Anda di halaman 1dari 64

RANCANGAN AKTUALISASI

OPTIMALISASI KEGIATAN MONITORING DOKUMEN


REKAM MEDIS DENGAN PEMANFAATAN BUKU EKSPEDISI
DAN TRACER REKAM MEDIS DI PUSKESMAS SAGARANTEN

NAMA : HELMI ERMAWATI, A.Md

NDH : 20

NIP : 198905082020122007

JABATAN : PELAKSANA/TERAMPIL - PEREKAM MEDIS

UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS SAGARANTEN

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN I

BADAN KEPEGAWAIAN & PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN I

BADAN KEPEGAWAIAN & PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2021

NAMA : HELMI ERMAWATI, A.Md


NIP : 198905082020122007
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS SAGARANTEN
JABATAN : PELAKSANA/TERAMPIL - PEREKAM MEDIS
NDH. : 20

“OPTIMALISASI KEGIATAN MONITORING DOKUMEN REKAM


MEDIS DENGAN PEMANFAATAN BUKU EKSPEDISI DAN TRACER
REKAM MEDIS DI PUSKESMAS SAGARANTEN”

Sukabumi, 12 Oktober 2021

Menyetujui,

COACH, MENTOR,

Drs. Gema Narama Fadillah, MA, Dipl.RLE Sudarna Sukmana,SKM


NIP. 196201241988011001 NIP.197012251992031004
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN I


BADAN KEPEGAWAIAN & PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KABUPATEN SUKABUMI

TAHUN 2021

NAMA : HELMI ERMAWATI, A.Md


NIP : 198905082020122007
UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS SAGARANTEN
JABATAN : PELAKSANA/TERAMPIL - PEREKAM MEDIS
NDH. : 20
“OPTIMALISASI KEGIATAN MONITORING DOKUMEN REKAM
MEDIS DENGAN PEMANFAATAN BUKU EKSPEDISI DAN TRACER
REKAM MEDIS DI PUSKESMAS SAGARANTEN”

Telah disahkan berdasarkan hasil Seminar Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar


CPNS Golongan II Angkatan I Kelompok IV Pemerintah Kabupaten Sukabumi

Sukabumi, 12 Oktober 2021

COACH, MENTOR,

Drs. Gema Narama Fadillah, MA, Dipl.RLE Sudarna Sukmana,SKM


NIP. 196201241988011001 NIP.197012251992031004

Disahkan Oleh Penguji,

Ir. H. Dede Dahman Daud, M.M


NIP. 196212091989031007
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan berkat-Nya rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dengan judul “Optimalisasi Kegiatan Monitoring Dokumen Rekam
Medis dengan Pemanfaatan Buku Ekspedisi dan Tracer Rekam Medis di Puskesmas
Sagaranten”, sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar (Latsar) Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Pemerintahan Kabupaten Sukabumi ini bisa
terselesaikan dengan baik.

Rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk menanamkan dan


mengimplementasikan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu nilai
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi), Whole of Government (WoG), Pelayanan Publik, dan Manajemen ASN,
dengan harapan agar mampu menjadi ASN yang profesional dan berkarakter.
Penulisan rancangan aktualisasi ini berhasil dilaksanakan karena adanya bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran kepada penulis dalam menyelesaikan rancangan
aktualisasi ini.
2. Bapak Sudarna Sukmana,SKM selaku mentor sekaligus Kepala UPTD
Puskesmas Sagaranten yang telah memberikan bimbingan, inspirasi dan
motivasi dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak Drs. Gema Narama Fadillah, MA, Dipl.RLE selaku Coach atas
masukan, motivasi, dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini
4. Bapak/Ibu penyelenggara kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) Tahun 2021 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Sukabumi
5. Bapak/Ibu Widyaiswara Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Sukabumi
6. Orang tua, suami, anak dan segenap keluarga atas segala do’a dan dukungan
bagi penulis dalam menyelesaikan rancangan aktualisasi ini dan mengikuti
seluruh rangkaian kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) Tahun 2021.
7. Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II
Angkatan I Tahun 2021 atas semua rasa gembira, optimis, semangat dan
kebersamaan yang terjalin satu sama lain.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
rancangan aktualisasi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga rancangan aktualisasi ini
dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak untuk dapat menerapkan nilai-nilai
dasar serta peran dan Fungsi ASN dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

