak merupakan bahan makanan yang kaya energi lemak
yang pada suhu kamar berupa cairan, lazim disebut minyak.
Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentuknnya. Lemak yang
berbentuk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan
lemak yag berbentuk padat banyak mengandung asam lemakjenuh. Asam lemak jenuh
mempunyai titik cair yang lebih tinggi daripada asam lemak tak jenuh. Lemak dan
minyak memiliki sifat kelarutan yang sama, yaitu nonpolar.
Kolesterol adalah salah satu steroid yang penting dan terdapat banyak dialam.
Dari rumus kolesterol dapat dilihat bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada atom C
nomor 3 mempunyai posisi beta oleh karena itu di hubungkan oleh garis penuh.
Kolesterol dan lipida lainnya diangkut dalam darah.
B. Senyawa Yang Tergolong Larut Dalam Pelarut Organik:
- Triasilgliserol - Vitamin A dan I
- Drastigliserol
- Monosilgliserol
- Asam Lemak bebas
- Fosfolipid
- Sterol
- Karotenaid
C. Peranan Penting Lemak Dalam Menentukan Karakteristik:
1. Aroma
2. Tekstur
3. Rasa
4. Penampilan
D. Klasifikasi Lemak
Lemak dan minyak dikenal terdapat dua tipe kerusakan yang utama, yaitu
ketengikan dan hidrolisa. Ketengikan terjadi bila komponen, cita-rasa ,dan bau mudah
menguap terbentuk sebagai akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak yang
tak jenuh. Komponen-komponen ini menyebabkan bau dan cita-rasa yang tidak
dinginkan dalam lemak dan minyak atau produk-produk yang mengandung lemak dan
minyak (Winarno 1991).
Hal ini disebabkan oleh otooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
lemak. Otooksidasi dimula i dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas,
peroksida lemak atau hidroperoksida, logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co dan Mn,
logam pofirin seperti hematin, hemoglobin, mioklobin, klorofil, dan enzim-enzim
lipoksidase (Stryer 1996).
Lemak mempunyai peran penting dalam tubuh yaitu, Berperan utama sebagai bahan
bakar dan komponen penting dalam membrane sel dan struktur sel serta membuat
stabilitas membran sel dalam bentuk lipoprotein. Asam lemak dan gliserol adalah
unsur utama dalam trigliserid dan phospholipid (Nelson 2004).
Lemak netral tergolong senyawa-senyawa majemuk dan ikatannya menyerupai
ester. Asamnya terdiri atas asam-asam monokarbosilat yang tidak bercabang, yaitu
asam lemak sedangkan komponen alkoholnya gliserin merupakan suatu alkohol.
Banyaknya asam karbosilat yang diikatkan pada gliserin menghasilkan mono dan
trigiserida.Gliserol merupakan suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom
karbon. Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Gliserol dapat diperoleh
dengan jalan penguapan hati-hati kemudian dimurnikan dengan destilasi pada tekanan
rendah.Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu
zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis.
Steroid merupakan lipid yang banyak dialam. Pada umumnya senyawa ini
ditemukan dalam bentuk sterol bebas, sterol berikatan dengan glikosida atau sterol
yang berbentuk ester. Dari kelompok sterol, kolesterol merupakan salah satu yang
paling melimpah. Kolesterol adalah salah satu jenis lemak yang di buat di hati dan
ditemukan pada makanan hewani
Kolesterol adalah steroid alkohol tidak jenuh yang mempunyai berat molekul
tinggi, terdiri atas sebuah cincin perhydrocyclopentanthroline dan sebuah rantai yang
mempunyai 8 atom karbon. (Hull 1996)
Fungsi kolesterol Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi untuk membangun
dan memperbaiki membran – membran sel, sintesa asam empedu dan vitamin D,
precursor hormone progestins, glucocorticoidds, mincralocorticoids, androgens, dan
estrogen. Kolesterol bila terdapat dalam jumlah terlalu banyak di dalam darah dapat
membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan
penyempitan yang disebut artherosclerosis. Bila penyempitan terjadi pada pembuluh
darah jantung menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (Almats ier 2004).
Kolesterol diperlukan oleh fungsi tubuh yang penting seperti :
(a) Membangun dinding sel
(b) Melindungai jaringan saraf
(c) Membuat hormon
(d)Ada dua tipe kolesterol.
(e) Yang baik. (HDL atau High Density Lipid)
(f) Yang jahat dan jelek (LDL or Low Density Lipid.)
Kolesterol dapat larut dalam pelarut lemak, misalnya eter, kloroform, benzena dan
alkohol panas. Apabila terdapat dalam konsetrasi tinggi, kolesterol mengkristal dalam
bentuk kristal yang tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau dan mempunyai
titik lebur 150-151oC.
