Anda di halaman 1dari 5

Nama: Ainul Yaqin

Nim: 90500120081

KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO ISLAM

A. Definisi ekonomi
Ilmu ekonomi adalah kajian tentang produksi, distribusi dan
konsumsi kekayaan di dalam masyarakat dunia. Definis lain ilmu
ekonomi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk
memberikan pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala
masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan atau untuk mencapaikemakmuran.

Sampai abad ke-17 M., keterlibatan pemerintah dalam bidang


perekonomian dapatditelusuri dari adanyausahanegaraSpanyol
dalammembiayaipenjelajahanColumbus untukmenemukanjalan terpendek
dari Eropa keIndia. Berhasilnyapenemuan tersebut mengakibatkan
dorongan yang luar biasa kepada negara-negaraEropa untuk berlomba-
lomba mengejar kekayaan, salah satunya dengan merijajah negara-negara
diAsia yang Mereka temukan. Dari sini kemudian berkembang sebuah
aliran atau paham ekonomi merkantilis(negaramerupakan faktor
positif”pemimpin” dalamperekonomian).

Perkembangan ilmu ekonomi Islam menunjukkan kecenderungan


yang terus meningkat seiring dengan aktivitas pendidikan, penelitian dan
pertemuan ilmiah yang melibatkan pakar ekonomi Islam baik dari dalam
negeri maupun luar negeri. Persepsi tentang Konfigurasi ilmu ekonomi
Islam ada perbedaan antara para ahli ekonomi Islam itu sendiri karena
menyangkut aspek-aspek yang dimasukkan dalam ekonomi Islam baik
dari sisi keilmuan maupun implementasi kebijakan. Dari sisi keilmuan
format ekonomi Islam
B. Ilmu Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro adalah cabang dari ilmu ekonomi, yang
membahas permasalahan kebijaksanaan makro, yakni berupa pengelolaan
dan pengendalian umum perekonomian secara nasional, sehingga bisa
tumbuh secara seimbang, dan terhindar dari keadaan-keadaan yang
mengganggu keseimbangan tersebut.

Ekonomi Makro Islam adalah ilmu yang membahas permasalahan


kebijakan ekonomi secara makro, berupa pengelolaan dan pengendalian,
sesuai dengan ajaran Islam. Dalam membahas perspektif Ekonomi Islam,
ada satu titik awal yang benar-benar harus kita perhatikan, yaitu :
ekonomi dalam islam itu sesungguhnya bermuara kepada akidah islam,
yang bersumber dari syariatnya. Dan hal ini baru dari satu sisi.
Sedangkan dari sisi lain adalah Al-Qur’an al-Karim dan As-Sunnah
Nabawiyah yang berbahasa Arab.

Tahun 1776 (abad 18), Ilmu ekonomi muali berkembang dengan


ditulisnya buku oleh seseorang ahli ekonomi Adam SDmith yang
berjudul “ An Inquiry Into Nature And Cause of The Wealth of Nation”.
Bagian dari Adam Smith menjadi dasar bagi ahli ekonomi berikutnya
yaitu Thomal Malthus, David Ricardo dan Jhon Shert Mil. Ahli-Ahli
ekonomi tersebut dikelompokkan sebagai ahli ekonomi klasik.Tradisi
klasik pada perkembangannya menjadi teori ekonomi mikro. Sisi lain dari
perkembangan ilmu ekonomi Adam Smith adalah ekonomi liberal yang
dikemabngakan oleh Karl Mark yang dianut oleh Negara-negara social
komunis yaitu Golongan radikal atau golongan “New Left”.

Dalam menganalisis ekonomi mikro pada umumnya meliputi


bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Mikro
ekonomi lebih menitik beratkan pada analisa mengneai masalah membuat
pilihan sedangkan dala ekonomi makro lebih global atau menyeluruh
meliputi perubahan-perubahan keseluruahn dalam kegiatan ekonominya.

Prinsip Islam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya adalah


bagaimana sumber daya sebagai karunia Alloh SWT dapat digunakan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini selaras dengan
prinsip dasar dari tujuan syariah Islam (maqoshidus syariah) yaitu :
 Perlindungan atas kepercayaan (hifdhun Dien) maknanya bahwa
syariah Islam iturunkan untuk menjaga kebenaran agama dari
sumber otentiknya yaitu Al-Qur‟an dan Assunnah sebagai jalan
kehidupan bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hakiki di
dunia dan akhirat.
 Perlindungan jiwa (hifdhun nafs) maknanya bahwa syariah Islam
diturunkan untuk menjaga agar ada perlindungan atas hak hidup
dan kehidupan manusia. Melindungi kehormatan manusia dan
menjaga dari perilaku yang dapat mengancam jiwa manusia.
 Perlindungn akal (hifdhul aql) maknanya bahwa syariah Islam
diturunkan untuk menjaga kesehatan akal dan penggunaan akal
secara benar untuk kemaslahatan umat.
 Perlindungan harta (hifdhul maal) maknanya bahwa syariah Islam
diturunkan untuk menjaga hak milik atas harta dan bagaimana agar
harta dapat memberikan kemanfaatan bagi manusia dan mencegah
dari tindakan penyalahgunaan harta yang dapat merugikan orang
lain.
 Perlindungan nasab (hifdhun nasab) maknanya bahwa syariah
Islam diturunkan untuk menjaga kebersihan dan kejelasan atas
garis nasab (keturunan) seseorang sebagai dasar dalam menentukan
perwalian dan masalah waris.

