Anda di halaman 1dari 12

1.

Menjelaskan Tugas dan Wewenang Pejabat Pengelola Barang Milik Daerah:

a. Gubernur/Bupati/Walikota selaku pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik


daerah. Berwenang dan bertanggung jawab untuk:
1) Menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah
2) Menetapkan penggunaan, pemanfaatan, atau pemindahtanganan barang milik
daerah
3) Menetapkan kebijakan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah
4) Menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah
5) Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan
persetujuan DPRD
6) Menyetujui usul pemindahtanganan, pemusnahan, dan penghapusan barang
milik daerah sesuai batas kewenangannya
7) Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan
8) Menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah dalam bentuk kerjasama
penyediaan infrastruktur.
b. Sekretaris daerah selaku Pengelola Barang, berwenang dan bertanggung jawab untuk:
1) Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah
2) Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang
milik daerah
3) Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah
yang memerlukan persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota
4) Mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan
penghapusan barang milik daerah
5) Mengatur pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah
disetujui oleh Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD
6) Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah
7) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik
daerah.
c. Kepala SKPD yang mempunyai fungsi pengelolaan barang milik daerah selaku
Pejabat Penatausahaan Barang.
1) Membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam
penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pengelola Barang
2) Membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam
penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah
kepada Pengelola Barang
3) Memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pengajuan usul
pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan
persetujuan Gubernur/Bupati/Walikota;
4) Memberikan pertimbangan kepada pengelola barang untuk mengatur
pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang
milik daerah
5) Memberikan pertimbangan kepada pengelola barang atas pelaksanaan
pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh
Gubernur/Bupati/ Walikota atau DPRD
6) Membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi inventarisasi
barang milik daerah
7) Melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan
yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak
dimanfaatkan pihak lain kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola
Barang, serta barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang
8) Mengamankan dan memelihara barang milik daerah
9) Membantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan barang milik daerah
10) Menyusun laporan barang milik daerah.
d. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang berwenang dan bertanggungjawab untuk:
1) Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah bagi
SKPD yang dipimpinnya
2) Mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh
dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah
3) Melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada
dalam penguasaannya
4) Menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya
5) Mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya
6) Mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah
berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD
dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
7) Menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak
digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada
Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola Barang
8) Mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah
9) Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penggunaan
barang milik daerah yang ada dalam penguasaannya
10) Menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan
laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada
Pengelola Barang.
e. Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang berwenang dan bertanggungjawab untuk:
1) Menyiapkan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah pada
Pengguna Barang
2) Meneliti usulan permohonan penetapan status penggunaan barang yang
diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah
3) Meneliti pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang dilaksanakan
oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu
4) Menyusun pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan barang
milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan
persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;
5) Mengusulkan rencana penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan oleh pihak lain
6) Menyiapkan usulan pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah
7) Meneliti laporan barang semesteran dan tahunan yang dilaksanakan oleh
Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu
8) Memberikan persetujuan atas Surat Permintaan Barang (SPB) dengan
menerbitkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB) untuk mengeluarkan
barang milik daerah dari gudang penyimpanan
9) Meneliti dan memverifikasi Kartu Inventaris Ruangan (KIR) setiap semester
dan setiap tahun
10) Melakukan verifikasi sebagai dasar memberikan persetujuan atas perubahan
