Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DINDING PENAHAN TANAH TURAP

OLEH

Nama :
- Maurinus J. Batistuta (1923715985)
- Nikita Z. A. Lona (1923715986)
- S
- S
- S
Kelas : VI TPJJ C
Prodi : Perencanaan Jalan dan Jembatan
Jurusan : Teknik Sipil

POLITEKNIK NEGERI KUPANG


2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan tuntunan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan membuat makalah ini
kami berharap agar kami dan juga pembaca dapat memahami tentang pentingnya peranan
Dinding Penahan Tanah (DPT) jenis turap dan perhitungan stabilitasnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah
Geoteknik atas bimbingan dan literasi yang telah diberikan sebagai penunjang pembuatan
makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna sehingga kami
membutuhkan usul, kritik dan saran dari pembaca untuk memperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.

Sekian dan terima kasih.

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

Bab II Pembahasan

2.1 Pekerjaan Galian Tanah


2.2 Kecelakaan Kerja
2.3 Jenis-jenis Kecelakaan Kerja
2.4 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja
2.5 Solusi-solusi Kecelakaan Kerja
2.6 Contoh Kasus Kecelakaan Kerja

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Turap adalah dinding vertikal yang relatif tipis yang berfungsi untuk menahan
tanah juga untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan
yang mudah dan biaya yang murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-
pekerjaan seperti, penahan tebing galian sementara, penahan longsor, stabilitas lereng,
bangunan-bangunan pelabuhan, bendungan serta bangunan lainnya. Dinding turap
tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi karena akan memerlukan luas
tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan
pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan
pemancangan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari urain diatas ada pokok-pokok masalah yang diambil yaitu:
1. Apa pengertian turap?
2. Apa saja fungsi-fungsi turap?
3. Apa saja jenis-jenis turap?
4. Apa saja tipe dinding turap?
5. Apa saja metode perhitungan turap?
6. Apa saja gaya yang bekerja pada turap?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari turap.
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari turap.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis turap.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dinding turap.
5. Untuk mengetahui metode-metode perhitungan turap.
6. Untuk mengetahui gaya yang bekerja pada turap.

1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu:
BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian DPT Turap


Turap adalah konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah disekelilingnya,
mencegah terjadinya kelongsoran dan biasanya terdiri dari dinding turap dan
penyangganya. Konstruksi dinding turap terdiri terdiri dari beberapa lembaran turap
yang dipancang ke dalam tanah, serta membentuk formasi dinding menerus vertikal
yang berguna untuk menahan timbunan tanah atau tanah yang berlereng.

2.2 Fungsi DPT Turap


Fungsi-fungsi turap yaitu:
1. Struktur penahan tanah, misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai.
2. Struktur penahan tanah pada galian.
3. Struktur penahan tanah yang berlereng atau curam agar tanah tersebut tidak
longsor.
4. Konstruksi bangunan yang ringan, saat kondisi tanah kurang mampu untuk
mendukung dinding penahan tanah.

2.3 Jenis-jenis DPT Turap


Berdasarkan material yang digunakan ada beberapa jenis dinding turap, seperti turap
kayu, turap beton, atau turap baja. Penentuan jenis material dinding turap tergantung
dari penggunaanya.
1. Turap Kayu
Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi,
karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Turap ini tidak cocok
digunakan pada tanah berkerikil, karena turap cenderung pecah bilah dipanang.
Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada di atas muka
air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Turap kayu
banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan
tebing galian.

2. Turap Beton
Turap beton merupakan balok-balok yang telah di cetak sebelum dipasang dengan
bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing-
masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang bekerja pada
turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada waktu
pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk
memudahkan pemancangan. Turap beton biasa digunakan pada bangunan
permanen atau pada detail-detail konstruksi yang agak sulit.
3. Turap Baja
Turap baja adalah jenis paling umum yang digunakan, baik digunakan untuk
bangunan permanen atau sementara karena beberapa sifat-sifatnya sebagai
berikut:
1. Tahan terhadap tegangan dorong tinggi yang dikembangkan di dalam bahan
keras atau bahan batuan.
2. Mempunyai berat relatif yang tinggi.
3. Dapat dipakai berulang-ulang.
4. Umur pemakainnya cukup panjang baik di atas maupun di bawah air dengan
perlindungan sederhana menurut NBS (1962) yang meringkaskan data tentang
sejumlah tiang pancang yang diperiksa setelah pemakaian yang berlangsung
lama.
5. Mudah menambah panjang tiang pancang dengan mengelas maupun dengan
memasang baut.
6. Sambungan-sambungan sangat sedikit mengalami deformasi bila di desak
penuh dengan tanah dan batuan selama pemancangan.

