BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Fungsi komunikasi massa menurut Sean MacBride yang dikutip Onong Uchjana
Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek adalah:
1. Informasi
2. Sosialisasi
3. Motivasi
4. Perdebatan dan Diskusi
5. Pendidikan
6. Memajukan Kebudayaan
7. Integrasi
Dalam konteks nasional, fungsi komunikasi massa juga diatur secara yuridis formal
dalam UU RI No: 40 tahun 1999 pasal 3 ayat (1) dan (2), juga pada UU RI No: 32
tahun 2003 pasal 4 ayat (1) dan (2). Masing-masing pasal berbunyi sebagai berikut:
Pasal 3 UU 40/1999
(1) Pers Nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi,
pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial.
(2) Di samping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat
berfungsi sebagai lembaga ekonomi.
Pasal 4 UU32/2003
(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial.
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
b. Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi yang menggunakan media massa, baik media audio-visual
maupun media cetak merupakan ciri khas dari komunikasi massa. Apabila pesan
disampaikan melalui media pertelevisian maka prosesnya komunikator melakukan
penyampaian pesan melalui teknologi audio-visual secara verbal maupun nonverbal
dan nyata. Menurut Dr. Khomsahrial Romli, M.Si. dalam bukunya yang berjudul
Komunikasi Massa, terdapat beberapa ciri komunikasi massa sebagai berikut:
15
pada media televisi dan film audience menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.
g) Umpan Balik Tertunda dan Tidak Langsung
Komponen umpan balik atau yang lebih populer disebut dengan feedback,
merupakan faktor penting dalam proses komunikasi. Dalam proses
komunikasi seringkali dibutuhkan guna mendapatkan feedback yang
disampaikan oleh komunikatornya. Namun komunikator dalam
komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui reaksi khalayak
terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak (audience)
bisa diterima lewat telepon, e-mail, Twitter, Facebook. Dengan demikian,
proses penyampaian feedback komunikasi massa bersifat indirect (tidak
langsung). Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan
telepon, e-mail, Facebook, Twitter, dsb, menunjukan bahwa feedback
dalam komunikasi massa bersifat tertunda.
media massa yang dapat menjangkau orang banyak dalam waktu bersamaan
sehingga tidak terdapat hambatan ruang dan waktu. Segala informasi yang
disampaikan melalui media massa cenderung bersifat terbuka, sebab siapa saja
dapat menerima informasi yang disampaikan. Dalam penggunaan media massa
seperti melalui televisi, radio maupun surat kabar terdapat peralatan teknis sehingga
proses penyampaian pesan/informasi bersifat mekanis.
relevan, baik dari sumber yang sama dan dari sumber yang berbeda. Hyperlink
memungkinkan pengguna untuk membuka informasi lain hanya dengan satu klik.
2.1.5 Channel
a. Pengertian Channel
Menurut Harold D. Lasswell (1948), komunikasi adalah sebuah proses
penyampaian pesan yang dilakukan melalui media kepada komunikate yang
menimbulkan efek tertentu. Model komunikasi Lasswell menggambarkan kajian
proses komunikasi secara ilmiah yang menitik beratkan pada berbagai turunan dari
setiap elemen komunikasi dan sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan yang
telah ia kemukakan. Kelima elemen komunikasi tersebut adalah:
1. Who, merujuk pada komunikator/sumber/pengirim pesan
atau communicator/source/sender.
2. (Says) What, merujuk pada isi pesan atau message.
20
3. (In Which) Channel, merujuk pada media atau saluran (Channel) Yang
digunakan dalam menyampaikan pesan.
4. (To) Whom, merujuk pada komunikan/komunikate/penerima pesan
Atau communicant/communicatee/receiver.
5. (With What) Effects, merujuk pada efek media yang ditimbulkan.
Scott M Cutlip dan Allen (2019) dalam bukunya Effective Public Relations,
indikator suatu saluran (Channel) (X) mencakup faktor-faktor berikut:
1. Credibility
Kredibilitas berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang
baik harus memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar
dengan baik. Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas, misalnya
kualifikasi atau tingkat keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap
mempunyai kredibilitas ketika ia menyampaikan hal-hal tentang kesehatan.
2. Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi.
Supaya komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang
menarik perhatian komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau materi inti dari apa yang hendak disampaikan
kepada audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung
sesuatu yang berarti dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam
adalah kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal
penting yang bisa mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada
komunikan.
5. Continuity and consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan
secara berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang
menganjurkan masyarakat untuk menggunakan kendaran umum
dibandingkan kendaraan pribadi harus selalu disampaikan melalui berbagai
21
media secara terus menerus supaya pesan itu dapat tertanam dalam benak dan
memengaruhi perilaku masyarakat.
6. Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan
memahami dan melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini,
tingkat pemahaman seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor,
contohnya latar belakang pendidikan, usia ataupun status sosial.
7. Channels of Distribution
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk
berkomunikasi, yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi
yang biasa digunakan saat ini adalah media cetak ataupun elektronik.
Pertimbangkan secara matang pemilihan media yang sesuai dan tepat sasaran
agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.
2.1.6 YouTube
a. Pengertian YouTube
Komunikasi massa menggunakan media online mulai menggeser posisi
media lama dalam penyampaian informasi. Media online dapat diakses kapanpun
dan dimana saja serta memiliki sumber tanpa batas membuat posisinya menjadi
lebih unggul dan mulai menggeser media lama. Saat ini media televisi dalam
menyampaikan informasi secara audio-visual mulai bersaing dengan kehadiran
media YouTube. Kelahiran YouTube pada bulan Februari 2005, telah membentuk
media online berbasis web video sharing (berbagi video) dalam penyaluran
informasi, dimana para pengguna dapat memuat, menonton dan berbagi klip video
secara gratis. Hingga saat ini, YouTube menjadi media online video provider yang
paling dominan di Amerika Serikat dan bahkan dunia dengan menguasai 43%
pasar. (Faiqah, Nadjib, & Amir, 2016).
22
Berdasarkan gambar 2.1, YouTube telah memiliki lebih dari dua milyar pengguna
yang merupakan hampir sepertiga semua pengguna internet. Dilansir dari statistik
dalam situs YouTube.com, hingga Agustus 2020 pembuat konten pada YouTube
sudah mengunggah 800 juta video dan dalam penayangannya dapat menghasilkan
uang. Pada akhirnya semakin banyak orang mendaftar akun kanal YouTube
dikarenakan YouTube telah membuka lapangan pekerjaan. (YouTube Statistics,
2020).
b. Karakteristik YouTube
YouTube memberikan layanan gratis dalam menikmati dan mengakses
video yang telah diunggah. Seorang pengguna tidak diharuskan untuk memiliki
akun premium ataupun membayar dengan uang dalam skala waktu tertentu seperti
platform lainnya. Beberapa video tertentu pada YouTube pun dapat diunduh jika
penggunanya ingin menonton video berulang kali, hal ini memudahkan pengguna
khususnya dalam mengakses dan berbagi informasi yang bermanfaat seperti hal-hal
teknis yang ingin diketahui oleh penggunanya. Fatty Faiqah dan kawan-kawan telah
meneliti tentang karakteristik pada YouTube hingga membuat banyak sebagian
pengguna YouTube betah dalam menggunakannya, yakni:
23
1. Tidak ada batasan durasi untuk mengunggah video. Hal ini yang
membedakan YouTube dengan beberapa aplikasi lain yang mempunyai
batasan durasi minimal waktu semisal Instagram, snapchat, dan
sebagainya.
2. Sistem pengamanan yang mulai akurat. YouTube membatasi
pengamanannya dengan tidak mengizinkan video yang mengandung sara,
ilegal, dan akan memberikan pertanyaan konfirmasi sebelum
menggunggah video.
3. Berbayar. Saat ini seperti yang sedang menjadi viral dimana-mana,
YouTube memberikan penawaran bagi siapapun yang mengunggah
videonya ke YouTube dan mendapatkan minimal 1000 viewers atau
penonton maka akan diberikan honorarium. (Faiqah, Nadjib, & Amir,
2016)
4. Sistem offline. YouTube mempunyai fitur baru bagi para pengguna untuk
menonton videonya yaitu sistem offline. Sistem ini memudahkan para
pengguna untuk memonton videonya pada saat offline tetapi sebelumnya
video tersebut harus diunduh (downloaded) terlebih dahulu.
5. Tersedia editor sederhana. Pada menu awal mengunggah video, pengguna
akan ditawarkan untuk mengedit videonya terlebih dahulu. Menu yang
ditawarkan adalah memotong video, memberi filter warna, atau
menambah efek perpindahan video. (Faiqah, Nadjib, & Amir, 2016).
perbedaan generasi dipopulerkan oleh Neil Howe dan William Strauss pada tahun
1991. Howe dan Strauss membagi generasi berdasarkan kesamaan rentang waktu
kelahiran dan kesamaan kejadian-kejadian historis dalam bukunya yang berjudul
Millennials Rising: The Next Great Generation (2000). Saat itu anak-anak yang
lahir pada tahun 1982 masuk pra-sekolah, media mulai menyebut sebagai
kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus SMA di tahun 2000.
