Anda di halaman 1dari 167

BAB.I.

Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 1.1
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU
KRITERIA 1.1.1.
Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis peluang pengemban
undangan yang dituangkan dalam perencanaan. (lihat juga PMP 5.1; dan PMP 5.2 )
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi, Misi, Tujua
layanan UKM maupun UKPPP. (lihat PP 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah)
• Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang pengembangan

• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja termasuk
Puskesmas. (UKM : 2.1.1 dan 2.8.3)
• Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untu
tahunan Puskesmas berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) sesuai siklus perencanaan anggaran daerah
• Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan Laboratorium & di

• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Keca

• Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dilakukan berdasarkan :


1) Alokasi anggaran sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disetujui oleh Dinkes Kab/Kota;
2) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan RUK yg diusulkan dan situasi pada saat penyusunan RPK tahunan
• RPK dirinci menjadi RPK Bulanan bersama target pencapaiannya dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya
• Perencanaan baik Rencana Lima Tahunan dan RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengend
ketentuan peraturan perundang-undangan

KRITERIA 1.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.1.1.1.Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tatanilai yang menjadi SK Ka
acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas mulai dari Puskesmas
perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja tentang Visi,
Puskesmas (R) Misi, Tujuan
dan Tatanilai
Puskesmas

EP 2 1.1.1.2.Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan SK Ka


berdasarkan hasil identifikasi dan analisis sesuai dengan yang Puskesmas ttg
diminta dalam pokok pikiran pada paragraf terakhir. (R,D,W) Jenis2
Pelayanan dan
kegiatan
Puskesmas

EP 3 1.1.1.3.Rencana Lima Tahunan disusun dengan melibatkan Ada Relita aau


lintas program dan lintas sektor serta berdasarkan rencana Renstar BLUD
strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. ( R, D,W) Puskesmas

EP 4 1.1.1.4.Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dengan Ada SK Tim


melibatkan lintas program dan lintas sektor, berdasarkan Manajemen
rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota, puskesmas
Rencana Lima Tahunan Puskesmas dan hasil penilaian kinerja.
(R, D, W)
EP 5 1.1.1.5.Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas disusun Ada DPA
bersama lintas program sesuai dengan alokasi anggaran yang Puskesmas
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. (R, yang telag
D, W) disetujui Dinkes

EP 6 1.1.1.6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai Ada DPA


dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan serta Puskesmas
hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan. (R, D, yang telag
W) disetujui Dinkes

EP 7 1.1.1.EP 7. Apabila ada perubahan kebijakan Pemerintah dan


Pemerintah Daerah dilakukan revisi perencanaan sesuai
kebijakan yang ditetapkan (D, W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.1.2
Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelaya
penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2)
POKOK PIKIRAN

1.1.2. AKSES PENGGUNA LAYANAN

1.1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan
akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas
serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2;

Diinformasikan melalui media


1.1.2 AKSES komunikasi yang te lah
 INFORMASI: ditetapkan
- HAK & KEWAJIBAN PASIEN SK, bukti sosialisasi,
- JENIS PELAYANAN e valuasi & TL
- KEGIATAN2 PUSKESMAS penyampaian
 AKSES THD PELAYANAN
 AKSES UTK PENYAMPAIAN informasi, se rta upaya
UMPAN BALIK mendapatkan umpan
Mekanisme untuk balik
menerima umpan balik
te rkait ke mudahan akses ,
ke luhan dan usulan
perbaikan

KRITERIA 1.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.1.2.1.Ditetapkan kebijakan tentang hak dan kewajiban pasien, SK Ka
dan jenis- jenis pelayanan serta kegiatan yang disediakan oleh Puskesmas
Puskesmas. (R) tentang Hak
dan Kewajiban
Pasien
Puskesmas…..

EP 2 1.1.2.2.Dilakukan sosialisasi tentang hak dan kewajiban pasien,


jenis-jenis pelayanan serta kegiatan yang disediakan oleh
Puskesmas. (D,W)

EP 3 1.1.2.EP 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap


penyampaian informasi terkait hak dan kewajiban pasien, jenis-
jenis pelayanan dan kegiatan- kegiatan Puskesmas terhadap
pengguna layanan, lintas program maupun lintas
sektor serta pemanfaatan pelayanan dan kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan jadwal yang disusun. (D, W)
EP 4 1.1.2.EP 4. Dilakukan upaya untuk memperoleh umpan balik
dari masyarakat serta dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap umpan balik. (D, O, W)

Jumlah 0

STANDAR 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PUSKESMAS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.2.1
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan
POKOK PIKIRAN
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota

• Struktur fungsional mengacu pada PMK 43 tahun 2019


• Untuk tiap jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, perlu ada kejelasan tugas, wewenang, tang
• Pengisian jabatan dalam struktur organisasi berdasarkan persyaratan jabatan; Karena keterbatasan jumlah tenaga, dimungkinkan terjadi perangkapan jabatan
• Efektivitas struktur dan pengisian jabatan perlu dikaji ulang secara periodik

KRITERIA 1.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.2..1. EP.1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan Ada SK Kepala
oleh Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota dengan kejelasan Dinas
uraian jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang Kesehatan
memuat uraian tugas, tanggung jawab, wewenang, dan Kab/Kota ttg
persyaratan jabatan. (R) Struktur
Organisasi
Puskesmas
(fungsional)
Struktur
fungsional
mengacu pada
Pmk 43 th 2019
Dilengkapi
dengan uraian
jabatan, uraian
tugas, tanggung
jawab dan
wewenang
serta
persyaratan
jabatan
EP 2 1.2.1.EP 2. Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab Ada SK Kepala
dan Koordinator pelayanan Puskesmas.(R) Puskesmas ttg
Struktur
Organisasi
Puskesmas
(fungsional);
Struktur
fungsional
mengacu pada
Pmk 43 th 2019
dan SK Kadinkes
Kab/Kota
Penetapan dg
mengisi kotak2
struktur dalam
SK Kadinkes
dengan tenaga
Puskesmas
yang memenuhi
persyaratan
jabatan
Karena
keterbatasan
jumlah tenaga,
dimungkinkan
terjadi
perangkapan
jabatan

EP 3 1.2.1.Terdapat kebijakan dan prosedur yang jelas dalam Ada SK Kepala


pendelegasian wewenang dari Kepala Puskesmas kepada Puskesmas ttg
Penanggung jawab upaya, dari Penanggung jawab upaya Pendelegasian
kepada koordinator pelayanan, dan dari koordinator pelayanan Wewenang
kepada pelaksana pelayanan kegiatan apabila meninggalkan
tugas atau terdapat kekosongan pengisian jabatan. (R)

Jumlah 0

KRITERIA 1.2.2
Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan terkait pelaksanaan kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, termasuk pengendalian dokumen buk
POKOK PIKIRAN
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengen

• Pedoman tata naskah mengatur, al:


- Penyusunan,tinjauan & pengesahan
- Pengendalian dokumen termasuk perubahannya
- Pemeliharaan dokumen
- Pengelolaan dokumen eksternal
- Masa retensi
- Alur pneyusunan & distribusi
• Penyusunan Pedoman tata naskah Puskesmas dapat merujuk pada kebijakan masing-masing daerah dan atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan terkait tata nas
• Komponen Tata Naskah Puskesmas sebaiknya mengacu pada Pedoman Tata Naskah yang ditetapkan oleh Dinkes Kab/Kota

KRITERIA 1.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.2.2.EP 1. Ditetapkan pedoman tata naskah Puskesmas Ada PEDOMAN
sebagaimana diminta dalam pokok pikiran (R) TATA NASKAH
PUSKESMAS
Sesuai yg
diminta dalam
Pokok Pikiran
Kriteria 1.2.2

EP 2 1.2.2.EP 2. Ditetapkan kebijakan, pedoman/ panduan, prosedur Ada DOKUMEN


dan kerangka acuan untuk KMP, penyelenggaraan UKM serta REGULASI (SK,
penyelenggaraan UKP, Kefarmasian dan Laboratorium.(R) Pedoman/Pand
uan, SOP, KAK
untuk KMP,
Penyelenggaraa
n UKM,
Penyelenggaraa
n UKPP,
Kefarmasian
dan
Laboratorium
Format
Dokumen
Regulasi harus
mengacu pada
Pedoman Tata
Naskah
Puskesmas

Jumlah 0

KRITERIA 1.2.3
Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM, juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemb

KRITERIA 1.2.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.2.3.EP 1. Dilakukan identifikasi jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang
upaya kesehatan. (D)
EP 2 1.2.3.EP 2 Disusun dan dilaksanakan program pembinaan Ada Dokumen
terhadap jaringan pelayanan dan jejaring Puskesmas dengan Program
jadwal dan penanggung jawab yang jelas serta terdapat bukti Pembinaan
dilakukan pembinaan sebagaimana diminta dalam Jaringan dan
pokok pikiran. (R, D, W) Jejaring
Puskesmas

EP 3 1.2.3.EP 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap


rencana dan jadwal pelaksanaan program pembinaan jaringan
dan jejaring (D)

Jumlah 0

KRITERIA 1.2.4
Puskesmas menjamin ketersediaan data dan informasi melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengam
termasuk penyampaian informasi kepada masyarakat dan pihak terkait
• Ketersediaan data dan informasi akan memudahkan Tim Peningkatan Mutu, para penanggung jawab upaya pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik UKM ma
memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pengguna layanan
• Pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan data yang masuk ke dalam sistem informasi dilakukan sesuai dengan periodisasi yang telah ditentukan
• Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Sistem Informasi Puskesmas, (mengacu pada Pmk 31/2019); SK tsb mencakup : Tim Pengelola SIP, Pengelolaan SIP (Pencatatan, Pengumpulan, Penyimpanan Data, Analisis da
untuk Pengambilan Keputusan merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan peningkatan mutu dan kesela matan pengguna layan
Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
• Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
• Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah

KRITERIA 1.2.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.2.4.EP 1. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan, analisis Ada SK Ka
data dan pelaporan serta distribusi informasi sesuai dengan Puskesmas ttg
ketentuan perundang-undangan terkait Sistem Informasi Sistem
Puskesmas (R, D, W) Informasi
Puskesmas; Ada
SOP
Pengelolaan
Sistem
Informasi
Puskesmas

EP 2 1.2.4.EP.2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut thd


penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas secara periodik.
(D, W)

Jumlah 0

STANDAR 1.3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.3.1
Ketersediaan SDM
POKOK PIKIRAN
• Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
• Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana
• Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat

KRITERIA 1.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.3.1 EP1 . Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja Terdapat ANJAB
sesuai kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan dan ABK
perundang-undangan. (R) Puskesmas
EP 2 1.3.1.2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan
tenaga berdasar analisis jabatan dan analisis beban kerja. (R, D,
W)

EP 3 1.3..1 EP 3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan


tenaga baik dari jenis, jumlah dan kompetensi sesuai dengan
peta jabatan dan hasil analisis beban kerja, (D, W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.3.2
URAIAN TUGAS
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna laya
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati

KRITERIA 1.3.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.3.2. EP 1.Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok SK Penetapan
dan tugas tambahan untuk setiap pegawai. (R Uraian Tugas

EP 2 1.3.2. EP 2Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai SK indiKator


sebagaimana diminta dalam pokok pikiran. (R) Kinerja Pegawai

EP 3 1.3.2. EP 3Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun


sekali dan tindak lanjut terhadap hasil penilaian kinerja pegawai
untuk upaya perbaikan. (D, W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.3.3
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang diteta

• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
- bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
- bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
- bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
- uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
- bukti sertifikat pelatihan
- bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
- hasil penilaian kinerja pegawai
- bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
- bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
- bukti pelaksaanaan orientasi.

KRITERIA 1.3.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.3.3. EP 1.Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file SK
kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Pukesmas Pengangkatan
yang terpelihara sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. pegawai
(R, D, O, W)

EP 2 1.3.3. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara periodik


terhadap kelengkapan dan pemutakhiran data kepegawaian. (D,
W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.3.4
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
POKOK PIKIRAN
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegi
peran, dan tanggung jawab yang akan diemban
• Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan tujuan magang maka pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institu
• Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program mutu Pusk

• Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai dengan
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan Pandua

KRITERIA 1.3.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.3.4. EP. 1.Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai kerangka SK Pelaksanaan
acuan yang disusun. (D, W) Orientasi,

EP 2 1.3.4. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap


pelaksanaan orientasi (D.W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.3.5
Penyelenggaraan K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai s
perlindungan pegawai terhadap penularan penyakit infeksi proses pelaporan jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling perlu disusun dan diterapka
• Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pengguna layanan, keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerim
terhadap penyakit menular, memahami identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan keselamatan lainnya
• Sistem K3 berdasarkan referensi PMK 52 tahun 2018 tentang K3 Fasyankes
• Sistem K3 meliputi: Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan K3, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan Kinerja K3
-• Pengenalan
Standar K3 meliputi:
potensi bahaya dan pengendalian risiko K3

- Penerapan kewaspadaan standar


- Penerapan prinsip ergonomi
- Pemeriksaan kesehatan berkala
- Pemberian imunisasi
- Pembudayaan PHBS
- Pengelolaan sarana dan prasarana (aspek K-3)
- Pengelolaan peralatan medis (aspek K-3)
- Kesiapsiagaan thd kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran
- Pengelolaan bahan dan limbah B-3
- Pengelolaan limbah domestik

KRITERIA 1.3.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1.3.5. EP 1.Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, Ada SK Kapusk
dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W) tentang Tim K3,
Ada Pedoman
Sistem
Manajemen K3,
Ada standar K3

EP 2 1.3.5. EP 2.Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap


pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan
program yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. (D, W)

EP 3 1.3.5. EP 3.Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi


pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W)

EP 4 1.3.5. EP.4 Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap


pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan, atau cedera
akibat kerja. (D, W)

Jumlah 0

STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KRITERIA 1.4.1
Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbah

POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu menyusun program MFK Kerangka ISI Program MFK yaitu:
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan 1. Pendahuluan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun 2. Latar belakang
c. Manajemen Bencana/disaster 3. Tujuan umum dan khusus
d. Manajemen Penanganan Kebakaran 4. Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
e. Manajemen Alat Kesehatan Kegiatan pokok berupa:
f. Manajemen system utilisasi a. Keselamatan dan Keamanan
g. Pendidikan (edukasi) petugas b. Bahan beracun dan berbahaya
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f) c. Disaster plan
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK d. Kebakaran
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan, yaitu: e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim
- KESELAMATAN & KEAMANAN f. Peralatan medis
- SISTEM UTILISASI 5. Cara melaksanakan kegiatan
- PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3 6. Sasaran
- MANAJEMEN KEDARURATAN 7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
- PENGAMANAN KEBAKARAN 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelap
- PERALATAN KESEHATAN 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegia
- DIKLAT MFK

KRITERIA 1.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP1.Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK Ada SK Ka
serta tersedia program MFK yang ditetapkan setiap tahun Puskesmas ttg
berdasarkan identifikasi risiko. (R) PJ MFK dan SK
penetapan
program MFK
setiap tahun
berdasarkan
identifikasi
risiko.

EP 2 EP2.Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko pada


pokok pikiran. (D,W).
EP 3 EP3.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per triwulan terhadap
pelaksanaan program MFK pada pokok pikiran. (D)

Jumlah 0

KRITERIA 1.4.2.
Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan
POKOK PIKIRAN
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), se
listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan b

• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses renova
penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
• PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
3.Tujuan umum & khusus
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan / area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang berpotensi men
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk assessment / PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan / demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan k

f. Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan semua individu yang bekerja di RS, pada pasien RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area ter

g. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik pribadi
h. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar menghadap kel

i. Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK, ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak dapat melindungi di

5. Cara melaksanakan kegiatan


6. Sasaran
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan

KRITERIA 1.4.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan PROGRAM
petugas alih daya (outsourcing) (D,O,W KESELAMATAN
DAN
KEAMANAN

EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala meliputi


bangunan, prasarana dan peralatan (D,O,W)

EP 3 EP 3.Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara berkala.


(D, O,W)
EP 4 EP 4.Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi
terkait keamanan dan pencegahan penyebaran infeksi. (D,O,W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasar

POKOK PIKIRAN
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan perubahan

• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
•• Tersedia
Program IPAL sesuai dengan
Pengelolaan B3 danketentuan
Limbah B3peraturan
meliputi: perundang-undangan

1) Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan


2) Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (termasuk MSDS)
3) Sistem pelabelan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
4) Sistem pendokumentasian dan perizinan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
6) Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau paparan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Pembuangan limbah B3 yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan
8) Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• Program pengendalian B3 dan Limbah B3 meliputi:
a. Inventarisasi
b. Pengelolaan
c. Penyimpanan
d. Penggunaan
e. Pengendalian

KRITERIA 1.4.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan B3 dan limbahnya Program
sesuai angka satu sampai tujuh huruf b (R) Pengelolaan B3

EP 2 EP 2.Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan


pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir) (D,O,W)

EP 3 EP 3.Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan. (D, O)
EP 4 EP 4.Ada laporan, analisis, dan tindak lanjut penanganan
tumpahan, paparan/pajanan B3 dan atau limbah B3 (D,W)

Jumlah 0

KRITERIA 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat bencana internal dan eksternal
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability A
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesi

• Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-w
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard V
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
• PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT
- PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ PENANGGULANGAN BENCANA
- PENYUSUNAN DISASTER PLAN
- EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
• DISASTER DRILL (SIMULASI DISASTER)
- strategi komunikasi jika terjadi bencana,
- manajemen sumber daya,
- penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
- identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
- manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Tahapan siklus bencana
1. Tahap pencegahan; pada saat situasi normal, tidak terjadi bencana; dilakukan perencanaan dan mitigasi
2. Tahap Siap Siaga Bencana; pada saat situasi adanya potensi terjadinya bencana; dilakukan perencanaan dan Kontijensi
3. Tahap Tanggap Bencana; pada saat situasi terjadi bencana; dilakukan evakuasi
4. Tahap Pemulihan; pada saat pasca bencana; dilakukan rehabilitasi
• PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
- Kebijakan
- Latar belakang
- Analisa Risiko
- Peta rawan bencana
- Profil Puskesmas
- Pengorganisasian
- Tupoksi, SOP, Form
- Glossary Fasilitas
• KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
1. Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA),
2. Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3. Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. Manajemen sumber daya,
5. Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
7. Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia

Hazard Vulnerability Assement

ko n s e p
Ris k Kaji ulang

Proyeksi
D is a s te r /Eks p o s ure kebutuhan

• KONTIJENSI; Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
• Rencana Kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
• Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang diprediksi tidak terjadi
• Prinsip2 Rencana Kontijensi:
- Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
- Skenario dan tujuan disepakati.
- Dilakukan secara terus terang.
- Menetapkan peran dan tugas pelaku.
- Menyepakati konsensus.
- Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
• SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
- Diprogramkan dan dilaksanakan Minimal setahun sekali
- Diikuti seluruh staf dan karyawan serta Komunitas secara luas
- Melakukan Debriefing seusai simulasi
- Menindak lanjuti Debriefing hasil simulasi
- Hasil debriefing didokumentasikan
• Tujuan simulasi dan evaluasi tahunan yaitu:
- Mengukur kinerja Seluruh komponen
- Identifikasi area yang perlu perbaikan
- Meningkatkan kemampuan staf dan karyawan menghadapi bencana
- Pemanfaatan sumber daya
- Implementasi: Program, prosedur, Kebijakan terkait
• Kegiatan simulasi bisa berupa emergency drill, workshop, seminar, table top, fullscale, dll

KRITERIA 1.4.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal
dan eksternal sesuai dengan letak geografis Puskesmas dan
akibatnya terhadap pelayanan. (D

EP 2 EP 2.Dilaksanakannya program manajemen bencana meliputi


angka satu sampai dengan angka tujuh huruf c pada kriteria
1.4.1. (D, W).

