TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Keluarga
Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Jadi, keluarga adalah
kumpulan dari ras. Dengan kata lain, keluarga adalah anggota dari lingkungan
yang terdiri dari beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah (Sunaryo,
2014). Pengertian keluarga sangat variatif sesuai dengan orientasi teori yang
mengungkapkan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
Wall (Padila, 2012) mengemukakan keluarga sebagai dua orang, atau lebih
Spradley dan Allender (Padila, 2012) mengemukakan satu atau lebih individu
Menurut Departemen kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
perkembangan fisik, mental, dan emosional serta social individu yang ada di
dalamnya, dilihat dan interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya
Menurut Salvicion dan Celis (Johson dan Lanny, 2010) di dalam keluarga
terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah
dari masyarakat, yang terdiri dari dua orang atau lebih, adanya ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga di bawah
asuhan seorang kepala keluarga, berinteraksi satu sama lain, setiap anggota
yang dapat memberikan kenyamanan fisik maupun psikis sehingga secara tidak
dukungan sosial secara langsung menurunkan stres dan secara tidak langsung
bahwa seseorang merasa dicintai, diperhatikan, memiliki harga diri, dan dihargai
yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan
tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya
proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Dalam semua tahap,
sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga dengan penderita yang sakit. Keluarga
juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota keluarga
keluarga adalah perilaku yang dilakukan oleh seseorang anggota keluarga untuk
membantu keluarganya yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh
c. Dukungan konkret: bantuan dalam bentuk pekerjaan, suatu hal yang kasat
mata dapat berbentuk suatu benda dan yang lain (Suparni dan Astutik, 2016).
dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang
orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta dan
persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada
ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi
adekuat terbukti dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit,
fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu, pengaruh positif dari
dukungan keluarga merupakan aspek yang paling penting untuk diketahui dan
dipahami, dengan pengetahuan dan pemahaman tersebut seseorang akan tahu
kepada siapa ia akan mendapatkan dukungan keluarga sesuai dengan situasi dan
oleh keluarga:
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu
tua
yang diberikan oleh perawat kepada keluarga diharapkan keluarga dapat lebih
Menurut Reis (Suparni dan Astutik, 2016) ada tiga faktor yang
lain dalam interaksi sosial, semakin intim seseorang maka dukungan yang
b. Harga diri
Individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain merupakan
suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang
lain diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam
berusaha.
c. Keterampilan Sosial
Individu dengan pergaulan yang luas akan memiliki keterampilan sosial yang
tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan
Sumber dari dukungan sosial ini adalah orang lain yang akan berinteraksi
fisik dan psikologis. Orang lain ini terdiri dari pasangan hidup, orang tua,
saudara, anak, kerabat, ternan, rekan kerja, staf medis, serta anggota dalam
kelompok kemasyarakatan.
B. Stroke
1. Pengertian Stroke
bisa terjadi karena ada penyumbatan atau perdarahan pembuluh darah di bagian
otak. Dengan adanya blokade atau perdarahan ini aliran darah ke otak menjadi
terhenti, seiring dengan itu oksigen yang dibawa oleh darah juga berkurarig.
Akibatnya sel otak menjadi rusak dan mati. Keadaan ini rnenyebabkan fungsi
badan yang dilayani oleh sel otak yang mati itu akan terganggu menimbulkan
ditandai dengan gangguan fungsi otak karena adanya kerusakan atau kematian
jaringan otak akibat berkurang atau tersumbatnya aliran darah dan oksigen ke
otak. Aliran darah ke otak dapat berkurang karena pembuluh darah otak
yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. Sering ini adalah
gangguan neurologik fokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses
kematian sebagian sel-sel otak yang disebut dengan infark (Bararah, 2013).
terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke
terjadi akibat gangguan pembuluh darah di otak. Gangguan peredaran darah otak
dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah
di otak. Otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makanan
kematian sal saraf (neuron). Gangguan fungsi otak akan memunculkan gejala
2. Gejala-gejala stroke
Otak, walau beratnya hanya sekitar 2% dari berat badan orang dewasa,
Fungsi otak adalah sebagai pusat pemikir, pengatur, pengontrol, dan penggerak
aktivitas keseharian manusia. Otak juga mergatur fungsi luhur yang mencakup
Pada otak terdapat pusat kesadaran, pusat pernapasan, pusat emosi, pengatur
suhu tubuh ataupun pusat keseimbangan. Setiap bagian otak memetakan dan
tubuh bagian kiri. Sebaliknya, belahan otak kiri mengatur tubuh bagian kanan.
