S2 2014 232532 Chapter1
S2 2014 232532 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pada tahun 2002 s/d 2011 mengalami peningkatan setiap tahunnya, kejadian
cedera kepala juga diikuti oleh peningkatan angka kematian yang disebabkan
cedera kepala sebagaimana dilihat pada tabel 1.
100000
90000
80000
70000
Jumlah kecelakaan
60000
Meninggal
50000 Luka berat
40000 Luka Ringan
30000
20000
10000
0
akibat kecelakaan dijalan raya semakin menurun. Sebagai contoh, di Swedia pada
tahun 1970 dilaporkan sekitar 5% meninggal. Pada tahun 2005 persentase
meninggal kurang dari 2%, hal ini disebabkan karena kemajuan dalam bidang
dunia kedokteran. Namun demikian walaupun nyawa mereka bisa diselamatkan,
jumlah orang yang hidup dengan cedera tulang belakang juga meningkat. Tidak
banyak yang diketahui tentang dampak sosial-ekonomi akibat dari cedera lalu
lintas. Mereka yang status sosial rendah, lebih sering cedera lalu lintas dari pada
mereka yang tinggi status sosialnya.
Pada saat ini tolak ukur keberhasilan pelayanan tidak hanya ditentukan
oleh kemudahan akses, kecepatan layanan dan ketersediaan layanan saja namun
mutu menjadi poin penting dalam penilaian pelayanan karena berkaitan dengan
kualitas hidup, produktifitas, waktu dan kesempatan yang hilang, resiko kecacatan
dan kematian akibat sakit. Oleh karena itu dunia pelayanan kesehatan semaikn
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Kesalahan dalam pelayanan medis pada dunia pelayanan kesehatan telah
menjadi masalah yang serius akhir–akhir ini. Secara alamiah setiap tindakan
medis pasti memiliki resiko, hanya saja derajatnya bervariasi, mulai dari yang
paling ringan (tanpa gejala spesifik) sampai yang berat. Asuhan klinis merupakan
proses yang rumit dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Outcome yang tidak
diperkirakan dan tidak diinginkan dapat saja terjadi.
Terjadinya efek yang tak diinginkan yang dapat merugikan pasien dapat
saja terjadi sebagai komplikasi dari tindakan medik yang tidak dapat dielakkan,
tapi dapat juga terjadi karena faktor kesalahan manusia (medical errors) yang
sebenarnya dapat dicegah. Cedera kepala yang menjadi salah satu problem klinis
dalam pengobatan bagi ahli bedah saraf, banyak menyebabkan kecacatan,
kematian dan tingginya biaya ekonomi. Bahkan dilaporkan, trauma kepala berat
masih menjadi penyebab utama kecacatan dan kematian pada masyarakat.
Seperempat sampai sepertiga kematian oleh karena trauma disebabkan oleh
karena trauma kepala, demikian juga kecacatan seumur hidup sebagian besar
disebabkan oleh trauma kepala. Semakin berat derajat cedera kepala berhubungan
dengan tingkat kecacatan dan kematian, diperkirakan 100-150 per 100.000
4
Dari tabel 2 terlihat peningkatan angka kematian dari tahun 2008 sampai
2011. Kondisi ini akan menjadi tantangan bagi sarana pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan guna menekan angka kematian disamping
tindakan pencegahan dengan regulasi yang baik oleh instansi yang bertanggung
jawab.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Riau tahun 2011, terdapat 22 buah
rumah sakit yang ada di Kota Pekanbaru diantaranya 4 Rumah Sakit Pemerintah,
2 Rumah Sakit Militer, 1 Rumah Sakit Polisi, 1 Rumah Sakit BUMN dan 14 buah
Rumah Sakit Swasta, hanya 4 Rumah Sakit yang sudah terakreditasi.
