Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRAKTIK KLINIK
DISUSUN OLEH
NAMA : TRI RETNOWATI
NIM : 2010106059
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan laporan jurnal reading tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas praktik profesi bidan pada stase keterampilan praktik
klinik kebidanan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang pemeriksaan fisik ibu hamil.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................................2
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................4
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................6
A. Masalah Kasus...............................................................................................................................6
B. Skala...............................................................................................................................................6
C. Kronologi.......................................................................................................................................6
D. Solusi..............................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
LAMPIRAN..................................................................................................................................16
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jurnal
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. MASALAH KASUS
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial didalam keluarga. Pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting
untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu
dengan kehamilan normal. (Sarwono, 2010)
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Untuk memeperileh data,
dilakukan melalui anmnesis. Setelah data subjektif kita dapatkan, untuk melengkapi data
kita dalam menegakkan diagnosis, maka kita harus melakukaan pengkajian data objektif
melalui pemeriksaan inspeki, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara
berurutan.
B. SKALA
Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indicator keberhasilan
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai saat ini
angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia semakin menurun.
Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang
mengancam keadaan ibu dan janin sehingga para petugas kesehatan khususnya bidan
harus dapat mengenali perubahan yang mungkin terjadi, sehingga jika terjadi kelainan
yang ada bisa dikenali lebih dini untuk menyiapkan fisik maupun mental ibu serta
menyelamatkan ibu dan janin dalam kehamilan, persalinan maupun nifas.
C. KRONOLOGI
Asuhan kebidanan pada kehamilan memiliki beberapa langkah diantaranya
anamnesa, pemeriksaan fisik dan obstetric, pemeriksaan penunjang, analisa,
penatalaksanaan dan evaluasi. Dalam penegakan diagnosa perlu dilakukan semua langkah
dalam asuhan kebidanan yang telah disebutkan sebelumnya. Pemeriksaan fisik dan
7
pemeriksaan penunjang menjadi penting karena penegakan diagnosa tidak bisa jika hanya
berdasarkan daa subjektif dari pasien.
D. SOLUSI
Kehamilan trimester III merupakan periode yang cukup banyak terjadi perubahan
dan komplikasi. Dengan pemeriksaan antenatal terpadu dapat ditemukan ditemukan jika
ada kelainan yang menyertai sejak dini, sehingga dapat diperhitungkan dan disiapkan
langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Janin dan ibu merupakan satu
kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan
meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
C. DESKRIPSI
Penelitian ini merupakan penelitian pengabdian masyarakat partisipatif dengan
pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 34 ibu hamil, dilakukan skrining ibu
hamil. Diberikan asuhan kebidanan komprehensif dan diberikan edukasi mengenai
anemia, ISK dan tanda bahaya ibu hamil. Dilakukan pretest dan post test sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan ada 1
orang ibu hamil mengalami anemia, 2 orang ibu hamil mengalami KEK.
Pengetahuan ibu hamil mengenai anemia sudah baik, namun pengetahuan ibu
hamil mengenai ISK masih rendah.
Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang berada di bawah rahim,
menentukan bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih
goyang
Leopold IV : Untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk pintu atas panggul.
(Mochtar,1998:50-
51)
TFU : Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran
dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24 minggu memakai
pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai
cm dari atas simpisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.
(Depkes RI,2001 dalam Rukiyah, 2009:7)
Tinggi Fundus
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pemeriksaan pada ibu hamil baik pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan
penunjang sangat diperlukan untuk bisa menunjukkan kondisi ibu dan bisa
menegakkan diagnosa, promosi kesehatan mengenai kebidanan juga diperlukan.
B. SARAN
Sebagai bidan, harus lebih memperhatikan pada pemeriksaan ibu hamil.
Dengan adanya program ANC terpadu maka pencegahan komplikasi bisa lebih baik,
sehingga porsi pemeriksaan sebagai bidan agar lebih ditingkatkan lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati ER, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika.
Astuti, Sri. Dkk. (2018). Skrening Kehamilan Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu
Hamil. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol. 7 No. 4 Desember 2018 : 285-
289
Baety, Aprilia Nurul. (2012). Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik Pemeriksaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Cunningham, F.G. (2013). Obstetri Williams. Jakarta : EGC.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info
Media
Varney, Hellen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
18
Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat ISSN 1410 – 5675 V ol. 7, No. 4, Desember 2018: 285 - 289
ABSTRAK. Kematian ibu saat ini masih tinggi yang disebabkan oleh faktor usia, terlambat mengenali tanda bahaya,
terlambat dalam penanganan kedaruratan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, keterbatasan pengetahuan dan taraf
pendidikan. Oleh karena itu diperlukan skrening kehamilan yang merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengenali
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan, dan memastikan kesehatan ibu
dan janin. Skrening sebagai upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mencegah kesakitan dan kematian
ibu dan janin yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Tujuankegiatan adalah meningkatkan kesehatan ibu hamil melalui
skrining kehamilan meliputi pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kadar Hb dan urine serta pendidikan kesehatan tentang
anemia dan Kekurangan Energi Kalori (KEK), Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan tanda bahaya dalam kehamilan.