EP 3 EP 3.Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan meliputi angka


dua sampai dengan angka enam huruf c pada kriteria 1.4.1.
terhadap program kesiapan menghadapi bencana yang telah
disusun, dan dilanjutkan dengan debriefing setiap selesai
simulasi. (D, W

EP 4 EP 4.Dilakukan perbaikan terhadap program kesiapan


menghadapi bencana sesuai hasil simulai dan evaluasi tahunan.
(D

Jumlah 0

KRITERIA 1.4.5.
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
• PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN; Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
a. Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
- Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
- Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
- Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
b. Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana
c. Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik
- Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan sarana penanganan kebakaran
- Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi
- Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran
- Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran
- Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik minimal sekali dalam setahun
- Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu
d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi
Kegiatan edukasi meliputi:
- Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran
- Mengupayakan sosialisasi dalam bentuk poster, pamflet, dll
- Mengikuti seminar , lokakarya dan pelatihan bagi staf dan karyawan
Puskesmas
- Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal
- Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan
Kegiatan simulasi penanganan kebakaran:
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana penanggulangan kebakaran
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban
- Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut
- Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan
- Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan
-e.Puskesmas
Menerbitkan kebijakan larangan
menerbitkan Kebijakanmerokok
Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010
- Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran
- Pantau kepatuhan larangan merokok secara berkesinambungan
- Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan dokumentasikan
f. Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok
• Sistem Proteksi Aktif meliputi: 1) Fire Detector; antara lain: Smoke detector dengan alarm, sprinkle; 2) Fire Supressant; antara lain: APAR, Hidrant, Karung goni
• Sistem Proteksi Pasif meliputi: sarana evakuasi, alat bantu evakuasi, jalur dan tanda arah evakuasi, tanda titik kumpul

KRITERIA 1.4.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Dilakukan program pencegahan dan penanggulangan PROGRAM
kebakaran angka satu sampai angka empat huruf d pada kriteria PENGAMANAN
1.4.1. (D, O, W) KEBAKARAN

EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap


alat deteksi dini, alarm, jalur evakuasi, serta keberfungsian alat
pemadam api. (D, O, W)

EP 3 EP 3.Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap program


pengamanan kebakaran. (D, W)

EP 4 EP 4.Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas, SK Larangan


pengguna layanan, dan pengunjung di area Puskesmas.(R). merokok di
area Puskesmas

Jumlah 0

KRITERIA 1.4.6.
Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan yang dapat digunakan setiap saat
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat ke
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang d
panduan produk tiap alat kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat

KRITERIA 1.4.6. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan SK inventarisasi
ASPAK.(R). alat sesuai
ASPAK

EP 2 EP 2.Dilakukan inspeksi dan pengujian terhadap alat kesehatan


secara periodik (D, O, W)

EP 3 EP 3.Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat


kesehatan secara periodik (D,O,W)

Jumlah 0
KRITERIA 1.4.7.
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam mendukun
• Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
- Ketersediaan listrik, air, gas medis
- Identifikasi area berisiko kegagalan listrik, air
- Pemeriksaan kualitas air
- Identifikasi & Ketersediaan sistem utilitas kunci yang lain
- Pemeliharaan system utilitas
• Program pemeliharaan meliputi
a. Pemeliharaan Tidak Terencana; Pemeliharaan darurat
b. Pemeliharaan Terencana
1. Pemeliharaan Pencegahan meliputi:
- Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan, Lihat, rasakan dengarkan, Pemeliharaan Waktu berhenti
- Penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan, Pemeliharaan waktu berjalan
2. Pemeliharaan Korektif meliputi:
- Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan
- Overhaul terencana

KRITERIA 1.4.7. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas dan PROGRAM
sistem penunjang lainnya sesuai huruf f pada kriteria 1.4.1.(R). PENGELOLAAN
SISTEM
UTILITAS

EP 2 EP 2.Sumber air, listrik dan gas medik tersedia selama 7 hari 24


jam untuk pelayanan di Puskesmas. (D,O)

Jumlah 0

KRITERIA 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) bagi petugas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petug
bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan

KRITERIA 1.4.8. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Ada rencana program pendidikan Manajemen Fasilitas dan PROGRAM
Keselamatan bagi petugas.(R). DIKLAT MFK

EP 2 EP 2.Dilaksanakan program pendidikan Manajemen Fasilitas


dan Keselamatan bagi petugas sesuai rencana. (D,W)

EP 3 EP 3.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan dalam


pelaksanaan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
bagi petugas. (D,W)

Jumlah 0

STANDAR 1.5. PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENILAIAN KINERJA


Pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dilakukan secara periodik
Untuk menilai efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan tata kelola, kesesuaian dengan rencana, dan pemenuhan terhadap kebutuhan dan harapan masyarakat, maka dilakuka
pemantauan, supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen.
KRITERIA 1.5.1
Dilakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian kinerja dengan menggunakan indikator kinerja yang ditetapkan sesuai dengan jenis pelayanan yang disediakan dan kebijaka
POKOK PIKIRAN
• Pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja yang jelas untuk memudahkan melakukan perbaikan penyelengga

• Bentuknya dapat berupa pemantauan dan evaluasi, supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen.
• Indikator kinerja adalah indikator untuk menilai cakupan kegiatan dan manajemen Puskesmas
• Indikator kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan kegiatan perlu disusun, dipantau dan dianalisis secara periodik sebagai bahan untuk perbaikan kinerja dan perencanaan period
• Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:
- Indikator kinerja Manajemen Puskesmas
- Indikator kinerja cakupan pelayanan UKM yang mengacu pada indikator nasional seperti Program Prioritas Nasional, indikator yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Pr

- Indikator kinerja cakupan pelayanan UKP, Kefarmasian, dan Laboratorium


• Dalam menyusun indikator-indikator tersebut harus mengacu pada Standar Pelayanan Minimal Kabupaten, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/Pedo
daerah kabupaten/kota
• PENGAWASAN DAN EVALUASI:
- DILAKUKAN BERJENJANG BAIK INTERNAL MAUPUN EKSTERNAL
- INTERNAL: PELAKSANA / PJ UPAYA / TIM MUTU/TIM AUDIT / KA. PUSKESMAS
- EKSTERNAL: DINKES KAB/KOTA / DINKES PROVINSI / KEMENTERIAN, MASYARAKAT, LINTAS SEKTOR

KRITERIA 1.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai dengan jenis- SK Jenis
jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan pemerintah Pelayanan di
Pusat dan Daerah (R) Puskesmas
SK Penetapan
Indikator Mutu
Kinerja
(Manajemen,
UKM, UKP)
EP 2 2. Dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja SK Monitoring
secara periodik sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang Evaluasi
ditetapkan, dan hasilnya diumpanbalikkan pada lintas program Kegiatan
dan lintas sektor (R, D, W) SOP Monitoring
Evaluasi
Kegiatan
SK Penilaian
Kinerja
SOP Penilaian
Kinerja
SK Umpan Balik
SOP Tindak
Lanjut Umpan
Balik

EP 3 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil


pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja terhadap
target yang ditetapkan dan hasil kaji banding dengan
Puskesmas lain (D)

EP 4 4. Dilakukan analisis terhadap hasil pengawasan, pengendalian


dan penilaian kinerja untuk digunakan dalam perencanaan
kegiatan masing-masing upaya Puskesmas, dan untuk
perencanaan Puskesmas (D)

EP 5 5. Hasil pengawasan, pengendalian dalam bentuk perbaikan


kinerja disediakan dan digunakan sebagai dasar untuk
memperbaiki kinerja pelaksanaan kegiatan Puskesmas dan
revisi perencanaan kegiatan bulanan (D, W)

EP 6 6. Hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dalam


bentuk Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), serta upaya
perbaikan kinerja dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota (D)

Jumlah 0

KRITERIA 1.5.2
Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
POKOK PIKIRAN
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas
pelaksanaan upaya Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah d
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu
diperlukan, serta metode dan teknologi yang digunakan; menggalang kerjasama dan keterpaduan serta meningkatkan motivasi petugas.
• Lokakarya mini triwulan digunakan untuk : menetapkan secara konkrit dukungan lintas sektor yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harm
kerjasama, komitmen, dan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan da

KRITERIA 1.5.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan secara
konsisten dan periodik untuk mengkomunikasikan,
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan upaya – upaya
Puskesmas (D,W)

EP 2 2. Dilakukan pembahasan permasalahan, hambatan dalam


pelaksanaan kegiatan dan rekomendasi tindak lanjut dalam
lokakarya mini (D,W)

EP 3 3. Dilakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi lokakarya mini


bulanan dan triwulan dalam bentuk perbaikan pelaksanaan
kegiatan. (D,W

Jumlah 0

KRITERIA 1.5.3
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan kinerja melalui audit internal dan rapat tinjauan manajemen y
maupun rencana pengembangan pelayanan
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat

• Pelaksanaan kinerja direncanakan dan dipantau serta ditindaklanjuti.


• Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Mutu secara periodik melakukan pertemuan tinjauan manajemen untuk membahas umpan balik pelanggan, keluhan pelanggan, ha
Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, maupun perubahan kebijakan mutu jika diperlukan, serta membahas hasil pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya, dan re

• Pertemuan tinjauan manajemen dipimpin oleh Penanggung jawab Mutu

KRITERIA 1.5.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Kepala Puskesmas membentuk tim audit internal dengan SK Tim Audit
uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas. (R) Internal,
dilengkapi
dengan uraian
tugas, tanggung
jawab dan
wewenang
Pedoman Audit
Internal dan
Pertemuan
Tinjauan
Manajemen

EP 2 2. Disusun rencana program audit internal tahunan yang Rencana


dilengkapi kerangka acuan audit dan dilakukan kegiatan audit Program
sesuai dengan rencana yang telah disusun. (R) Tahunan Audit
Internal (Audit
Plan)
KAK Audit
Internal

EP 3 3. Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada


Kepala Puskesmas, Tim Mutu, pihak yang diaudit dan unit
terkait. (D)

EP 4 4. Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi


dari hasil audit internal baik oleh kepala Puskesmas,
penanggung jawab maupun pelaksana. (D)

EP 5 5. Kepala Puskesmas bersama dengan Tim Mutu merencanakan SOP Pertemuan


pertemuan tinjauan manajemen dan pelaksanaan pertemuan Tinjauan
tinjauan manajemen dilakukan dengan agenda sebagaimana Manajemen
pokok pikiran. (D, W) (PTM)

EP 6 6. Rekomendasi hasil pertemuan tinjauan manajemen


ditindaklanjuti dan dievaluasi. (D)
Jumlah 0

STANDAR 1.6.KESEHATAN KAB/KOTA


PERAN DINAS

KRITERIA 1.6.1
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daera

POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan

• Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kin
• Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian target PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program Priorita
• Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei akreditasi termasuk pra survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil rekom

KRITERIA 1.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur SK struktur
organisasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan organisasi
perundang-undangan. (R) Puskesmas

EP 2 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota menetapkan Ada SK dan


kebijakan pembinaan Puskesmas secara periodik yang Program Kerja
dituangkan dalam program kerja yang jelas dan terukur (R, D) dari Dinas
Kesehatan yang
disampaikan ke
Puskesmas

EP 3 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota


melaksanakan pembinaan secara terpadu termasuk pembinaan
oleh tim TPMDK sesuai ketentuan kepada Puskesmas secara
periodik dengan menggunakan indikator pembinaan program
dan menyampaikan hasil pembinaan kepada Puskesmas. (D,W)

EP 4 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan


pendampingan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Puskesmas dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. (D, W)

EP 5 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota


menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas yang
menjadi wewenang dalam rangka membantu menyelesaikan
masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat
Puskesmas. (D, W)

EP 6 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan


verifikasi dan memberikan umpan balik evaluasi kinerja
Puskesmas. (D, W)

EP 7 Puskesmas melakukan tindak lanjut terhadap hasil pembinaan


Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. (D, W)

Jumlah 0

Total Skor 0
Total EP 840
CAPAIAN 0
kesmas (KMP)

, analisis peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-

arus memiliki Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang mencerminkan Tugas Pokok dan Fungsinya sebagai penyedia

nalisis peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan peraturan perundang-undangan

kat di wilayah kerja termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu yang berbasis wilayah kerja

nyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan dirinci lagi ke dalam rencana

masian, dan Laboratorium & disusun bersama dengan sektorterkait dan masyarakat

g Desa dan Musrenbang Kecamatan untuk kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota

isis pengawasan dan pengendalian kegiatan dijumpai kondisi tertentu termasuk perubahan kebijakan sesuai

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

Identifikasi dan analisis


HARBUT,
Peluang Penembangan
& RISIKO

Ada dokumen relita Keterlibatan LS


puskesmas, ada bukti, LP dalam
Ada bukti penyusunan penyusunan
melibatkan LS LP Renlita
Ada RUK tahun N dan Keterlibatan LS
N+1, ada bukti LP dalam
penyunaan melibatkan penyusunan
LS LP RUK
Ada RPK Tahunan , Proses
Ada bukti penyusunan keterlibatan
RPK melibatkan LP Tim
Manajemen
Pusk dan LP
dalam
penyusunan
RPK

Ada RPK Bulanan, Ada Proses


bukti penyusunan RPK keterlibatan
melibatkan LP Tim
Manajemen
Pusk dan LP
dalam
penyusunan
RPK bulanan

Ada dokumen rencana Kepada Tim


perubahan, Ada bukti Manajemen
proses rencana Puskesmas, dan
perubahan LP, ttg : Latar
belakang dan
alasan
perubahan
Rencana;
Proses dan
keterlibatan
dalam
Perubahan
Rencana

jiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas serta akses terhadap pelayanan dan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada bukti kegiatan Wawancara
sosialisasi ttg Hak dan kepada
Kewajiban Pasien dan petugas,
Jenis2 pelayanan & pqasien dan
kegiatan-kegiatan keluarga pasien
Puskesmas melalui tentang
berbagai macam kegiatan
media, Ada media sosialisasi dan
sosialisasi dalam pengetahuan
bentuk brosur, leaflet, ttg hak n
baliho, dsb kewajiban
pasien dan
jenis2
pelayanan &
kegiatan
Puskesmas

Ada bukti kegiatan Wawancara


evaluasi ttg Hak dan kepada petugas
Kewajiban Pasien dan tentang
Jenis2 pelayanan & kegiatan
Kegiatan Puskesmas, evaluasi dan
yg menghasilkan RTL tindak lanjut
perbaikan kegiatan perbaikan
sosialisasi sosialisasi ttg
Ada bukti dilakukan Hak n
jajag pendapat kepada kewajiban
pengguna layanan ttg pasien dan
Hak dan Kewajiban jenis2
Pasien dan Jenis2 pelayanan &
pelayanan & Kegiatan kegatan
Puskesmas Puskesmas
Wawancara
kepada
pengguna
layanan, LP n
LS, tentang
kegiatan
sosialisasi dan
pengetahuan
ttg hak n
kewajiban
pasien dan
jenis2
pelayanan &
kegiatan
Puskesmas
Wawancara
kepada
pengguna
layanan, LP n
LS, tentang
kesesuaian
pelaksanaan
Ada Tim Pengelola Ada sarana, Wawancara
umpan balik & keluhan media untuk kepada
dari masyarakat & menampung pengguna
pengguna layanan; umpan balik & layanan, LP n
Ada register untuk keluhan dari LS, tentang
mencatat pengelolaan masyarakat & Pengelolaan
umpan balik dan pengguna umpan balik
keluhan dari layanan, al. dan keluhan
masyarakat & kotak saran, dari masyarakat
pengguna layanan media social, dan pengguna
pertemuan2 layanan
dengan
masyarakat

hatan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

elasan tugas, wewenang, tanggungjawab dan persyaratan jabatan


apan jabatan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


k pengendalian dokumen bukti pelaksanaan kegiatan

sedur, maupun dalam pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti rekaman pelaksanaan kegiatan

n perundangan terkait tata naskah dinas

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


pelayanan kepada masyarakat

dang upaya kesehatan


erlaku

an tingkat pertama
embiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada dokumen bukti
identifikasi jaringan
dan jejaring di wilayah
kerja Puskesmas;
Ada register data2
jaringan dan Jejaring
Puskesmas
Ada bukti pelaksanaan Wawancara
pembinaan kepada petugas
tentang
Bagaimana
melakukan
pembinaan
Jaringan dan
Jejaring
Puskesmas
(harus cocok dg
bukti dokumen)

Ada dokumen evaluasi


Pembinaan jaringan
dan jejaring di wilayah
kerja Puskesmas
Ada dokumen RTL
Pembinaan jaringan
dan Jejaring
Puskesmas
Ada dokumen bukti
pelaksanaan tindak
lanjut Pembinaan
Jaringan dan Jejaring
Puskesmas

n masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota

ksana pelayanan baik UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam merencanakan, melaksanakan,

elah ditentukan

Penyimpanan Data, Analisis data, Pelaporan dan Distribusi Informasi); Menjamin ketersediaan data dan informasi
kesela matan pengguna layanan
rmasi)

rmasi)

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada dokumen bukti Wawancara
pelaksanaan Sistem kepada petugas
Informasi Puskesmas: ttg Pelaksanaan
Pencatatan, Sistem
Pengumpulan data, Informasi
Penyimpanan data, Puskesmas, dan
Analisis data, pemanfaatan
Pelaporan, Distribusi data/informasi
informasi untuk
pelayanan
maupun untuk
manajemen

Ada dokumen Wawancara


evaluasi, RTL berdasar kepada petugas
hasil evaluasi dan tentang
pelaksanaan tindak evaluasi dan
lanjut dari evaluasi tindak lanjut
Pelaksanaan Sistem terhadap hasil
Informasi Puskesmas evaluasi
pelaksanaan
Sistem
Informasi
Puskesmas

kesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada peta jabatan. Peta
jabatan adalah
susunan nama dan
tingkat Jabatan
Struktural dan
Fungsional yang
tergambar dalam
suatu struktur unit
organisasi dari tingkat
paling rendah sampai
dengan yang tinggi.

Bukti pemenuhan
kebutuhan pegawai
berdasarkan peta
jabatan dan ABK

dasarkan standar kompetensi lulusan

atkan kepuasan pengguna layanan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

Dokumen hasil
Penilaian Kinerja
Pegawai dan RTL

enuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.

eraturan perundang-undangan
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
File kepegawaian tiap
pegawai

Bukti evaluasi
kelengkapan file
kepegawaian

kepadanya

anan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai baru dan alih tugas memahami tugas,

mas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan


skesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan, serta program pengendalian infeksi.

g jawab spesifik sesuai dengan penugasan pegawai tersebut.


n aman sesuai dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman program lainnya.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


KAK Orientasi;
Dokumen Bukti
Pelaksanaan Orientasi
sesuai dg KAK

Dokumen bukti
evaluasi dan tindak
lanjut terhadap
pelaksanaan orientasi

erja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maupun tidak langsung
erian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi penyakit infeksi, serta program
ng perlu disusun dan diterapkan
oleh sesama pegawai
wat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti tertusuk jarum (suntik), paparan
amatan lainnya
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Wawancara
kepada Tim K-3
dan petugas
tentang
implementasi K-
3

Ada dokumen bukti Wawancara


program pemeriksaan kepada Tim K-3
kesehatan dan bukti dan petugas
pelaksanaan tentang
pemeriksaan implementasi K-
kesehatan karyawan 3

Ada bukti dokumen Wawancara


program imunisasi kepada Tim K-3
bagi karyawan dan dan petugas
bukti imunisasi bagi tentang
karyawan yang implementasi K-
berisiko 3

Ada bukti konseling Wawancara


kepada Tim K-3
dan petugas
tentang
implementasi K-
3

laan bahan dan limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran, alat kesehatan dan system utilisasi

SI Program MFK yaitu:

akang
mum dan khusus
pokok & Rincian Kegiatan
okok berupa:
matan dan Keamanan
beracun dan berbahaya
r plan
utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
an medis
aksanakan kegiatan

elaksanaan kegiatan
pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
an, pelaporan & evaluasi kegiatan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


MONEV &TL Program
MFK dan Identifikasi
(AREA) BERISIKO

Identifikasi Area
Berisiko
Evaluasi dan Tindak
lanjut per triwulan

n dan Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran, gedung roboh, dan tersengat

dak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas

uk memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan secara aman dan mengontrol terjadinya

lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera.

an / demolisasi.
siko serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung

amu) yang memasuki area terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yang aman

: pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh menggunakan selang, dll

ang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta bantuan bila terjadi bahaya.
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

a beracun dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perundangan

kan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Inventarisasi B3 dan
limbahnya

Pengolahan
limbah B3
sesuai standar

Tersedia IPAL
sesuai dengan
ketentuan
Ada laporan, analisis,
dan tindak lanjut
penanganan
tumpahan,
paparan/pajanan B3
dan atau limbah B3

ngan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.


bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
a ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria 1.5.1.

sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana


asil dari simulasi.

sternal
kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:

3 sd 7
Penilaian risiko

Penentuan kejadian

Pengembangan
skenario

Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi

Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
kebutuhan

Rencana tindaklanjut

Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” oleh
Aktivasi Bakornas PBP

tu terjadi .

