Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC)

Disusun oleh :
NAMA :
NPM :
KELAS :

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2019
1. Pengenalan mesin CNC
a. Pengertian mesin CNC dan sejarah CNC
Mesin CNC adalah suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan
bahasa numerik (data perintah dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart
ISO.Sistem kerja teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan mekanik,
sehingga bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis, maka mesin perkakas CNC
lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan cocok untuk produksi masal.Dengan dirancangnya
mesin perkakas CNC dapat menunjang produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan yang
tinggi dan dapat mengurangi campur tangan operator selama mesin beroperasi.
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula dari 1952 yang
dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan
Udara Amerika Serikat. Semula proyek tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja
khusus yang rumit. Semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume
unit pengendali yang besar.
Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan
yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun
1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh
perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih ringkas.

b. Pengertian mesin konvensional


Mesin Konvensional adalah sebuah mesin yang memanfaatkan energi listrik kemudian
ditransfer menjadi gerak, baik menjadi gerak berputar atau gerakan bolak balik. Fungsi
utamanya adalah manufaktur secara konvensional terhadap suatu benda kerja menjadi
komponen mekanik.

c. Keuntungan mesin CNC


Faktor-faktor yang menyebabkan mesin perkakas NC jenis CNC Turning ini lebih
Menguntungkan adalah sebagai berikut:
a. Laju produksi cepat.
b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas.
c. Menurunkan tingkat tarip sisa (pemborosan komponen).
d. Mengurangi kebutuhan pemeriksaan.
e. Tidak banyak memakan tempat/ ruangan
f. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi

d. Jenis-jenis mesin CNC


 Mesin CNC Milling 5 Axis.
 Mesin Bubut CNC.
 Mesin CNC Plasma Cutting.
 Mesin Penekuk.
 Mesin bubut CNC.
 Mesin frais CNC.

2. Pengenalan mesin bubut CNC


a. Prinsip kerja mesin bubut CNC TU-2 Axis
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya Mesin Bubut
konvensional yaitu gerakan ke arah melintang dan horizontal dengan sistem koordinat sumbu
X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin Bubut
konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong
diam.
b. Sumbu pada mesin bubut CNC
Sumbu X didefinisikan sebagi sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu spindel
mesin bubut. Arah positif sumbu X adalah arah yang menjauhi sumbu spindel.
Sumbu Z adalah sumbu yang sejajar dengan sumbu spindel dan arah positif adalah
arah yang menjauhi kepala tetap mesin bubut. Untuk kepentingan pembuatan program
CNC digunakan sistem kordinat benda kerja (Workpiece Coordinate System = WCS).
Pemrograman dapat dilakukan menggunakan sistem koordinat absolut dengan nama
sumbu (X,Z) atau sistem koordinat inkremental dengan nama sumbu (U,W), atau campuran
antara absolut dan inkremental (X/U, U/Z).
c. Bagian-bagian mesin bubut CNC
 Input Unit
Input Unit berkaitan dengan alat pemuatan data (input driven) seperti penggerak
disket, tape magnetik, pembaca pita berulang dan keyboard.
 Control Unit
Control Unit terdiri dari suatu unit-unit pengolahan dan penyimpanan data yang
dikenal dengan nama komputer. Control unit ini memiliki fungsi, yaitu :
a) Untuk membuat program pada mesin yang secara manual maupun secara operasi.
b) Untuk membuat data tentang alat potong.
c) Untuk membuat program dan juga memperbaiki program.
d) Untuk pengkodean program benda kerja.
e) Untuk menghitung “cutter path” berikut tool offset.
f) Untuk memunculkan perintah gerakan dan pengendalian sumbu dengan sinyal
umpan balik.
g) Untuk memunculkan perintah-perintah ON/OFF untuk beberapa elemen
pengendali mesin dan memonitor kecepatan spindel.
h) Untuk mengganggu program pada saat jalan, dan
i) Untuk menyimpat data program.
 Output Unit
Output unit adalah yang berguna untuk melihat tampilan data eksekusi, yakni
komponen display atau monitor.
 Interface
Pusat dalam CNC adalah komponen yang membawa/memuat semua perhitungan dan
rangkaian logika (logical link-ups). Pada sistem CNC sebagai alat penghubung terdapat
dua interface yang berfungsi sebagai penghubung untuk operator dan untuk mesin.
a) Interface untuk operator. Dalam komponen ini terdiri dari penel kendali (control
panel) dan penghubung untuk alat pemuat data seperti punce tape reader dan
perforatorunit, tape magnetik dan untuk penggerak disket dan printer.
b) Interface untuk mesin perkakas. Interface ini adalah bagian yang berhubungan
dengan sinstem pengendalian, terdiri dari interface untuk pengendali sumbu (axis
control) dan sumber tenaga (power suply).
d. Kecepatan potong dan kecepatan putar mesin
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada
proses pemesinan, sudah teliti/diselidiki para ahli dan sudah patenkan pada ditabelkan
kecepatan potong. Sehingga dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan
yang akan dibubut dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan
khusus/spesial, tabel Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.
Cs = π.d.n Meter/menit.
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut untuk
melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk
mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong
dan keliling benda kerjanya.
Nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara baku, maka
komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya.
Dengan demikian rumus dasar untuk menghitung putaran mesin bubut adalah:
Cs= π.d.n Meter/menit
n= Cs/(π .d) Rpm
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan diameter
benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan
mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran
mesin menjadi:
n= (1000.Cs)/(π .d) Rpm