Metode penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional dan partisipasi masyarakat untuk mendapatkan
gambaran kesehatan dan pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada kehamilan dan KEK, ISK dan tanda bahaya ibu
hamil. Sasaran adalah ibu hamil sejumlah 34 orang, tempat kegiatan di desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang pada tanggal Februari sd April 2018. Hasil pemeriksaan ibu hamil sebagian besar tidak anemia, ibuhamil
(KEK) 2 orang dan Hipertensi 1 orang, pemeriksaan protein urine 41%positif, glukosa urine 100% negatif. Setelah
dilakukan penyuluhan, pengetahuan tentang anemia baik (50%), tanda bahaya dalam kehamilan baik (97%), pengetahuan
yang kurang tentang ISK (50 %). Skrening ibu hamil dapat mendeteksi secara dini kesehatan ibu, mencegah dan
memberikan penanganan awal sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Promosi kesehatan memberikan gambaran
peningkatan pengetahuan ibu hamil
ABSTRACT. High incidence of maternal deaths is related to the mother’s age, delayed recognition of warning signs,
delayed arrival to the health centers, lack of knowledge, and educational level. Therefore, pregnancy screening, which is a
pregnancy assessment to early detect an abnormality and complication that might happen throughout pregnancy, and to
ensure the mother’s and infant’s health. Screening also acts as a method of promotive, preventive, curative, and
rehabilitative to prevent morbidity and mortality in mother and children given by the health practitioners. The aim of
the activity is to improve health in pregnant women through pregnancy screenings including antenatal care, Hb level
measurement and urine examination, and health education about anemia and chronic energy deficiency (CED), urinary
tract infection (UTI), and warning signs in pregnancies. The method of this study was descriptive with a cross-sectional
approach and citizen’s participation in order to get the description about the health and knowledge of pregnant women
about anemia in pregnancy and CED, UTI, and warning signs of pregnancy. The target was 34 pregnant women, and it
was held in Cipacing village, Jatinangor sub-district, Sumedang regency on February until April 2018. The results show
that most of the pregnant women were not anemic, 2 people were CED and 1 was hypertensive, 41% of them were
positive in urine protein, and 100% of them were glucose negative. After being counseled, the knowledge regarding
anemia was good (50%), regarding warning signs in pregnancy was good (97%), and poor knowledge regarding UTI
(50%). Conclusion Pregnancy screening can early detect mother’s health, prevent and give early management so there
will be no further complications. Health promotion serves an increase in pregnant women’s knowledge.
Sri Astuti, Didah, dan Neneng Martini 28
Key words: pregnant women, knowledge, screening kualitas dan efektivitas dari pelayanan
PENDAHULUAN kesehatan. Terlambat kedua,
dipengaruhi oleh lama pengangkutan, kondisi jalan
Rasio kematian ibu, yang
dan biaya transportasi. Faktor yang mempengaruhi
diperkirakan sekitar 228 per100.000
terlambat ketiga adalah terlambat mendapatkan
kelahiran hidup, tetap tinggi di atas 200
pelayanan pertama kali di RS rujukan (Krisnadi,
selama dekade terakhir, meskipun telah
2014)
dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan ibu Kematian ibu juga disebabkan faktor dasar
dan setiap 1 jam satu perempuan antara lain keterbatasan pengetahuan, taraf
meninggal dunia ketika melahirkan atau pendidikan, status sosial ekonomi, dan pengambilan
karena sebab yang berhubungan dengan keputusan di tingkat rumah tangga. Meningkatkan
kehamilan. (Adik Wibowo, 2014; kesehatan ibu berarti meningkatkan terciptanya
Kemenkes, 2012). Penurunan Angka generasi penerus yang cerdas. Masih banyak ibu
Kematian Ibu (AK) merupakan salah hamil yang tidak memperhatikan asupan gizi,
satu target Millenium Development Goal sehingga anak yang dilahirkan berada dalam kondisi
(MDG) World Health Organization yang mengkhawatirkan.