Sukabumi, Oktober 2021

Penulis,

Helmi Ermawati A.Md


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii

DAFTAR BAGAN ............................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Tujuan ............................................................................................... 3
C. Manfaat ............................................................................................. 4
D. Ruang Lingkup ................................................................................. 5

BAB II DESKRIPSI LOKUS DAN FOKUS .................................................. 6

A. Deskripsi Lokus ................................................................................. 6

1. Struktur Organisasi ....................................................................... 6


2. Deskripsi Tugas dan Fungsi Peserta ............................................. 15

B. Deskripsi Fokus ................................................................................. 22

1. Akuntabilitas ................................................................................... 22
2. Naionalisme ..................................................................................... 24
3. Etika Publik .................................................................................... 29
4. Komitmen Mutu ............................................................................. 31
5. Anti Korupsi ................................................................................... 32
6. Manajemen ASN ............................................................................ 33
7. Pelayanan Publik ............................................................................ 34
8. Whole of Government .................................................................... 35

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ....................................................... 37

A. Identifikasi Isu ............................................................................... 37


B. Penetepan Isu Utama ..................................................................... 40
C. Gagasan Mengatasi Isu ................................................................. 40
D. Kegiatan dan Tahapan Aktualisasi .............................................. 43

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gambaran Umum Wilayah Sagaranten .......................................... 9

Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................... 10

Tabel 2.3 Jumlah Tenaga SDM Kesehatan Puskesmas Sagaranten

Tahun 2021 ........................................................................................ 13

Tabel 3.1 Analisis Isu Dengan Teknik USGR .................................................. 40

Tabel 3.2 Solution Ide Teknik Fishbone ........................................................... 41

Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan ............................................................................. 50

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan ................................................................................ 54


DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Puskesmasa Sagaranten ............................... 6

Bagan 3.1 Root Cause Teknik Fishbone ........................................................... 41

Bagan 3.2 Alur Penanganan Isu ........................................................................ 42


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang ASN No. 5 Tahun 2014 dijelaskan bahwa Aparatur


Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. PNS adalah bagian dari ASN yang memiliki peranan penting yaitu untuk
melaksanakan kebijakan pemerintah, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa. Untuk memainkan peran tersebut diperlukan sosok PNS yang profesional
yaitu PNS yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tupoksinya secara efektif dan efisien. Maka untuk membentuk sosok
PNS yang profesional maka dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pendidikan Dasar.

Untuk membentuk PNS profesional semua CPNS yang mengikuti kegiatan


Latihan Dasar (Latsar) diharuskan untuk menyusun rancangan aktualisasi dengan
harapan mampu mengaktualisasikan nilai - nilai dasar ASN yang sesuai dengan
struktur kurikulum pembentukan karakter PNS seperti yang tertera diperaturan
Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 12 tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil yang terdiri atas agenda sikap perilaku bela negara,
agenda nilai - nilai dasar PNS, agenda kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, dan
agenda habituasi. Adapun nilai-nilai dasar ASN yang telah diperoleh selama
mengikuti kegiatan Latsar yaitu nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Nilai - nilai tersebut akan
melandasi pelaksanaan kegiatan PNS di unit masing – masing sehingga mampu
melaksanakan tugas dan perannya secara profesional.
Seperti yang diketahui peran Aparatur Sipil Negara (ASN) berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Tenaga kesehatan yang memiliki peran sebagai pelayan publik harus memberikan
pelayanan prima yang profesional dan berkualitas. Pelayan publik merupakan
kegiatan / rangkaian kegiata dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan / atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Sebagai pelayan publik, ASN harus mampu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan rekam medis merupakan salah satu mutu
pelayanan kesehatan yang harus ditingkatkan pada setiap sarana pelayanan kesehatan.