3. Pemrograman Mesin Bubut CNC


a. Cara setting benda kerja pada bubut CNC
 Pasang dan setting benda kerja pada chuck.
 Siapkan pahat pahat yang akan di gunakan dan pasang di turret.
 Pilih pahat sesuai nomor pada turret untuk menyetting sumbu Z dengan cara
menempelkan pahat bagian depan benda kerja.
 Setelah melakukan setting pada sumbu Z selanjutnya lakukan setting juga pad sumbu
X dengan cara membubut bagian diameter luar maupun dalam dan ukur aktual
diameternya yang nantinya akan di masukan ke dalam offset.
 Lakukan langkah-langkah tersebut pada pahat yang lainnya.
 Lakukan zero return (kembali ke nol mesin dengan memilih tombol.
 Langkah terakhir, coba lakukan proses start dan semoga berhasil.
b. Kode dan Format pemrograman
Program NC (NC part program) merupakan unsur sangat penting dalam pengoperasian
mesin perkakas CNC, karena program merupakan perangkat lunak pengendali yang
mengatur jalannya proses pemesinan suatu produk pada mesin perkakas CNC. Fungsi
tersebut menyebabkan program NC juga sangat menentukan kualitas geometri produk yang
dihasilkan.
Program NC mempunyai sifat sangat spesifik dan khusus, artinya bahwa sebuah
program NC, dibuat khusus hanya untuk pembuatan produk dengan bentuk dan ukuran
(geometri) tertentu. Jika ingin membuat produk lain dengan bentuk dan ukuran yang
berbeda, harus dibuat program NC baru yang khusus untuk mengerjakan produk baru
tersebut.
Program NC bersifat spesifik mempunyai pengertian bahwa program diperuntukkan
hanya untuk mesin dengan jenis tertentu dan sistem kontrol yang tertentu pula. Untuk mesin
dengan jenis yang berbeda, misalnya Mesin Frais dengan mesin bubut program NC-nya
akan berbeda.
c. Kode G dan Fungsi M
 Kode G ( “G-code” ) terbagi dalam 2 tipe.
1. Tipe “One-Shot G-Code”
G-Code akan aktif hanya dalam 1 blok saja (aktif hanya sekali). Jika masih
digunakan untuk Blok berikutnya, maka harus dipanggil lagi
2. Tipe “Modal G-Code”
G-Code akan aktif digunakan terus pada Blok-blok berikutnya sampai ada G-Code
lain yang sama dalam satu grup dipanggil.
Model G-Code antara lain:
G00, G01, (G02), (G03), G17, G18, G19, G20, G21, G40, G41, G42, G80, G81, G82,
G83, G90, G91.
 Fungsi Kode M
KODE FUNGSI
M.0.3 Memutar spindle searah jarum jam
M.0.4 Memutar spindle berlawanan arah jarum jam
M.0.5 Spindle stop
M.0.8 Menghidupkan pendingin
M.0.9 Memematikan pendingin
M.3.0 Akhir program dan mengembalikan posisi tool terakhir