(WHO) yaitu sebesar 75% pada tahun
Untuk mengatasi kematian ibu dan kematian
2015 (Krisnadi, 2018).
bayi diperlukan upaya inovatif dan kualitas pelayanan
Faktor yang menyebabkan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan
kematian ibu secara garis besar dapat peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai asuhan
dikelompokkan menjadi penyebab dalam kehamilan. Hasil Riset Kesehatan Dasar
langsung dan tidak langsung. Penyebab (Riskesdas) 2013 (Kemenkes, 2013), mengemukakan
langsung kematian ibu adalah faktor bahwa, cakupan pemeriksaan kehamilan pertama
yang berhubungan dengan komplikasi pada trimester pertama adalah 81,6 persen dan
kehamilan, persalinan dan nifas seperti frekuensi antenatal care (ANC) 1 kali pada trimester
perdarahan, pre eklampsia/ eklampsia, pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua dan
infeksi, persalinan macet dan abortus. minimal 2 kali pada trimester3 sebesar70,4 persen.
Penyebab kematian tidak langsung Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan
kematian ibu adalah faktor yang ANC adalah bidan (88%) dan tempat pelayanan
memperberat keadaan ibu hamil seperti ANC paling banyak diberikan di praktek bidan
empat terlalu serta faktor yang (52,5%).
mempersulit proses penanganan
Berdasarkan wawancara dengan bidan desa
kedaruratan kehamilan, persalinan, dan
Cipacing, bahwa masih ditemukan ibu hamil dengan
nifas, seperti lebih kurang 65%
anemia dan kekurangan energi dan kalori yang
kehamilan yang terjadi berhubungan
diakibatkan kurangnya nutrisi. Kurangnya
dengan 4 terlalu, terlalu muda (usia
pengetahuan ibu hamil mengenai anemia, KEK,
kurang dari 20 tahun, terlalu tua (usia
infeksi saluran kemih dan tanda bahaya pada ibu
lebih dari 35 tahun), terlalu sering
hamil. Sesuai dengan peran fungsi Puskesmas bahwa
melahirkan (jarak kehamilan kurang dari
Puskesmas sebagai pusat penggerak pembinaan
2 tahun), dan terlalu banyak (lebih dari 3
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga
anak). Empat terlalu selain berpengaruh
dan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata
terhadap angka kematian ibu, juga
pertama. Namun kegiatan puskesmas kurang
mempunyai dampak terhadap kematian
berorientasi pada masalah dan kebutuhan masyarakat
bayi dan pertumbuhan kesehatan bayi
setempat, lebih berorientasi pada kuratif, keterlibatan
yang dilahirkan dan 3 terlambat yaitu
masyarakat belum dikembangkan secara optimal.
terlambat mengenali kehamilan dalam
Puskesmas wajib memberdayakan masyarakat agar
situasi gawat, jauh dari fasilitas
kesehatan, biaya, persepsi mengenai
Sri Astuti, Didah, dan Neneng Martini 28
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap Hb dan urine (protein dan glukosa) serta
upaya kesehatan (Supari, 2007). pendidikan kesehatan tentang anemia dan KEK,
Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan tanda bahaya
Menurut profil Kesehatan Indonesia
dalam kehamilan
(Kementrian Kesehatan RI, 2015), bahwa
sebesar 6,4% Puskesmas sudah cukup bidan,
dan 37,6% Puskesmas kekurangan bidan.
Berdasarkan regional, proporsi terbesar METODE
Puskesmas yang cukup dan berlebih jumlah
bidan terdapat di regional Sumatera (78,57%)
dan Jawa-Bali (70,11%). Rasio bidan 120 per
Metode pelaksanaan dalam kegiatan
100.000 penduduk. Provinsi dengan rasio
pengabdian pada masyarakat ini adalah
terendah yaitu Jawa Barat sebesar 20,78 per
partisipatif dan cross- sectional. Pelaksanaan
100.000 penduduk. Selain bidan, Puskesmas
kegiatan sebagai berikut:
membutuhkan tenaga kesehatan promotif dan
preventif lain seperti petugas gizi. a. Ibu hamil yang mengikuti skrening sebanyak 34
orang. Dilaksanakan pada bulan Februari sd. April
Upaya percepatan penurunan AKI dapat 2018 di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor
dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu Kabupaten Sumedang.
mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu b. Skrening (penapisan) ibu hamil dimulai dengan
anamnesis, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan tekanan darah, pemeriksaan fisik dan obstetri,
ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga pemeriksaan laboratorium darah dan urine, pemberian
kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan tabet Fe dan makanan tambahan. Hasil pemeriksaan
kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dianalisis dengan distribusi frekuensi
c. Promosi kesehatan tentang anemia, ISK dan tanda
dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
bahaya pada ibu hamil. Dilakukan pre test sebelum
terjadi komplikasi (Kementrian Kesehatan pemberian materi dan postes setelah penyuluhan
RI, 2015) menggunakan kuesioner yang yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Untuk mengetahui gambaran
Dari uraian permasalahan di atas, kami penge- tahuan data dianalisis dengan distribusi
tim dosen Prodi D4 Kebidanan bekerja sama frekuensi.