Gejala atau tanda stroke sering muncul secara tiba-tiba dan cepat. Oleh
e. Kesulitan bicara secara tiba-tiba, mulut terlihat tertarik ke satu sisi atau 'perot.
g. Rasa kebas, yakni mati rasa, atau kesemutan pada satu sisi tubuh.
a. Kesemutan atau mati rasa atau perasaan lemas pada tangan, kaki, bagian dari
wajah yang terjadi secara mendadak pada setengah bagian tubuh atau seluruh
tubuh.
d. Pusing
3. Jenis-jenis Stroke
TIA merupakan gangguan fungsi otak yang sifatnya lokal, timbul secara
Gangguan fungsi otak terjadi lebih dari 24 jam dan akan menghilang dalam
waktu 3 rninggu.
Gangguan fungsi otak maksimal dan cenderung menetap sejak awal serangan
Menurut Holistic Health Solution (2011), stroke ada dua jenis, yaitu
adanya pendarahan otak. Namun, apa pun jenis stroke yang diderita, sel-sel dan
jaringan otak akan mati karena tidak lagi menerima pasokan oksigen dan bahan
dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik:
a. Stroke Iskemik
Jenis stroke ini merupakan stroke yang sering ditemui, sekitar 80%
dari semua kasus stroke. Stroke iskemik terjadi bila jaringan dan sel-sel otak
darah arteri. Timbunan lemak tersebut dapat merusak dinding arteri dan
dan oksigen ke otak berkurang. Gumpalan darah tersebut bisa saja terlepas
Usia yang paling sering terserang stroke adalah 60-69 tahun. Awal
mula timbulnya gejala biasanya terjadi saat sedang tidur atau baru bangun
pun dapat lepas dan terbawa aliran darah menuju ke otak. Jika jendalan ini
stroke iskemik. Stroke jenis ini biasanya terjadi mendadak dan usia yang
aliran darah ke jaringan otak berkurang dan sel-sel otak dapat mengalami
yang keluar dari pernbuluh darah yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak
yang ada di sekitarnya. Stroke jenis ini terjadinya lebih jarang dibandingkan
stroke iskemik yaitu sekitar 20%, tetapi stroke hemoragik mempunyai efek
darah sehingga menjadi rapuh dan mudah pecah. Perdarahan juga bisa terjadi
bawaan sejak lahir berupa dinding pembuluh darah tipis dan kusut akibat
a. Perdarahan intraserebral
Pada stroke jenis ini pembuluh darah pada otak pecah dan darah
perdarahan. Sel-sel otak yang berada jauh dari tempat perdarahan juga
akan mengalami kerusakan karena aliran darah terganggu. Selain itu, jika
volume darah yang keluar lebih dari 50 ml maka dapat terjadi proses desak
ruang yakni rongga kepala yang luasnya tetap, diperebutkan oleh darah
pendatang baru dan jaringan otak sebagai penghuni lama. Biasanya pada
proses desak ruang ini, jaringan otak yang relatif lunak mengalami
b. Perdarahan subarakhnoid
kegemukan, gaya hidup sehari-hari, cara makan tidak sehat (Krishna, 2013).
Faktor-faktor resiko stroke Wardhana (2011) dapat dibagi menjadi faktor
stroke yang tidak dapat diubah dan faktor stroke yang dapat diubah:
Faktor resiko stroke yang tidak dapat diubah merupakan faktor resiko alami
yang dimiliki oleh setiap orang meliputi : umur, jenis kelamin, suku/ras, dan
suatau penyakit seperti halnya stroke, dimana faktor resiko alami ini
1) Umur
paling penting bagi semua jenis stroke. Insiden stroke meningkat secara
sering terjadi pada usia lanjut dari anak dan dewasa, terdapat pertambahan
2) Jenis Kelamin
Terdapat perbedaan insidens stroke pada pria dan wanita, insidens stroke
pada pria lebih tinggi walaupun pria memiliki resiko lebih tinggi untuk
terkena stroke namun penderita wanita lebih banyak yang meninggal, hal
3) Suku/Ras
Orang asia memiliki kecenderungan terkena stroke lebih besar dari orang
eropa, hal ini ada kaitannya dengan lingkungan hidup, pola makan dan
sosial ekonomi. Makanan asia lebih banyak mengandung minyak dari pada
4) Keturunan/Keluarga
Faktor resiko stroke berulang dapat diubah sama dengan faktor stroke secara
1) Hipertensi
3) Kelainan Jantung
pada EKG, sangat terkait dengan kenaikan resiko baik stroke iskemik
sirkulasi arterial, seperti mural thrombus akibat infark yang lama atau
4) Merokok
Seseorang kurang aktif secara fisik (yang olahraganya kurang dari tiga kali
atau kurang per minggu 30 menit) memiliki hampir 50% resiko terkena
6) Kepatuhan kontrol
7) Obesitas
beban penting pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Obesitas dapat
8) Minum Alkohol
Minum alkohol secara teratur lebih dari 30 gram per hari (pria) atau 15
9) Diet
Menurut Lewis, dkk (2007), diet dengan tinggi lemak dan kurangnya buah
tekanan darah.
