Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN VI
UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK
OLEH :
KELAS : A2 FARMASI
KELOMPOK/BATCH : 2 (DUA) / A
ASWAR ZAINAL
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Uji sensitivitas antibiotik merupakan suatu teknik untuk menetapkan sensitivitas antibiotik
dengan mengukur efek senyawa antibiotik uji dengan melihat daya hambat mikroba uji. Antibiotik
maupun jenis-jenis antimikroba lainnya telah umum dikenal dikalangan masyarakat. Penggunaan
dari antibotik dan antimikroba inipun telah meningkat seiring dengan bermunculannya berbagai
jenis infeksi yang kemungkinan ditimbulkan oleh jenis bakteri baru ataupun virus baru.
Kenyataannya adalah bahwa penggunaannya dikalangan awam seringkali disalah artikan atau
disalah gunakan, dalam artian seringkali pelaksanaannya dalam menangani suatu jenis infeksi
yang tidak tepat, yang berupa pemakaian antibiotik dengan dosis dan lama terapi atau penggunaan
yang tidak tepat, karena kurangnya pemahaman tentang antibiotik ini sendiri. Hal ini pulalah yang
kemudian hari merupakan penyebab utama timbulnya resistensi dari obat-obat antibiotik maupun
antimikroba terhadap jenis bakteri tertentu. Obat-obat antimikroba efektif dalam pengobatan
infeksi karena kemampuan obat tersebut dapat membunuh mikroorganisme yang menginvasi
penjamu tanpa merusak sel.
Dalam percobaan ini akan dilakukan uji sensitivitas, yang merupakan suatu teknik untuk
menetapkan sensitivitas suatu antibioika dengan mengukur efek senyawa tersebut pada
pertumbuhan suatu mikroorganisme serta berhubungan dengan suatu inkubasi untuk melihat
antibiotika mana yang kerjanya lebih cepat menghambat atau membunuh mikroba lain. Alasan
penggunaan beberapa macam antibiotik yaitu untuk melihat antibiotika mana yang kerjanya lebih
cepat menghambat atau membunuh mikroba, antibiotika mana yang telah resisten dan antibiotika
mana yang betul-betul cocok untuk suatu jenis mikroba.
Penggunaan suatu antibiotika sebenarnya tidak membuat kondisi tubuh semakin baik, justru
merusak sistem kekebalan tubuh karena imunitas bisa menurun akibat pemakaiannya. Alhasil,
berupa waktu kemudian akan mudah jatuh sakit kembali.
Antibiotik hanya melawan infeksi bakteri dan tidak bekerja melawan infeksi virus, gondok,
dan bronkitis. Antibiotik yang diperlukan untuk mengobati infeksi virus malah bisa
membahayakan tubuh. Hal ini karena setiap kali dosis antibiotik diambil virus tidak terpengaruh
malah sebaliknya, terjasi peningkatan kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Bakteri yang kebal
dengan antibiotik tidak dapat dibunuh dengan obat tersebut dengan dosis yang sama. Inilah
sebabnya mengapa setiap orang harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh dokter sebelum
mengambil antibiotik.(Oksfriani, 2018)
Seorang ilmuwan dari Perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur Kirby-
Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini adalah
penghambatan pada pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai
daerah jernih disekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Meskipun metode ini
masih digunakan beberapa laboratorium klinik, sekarang ini telah digantikan dengan prosedur
otomatis miniatur yang lebih cepat dan efektif. Pada prosedur ini, pelat yang disebut panel terdiri
dari lubang-lubang yang mengandung reaktan yang dapat menilai ciri-ciri organisme. Pada lubang
lain terdapat konsentrasi antibiotika yang bervariasi serta bermanfaat secara klinik. Hasil yang
didapat dicetak secara otomatis berupa identifikasi organisme serta konsentrasi antibiotika
terhadap organisme yang rentan. (Li, B., & Webster, 2018)
Bakteri yang resisten terhadap antibiotik merupakan masalah global, oleh karena itu
penggunaan antibiotik yang tepat merupakan bagian dari pencegahan resistensi. Hasil penelitian
uji kepekaan bakteri terhadap berbagai jenis antibiotik yang berasal dari bakteri air dan udara
ruang terhadap berbagai jenis antibiotik mengalami resistensi pada semua bakteri yang ditemukan
dan telah terjadi Multidrug Resistency (MPR) terhadap semua antibiotik yang digunakan, karena
resistensi ini terjadi lebih dari satu antibiotik.
Adapun tujuan percobaan dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui sensitivitas antibiotika yang akan diuji apakah sensitive, intermedied atau
resisten
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Uji sensitivitas bakteri atau antibiotik merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat
kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki
aktivitas antibakteri. Metode uji sensitivitas bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan
mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan antibakteri serta mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi yang
rendah. Seorang ilmuwan dari Perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur
Kirby-Bauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode ini
adalah penghambatan pada pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona hambatan akan terlihat
sebagai daerah jernih disekitar cakram kertas yang mengandung zat antibakteri. Diameter zona
hambatan pertumbuhan bakteri menunjukan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri.
Selanjutnya dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk, bakteri
tersebut semakin sensitif. (Li, B., & Webster, 2018)
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap antibiotik atau
sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotika yang masih baik untuk memberikan daya hambat
terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada
kondisi yang sesuai dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas
antimikroba akan dapat menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat ditunjukkan oleh metode
kimia, sehingga pengujian secara mikrobiologis dan biologi dilakukan. Biasanya metode
merupakan standar untuk megatasi kegiatan keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas
antimikroba. (Oksfriani, 2018)
Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergesaran dari keadaan sensitif ke
keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Sedangkan resisten adalah suatu keadaan
dimana mikroba sudah peka atau sudah kebal terhadap antibiotik.(Kurniawan, 2019)
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat
kecil dan rendah bersifat merusak atau menghambat mikroorganisme lain. Antibiotik mempunyai
nilai ekonomi yang tinggi terutama di bidang kesehatan, karena kegunaannya dalam mengobati
berbagai penyakit infeksi. Adanya penemuan antibiotik-antibiotik baru sangat dibutuhkan dalam
bidang kedokteran karena banyak kuman yang telah resisten terhadap antibiotik-antibiotik yang
sudah ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian eksplorasi untuk mendapatkan isolasi bakteri yang
dapat menghasilkan antibiotik. Antibiotik banyak dihasilkan oleh Alga, Lichen, tumbuhan tingkat
tinggi, hewan tingkat rendah, vertebrata dan mikroorganisme. (Sholeh, M.A. 2018)
Antibiotik sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Dalam
melakukan terapi dengan menggunakan antibiotik guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial,
kadang diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang
tersedia, karena pada masa kini banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotik.
(Arivo, D. 2019)
7. NA (Nutrient Agar)
Komposisi : Pepton, Agar, Ekstrak beef, Aquadest
3.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah :
1. Batang Pengaduk
2. Bunsen
3. Cawan Petri
4. Erlenmeyer
5. Gelas Kimia
6. Incubator
7. Oven
8. Pinset
9. Pipet Volume
10. Rak Tabung
11. Sendok Tanduk
12. Spoit 10 ml
13. Tabung Reaksi
14. Vial
3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Alkohol
2. Aluminium Foil
3. Ampisilin
4. Aquadest
5. Ciprofloxacin
6. Gentamisin
7. Kloramfenikol
8. Kapas
9. Label
10. NA (Nutrient Agar)
11. Paper Disk
1. Ampisilin
I (Zona Vertikal) : 2,3 cm
II (Zona Horizontal) : 2,2 cm
III (Zona Diagonal) : 2,3 cm
2,3+2,2+2,3 ×10
Rata-Rata (mm) : – 6 = 16,66 mm
3
2. Ciprofloxacin
I (Zona Vertikal) : 4 cm
II (Zona Horizontal) : 4,2 cm
III (Zona Diagonal) : 4,6 cm
4+ 4,2+ 4,6× 10
Rata-Rata (mm) : – 6 = 36,66 mm
3
3. Gentamisin
I (Zona Vertikal) : 2,3 cm
II (Zona Horizontal) : 2,5 cm
III (Zona Diagonal) : 2,5 cm
2,3+2,5+2,5 ×10
Rata-Rata (mm) : – 6 = 18,33 mm
3
4. Kloramfenikol
I (Zona Vertikal) : 3,4 cm
II (Zona Horizontal) : 3,5 cm
III (Zona Diagonal) : 3,5 cm
3,4+3,5+3,5 ×10
Rata-Rata (mm) : – 6 = 28,66 mm
3
BAB V
PEMBAHASAN
Pada pratikum kali ini, dilakukan percobaan tentang uji sensitivitas antibiotic terhadapa
bakteri E.coli dengan tujuan untuk mengetahui sensitivitas antibiotic yang akan diuji.
Apakah sensitive, intermedied, atau resisten. Pada percobaab kali ini, bakteri yang
digunakan adalah bakteri Escherichia coli, dimana bakteri ini dapat menyebabkan diare.
Antibiotic yang akan diuji, yaitu ampisilin, ciprofloxacin, gentamisin, dan kloramfenikol.
Untuk media pertumbuhan E.Coliyang digunakan adalah media NA (Nutrient Broth).
Resisten adalah dakam konsentrasi antimikroba yang sangat besar atau dalam
konsentrasi berapapun, bakteri menjadi kebal dimana artinya antibiotic tidak menghambat
ataupun membunuh mikroorgaaanisme. Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana
mikroba sangat peka terhadap antibiotic. Sensitivitas merupakan kepekaan suatu
antibiotic yang masih baik untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba.
Intermedied adalah suatu keadaandimana terjadi pergeseran dari keadaan sensitive ke
keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya. Melalui uji sensitivitas antibiotic
ini dapat diketahui apakah bakteri atau mikroorganisme tersebut resisten, intermedied,
atau sensitive.
Berdasarkan hasil yang diperoleh diatas, semua hasil yang didapatkan telah
sesuai dengan literatur bahwa keefektifitan aktivitas dan sensitivitas antibiotic dapat
dilihat dari zona hambat yang terbentuk. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan
bakteri terdiri atas 4 kelompok, yaitu respon lemah (diameter <5 mm), sedang (diameter
5-10 mm), kuat (diameter 10-20 mm) dan sangat kuat (diameter >20 mm) (Oksifriani,
2018).
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan :
1. Uji sensistivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat
kerentanan bakteri terhadap zat antibiotik dan untuk mengetahui senyawa murni
yang meililki aktivitas antibiotik
2. Hasil yang diperoleh, keempat jenis antibiotik yang diuji, yaitu ampisilin,
ciprofloxacin, gentamisin dan kloramfenikol. Semuanya memiliki aktivitas untuk
menghambat pertumbuhan terhadap bakteri E. Coli. Namun, ciprofloxacin dan
kloramfenikol lah yang memiliki sensitivitas yang sangat tinggi karena memiliki
zona hambat yang besar.
6.2 Saran
Disarankan agar praktikum selanjutnya mahasiswa lebih teliti agar memperoleh hasil
yang memuaskan
DAFTAR PUSTAKA
Arivo. D., & Dwiningtyas, A.W. 2019. Pola Kepekaan Escherichia Coli Penyebab
Infeksi Saluran Kemih Terhadap Antibiotik. Jurnal Farmasi Malahayati, 2(1).
12-23
Kurniawan, F.B., dan I.T., Sahri. 2019. Bakteriologi : Praktikum Teknologi Laboratorium
Medik. Jakarta : EGC
Li, B., & Webster, I.J. 2018. Bacteria Antibiotic Resistance : Now Challanges and
Opportunities for Important-Associated Orthopedie Innfections. Journal of
Orthopedie Research, 36(1), 22-35
Oksfriani, Jufri, S. 2018. Uji Sensitivitas Antibiotik terhadap Bakteri E.coli Penyebab
Diare Balita Dikota Manado.Journal Of Current Pharmaceutical Sciences,
Universitas Sam Ratulangi Manado
(4) : Dimasukkan Kedalam tabung reaksi berisi NaCl, lalu dihomogenkan (aduk)
Dimasukkan 15 ml NA + 1 ml Suspensi
bakteri kedalam tabung reaksi steril,
dihomogenkan