Hanya kolestrol yang termasuk kategori LDL (Low Density Lipoprotein) saja
yang berakibat buruk sedangkan jenis kolestrol HDL (High Density Lipoprotein)
merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol jahat dalam tubuh. Batas normal
kolesterol dalam tubuh adalah 160-200 mg. Kadar kolesterol yang tinggi dapat
diturunkan dengan simvastatin.
Endapan kolesterol apabila terdapat dalam pembuluh darah dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah karena dinding pembuluh darah menjadi makin tebal.
Hal ini mengakibatkan juga berkurangnya elastisitas atau kelenturan pembuluh darah.
Dengan penyempitan pembuluh darah dan berkurangnya kelenturan pembuluh darah,
maka aliran darah terganggu dan untuk mengatasi gangguan ini jantung harus
memompa darah lebih keras. Hal ini berarti jantung harus bekerja lebih keras daripada
biasanya.
Adanya kolesterol dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa reaksi
warna. Salah satu diantaranya adalah reaksi Salkowski. Apabila kolesterol dilarutkan
dalam kloroform dan larutan ini dituangkan di atas larutan asam sulfat pekat dengan
hati-hati maka bagian asam berwarna kekuningan dengan flouresensi hijau bila
dikenai cahaya. Bagian kloroform akan berwarna biru dan yang berubah menjadi
merah dan ungu. Larutan kolesterol dalam kloroform bila ditambahan anhidrida asam
asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula akan berwarna merah,
kemudian biru dan hijau
Minyak atau lemak yang mudah mengalami oksidasi spontan adalah yang
mengandung asam lemak tidak jenuh. Cara menghindari penurunan mutu akibat
proses oksidasi yaitu dengan penambahan antioksidan (Gordon 1990). Cara
antioksidan mencegah atau menghentikan proses oksidasi yaitu menurunka n
konsentrasi O2, menangkap senyawa yang dapat mengionisasi terbentuknya peroksida
dengan pemindahan hidrogen, menetralkan oksigen untuk mencegah terbentuknya
peroksida dan mengikat ion logam yang dapat mengkatalisis reaksi pembentukan
radikal (Pratt 1992)
Pada suhu kamar sampai suhu 100 ºC, setiap satu ikatan tidak jenuh dapat
mengabsorpsi dua atom oksigen sehingga terbentuk persenyawaan peroksida yang
bersifat labil. Pembentukan peroksida ini dipercepat oleh adanya cahaya, suasana
asam, kelembaban udara dan katalis. Ketengikan oleh proses hidrolisis disebabkan
oleh hasil hidrolisis minyak yang mengandung asam lemak jenuh berantai pendek
sedangkan ketengikan enzimatis disebabkan oleh aktivitas organisme yang
menghasilkan enzim tertentu yang dapat mengura ika n trigliserida menjadi asam
lemak bebas dan gliserol. Enzim peroksidase dapat mengoksidasi asam lemak tidak
jenuh sehingga terbentuk peroksida (Divino 1996).
E. Sifat- Sifat dan Daya Tahan Minyak
Sifat-sifat dan daya tahan minyak terhadap kerusakan sangat tergantung pada
komponen-komponen penyusunnya, terutama kandungan asam lemaknya. Minyak
yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung untuk mengalami oksidasi
sedangkan yang mengandung lebih banyak asam lemak jenuh lebih mudah
terhidrolisis.Faktor- faktor yang dapat mempercepat oksidasi pada minyak adalah
suhu, cahaya atau penyinaran, tersedianya oksigen dan adanya logam-logam yang
bersifat sebagai katalisator proses oksidasi. Oleh karena itu, minyak harus disimpan
pada kondisi penyimpanan yang sesuai dan bebas dari pengaruh logam dan harus
dilindungi dari kemungkinan serangan oksigen, cahaya serta temperatur tinggi.
Keadaan lingkungan yang mempengaruhi penyimpanan minyak dan lemak, yaitu RH
(kelembaban udara) ruang penyimpanan, suhu (temperatur), ventilasi, tekanan dan
masalah pengangkutan (Lin 1991).
Uji Salkowski, bila sterol dengan konfigurasi tidak jenuh di dalam molekulnya
direaksikan dengan asam kuat dalam kondisi bebas air, maka akan memberikan warna
yang karakteristik. Warna yang dihasilkan bervariasi dengan kondisi percobaan.
Reaksi positif yang menandakan adanya kolesterol untuk uji Salkowski yaitu timbul
warna merah dibagian kloroform sedangkan dibagian asam berwarna kuning dengan
florosensi hijau bila dilihat dengan sinar refleksi. Kolesterol dilarutkan dengan
kloroform anhidrat lalu dengan volume yang sama
Penambahan asam sulfat pekat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester lipid
(Gordon 1990), kolesterol yang dilarutkan dalam kloroform anhidrat dan ditambah
asam sulfat pekat terbentuk tiga fase. Pada bagian kloroform terbentuk warna merah
dan pada lapisan asam terbentuk warna kuning. Hal ini menunjukkan reaksi negatif
( tidak terdapat kolesterol ). Uji Lieberman Buchard, kolesterol dan ester kolesterol
diekstraksi dengan menggunakan campuran alkohol eter.
