2 UNIT KERJA : PROVINSI BENGKULU 3 MODUL : 2 (DUA) PERMASALAHAN STUNTING
4 SESI : 1(SATU) Memahami Permasalahan Stunting
5 JAWABAN/URAIAN : Menyusun data jumlah KPM dengan kategori remaja wanita, ibu hamil, ibu nifas (42 hari pasca melahirkan), anak 6 bulan, anak 6-12 bulan, 12-24 bulan, 2-6 tahun diwilayahnya. Berdasarkan data tsb, identifikasi dan analisa potensi stunting di KPM dampingan anda.
1. Kategori Remaja Wanita
Untuk wilayah dampingan saya di Kecamatan Kota Manna ada 4 Desa dan 1 kelurahan yaitu Kelurahan Kota Medan, Desa Gelumbang, Desa Padang Berangin, Desa Tebat Kubu, dan Desa Padang Niur memiliki kategori Remaja putri diberjumlah ± 37 orang. Permasalahan kesehatan remaja putri yang dapat berdampak pada stunting itu banyak faktor penyebab yang menimbulkannya, salah satunya disebabkan oleh malnutrisi. Terjadinya malnutrisi juga disebabkan oleh menstruasi serta penyakit infeksi yang timbul akibat lingkungan yang tidak bersih, sanitasi rendah hingga menyebabkan sitem imun menurun dan pertumbuhan yang terhambat (sunting). Jika dilihat dari data jumlah remaja putri didampingan saya maka potensi stunting masih saja dapat terjadi hal ini dilihat dari perawakan remaja putri yang pendek serta pola hidup yang belum bersih dan sehat. Dampak stunting ini dapat menghambat pertumbuhan kognitif, sehingga menyebabkan IQ rendah, perawakan yang pendek, dan peningkatan risiko kinerja reproduksi yang buruk. Pada remaja putri pola hidup bersih juga sangat mempengaruhi tingkat risiko terjadinya stunting, pola hidup yang kotor itu dapat mengakibatkan remaja putri tersebut dapat terhambat pertumbuhan serta perkembangannya. 2. Ibu Hamil Untuk kategori Ibu Hamil yang terdapat diwilayah dampingan saya yaitu sebanyak 5 orang. Kasus stunting juga berpotensi terjadi pada ibu hamil hal ini dikarenakan apabila asupan gizi Ibu hamil tidak tercukupi selama masa kehamilannya serta dapat juga disebabkan anemia. Pada ibu hamil asupan gizi sangatlah diperlukan demi mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Ibu hamil juga perlu hadir disetiap posyandu guna memeriksakan kehamilannya serta mendapatkan penanganan kesehatan dari bidan atau petugas kesehatan saat posyandu. Selain itu pola hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan untuk tetap bersih juga harus dilakukan oleh Ibu hamil beserta kelurga agar stunting dapat diminimalisir terjadi pada bayi yang akan dilahirkan.
3. Ibu Nifas (42 Hari pasca melahirkan), bayi 6
bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan, Pada kategori ibu nifas ini di wilayah dampingan saya juga masih berpotensi terjadi stunting, hal ini disebabkan masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun adalah masa keemasan atau kita kenal dengan 1000 HPK, masa-masa ini sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada masa- masa ini asupan gizi yang diterima bayi haruslah benar-benar diperhatikan terutama untuk bayi berusia 0-6 bulan hendaknya diberi ASI eklusif, dan ibu bayi yang sedang menyusui juga harus tetap memakan makanan yang bergizi seimbang agar asupan ASI nya tidak terganggu. Sementara setelah anak berusia 6-12 bulan makanan tambahan yang memiliki gizi yang seimbang pun sudah boleh diberikan pada bayi dengan sang ibu bayi juga tetap harus terpenuhi asupan gizinya disaat memakan makanan. Pada usia 0-24 bulan bayi harus mendapatkan imunisasi sampai lengkap dan tetap harus selalu ikut posyandu agar pertumbuhan dan perkembangannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan. 4. Balita usia 2 – 6 tahun Pada ketegori balita umur 2-6 tahun ini didampingan saya masih berpotensi dapat terjadinya kasus stunting. Hal ini dapat disebabkan karena ibu- ibu balita yang sudah berusia 2-6 tahun tidak lagi aktif terlibat dikegiatan posyandu disetiap bulannya, padahal balita setelah usia 2 tahun masih diharuskan untuk tetap ikut serta terlibat dikegiatan posyandu karena tumbuh kembang sang anak tetap harus dipantau secara berkala. Untuk KPM dampingan saya masih berpotensi adanya kasus stunting, hal ini disebabkan adanya keluarga balita didampingan yang memiliki usaha kebun kopi hingga acap kali tidak ikut di posyandu karena jarak antara kebun dan lokasi posyandu yang jauh. Ini menjadikan tantangan bagi saya sebagai pendamping yang tetap harus memantau tumbuh kembang anak usia dini balita dari KPM saya. Selain itu pola hidup bersih dan sehat juga menjadi salah factor yang dapat mencegah terjadinya kasus stunting ini. Semakin mengerti KPM akan penyebab terjadinya stunting maka akan semakin kecil kemungkinan potensi stunting pada balita mereka dan semakin KPM menerapakan pola hidup yang bersih serta sehat dan memiliki asupan gizi yang seimbang maka kasus stunting ini akan dapat ditekan atau dapat berkurang.