LEMBAR KEGIATAN
LEMBAR OBSERVASI DAN DISKUSI 1
Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Instruksi:
Nama Kelompok : ...............................................
Anggota Kelompok : 1. 3.
2. 4.
Kelas : ...............................................
Nama makhluk hidup : ...............................................
A. Hasil pengamatan
Sajikan data dengan format sesuai kreativitas masing-masing
B. Presentasi (presentasikan hasil)
Catat pertanyaan dari kelompok lain dan jawabannya
C. Kesimpulan
LEMBAR KEGIATAN
LEMBAR PRAKTIK DAN DISKUSI 2
Ekosistem
LEMBAR KEGIATAN
LEMBAR PRAKTIK DAN DISKUSI 3
Simbiosis
LEMBAR KEGIATAN
LEMBAR PRAKTIK DAN DISKUSI 4
Rantai Makanan
LAMPIRAN
LAMPIRAN MATERI
A. Makhluk Hidup
Mahkluk hidup memiliki banyak jenis organisme dari tanaman, hewan, jamur,
dan ganggang yang dapat dengan mudah ditemui di alam. Manusia juga masuk dalam
kategori makhluk hidup. Bahkan protozoa, bakteri, dan archaea juga termasuk dalam
makhluk kecil. Mahkluk hidup dapat ditemukan di setiap jenis habitat di Bumi.
Meskipun semua organisme ini sangat berbeda satu sama lain, mereka semua memiliki
dua kesamaan yaitu diturunkan dari satu leluhur dan mereka semua hidup. Dilansir
dari Encyclopaedia Britannica, makhluk hidup merupakan makhluk yang memiliki
ciri-ciri kehidupan untuk berevolusi atau mengalami perkembangan bentuk hidup.
Keyakinan tersebut berdasarkan pada bukti dari catatan fosil. Sisa-sisa fosil
mikroorganisme yang menyerupai ganggang biru tertanam di bebatuan yang berusia
sekitar 3,5 miliar tahun.
Tujuh ciri-ciri makhluk hidup Makhluk hidup memiliki ciri-ciri atau proses yang
diperlukan untuk kehidupan. Untuk dikategorikan sebagai makhluk hidup, suatu
organisme harus memiliki tujuh ciri berikut:
1. Bergerak, Makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak dengan cara
tertentu tanpa bantuan dari luar atau pihak lain. Manfaat Tumbuhan Gerakan
tersebut terdiri dari aliran material di dalam organisme atau pergerakan eksternal
organisme.
2. Peka terhadap rangsangan, Semua makhluk hidup mampu bereaksi terhadap
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Reaksi timbul karena ada rangsangan dari
lingkungan. Rangsangan bisa dari cahaya, panas, dingin, bau, sentuhan,
gravitasi, rasa, dan lain-lain. Manusia dan hewan menggunakan indra untuk
mengenali rangsangan atau kepekaan.
3. Bernafas, Merupakan proses mengambil oksigen dari lingkungan, kemudian
mengeluarkan karbon dioksida. Oksigen digunakan untuk mengubah zat
makanan menjadi energi secara kimiawi. Energi tersebut digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas.
4. Nutrisi Makanan dan air, menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Makanan berfungsi menghasilkan energi, pertumbuhan, dan mengganti sel tubuh
yang rusak. Sedangkan air berfungsi sebagai zat pelarut di dalam tubuh.
5. Tumbuh dan berkembang, Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan, dari
kecil menjadi besar. Contohnya bayi akan terus berkembang menjadi manusia
dewasa atau orang besar. Sebuah biji tumbuhan yang ditanam akan menjadi
kecambah dan berakhir sebagai tanaman besar.
6. Berkembang biak, Ketika makhluk hidup melakukan reproduksi atau
berkembang biak, mereka membuat makhluk hidup baru. Tidak semua makhluk
hidup melakukan reproduksi dengan membutuhkan pasangan atau reproduksi
seksual. Bagi mikroorganisme kecil seperti protozoa, jamur, maupun bakteri
melakukan reproduksi aseksual atau melakukan reproduksi tanpa pasangan.
Mereka bisa membelah diri kemudian bagian yang baru bisa mencari makan,
bergerak, tumbuh, dan melakukan kegiatan lainnya. Untuk makhluk hidup yang
membutuhkan pasangan yaitu mamalia termasuk manusia dan burung.
7. Ekskresi Saat udara panas tubuh akan mengeluarkan keringat, begitupula saat
olahraga. Ketika di ruangan dingin, tubuh akan sering buang air kecil (urine).
Keringat yang merupakan garam mineral dan urine merupakan salah satu zat sisa
yang di keluarkan makhluk hidup. Karbon dioksida dan uap air juga zat sisa dari
proses respirasi. Pengeluaran zat sisa tersebut dinamakan eksresi. Proses ini
sangat penting karena zat sisa bersifat racun dan tidak baik bagi kesehatan dalam
tubuh.
B. Lingkungan
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan
ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain. Dalam lingkungan sebagai tempat hidup terdapat
beberapa istilah antara lain indivdu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
1. Individu, adalah organisme tunggal. Contoh individu adalah seorang anak, satu
batang pohon, dll
2. Populasi merupakan sekelompok organisme dari spesies yang sama, yang
tinggal di daerah yang sama dan berinteraksi satu sama lain. Populasi berasal
dari bahasa Latin, yaitu 'populus' yang berarti rakyat atau penduduk. Dalam
ilmu biologi, populasi dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu-
individu suatu jenis organisme tersebar luas di atas permukaan bumi. Dalam
populasi dikenal istilah-istilah:
a. Jumlah populasi, yaitu jumlah individu/spesies yang membentuk populasi.
b. Densitas atau kepadatan populasi, yaitu jumlah individu/spesies yang sama
yang hidup dalam suatu daerah. Kepadatan populasi dapat dinyatakan dalam
jumlah individu/spesies per luas daerah.
c. Dispersi atau persebaran populasi, yaitu jarak individu/spesies dalam suatu
populasi.
d. Tingkat kelahiran, yaitu jumlah kelahiran dalam suatu populasi selama
periode waktu tertentu.
e. Tingkat kematian, yaitu jumlah kematian dalam suatu populasi selama
periode waktu tertentu.
3. Komunitas adalah sekumpulan berbagai macam populasi makhluk hidup yang
hidup dalam suatu wilayah tertentu. Suatu komunitas tersusun dari semua
populasi yang hidup dan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam
suatu wilayah dan waktu tertentu.
4. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dan lingkungan hidupnya yang saling
berinteraksi dan membentuk hubungan timbal balik. Oleh karena itu, ekosistem
disebut juga sistem lingkungan. Misalnya komunitas ikan air tawar selalu
berhubungan dengan kolam ikan, air, udara, tanah dan sinar matahari.
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
ekosistem alami dan ekosistem buatan. Ekosistem alami adalah ekosistem yang
terbentuk karena pengaruh alam sekitar dan bukan karena campur tangan
manusia, contohnya, sungai, laut, dan gunung, sedangkan ekosistem buatan
adalah ekosistem yang dibentuk oleh manusia, contohnya, kolam ikan,
akuarium, waduk, dan sawah.
5. Biosfer, Ekosistem mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Ekosistem yang
kecil akan membentuk ekosistem yang lebih besar. Seluruh ekosistem di muka
bumi ini akan membentuk satu ekosistem yang lebih besar yang disebut biosfer.
Makhluk hidup di Bumi semuanya bergantung satu sama lain dan saling
berhubungan. Tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak berhubungan dengan
makhluk hidup lainnya. Kali ini kita akan membahas tentang jenis-jenis hubungan antar
makhluk hidup atau simbiosis. Dilansir dari National Geographic, siombiosis adalah
hubungan ataupun interaksi antara dua organisme makhluk hidup yang berbeda. Ada
lima jenis simbiosis yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, simbiosis
komensalisme, simbiosis amensalisme, simbiosis netralisme
1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang saling menguntungkan pada dua
organisme. Misalnya tanaman dengan hewan penyerbuk seperti serangga, kupu-
kupu, ngengat, dan kelelawar. Tanaman mendapat keuntungan karena hewan
penyerbuk membantu penyerbukan dan reproduksinya. Sedangkan hewan
diuntungkan karena mendapat makanan dari tanaman tersebut. Mutualisme juga
terjadi pada rayap dan Protista. Walau memakan kayu, rayap tidak bisa
mencernanya. Dilansir dari College of Arts and Sciences Biology, rayap
membiarkan Protista tinggal di dalam perutnya sedangkan Protista membatu
rayap sehingga dapat mencerna kayu.
2. Simbiosis Parasitisme
Parasitisme adalah simbiosis yang menguntungkan satu pihak sedangkan pihak
lainnya dirugikan tanpa menyebabkan kematian langsung. Contoh parasitisme
adalah nyamuk yang memakan darah manusia, sedangkan manusia dirugikan
karena tertular penyakit juga rasa gatal akibat gigitan nyamuk. Contoh lain
parasitisme adalah parasit dengan inangnya. Simbiosis Komensalisme
Komensalisme adalah hubungan saat organisme A mendapatkan manfaat dari
organisme B, sedangkan organisme B tidak terpengaruh oleh organisme A.
Contohnya adalah burung yang bersarang di pohon. Burung mendapat manfaat
dari pohon sebagai tempat sarangnya, sedangkan pohon tidak dirugikan maupun
diuntungkan oleh keberadaan burung. Contoh lain komensalisme adalah
tanaman anggrek yang menumpang hidup pada pohon manga sebagai inang dan
ikan pilot juga remoras yang mendapatkan makanan dari sisa makanan hiu.
Baik pohon manga dan ikan hiu, keduanya tidak dirugikan maupun
diuntungkan.
3. Simbiosis Amensalisme
simbiosis amensalisme adalah hubungan di mana suatu organisme A dirugikan
oleh organisme B, sedangkan organisme B tidak terpengaruh organisme A.
Contoh simbiosis amensalisme adalah jamur Ascomycota Penicillium notatum
dengan bakteri. Jamur tersebut menghasilkan penisilin yang membunuh bakteri
disekitarnya, sedangkan jamur tidak dirugikan atau diuntungkan oleh
keberadaan bakteri. Contoh lain simbiosis amensalisme adalah pohon kenari
hitam dan pohon pinus dengan tumbuhan disekitarnya. Pohon pinus
mengeluarkan zat aleopati sedangkan pohon kenari hitam mengeluarkan zat
juglone. Zat aleopati dan zat juglone ini menghambat pertumbuhan tanaman
lain sehingga biasanya di hutan pinus hanya terdapat pinus, begitu juga dengan
pohon kenari hitam.
4. Simbiosis Netralisme
Netralisme adalah hubungan antara dua organisme yang tidak saling
menguntungkan ataupun merugikan. Keduanya dapat hidup dalam satu
lingkungan dengan akur tanpa saling memengaruhi. Misalnya ayam dan
kambing yang hidup dalam satu lingkungan namun tidak saling memengaruhi.
5. Simbiosis Kompetisi
Simbiosis kompetisi adalah hubungan antar dua organisme yang saling bersaing
dalam memperebutkan makanan maupun sumber air. Misalnya singa dan hyena
yang bersaing dalam mendapatkan mangsa, serigala dan beruang yang juga
bersaing dalam mendapatkan makanan. Contoh lain kompetisi adalah serigala
serta hewan herbivora yang bersaing mendapatkan sumber air. Jika serigala
telah menguasai sumber air, hewan herbivora yang mencoba meminumnya akan
dimangsa. Hal ini menyebabkan hewan herbivora mati atau bermigrasi mencari
sumber air yang baru.
D. Rantai Makanan
Menggambarkan interaksi langsung antar spesies yang ada pada ekosistem itu
sendiri, sehingga hubungan antar spesies bisa dibedakan mana yang termasuk
dalam spesies basal, spesies peralihan dan mana yang menjadi spesies predator
puncak.
Sebagai penyederhana dalam memahami suatu hubungan antar spesies dan
berfungsi dalam mempelajari kontrol bawah ke atas maupun kontrol atas ke
bawah dalam suatu struktur komunitas.
Mmempelajari kontrol atas ke bawah ataupun kontrol bawah ke atas didalam
suatu struktur atau bentuk komunitas.
a. Produsen
Produsen adalah organisme yang mampu membuat makanannya sendiri,
contohnya adalah tumbuhan hijau. Keberadaannya tidak bergantung pada
ketersediaan makanan, akan tetapi keseimbangan alam. Maka dari itu produsen
tidak memakan makhluk lain. Tetapi malah di makan oleh makhluk lainnya.
Produsen juga merupakan makhluk hidup yang dapat membuat zat organik dari
zat anorganik. Biasanya produsen membuat makanan nya melalui proses
fotosintesis. Contoh produsen diantaranya tumbuhan hijau, alga, dan juga
lumut.
b. Konsumen
Konsumen yaitu makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain karena dia
tidak bisa memproduksi makanan sendiri seperti produsen. Maka dari itu untuk
menjaga kelangsungan hidupnya, konsumen bergantung pada organism
lainnya. Peran konsumen di dalam sebuah ekosistem biasa nya adalah hewan.
Konsumen memiliki beberapa tingkatan, diantaranya:
Konsumen pertama (primer), konsumen satu merupakan pemakan
produsen atau tumbuhan dan biasanya disebut dengan konsumen herbivora.
Contohnya seperti sapi, kelinci, kerbau dan lain lain.
Konsumen sekunder, organisme yang sumber makanannya dari tingkat
trofik sebelumnya (trofik 2). Tingkatan ini diisi oleh hewan-hewan
karnivora yang masih bisa dimangsa oleh hewan lain, contohnya adalah
tikus.