2.4 Tipe dinding DPT Turap


Terdapat 4 tipe dinding turap yaitu:
1. Dinding Turap Kantilever
Dinding turap kantilever merupakan turap yang dalam menahan beban lateral
mengandalkan tahanan tanah didepan dinding. Defleksi lateral yang terjadi relatif
besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap yang
dibuthkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang ditahan (akibat momen
lentur yang timbul). Turap kantilever hanya cocok untuk menahan tanah dengan
ketinggian/kedalaman yang sedang.

2. Dinding Turap Diangker


Dinding turap diangker cocok untuk menahan tebing galian yang dalam, tetapi
masih juga bergantung pada kondisi tanah. Dinding turap ini menahan beban
lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang
kedalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya.

3. Dinding Turap dengan Landasan (Platform)


Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu oleh
tiang-tiang, dimana diatas tiang-tiang tersebut dibuat landasan untuk meletkkan
bangunan tertentu. Tiang-tiang pendukung landasan juga berfungsi untuk
mengurangi beban lateral pada turap. Dinding turap ini dibuat bila di dekat lokasi
dinding turap direncanakan akan dibangun jalan kereta api, mesin derek atau
bangunan-bangunan berat lainnya.
4. Bendungan Elak Seluler
Bendungan elak seluler (Celullar Cofferdam) merupakan turap yang berbentuk
sel-sel yang diisi dengan pasir. Dinding ini menahan tekanan tanah dengan
mengandalkan beratnya sendiri. (Hary Christady Hardiyatmo, 2002)

2.5 Metode Perhitungan DPT Turap


Perhitungan stabilitas turap dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan
Pemancangan Turap Kantilever dan Pemancangan Turap Diangker dengan
memperhitungkan berbagai variasi elevasi muka air pada sisi aktif dan sisi pasif turap
dan memperhitungkan panjang kedalaman pembebanan D untuk kondisi pancang
turap dari baja. Dari hasil perhitungan tersebut didaptkan momen lentur maksimum
(Mmaks) dan momen bending yang timbul pada turap dan besarnya gaya angkur.
1. Metode Perhitungan Ujung Bebas (Free Earth Method)
Metode ini diasumsikan bahwa kedalaman turap tidak mencapai tanah keras
sehingga ujung bawah turap tidak cukup kaku dan dapat berotasi. Kedalaman
turap dibawah tanah dasar galian dianggap tidak cukup untuk menahan tekanan
tanah yang terjadi pada bagian atas dinding turap.
Anggapan dalam analisis stabilitas turap diangker dengan metode ujung bebas:
a. Tanah merupakan bahan yang sangat kaku dibandingkan dengan tanah
disekitarnya.
b. Kondisi tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi syarat teori Rankie
atau Coulomb.
c. Turap dianggap berotasi dengan bebas diujung bawah dan tidak diizinkan
bergerak secara lateral ditempat angker.

2. Metode Perhitungan Ujung Tetap (Fixed Earth Method)


Dalam metode ini diasumsikan bahwa kedalaman turap sudah mencapai tanah
keras sehingga ujung bawah tetap kaku. Kedalaman penembusan turap dibawah
dasar galian dianggap sudah cukup dalam, sehingga tanah dibawah dasar galian
mampu memberikan tahanan pasif yang cukup untuk mencegah ujung bawah
turap berotasi.
Anggapan dalam analisis stabilitas diangker dengan metode ujung tetap:
a. Kondisi tekanan tanah yang bekerja dianggap memenuhi syarat teori Rankine
atau Coulomb.
b. Turap bebas berotasi, namun tidak diizinkan bergerak pada angkernya.
c. Titik balik dientukan dari teori elastisitas.
Pada metode ujung tetap hanya cocok untuk turap yang secara keseluruhan
terletak dalam tanah granuler.
2.6 Gaya Yang Bekerja Pada Turap
Pada sebuah konstruksi turap, gaya-gaya yang bekerja dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:
1. Tekanan Tanah Aktif (Pa)
Menurut Hardiyatmo (2003), yang dimaksud dengan tekanan tanah aktif adalah
tekanan tanah lateral minimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah
akibat gerakan dinding menjauhi tanah dibelakangnya.
Persamaan tekanan tanah aktif adalah sebagai berikut:

(
Ka=tan 45− ❑
2
)
2

2. Tekanan Tanah Pasif (Pp)


Menurut Hardiyatmo (1996), yang dimaksud dengan tekanan tanah pasif adalah
tekanan tanah lateral maksimum yang mengakibatkan keruntuhan geser tanah
akibat gerakan dinding menekan tanah urug.
Persamaan tekanan tanah pasif adalah sebagai berikut:

(
Ka=tan 45+ ❑
2
2)
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambar Perencanaan Turap


3.2 Data-data perencanaan
3.3 Analisis gaya yang bekerja pada Turap
3.4 Penentuan profil Turap
3.5 Penentuan diameter baja angkur
3.6 Perencanaan balok angkur
3.7 Menentukan baja angkur
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai