Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam

cairan yang disebut plasma. Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah

(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah pembeku (trombosit).

Plasma mengandung bermacam-macam protein, zat kimia, faktor-faktor

pembekuan dan kaya dengan zat metabolik. Darah berperan sebagai

pengangkut berbagai komponen menuju berbagai organ pada tubuh (Markun,

2010).

Kreatinin merupakan produk penguraian ginjal, kreatinin disintesis di

hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan

kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.

Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine

diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim

kreatin kinase (creatin kinase, CK) (Junaedi, ade. 2009).

Menurut Temes (2011) skizofrenia adalah bentuk paling umum dari

penyakit mental yang parah. Penyakit ini adalah penyakit yang serius

dan mengkhawatirkan yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan

berkomunikasi, gangguan realitas (berupa halusinasi dan waham), gangguan

kognitif (tidak mampu berpikir abstrak) serta mengalami kesulitan untuk

melakukan aktivitas sehari-hari.


Menurut hasil penelitian multinasional World Health Organization

(WHO) jumlah rata-rata penderita skizofrenia tampak serupa pada budaya

maju maupun budaya berkembang. WHO memperkirakan bahwa sekitar 24

juta orang di seluruh dunia mengidap skizofrenia. Data American Psychiatric

Association (APA) menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita

skizofrenia. Diperkirakan 75% penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada

usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang beresiko tinggi

karena pada tahap usia perkembangan ini banyak sekali stressor kehidupan.

Sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat menderita

skizofrenia, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid, 2005).

Pada manusia. Panjang ginjal manusia sekitar 10 cm dengan berat

kurang lebih 200 gram. Sebagai alat ekskresi, ginjal mengeluarkan sisa

penyaringan darah yang berupa urin. Salah satu efek samping dari minuman

beralkohol adalah terganggunya fungsi ginjal. Fungsi ginjal yaitu

mempertahankan keseimbangaan garam dan mengontrol osmolaritas cairan

ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangaan dengan mengatur keluaran

garam dan urin sesuai kebutuhan untuk mengganti asupan dan kehilangan

abnormal dari air dan garam (Guyton & Hall, 2006).

Salah satu jenis pemeriksaan yang sering di lakukan untuk mengetahui

adanya kerusakan pada ginjal yaitu dengan mengukur kadar kreatinin dalam

darah, sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu

mendiagnostik penyakit tertentu. (Baron, 2013).


Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan

penelitian tentang “Gambaran Kadar Kreatinin Pada Pasien Pada Pasien

Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Kota Kendari”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran

kadar kreatinin pada pasien pada pasien skizofrenia di rumah sakit jiwa kota

kendari?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Kadar Kreatinin Pada Pasien Pada

Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan informasi tambahan terhadap Analis Kadar

Kreatinin Pada Pasien Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Kota

Kendari.

Anda mungkin juga menyukai