d. pembubutan program NC
Pemrograman pada mesin bubut CNC pada dasarnya menentukan koordinat akhir setiap
gerakan pahat saat penyayatan. Untuk perintah eretan memanjang digunakan Z dan untuk
perintah melintang digunakan X. Untuk penetapan arah digunakan tanda positif (+) dan tanda
negative (-).
Perintah yang sering digunakan untuk membentuk kontur benda diantaranya adalah :
1) Kontur lurus (gerak lurus)
Gerak lurus dapat dilakukan dengan 3 perintah yaitu :
a) G 00, gerakan ini mempunyai kecepatan gerakan 700 mm/menit. Untuk itu perintah
ini hanya digunakan untuk gerak pemosisian tanpa pemakanan. Format yang
digunakan N…/G 00/X± …/Z± …
b) G 01, kecepatan gerakan dapat diatur sesuai kebutuhan. Perintah ini digunakan untuk
gerakan lurus satu kali jalan. Format yang digunakan N…/G 00/X± …/Z± …/F …
c) G 84, perintah ini menghasilkan siklus pembubutan memanjang yang merupakan
gabungan dari perintah G 00 dan G01.
d) G 86, gerakan yang dihasilkan perintah ini sama dengan G 84, benda adalah gerak
pemakanan dilakukan arah melintang. Siklus ini dikatakan juga siklus pembubutan
alur.
2) Kontur melengkung
Gerak melengkung (melingkar) dapat dilakukan dengan perintah G 02 untuk gerakan
searah jarum jam dan G 03 untuk berlawanan dengan jarum jam. Untuk menyatakan
searah jarum jam atau berlawanan, harus ditetapkan arah pengamatannya. Untuk mesin
bubut CNC arah pengamatan diambil dari arah mata pahat. Format yang dimasukkan ada
2 kemungkinan yaitu :
(a) jika busur lingkaran membentuk sudut 90° adalah N…/ 0302GG/X± …/Z± …/F …
(b) jika busur lingkaran kurang dari 90° setelah format diatas ditambahkan N…/M 99/I±
…/K± ….
3) Kontur ulir
Untuk membuat ulir dapat dilakukan dengan 2 perintah yaitu :
(a) G 33 untuk pemrograman satu kali jalannya pemotongan. Penyelaman dan penarikan
kembali dilakukan dengan pemrograman G 00 atau G 01. Format yang digunakan N…/G
33/Z± …/K …
(b) G 78 untuk siklus ulir. Pada perintah ini, setelah ulir terbentuk posisi pahat akan
kembali pada posisi awal saat perintah G 78 di input. Format yang digunakan N…/G
78/X± …/Z± …/K …/H …
Sama pada perintah G 84 dan G 86, jika fungsi H tidak diberi harga, maka proses
pemotongan ulir dilakukan satu kali jalan.

4) Proses pengeboran
Proses pengeboran dapat dilakukan dengan 4 perintah yaitu :
(a) G 73 untuk siklus pengeboran dengan pemutusan tatal. Langkah kerja siklus ini
adalah setiap gerakan maju 2 mm, bor akan kembali sebesar 0,2 mm. Gerakan ini terus
dilakukan sampai kedalaman lubang yang dikehendaki tercapai. Format yang digunakan
adalah N…/G 73/Z± …/F …
(b) G 81 untuk siklus pengeboran yaitu proses pengeboran akan berlangsung sampai titik
tujuan dan setelah itu kembali ke posisi awal perintah G 81. Format yang digunakan
N…/G 81/Z± …/F …
(c) G 82 untuk siklus pengeboran dengan tinggal diam.
(d) G 83 untuk siklus pengeboran dengan pe-narikan. Gerakan ini dilakukan untuk
menge-luarkan tatal bekas pengeboran keluar dari lubang. Format yang di-gunakan
N…/G 83/Z± …/F

Anda mungkin juga menyukai