Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI AKADEMIK

ANGKATAN XXI GOLONGAN III


TAHUN 2022

Nama : RIZKI FADILLAH


Nomor Absen : 36
Kelompok :4
Instansi : Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Judul Kasus : Membangun efektifitas pelayanan publik melalui Mall Pelayanan
Publik

1. Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang terlibat dan peran
setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban :
 deskripsi rumusan kasus dan masalah pokok
masih banyak kekurangan dari penyedia layanan publik sebagaimana yang
dirumuskan dalam seminar evaluasi kualitas pelayanan publik dinyatakan bahwa
terdapat beberapa permasalahan dalam pelayanan publik. Diantaranya masih
sedikit instansi yang wajib memberikan layanan yang berstandar operasional
prosedur, dan adanya kejelasan. Masih ada beberapa instansi penanggung jawab
dan penyedia layanan yang masih belum mempunyai SOP berupa alur dan
prosedur yang jelas dalam menyediakan pelayanan

 Aktor yang terlibat dan perannya


Mal Pelayanan Publik
- Perannya berdasarkan konteks deskripsi kasus
MPP pada dasarnya merupakan pengintegrasian pelayanan publik dari daerah
dengan berbagai pelayanan publik instansi pemerintah pusat, BUMN dan kalau
mungkin swasta, boleh jadi merupakan model pelayanan terpadu generasi ketiga.
Generasi pertama adalah Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA), kemudian
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Mal Pelayanan Publik sebagai the new public service adalah jawaban bagi harapan
publik tentang kemudahan perijinan, kecepatan pelayanan dan akhirnya
mendorong kemudahan berusaha, meningkatkan pertumbuhan industri mikro
maupun ekonomi makro. Melalui MPP, pola pikir yang ego sektoral antar instansi
diubah menjadi kerja bersama yang berfokus pada komitmen melayani
masyarakat

2. Melakukan analisis terhadap :


a. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan Pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor yang terlibat berdasarkan
konteks deskripsi kasus.
Penerapannya berdasarkan core BerAKHLAK
 Berorientasi Pelayanan
MPP menjadi media untuk membangun sistem kerja dan sinergi yang
utuh,mempraktikkan perubahan budaya kerja yang melayani, panggung untuk
menampilkan wajah birokrasi yang mengadopsi the new public service, sehingga
benar-benar merepresentasikan kehadiran negara untuk memberikan manfaat
luas bagi kepentingan dan kemakmuran masyarakat
 Akuntabel
Kehadiran Mal Pelayanan Publik, juga tidak mendegradasi generasi Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP), justru ini keistimewaannya MPP dapat memayungi
PTSP tanpa pula mematikan pelayanan yang sudah ada sebelumnya. Sebab PTSP di
daerah sebenarnya sudah berjalan baik (melalui kerangka 7 regulasi PP nomor 18/
2016 tentang perangkat daerah).
 Kompeten
Selalu melakukan perbaikan di bidang yang kurang seperti perizinan yang
bergantung pada dinas teknis.
 Harmonis
media untuk membangun sistem kerja dan sinergi yang utuh, mempraktikkan
perubahan budaya kerja yang melayani, panggung untuk menampilkan wajah
birokrasi yang mengadopsi the new public service, sehingga benar-benar
merepresentasikan kehadiran negara untuk memberikan manfaat luas bagi
kepentingan dan kemakmuran masyarakat
 Kolaboratif
Kemenpan RB menghadirkan Mal Pelayanan Publik (MPP) Indonesia, yang lebih
progresif memadukan pelayanan dari pemerintah pusat, daerah dan swasta dalam
satu tempat. Bahkan menyatukan pelayanan publik lintas kewenangan yang pada
umumnya sulit dilakukan karena struktur birokrasi di Indonesia yang sangat besar.
 Adaptif
MPP mampu menjadi inkubator bagi tumbuhnya pelayanan pemerintah yang 9
mengadopsi teknologi, serta menjadi wahana leadership yang melahirkan para
ASN teladan berjiwa hospitality
 Loyal
MPP menjadi media untuk membangun sistem kerja dan sinergi yang utuh,
mempraktikkan perubahan budaya kerja yang melayani, panggung untuk
menampilkan wajah birokrasi yang mengadopsi the new public service, sehingga
benar-benar merepresentasikan kehadiran negara untuk memberikan manfaat
luas bagi kepentingan dan kemakmuran masyarakat

pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS


 Berorientasi Pelayanan
Aspek durasi waktu pemberian layanan masih belum ada sehingga kurang efektif
dan efisien serta dapat merugikan waktu masyarakat yang sedang mengakses
pelayanan.
 Akuntabel
Masih ada beberapa instansi penanggung jawab dan penyedia layanan yang masih
belum mempunyai SOP berupa alur dan prosedur yang jelas dalam menyediakan
pelayanan.
 Kompeten
ditemukan ketidakmampuan petugas pemberi layanan disebabkan karena
kompetensi yang rendah serta kurang sesuai dengan pekerjaan untuk
menyediakan pelayanan yang baik
 Harmonis
Masih ada penyedia layanan yang bersikap kurang ramah, kurang sopan atau tidak
jelas dalam berbicara, memberitahukan suatu informasi dengan tidak
ramah/santun.
 Kolaboratif
kendala yang perlu disempurnakan, antara lain sebagian besar perizinan
bergantung pada dinas teknisnya sehingga terjadi kelambatan proses; beberapa
pemda belum mengikat perizinan dengan sertifikasi ISO sehingga ada celah tidak
terkontrol dan tidak transparan sehingga menjadi temuan lembaga pengawasan.
 Adaptif
masih ada penyedia layanan masih belum menggunakan sarana prasarana yang
layak serta sesuai kebutuhan konsumen, misalnya sarana khusus bagi difabel,
ruang laktasi, antrian khusus bagi lansia, dan sistem konektivitas jaringan
komputer, internet sehingga pada saat pengurusan layanan yang membutuhkan
koneksi server pusat, layanan tidak dapat diberikan karena tidak ada koneksi
jaringan
 Loyal
Berdampak pada nama instansi yang menjadi buruk di mata masyarakat yang
menerima pelayanan tersebut.

b. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang kedudukan
dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
 Pelayanan publik yang diinginkan masyarakat menjadi tidak optimal
 Ketersediaan informasi menjadi terbatas
 penggunaan teknologi dalam pelayanan menjadi terhambat
 biaya yang dikeluarkan untuk pemohon menjadi meningkat.

3. Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah berdasarkan konteks


deskripsi kasus
 Melanjutkan identifikasi terhadap bentuk proses bisnis dan tata kelola data lintas
instansi yang mengintegrasikan karakter format dan definisi data yang berbeda
 Mengintregrasikan layanan dan interoperabilitas data yang membutuhkan
rekayasa aplikasi ulang
 pembentukan arsitektur spbe untuk menyamakan cara pandang bagi integrasi
pelayanan publik
 meningkatkan kualitas MPP dengan melibatkan SDM yang berkualitas dan
Penggunaan Teknologi

4. Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan


masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.
 Data dari masing masing instansi menjadi lebih tertata dan ada kesamaan dari
mulai instansi pusat ke daerah
 SDM mengoptimalkan pengoperasian teknologi yang menunjang dalam
melakukan pelayanan

Anda mungkin juga menyukai