“DISIPLIN”
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kedisiplinan”.
Makalah ini dibuat dengan mengacu pada sumber tertulis dan juga berbagai sumber
sebagai landasan pemikiran. Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini tidak luput
dari segala kekurangan dan kesempurnaan. Namun kami telah mengusahakan yang
terbaik bagi pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1........................................................................................................... Latar Belakang 1
1.2..................................................................................................... Rumusan Masalah 1
1.3....................................................................................................... Tujuan Penulisan 1
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu
lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara
etimologi berasal dari bahasa latin “ disibel” yang berarti pengikut. Seiring
dengan perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi
‘disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib. Berbeda
dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin berasal dari bahasa
latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengembangan tabiat.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah
sikap sesorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, seserorang akan bersedia mematuhi semua
semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela
maupun karena terpaksa.
Berdasarkan pendapat Keiht Davis, disiplin kerja juga dapat diartikan
sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman
organisasi.
Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan
penyuluhan bagi karyawan dakam menciptakan tata tertib yang baik di
perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi,
dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Hukuman juga sangat diperlukan dalam kedisiplinan karyawan, untuk
mendidik karyawan supaya menaati semua peraturan perusahaan. Pemberian
hukuman harus adil dan tegas terhadap semua karyawan. Dengan keadilan dan
ketegasan, sasaran pemberian hukuman akan tercapai.
Kedisiplinan/disiplin dalam proses pendidikan sangat diperlukan karena
bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar berjalan
2
dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat bagi setiap
mahasiswa.
Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi
persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisplin
yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja, dengan
begitu akan menciptakan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan
mendukung usaha pencapaian tujuan.
Pendapatan tersebut dipertegas oleh peryataan tulus tu’u (2004:38) yang
mengemukakan beberapa fungsi disiplin antara lain : Menata kehidupan bersama,
Membangun kepribadian, Melatih kepribadian, Pemaksaan, Hukuman, dan
Menciptakan.
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu kelompok
tertentu atau dalam masyarakat dengan begitu, hubungan yang terjalin antara
individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan lancar. Disiplin juga
dapat membangun kepribadian seorang pegawai lingkungan yang memiliki
disiplin yang baik, sangat berpengaruh kepribadian seseorang. Lingkungan
organisasi yang memiliki keadaan yang tenang, tertib dan tentram sangat
berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Disiplin berfungsi sebagai
pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku
di lingkungan tersebut dengan pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin
seperti itu dapat menyadarkan bahwa diplin itu penting.
Indikator-indikator Kedisiplinan
Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan karyawan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal
serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan.
Teladan pimpinan
Pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan
harus memberi contoh yang baik, berdisiplin yang baik , jujur, adil, sesuai
3
katadengan perbuatan . dengan teladan pimpinan yang baik, ,kedisiplinan
bawahan pun akan ikut baik.
Balas jasa
Balas jasa ( gaji dan kesejahteraan ) ikut mempengaruhi kedisiplinan
karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaan. Jika karyawan semakin
mencintai pekerjaan maka kedisiplinan yang diciptakan semakin baik pula.
Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa
( pengakuan ) atau huikuman akan merangsang terciptanya kedidiplinan
karyawan yang baik.
Sanksi hukuman
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, maka karyawan akan semakin
takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap,dan perilaku
indisipliner karyawan akan berkurang.
Ketegasan
Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap
karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah
ditetapkan.
Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada sebuah perusahaan. Hubungan
yang bersifat vertikal maupun horizontal.
B. Macam-macam Disiplin.
Disiplin terbagi menjadi beberapa macam jenis,yaitu :
Disiplin dalam menggunakan waktu
Adalah dapat menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu
sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu sebaik mungkin.
Disiplin dalam beribadah.
4
Adalah senantiasa beribadah dengan aturan-aturan yang terdapat
didalamnya. Kedisiplinan disini sangat diperlukan, Allah SWT senantiasa
menganjurkan hamba-Nya untuk disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
Disiplin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedisiplinan adalah suatu hal yang sangat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, jika terjadi erosi disiplin maka pencapaian
pendidikan akan terhambat, diantaranya faktor-faktor yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
- Faktor tuntutan materi lebih banyak. Untuk menutupinya maka berbagai
jalan ditempuh.
- Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan
aturan serta ingin bebas sebebasnya.
- Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah.
- Motivasi belajar yang menurun dari peserta didik dan para pendidik.
- Peraturan yang ada terlalu longgar.