kondisi fisik barang milik daerah
11) Meneliti laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan oleh Pengurus
Barang Pengguna dan/atau Pengurus Barang Pembantu.
f. Pengurus Barang Pengelola berwenang dan bertanggungjawab untuk:
1) Membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan persetujuan dalam
penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pejabat
Penatausahaan Barang
2) Membantu meneliti dan menyiapkan bahan pertimbangan persetujuan dalam
penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah
kepada Pejabat Penatausahaan Barang
3) Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan
barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Gubernur/ Bupati/Walikota
4) Meneliti dokumen usulan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan
penghapusan dari Pengguna Barang, sebagai bahan pertimbangan oleh Pejabat
Penatausahaan Barang dalam pengaturan pelaksanaan penggunaan,
pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah
5) Menyiapkan bahan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan
untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak
dimanfaatkan pihak lain kepada Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola
Barang
6) Menyimpan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah
7) Menyimpan salinan dokumen Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna
Barang
8) Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang milik daerah
9) Merekapitulasi dan menghimpun Laporan Barang Pengguna semesteran dan
tahunan serta Laporan Barang Pengelola sebagai bahan penyusunan Laporan
barang milik daerah.
g. Pengurus Barang Pengguna berwenang dan bertanggungjawab untuk:
1) Membantu menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran
barang milik daerah
2) Menyiapkan usulan permohonan penetapan status penggunaan barang milik
daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah
3) Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah
4) Membantu mengamankan barang milik daerah yang berada pada Pengguna
Barang
5) Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan
barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan
persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
6) Menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain
7) Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan penghapusan barang
milik daerah
8) Menyusun laporan barang semesteran dan tahunan
9) Menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota permintaan
barang
10) Mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Pejabat Penatausahaan
Barang Pengguna
11) Menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB)
yang dituangkan dalam berita acara penyerahan barang
12) Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan tahunan
13) Memberi label barang milik daerah
14) Mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat Penatausahaan
Pengguna Barang atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah
berdasarkan pengecekan fisik barang
15) Melakukan stock opname barang persediaan
16) Menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen kepemilikan
barang milik daerah dan menyimpan asli/fotokopi/salinan dokumen
penatausahaan
17) Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang Pengguna
Barang dan laporan barang milik daerah
18) Membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan kepada
Pengelola Barang melalui Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang.
h. Pengurus Barang Pembantu berwenang dan bertanggungjawab untuk:
1) Menyiapkan dokumen rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik
daerah
2) Menyiapkan usulan permohonan penetapan status penggunaan barang milik
daerah yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah
3) Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah
4) Membantu mengamankan barang milik daerah yang berada pada Kuasa
Pengguna Barang
5) Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan
barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan
persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
6) Menyiapkan dokumen penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan
fungsi Kuasa Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain
7) Menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemusnahan dan penghapusan barang
milik daerah
8) Menyusun laporan barang semesteran dan tahunan
9) Menyiapkan Surat Permintaan Barang (SPB) berdasarkan nota permintaan
barang
10) Mengajukan Surat Permintaan Barang (SPB) kepada Kuasa Pengguna Barang
11) Menyerahkan barang berdasarkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB)
yang dituangkan dalam berita acara penyerahan barang
12) Membuat Kartu Inventaris Ruangan (KIR) semesteran dan tahunan
13) Memberi label barang milik daerah
14) Mengajukan permohonan persetujuan kepada Pejabat Penatausahaan
Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna Barang atas perubahan kondisi
fisik barang milik daerah pengecekan fisik barang
15) Melakukan stock opname barang persediaan
16) Menyimpan dokumen, antara lain: fotokopi/salinan dokumen kepemilikan
barang milik daerah dan menyimpan asli/fotokopi/salinan dokumen
penatausahaan
17) Melakukan rekonsiliasi dalam rangka penyusunan laporan barang Kuasa
Pengguna Barang dan laporan barang milik daerah
18) Membuat laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan pada
Pengguna Barang melalui Kuasa Pengguna Barang setelah diteliti oleh Pejabat
Penatausahaan Pengguna Barang dan Pengurus Barang Pengguna

2. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam pengadaan barang dan jasa

1) Pengadaan Barang/Jasa melalui Swakelola yang selanjutnya disebut Swakelola adalah


cara memperoleh barang/jasa yaqg dikerjakan sendiri oleh Kementerian/ Lembaga
Perangkat Daerah, Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah lain, organisasi
kemasyarakatan, atau kelompok masyarakat
2) E-marketplace Pengadaan Barang dan Jasa adalah pasar elektronik yang disediakan
untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa pemerintah.
3) Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia adalah cara memperoleh barang/jasa yang
disediakan oleh Pelaku Usaha.
4) Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya.
5) Pengadaan langsung Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya adalah metode
pemilihan untuk mendapatkan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
yang bernilai paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
6) Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi adalah metode pemilihan untuk mendapatkan
Penyedia Jasa Konsultansi yang bernilai paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus
juta rupiah).
7) Pengadaan Berkelanjutan adalah Pengadaan Barang dan Jasa yang bertujuan untuk
mencapai nilai manfaat yang menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah sebagai penggunanya tetapi juga untuk
masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan
sosial dalam keseluruhan siklus penggunaannya.

3. Menjelaskan pemanfaatan aset


Pemanfaatan aset atau barang milik daerah dilaksanakan oleh Pengelola Barang dengan
persetujuan Gubernur/ Bupati/Walikota, untuk barang milik daerah yang berada dalam
penguasaan Pengelola Barang. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang,
untuk barang milik daerah berupa sebagian tanah atau bangunan yang masih digunakan oleh
Pengguna Barang, dan selain tanah atau bangunan. Pemanfaatan barang milik daerah
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan daerah
dan kepentingan umum. Pendapatan daerah dari pemanfaatan barang milik daerah merupakan
penerimaan daerah yang wajib disetorkan seluruhnya ke rekening Kas Umum Daerah.
Aset yang dapat disewakan, yaitu:
a. Tanah atau bangunan yang sudah diserahkan oleh Pengguna Barang kepada
Gubernur/Bupati/Walikota (dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat
persetujuan Gubernur/Bupati/ Walikota)
b. Sebagian tanah atau bangunan yang masih digunakan oleh Pengguna Barang
(dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola
Barang)
c. Selain tanah atau bangunan (dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat
persetujuan dari Pengelola Barang).
Bagaimana Tarif Sewanya
Tarif/besaran sewa barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota. Besaran
sewa, adalah besaran nilai nominal sewa barang milik daerah yang ditentukan. Besaran sewa
atas barang milik daerah untuk KSPI atau untuk kegiatan dengan karakteristik usaha yang
memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun dapat mempertimbangkan nilai
keekonomian dari masing-masing jenis infrastruktur yaitu dengan mempertimbangkan daya
beli atau kemampuan membayar (ability to pay) masyarakat dan/atau kemauan membayar
(willingness to pay) masyarakat. Tarif sewa barang milik daerah merupakan hasil perkalian
dari:
a. Tarif Pokok Sewa
hasil perkalian antara nilai indeks barang milik daerah dengan luas tanah dan/atau
bangunan dan nilai wajar tanah dan/atau bangunan. Tarif pokok sewa barang milik
daerah ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
b. Faktor Penyesuain Sewa.
Tarif pokok sewa untuk barang milik daerah berupa tanah merupakan hasil perkalian dari:
a. Faktor variabel sewa tanah
b. Luas tanah (dihitung berdasarkan gambar situasi/peta tanah atau sertifikat tanah dalam
meter persegi), dan
c. Nilai tanah (merupakan nilai wajar atas tanah).
Tarif pokok sewa untuk barang milik daerah berupa bangunan merupakan hasil perkalian
dari:
a. Faktor variabel sewa bangunan
b. Luas bangunan (luas lantai bangunan sesuai gambar dalam meter persegi.)
c. Nilai bangunan (merupakan nilai wajar atas bangunan). Dalam hal sewa bangunan
termasuk prasarana bangunan, maka tarif pokok sewa bangunan ditambahkan tarif
pokok sewa prasarana bangunan.
Tarif pokok sewa untuk barang milik daerah berupa sebagian tanah dan bangunan
sebagaimana merupakan hasil penjumlahan dari:
a. Tarif pokok sewa tanah dan
b. Tarif pokok sewa bangunan.
Tarif pokok sewa untuk prasarana bangunan sebagaimana merupakan hasil perkalian dari:
a. Faktor variabel sewa prasarana bangunan (ditetapkan sama besar dengan faktor
variabel sewa bangunan) dan
b. Nilai prasarana bangunan (nilai wajar atas prasarana bangunan yang dihitung dalam
rupiah).

4. Penilaian aset merupakan salah satu bentuk pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Kegiatan penilaian aset memiliki peranan penting dalam
menentukan nilai dari Barang Milik Daerah yang digunakan oleh setiap satuan kerja
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penilaian Barang Milik Daerah dilakukan dalam
rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, atau pemindahtanganan.
Proses pelaksanaan penilaian BMD dilakukan dalam berbagai tahap, yaitu mengidentifikasi
permohonan, penentuan tujuan penilaian, pengumpulan data awal, survei lapangan, analisis
data, penentuan pendekatan penilaian, simpulan nilai, dan penyusunan laporan penilaian.
Laporan penilaian ini merupakan media bagi tim penilai untuk memaparkan hasil dari
pelaksanaan penilaian yaitu salah satunya simpulan nilai atau nilai wajar suatu barang yang
menjadi objek penilaian. Hasil penilaian inilah yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar menetapkan nilai BMD yang akan dipindahtangankan, dan yang akan disewakan
sebagai bagian dari optimalisasi BMD dan menjadi penerimaan daerah, selain updating nilai
BMD yang akan dituangkan dalam neraca keuangan.
Dari berbagai tahapan kegiatan penilaian, salah satu tahapan yang paling krusial adalah
kegiatan survei lapangan. Survei lapangan dilakukan dengan tujuan untuk meneliti kondisi
fisik dan lingkungan atas obyek penilaian, yang dalam hal ini adalah BMD serta melakukan
penelitiaan atas data pembanding yang mempunyai kesesuaian dan kemiripan dengan obyek
penilaian. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan survei lapangan secara
langsung harus bersinggungan dengan kegiatan luar lapangan dan harus berinteraksi dengan
pemilik BMD maupun masyarakat umum.
5. Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila:
a. Aset tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat
dipindahtangankan; atau
b. Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang dan Pengelola Barang setelah mendapat
persetujuan dari Gubernur/Bupati/Walikota, untuk barang milik daerah pada Pengguna
Barang dan Pengelola Barang. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan,
Ditimbun, ditenggelamkan atau menggunakan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Tata Cara Pemusnahan Pada Pengguna Barang