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


identifikasi risiko
terjadinya bencana
internal dan eksternal
sesuai dengan letak
geografis Puskesmas
dan akibatnya
terhadap pelayanan.
(D

KOMPONEN
PROGRAM
MANAJEMEN
BENCANA

SIMULASI DAN SIMULASI DAN


EVALUASI TAHUNAN EVALUASI
KEGIATAN SIMULASI TAHUNAN
Diprogramkan
dan
dilaksanakan

suk sarana evakuasi


t, Karung goni

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

PENGUJIAN &
PEMELIHARAAN

SIMULASI dan SISTEM


EVALUASI untuk PROTEKSI
tindaklanjut KEBAKARAN

Sosialisasi dan edukasi


Kepada masyarakat
tentang Bahaya
merokok bagi
Kesehatan dan bahaya
kebakaran

sarana, prasarana, dan alat kesehatan.

at diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi secara berkala, sesuai dengan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

INSPEKSI &
PENGUJIAN ALKES
SECARA PERIODIK

PEMELIHARAAN &
KALIBRASI ALKES
SECARA PERIODIK
egagalan, atau kontaminasi

ersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


implementasi
PROGRAM
PENGELOLAAN
SISTEM
UTILITAS; Uji
coba sumber air
Dan listrik
cadangan

Sumber air, listrik dan Sumber air,


gas medik tersedia listrik dan gas
selama 7 hari 24 jam medik tersedia
untuk pelayanan di selama 7 hari
Puskesmas. 24 jam untuk
pelayanan di
Puskesmas.

u dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


SOSIALISASI
PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT MFK
(lihat 6 program)

PELAKSANAAN
PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT MFK
(lihat 6 program)

evaluasi dan tindak


lanjut perbaikan dalam
pelaksanaan program
Manajemen Fasilitas
dan Keselamatan bagi
petugas.

an masyarakat, maka dilakukan pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja puskesmas dapat berupa

yang disediakan dan kebijakan pemerintah

kukan perbaikan penyelenggaraan pelayanan dan perencanaan pada periode berikutnya

inerja dan perencanaan periode berikutnya

eh Dinas Kesehatan Daerah Propinsi dan Indikator yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/Kota

an Kesehatan, Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kebijakan/Pedoman dari dinas kesehatan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Tabel monitoring
kinerja
Grafik target dan
capaian kinerja
Umpan balik dari
Lintas Program, Lintas
Sektor, Masyarakat,
Dinkes
Bukti kotak saran dan
kritik

Evaluasi dan TL
monitoring
Bukti kaji banding :
1. Dokumen KAK
2. Instrumen kaji
banding
3. Surat permohonan
4. Laporan hasil kaji
banding
5. RTL Perbaikan
6. Bukti TL hasil kaji
banding

Analisis capaian
kinerja secara periodik
(bulanan, tribulan,
tahunan)
Grafik capaian
indikator

Rencana perbaikan
kinerja
Revisi rencana dapat
terjadi pada
perubahan :
1. Kegiatan
2. Target
3. Waktu
4. Lokus
5. Metode
6. Anggaran
7. Pelaksana dan pihak
terkait

Bukti pelaporan PKP


ke Dinkes
Verifikasi dan umpan
balik dari Dinkes
dan UKPP kepada serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas

uai dengan jadwal yang telah ditetapkan


atang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan, dukungan (lintas program dan sektor) yang

ang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instansi) dan kesatupaduan tujuan; menggalang
vasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan masyarakat kecamatan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Jadwal lokakarya mini
bulanan dan tri
bulanan
Undangan
Daftar Hadir
Foto kegiatan
Notulen lokakarya
mini

Notulen lokakaryamini
bulanan dan
tribulanan
Dalam notulen
teragendakan
pembahasan
hambatan dan
masalah dalam
pelaksanaan kegiatan
dan kesepakatan
pemecahan sebagai
rekomendasi tindak
lanjut

Bukti tindak lanjut


rekomendasi
lokakarya mini

n rapat tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko,

uan manajemen
entuk oleh Kepala Puskesmas
permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota untuk ditindak lanjuti

nggan, keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil penilaian kinerja, perubahan proses penyelenggaraan Upaya
anajemen sebelumnya, dan rekomendasi untuk perbaikan.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Laporan hasil Audit
Internal
Umpan balik Auditor,
berupa temuan,
rekomendasi dan RTL

Bukti tindak lanjut


rekomendasi oleh
pelaksana,
mengetahui PJ dan
Kepala Puskesmas
Bukti monitoring
tindak lanjut oleh
Auditor

Undangan PTM
Daftar hadir
Dokumentasi kegiatan
Laporan hasil PTM

Bukti tindak lanjut


rekomendasi

UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka perbaikan kinerja Puskesmas

si, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan

an kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas


al (SPM), dan Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar akreditasi
ngka tindaklanjut hasil rekomendasi surveiior (penyusunan PPS), pembinaan mutu pasca survei dan monev mutu.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

Bukti pembinaan /
pendampingan

Pada saat dilakukan


pendampingan
pengisian,
ditambahkan satu
kolom rencana
pelaksanaan
kegiatannya sbg bahan
utk monitoring
progress pencapaian
PPS

HASIL MINLOK JIKA


ADA REKOMENDASI
UTK DITINDAKLANJUTI
OLEH DINKES MAKA
DIBUATKAN SURAT
DAN LAMPIRKAN
NOTULEN

0.00%
BAB II. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 2.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis k
memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota
KRITERIA 2.1.1.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis k
memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota

POKOK PIKIRAN
• Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan
survei mawas diri, survei kepuasan masyarakat dan media lainnya.
• Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RU
• Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK
• Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memp
acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan mengutamakan program prioritas na

• Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk menggantikan kata “program”, contoh: Program Promkes menjadi Pelayanan Promkes.
• Tatacara dan Siklus Penyusunan RUK mengacu PMK 44/2016 TTG MANAJEMEN PKM dan kebijakan yg dikeluarkan masing-masing daerah

TAHAPAN PEREN CANAAN


ANALISIS SITUASI, AL: MASALAH
HASIL EVALUASI KINERJA
• PELAYANAN • KINERJA PELAYANAN KINERJA
• MUTU (misal INM) • KINERJA MUTU

HASIL KEBUTUHAN & • KEBUTUHAN & PIS PK IKH


HARAPAN MASYARAKAT HARAPAN
MASYARAKAT

CAPAIAN PIS PK Prioritas masalah


• PIS PK
dan solusinya

P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB

P3

RENCANA LIMA TAHUNAN

KRITERIA 2.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, Ada SK, SOP
kelompok masyarakat, keluarga dan individu yang merupakan Identifikasi
sasaran pelayanan UKM sesuai dengan kebijakan dan prosedur Kebutuhan dan
yang telah ditetapkan. (R,D, W)) Harapan
Masyarakat
EP 2 Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dianalisis
bersama dengan lintas program dan lintas sektor sebagai bahan
untuk pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan UKM.
(D,W)

EP 3 Data capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas dianalisis


bersama lintas program dan lintas sektor dengan
memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK sebagai bahan untuk
pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan yang berbasis
wilayah kerja. (D,W)

EP 4 Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM yang disusun


secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas berdasarkan
hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil
pembahasan analisis data capaian kinerja pelayanan UKM
dengan memperhatikan hasil pelaksanaan kegiatan PIS PK (D,W)

Jumlah 0

KRITERIA 2.1.2.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyara
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upa
melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.
• Perencanaan pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
• Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu
HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah, pesantren, pasar, tempat ibadah

KRITERIA 2.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Terdapat kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat yang
dituangkan dalam RUK dan RPK Puskesmas dan sudah
disepakati bersama masyarakat sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang telah ditetapkan. (D, W)

EP 2 Terdapat bukti keterlibatan masyarakat dalam kegiatan


pemberdayaan masyarakat mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayahnya. (D.W)

EP 3 Terdapat kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam


pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas yang bersumber dari
swadaya masyarakat dan atau kontribusi swasta yang tertuang
dalam rencana kegiatan pelayanan UKM. (D,W)
EP 4 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan
pemberdayaan masyarakat. (D)

Jumlah 0

KRITERIA 2.1.3.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkin

• RPK pelayanan UKM menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan seti
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundanga
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UK

KRITERIA 2.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan UKM
yang terintegrasi dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R)

EP 2 Tersedia RPK bulanan untuk masing-masing pelayanan UKM


yang disusun setiap bulan dengan kejelasan pelaksana tiap
kegiatan. (R)

EP 3 Tersedia Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan


dari masing-masing Pelayanan UKM sesuai dengan RPK yang
disusun (R)
EP 4 Dilakukan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan pelayanan
UKM berdasarkan hasil pemantauan (D.W)

EP 5 Jika terjadi perubahan rencana pelaksanaan pelayanan UKM


berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan atau kondisi tertentu
maka dilakukan penyesuaian rencana pelaksanaan kegiatan (D)

Jumlah 0

STANDAR 2.2.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan kemudahan akses sasaran dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan UKM
KRITERIA 2.2.1
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan linta

POKOK PIKIRAN
• Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dan disepakati bersama.

• Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas sektor berperan aktif dalam kegiatan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan UKM harus disampaikan kepada sasaran, masya
memanfaatkan media komunikasi yang sudah ditetapkan.
• Bilamana dilakukan perubahan jadwal, informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan UKM harus disepakati dan diinformasikan dengan jelas dan tempat kegiatan

KRITERIA 2.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tersedia jadwal pelaksanaan kegiatan UKM yang disusun
berdasarkan hasil kesepakatan dengan sasaran, masyarakat,
kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait.
(D,W)

EP 2 Jadwal pelaksanaan kegiatan UKM diinformasikan kepada


sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program, dan
lintas sektor melalui media komunikasi yang sudah ditetapkan
(D, W).

EP 3 Tersedia bukti penyampaian informasi perubahan jadwal jika


terjadi perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan (D,W)

EP 4 Hasil penyampaian informasi jadwal pelaksanaan kegiatan UKM


dievaluasi dan ditindaklanjuti (D.W)

Jumlah 0

KRITERIA 2.2.2
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan akses sasaran dan masyarakat terhadap informasi, kegiatan UKM, dan akses untuk m

POKOK PIKIRAN
• Informasi tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan, perlu disampaikan pada lintas program dan lintas sektor terkait agar mereka dapat optim

• Kejelasan informasi yang disampaikan perlu dievaluasi, yaitu evaluasi terhadap penerimaan informasi oleh sasaran dan pemberian informasi yang dilaksanakan Puskesmas.
• Akses sasaran terhadap kegiatan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dalam mempermudah akses dan penyediaan kegiatan UKM.
• Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan balik dan keluhan dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesu

• Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau individu yang m

KRITERIA 2.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan penyampaian informasi tentang kegiatan UKM
Puskesmas, mulai dari tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan
pada kelompok masyarakat, masyarakat, sasaran, lintas
program dan lintas sektor terkait. (D,W)

EP 2 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode dan teknologi


yang dikenal oleh masyarakat atau sasaran. (D,W)

EP 3 Umpan balik/keluhan dari masyarakat, kelompok masyarakat,


dan sasaran diidentifikasi dan ditindaklanjuti. (D,W)

Jumlah 0

STANDAR 2.3.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakukan dan dikoordinasikan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
KRITERIA 2.3.1.
Dilakukan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor terkait mulai dari proses per

• Berbagai mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi informasi.
• Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

KRITERIA 2.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana Ada kebijakan,
kegiatan UKM Puskesmas melakukan komunikasi dan koordinasi panduan dan
kepada lintas program dan lintas sektor terkait sesuai kebijakan, SOP ttg
panduan dan prosedur yang ditetapkan. (D,W) koordinasi dan
komunikasi

EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan


komunikasi dan koordinasi yang sudah dilaksanakan (D.W)

Jumlah 0

STANDAR 2.4
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang agar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.4.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan kegi

POKOK PIKIRAN
• Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana kegiatan dalam m
pembinaan, pendampingan, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Pembinaan penanggung jawab UKM Puskesmas kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan, termasuk pembinaa
mulai dari identifikasi, analisis sampai dengan upaya penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana pelayanan UKM melakukan tindak lanjut dan evaluasi terhadap hasil analisis masalah dan hambatan dalam pelaksanaan p

KRITERIA 2.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Penanggung jawab UKM melakukan pembinaan kepada
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM secara
periodik sesuai dengan jadwal yang disepakati.(D,W)
EP 2 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana
kegiatan UKM Puskesmas mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan
UKM, (D,W)

EP 3 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana


kegiatan UKM melaksanakan tindak lanjut untuk mengatasi
masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.(D,W)

EP 4 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana


kegiatan UKM melakukan evaluasi dan tindaklanjut terhadap
hasil pelaksanaan pada elemen penilaian 3 (tiga). (D,W)

Jumlah 0

STANDAR 2.5
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS-PK
KRITERIA 2.5.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bersama dengan Tim Pembina Keluarga melaksanakan pemetaan dan intervensi kesehatan berdas

POKOK PIKIRAN
• Kegiatan Kunjungan Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pembina Keluarga digunakan untuk menyampaikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga sebagai interv
• Dokumentasi hasil kunjungan keluarga dilakukan dengan dientry pada aplikasi keluarga sehat dan atau pada profil keluarga sehat (Prokesga).
• Dokumentasi hasil kunjungan dapat berupa hasil intervensi awal dan hasil intervensi lanjut.
• Dokumentasi hasil kunjungan awal dan hasil intervensi (pemutakhiran/update) dokumentasi dilakukan oleh tim data Puskesmas (admin dan surveior).
• Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi dengan penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pel

• Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
• Kegiatan UKM melalui PIS PK sebagai bentuk intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran

KRITERIA 2.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dibentuk Tim Pembina Keluarga, tenaga administrasi dan Ada Tim
surveior dengan uraian tugas yang jelas. (R) pembina
keluarga yang
sudah dibentuk,
tenaga admin
dan surveior
dengan uraian
tugas yang jelas

EP 2 Tim Pembina Keluarga melakukan kunjungan keluarga dan


intervensi awal yang telah direncanakan melalui proses
persiapan, dan didokumentasikan. (D,W)

EP 3 Tim Pembina Keluarga melakukan penghitungan Indeks


Keluarga Sehat (IKS) pada tingkat keluarga, RT, RW,
desa/kelurahan, dan Puskesmas secara manual atau secara
elektronik (dengan Aplikasi Keluarga Sehat). (D)

EP 4 Tim Pembina Keluarga menyampaikan informasi masalah


kesehatan kepada Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM,
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM untuk
bersama-sama melakukan analisis hasil kunjungan keluarga.
(D,W)
EP 5 Tim Pembina Keluarga bersama Penanggung jawab UKM,
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menyusun
intervensi lanjut kepada keluarga sesuai permasalahan
kesehatan pada tingkat keluarga.(D,W)

EP 6 Penanggung jawab UKM mengkoordinir pelaksanaan intervensi


lanjut. (D,W)

Jumlah 0

KRITERIA 2.5.2.
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan lintas program dan dapat melibatkan lintas sektor terkait, didasarkan pada analisis IKS awal.
• Intervensi sesuai dengan hasil analisis dan pemetaan antara lain dilakukan melalui kegiatan UKM (termasuk yang bersifat inovatif), pengorganisasian masyarakat dalam bentuk

• Perbaikan dan evaluasi PIS PK di tingkat Puskesmas dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal, pelaksanaan
perubahan IKS.
• Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM Puskesmas.
• Dalam perbaikan dan evaluasi dilaksanakan proses verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan hasil pelatihan s
dapat dipertanggungjawabkan

KRITERIA 2.5.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tim pembina keluarga bersama dengan penanggung jawab
UKM melakukan analisis IKS awal dan pemetaan masalah di tiap
tingkatan wilayah, sebagai dasar dalam menyusun rencana
intervensi lanjut secara terintegrasi lintas program dan dapat
melibatkan lintas sektor terkait (D, W)
EP 2 Rencana intervensi lanjut dikomunikasikan dan dikoordinasikan
dalam lokakarya mini bulanan dan lokakarya triwulan
Puskesmas.(D,W)

EP 3 Dilaksanakan intervensi lanjutan sesuai dengan rencana yang


disusun (D,W)

EP 4 Penanggung jawab UKM Puskesmas berkoordinasi dengan


Penanggung jawab UKPP, Penanggung jawab Jaringan dan
Jejaring Pelayanan Puskesmas melakukan perbaikan
pelaksanaan intervensi lanjutan yang dilakukan (D,W)
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan pada setiap
tahapan PIS PK antara lain melalui supervisi, laporan, lokakarya
mini dan pertemuan-pertemuan penilaian kinerja.(D,W)

EP 6 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM


melaksanakan intervensi lanjut dan melaporkan hasil yang telah
dilaksanakan kepada tim pembina keluarga dan selanjutnya
dilakukan pemuktahiran/update dokumentasi. (D, W)

Jumlah 0

KRITERIA 2.5.3.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesa
hidup.
• Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan
semakin membaik.
• Germas bertujuan agar masyarakat terjaga kesehatan, tetap produktif, hidup dalam lingkungan yang bersih, ditandai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : peningkatan
deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik.
• Sasaran Germas adalah sasaran untuk masing-masing kegiatan Germas, yaitu seluruh lapisan masyarakat, termasuk individu, keluarga dan masyarakat untuk mempraktikkan p
• Puskesmas berperan dalam mensukseskan Germas antara lain melalui kegiatan pemberdayaan individu dan keluarga yang diukur melalui Indeks individu dan keluarga sehat,
pembangunan wilayah berwawasan kesehatan yang diukur dengan Indeks Masyarakat Sehat dan Indeks Tatanan Sehat.

KRITERIA 2.5.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkannya sasaran Germas dalam pelaksanaan kegiatan Ada SK
UKM Puskesmas oleh Kepala Puskesmas. (R) penetapan
sasaran germas

EP 2 Dilaksanakan perencanaan pembinaan Germas secara


terintegrasi dalam kegiatan UKM Puskesmas. (D,O,W)
EP 3 Dilakukan upaya pelaksanaan pembinaan Germas yang
melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait untuk
mewujudkan perubahan perilaku sasaran Germas. (D,W)

EP 4 Dilakukan pemberdayaan masyarakat, keluarga dan individu


dalam mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat yang
ditandai dengan semakin membaiknya IKS tingkat keluarga dan
wilayah dan terbentuknya UKBM. (D,W)

EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan


pembinaan gerakan masyarakat hidup sehat. (D,W)

Jumlah 0

STANDAR 2.6.
Penyelenggaraan UKM Esensial
KRITERIA 2.6.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama yaitu:
- Presentasi posyandu aktif,
- Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
- Melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
• Persentase Posyandu Aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi,
dan melakukan kegiatan tambahan.
• Terbentuknya Tatanan Sehat sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan d
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan sehat serta menjaga dan meningkatk

• Melakukan Proses Pemberdayaan Masyarakat adalah memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat dengan tahapan :
- pengenalan kondisi desa/kelurahan;
- survei mawas diri;
- musyawarah di desa/kelurahan;
- perencanaan partisipatif;
- pelaksanaan kegiatan; dan
- pembinaan kelestarian

KRITERIA 2.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Promosi
Kesehatan sesuai dengan yang diminta dalam pokok pikiran.
(R,D).