Berdasarkan PERMENKES No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam


medis pada Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Secara rincian dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka
Kreditnya pada Pasal 8 ayat (37), tugas perekam medis adalah menyimpan rekam
medis rawat jalan/ rawat inap dan menjaga agar penyimpanan rekam medis aman,
rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.

Ada beberapa isu dalam konteks kewajiban seorang perekam medis yang
berkaitan dengan manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government,
yaitu isu potensial yang menjadi permasalahan di unit kerja akan di identifikasi dan
diseleksi melalui gagasan kreatif mengatasi isu – isu. Dengan pembuatan rancangan
aktualisasi dalam kegiatan Latsar ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan publik di unit kerja masing – masing.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan rancangan aktualisasi ini yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dari kegiatan Latsar CPNS ini adalah untuk
mengaktualisasikan nilai - nilai dasar Aparatur Sipil Negara yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi)
a. Untuk membentuk perekam medis yang akuntabel yaitu yang memiliki
tanggungjawab dan integritas terhadap apa yang dikerjakannya, datang
tepat waktu, memberikan pelayanan secara profesional, adil, mampu
mengambil keputusan yang tepat saat terjadi konflik kepentingan.
b. Untuk membentuk perekam medis yang menerapkan nilai-nilai
nasionalisme sehingga mampu bekerja atas dasar nilai-nilai Pancasila
dan bhineka tuggal ika, tanpa diskriminasi, serta mengutamakan
kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan
c. Untuk membentuk perekam medis yang menerapkan nilai-nilai etika
publik sehingga tercipta lingkungan kerja yang harmonis dan kondusif,
melaksanakan kewajiban sesuai tugas dan fungsinya dengan
berpegang teguh pada kode etik profesi, memberikan pelayanan publik
secara cepat, tepat, akurat, berdaya guna dan berhasil guna
d. Untuk membentuk perekam medis yang menerapkan nilai-nilai
komitmen mutu sehingga dapat mewujudkan pelayanan yang bermutu
terhadap masyarakat, memiliki komunikasi yang baik serta selalu
berinovasi untuk peningkatan pelayanan.
e. Untuk membentuk perekam medis yang mampu menerapkan nilai-
nilai anti korupsi sehingga dapat mewujudkan sikap jujur dan tidak
mengambil keputusan berdasarkan kepentingan pihak tertentu, berani
menghindari dan melawan perbuatan yang melawan hukum yang
dapat merugikan negara serta menghambat tercapainya tujuan nasional.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan Latsar CPNS ini adalah meningkatkan
kualitas pelayanan di unit rekam medis Puskesmas Sagaranten sehingga proses
pengambilan dan pengembalian dokumen rekam medis di Puskesmas Sagaranten
dapat dilakukan secara cepat, tepat dan akurat.