dengan PKM Jatinangor telah melakukan
pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan
untuk memberikan solusi bagi masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam menghadapi permasalahan kesehatan ibu
hamil yang ada. Upaya peningkatan kesehatan Hasil skrening kehamilan. Kegiatan
melalui penapisan (skrining) ibu hamil meliputi skrening (penapisan) kehamilan diikuti 34
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kadar Hb ibu hamil.
dan urine (protein dan glukosa) serta Tabel 1 menunjukkan karakteristik ibu
pendidikan kesehatan tentang anemia dan hamil, di dapatkan usia ibu hamil terbanyak
KEK, Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan tanda antara 20-35 tahun, paritas terbanyak memiliki
bahaya dalam kehamilan anak 2-4, dan usia kehamilan terbanyak di
Dari uraian permasalahan di atas, kami trimester 2
tim dosen Prodi D4 Kebidanan bekerja Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat ibu
sama dengan PKM Jatinangor telah dengan LILA normal (≥ 23,5 ) sebesar 94,0%,
melakukan pengabdian kepada masyarakat dan tekanan darah normal (97%).
yang bertujuan untuk memberikan solusi
bagi masyarakat dalam menghadapi
permasalahan kesehatan ibu hamil yang ada.
Upaya peningkatan kesehatan melalui
penapisan (skrining) ibu hamil meliputi
pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kadar
Sri Astuti, Didah, dan Neneng Martini 28
Trimester 1 9 27,0
Berdasarkan tabel 4 di atas, gambara
pengetahuan ibu hamil tentang anemia setelah
Trimester 2 13 38,0
postes terdapat pening-katan, terbanyak
Trimester 3 12 35,0
mempunyai pengetahuan baik.
Tabel 5 menunjukkan, pengetahuan
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LILA) tentang ISK terbanyak kurang sebelum dan
dan Tekanan Darah sesudah penyuluhan, walau- pun terdapat ibu
yang mempunyai pengetahuan baik.
Katagori
Frekuensi Tabel 6 didapatkangambaran hampir
n % seluruhnya ibu hamil mempunyai pengetahuan
LILA baik tentang tanda bahaya kehamilan pada
<23,5 2 6,0 pretes maupun postes
>23,5 32 94,0
Tekanan Darah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Normal 33 97,0
Hipertensi 1 3,0
Hasil penapisan (skrening) masih terdapat
ibu hamil dengan usia berisiko yaitu kurang
Tabel 3. Hasil pemeriksaan kehamilan, Kadar Hb dan dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, terdapat
pemeriksaan urine ibu hamil dengan paritas ≥4 (grande multi).
Hal ini juga telah diungkapkan pada uraian di
atas yang dirangkum menjadi 4 terlalu antara
frekuensi lain terlalu muda
Katagori
n % usia, terlalu tua usia terlalu banyak melahirkan
Anemia
ya (Budijanto, 1 3,0
tidak 33 97,0
Pemeriksaan kehamilan
2015). Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa usia ibu berhubungan
dengan kejadian prematuritas. Kehamilan remaja yang berusia < 16 tahun, terutama
yang secara riwayat ginekologis juga muda (remaja
Normal 32 94,0 Positif 14 41,0
Tidak normal (KEK) 2 6,0
Negatif 20 59,0
Pemeriksaan Urine
Glukosa Urine
protein
Sri Astuti, Didah, dan Neneng Martini 28
Positif 0 0,0
yang mendapatkan haid pertamanya < 2 tahun
Negatif 34 100,0 sebelum kehamilannya) akan meningkatkan
kejadian persalinan prematur pada usia kehamilan
< 33 minggu.Wanita usia
Tabel 4. Pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan KEK > 35 tahun juga meningkat risikonya untuk
mengalami persalinan prematur. Astolfi dan
Zonta (Krisnadi, 2018) mendapatkan 64%
peningkatan kejadian persalinan prematur pada
Pre-test Post-test
Pengetahuan
n % n % populasi wanita Itali yang berusia 35 tahun
Baik 15 44,1 17 50,0 atau lebih, terutama pada kehamilan pertama
Cukup 5 14,7 9 26,5
kurang 14 41,2 8 23,5