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk


mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Promosi Kesehatan
sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum di dalam
RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan kerangka acuan
kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara


periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
upaya yang telah dilakukan (D.W.O)

EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan


dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK. (D,W)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) dan pelaporan

Jumlah 0

KRITERIA 2.6.2.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
- Persentasi Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan dan;
- Persentasi Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat kesehatan.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Kesehatan Lingkungan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
- pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan lain-lain
- melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain
- upaya-upaya promotive dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang be
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Kese

KRITERIA 2.6.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial
Kesehatan Lingkungan (R.D)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk


mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan
Lingkungan sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum
di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan kerangka
acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
upaya yang telah dilakukan (D.W.O)

EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan


dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Pencatatan


prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) dan pelaporan

Jumlah 0

KRITERIA 2.6.3.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur dengan 5 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Presentasi ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu
- Presentasi balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal
- Presentasi remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja
- Presentasi calon pengantin yang mendapatkan pelayanan kesehatan
- Presentasi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan.
• Pelayanan Kesehatan Balita sebagaimana dalam standar pelayanan minimal:
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran panjang badan/tinggi badan
- Pemantauan perkembangan
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A
- Pelayanan balita sakit
• Kriteria Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) jika memenuhi kriteria:
- ada tenaga terlatih/terorientasi PKPR
- ada pedoman PKPR
- menyediakan layanan konseling bagi remaja
• Pelayanan kesehatan reproduksi Calon Pengantin (Catin) minimal meliputi:
- anamnesa
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan status gizi
- pemeriksaan darah (hb, golongan darah)
- skrining imunisasi TT
- KIE Kesprocatin

KRITERIA 2.6.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial
Kesehatan Keluarga (R.D)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk


mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Keluarga
sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum di dalam
RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan kerangka acuan
kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara


periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
upaya yang telah dilakukan (D.W.O)

EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan


dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) dan pelaporan

Jumlah 0

KRITERIA 2.6.4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi
POKOK PIKIRAN
• Ibu hamil KEK apabila tidak ditangani akan berisiko melahirkan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang menjadi salah satu penyumbang masalah stunting.
• ASI Eksklusif merupakan salah satu standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak yang akan berkontribusi berkurangnya kejadian Gizi Kurang dan stunting.
• Surveilan gizi berupaya memantau secara terus menerus masalah-masalah yang terjadi agar bila ada masalah cepat tertangani dan menjadi dasar untuk perencanaan yang baik
• Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator utama :
- Puskesmas melaksanakan Surveilans Gizi
- presentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.
- pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
• Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Gizi

KRITERIA 2.6.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Gizi (R.D)

EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk


mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Gizi sebagaimana
pokok pikiran, yang sudah tercantum di dalam RPK sesuai
dengan kebijakan, prosedur dan kerangka acuan kegiatan yang
telah ditetapkan (D.W.O)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
upaya yang telah dilakukan (D.W.O)

EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan


dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Pencatatan


prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) dan pelaporan

Jumlah 0

KRITERIA 2.6.5
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga) indikator utama berdasarkan prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepa
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan, pedoman dan pandua
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Pence

KRITERIA 2.6.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (R.D)
EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebagaimana pokok pikiran, yang sudah
tercantum di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan
kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O)

EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara


periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
upaya yang telah dilakukan (D.W.O)

EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan


dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Pencatatan


prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) dan pelaporan

Jumlah 0

STANDAR 2.7.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
KRITERIA 2.7.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja.
• Cakupan UKM Pengembangan diukur dengan 3 indikator utama Pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Pengembangan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan dan upaya pencapaian kinerja yang telah dilakukan
• Penetapan UKM Pengembangan berupa SK Kepala Puskesmas.
- Memberikan gambaran tentang sebab terpilihnya UKM Pengembangan tersebut.
- Kekhususan apa yang dimiliki wilayah kerja Puskesmas sehingga memilih Pengembangan tersebut.
- Bisa ditetapkan bersama-sama, misalnya memilih 3 pengembangan.
- Lihat PMK 44/2016

KRITERIA 2.7.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkan jenis - jenis pelayanan UKM Pengembangan sesuai SK penetapan
dengan hasil analisa. (R) jenis pelayanan

EP 2 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan. SK Indikator


(R,D) (lihat juga KMP 1.8.1, UKM 2.9.5) UKM
Pengembangan
(tidak harus
dibuat
tersendiri)

EP 3 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk


mencapai kinerja pelayanan UKM Pengembangan sebagaimana
pokok pikiran (D.W.O)

EP 4 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara


periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator dan
upaya yang telah dilakukan. (D.W.O)

EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Pencatatan


prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) dan pelaporan

Jumlah 0
STANDAR 2.8.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM
KRITERIA 2.8.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas melakukan supervisi untuk mengendalikan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas secara periodik
POKOK PIKIRAN
• Perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas perlu dilakukan melalui pelaksanaan supervisi yang disusun secara periodik dengan jadwal yang jelas.
• Rencana dan jadwal kegiatan supervisi perlu diinformasikan kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas, sehingga pelaksana dapat mempersiapka
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab UKM Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi dan bersama Koordinator Pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas me
UKM Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab (PJ) UKM memberitahukan kepada Koordinator Pelayanan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian
• Supervisi adalah pengawasan terhadap proses, kegiatan dan pelaksana kegiatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
- Tahapan pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
- Penyusunan jadwal kegiatan supervisi diinformasikan kepada koordinator dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas agar dapat menyiapkan bahan yang diperlukan.
- Bahan persiapan adalah analisis secara mandiri terhadap tugas yang akan disupervisi meliputi jadwal, KAK, dan SOP kegiatan.
- Supervisi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM yang dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan.
- Jika ditemukan ketidaksesuaian atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM, maka dilakukan pembahasan dan tindak lanjut perbaikan
• KAK Supervisi tersedia sampai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi.
- Setiap pelaksana kegiatan mendapatkan supervisi minimal 1 kali dalam pelaksanaan kegiatannya.
- KAK mencantumkan Kepala Puskesmas ikut melaksanakan supervisi.
- Jadwal selain berada dalam KAK juga didapatkan tersendiri, bisa berada dalam map Kepala Puskesmas maupun pada map PJUKM.
• Pelaksanaan kegiatan supervisi diawali dengan penjelasan format supervisi yang akan diberlakukan pada tiap pelaksana (D)
- Bentuk bisa berupa rekam kegiatan Pertemuan Sosialisasi baik Jadwal maupun bagaimana cara melakukan pemantauan mandiri.
- Bentuk format supervisi disampaikan kepada Pelaksana.
- PJUKM memastikan Pelaksana memahami format supervisi.
- PJUKM memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan.
• Tersedia jenis-jenis format supervisi yang digunakan untuk tiap pelaksana UKM.

KRITERIA 2.8.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Penanggung Jawab UKM menyusun kerangka acuan dan jadwal
supervisi pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas. (R,D)

EP 2 Kerangka acuan dan jadwal supervisi pelaksanaan pelayanan


UKM Puskesmas diinformasikan kepada koordinator pelayanan
dan pelaksana kegiatan UKM . (D.W)

EP 3 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas


melaksanakan analisis mandiri terhadap proses pelaksanaan
kegiatan UKM Puskesmas sebelum supervisi dilakukan. (D,W)
EP 4 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas
melakukan supervisi sesuai dengan kerangka acuan kegiatan
supervisi dan jadwal yang disusun. (D,W)

EP 5 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas


menyampaikan hasil supervisi kepada Koordinator pelayanan
dan pelaksanan kegiatan (D,W)

EP 6 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM


menindaklanjuti hasil supervisi dengan tindakan perbaikan
sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. (D,W)

Jumlah 0

KRITERIA 2.8.2.
Penanggung jawab UKM wajib melakukan pemantauan dalam upaya pelaksanaan kegiatan UKM sesuai dengan jadwal yang sudah disusun agar dapat mengambil langkah tindak
POKOK PIKIRAN
• Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UKM sesuai jadwal yang disusun pada bulan sebelumnya digunakan untuk menuntaskan penyelenggaraan pelayanan UKM Puskes

• Pelaksanaan pembahasan kesesuaian dilaksanakan dalam Lokakarya Mini bulanan untuk menghasilkan jadwal pelaksanaan kegiatan pada bulan berikutnya, dan dalam lokaka
pelayanan UKM.
• Rencana pelaksanaan kegiatan yang sedang dilaksanakan dapat direvisi bila perlu, sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat

• Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari pembahasan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas.
• Pergeseran jadwal bisa terjadi antar bulan atau dengan melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana, serta metode
• Perubahan rencana pelaksanaan kegiatan dimungkinkan apabila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat dan sasaran, maupun h
usulan-usulan dari pelaksana, lintas program, dan lintas sektor terka
• Bukti hasil tindak lanjut…. berupa rekam kegiatan (D/W), Pemahaman PJUKM dan Pelaksana tentang bagaimana dan kapan dilakukannya Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan.
• Pemantauan didasarkan pada kesesuaian dengan JADWAL pelaksanaan kegiatan
- Jadwal tersedia, PJUKM dan Pelaksana memperhatikan jadwal pada saat menyusun kegiatan.
- prinsif 5W1H
• Tindak lanjut disini adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh PJUKM dan Pelaksana UKM segera untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
• Sedangkan yang membutuhkan sumberdaya yang besar dan harus dibahas dengan pimpinan atau memerlukan minlok untuk dibahas bersama-sama dengan upaya lain, dilakuk
• Bila diperlukan perubahan rencana, baik bulanan, maupun perubahan terhadap RPK – misalnya PAK. Maka perlihatkan bukti rencana/jadwal yang berubah(D)
• Pelaksana/PJUKM memahami kenapa terjadi perubahan kegiatan, penyebab dan bentuk perubahan. (W)

KRITERIA 2.8.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan pemantauan kesesuaian pelaksanaan kegiatan
terhadap kerangka acuan dan jadwal kegiatan pelayanan UKM.
(D, W)

EP 2 Dilakukan pembahasan terhadap hasil pemantauan dan hasil


capaian kegiatan pelayanan UKM oleh Kepala Puskesmas,
Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan
pelaksana kegiatan UKM dalam lokakarya mini bulanan dan
lokakarya mini triwulan. (D,W)

EP 3 Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan


pelaksana melakukan tindak lanjut perbaikan berdasarkan hasil
pemantauan. (D,W)

EP 4 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM bersama Lintas


Program dan Lintas Sektor terkait melakukan penyesuaian
rencana kegiatan berdasarkan hasil perbaikan dan dengan tetap
mempertimbangkan kebutuhan dan harapan masyarakat atau
sasaran.(D,W)

EP 5 Penanggung jawab UKM Puskesmas menginformasikan


penyesuaian rencana kegiatan kepada koordinator pelayanan,
pelaksanan kegiatan, sasaran kegiatan, lintas program dan lintas
sektor terkait. (D,W)
Jumlah 0

KRITERIA 2.8.3
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM melakukan upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Adanya ketetapan tentang indikator capaian kinerja pelayanan UKM yang disusun berdasar Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Ke
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan kebijakan Puskesmas untuk masing- masing kegiatan UKM.
• Kegiatan pengumpulan hasil data capaian kinerja pelayanan UKM yang tercantum dalam laporan pelaksanaan pelayanan UKM disampaikan kepada penanggungjawab UKM s
laporan.
• Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan analisis terhadap capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja pelayanan UKM
pencapaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan
• Penetapan Kepala Puskesmas tentang Indikator Kinerja berdasarkan:
- Standar Pelayanan Minimal,
- Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan,
- Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi
- Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
- Kebijakan Puskesmas
• Bukti kegiatan umpan balik tidak harus jawaban surat bisa berupa pertemuan di Dinkes atau kunjungan ke Puskesmas
• Bukti pembahasan bersama dengan pelaksana dan PJUKM yang capaian kinerjanya diperhatikan. Misalnya, karena tidak tercapai
• Bisa juga dibuktikan dengan fasilitasi yang diberikan untuk rencana perbaikan
• Tindak lanjut hasil feedback dari dinkes, dibuktikan dengan rekam kegiatan, laporan, dan bentuk kegiatan lainnya yang dilaksanakan sebagai perbaikan dari permasalahan kine

KRITERIA 2.8.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkan indikator kinerja pelayanan UKM. (R) 1. Ada SK
penetapan
Indikator
kinerja UKM
2. Tersedia
lampiran
indikator
masing –masing
pelayanan UKM

EP 2 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan


pengumpulan data capaian indikator kinerja pelayanan UKM
sesuai dengan periodisasi pengumpulan yang telah ditetapkan.
(D,W)
EP 3 Penanggung Jawab UKM dan Koordinator pelayanan serta
pelaksana kegiatan melakukan pembahasan terhadap capaian
kinerja bersama dengan lintas program. (D,W)

EP 4 Disusun rencana tindaklanjut berdasarkan hasil pembahasan


capaian kinerja pelayanan UKM. (D,W)

EP 5 Dilakukan pelaporan data capaian kinerja beserta kegiatan UKM


kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D)

EP 6 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Daerah


Kabupaten/kota terhadap laporan upaya perbaikan capaian
kinerja pelayanan UKM Puskesmas secara periodik. (D)
EP 7 Dilakukan tindak lanjut terhadap umpan balik dari Dinas
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D)

Jumlah 0

KRITERIA 2.8.4.
Penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan secara periodik untuk menunjukan akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesin

• Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan prosedur penilaian kinerja pelayanan UK
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung jawab UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan UKM secara periodik.
• Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil penilaian kinerja tida

• Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.

KRITERIA 2.8.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab UKM, Koordinator
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan
pembahasan penilaian kinerja paling sedikit dua kali setahun
(D,W)

EP 2 Disusun rencana tindak lanjut terhadap hasil pembahasan


penilaian kinerja pelayanan UKM (D,W).
EP 3 Hasil penilaian kinerja dilaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota (D)

EP 4 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Daerah


Kabupaten/kota terhadap laporan hasil penilaian kinerja
pelayanan UKM (D)

EP 5 Hasil umpan balik (feedback) dari dinas kesehatan daerah


kabupaten/kota ditindaklanjuti. (D)

Jumlah 0

Total Skor 0
Total EP 960
CAPAIAN 0
RAKAT

ektor sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat, data hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk
(SPM) daerah Kabupaten/Kota.

ektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk
(SPM) daerah Kabupaten/Kota

maupun melalui pertemuan pertemuan konsultatif lainnya dengan masyarakat seperti jajak pendapat, temu muka,

i dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.


dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
isis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM daerah Kabupaten/Kota, pedoman atau
amakan program prioritas nasional.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada laporan dan bukti
telah dilakukan
identifikasi kebutuhan
dan harapan
masyarakat
(dikumpulkan dari
berbagai sumber atau
sesuai SOP atau KAK)
Ada hasil dan bukti
telah dilakukan analisis
(Sesuai SOP atau KAK
atau PMK 44/2016)

Ada data capaian


kinerja UKM, ada hasil
analisis (Sesuai SOP
atau KAK atau PMK
44/2016) serta bukti
pendukung proses.

Tersedia RUK UKM


(Sesuai tahun atau
siklus perencanaan )
Ada bukti proses
penyusunan

kan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan oleh masyarakat

elalui pemberdayaan masyarakat.


ntuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah

dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).


M) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Komunitas Peduli Kesehatan Remaja, Komunitas Peduli
antren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1.Ada kegiatan
Fasilitasi
Pemberdayaan
Masyarakat yang
tertuang dalam RUK &
RPK (tahun berjalan
sesuai siklus
perencanaan )
2.Ada bukti proses
penyusunan
(DAUN/GAUN)

Ada bukti keterlibatan


Masyarakat dalam
kegiatan
pemberdayaan mulai
pada P1, P2 hingga P3.

1.Ada kegiatan
Pemberdayaan
Masyarakat yang
bersifat Swadaya dan
atau kontribusi swasta
tertuang dalam RPK
2.Ada bukti proses
pelaksanaan kegiatan
1.Ada data cakupan
kegiatan, ada hasil
evaluasi dan rumusan
RTL (tertulis)
2.Ada bukti proses
evaluasi dan RTL

uskesmas.
umber daya, maka dimungkinkan sebagian kegiatan yang tercantum dalam RUK tidak dituangkan dalam RPK

cana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.


sesuai peraturan perundangan-undangan.
i masing-masing pelayanan UKM.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1.Tersedia RPK UKM

2.Tersedia Dokumen
RPK Tahunan
Puskesmas (sesuai
tahun berjalan atau
mengikuti siklus
perencanaan PMK
44/2016)

1.Tersedia RPK
bulanan UKM
2.Tersedia bukti
proses penyusunan

Tersedia KAK setiap


kegiatan UKM

Ada hasil evaluasi dan


bukti proses evaluasi
(rapat/diskusi, dll)
JIKA ada perubahan
rencana --> tersedia
rencana penyesuaian
dimaksud dan alasan
perubahannya

aksanaan pelayanan UKM

rakat, lintas program dan lintas sektor yang dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan rencana
rkait dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat waktu, tempat dan sasaran kegiatan.

paikan kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dengan

gan jelas dan tempat kegiatan mudah diakses oleh sasaran kegiatan UKM, masyarakat dan kelompok masyarakat.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1.Ada jadwal
pelaksanaan kegiatan
UKM (UKM esensial
dan Pengembangan)
2.Ada bukti proses
peyusunan bersama

Ada bukti
penyampaian
informasi jadwal
pelaksanaan kegiatan
UKM (UKM esensial
dan Pengembangan)

Ada bukti
penyampaian
informasi JIKA ADA
PERUBAHAN jadwal
pelaksanaan kegiatan
UKM

Ada hasil Evaluasi


Penyampaian
informasi jadwal
pelaksanaan UKM
dievaluasi
(keseuaiannya dengan
SOP, KAK maupun
umpan balik audien)

atan UKM, dan akses untuk menyampaikan umpan balik dan keluhan.

erkait agar mereka dapat optimal berkontribusi dalam pencapaian tujuan kegiatan UKM.

g dilaksanakan Puskesmas.

tan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan UKM Puskesmas.

syarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui forum-forum yang ada di masyarakat

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1.Ada rincian kegiatan
UKM, tujuannya,
tahap pelaksanaan
dan jadwal kegiatan
2.Tersedia bukti
penyampaian kepada
sasaran, masyarakat,
kelompok , LP dan LS
terkait

1.Kegiatan UKM
dilaksanakan dengan
metode/tehnologi
yang sudah dikenal
(sesui Juknis, Juklak,
PMK, dll) yang
dituangkan dalam
KAK, SOP, dll
2.Tersedia bukti
pelaksanaan kegiatan.

1.Ada sumber umpan


balik antara lain: kotak
saran, survey
kepuasan pelanggan,
Quesioner, catatan
dari pertemuan,
masukan lewat
Medsos (WA, FB,
email, dll)
2.Tersedia rekapan
umpan balik/keluhan.
Ada bukti di tindak
lanjuti

r terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan UKM.

dia/tekhnologi informasi.
naan kegiatan UKM.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada bukti koordinasi
dan komunikasi oleh
PJ UKM, koordinator
dan pelaksana

1.Ada informasi,
catatan, data yg
dikupulkan dari
kegiatan komunikasi
dan koordinasi sebagai
bahan evaluasi
2.Ada hasil evaluasi
dan bukti Tindak
lanjutnya

aian kinerja, pelaksanaan kegiatan UKM, dan penggunaan sumber daya,

i pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dapat dilakukan dalam bentuk

kegiatan, termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan UKM

mbatan dalam pelaksanaan pelayanan UKM.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Ada jadwal
pembinaan yang
direncanakan oleh PJ
UKM ke koordinator
dan pelaksana UKM
2. Tersedia bukti
pembinaan PJ ke
koordinator dan
pelaksana sesuai
jadwal yg telah dibuat
(catatan pembinaan,
diskusi, rapat,
presensi, ceklist, foto,
dll)
1.Tersedia sumber
data untuk identifikasi
dan analisis
permasalahan (ceklist
monitoring,
pembinaan, laporan,
dll)
2. Ada dokumen hasil
identifikasi dan analisis
permasalahan/hambat
an pelaksanaan
kegiatan.