Pengajuan permohonan pemusnahan barang milik daerah dilakukan oleh Pengguna Barang
kepada Gubernur/Bupati/Walikota. Dengan paling sedikit memuat:

a. Pertimbangan dan alasan pemusnahan, dan


b. Data barang milik daerah yang diusulkan pemusnahan (seperti kode barang, kode
register, nama barang, tahun perolehan, spesifikasi barang, kondisi barang, jumlah
barang, bukti kepemilikan untuk barang milik daerah yang harus dilengkapi dengan
bukti kepemilikan, nilai perolehan, dan nilai buku untuk barang milik daerah yang
dapat dilakukan penyusutan)

Pengajuan permohonan dilengkapi dokumen pendukung berupa:

a. Surat pernyataan dari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang (memuat identitas


Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan pernyataan bahwa barang milik daerah tidak
dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat dipindahtangankan)
b. Fotokopi bukti kepemilikan untuk barang milik daerah yang harus dilengkapi dengan bukti
kepemilikan
c. Kartu identitas barang untuk barang milik daerah yang harus dilengkapi dengan kartu
identitas barang
d. Foto barang milik daerah yang diusulkan pemusnahan.

Pengelola Barang melakukan penelitian terhadap permohonan usulan Pemusnahan. Penelitian


yang dilakukan meliputi penelitian kelayakan pertimbangan dan alasan permohonan
pemusnahan barang milik daerah, penelitian data administrative dan penelitian fisik. Setelah
itu Pengelola Barang menyampaikan hasil penelitian kepada Gubernur/Bupati/Walikota
sebagai bahan pertimbangan persetujuan pemusnahan barang milik daerah.

Apabila permohonan pemusnahan barang milik daerah tidak disetujui,


Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan kepada Pengguna Barang melalui Pengelola
Barang yang mengajukan permohonan disertai dengan alasan.

Apabila permohonan pemusnahan barang milik daerah disetujui, Gubernur/Bupati/Walikota


menerbitkan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah yang dimana memuat:

a. Data barang milik daerah yang disetujui untuk dimusnahkan, yang sekurang-
kurangnya meliputi kode barang, kode register, nama barang, tahun perolehan,
spesifikasi barang, kondisi barang, jumlah barang, nilai perolehan, dan nilai buku
untuk barang milik daerah yang dapat dilakukan penyusutan
b. Kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan Pemusnahan kepada
Gubernur/Bupati/ Walikota.

Berdasarkan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah, kemudian Pengguna Barang
melakukan pemusnahan barang milik daerah. Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam
Berita Acara Pemusnahan dan dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah oleh
Gubernur/Bupati/Walikota. Berdasarkan Berita Acara Pemusnahan, Pengguna Barang
mengajukan usulan penghapusan barang milik daerah.

Tata Cara Pemusnahan Pada Pengelola Barang

a. Pengajuan permohonan pemusnahan barang milik daerah dilakukan oleh Pengelola


Barang kepada Gubernur/Bupati/Walikota.
b. Muatan materi surat permohonan pemusnahan pada Pengguna Barang serta
kelengkapan dokumen pendukung berlaku mutatis mutandis terhadap muatan materi
surat permohonan pemusnahan dan serta kelengkapan dokumen pendukung pada
Pengelola Barang
c. Gubernur/Bupati/Walikota melakukan penelitian terhadap permohonan usulan
pemusnahan
d. Tata cara penelitian terhadap permohonan pemusnahan barang milik daerah pada
Pengguna Barang berlaku mutatis mutandis terhadap tata cara penelitian terhadap
permohonan pemusnahan barang milik daerah pada Pengelola Barang.
e. Apabila permohonan pemusnahan barang milik daerah tidak disetujui,
Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan kepada Pengelola Barang disertai dengan
alasan.
f. Apabila permohonan pemusnahan barang milik daerah disetujui,
Gubernur/Bupati/Walikota menerbitkan surat persetujuan pemusnahan barang milik
daerah.
g. Surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah paling sedikit memuat:
 Data barang milik daerah yang disetujui untuk dimusnahkan, yang sekurang-
kurangnya meliputi kode barang, kode register, nama barang, tahun perolehan,
spesifikasi barang, kondisi barang, jumlah barang, nilai perolehan, dan nilai
buku untuk barang milik daerah yang dapat dilakukan penyusutan
 Kewajiban Pengelola Barang untuk melaporkan pelaksanaan pemusnahan
kepada Gubernur/Bupati/ Walikota.
h. Berdasarkan persetujuan pemusnahan barang milik daerah, Pengelola Barang
melakukan pemusnahan barang milik daerah.
i. Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam berita acara pemusnahan dan
dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan pemusnahan barang
milik daerah dari Gubernur/Bupati/Walikota.
j. Berdasarkan berita acara pemusnahan, Pengelola Barang mengajukan usulan
penghapusan barang milik daerah.

Anda mungkin juga menyukai