5
sejawat, dengan diterapkan disiplin diri akan memperlancar kegiatan yang
bersifat kelompok, apalagi jika tugas kelompok tersebut terkait dalam
dimensi waktu, dimana suatu proses kerja yang dipengaruhi urutan waktu
pengerjaannya. Ketidakdisiplinan dalam suatu bidang kerja akan
menghambat bidang kerja lain.
Disiplin Kelompok
Kegiatan organisasi bukanlah kegiatan yang bersifat individu selain disiplin
diri masih diperlukan disiplin kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa disiplin kelompok adalah patut, taat dan tunduknya kelompok
terhadap peraturan, perintah dan ketentuan yang berlaku serta mampu
mengendalikan diri dari dorongan kepentingan dalam upaya pencapaian cita-
cita dan tujuan tertentu serta memelihara stabilitas organisasi dan
menjalankan standar-standar organisasional.
Disiplin kelompok akan tercapai jika disiplin diri telah tumbuh dalam diri
pegawai. Artinya kelompok akan menghasilkan pekerjaan yang optimal jika
masing-masing anggota kelompok akan memberikan andil sesuai hak dan
tanggung jawabnya. Selain itu disiplin kelompok juga memberikan andil
bagi pengembangan disiplin diri bagi pengembangan disiplin diri. Misalnya,
jika budaya atau iklim dalam organisasi tersebut merupakan disiplin kerja
yang tinggi, maka mau tidak mau pegawai akan membiasakan dirinya
mengikuti irama kerja pegawai lainnya. Pegawai dibiasakan bertindak
dengan cara berdisiplin. Kebiasaan bertindak disiplin ini merupakan awal
terbentuknya kesadaran. Kaitan antara disiplin diri dan disiplin kelompok
seperti dua sisi dari satu mata uang. Kedua mata uang, keduanya saling
melengkapi dan manunjang, dan bersifat komplementer. Disiplin diri tidak
dapat dikembangkan secara optimal tanpa dukungan disiplin kelompok,
sebaliknya disiplin kelompok tidak dapat ditegakan tanpa adanya dukungan
disiplin pribadi.
Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah disiplin yang ditujukan untuk mendorong pegawai
agar berdisplin diri dengan mentaati dan mengikuti berbagai standar dan
peraturan yang telah ditetapkan. Menurut T. Hani Handoko Disiplin
preventif adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendorong para karyawan
6
agar mengikuti berbagai standard an aturan sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah.
Dengan demikian disiplin preventif merupakan suatu upaya yang dilakukan
oleh organisasi untuk menciptakan suatu sikap dan iklim organisasi dimana
semua anggota organisasi dapat menjalankan dan mematuhi peraturan yang
telah ditetapkan atas kemauan sendiri. Adapun fungsi dari disiplin preventif
adalah untuk mendorong disiplin diri para pegawai sehingga mereka dapat
menjaga sikap disiplin mereka bukan karena paksaan.
Disiplin Korektif
Disiplin korektif merupakan disiplin yang dimaksudkan untuk menangani
pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku dan memperbaikinya untuk
masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Prabu Mangkunegara bahwa Disiplin korektif adalah suatu upaya untuk
menggerakan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan
untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku dalam
perusahaan.
Berdasarkan pertanyaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin
korektif merupakan suatu upaya untuk memperbaiki dan menindak pegawai
yang melakukan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Dengan kata lain
sasaran disiplin korektif adalah para pegawai yang melanggar aturan dan
diberi sanksi yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Disiplin korektif ini
dilakukan untuk memperbaiki pelanggaran dan mencegah pegawai yang lain
melakukan perbuatan yang serupa dan mencegah tidak adanya lagi
pelanggaran dikemudian hari.
Disiplin Progresif
Disiplin progresif merupakan pemberian hukuman yang lebih berat terhadp
pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman-
hukuman yang lebuh serius. Dilaksanakan disiplin progresif ini akan
memungkinkan manajemen untuk membantu pegawai memperbaiki
kesalahan. Seperti yang dikemukakan oleh Veithzal Rivai bahwa Disiplin
progresif dirancang untuk memotivasi karyawan agar mengoreksi
7
kekeliruannya secara sukarela. Contoh dari disiplin progresif adalah teguran
secara lisan oleh atasan, skorsing pekerjaan, diturunkan pangkat atau dipecat.
C. Dampak Disiplin
Pekerjaan akan selesai tepat waktu
Masuk kerja tepat waktu
Meningkatkan jiwa gotong royong
Meningkatkan kebersamaan
Saling terbuka satu sama lain
Meningkatkan jiwa kekeluargaan
Meningkatkan rasa kekeluargaan
Membangun komunikasi yang lebih baik
Meningkatkan produktivitas kerja
Tanggap dengan perkembangan dunia luar
D. Membentuk Disiplin
Untuk mengkondisikan karyawan perusahaan agar senantiasa bersikap
disiplin, maka terdapat beberapa prinsip pendisiplinan sebagai berikut :
Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
Pendisiplinan harus bersifat membangun.