1. Kumpulan
indentifikasi masalah
dan hambatan hasil
pembinaan PJ UKM
kepada koordinator
maupun pelaksana
kegiatan; 2.
Bukti Tindak lanjut
sesuai permasalahan
(ada dokumentasi alat
bukti misalnya
bimbingan teknis, job
training, dukungan
sumber daya, logistic,
dll)

1. Data/dokumen hasil
evaluasi Jadwal
pembinaan PJ UKM ke
koordinator dan
pelaksana (Tahunan 
bulanan); 2.
Bukti proses evaluasi :
DAUN/GAUN;
3. Bukti Tindak lanjut
sesuai permasalahan
(dokumentasi alat
bukti misalnya jika ada
bimbingan teknis, job
training, dukungan
sumber daya, logistic,
dll)
n intervensi kesehatan berdasarkan permasalahan keluarga sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati

kepada keluarga sebagai intervensi awal dan didokumentasikan.

eior).
oordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat dilakukan analisis dan intervensi lanjut

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

1. Rencana kunjungan
dan intervensi awal
2. Bukti
kujungan keluarga dan
intervensi awal (Data
kunjungan rumah,
Laporan, foto
kegiatan, dll)

1. Ada data IKS


keluarga, RT, RW, desa
& Kecamatan
2. Data telah diinput
kedalam Aplikasi
Keluarga sehat atau
manual

1. Ada bukti
penyampaian
informasi masalah
kesehatan
berdasarkan
pendataan PIS PK
(DAUN/GAUN)
2.Tersedia hasil
analisis bersama atas
hasil kunjungan
keluarga
1.Ada rencana
intervensi lanjut sesuai
permasalahan
keluarga
2.Bukti proses
penyusunan rencana
Intervensi Lanjut
(DAUN/GAUN)

Ada rekam
jejak/proses yang
membuktikan PJ UKM
mengkoordinir
pelaksanaan Intervensi
lanjut sesuai rencana
di EP sebelumnya.
(DAUN/GAUN jika
Rapat koordinasi PIS
PK oleh PJ UKM,
catatan lapangan, foto
kegiatan, dll)

pelayanan UKM Puskesmas.

awal.
sian masyarakat dalam bentuk UKBM dan tatanan-tananan (sekolah, pesantren, pasar tempat ibadah dan lain-lain).

n intervensi awal, pelaksanaan analisis Indeks Keluarga Sehat (IKS) awal, pelaksanaan intervensi lanjut dan analisis

esuai dengan hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan setiap keluarga yang ada pada prokesga atau aplikasi

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Hasil analisis awal
dan pemetaan wilayah
PIS PK 2. Ada
rencana intervensi
lanjut 3. Tersedia
bukti proses analisis
dan pemetaan
dimaksud
(DAUN/GAUN) ----
dianggap jelas
1.Ada rencana
intervensi lanjut
sebagai bahan yang
akan di sampaikan
2. Bukti
dikomunikasikan dan
dikoordinasikan
Minilokakarya
(DAUN/GAUN) ----jelas
tdk perlu contoh
3. Bukti
dikomunikasikan dan
dikoordinasikan
Tribulanan dengan LS
(DAUN/GAUN) ---jelas

Bukti kegiatan
mengikuti jenis
intervensi lanjut yang
dibutuhkan sesuai
rencana
(misalnya jika
pelatihan
–DAUN/GAUN, Jika
pelayanan –laporan,
foto kegiatan dll)

1. Bukti koordinasi
dengan Pj UKPP :
rapat, diskusi, turun
bersama ke lapangan,
dll (DAUN/GAUN)
2. Bukti koordinasi
dengan Pjj Jaringan :
rapat, diskusi, turun
bersama ke lapangan,
dll (DAUN/GAUN)
3.Bukti koordinasi
dengan Pj Jejaring :
rapat, diskusi, turun
bersama ke lapangan,
dll
(DAUN/GAUN)
1. Data capaian,
cecklist supervisi,
monitoring, laporan
kegiatan sebagai
bahan evaluasi dan
RTL 2. Hasil
evaluasi dan tindak
lanjut perbaikan
(dokumen, laporan
evaluasi dll)
3. Bukti Proses
evaluasi Hasil evaluasi
dan tindak lanjut
perbaikan (laporan,
dll)—DAUN/GAUN ---
dianggap jelas tidak
perlu contoh

1. Laporan hasil
intervensi lanjut
2. Bukti pemutakhiran
data PIS-PK

lah-masalah kesehatan

omponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas

kan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan IKS tingkat keluarga dan wilayah yang

sebagai berikut : peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan pencegahan dan

rakat untuk mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari.


individu dan keluarga sehat, pemberdayaan masyarakat yang diukur dengan terbentuknya UKBM dan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

1. RUK yang
didalamnya terdapat
rencana pembinaan
Germas
2. Tersedia bukti
proses penyusunan
(DAUN/GAUN ---cukup
jelas)
1. Bukti pembinaan
Germas mengikuti
jenis kegiatan yang
tertuang dalam
rencana kegiatan
(rapat/pertemuan ---
DAUN/GAUN,
kunjungan
lapangan,penyuluhan
dll –Laporan kegiatan,
foto, dll)-----Dianggap
jelas 2. Dengan
Lintas Program
3. Dengan Lintas
Sektor

Ada bukti pelaksanaan


kegiatan
pemberdayaan
masyarakat dan
individu ---bentuk
pembuktian mengikuti
jenis kegiatan

1. Ada data capaian,


hasil monitoring,
supervisi serta hasil
evaluasi dan tindak
lanjut 2.
Tersedia bukti evaluasi
dan tindak lanjut
(DAUN/GAUN, laporan
kunjungan lapangan,
dll)
----cukup jelas

bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan cakupan masing-masing minimal 50%

g mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan
erta menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Contoh : rumah tangga sehat, sekolah sehat, dan lain-lain
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
1.Ada data capaian
Kinerja Promkes sesuai
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan
2. Ada Indikator
Kinerja Promkes
(Tahunan dan
bulanan)

1. Ada rencana kerja


Promkes sesuai RPK
2. Ada jadwal
pelaksanaan (Bulanan)
3. Tersedia
bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
Ada bukti pencatatan
dan pelaporan

n dan atau ketentuan yang berlaku.


pelayanan UKM esensial Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan .

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Ada data capaian
Kinerja Kesling sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesling
(Tahunan dan
bulanan)

1. Ada rencana kerja


Kesling sesuai RPK
2. Ada jadwal
pelaksanaan (Bulanan)
3. Tersedia
bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)
1. Ada rencana atau
jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
1. Ada data capaian
Kinerja Kesga sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesga
(Tahunan dan
bulanan)

1. Ada rencana kerja


Kesga sesuai RPK
2. Ada jadwal
pelaksanaan (Bulanan)
3. Tersedia
bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
Ada bukti pencatatan
dan pelaporan

h stunting.
an stunting.
r untuk perencanaan yang baik

pelayanan UKM esensial Gizi

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Ada data capaian
Kinerja Gizi sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Gizi (Tahunan
dan bulanan)

1. Ada rencana kerja


Gizi sesuai RPK
2. Ada jadwal
pelaksanaan (Bulanan)
3. Tersedia
bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)
1. Ada rencana atau
jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan

mas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.


bijakan, pedoman dan panduan yang berlaku.
pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah dilakukan .

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Ada data capaian
Kinerja P2P sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja P2P (Tahunan
dan bulanan)
1. Ada rencana kerja
P2P sesuai RPK
2. Ada jadwal
pelaksanaan (Bulanan)
3. Tersedia
bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan

kinerja yang telah dilakukan


DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Tersedia bukti proses
penyusunan,
pemilihan dan
penetappannya
(DAUN/GAUN, dll)

1. Ada data capaian


Kinerja UKM
Pengembangan sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja UKM
Pengembangan
(Tahunan dan
bulanan)

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan
ara periodik

jadwal yang jelas.


elaksana dapat mempersiapkan diri.
kegiatan UKM Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan

ngawasan dan pengendalian

yang diperlukan.

aikan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Ada KAK Supervisi
Pj UKM 2.
Ada Jadwal Supervisi
Pj UKM

1.Jadwal Supervisi
2.Tersedia bukti
proses penyampaian
informasi KAK dan
jadwal
(DAUN/GAUN---cukup
jelas)

1. Ada data dan Pengisian data


informasi yang telah pelaksanaan
dikumpulkan oleh kegiatan secara
masing masing mandiri masing-
koordinator dan masing
pelaksana kegiatan koordinator dan
2. Tersedia hasil pelaksana UKM
analisis pelaksanaan
kegiatan secara
mandiri masing-
masing koordinator
dan pelaksana UKM
1. Ada KAK Supervisi Pj
UKM 2.
Ada Jadwal Supervisi
Kepala Puskesmas
3. Ada Jadwal
Supervisi Pj UKM
4. Tersedia bukti
proses pelaksanaan
supervisi sesuai jadwal
dan KAK
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

1. Data hasil supervisi


Kapus 2. Data
hasil supervisi Pj UKM
3. Bukti
penyampaian Data
hasil supervisi
(DAUN/GAUN)

1. Catatan yang perlu


ditindak lanjuti dari
hasil supervisi Kapus
dan PJ UKM yang perlu
ditindaklanjuti
koordinator dan
pelaksana UKM
2. Bukti telah
dilakukan tindak lanjut
sesuai hasil supervisi
Kapus dan PJ UKM ---
Pembuktian sesuai
jenis TL

pat mengambil langkah tindak lanjut untuk perbaikan

garaan pelayanan UKM Puskesmas sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang disusun.

berikutnya, dan dalam lokakarya mini triwulan untuk memantau peran lintas sektor terkait dalam pelaksanaan

ubahan kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-usulan perbaikan yang rasional.

kesmas.
atan, pelaksana, serta metode dan teknologi.
arakat dan sasaran, maupun hasil perbaikan dan pencapaian kinerja. Perubahan rencana kegiatan memperhatikan

auan Pelaksanaan Kegiatan.

ma dengan upaya lain, dilakukan pada nomor ep 4 dan 5


g berubah(D)
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
1.Ada jadwal dan
pemantauan yang
direncanakan oleh PJ
UKM.
2.Tersedia KAK
kegiatan UKM yang
akan di pantau.
3.Tersedia bukti
pelaksanaan
pemantauan sesuai
jadwal

1. Tersedia data hasil


pemantauan
pelaksanaan kegiatan
UKM 2.
Tersedia Bukti
pembahasan melalui
Minilokakarya
(GAUN/DAUN) ----
dianggap jelas

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pembahasan dan
pemantauan
2. Tersedia bukti
pelaksanaan tidak
lanjut ---(pembuktian
mengikuti jenis tindak
lanjut)

1.Ada penyesuaian
rencana (jika
diperlukan)
2.Tersedia bukti
proses perbaikan jika
ada penyesuaian
rencana (diskusi,
rapat, dll)

1.Ada jadwal baru


atau penyesuaian
rencana kegiatan yang
akan di kordinasikan
2. Tersedia bukti
koordinasi terhadap
penyesuaian rencana
dengan koordinator,
pelaksana, sasaran, LP
dan LS
ri Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kebijakan/Pedoman dari Dinas

ada penanggungjawab UKM setiap bulan dengan tetap memperhatikan periodisasi pembuatan dan pengumpulan

kator kinerja pelayanan UKM dan indikator mutu pelayanan UKM yang telah dikumpulkan untuk melihat

baikan dari permasalahan kinerja.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI

Tersedia data capaian


pelayanan UKM
(periode - sesuai
kebijakan puskesmas)
oleh koordinator dan
pelaksana kegiatan
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
1.Tersedia data
capaian pelayanan
UKM sesuai periode
yang dibutuhkan atau
mengacu pada
kebijakan Puskesmas
(bulanan, tigabulanan,
tahunan).
2.Ada Analisis capaian
dengan
membandingkan
Indikator/ target
Kinerja masing-masing
UKM (Tahunan dan
bulanan) 3.
Ada bukti proses
pembahasan
(GAUN/DAUN)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pembahasan capaian
kinerja UKM
2.Tersedia bukti
proses penyusunan

1.Ada bukti pelaporan


kinerja yang dikirim ke
Dinkes (periode
laporan sesuai
kebijakan masing-
masing daerah)
2. BuktI
pengiriman pelaporan
kinerja (bisa terpisah,
bisa bersama dengan
semua kegiatan
puskesmas

Ada umpan balik dari


Dinkes terhadap
laporan yang dikirim
1.Ada rencana tindak
lanjut sesuai hasil
umpan balik dari
Dinkes 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
3.Tersedia bukti tindak
lanjut

ayanan UKM

baikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan visi, misi dan tujuan Puskesmas.

enilaian kinerja pelayanan UKM

jika hasil penilaian kinerja tidak mencapai target yang diharapkan.

laksana kegiatan UKM.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


1. Ada rencana
pembahasan kinerja
yang telah ditetapkan
2. Tersedia bukti
proses pembahasan
kinerja sesuai jadwal
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

1.Ada rencana tindak


lanjut sesuai hasil
pembahasan kinerja
2.Tersedia bukti
proses penyusunan
rencana tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas
1. Ada Laporan kinerja
sesuai tahun berjalan
(siklus pelaporan)
2.Ada bukti
pengiriman laporan
kinerja dimaksud

Ada umpan balik dari


Dinas atas laporan
yang dikirim

1.Ada tindak lanjut


atas umpan balik dari
Dinas atas laporan
yang dikirim
2. Tersedia
bukti tindak lanjut

0.00%
BAB.III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 3.1.
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan mutu pelayanan.
KRITERIA 3.1.1.
3.1.1. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan kew
POKOK PIKIRAN
• Penerimaan pasien meliputi: pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat
•inap, dan
Salah menahan
satu pasien untuk
cara melibatkan observasi
pasien atau stabilitasi.
dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent. lnformed consent
informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko.
• Informasi dan penjelasan tentang infomed consent di berikan oleh dokter yang bertanggung jawab yang akan melakukan tindakan atau dokter lain apabila dokter yang bersa
tersebut

KRITERIA 3.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman SK Kepala
dan prosedur yang ditetapkan dengan menginformasikan hak Puskesmas
dan kewajiban serta memperhatikan keselamatan pasien (R, O, tentang
W, S) Kebijakan
Pelayanan Klinis
(mulai dari
pendaftaran
sampai dengan
pemulangan
dan rujukan);
SK Hak dan
Kewajiban

EP 2 2. Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi mengenai


tindakan medis/pengobatan tertentu yang berisiko yang akan
dilakukan sebelum memberikan persetujuan atau penolakan
(informed consent) termasuk konsekuensi dari keputusan
penolakan tersebut. (D)

Jumlah 0

STANDAR 3.2.
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan Pemberian Asuhan dilaksanakan secara paripurna.
KRITERIA 3.2.1.
Proses kajian awal dilakukan secara paripurna dan mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Proses skrining dan proses Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim
Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan sesuai rencana yang disusun, dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan sesuai dengan peraturan yang berla

• Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan, dan disiplin yang lain meliputi: status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat keseha
(gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, , kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan
dapat dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada ditempat, dan/atau karena keterbasatan ketersediaan tenaga medis.

KRITERIA 3.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Dilakukan pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga yang SOP pengkajian
kompeten untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan sesuai awal klinis
panduan praktik klinis, termasuk penangan nyeri dan dicatat (screening),
dalam rekam medik (R, D, O, W) yang meliputi
kajian medis,
kajian
penunjang
medis, misalnya
kajian gizi, dan
kajian
keperawatan

EP 2 2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, SK pelimpahan


dapat dilakukan pelimpahan wewenang tertulis kepada wewenang
perawat dan/ atau bidan yang telah mengikuti pelatihan, untuk
melakukan kajian awal medis dan pemberian asuhan medis
sesuai kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)

EP 3 3. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan


secara kolaboratif sesuai rencana asuhan dan panduan praktik
klinis dan/atau prosedur-prosedur asuhan klinis, agar tidak
terjadi pengulangan yang tidak perlu dan tercatat di rekam
medis. (D, W)

EP 4 4. Dilakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan dan evaluasi


serta tindaklanjut bagi pasien dan keluarga dengan metode
yang dapat dipahami oleh pasien dan keluarga. (D,O)

Jumlah 0

STANDAR 3.3.
Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.
KRITERIA 3.3.1.
Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
POKOK PIKIRAN
• Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis untuk penanganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat dipertanggungjawa
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi me

KRITERIA 3.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai
tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur
yang ditetapkan. (W,O,S)

EP 2 2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL, diperiksa SK, Pedoman
dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai kemampuan dan SOP
Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL sesuai Rujukan
dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan.
(D,O)

Jumlah 0

STANDAR 3.4
Pelayanan anastesi lokal dan tindakan di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar
KRITERIA 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
POKOK PIKIRAN
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tind
harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.

KRITERIA 3.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten sesuai dengan kebijakan dan prosedur . (D, O, W)

EP 2 Jenis, dosis dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status


fisiologi pasien selama pemberian anestesi lokal oleh petugas
dan dicatat dalam rekam medis pasien (D)

Jumlah 0

STANDAR 3.5
Terapi gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 3.5.1
Pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
POKOK PIKIRAN
• Terapi Gizi kepada pasien dengan resiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebut
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan da
mencegah kontaminasi

KRITERIA 3.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Disusun rencana asuhan gizi berdasar kajian kebutuhan gizi
pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
pasien. (D)
EP 2 Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan
pemesanan dan didokumentasikan. (D, W)

EP 3 Pasien dan/ atau keluarga diberi edukasi tentang pembatasan


diit pasien dan keamanan/kebersihan makanan, bila keluarga
ikut menyediakan makanan bagi pasien. (D)
EP 4 Proses kolaboratif digunakan untuk merencanakan,
memberikan dan
memantau terapi gizi. (D,W)
EP 5 Respons pasien terhadap terapi gizi dipantau dan dicatat dalam
rekam medisnya. (D)

Jumlah 0

STANDAR 3.6
Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
KRITERIA 3.6.1
Pemulangan dan
tindak lanjut
pasien yang
bertujuan untuk
kelangsungan
layanan dipandu
oleh prosedur
yang baku

POKOK PIKIRAN
• Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien la
dipulangkan, misalnya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap, pasien rawat inap tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di Puskesmas, pasien y
dapat dirawat di rumah atau rumah perawatan, pasien yang menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/ keluarga yang meminta pulang atas permintaan sendiri
• Informasi tentang resume pasien pulang yang diberikan kepada pasien/ keluarga pada saat pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/
pelayanan yang optimal.

KRITERIA 3.6.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan yang SK dan SOP
lain melaksanakan pemulangan, rujukan dan asuhan tindak pemulangan
lanjut sesuai dengan rencana yang disusun dan kriteria dan tindak
pemulangan. (D) lanjut pasien
EP 2 Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang
bekepentingan saat pemulangan atau rujukan. (D, O, W)

Jumlah 0

STANDAR 3.7
Rujukan
KRITERIA 3.7.1
Pelaksanaan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan.
POKOK PIKIRAN
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus memantau kondisi pasien, dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertu

• Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien kepada petugas penerima

KRITERIA 3.7.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan dan SK dan SOP
memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan prosedur
kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk menjamin rujukan
kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan yang lain (D, W)
EP 2 Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjadi
tujuan rujukan dan tindakan stabilisasi pasien sebelum dirujuk
sesuai kondisi pasien, indikasi medis dan kemampuan dan
wewenang yang dimiliki agar keselamatan pasien selama
pelaksanaan rujukan dapat terjamin. (D,W)

EP 3 Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan informasi


yang lengkap (SBAR) kepada petugas.

Jumlah 0

KRITERIA 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL
POKOK PIKIRAN
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk balik dari FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan dicatat dalam rekam med
• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan lain, maka tindak lanjut dilakukan sesuai prosedu
balik rujukan.

