2. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam pengadaan barang dan jasa
4. Penilaian aset merupakan salah satu bentuk pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD) yang
dilakukan oleh pemerintah daerah. Kegiatan penilaian aset memiliki peranan penting dalam
menentukan nilai dari Barang Milik Daerah yang digunakan oleh setiap satuan kerja
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penilaian Barang Milik Daerah dilakukan dalam
rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, pemanfaatan, atau pemindahtanganan.
Proses pelaksanaan penilaian BMD dilakukan dalam berbagai tahap, yaitu mengidentifikasi
permohonan, penentuan tujuan penilaian, pengumpulan data awal, survei lapangan, analisis
data, penentuan pendekatan penilaian, simpulan nilai, dan penyusunan laporan penilaian.
Laporan penilaian ini merupakan media bagi tim penilai untuk memaparkan hasil dari
pelaksanaan penilaian yaitu salah satunya simpulan nilai atau nilai wajar suatu barang yang
menjadi objek penilaian. Hasil penilaian inilah yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar menetapkan nilai BMD yang akan dipindahtangankan, dan yang akan disewakan
sebagai bagian dari optimalisasi BMD dan menjadi penerimaan daerah, selain updating nilai
BMD yang akan dituangkan dalam neraca keuangan.
Dari berbagai tahapan kegiatan penilaian, salah satu tahapan yang paling krusial adalah
kegiatan survei lapangan. Survei lapangan dilakukan dengan tujuan untuk meneliti kondisi
fisik dan lingkungan atas obyek penilaian, yang dalam hal ini adalah BMD serta melakukan
penelitiaan atas data pembanding yang mempunyai kesesuaian dan kemiripan dengan obyek
penilaian. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan survei lapangan secara
langsung harus bersinggungan dengan kegiatan luar lapangan dan harus berinteraksi dengan
pemilik BMD maupun masyarakat umum.
5. Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila:
a. Aset tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan/atau tidak dapat
dipindahtangankan; atau
b. Terdapat alasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemusnahan dilaksanakan oleh Pengguna Barang dan Pengelola Barang setelah mendapat
persetujuan dari Gubernur/Bupati/Walikota, untuk barang milik daerah pada Pengguna
Barang dan Pengelola Barang. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan,
Ditimbun, ditenggelamkan atau menggunakan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pengajuan permohonan pemusnahan barang milik daerah dilakukan oleh Pengguna Barang
kepada Gubernur/Bupati/Walikota. Dengan paling sedikit memuat:
a. Data barang milik daerah yang disetujui untuk dimusnahkan, yang sekurang-
kurangnya meliputi kode barang, kode register, nama barang, tahun perolehan,
spesifikasi barang, kondisi barang, jumlah barang, nilai perolehan, dan nilai buku
untuk barang milik daerah yang dapat dilakukan penyusutan
b. Kewajiban Pengguna Barang untuk melaporkan pelaksanaan Pemusnahan kepada
Gubernur/Bupati/ Walikota.
Berdasarkan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah, kemudian Pengguna Barang
melakukan pemusnahan barang milik daerah. Pelaksanaan pemusnahan dituangkan dalam
Berita Acara Pemusnahan dan dilaksanakan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan surat persetujuan pemusnahan barang milik daerah oleh
Gubernur/Bupati/Walikota. Berdasarkan Berita Acara Pemusnahan, Pengguna Barang
mengajukan usulan penghapusan barang milik daerah.