Reaksi positif yang menunjukkan adanya kolesterol pada sampel yang diuji yaitu
terbentuknya warna hijau pada larutan setelah ditambah asam asetat anhidrat dan
asam sulfat pekat. dapat diketahui bahwa sampel positif terhadap pereaksi liberman
dengan perubahan warna pada larutan menjadi hijau, sedangkan pada uji salkowski
sampel positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna biru menjadi merah pada
bagian kloroform dan warna kuning pada bagina asam, terbentuknya dua (warna
merah,kuning) atau 3 fase (merah,coklat,kuning). Terdapat berbagai macam uji yang
berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis kualitatif maupun kuantitatif. Uji
kualitatif lipid ialah uji kelarutan lipid, uji Akrolein, uji ketidakjenuhan lipid, uji
ketengikan, uji Salkowski untuk kolesterol, dan uji Lieberman Buchard.
Penambahan asam asetat anhidrat pada uji Lieberman-Buchard dimaksudkan
untuk mencairkan asam sulfat (Cook 1958).
Penggunaan asetat anhidrat dapat diganti dengan asam asetat, etil asetat, atau
butanol. Dalam uji Salkowaki dan Lieberman-Buchard, steroid diubah menjadi
hidrokarbon polimer tak jenuh. Perlakuan kolesterol dalam kloroform dengan
penambahan asam sulfat dapatmenambahkan substansi air membentuk bikolestadienil
F. Persamaan reaksi Lemak dan Kolesterol
VIII. Alat
dan
Bahan :
A. Alat :
B. Bahan :
Kesimpulan : lemak larut dalam etanol 95%, CHCL3, n-heksan, dan toluene
B. Tabel Uji Penyabunan
Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
(KOH- Terdapat 2 fasa dan ada Sampel minyak + KOH - Alkohol
Alkohol) sedikit gelembung
Dikocok Tidak larut masih Membentuk busa sabun dan ketahanan
terbentuk 2 fasa busa selama lebih dari 10 menit yang
Dipanaskan Larutan berwarna kuning terbentuk dari reaksi basa antara satu
Aqua dm jernih sama lain, masih terasa licin karena mol
minyak > mol KOH sehingga minyak
berlebih
Dipanaskan
Dikocok Terbentuk busa
XI. Pembahasan :
1. Fungsi CHCl3 adalah sebagai pelarut sampel minyak, karena minyak larut dalam
pelarut yang bersifat non polar
2. Lemak dan minyak dapat terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol
3. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau safonifikasi
4. Proses hidrolisis dapat dilakukan dengan penambahan basa kuat seperti NaOH dan
KOH melalui pemanasan yang menghasilkan gliserol dan sabun
5. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang stabil karena bila dibiarkan, maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan
6. Minyak tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol, dan larut sempurna
dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzene dan pelarut lainnya
7. Sabun memiliki daya aktif permukaan sehingga tetes tetes minyak tersebar
seluruhnya
8. Pada uji kelarutan minyak yang dicampurkan dengan aqua dm minyak tidak larut
dikarenakan minyak yang berada dalam air suling akan membentuk emulsi yang tidak
stabil sehingga memisah menjadi 2 lapisan, aqua dm tidak tercampur dengan minyak
karena air merupakan senyawa yang bersifat polar sedangkan minyak bersifat
nonpolar
XII. Kesimpulan :
1. Pada uji kelarutan lemak sampel tidak larut dalam aqua dm dan terbentuk 2 fasa
menunjukkan minyak tidak larut dalam senyawa polar
2. Pada uji kelarutan lemak sampel dapat larut didalam etanol 95%, kloroform, n-
heksan dan toluen menunjukkan minyak larut dalam senyawa non polar
3. Pada uji penyabunan minyak tidak larut dalam KOH – Alkohol sehingga terbentuk
dua fasa dan terdapat sedikit gelembung
4. Pada uji salkowski sampel membentuk 2 fasa sehingga menunjukan kandungan
kolesterol didalam sampel
XIII. Daftar Pustaka :
1. Hart, Harold. 1987. Kimia Organik Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga
Online. Tersedia :
https://www.academia.edu/29435497/Laporan_Praktikum_Biokimia_LEMAK_LIPID
(diakses pada 16 Oktober 2021)
2. Yasid, Estien. 2006. Penentuan Praktikum Biokimia. Yogyakarta : C.V Andi Offest
3. Herlina, Netti dan Ginting, M Hendra. 2002. Lemak dan minyak. Jurusan Teknik
Kimia Universitas Sumatera Utara.