KRITERIA 3.7.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan SK dan SOP
kajian ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan asuhan pasien
balik dari FKRTL sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang rujuk balik
ditetapkan. (D,O) FKTRL

EP 2 Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan


tindak lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
(D,O,W)

EP 3 Monitoring dalam proses rujukan balik harus di catat dalam


form monitoring. (D)

Jumlah 0

STANDAR 3.8
Penyelenggaraan Rekam Medis
KRITERIA 3.8.1.
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
POKOK PIKIRAN
• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :
- Registrasi pasien
- Pendistribusian rekam medis
- Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
- Pengolahan data dan pengkodean
- Klaim pembiayaan
- Penyimpanan rekam medis
- Penjaminan mutu
- Pelepasan informasi kesehatan
- Pemusnahan rekam medis
• SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal mengatur : bentuk rekam medis, simbol dan singkatan, registrasi pasien, pendistribusian rekam medis, isi rekam medis dan pengisi
penyimpanan rekam medis, penjaminan mutu, pelepasan informasi kesehatan, pemusnahan rekam medis, koreksi pengisian rekam medis

KRITERIA 3.8.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Penyelenggaraan rekam medis yang meliputi a sampai dengan i SK Pelayanan
termasuk riwayat alergi obat, dilakukan sesuai dengan Rekam Medis;
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W) Pedoman
pelayanan
rekam medis;
SOP pelayanan
rekam medis

EP 2 Rekam Medis diisi secara lengkap dan dengan tulisan yang


terbaca serta harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan
Dokter, Dokter Gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang
melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan, serta
apabila ada kesalahan dalam melakukan pencatatan di rekam
medis dilakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (D, O, W)

Jumlah 0

STANDAR 3.9
Penyelenggaraan Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur tentan
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
• Yang perlu diperhatikan di laboratorium : Simbol dan pelabelan reagensia B3, Penyimpanan Reagensia B3, Ketersediaan MSDS untuk tiap reagensia B3, yang dilakukan jika terj
• SK Pelayanan Laboratorium yang mengatur jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu pe
tinggi, proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen,pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat ina
pemeriksaan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium, penggunaan alat pelindung diri, pengelolaan reagen dan terutama menetapkan n

• SOP pelayanan laboratorium seperti permintaan, penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen, pengelolaan reagen, pelaksanaan pemeriksaan, dan penyampaia
medis dan bahan berbahaya dan beracun (B3)

KRITERIA 3.9.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai SK Pelayanan
rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan Laboratorium,
nilai kritis pemeriksaan laboratorium.(R) Pedoman
pelayanan
laboratorium,
SOP pelayanan
laboratorium

EP 2 Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis


pelayanan yang ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya,
termasuk proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia.
(D, W)

EP 3 Penyelenggaraan pelayanan laboratorium yang meliputi a


sampai dengan i, dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan. (D, O, W)

EP 4 Dilakukan pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu


eksternal terhadap pelayanan laboratorium sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan dilakukan perbaikan jika
terjadi penyimpangan (D,O,W)

EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil


pemeriksaan laboratorium.(D,W)

Jumlah 0

STANDAR 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:
a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
• Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) terdiri dari:
a.Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsiapan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
• SK, Pedoman dan SOP Pelayanan kefarmasian minimal mengatur pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, pelayanan farmasi, peresepan obat termasuk psikotropika dan nar
emergensi

KRITERIA 3.10.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D) SK, Pedoman
dan SOP
Pelayanan
kefarmasian

EP 2 Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis


pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan pedoman dan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W)

EP 3 Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh


tenaga kefarmasian sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. (D,O,W)

EP 4 Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada


setiap pelayanan pemberian obat (D, O, W)

EP 5 Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara


penggunaan obat. (D,O,W)
EP 6 Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan
dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat
emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W)
EP 7 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat,
kesesuaian peresepan dengan formularium. (D,W)

Jumlah 0

Total Skor 0
Total EP 370
CAPAIAN 0
an dan Penunjang (UKPP)

han mutu pelayanan.

mpertimbangkan hak dan kewajiban pasien dan keluarga.

ed consent. lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam proses pelayanan. Misalnya,

ain apabila dokter yang bersangkutan berhalangan namun tetap dengan sepengetahuan dokter yang bertangjawab

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Proses Pemahaman simulasi
pelayanan petugas ttg hak petugas ttg
rawat dan kewajiban pelayanan yang
jalan/rawat pasien memperhatikan
inap yang hak dan
memperhatikan kewajiban
hak dan pasien
kewajiban
pasien

Dokumen bukti
pelaksanaan Informed
Concent

atan profesional dan/atau tim kesehatan antar profesi yang digunakan untuk menyusun keputusan layanan klinis.
i dengan peraturan yang berlaku

itual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko jatuh, asesmen fungsional

, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain secara tertulis. Pelimpahan wewenang tersebut hanya

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti pelaksanaan Proses wawancara
pengkajian awal pengkajian pada petugas:
secara paripurna yang awal, Skrining acuan dalam
tercatat dalam rekam visual memberikan
medik pelayanan/asuh
an

Bukti pelaksanaan
pelatihan dalam
rangka pelimpahan
wewenang

Bukti pelaksanaan Pemahaman


asuhan kolaboratif petugas
yang tercatat dalam tentang
rekam medis kolaborasi
dalam
pemberian
asuhan

Bukti pelaksanaan Pelaksanaan


penyuluhan/pendidika penyuluhan/pe
n kesehatan dan ndidikan
evaluasi serta kesehatan bagi
tindaklanjut bagi pasien dan
pasien dan keluarga keluarga

ang dapat dipertanggungjawabkan


angan.
t menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Pelaksanaan Pemahaman Simulasi
triage petugas pelaksanaan
terhadap triage
prosedur triage
Bukti pelaksanaan
stabilisasi sebelum
rujukan, observasi
selama rujukan

ang-kadang memerlukan tindakan tindakan yang membutuhkan lokal anestesi. Pelaksanaan anestesi lokal tersebut

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Pelaksanaan anestesi
lokal tercatat dalam
form pemantauan
anestesi lokal; Laporan
operasi tindakan
bedah minor

Rekam medik yang


mencatat jenis, dosis
dan teknik anestesi
lokal dan pemantauan
status fisiologi pasien
selama pemberian
anestesi lokal oleh
petugas

penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang tercantum di dalam

an dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang berkompeten dan disimpan dalam kondisi yang baik untuk

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Asuhan gizi

Jadwal dan monitoring


pemberian makan

Lembar pendidikan
dan penyuluhan

Rekam medis
mencatat asuhan
medis dan asuhan gizi
Rekam medis
mencatat respon
terapi gizi

tikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan memperoleh tindak lanjut pelayanan sesudah
at inap di Puskesmas, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke FKRTL, pasien yang karena kondisinya
ermintaan sendiri
g lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Discharge planning

Resume medis yang


berisi tentang: riwayat
kesehatan,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan
diagnostik, indikasi
pasien rawat inap,
diagnosis dan
komorbiditas lain,
prosedur tindakan dan
terapi yang telah
diberikan, obat yang
sudah diberikan dan
obat untuk pulang,
kondisi kesehatan
pasien, instrusi tindak
lanjut dan dijelaskan
kepada pasien

erundang- undangan.

ma rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang telah dilakukan.

en kepada petugas penerima transfer pasien.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Persetujuan rujukan
Rekam medis yang
berisi komunikasi
petugas dengan
fasilitas kesehatan
rujukan; berisi catatan
stabilisasi pasien
sebelum dirujuk ke
FKTRL. Cecklist
persiapan rujukan.
Cecklist monitoring
selama rujukan.

Form serah terima


pasien. Dokumen
resume pasien diisi
lengkap, serta bukti
serah terima pasien
yang dilengkapi
dengan SBAR, stempel
FKTRL serta nama
petugas yang
menerima rujukan

dan dicatat dalam rekam medis.


njut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memperhatikan rekomendasi umpan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


rekam medis yang pelaksanaan
berisi kajian ulang oleh pengkajian
dokter/ dokter gigi ulang kondisi
tentang kondisi pasien pasien program
program rujuk balik rujuk balik

rekam medis yang pelaksanaan


berisi tentang tindak tindak lanjut
lanjut program rujuk terhadap
balik rekomendasi
umpan balik
rujukan

Form monitoring PRB


iatan :

s, isi rekam medis dan pengisian informasi klinis, pengolahan data dan pengkodean, klaim pembiayaan,

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Form rekam medis dan
kelengkapan
pengisian rekam
medis, bukti
pelaksanaan penilaian
kelengkapan rekam
medis, berita acara
pemusnahan rekam
medis, dsb

Bukti kelengkapan
pengisian rekam
medis termasuk
waktu, nama dan
tanda tangan PPA,
bukti koreksi pengisian
rekam medis sesuai
dengan SK dan SOP

torium yang mengatur tentang:

sia B3, yang dilakukan jika terjadi tumpahan, yang dilakukan jika terjadi pajanan
ampuan Puskesmas, waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan laboratorium yang berisiko
rja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja, proses
n dan terutama menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan dan nilai kritis

emeriksaan, dan penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang membutuhkan, serta pengelolaan limbah

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Form hasil
pemeriksaan
laboratorium
mencantumkan nilai
normal dan nilai
rentang rujukan

Bukti penyimpanan
dan pelabelan
reagensia sesuai
dengan regulasi
(check list), bukti
perhitungan
kebutuhan reagensia
termasuk buffer stock,
bukti pemesanan
reagensia, check list
monev ketersediaan
reagensia

Hasil monev
kepatuhan terhadap
prosedur pelayanan
lab dan TL, bukti
monitoring
penggunaan APD dan
TL

Bukti pelaksanaan
PMI dan PME Bukti
pelaksanaan perbaikan
bila terjadi
penyimpangan

Form hasil
pemeriksaan
laboratorium Hasil
pemantauan
pelaporan hasil
pemeriksaan
laboratorium
ermasuk psikotropika dan narkotika, obat kadaluarsa, formularium obat, obat yang perlu diwaspadai, obat

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Formularium
Puskesmas

LPDP serta bukti


pengawasan
pengelolaan dan
penggunaan obat oleh
Dinas Kesehatan, kartu
stok, bukti
penanganan obat
kadaluarsa

Form rekonsiliasi obat,


bukti asuhan farmasi
dalam rekam medis

Bukti kajian/telaah
resep

Bukti pelaksaaan PIO

Bukti penyediaan obat


emergensi serta
monitoringnya
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
ketersediaan obat
terhadap formularium
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
kesesuaian resep
dengan formularium

0.00%
BAB IV. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)

Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 4.1. PENCEGAHAN DAN PENURUNAN STUNTING


Puskesmas melaksanakan pencegahan dan penurunan stunting beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 4.1.1.
Pencegahan dan penurunan stunting direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dengan melibatkan lintas program, lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Pencegahan dan penurunan stunting merupakan salah satu fokus program Pemerintah yang bertujuan agar anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal dan
serta berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.
• Upaya pencegahan dan penurunan stunting dilakukan terintegrasi baik lintas program antara lain dalam pelayanan pemeriksaan kehamilan, imunisasi, kegiatan promosi dan ko

• Dalam pencegahan dan penurunan stunting dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitif (lintas sektor) dan

• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode
metode analisa situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program pencegahan dan penurunan stunting disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah gizi di wilayah kerja P
pelayanan UKM dan UKPP

KRITERIA 4.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja stunting disertai Ada SK
analisis capaiannya (R,D,W) Indikator dan
target kinerja
stunting

EP 2 Ditetapkan program pencegahan dan penurunan stunting. (R) Ada SK,


pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
pencegahan
dan penurunan
stunting
EP 3 Kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk 1.SK TIM : TIM
intervensi gizi spesifik dan sensitif dikoordinasikan dan PENURUNAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama STUNTING
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kebijakan, PUSKESMAS ,
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah SK TIM
ditetapkan. (R, D, O, W) PENURUNAN
STUNTING
KECAMATAN X
2.PEDOMAN/
PANDUAN
PENURUNAN
STUNTING
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
GIZI

EP 4 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap


pelaksanaan program pencegahan dan penurunan stunting (D,
W).

EP 5 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah SOP Pencatatan
ditetapkan. (R,D) dan pelaporan

Jumlah 0

STANDAR 4.2. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI(AKB)
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lah
perundang-undangan
KRITERIA 4.2.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan dan pelayanan kesehatan bayi baru
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, persalinan, masa sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir dilakukan sesuai dengan standar dalam pedoman yang berlaku.
• Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas program dalam rangka penurunan AKI & AKB.
• Pelayanan Kesehatan ibu bersalin, yang selanjutnya disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya
• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar. Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan pada umur 0-2
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan dilakukan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode anali
metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program penurunan AKI dan AKB disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah AKI dan AKB di wilayah kerja Pusk
pelayanan UKM dan UKPP

2. DITETAPKAN PROGRAM PENURUNAN AKIDAN AKB. (R) (LIHATSTANDAR1.1 DAN 2.1)


CONTOH AN
HASIL EVALUASI DATA KINERJA PERUMUSAN MASALAH

1. IDENTIFIKASI
MASALAH

HASIL IKH 2. PRORITAS MASALAH POLA PENYUSUNAN RUK MENGIKUTI POLA YANG ADA

3. PENENTUAN AKAR
MASALAH

DATA PIS PK

4. ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Berd asarkan analisis masalah di atas tahap b erikutnya ad
keg iatan yang akan d ilakukan. Co ntoh p rog ram untuk
p ersalin an Nakes d alam rang ka p enurunan AKI antara lai
5. RUK,RPK MASUK KE RUK, RPK DA
 Partnership d ukun dan b id an
 Penyediaan fasilitas tempat ting g al bag i bid an d esa
 Peng uatan peran LS melalui Gerakan Sayang Ib u, d kk

KRITERIA 4.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja pelayanan kesehatan Ada SK
ibu, bayi dan balita yang disertai capaian dan analisisnya. (R,D) Indikator dan
target
pelayanan
kesehatan ibu,
bayi dan balita

EP 2 Ditetapkan program penurunan AKI dan AKB. (R) Ada SK,


pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
penurunan AKI
dan AKB
EP 3 Tersedia alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana Ada SK,
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pedoman,
termasuk standar alat kegawatdaruratan maternal dan neonatal panduan , KAK,
sesuai dengan standar dan dikelola sesuai dengan prosedur. SOP
(R,D, O, W) penyediaan
alat, obat,
bahan habis
pakai dan
prasarana
pendukung
pelayanan
kesehatan ibu
dan bayi baru
lahir termasuk
standar alat
kegawatdarurat
an maternal
dan neonatal

EP 4 Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, masa Ada SK,


persalinan, masa sesudah melahirkan dan bayi baru lahir sesuai pedoman,
dengan prosedur yang ditetapkan, kewajiban penggunaan panduan , KAK,
partograph pada saat pertolongan persalinan dan upaya SOP pelayanan
stabilisasi pra rujukan pada kasus komplikasi termasuk kesehatan pada
pelayanan pada Puskesmas mampu PONED sesuai dengan masa hamil,
kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan masa
yang telah ditetapkan. (R, D, W) persalinan,
masa sesudah
melahirkan dan
bayi baru lahir
(SK, SOP
Pelayanan ANC
Terpadu)

EP 5 Dilakukan pelayanan persalinan sesuai dengan kebijakan, 1.SK JENIS


pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah PELAYANAN -
ditetapkan. (R,D, O, W) PELAYANAN
PERSALINAN
2.SK TIM
RUANG
BERSALIN DI
PUSKESMAS
3.SOP ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL
4.KAK
ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL DI
PUSKESMAS
EP 6 Kegiatan penurunan AKI dan AKB dikoordinasikan dan 1.SK TIM : TIM
dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun PENURUNAN
bersama lintas program dan lintas sektor. (D, W) AKI DAN AKB
PUSKESMAS ,
SK TIM
PENURUNAN
AKI DAN AKB
KECAMATAN X
2.PEDOMAN/
PANDUAN
PENURUNAN
AKI DAN AKB
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
AKI DAN AKB

EP 7 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap


pelaksanaan program penurunan AKI dan AKB termasuk
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan bayi
baru lahir di Puskesmas. (D, W)

EP 8 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah SOP Pencatatan
ditetapkan. (R,D) dan pelaporan

Jumlah 0

STANDAR 4.3. PENINGKATAN CAKUPAN DAN MUTU IMUNISASI


Puskesmas melaksanakan program imunisasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 4.3.1
Program imunisasi direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi dalam upaya peningkatan capaian cakupan dan mutu imunisasi.
POKOK PIKIRAN
• Pelaksanaan program imunisasi di Puskesmas perlu direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan dievaluasi agar dapat mencapai cakupan imunisasi secara optimal.
• Puskesmas melakukan pengelolaan rantai dingin vaksin (cold chain vaccines) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode
metode Analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Pencatatan dan pelaporan program imunisasi dilaksanakan secara akurat dan sesuai prosedur dan format laporan yang telah ditetapkan meliputi cakupan indikator kinerja im
dan KIPI.
• Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan secara berkala, berkesinambungan, berjenjang dan dilakukan analisa serta rencana tindak lanjut perbaikan program imunisasi.
• Rencana program peningkatan dan cakupan mutu imunisasi disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah imunisasi di wila
RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.

KRITERIA 4.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja imunisasi yang Ada SK
disertai capaian dan analisisnya. (R,D) Indikator dan
target
pelayanan
imunisasi

EP 2 Ditetapkan program Imunisasi. (R) Ada SK,


pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
imunisasi

EP 3 Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program Ada SK,
imunisai. (D,O,W) pedoman,
panduan , KAK,
SOP
penyediaan
vaksin dan
logistik sesuai
dengan
kebutuhan
program
imunisai

EP 4 Dilakukan pengelolaan vaksin untuk memastikan rantai vaksin Ada SK,


dikelola sesuai dengan prosedur. (R,D, O, W) pedoman,
panduan , KAK,
SOP
pengelolaan
vaksin
EP 5 Kegiatan Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi 1.SK TIM : TIM
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan PENINGKATAN
prosedur yang telah ditetapkan bersama lintas program dan CAKUPAN DAN
lintas sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan dan MUTU
kerangka acuan yang telah ditetapkan. (R,D, W) IMUNISASI
PUSKESMAS
dan
KECAMATAN X
2.PEDOMAN/
PANDUAN
PENINGKATAN
CAKUPAN DAN
MUTU
IMUNISASI
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
IMUNISASI; SK,
SOP MEDIA
KOMUNIKASI

EP 6 Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya


perbaikan program imunisasi. (D, W)

EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah SOP Pencatatan
ditetapkan. (R,D) dan pelaporan

Jumlah 0

STANDAR 4.4. PROGRAM PENANGGULANGAN TUBERCULOSIS


Puskesmas memberikan pelayanan kepada pengguna layanan TB mulai dari penemuan kasus TB kepada orang yang terduga TB, penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan
layanan beserta pemantauan dan evaluasinya untuk memutus mata rantai penularan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KRITERIA 4.4.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kepada pengguna layanan TB mulai dari penemuan kasus TB kepada orang yang terduga TB, penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi da
layanan beserta pemantauan dan evaluasinya
POKOK PIKIRAN
• Tuberkulosis merupakan permasalahan penyakit menular baik global maupun nasional. Upaya untuk penanggulangan penularan tuberkulosis merupakan salah satu program p
• Program penanggulangan tuberkulosis direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindak lanjuti dalam upaya eliminasi tuberkulosis.
• Untuk tercapainya target program Penanggulangan TB Nasional, Pemerintah Daerah provinsi dan kabupaten/kota harus menetapkan target indikator kinerja Penanggulangan
yang selanjutnya dijadikan dasar bagi Puskesmas dalam menetapkan sasaran serta indikator kinerja yang dipantau setiap tahunnya.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode
metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program penanggulangan tuberkulosis disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah pengendalian tuberkulosis d
dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.
• Indikator dan target kinerja Pengendalian Tuberculosis antara lain: Cakupan penemuan dan pengobatan tuberkulosis (85%); Persentase pasien DM yang diskrining tuberkulos
serumah(29%); Dan lain-lain
• Penanggulangan Tuberkulosis diselenggarakan melalui kegiatan:Promosi kesehatan;Surveilans TB;Pengendalian faktor risiko;Penemuan dan penanganan kasus TB;Pemberian
tentang Penanggulangan Tuberkulosis pasal 6.)
• Tim yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas, minimal terdiri dari:Dokter;Perawat;Analis laboratorium;Petugas pe
Penanggulangan Tuberkulosis pasal 17.)
• Logistik untuk kebutuhan Program Penanggulangan Tuberculosis antara lain: Surat Permintaan, Tanda Terima, Berita Acara terkait permintaan, penerimaan, pengelolaan, pen
Kategori 1;Paket KDT OAT Kategori 2;Paket KDT OAT Kategori Anak;Logistik non OAT, misalnya:Pot Dahak;TCM & Cartridge TCM, mikroskop binokuler;Masker bedah, N95, dll
• JUKNIS TATA LAKSANA KASUS meliputi: Diagnosis, Pengobatan, REKAM MEDIS, REGISTER LABORATORIUM, Pemantauan, Panduan Wawancara, Evaluasi, Tindak Lanjut
• Bukti pencatatan dan pelaporan Program Penanggulangan Tuberkulosis antara lain: Register Pasien TB, SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS (SITB)/(form TBC 07/lap penemuan
pemerik dahak akhir tahap intensif, Form TBC 14/lap pengembangan ketenagaan prog TBC di fasyankes, Form TBC 01/kartu pasien , Form TBC 02/kartu kontrol pasien, Form TB
TBC 06/daftar terduga TBC, Form TBC 09/form rujukan/pindah pasien, Form TBC 10/hasil akhir pengobatan, Form TBC 15/rekapitulasi investigasi kontak, Form TBC 16/rekap pe

KRITERIA 4.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 EP 1.Ditetapkannya indikator dan target kinerja pengendalian SK tentang
tuberkulosis yang disertai capaian dan analisisnya (R,D) Penetapan
Indikator dan
Target Kinerja
Pengendalian
Tuberkulosis
(dapat dijadikan
satu SK dengan
indikator
program
lainnya).

EP 2 EP 2.Ditetapkannya rencana program penanggulangan Kerangka Acuan


tuberkulosis ® Kegiatan
tentang
Program
Penanggulanga
n Tuberkulosis
di Puskesmas.
(Eliminasi
tuberkulosis)
EP 3 EP 3.Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari SK tentang Tim
dokter,perawat,analis laboratorium da petugas pencatatan TB DOTS di
pelaporan terlatih ® Puskesmas.

EP 4 EP 4.Logistik baik OAT maupun non OAT disediakan sesuai SOP


dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai dengan Permintaan
prosedur (R,D,O,W) OAT, SOP
Penerimaan
OAT, SOP
Pengelolaan
OAT, SOP
Pendistribusian
OAT, SOP
Pemusnahan
OAT.

EP 5 EP 5.Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari JUKNIS TATA


diagnosis,penngobatan, pemantauan,evaluasi, dan tindak lanjut LAKSANA
sesuai dengan kebijakan,pedoman/panduan dan prosedur yang KASUS TBC
telah ditetapkan (R,D,O,W)

EP 6 EP 6. Program penanggulangan tuberkulosis dikoordinasikan Rencana


dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama Program
lintas program dan lintas sektor (D, W). Penanggulanga
n Tuberkulosis

EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah SOP tentang
ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan
Pelaporan
Program
Penanggulanga
n Tuberkulosis

Jumlah 0

STANDAR 4.5. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DAN FAKTOR RISIKONYA

Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker payudara dan leher rahim, Pengguna layanan Rujuk B
kompetensi di tingkat primer, serta penanganan faktor risiko PTM.
KRITERIA 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor resikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindaklanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular berdampak pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun juga berdampak kehilan
keluarga, dan masyarakat
• Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
• Deteksi dini atau penapisan (screening) perlu dilakukan untuk mencegah terhadinya peningkatan kasus PTM.
• Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, antara lain: pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain, dilakukan secar

• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan tindaklanjut dilakukan secara terintegrasi lintas program dan lintas sektor.
• Rencana program penanggulangan penyakit tidak menular dan faktor risikonya disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masa
program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.
• Pengendalian PTM diselenggarakan melalui upaya antara lain:
- Penyelenggaraan UKBM melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
- Deteksi dini kanker payudara melalui SADANIS
- Deteksi kanker leher Rahim melalui pemeriksaan IVA
- Menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM
- Penyelenggaraan pelayanan penyakit DM, HT, kanker payudara/leher rahim dan penyakit katastropik lainnya sesuai PPK
- Peningkatan kapasitas SDM dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM; dan lain-lain
• Tahapan kegiatan & pemeriksaan PTM di Posbindu meliputi: pendaftaran peserta, wawancara faktor risiko PTM, pengukuran faktor risiko PTM, pemeriksaan faktor risiko PTM,

• JUKNIS TATA LAKSANA KASUS meliputi: Diagnosis, Pengobatan, REKAM MEDIS, REGISTER LABORATORIUM, Pemantauan, Panduan Wawancara, Evaluasi, Tindak Lanjut
• Pencatatan dan pelaporan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular; meliputi: Register kunjungan Posbindu PTM, Register Pemeriksaan IVA, Register Program Rujuk Bali

KRITERIA 4.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Ditetapkan indikator kinerja Pengendalian Penyakit Tidak SK tentang
Menular yang disertai capaian dan analisisnya. (R,D,W) Penetapan
Indikator dan
Target Kinerja
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular (dapat
dijadikan satu
SK dengan
indikator
program
lainnya).

EP 2 Ditetapkan program pengendalian Penyakit Tidak Menular Kerangka Acuan


termasuk rencana peningkatan kapasitas tenaga terkait P2PTM. Kegiatan
(R) tentang
Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
EP 3 Kegiatan pengendalian penyakit tidak menular dikoordinasikan Rencana
dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun Program
bersama Lintas program dan Lintas Sektor sesuai dengan Pengendalian
kebijakan, pedoman/panduan dan kerangka acuan yang telah Penyakit Tidak
ditetapkan. (D, O, W) Menular

EP 4 Diselenggarakan tahapan kegiatan dan pemeriksaan PTM di Pedoman/


Posbindu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R, D, O, W) Panduan, SOP,
Kerangka Acuan
Kegiatan dan
pemeriksaan
PTM di
Posbindu

EP 5 Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu JUKNIS TATA
mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan LAKSANA
tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis dan algoritma KASUS
pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang berkompeten.
( R,D, O, W)

EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap Rencana


pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular. (D, Program
W) Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular

EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang telah SOP tentang
ditetapkan. (D) Pencatatan dan
Pelaporan
Program
Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular

Jumlah 0

Total Skor 0
Total EP 340
CAPAIAN 0
NAL (PPN)

mberdayaan masyarakat

erkembang secara optimal dan maksimal disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar

nisasi, kegiatan promosi dan konseling (menyusui dan gizi), pemberian suplemen dan kegiatan internvesi lainnya.

gizi sensitif (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan pedoman yang berlaku.

tor dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada

masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada bukti pelaksanaan Bagaimana cara
program stunting puskesmas
disertai analisisnya (penanggung
jawab/koordina
tor program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
DOKUMENTASIKAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN
1.NOTULEN LOKMIN
LP DAN LS
2.LAPORAN MMD
3.LAPORAN
PELAKSANAAN
SURVEILANS GIZI

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan

anan kesehatan bayi baru lahir beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan ketentuan peraturan

elayanan kesehatan bayi baru lahir.

yang berlaku.

an pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.
nsial dilakukan pada umur 0-28 hari.
lakukan dengan metode analisis sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada

dan AKB di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK

CONTOH ANALISIS MASALAH

N RUK MENGIKUTI POLA YANG ADA DI BAB II SESUAI DENGAN PEDOMAN MANAJEMEN PUSKESMAS

masalah di atas tahap b erikutnya adalah menyusun p rog ram


d ilakukan . Contoh p rog ram untuk menin g katkan cakupan
am rang ka p enurunan AKI an tara lain:
MASUK KE RUK, RPK DAN BUATKAN KAK
n dan b id an Terinteg rasi deng an usulan
as tempat ting g al bag i bid an d esa keg iatan UKM lainnya (RUK)
LS melalui Gerakan Sayang Ib u, d kk Puskesmas (1.1, 2.1)

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada bukti pelaksanaan Bagaimana cara
pelayanan kesehatan puskesmas
ibu, bayi dan balita (penanggung
disertai analisisnya jawab/koordina
tor program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran

Ada bukti pelaksanaan


program penurunan
AKI dan AKB disertai
analisisnya
Ada bukti pelaksanaan
penyediaan alat, obat,
bahan habis pakai dan
prasarana pendukung
pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir
termasuk standar alat
kegawatdaruratan
maternal dan neonatal
sesuai dengan
kebijakan

Ada bukti pelaksanaan


pelayanan kesehatan
pada masa hamil,
masa persalinan, masa
sesudah melahirkan
dan bayi baru lahir
sesuai dengan
kebijakan

Ada bukti pelaksanaan


pelayanan persalinan
sesuai dengan
kebijakan
DOKUMENTASIKAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN
1.NOTULEN LOKMIN
LP DAN LS
2.LAPORAN MMD
3.LAPORAN
PELAKSANAAN
SURVEILANS AKI DAN
AKB

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan

i secara optimal.
tor dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada

ti cakupan indikator kinerja imunisasi, stok dan pemakaian vaksin dan logistik lainnya, kondisi peralatan rantai vaksin

n program imunisasi.
alisis masalah imunisasi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi dengan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Ada bukti pelaksanaan
target kinerja
imunisasi disertai
analisisnya

Ada bukti pelaksanaan


program imunisasi
disertai analisisnya

Ada bukti pelaksanaan


penyediaan vaksin dan
logistik sesuai dengan
kebutuhan program
imunisai sesuai
dengan kebijakan

Ada bukti pelaksanaan


pengelolaan vaksin
sesuai dengan
kebijakan
DOKUMENTASIKAN
PELAKSANAAN
KEGIATAN
1.NOTULEN LOKMIN
LP DAN LS
2.LAPORAN MMD
3.LAPORAN
PELAKSANAAN
SURVEILANS
IMUNISASI

1. Ada rencana atau


jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)

Ada bukti pencatatan


dan pelaporan

osis, penetapan klasifikasi dan tipe pengguna layanan TB, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna
nosis, penetapan klasifikasi dan tipe pengguna layanan TB, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna

rupakan salah satu program prioritas nasional bidang kesehatan.

kator kinerja Penanggulangan TB tingkat daerah berdasarkan target nasional dan memperhatikan strategi nasional,

tor dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada

h pengendalian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terintegrasi

DM yang diskrining tuberkulosis(20%); Cakupan pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) pada kontak

nanganan kasus TB;Pemberian kekebalan;Pemberian obat pencegahan(Referensi: Permenkes nomor 67 tahun 2016

nalis laboratorium;Petugas pencatatan pelaporan(Referensi: Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang

penerimaan, pengelolaan, pendistribusian & pemusnahan OAT dan non OAT.Logistik OAT, misalnya:Paket KDT OAT
uler;Masker bedah, N95, dll
valuasi, Tindak Lanjut
B)/(form TBC 07/lap penemuan & pengobatan, Form TBC 08/lap hsl pengobatn pasien, Form TBC 11/lap hasil
kartu kontrol pasien, Form TBC 03/register pasien , Form TBC 04/register lab, Form TBC 05/permohonan lab, Form
kontak, Form TBC 16/rekap pemberian terapi pencegahan TBC)

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti pelaksanaan
Indikator dan Target
Kinerja Pengendalian
Tuberkulosis disertai
capaian dan
analisisnya(pedoman
manajemen
puskesmas)

Ada bukti pelaksanaan


Program
Penanggulangan
Tuberkulosis
Tim yang bertanggung
jawab terhadap
pelaksanaan program
Penanggulangan
Tuberkulosis di
Puskesmas

Disediakan logistik Perlu dihindari


sesuai kebutuhan stock out OAT
program dan non OAT,
agar
kesinambungan
pelayanan dan
pengobatan
selalu terjaga

Ada bukti pelaksanaan


Program
Penanggulangan
Tuberkulosis sesuai
prosedur

KOORDINASI LINTAS
SEKTOR/LINTAS
PROGRAM
,PELAKSANAAN,PEMA
NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandua
n Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Penanggulangan
Tuberkulosis

Bukti pencatatan dan


pelaporan Program
Penanggulangan
Tuberkulosis

m, Pengguna layanan Rujuk Balik (PRB) Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai

mun juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekonomi baik tingkat individu,
tif dan rehabilitatif.

siko yang lain, dilakukan secara terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS-PK dan Germas

erdasarkan hasil analisis masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas

emeriksaan faktor risiko PTM, Identifikasi faktor risiko PTM, edukasi dan tindak lanjut dini

valuasi, Tindak Lanjut


A, Register Program Rujuk Balik, dll.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Tabel Capaian dan
Analisis Indikator
Program Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular disertai
capaian dan
analisisnya(pedoman
manajemen
puskesmas)

Bukti pelaksanaan
Program pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
KOORDINASI LINTAS
SEKTOR/LINTAS
PROGRAM
,PELAKSANAAN,PEMA
NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandua
n Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Pengendalian Penyakit
Tidak Menular

Bukti pelaksanaan
kegiatan Posbindu
PTM

KOORDINASI LINTAS
SEKTOR/LINTAS
PROGRAM
,PELAKSANAAN,PEMA
NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandua
n Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Program Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular

Bukti pencatatan dan


pelaporan Program
Program Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular

0.00%
BAB.V. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).

Puskesmas :
Kab./Kota :
Tanggal :
Surveior :

STANDAR 5.1.
Peningkatan Mutu dilaksanakan secara berkesinambungan
KRITERIA 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan Tim dan Program Peningkatan Mutu Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Penetapan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab terhadap Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien, PPI dan Manajemen Risiko
• Persyaratan kompetensi : sarjana kesehatan, mempunyai kapasitas terkait pengelolaan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan PPI, serta mempunyai pengalaman k
• Uraian tugas : melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan membudayakan kegiatan peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan pencegahan dan pe
dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
• Kebijakan dan prosedur serta pedoman sebagai acuan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya pelayanan puskesmas dan koordinator dan pelaksana kegiatan puskesma
pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Kepala Puskesmas memfasilitasi, mengalokasikan, dan menyediakan sumber daya.
• Program Mutu dan Keselamatan, Program Manajemen Risiko, Program PPI
• Pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak lanjut dan upaya perbaikan berkelanjutan.
• Hasil pemantauan dilakukan penilaian kesesuaian dengan target untuk disusun RTL perbaikan mutu. Bukti pertemuan evaluasi yang dapat dilakukan pada pertemuan RTM mau

KRITERIA 5.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu SK Penanggung
dan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab untuk jawab mutu,
peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen resiko dan dengan
PPI yang memenuhi persyaratan kompetensi yang dilengkapi kejelasan
dengan uraian tugas masing-masing (R, D, W) uraian tugas;
Pedoman
Program
peningkatan
mutu, Program
Keselamatan
Pasien,
Program
manajemen
resiko dan
Program PPI
EP 2 2. Dilakukan pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak lanjut
dan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap pelaksanaan
Program peningkatan mutu, Program Keselamatan Pasien,
Program manajemen resiko dan Program PPI (D, O, W)

Jumlah 0

KRITERIA 5.1.2.
5.1.2. Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan m

POKOK PIKIRAN
• Penetapan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan regulasi terdiri dari Indikator mandatori dan indikator non mandatori
• Indikator mutu mandatori yaitu 6 INM; 1. Indikator kepatuhan identifikasi pasien; 2. Indikator kepatuhan kebersihan tangan (KKT); 3. Indikator kepatuhan penggunaan APD; 4

• Indikator mutu non mandatori adalah indikator yang disusun berdasarkan permasalahan yang ada/dihadapi di masing-masing puskesmas. Berupa 1. Indikator Mutu Prioritas

• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan tujuan terdiri dari Indikator untuk merepresentasi mutu dan indikator untuk melakukan upaya perbaikan
• Indikator mutu yang merepresentasikan mutu layanan kesehatan adalah indikator yang digunakan untuk menilai apakah suatu layanan yang diterima bermutu atau tidak. Yai
Pasien (SKP)
• Indikator mutu untuk upaya perbaikan merupakan indikator yang menggambarkan upaya yang harus dilakukan karena target/capaian indikator tidak tercapai sesuai standar;
yang lebih rendah dari mitra kaji banding, 3. capaian yang tidak sesuai harapan pengguna, 4. capaian yang lebih berpeluang untuk ditingkatkan
• Indikator Mutu :
a. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP) adalah indikator mutu yang ditetapkan berdasarkan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas ma
b. Indikator Mutu Prioritas Program
- Indikator Mutu Nasional (INM) adalah indikator mutu yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk dilakukan pengukuran oleh seluruh Puskesmas di Indonesia (mandatori)
- Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) adalah indikator mutu SKP yang ditetapkan oleh Puskesmas berdasarkan masalah keselamatan pasien di Puskesmas di luar dari i

• Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama tahun berjalan maka dapat diganti dengan indikator mutu baru. Indikator mutu yang belum mencapai tar

KRITERIA 5.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Terdapat kebijakan tentang prioritas peningkatan mutu SK Indikator
pelayanan dan pencapaian sasaran keselamatan pasien dan PPI. Mutu
(R) Puskesmas
(meliputi
Indikator
Nasional Mutu,
Indikator Mutu
Prioritas,
Indikator
Sasaran
Keselamatan
Pasien,
Indikator PPI)
EP 2 2. Dilakukan pengumpulan dan analisis capaian indikator mutu
dan Sasaran Keselamatan Pasien. (D, W)

EP 3 3. Dilakukan evaluasi efektivitas upaya peningkatan mutu


puskesmas berdasarkan hasil analisis capaian Indikator Mutu
Puskesmas. (D, W)

EP 4 4. Terdapat rencana peningkatan pengetahuan dan


keterampilan staf yang terlibat dalam perencanaan dan
perbaikan mutu sesuai dengan peran masing-masing. (D, W)

Jumlah 0

KRITERIA 5.1.3.
5.1.3. Dilakukan analisis dan validasi terhadap hasil pengumpulan data indikator mutu sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untu
POKOK PIKIRAN
• Tujuan Validasi untuk menjamin data indikator mutu akurat/shahih agar dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberik
• Kapan validasi dilakukan, jika :
- terdapat indikator baru yang diterapkan untuk menilai mutu pelayanan
- terdapat indikator mutu yang akan ditampilkan kepada masyarakat melalui media informasi yang ditetapkan
- terdapat perubahan pada metode pengukuran yang ada, antara lain: perubahan numerator atau denominator, perubahan metode pengumpulan, perubahan sumber data, per

• Dalam rangka mencapai sebuah kesimpulan dan membuat keputusan maka data harus digabungkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna.
• Dalam menetapkan frekuensi pengumpulan data dan analisisnya harus mempertimbangkan kebutuhan untuk perbaikan mutu kegiatan pelayanan.
• Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan data-data puskesmas melalui kaji banding dalam empat hal : melihat kecenderungan (trend), membandingkan dengan
membandingkan dengan praktik yang diinginkan dalam literatur (best practice)

KRITERIA 5.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 1. Dilakukan pengumpulan data hasil pengukuran indikator
mutu menggunakan metode dan teknik statistik sesuai
kebutuhan. (D, W)

EP 2 2. Dilakukan validasi data hasil pengumpulan pengukuran


indikator sebagaimana diminta pada pokok pikiran. (D, O, W)

EP 3 3. Terdapat analisis data yang dilakukan melalui kaji banding


seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran dan hasilnya
disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk tindak lanjut
perbaikan. (D, W)

Jumlah 0

STANDAR 5.1.4
Peningkatan mutu dicapai dan dipertahankan
STANDAR 5.2
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisa dan penatalaksanaan risiko untuk mengurangi cedera, dan mengurangi risiko lain terhadap keselama

KRITERIA 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis dan dilakukan pena
POKOK PIKIRAN
• Manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang komponen-komponen pentingnya meliputi:
- identifikasi risiko
- prioritas risiko
- pelaporan risiko
- manajemen risiko
- investigasi terhadap insiden yang terjadi baik pada pengguna layanan, petugas, keluarga dan pengunjung
- manajemen terkait tuntutan (klaim)
• Identifikasi Risiko terhadap kejadian/insiden yang sudah terjadi didokumentasikan dalam Register Risiko. Sedangkan risiko yang belum terjadi dan berpotensi menimbulkan k

• Kategori risiko di puskesmas adalah risiko yang mungkin ataupun telah terjadi terkait dengan KMP (kepemimpinan dan manajemen puskesmas), UKPP (Upaya Kesehatan Perse

• Register Risiko dan Identifikasi Daftar Potensi Risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan Program Manajemen Risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas mengena

KRITERIA 5.2.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan identifikasi dan analisis risiko yang sudah terjadi
dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan dalam
Register Risiko. (D,W)
EP 2 Dilakukan identifikasi dan analisis potensi risiko yang belum
terjadi dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan dalam
Identifikasi Daftar Potensi Risiko. (D,W)
Jumlah 0

KRITERIA 5.2.2.
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan yang telah diidentifikasi, dianalisis dan diti
POKOK PIKIRAN
• Program Manajemen Risiko (MR) yang berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi risiko, disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas.
• Pelaksanaan program manajemen risiko yang terdiri dari proses manajemen risiko berupa identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko dan monitor perbaikannya untuk menen

• Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan beresiko tinggi adalah failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal sa

KRITERIA 5.2.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Program manajemen risiko disusun berdasar analisi kejadian
yang sudah terjadi dan hasil identifikasi proses berisiko tinggi
dan menjadi bagian terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas.
(D,W)
EP 2 Dilakukan penatalaksanaan risiko berupa strategi reduksi dan
mitigasi risiko dan pemantauan pelaksanaan tata laksana terkait
kesehatan dan keselamatan kerja, sarana prasarana dan infeksi.
(D,W)
EP 3 Dilakukan pelaporan hasil program manajemen risiko dan
rencana tindak lanjut risiko yang telah diidentifikasi. (D,W)

EP 4 Ada bukti puskesmas telah melakukan dan menindaklanjuti


failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan)
setahun sekali pada proses berisiko tinggi yang diprioritaskan.
(D,W)

Jumlah 0

STANDAR 5.3.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
KRITERIA 5.3.1
Proses identifikasi pasien dilakukan dengan benar
POKOK PIKIRAN
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik proses pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur dan kondi

• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan k
pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.

• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan

• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran, setiap akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat d

KRITERIA 5.3.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur
diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi dan
pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan. (D, O, W)

EP 2 Dilakukan prosedur tepat identifikasi pada kondisi khusus


seperti disebutkan pada pokok pikiran (D,O,W)

Jumlah 0

KRITERIA 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam proses asuhan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain: 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemberian perintah verbal melalui telepon, 3) penyampaian n
pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriks
terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang dan pemindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewat telepon antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessment, Reco
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telepon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B) dan dikonfirmasi kepada pemberi perintah (K)
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang berta
sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas.