(primi tua)
Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin,
didapatkan ibu hamil anemia 1 dari 34orang
dan KEK 2 dari 34 orang yaitu dengan
pemeriksaan LILA < 23,5 cm. Data prevalensi
Tabel 5. Pengetahuan ibu hamil tentang Infeksi Saluran ibu hamil dengan anemia (Riskesdas, 2013)
Kemih (ISK) sebesar 37, 1%, hal ini berkaitan dengan asupan
zat gizi besi dari makanan baru terpenuhi
sekitar 40 % (Kemenkes RI, 2016). Dampak
anemia dan KEK selama hamil, dapat
Pre-test Post-test
Pengetahuan meningkatkan kelahiran BBLR, persalinan
n % n %
Baik 7 20,6 11 32,3 prematur, anemia berat, persalinan lama dan
Cukup 10 9,4 6 17.7 perdarahan pasca salin. Melalui pemeriksaan
kurang 17 50,0 17 50,0
kehamilan dapat dideteksi faktor risiko dan
masalah dapat dicegah dengan memberikan
intervensi dan rujukan, seperti hipertensi pada
ibu hamil, anemia dan KEK. Anemia ibu
hamil diberikan suplemen zat besi yang
tersedia di puskesmas yang berisi 60 mg besi
elemental dan 250 µg asamfolat. Pada ibu
hamil yang anemia dapat diberikan 3 kali
sehari. Dan bila dalam 90 hari ada perbaikan
dilanjutkan
Sri Astuti, Didah, dan Neneng Martini 29
pemberian sampai dengan 42 hari dkk (Sumarni1, Rahma2, 2014), bahwa Ibu
pascasalin. Bila tidak ada perbaikan, rujuk yang berpengetahuan baik lebih banyak
klien kepusat pelayanan kesehatan yang memanfaatkan pelayanan antenatal, hal ini
lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan disebabkan karena ibu yang
(Kementrian Kesehatan RI, 2014). berpengetahuan baik peduli dengan
kesehatannya dan terdapat perhatian
Gambaran pengetahuan ibu hamil
terhadap keadaan kehamilannya. yang
tentang anemia sebelum (pretes) dan
menyatakan bahwa ada hubungan
sesudah (postes) dilakukan penyu- luhan
pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda
baik. Kegiatan ini bermanfaat bahwa
bahaya kehamilan dengan kepatuhan
promosi kesehatan adalah upaya
pemeriksaan kehamilan.
meningkatkan pengetahuan masyarakat
melalui pembelajaran, dari dan oleh , untuk Saran untuk bidan desa Cipacing
dan bersama masyarakat agar mereka diharapkan mela- kukan tindak lanjut
dapat menolong diri sendiri dan sebagai intervensi jangka panjang dengan
mengembangkan kegiatan bersumber daya melakukan pemeriksaan ibu hamil dan
dari masyarakat(Supari, 2007) kadar Hb secara periodik sesuai umur
kehamilan dan kegiatan penyuluhan
Pengetahuan tentang anemia sangat
hendaknya dilakukan secara
penting untuk mencegah terjadinya anemia,
berkesinambungan baik saat kegiatan
Hasil ini sejalan dengan hasil pemeriksaan
pemeriksaan ibu hamil di Posyandu
kadar Hb, bahwa ibu yang mempunyai
maupun saat kunjungan.
pengetahuan yang baik dapat menurunkan
kejadian anemia. Selain itu pengetahuan
ibu hamil tentang anemia penting, seperti
hasil penelitian yang dikemukakan Rajeev
Kumar dkk (Yadav, Swamy, & Banjade,
2014), bahwa pengetahuan ibu hamil
tentang anemia, dapat mencegah anemia.
Pengetahuan tentang anemia berhubungan
secara bermakna dengan pendidikan ibu
hamil.
Pada kegiatan ini didapatkan data Gambar 1. Pemeriksaan urine ibu hamil
bahwa penge- tahuan ibu hamil tentang
ISK terbanyak kurang, hal ini sejalan
dengan penelitian Alvie dkk (Alvie Rizky
Gusrianty, Sri Astuti, Hartinah, 2015),
bahwa ibu hamil mengalami gejala ISK
karena pengetahuan yang kurang, sehingga
disarankan ibu hamil mengikuti
pendidikan/ penyuluhan kesehatan tentang
bahaya infeksi saluran kemih dan
mengurangi risiko terjadinya ISK
Pengetahuan ibu tentang tanda bahaya
dalam kehamilan hampir seluruhnya baik,
Gambar 2. Pengambilan darah untuk pemeriksaan
hal ini sejalan dengan penelitian Sumarni
Sri Astuti, Didah, dan Neneng Martini 29