Pendapat lain menurut Elwood Carlson dalam bukunya yang berjudul The Lucky
Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom (2008), generasi
milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1983 sampai dengan 2001.
Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan oleh Karl Mannheim pada
tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rasio tahun 1980
sampai dengan 2000. Generasi milenial juga disebut sebagai generasi Y. Istilah ini
mulai dikenal dan dipakai pada editorial koran besar Amerika Serikat pada Agustus
1993. Lain halnya dengan pendapat The Millennial Generation Research Review,
NCF (2012), generasi milenial adalah yang lahir seperti pada gambar 2.1 berikut,
Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa persentase Generasi Milenial di Indonesia yang
menggunakan telepon seluler (HP)/Nirkabel pada tahun 2017 sudah mencapai
91,62 persen. Persentase ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Generasi X
yang sebesar 77,02 persen dan Generasi Baby Boom dan veteran yang hanya
sebesar 43,72 persen. Bila dilihat dari daerah tempat tinggal terlihat bahwa
penggunaan telepon seluler oleh generasi milenial yang tinggal di perkotaan
mencapai 94,87 persen, persentase tersebut lebih tinggi jika dibandingkan Generasi
Milenial yang tinggal di perdesaan yang hanya 87,65 persen. Salah satu penyebab
perbedaan tersebut adalah adanya perbedaan fasilitas infrastruktur yang
mendukung telepon seluler antara daerah perkotaan dan perdesaan dimana daerah
perkotaan memiliki fasilitas infrastruktur pendukung yang lebih lengkap. Untuk
melihat penggunaan komputer di Indonesia dapat dilihat dari hasil Susenas 2017
26
b. Karakteristik Kreativitas
Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami
karakteristiknya. Menurut Supriadi (1994) mengatakan bahwa karakteristik
kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
1. Ciri kognitif diantaranya adalah orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran,
dan elaborasi.
2. Ciri nonkognitif diantaranya adalah motivasi sikap dan kepribadian
kreatif.
Kedua ciri tersebut sama pentingnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan
kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun. Kreativitas hanya dapat
dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologis sehat. Kreativitas
bukan hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental
sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa
mental yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif. (Rachmawati &
Kurniati, 2011).
mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu dan mengapa sesuatu dapat terjadi
serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada
dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dari kegiatan
tersebut. Adapun indikator dalam kegiatan eksperimen ini menurut Rachmawati
dan Kurniati dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengembangan Kreativitas
Pada Anak (2011) di antaranya adalah dengan mengajukan pertanyaan sebagai
berikut:
1. Fluency (berpikir lancar), yaitu sikap senang bertanya saat pembelajaran
berlangsung dan cenderung bertanya jika tidak mengerti.
2. Flexibility (berpikir luwes), yaitu senang memberikan macam-macam
penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah.
3. Originality (berpikir orisinil), memikirkan masalah-masalah atau hal yang
tak pernah terpikirkan oleh orang lain.
4. Elaboration (berpikir elaboratif), mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-
langkah terperinci.
5. Sensitivity (berpikir sensitif), cenderung sensitif terhadap masalah sekitar
dan suka memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri
(evaluatif).
No. Judul Penelitian Nama Peneliti, Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun, Dengan
Universitas Penelitian Ini
1. Integrasi Mukhlison Menggunakan Metode Peneliti mendapatkan hasil bahwa Jurnal ini
Pembelajaran Effendi, 2013, Kualitatif, Dengan Subjek integrasi pembelajaran Active mengenai integrasi
Active Learning STAIN Yaitu Mahasiswa Kelas Learning dan Internet-Based pembelajaran
dan Internet- Ponorogo. PG.C Semester 4 Prodi Learning dapat meningkatkan menggunakan
Based Learning PMGI dan Dosen yang keaktifan dan kreativitas belajar internet,
dalam Mengintegrasikan mahasiswa STAIN Ponorogo, sedangkan yang
Meningkatkan Pembelajaran Active dengan faktor pendukung faktor saya teliti adalah
Keaktifan dan Learning dan Internet penghabatnya. mengenai
Kreativitas Based Learning. pengembangan
Belajar. kreativitas melalui
internet.