KRITERIA 5.3.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Pemberian perintah secara verbal ditulis lengkap dan dibaca
ulang oleh penerima perintah serta dikonfirmasi oleh pemberi
perintah. (D, O, W)
EP 2 Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh
penerima pesan dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan dilakukan
sesuai prosedur dan dicatat dalam rekam medis, termasuk
identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan. (D, O, W, S)

EP 3 Proses komunikasi serah terima pasien yang memuat hal-hal


kritial dilakukan secara konsisten sesuai dengan prosedur,
metode dan menggunakan form yang dibakukan. (D, O, W, S)

Jumlah 0

KRITERIA 5.3.3
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan obat-obat perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering menyebabkan kesalahan dan/atau kejadian sentinel, beresiko tinggi untuk penya
koagulan, kemoterapi, obat-obatan psikoterapi, narkotika dan obat-obatan dengan nama serupa dan rupa mirip.
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan rupa obat mirip (look alike sound alike)

KRITERIA 5.3.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan
nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan
obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa
mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun. (D,O,
W)

EP 2 Dilakukan pengawasan dan pengendalian penggunaan obat-


obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu
diwaspadai (high alert). (D, W)

Jumlah 0

KRITERIA 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindkan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, pengambilan jarin
lain yang menjadi kewenangan puskesmas sebagi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Puskesmas harus mengembangkan suatu sistem untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (U
- Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan
- Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
- Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur

KRITERIA 5.3.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan penandaan sisi operasi / tindakan medis secara SOP Penandaan
konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan lokasi operasi
tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O, W)

EP 2 Dilakukan verifikasi sebelum operasi/tindakan medis untuk


memastikan prosedur telah dilakukan dengan benar. (D, O, W)

EP 3 Dilakukan time-out sebelum operasi/tindakan medis, untuk


memastikan semua pertanyaan sudah terjawab atau
meluruskan kerancuan. (D,W)

Jumlah 0
KRITERIA 5.3.5
Proses untuk mengurangi resiko jatuh disusun dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Penapisan resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan:
1. kondisi pasien; contoh: pasien geriatri, dizzines, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, kons
2. diagnosis; contoh: pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi; pasien mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan
4. lokasi; hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang ya

KRITERIA 5.3.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan SOP penapisan
kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk pasien risiko
mengurangi risiko tersebut. (O, W, S) jatuh

EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko


terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi
pasien jatuh. (D, O, W)

Jumlah 0

STANDAR 5.4
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan
KRITERIA 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis dan penyusunan rencana penyelesaian masalah, upaya perbaikan dan pencegahan insiden keselamatan pasien
POKOK PIKIRAN
• Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasie
• Insiden keselamatan pasien terdiri atas: 1)Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 2)Kejadian Nyaris Cedera (KNC), 3)Kejadian Tidak Cedera (KTC), 4)Kejadian Potensial Cedera (KPC)
• Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien. Pelapo

• Puskesmas perlu melakukan analisis dengan menggunakan matriks grading risiko yang akan menentukan jenis investigasi insiden yang akan dilakukan setelah Laporan Insiden

• Pelaporan insiden keselamatan pasien dilaporkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

KRITERIA 5.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai kebijakan dan SK dan SOP
prosedur yang ditetapkan kepada tim keselamatan pasien yang pelaporan
disertai dengan analisis, investigasi insiden dan tindak lanjut insiden
terhadap insiden. keselamatan
pasien

EP 2 Dilakukan pelaporan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien


(KNKP) terhadap insiden, analisis dan tindak lanjut sesuai
kerangka waktu yang ditetapkan.

Jumlah 0

KRITERIA 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
POKOK PIKIRAN
• Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab seluruh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien
• Perilaku terkait budaya keselamatan berupa:
a. penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan keputusan bersama
b. bekerjasama dengan pasien atau klien
c. bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
d. bekerjasama dengan sistem layanan kesehatan
e. meminimalkan risiko
f. mempertahankan kinerja profesional
g. perilaku profesional dan beretika
h. memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar
i. upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden
• Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi ter
pada sistem pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.

KRITERIA 5.4.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan identifikasi dan pelaporan perilaku yang tidak SK dan SOP
mendukung budaya keselamatan/"tidak dapat diterima" dan penerapan
upaya perbaikannya budaya mutu
dan
keselamatan
pasien

EP 2 Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan keselamatan pasien


pada tenaga kesehatan pemberi asuhan

Jumlah 0

STANDAR 5.5.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
KRITERIA 5.5.1.
Regulasi dan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan risiko ter

POKOK PIKIRAN
• Sumber rujukan utama yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasyankes dan Petunjuk Teknis PPI di FKTP tahun 2020
• Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi; pendidikan dan p
pasien dan keluarga serta masyarakat; penyusunan dan penerapan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan serta penggunaan anti mikroba secara bijak.
• Kegiatan yang tercantum dalam program PPI tergantung pada kompleksitas kegiatan klinis dan pelayanan puskesmas, besar kecilnya area puskesmas, tingkat risiko dan cakup
pegawai dan merupakan bagian terintegrasi dengan Program Peningkatan Mutu
• Untuk memantau dan menilai pelaksanaan program PPI disusun indikator-indikator sebagai bukti dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan
KRITERIA 5.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI SK, Pedoman
secara komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan di dan SOP
puskesmas Program PPI

EP 2 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap SK indikator PPI


pelaksanaan program PPI dengan menggunakan indikator yang
ditetapkan

Jumlah 0

KRITERIA 5.5.2.
Dilakukan identifikasi risiko-risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang mungkin

• Berdasarkan hasil kajian tersebut disusun strategi dalam pencegahan dan pengendalian infeksi melalui dengan menerapkan program PPI yang terdiri dari kewaspdaan isolasi
transmisi, penggunaan anti mikroba secara bijak dan pelaksanaan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan antara lain infeksi aliran darah primer, infeksi daerah operasi, inf
terjadi akibat pelayanan kesehatan

• ICRA (Infection Control Risk Assesment) merupakan program penilaian risiko pengendalian infeksi melalui proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari infe

• Program ICRA / Kajian risiko infeksi meliputi:


1. Risiko terkait prosedur pelayanan
2. Risiko terkait data hasil surveilans HAI's
3. Risiko terkait data hasil audit kepatuhan
4. Risiko terkait pelayanan penunjang, dll
KRITERIA 5.5.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi terkait dengan
penyelenggaraan di Puskesmas

EP 2 Disusun dan dilaksanakan strategi untuk meminimalkan risiko SK indikator PPI


infeksi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas
dan dipastikan ketersediaan a) sampai g) di dalam POKOK
PIKIRAN

Jumlah 0

KRITERIA 5.5.3
Puskesmas mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, perlu melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi risiko infeksi ba

POKOK PIKIRAN
• Program PPI di puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi diantara pasien, petugas, keluarga dan masyarakat dan lingku
dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, dan surveilans H

• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin penerapan yang konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI, misalnya audit k

• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggungjawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayan
• Kewaspadaan standar meliputi:
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan APD
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengelolaan limbah dan benda tajam
e. Pengelolaan alat medis (instrumen)
f. Pengelolaan linen
g. Penyuntikan yang aman
h. Kebersihan pernafasan dan etika batuk
i. Penempatan pasien
j. Perlindungan Kesehatan Karyawan
KRITERIA 5.5.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI
EP 1 Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran sesuai prosedur
yang ditetapkan

EP 2 Bila ada pengelolaan (kebersihan lingkungan, pengelolaan


limbah, pengelolaan linen) yang dilaksanakan oleh pihak ketiga,
puskesmas harus memastikan standar mutu diterapkan oleh
pihak ketiga sesuai peraturan perundang-undangan

Jumlah 0

KRITERIA 5.5.4
Kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan, serta media edukasi ditempel pada tempat yang mudah dibaca. Tenaga medis, tenaga kesehatan dan karyawa
kebersihan tangan perlu juga dilakukan untuk pasien dan keluarga pasien.
• Setiap karyawan puskesmas harus memahami dan mampu menerapkan 6(enam) langkah dan 5(lima) kesempatan melakukan kebersihan tangan dengan benar.
• Puskesmas wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk melakukan kebersihan tangan antara lain:
a. fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun, tisu pengering tangan/handuk sekali pakai; dan/atau
b. hand rubs berbasis alkohol yang ketersediaannya harus terjamin di Puskesmas

KRITERIA 5.5.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis, SOP kebersihan
tenaga kesehatan, seluruh karyawan Puskesmas, pasien dan tangan
keluarga pasien

EP 2 Perlengkapan dan peralatan untuk kebersihan tangan tersedia


di tempat pelayanan

EP 3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan


kebersihan tangan

Jumlah 0

KRITERIA 5.5.5
Dilakukan upayan pencegahan penularan infeksi dengan penerapan kewaspadaan berdasar transmisi dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan m
POKOK PIKIRAN
• Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi kewaspadaan terhadap penu

• Penularan penyakit air borne disease termasuk penularan yang diakibatkan oleh prosedur atau tindakan yang menimbulkan aerosolisasi merupakan salah satu risiko yang per

• Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease diantaranya dengan menggunakan APD, penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan
• Untuk mencegah penularan air borne disease perlu melakukan identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker, menempatkan pasien di tempat tersendiri atau k
• Untuk pencegahan penularan transmisi air borne ditetapkan alur dan SOP pengelolaan pasien sesuai ketentuan

KRITERIA 5.5.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui SOP
transmisi air borne dan prosedur atau tindakan yang penatalaksanaa
menimbulkan aerosolisasi yang dilayani di puskesmas serta n pasien infeksi
upaya pencegahan penularan infeksi melalui transmisi air borne
dengan pemakaian APD, penataan ruang periksa, penempatan
pasien, maupun transfer pasien sesuai dengan regulasi yang
disusun

EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil pemantauan


terhadap pelaksanaan penataan ruang periksa, penggunaan
APD, penempatan pasien, transfer pasien untuk mencegah
transmisi infeksi.

Jumlah 0

KRITERIA 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak , bagaimana penanggulangan sesuai dengan wewenangnya, untuk menjamin perlindungan kepada petugas, pengunjung
• Kriteria outbreak infeksi terkait pelayanan kesehatan di puskesmas adalah:
a. terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko infeksi

b. peningkatan kejadia 2 kali lipat atau lebih dibanding periode sebelumnya


c. kejadian dapat meningkat secara luas dalam kurun waktu yang sama
d. kejadian infeksi yang ditetapkan sebagai outbreak oleh pemerintah

KRITERIA 5.5.6 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI


EP 1 Dilakukan identifikasi kemungkinan terjadinya outbreak infeksi SK & SOP
baik yang terjadi di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas penatalaksanaa
n outbreak

EP 2 Jika terjadi outbreak infeksi, dilakukan penanggulangan sesuai


dengan kebijakan, panduan, protokol kesehatan dan prosedur
yang disusun serta dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap pelaksanaan penanggulangan sesuai regulasi yang
disusun

Jumlah 0

Total Skor 0
Total EP 440
CAPAIAN 0
s (PMP).

rta mempunyai pengalaman kerja di Puskesmas


isiko, dan pencegahan dan pengendalian infeksi. Para tim tersebut juga harus menjamin pelaksanaan kegiatan

pelaksana kegiatan puskesmas dalam hal; 1) peningkatan mutu, 2) keselamatan pasien, 3) manajemen risiko, 4) dan

kan pada pertemuan RTM maupun Lokmin Lintas Program

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti pelaksanaan Pemahaman
Program peningkatan petugas
mutu, Program terhadap
Keselamatan Pasien, Program
Program manajemen peningkatan
resiko dan Program mutu, Program
PPI Keselamatan
Pasien,
Program
manajemen
resiko dan
Program PPI
Bukti pelaksanaan Pelaksanaan Tanyakan
monitoring dan Program kepada ketua
evaluasi Program peningkatan tim mutu
dalam RTM, Lokmin mutu, Program tentang bukti
Keselamatan perbaikan
Pasien, terhadap
Program pelaksanaan
manajemen Program
resiko dan peningkatan
Program PPI mutu, Program
Keselamatan
Pasien,
Program
manajemen
resiko dan
Program PPI

membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan indikator mutu.

epatuhan penggunaan APD; 4. Indikator pelayanan ibu hamil; 5. Indikator TB; 6. Indikator kepuasan pasien

pa 1. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP) dan 2. Indikator mutu di masing-masing unit puskesmas

elakukan upaya perbaikan


erima bermutu atau tidak. Yaitu 1. Indikator Nasional Mutu Puskesmas (INM) dan 2. Indikator Sasaran Keselamatan

tidak tercapai sesuai standar; Upaya perbaikan karena : 1. capaian yang tidak tercapai terhadap standar, 2. capaian

kan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas

donesia (mandatori)
ien di Puskesmas di luar dari indikator mutu SKP yang telah ditetapkan dalam INM.

mutu yang belum mencapai target dapat tetap diukur di tahun berikutnya.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti pengumpulan Tanyakan
dan analisis capaian kepada petugas
indikator mutu cara
pengumpulan
data dan
analisis capaian
indikator mutu

Bukti RTL hasil analisis Tanyakan


capaian indikator kepada petugas
mutu RTL dari hasil
analisis capaian
indikator mutu

Rencana peningkatan Tanyakan


pengetahuan dan rencana
keterampilan staf yang peningkatan
terlibat dalam pengetahuan
perencanaan dan dan
perbaikan mutu keterampilan
staf yang
terlibat dalam
perencanaan
dan perbaikan
mutu

pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu Puskesmas.

kan, perbaikan dan memberikan informasi pada masyarakat.

, perubahan sumber data, perubahan subjek pengumpulan data, perubahan definisi operasional dari indikator.

g berguna.

nd), membandingkan dengan puskesmas lain, membandingkan dengan standar, jika memungkinkan

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti pengumpulan Tanyakan
data indikator mutu kepada petugas
secara manual cara
maupun secara pengumpulan
aplikasi data indikator
mutu

Dokumen validasi data Cara input dan Tanyakan


indikator mutu validasi data kepada petugas
dilakukan sesuai indikator mutu cara input dan
ketentuan validasi data
indikator mutu

Bukti puskesmas cara melakukan


melakukan analisis analisis;
(contohnya melihat Pemahaman
trend dari waktu ke kaji banding
waktu); Dokumen kaji indikator mutu
banding data indikator
mutu
risiko lain terhadap keselamatan pasien, staf dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat

, dianalisis dan dilakukan penatalaksanaannya

an berpotensi menimbulkan kejadian/insiden didokumentasikan pada Identifikasi Daftar Potensi Risiko

UKPP (Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang) dan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)

petugas Puskesmas mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan akibatnya.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Register Risiko

Identifikasi Daftar
Potensi Risiko

iidentifikasi, dianalisis dan ditindak lanjuti.

am perencanaan Puskesmas.
or perbaikannya untuk menentukan strategi reduksi dan mitigasi risiko.

untuk menganalisis minimal satu proses kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap tahun.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Program Manajemen
Risiko hasil analisi
tercantum dalam RUK
Puskesmas
Strategi reduksi dan
mitigasi risiko dan
pemantauan

Bukti hasil program


manajemen risiko dan
tindaklanjutnya

Bukti FMEA

dahan tempat tidur dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas

butkan identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa identitas yang jelas, dua atau lebih

n nomor induk kependudukan, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien dirawat.

r tindakan, pemberian obat dan pemberian diit.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti dilakukan
identifikasi sesuai
prosedur

Bukti dilakukan
prosedur tepat
identifikasi pada
kondisi khusus

lui telepon, 3) penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostis, 4) serah terima antar shift, dan 5)

aian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostik, serah terima pasien pada serah terima jaga maupun serah

Background, Asessment, Recommendation).


emberi perintah (K)
h tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelayanan penunjang kepada dokter penanggungjawab pasien

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti dilakukan
komunikasi efektif di
rekam medis
Bukti dilakukan
pelaporan nilai kritis di
rekam medis

Bukti komunikasi saat


serah terima pasien
(form serah terima)

pat menimbulkan cedera pada pasien.


el, beresiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan rentang terapi yang sempit, insulin, anti

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Daftar obat yang perlu
diwaspadai dan obat
dengan nama atau
rupa mirip

Bukti pengawasan dan


pengendalian
penggunaan

tau tindakan pada pasien.


au tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan dan tindakan atau prosedur invasif yang

enerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti dilakukan
penandaan lokasi
operasi

Bukti proses verifikasi


sebelum tindakan
dilakukan sesuai
kebijakan

bukti dilakukan time-


out sebelum operasi
daran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol

bulans, perubahan posisi akan mengakibatkan risiko jatuh


mpunyai barrier/penghalang yang lain, misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangga

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti dilakukannya
penapisan pasien
risiko jatuh dan tindak
lanjutnya

Bukti dilakukannya
lokasi yang berisiko
pasien jatuh

n pasien

yang dapat dicegah pada pasien.


adian Potensial Cedera (KPC) dan 5)Kejadian Sentinel (KS)
n keselamatan pasien. Pelaporan insiden terdiri dari Laporan Insiden Internal dan Laporan Insiden Eksternal.

kukan setelah Laporan Insiden Internal. Investigasi terdiri dari Investigasi sederhana dan Root Cause Analysis (RCA)

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


dokumen laporan wawancara
insiden dan pelaporan pada petugas
insiden ke tim kesehatan dan
keselamatan pasien; tim
dokumen analisa keselamatan
risiko, investigasi pasien
insiden, dan tindak
lanjut insiden

dokumen laporan
insiden pada KNKP

dan budaya keselamatan.


n perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya perbaikan baik
anjutan.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


bukti identifikasi dan pengamatan wawancara
pelaporan perilaku pelaksanaan secara acak
yang tidak mendukung budaya mutu pada petugas
budaya keselamatan dan kesehatan
pasien keselamatan tentang
pasien penerapan
budaya mutu
dan
keselamatan
pasien

sosialisasi budaya wawancara


mutu klinis dan secara acak
keselamatan pasien pada petugas
kesehatan
tentang
penerapan
budaya mutu
dan
keselamatan
pasien

hatan

h dan meminimalkan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan

KTP tahun 2020


an transmisi; pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau workshop) baik bagi petugas maupun
cara bijak.
smas, tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, geografis, jumlah & jenis pelayanan pasien dan jumlah

anakan
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Dokumen Pelaksanaan
perencanaan program program PPI di
PPI, bukti Pelaksanaan puskesmas
program PPI di
puskesmas

Bukti monev dan RTL


program PPI; Data
indikator PPI

rangi risiko-risiko tersebut

atan masyarakat yang mungkin atau pernah terjadi terhadap pasien, pengunjung, petugas, keluarga dan masyarakat.

erdiri dari kewaspdaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar
mer, infeksi daerah operasi, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter, dan infeksi-infeksi lain yang mungkin

da pengurangan risiko dari infeksi ke pasien dengan perencanaan fasilitas, desain dan kegiatan konstruksi
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
dokumen ICRA

Bukti monev dan RTL


program PPI; Data
indikator PPI

k mengurangi risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat dan lingkungan.

rga dan masyarakat dan lingkungan melelui penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar
an pelatihan, dan surveilans HAI's

program PPI, misalnya audit kepatuhan kebersihan tangan, audit bundle's HAI's, dll

elenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas.


DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Bukti penerapan PPI di
puskesmas

MOU dengan pihak


ketiga dan evaluasinya

enaga kesehatan dan karyawan puskesmas harus dilatih dalam penerapan tentang kebersihan tangan. Sosialisasi

dengan benar.

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Bukti pelaksanaan
edukasi kebersihan
tangan, banner, leaflet
tentang kebersihan
tangan

Instrimen monitoring
kelengkapan fasilitas
kebersihan tangan

Instrumen audit dan


bukti audit kepatuhan
kebersihan tangan

asien yang dapat ditularkan melalui transmisi air borne

ti kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak, droplet dan air borne.

kan salah satu risiko yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian khusus di puskesmas

upun transfer pasien dilakukan sesuai dengan prinsip PPI.


ien di tempat tersendiri atau kohorting dan mengajarkan etika batuk

DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI


Alur penatalaksanaan
pasien infeksi, bukti
identifikasi penyakit
infeksi terutama saat
penerimaan pasien di
puskesmas

Bukti monitoring dan


tindak lanjut dari
pemantauan
pencegahan transmisi
infeksi

kepada petugas, pengunjung dan perlindungan pasien

ang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA SIMULASI REKOMENDASI
Alur penatalaksanaan
outbreak, Dokumen
identifikasi kejadian
outbreak infeksi di
puskesmas atau di
wilayah kerja
puskesmas

Bukti pelaksanaan,
monitoring dan tindak
lanjut dari
penanggulangan
kejadian outbreak
infeksi

0.00%
REKAPITULASI CAPAIAN SELURUH BAB

NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.

SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM CAPAIAN
E.P

1 KMP 0 840 0.00%


2 UKM 0 960 0.00%
3 UKPP 0 370 0.00%
4 PPN 0 340 0.00%
5 PMP 0 440 0.00%
SKOR TOTAL & SKOR MAKSIMUM E.P 0 2950
CAPAIAN Puskesmas 0.00%

Puskesmas :
Kab./ Kota :
Tanggal :
Surveior :

1
2
3
4
5
6
7

Anda mungkin juga menyukai