C. Sistem Ekonomi Islam


Sistem ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar sebagai
berikut :
 Individu mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk berpendapat
atau membuat suatu keputusan yang dianggap perlu selama tidak
menyimpang dari kerangka syariat Islam untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat yang optimal dan menghindari
kemungkinan terjadinya kekecauan dalam masyarakat.
 Agama Islam mengakui hak milik Individu dalam masalah harta
sepanjang tidak merugikan kepentingan masyarakat luas.
 Islam juga mengakui bahwa tiap individu pelaku ekonomi
mempunyai perbedaan potensi yang berarti juga memberikan
peluang yang luas bagi seseorang untuk mengoptimalkan
kemampuannya dalam kegiatan ekonomi.
 Islam tidak mengarahkan pada suatu tatanan masyarakat yang
menunjukkan adanya kesamaan ekonomi tapi mendukung dan
menggalakkan terwujudnya tatanan kesamaan sosial.
 Adanya jaminan sosial bagi tiap individu dalam masyarakat. Setiap
individu mempunyai hak untuk hidup secara layak dan manusiawi.
Menjadi tugas dan kewajiban negara untuk menjamin setiap warga
negaranya dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.

Proses perkembangan ilmu pengetahuan pada masyarakat


sekuler semata-mata hanya mengandalkan kemampuan olah fikir
(rasio) untuk mengamati dan meneliti fenomena alam dengan
mengesampingkan informasi dari wahyu sementara kebenaran
ilmiah adalah bersifat spekulatif dan bebas nilai (free value).
Paradigma perkembangan ilmu pengetahuan sekuler melahirkan
masyarakat ilmiah yang jauh dari nilai-nilai agama dan
mengabaikan norma-norma agama. Sedangkan perkembangan ilmu
pengetahuan dalam konteks masyarakat Islam senantiasi berpijak
pada kaidah-kaidah agama.

D. Masalah Ekonomi Makro


Setiap negara pasti menghadapi permasalahan ekonomi apalagi pada
negara berkembang yang dihadapkan pada permasalahan ekonomi yang
menyangkut persoalan kemiskinan, pengangguran, inflasi, fluktuasi nilai
tukar, ketimpangan pendapatan, dsb. Pokok permasalahan ekonomi yang
dihadapi suatu negara karena persoalan keterbatasan sumber daya
ekonomi (scarcity) dan untuk mewujudkan tujuan ekonomi yaitu
masyarakat yang makmur, sejahtera, adil dan makmur. Interaksi antara
permasalahan ekonomi yang dihadapi dan tujuan pembangunan yang
diharapkan akan menentukan rumusan kebijakan ekonomi.
 Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi; Masalah ini
berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional
dari bulan ke bulan, dari triwulan ke riwulan atau dari tahun ke
tahun, agar terhindar dari tiga penyakit:
a) Inflasi
b) Penganggguran
c) Ketimpangan dalam neraca pembayaran
 Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini
adalah mengenai bagaimana “menyetir” perekonomian agar ada
keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas
produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Tujuannya agar
terhindar dari 3 penyakit di atas hanya saja waktunya panjang ( 5
tahun, 10 tahin bahkan 50 tahun)
E. Perbedaan Ekonomi Makro Islam dengan Makro Konvensional
Dalam teori makro, kita menggolongkan orang-orang atau lembaga-
lembaga yang Melakukan kegiatan ekonomi menjadi lima kelompok
besar:
 Kegiatan Kelompok Rumah Tangga (Household)
 Kegiatan Kelompok Perusahaan (Firm)
 Kegiatan Kelompok Pemerintah (Government)
 Kegiatan Kelompok Negara-Negara Lain (Ekspor-Impor)
 Kegiatan Kelompok Lembaga Keuangan

F. Unsur-Unsur Kebijakan Fiscal Pada Masa Pemerintahan Rasulullah


SAW.
1. Sistem Ekonomi
AdaBeberapa prinsip-prinsip yang pokok tentang kebijakan
ekonomi islam yang dijelaskan Al-Qur’an sebagai berikut :
 Kekuasaan tertinggi adalah milik Allah swt.
 Manusia hanyalah khlifah Allah swt di mukabumi.
 Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas
rahmat Allah swt, oleh karena itu, manusia yang kurang
beruntung mampunyai hak atas sebagian kekayaan yang
dimiliki saudaranya.
 Kekayaan harus diputar dan tidak boleh ditimbun.
2. Keuangan dan Pajak
Setiap muslim yang Memiliki fisik yang kuat dan mampu
berperang bisa menjadi tentara. Mereka tidak Memperoleh gaji
tetap tapi diperbolehkan mendapat harta dari hasil rampasan
perang, Seperti senjata, kuda, unta, dan barang-barang bergerak
lainya.

Anda mungkin juga menyukai