C. Manfaat
1. Manfaat bagi peserta memperoleh pengalaman belajar dalam hal :

a. Mengaktualisasikan dan menghabituasikan nilai-nilai dasar PNS yang


guna membangun PNS yang berkarakter : akuntabilitas, nasionalis,
beretika, berkomitmen mutu, dan tidak korupsi.
b. Enviromental scaning isu, yaitu melatih kepekaan dan kepedulian pada
isu-isu strategis yang bisa berdampak pada tugas dan pekerjaan
c. Problem Solving, yaitu kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam
mencari solusi-solusi penanganan isu diseputar tempat kerjanya
d. Analysis, yakni mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan
substansi Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi implikasi /dampak /
manfaat dari sebuah pilihan kebijakan / program / kegiatan.
2. Manfaat bagi organisasi/intansi tempat peserta bekerja
Memberi kontribusi terhadap pencapaian visi misi organisasi dan penguatan
terhadap penerapan nilai-nilai organisasi.
3. Manfaat bagi lembaga Pelatihan
Bagi Lembaga pelatihan laporan aktualisasi merupakan media untuk
melakukan evaluasi terhadap ketercapaian tujuan pelatihan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup rancangan aktualisasi ini dibatasi pada kegiatan yang
mengandung nilai - nilai dasar profesi ASN, yaitu nilai akuntabilitas, nilai
nasionalisme, nilai etika publik, nilai komitmen mutu, dan nilai anti korupsi yang
berkaitan dengan tugas dan fungsi pada unit rekam medis di UPTD Puskesmas
Sagaranten. Adapun kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini meliputi :
1. Mengidenfitikasi isu-isu strategis yang berdampak pada pelaksanaan tugas
berdasarkan perspektif Manajem ASN, Pelayanan Publik, dan Whole of
Government (WoG).
2. Membuat dan melaksanakan gagasan kreatif untuk mengatasi isu utama
3. Menetapkan kegiatan dan tahapan kegiatan dalam melaksanakan gagasan
kreatif mengatasi isu utama serta menjelaskan aktualisasi nilai-nilai dasar
PNS dalam melaksanakan setiap tahapan kegiatan tersebut.
4. Menjelaskan kontribusi kegiatan mengatasi isu terhadap pencapaian visi misi
organisasi dan penguatan nilai-nilai organisasi.
BAB II

DESKRIPSI LOKUS DAN FOKUS

A. Deskripsi Lokus
Lokus aktualisasi ini akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas Sagaranten
1. Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sagaranten


a. Gambaran Umum Wilayah
Secara Geografis Puskesmas Sagaranten mempunyai luas adalah
11.010,18 Ha, berada di sebelah Selatan wilayah Kabupaten Sukabumi, yang
secara administrative terdiri dari 12 (Dua belas) Desa yaitu :
1) Desa sagaranten
2) Desa Pasangrahan
3) Desa Cibitung
4) Desa Margaluyu
5) Desa Gunungbentang
6) Desa Sinarbentang
7) Desa Curugluhur
8) Desa Mekarsari
9) Desa Hegarmanah
10) Desa Datarnangka
11) Desa Cibaregbeg
12) Desa Puncakmanggis

Sedangkan dilihat aspek Topografis bahwa Puskesmas Sagaranten


mempunyai batas-batas wilayalah adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Purabaya

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Curugkembar

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cidolog

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pabuaran

Adapun jarak tempuh perjalanan pusat kota Puskesmas adalah sebagai berikut :
- Ke Ibu Kota Negara : 178 Km

- Ke Ibu Kota Propinsi : 159 Km

- Ke Ibu Kota Kabupaten : 65 Km

- Ke Desa terjauh yaitu Desa Puncak manggis : 19 Km

- Ke Desa terdekat yaitu Desa Sagaranten : 0,5 Km

Wilayah Puskesmas Sagaranten adalah merupakan dataran berbukit-bukit,


bergelombang, dan pegunungan berkisar 100 – 500 m2 dari permukaan laut,
beriklim dengan suhu rata-rata 300C - 400C, dengan curah hujan 3.500 mm/Tahun,
dan hari hujan 20 hari – 26 hari atau rata-rata 120 – 156 hari/Tahun.

JARAK WAKTU
TEMPUH TEMPUH
NO LUAS JUMLA JUMLA JUMLA
DESA WILAYAH H H H DARI DARI
DESA DESA
DUSUN RW RT
KE KE
PUSKESM PUSKESM
AS AS
SAGARAN SAGARAN
TEN TEN
1 Desa Sagaranten 1.0875,5Ha 6 8 25 0,5 KM 3 Menit

2 Desa 1.100,8 Ha 3 6 21 0,6 KM 4 Menit


Pasanggrahan
3 404,4 Ha 4 6 23 5 KM 25 Menit
Desa Cibitung
4 571,5 Ha 4 8 26 7 KM 35 Menit
5 Desa Margaluyu 419 Ha 3 3 19 7 KM 35 Menit