Konsumen tersier, konsumen ini merupakan pemakan konsumen kedua
dan seterusnya hingga konsumen yang terakhir yang disebut dengan
konsumen puncak. Biasanya konsumen puncak merupakan hewan yang
tidak bisa dimakan oleh hewan lainnya. Contohnya singa, buaya, elang.
Piramida Ekologi
Piramida ekologi adalah suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan
hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada
suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah
relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunyapun
semakin sedikit. Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen, konsumen primer,
konsumen sekunder, konsumen tertier.
Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau paling bawah. Sedangkan
herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik kedua, konsumen sekunder
menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier menempati tingkat trofik ke empat
atau puncak piramida. Berikut ini jenis-jenis piramida:
1. Piramida Energi
Piramida ini menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi
makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida energi tidak
hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai
makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer
energi. Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin
efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi
menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat
dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya lebih
tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin
sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam
piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.
2. Piramida Biomassa
Piramida Biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya
transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida
biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di
tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida
biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat
trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik. Misalnya di
lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan
konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru
dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa
memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya
individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
3. Piramida Jumlah
Piramida jumlah adalahsuatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada
setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Piramida jumlah umumnya berbentuk
menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah
sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen
primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier artinya jumlah tumbuhan
dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di
taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari
konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari
organisme konsumen sekunder.
1. Contoh Rantai Makanan Berdasarkan Ekosistemnya
Ada sejumlah contoh jaring-jaring makanan dikelompokkan berdasarkan habitat
kehidupan mereka. Contohnya ialah jaring-jaring makanan bagi habitat tertentu.
Ada kira-kira 13 mahluk hidup pada suatu siklus jaring-jaring makanan. Beberapa
mahluk hidup itu diantaranya phytoplankton, zoopllankton, ikan, udang, burung
camar, kepiting, rumput laut, gurita, pinguin, gajah laut, anjing laut, paus biru,
serta paus pembunuh. Nah, melihat ke 13 mahluk hidup itu bisa digolongkan
kedalam sejumlah siklus rantai makanan, diantaranya:
Tidak hanya di laut dan danau, Jaring-jaring makanan juga terjadi di ekosistem
sawah yaitu, seperti berikut:
Pohon > Burung Gereja > Burung Elang Pohon > Jangkrik > Burung Pipit
>Burung Elang.
Rumput > Jangkrik> Tikus > Burung Elang.
Rumput > Jangkrik > Tikus > Ular > Burung Elang.
Rumput > Tikus > Burung Elang.
Pohon > Jangkrik > Tikus > Burung Elang.
Pohon > Jangkrik > Tikus >Ular > Burung Elang.
Rumput > Jangkrik > Burung Pipit > Burung Elang.
Rumput > Tikus > Ular > Burung Elang.
Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan hidup merupakan ruang yang ditempati makhluk hidup bersama
faktor biotik dan abiotik. Suatu lingkungan dikatakan seimbang apabila dinamika
dalam ekosistem yang meliputi rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan tiap-tiap
organisme pada tingkat trofi berperan sesuai dengan fungsinya masing- masing.
bahan antara bahan makanan yang terbentuk dan bahan makanan yang digunakan,
serta keseimbangan antara komponen biotik dan komponen abiotik. Dengan
demikian, tidak ada satu pun makhluk hidup yang berkembang lebih cepat dan
mendominasi organis- me lainnya.
ASPEK Tidak Kompeten (0-6) Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten (10)
Proses pengajuan dan Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam
pembahasan permasalahan/ dalam diskusi pengajuan dan pembahasan pengajuan dan pembahasan pengajuan dan pembahasan
tema diskusi namun kurang aktif namun secara aktif tetapi namun secara aktif dan
menutup diri untuk diskusi terbuka untuk diskusi
Proses presentasi Peserta didik tidak mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
observasi dan diskusi observasi dan diskusi observasi dan diskusi observasi dan diskusi
namun dengan sikap yang dengan sikap yang baik dengan sikap yang baik dan
kurang baik namun tidak mampu mampu berdiskusi/tanya
berdiskusi/ tanya jawab jawab dengan kelompok
dengan kelompok lain lain
Hasil penyajian data Peserta didik tidak Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
menyusun atau menyajikan menyusun atau menyajikan menyusun atau menyajikan menyusun atau menyajikan
data hasil pengamatan data hasil pengamatan data hasil pengamatan data hasil pengamatan
secara apa adanya namun belum sistematis dengan sangat lengkap dan
sistematis
Keterangan :
1. Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remediasi.
2. Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
Nusawungu, Juni 2022