6
Persoalan standar pelayanan juga menjadi masalah di UGD RSI Ibnu Sina
Pekanbaru karena tidak konsistennya alur konsul dari dokter jaga. Sebagian pasien
dengan cedera kepala ringan dan sedang di konsulkan ke dokter bedah umum,
sebagian lagi di konsulkan ke dokter syaraf, demikian juga dengan pasien cedera
kepala sedang dan berat ada yang di konsulkan ke dokter spesialis syaraf dan
sebagian di konsulkan ke dokter bedah syaraf. Sementara Direktur RSI Ibnu Sina
sejak tahun 2007 sudah mengelurkan Standar Pelayanan Medis pada pasien cedera
kepala.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, dirumuskan suatu permasalahan sebagai
berikut:
1. Faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap outcome klinis pasien
cedera kepala.
2. Apakah ada hubungan antara faktor kondisi klinis dan penanganan pasien
dengan outcome klinis?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui hubungan antara kejadian pra rumah sakit yang meliputi lama
diperjalanan dan mekanisme trauma dengan outcome klinis yang terdiri
dari lama perawatan, lama di UGD dan jenis perawatan.
2. Mengetahui hubungan kondisi pasien yang terdiri dari usia, klasifikasi
cedera dan penyakit penyerta dengan lama di UGD, lama perawatan dan
jenis perawatan.
3. Mengetahui hubungan antara proses penanganan pasien di UGD yang
meliputi kualifikasi staf, waktu tanggap UGD, kepatuhan terhadap protap,
waktu diagnosa klinis, waktu tunggu CT Scan dan waktu tunggu
laboratorium dengan lama di UGD waktu tunggu operasi.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi RSI Ibnu Sina penelitian ini bermanfaat dalam upaya penyusunan
manajemen resiko klinis guna mewujutkan good clinical governance pada
pasien cedera kepala.
2. Bagi Karyawan UGD penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan dalam penatalaksanaan pasien cedera kepala sehingga
mutu pelayanan dalam manajemen resiko klinis pasien cedera kepala dapat di
kelola dengan baik
3. Bagi Pasien penelitian ini meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
pelayanan di rumah sakit ini sehingga citra rumah sakit tetap baik.
4. Bagi peneliti penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang kasus ini serta memberikan rekomendasi praktis terhadap
manajemen resiko klinis pada pasien cedera kepala.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai hubungan anatara penanganan cedera kepala dengan outcome
klinis ini belum pernah di lakukan oleh peneliti lain. Penelitian lain yang
berhubungan dengan manajemen resiko dan dampak dari cedera kepala dilakukan
oleh :
1. Kahramansoy (2012) yang melakukan penelitian dari th 2006-2007 di Turki
dengan desain crossectional untuk melihat hubungan antara waktu tanggap
pelayanan ruang emergensi dengan outcome mortality dan morbiditi.
2. Haghparast (2013) yang melakukan penelitian di 14 rumah sakit di delapan
kota besar di Iran dari tahun 2000 – 2004 yang melibatkan 8356 pasien dengan
menggunakan analisa multivariate regresi untuk melihat faktor yang
berpengaruh terhadap outcome lama perawatan dan biaya perawatan.
3. Mashuri (2012) yang melakukan penelitian di RS Karya Medika I Bekasi
dengan melihat hubungan antara persiapan operasi di UGD dari aspek SDM,
Obat-obatan dan sarana penunjang dengan waktu tunggu operasi cyto.
4. Schuetz, et al (2013) suatu study protocol dengan desain prospektif
observasional, multy center, multi nasional cohort; melihat konsekwensi
10
keputusan triase oleh dokter jaga UGD dan pengaruhnya terhadap kematian ,
lama perawatan (LOS) dan jenis perawatan. Melakukan uji validasi Manchester
Triase System dan menerbitkan rekomendasi untuk system triase di UGD.
5. Penelitian Wijarnako & Dwiprahasto (2005) di Rumah sakit Panti Nugroho
namun pada penilitiannya lebih di fokuskan pada penerapan salah satu konsep
clinical governance yaitu manajemen resiko klinik dalam upaya meminimalkan
resiko terjadinya outcome yang buruk pada penata laksanaan cedera kepala di
UGD RS Panti Nugroho dengan menggunakan indikator waktu tunggu.