1.Pengertian
1. Wahjosumidjo
Kemampuan (ability)
Kesanggupan (capability)
1. Sutarto Wijono
2. S. P. Siagian
3. Imam Moejiono
4. George R. Terry
2.Tujuan
Setelah memahami pengertian kepemimpinan, tentunya kita juga
perlu mengetahui apa tujuan kepemimpinan tersebut. Berikut
penjelasannya:
3.Fungsi
Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
1. Fungsi Instruktif
Pemimpin berperan sebagai komunikator yang menentukan apa (isi
perintah), bagaimana (cara melakukan), bilamana (waktu pelaksanaan),
dan di mana (tempat mengerjakan) agar keputusan dapat diwujudkan
secara efektif. Dengan kata lain, fungsi orang yang dipimpin hanyalah
untuk melaksanakan perintah pemimpin.
2. Fungsi Konsultatif
Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai cara berkomunikasi
dua arah dalam upaya menetapkan sebuah keputusan yang
membutuhkan pertimbangan dan konsultasi dari orang yang
dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi
Pemimpin bisa melibatkan anggotanya dalam proses pengambilan
keptusan maupun dalam melaksanakannya.
4. Fungsi Delegasi
Pemimpin dapat melimpahkan wewenangnya kepada orang lain,
misalnya membuat dan menetapkan keputusan. Fungsi delegasi adalah
bentuk kepercayaan seorang pemimpin kepada seseorang yang
diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung jawab.
5. Fungsi Pengendalian
Pemimpin bisa melakukan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan
pengawasan, terhadapa kegiatan para anggotanya.
Hal yang paling penting bagi pemimpin adalah tugas selesai dengan
baik dan targetnya tercapai. Apa pun media komunikasinya. Tidak lupa
ia memberikan detail job yang jelas dan terus berkomunikasi dengan tim
agar pekerjaan berjalan di jalan yang benar.
7. Bersikap Profesional
9. Bersifat Membangun
Dalam bidang bisnis, inovasi bukan lagi barang baru. Bahkan secara
langsung pasar menggeret pelaku bisnis dan perusahaan untuk terus
berinovasi agar bisa bertahan di tengah kompetisi yang ketat.
1. Kepemimpinan Birokrasi
Gaya kepemimpinan birokrasi dilakukan dengan cara mengatur
berbagai hal secara sistematis. Gaya kepemimpinan ini pada umumnya
dapat ditemukan pada kantor/ instansi pemerintahan dan perusahaan
besar yang telah mempunyai budaya organisasi yang kuat sejak lama.
Dalam penerapannya, terdapat aturan-aturan tertentu yang membuat
para bawahan harus mengikuti semua regulasi yang ada dan tidak
punya ruang untuk mendobraknya.
2. Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis menempatkan seorang pemimpin yang
dominan dalam berbagai keputusan dan tindakan. Dengan kata lain,
pemimpin memiliki kekuasan mutlak dan nyaris tidak ada celah bagi
bawahan untuk memberikan masukan.
3. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif memungkinkan para bawahan untuk
mendapat kebebasan dari para pemimpin. Dengan kata lain, bawahan
memiliki ruang untuk mengambil keputusan atau melakukan sesuatu
sesuai dengan yang mereka yakini.
4. Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif memberikan kesempatan bagi para
bawahan untuk ikut berpartisipasi lebih banyak dalam membuat sebuah
keputusan. Artinya, pendapat para bawahan akan menjadi bahan
pertimbangan bila sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
6.Kesimpulan
Pada dasarnya setiap orang memiliki jiwa kepemimpinan di dalam
dirinya, meskipun beberapa orang memang lebih dominan. Dalam
penerapannya, setiap orang memiliki gaya kepemimpinan yang unik
sesuai dengan karakter dan situasi tertentu.
Seharusnya memahami kepemimpinan tidak hanya sebagai wacana
saja, tetapi dapat diterapkan di lingkungan kerja demi membentuk
budaya organisasi yang baik. Dan yang pasti, para anggota atau
karyawan akan mengikuti langkah seorang pemimpin yang
menginspirasi.
Kontak