5. Pencegahan Stroke
jenis stroke yang diderita (iskemik atau perdarahan), karena pengobatan yang
sangat mempengaruhi satu sama lainnya diantara jenis stroke ini. Pengobatan
untuk klot darah akan sangat berbahaya bagi pasien yang nnengalami stroke
perdarahan.
d. Selain itu juga akan dilakukan test-test untuk mengetahui lokasi dari klot, test
untuk mengetahui faktor resiko dari stroke, test mengetahui derajat kerusakan
beda sesuai dengan jenis stroke yang diderita penderita. Dokter akan
Bukti ilmiah menyebutkan bahwa bila obat ini diberikan dalam waktu 90
penyembuhan sel-sel otak tersebut. Obat lain: dengan memberikan obat yang
b. Stroke perdarahan
untuk kedua kalinya sangat besar. Oleh karena itu sangat penting untuk
b. Terapkan cara hidup sehat: makanan, olah raga, kebiasaan sehat (Krishna,
2013).
dikategorikan dalam jumlah hari, sejak pasien mulai terdaftar sebagai pasien rawat
inap. Lama hari perawatan didapatkan dari tanggal keluar rumah sakit dikurangi
akan dirawat kurang lebih 7-10 hari. Pasien dengan stroke hemoragik biasanya
dirawat lebih lama, yaitu antara 14-21 hari. Hal ini tentu saja sangat bergantung
pada perubahan kondisi pasien. Masa-masa kritis dalam perawatan stroke adalah
pada hari-hari pertama. Pada umumnya masa kritis adalah 48-72 jam setelah
serangan stroke. Perburukan kondisi klinis dijumpai pada 26-43% pasien stroke
adalah usia tua, menderita d iabetes melitus, menderita penyakit jantung koroner,
penurunan kesadaran rendah saat masuk RS, dan kenaikan suhu tubuh. Perburukan
bengkakl edema otak, atau akibat komplikasi lain (misalnya infeksi). Perburukan
klinis maupun neurologis harus dikenali secara dini. Pada umumnya pegawasan dan
evaluasi akan dilakukan secara ketat pada 3-5 hari pertama setelah onset serangan.
Keluarga memiliki peran yang besar pula untuk mendeteksi adanya perburukan.
Segera laporkan kepada perawat jaga atau dokter perubahan kondisi pasien.
Stroke dapat menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Siapapun dapat
terkena stroke. Stroke dapat menyerang kapan saja dan di mana saja. Stroke dapat
menyerang berbagai usia, dan perempuan, tanpa memandang status sosial ekonomi
(Pinzon, 2010). Serangan awal stroke umumnya berupa gangguan kesadaran, tidak
sadar, bingung, sakit kepala, sulit konsentrasi, disorientasi atau dalam bentuk lain,
stroke bisa menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1 atau 2 hari
kemudian akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution),
stroke yang sangat parah dapat menyebabkan kematian mendadak (Junaidi, 2011).
keluarga harus ikut andil dalam perawatan pasien. Anggota keluarga pasien
Untuk itu diperlukan hubungan saling membantu dalam keluarga untuk memenuhi
kebutuhan pasien penderita stroke. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
umumnya pegawasan dan evaluasi akan dilakukan secara ketat pada 3-5 hari
pertama setelah onset serangan. Keluarga memiliki peran yang besar pula untuk
secara dini (Pinzon, 2010). Jika tidak adanya dukungan sosial keluarga maka