38
No. Judul Penelitian Nama Peneliti, Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun, Dengan
Universitas Penelitian Ini
2. Dampak Refika Menggunakan Hasil penelitian ini didapatkan temuan Populasi dan
Tontonan Video Mastanora, Metode Kualitatif, bahwa 1. Anak yang sering diberikan sampel yang
YouTube Pada 2018, IAIN Dengan Teknik tontonan video YouTube lebih kreatif diteliti dalam
Perkembangan Batusangkar. Pengumpulan Data dari pada anak yang hanya bermain jurnal ini adalah
Kreativitas Anak Yaitu Teknik dengan benda mati. 2. Musik yang anak usia dini,
Usia Dini. Wawancara Dengan mengiringi video memicu kinerja otak sedangkan dalam
Instrumen Penelitian kanan anak, sehingga termotivasi untuk penelitian ini
Berupa Pertanyaan, berkreasi. 3. Anak belajar dari apa yang targetnya adalah
Observasi, dan diperhatikan dan akan masuk ke dalam generasi milenial
Dokumentasi. memori. 4. Hampir semua anak-Aanak yang berusia
PAUD IAIN Batusangkar sekitar 20 tahun
mengkonsumsi tontonan video yang ada sampai dengan 30
di YouTube dan sebagian besar orang tahun yang
tua merasakan anaknya lebih aktif dan menggunakan
kreatif. internet sebagai
pengembangan
nilai kreativitas.
39
No. Judul Penelitian Nama Peneliti, Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun, Dengan
Universitas Penelitian Ini
4. Pengaruh Anisa Isnaini Menggunakan Berdasarkan hasil penelitian ini, Jenis penelitian
Penggunaan Media Huwaidah, 2019, metode kuantitatif diperoleh bahwa: yang digunakan
Sosial YouTube Institut Agama dan jenis penelitian 1. hasil angket Media Sosial peneliti adalah
Terhadap Islam Negeri expost facto, karena YouTube Siswa sebanyak 78,6% deskriptif, dengan
Kreativitas Siswa Ponorogo. gejala yang diamati dengan frekuensi 22 dari 28 teori yang
Pada Mata sudah ada secara responden dalam kategori baik. melandasi
Pelajaran Seni wajar, dan tidak 2. Pada Kreativitas Siswa di SDN pengembangan
Budaya dan dilakukan melalui Nologaten 1 Ponorogo dapat kreativitas pada
Prakarya (SBdP) proses manipulasi. dikatakan baik dengan hasil angket penellitian ini
Di SDN 1 Dengan teori yang sebanyak 78,57% dengan frekuensi adalah teori difusi
Nologaten melandasi 22 dari 28 responden dalam kategori inovasi.
Ponorogo. pengembangan baik.
kreativitas yaitu: 3. Terdapat pengaruh yang
Teori Psikoanalisis, signifikan antara media sosial
Teori Humanistik, YouTube terhadap kreativitas siswa
dan Teori di SDN Nologaten 1 Ponorogo tahun
cziksentmihalyi. ajaran 2018/2019, dengan besar
pengaruh adalah 18,4%.
40
No. Judul Penelitian Nama Peneliti, Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun, Dengan
Universitas Penelitian Ini
5. Industri Kreatif Neneng Susanti Menggunakan Hasil dari penelitian ini adalah media Peneliti
Memerlukan dan Sakina metode kualitiatif promosi sangat penting dalam menggunakan
Banyak Promosi. Ichsani, 2012, dan dilakukan mengembangkan industri kreatif. Media metode kuantitatif
Universitas analisis secara promosi yang digunakan dapat berupa yaitu terdiri dari
Tarumanegara deskriptif untuk media promosi online maupun media angka-angka yang
Jakarta. menjawab tujuan promosi konvensional. Pada akhirnya dianalisis
penelitian tentang mengingkatkan kesejahteraan pelaku berdasarkan
keuntungan dan usaha kreatif dan juga meningkatkan prosedur statistik,
kerugian dari pendapatan daerah dan negara. dengan objek
penggunaan media penelitian yaitu
sosial sebagai pengaruh daripada
sarana promosi penggunaan
untuk industri Channel YouTube
kreatif, dengan kerajinan 5-menit
objek penelitiannya sebagai media
yaitu Industri pembelajaran
Kreatif di daring terhadap
Indonesia. pengembangan
kreativitas.
41
2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, hingga terbukti data yang terkumpul (Arikunto, 2010). Berdasarkan
masalah pokok penelitian yang ingin diteliti, terdapat hipotesis dalam penelitian
tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan channel YouTube Kerajinan 5 Menit terhadap pengembangan
kemampuan kreativitas pada generasi milenial. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H0 : tidak terdapat pengaruh antara penggunaan channel YouTube
Kerajinan 5-Menit sebagai media pembelajaran daring terhadap
pengembangan kemampuan kreativitas pada generasi milenial.
H1 : terdapat pengaruh antara penggunaan channel YouTube Kerajinan
5-Menit sebagai media pembelajaran daring terhadap pengembangan
kemampuan kreativitas pada generasi milenial.