Pendisiplinan haruslah dilakukan oleh atasan langsung dengan segera.
Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.
Pimpinan hendaknya tidak seharusnya memberikan pendisiplinan pada
waktu bawahan sedang absen.
Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.
8
1. Just do it. Tumbuhkan niat dalam diri bahwa kamu benar-benar ingin
membiasakan dirimu bersikap disiplin. Biarkan motivasi ini memengaruhimu
untuk membuat pilihan yang baik. Katakan pada diri sendiri “Aku berjanji
akan selalu mematuhinya.” Coba berkomitmen pada diri sendiri dengan
membuat kode etik personal tentang bagaimana kamu seharusnya berperilaku.
Dan itu harus benar-benar kemauanmu sendiri.
2. Pelajari rulesnya. Pastikan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Sadari hal itu agar terhindar dari kesalahan. Tak perlu berlebihan hingga
membuat Standar Operating Procedures, kebijakan, ataupun regulasi. Namun
kamu harus tau bahwa kamu tidak akan membuat keputusan tanpa
mengetahui cara mainnya. Tanyakan pada supervisor, mereka pasti akan
menghargai usahamu untuk bertanya sebelum bertindak.
3. Bertanggung jawab. Bertanggung jawablah atas perilakumu sendiri. Jangan
salahkan orang lain atas sikap dan keputusanmu. Menutupi kesalahan justru
akan semakin memperparah keadaan. Akuilah kesalahanmu dan minta maaf,
katakana bahwa kamu akan bertanggungjawab atas kesalahan dan
memperbaikinya. Sikap berani bertanggungjawab akan menunjukkan karakter
jujur dalam dirimu, di mana hal tersebut jarang ditemukan dalam dunia kerja.
4. Berlatih. Sikap disiplin adalah sikap yang bisa dilatih.Sebesar apapun niat
dan tekadmu untuk menumbuhkan sikap disiplin, tak akan berarti apa-apa jika
tidak dilakukan. Membiasakan sikap disiplin membutuhkanmu mengalami
siklus gagal berkali-kali juga, untuk akhirnya bisa sukses.
5. Kurangi kebiasaan buruk. Jika kamu masih sering menggunakan peralatan
kantor, atau fasilitas kantor untuk kebutuhan diri, hentikan! Jika kamu masih
memberdayakan kebijakan kantor untuk kebutuhan personalmu, jangan
lakukan itu lagi. Jika hal ini dibiarkan, maka daftar kebiasaan burukmu akan
semakin panjang. Apapun itu, akhiri segera kebiasaan burukmu.
6. Tentukan dan capai tujuan. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari
perasaan puas ketika berhasil mencapai sebuah tujuan. Usaha-usaha dalam
meraih tujuan akan memperkuat mentalmu dan membuatmu ingin
melakukannya lagi dan lagi.
7. Lakukan semua yang kamu katakan akan lakukan. Finish what you start.
Tetap kerjakan semua pekerjaanmu. Sebaik-baiknya seseorang adalah mereka
yang membuktikan semua perkataannya.
9
8. Abaikan tekanan buruk. Bersikap disiplin akan terasa mudah jika tanpa
hambatan. Namun akan terasa sulit melakukan disiplin kerja karena godaan
itu akan dating dari rekan kerjamu. Setiap pekerjaan pasti mengharuskan kita
untuk bekerjasama dengan orang lain. Tekanan buruk dari teman kerja adalah
tantangan terbesar dalam nilai etika personalmu. Kamu harus belajar untuk
tetap berpegang teguh pada prinsip.
9. Lakukan aktivitas yang memacu kedisiplinan seperti berolahraga atau
bermain alat musik. Menumbuhkan sikap disiplin dalam diri tak bisa
dilakukan hanya pada saat di lingkungan kerja saja. Aplikasikan pada seluruh
kegiatan yang kamu lakukan, termasuk saat berolahraga dan bermain musik.
Semakin dibiasakan dan sering dilakukan maka tak akan terasa sulit.
10. Jangan menyerah. Banyak hal dalam hidup yang bisa dinegosiasikan,
namun tidak dengan prinsipmu. Prinsip untuk menjadi disiplin memang tidak
mudah, namun bukan berarti kamu bisa berhenti ketika sudah lelah.
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/disiplin-kerja-karyawan.html
12