6 Desa 485,6 Ha 3 3 18 14 KM 1 Jam 10


Gunungbentang Menit
7 10.115,17 Ha 2 4 16 7 KM
Desa 35 Menit
8 10.115,17 Ha 4 4 25 14 KM
Sinarbentang
1 jam 10
9 933,01 Ha 3 6 24 5 KM
Desa Curug Menit
Luhur
10 1.284,4 Ha 3 3 14 11 KM
25 Menit
Desa Mekarsari
11 1.150,47 Ha 5 6 27 8 KM
55 Menit
Desa
12 2.759,05 Ha 4 8 26 19 KM
40 Menit
Hegarmanah

1 jam 35
Desa
Menit
Datarnangka

Desa Cibaregbeg

Desa
Puncakmanggis
11.010,18 Ha 44 65 264

Tabel 2.1 Gambaran Umum Wilayah Sagaranten

JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN PENDUDUK RT KK
NO DESA
1 Sagaranten 2.403 2.481 4.884 1659 1.752
2 Pasangrahan 2.373 2.431 4.804 1264 1.931
3 Cibitung 2.119 2.110 4.229 2094 1.871
4 Margaluyu 1.788 1.843 3.631 1487 1.352
5 Gunung Bentang 1.356 1.399 2.755 1206 1.095
6 Sinar Bentang 1.236 1.193 2.429 1722 993
7 Curug Luhur 1.961 1.794 3.755 1744 1.434
8 Mekarsari 1.793 1.756 3.549 1034 1.638
9 Hegar Manah 3.098 3.108 6.206 993 2.160
10 Datar Nangka 1.980 1.874 3.854 1521 1.495
11 Cibaregbeg 3.072 3.086 6.158 1309 2.172
12 Puncak Manggis 2.694 2.499 5.193 1290 2.026

25.873 25.574 51.447 17.323 19.919


JUMLAH

Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

b. Visi dan Misi Puskesmas Sagaranten

Visi :

“Mewujudkan Kecamatan Sagaranten yang Sehat, Religius, dan Mandiri“

Misi :

1) Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dan


Mandiri
2) Meningkatkan upaya pencegahan, pengendalian penyakit dan surveilance
berbasis masyarakat yang religious dan mandiri
3) Mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas
4) Meningkatkan derajat kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat.
Tata Nilai UPTD Puskesmas Sagaranten

S Semangat

M Melayani

A Amanah

R Resik

T Terbaik

c. Strategi Operasional UPTD Puskesmas Sagaranten

1) Menurunkan angka kematian bayi dan kematian ibu


2) Meningkatkan dan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
3) Meningkatkan status gizi masyarakat
4) Meningkatkan sanitasi dasar kesehatan lingkungan
5) Meningkatkan kewaspadaan dini dan pengendalian terhadap
penyakit menular
6) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan.
7) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat.
8) Meningkatkan dan memperbaiki manajemen kinerja Puskesmas
Sagaranten.

d. Jumlah Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Puskesmas Sagaranten, terdiri atas sarana pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang terbagi atas sarana milik pemerintah dan swasta.
Sarana pelayanan kesehatan dasar terdiri atas puskesmas dan sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Jumlah Puskesmas Pembantu di Puskesmas Sagaranten
sebanyak 2 buah yang tersebar di 2 desa, dengan 1 buah Puskesmas Keliling dan 4
Pos Kesehatan Desa. Sedangkan sarana kesehatan lainnya sebanyak 5 buah,
terdiri atas :

 Klinik Rawat Inap :1


 Klinik Rawat Jalan Swasta :2
 Dokter Praktik Swasta :3
 RB Swasta :0
 Bidan Praktik Mandiri :12
 Apotik :2
 Pengobatan tradisional berijin :1

e. Sumber Daya Kesehatan

Secara rasio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap
jumlah penduduk yang dilayani. Jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari
tenaga kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang
berada pada pelayanan administrasi.

Jumlah dan jenis sumberdaya kesehatan di Puskesmas Sagaranten tahun 2020


adalah sebanyak 67 rang dengan perincian PNS 22 dan Non PNS 45 orang

JENJANG
NO PNS PTT/PHL/SUKWAN
PENDIDIKAN
1.
Dokter umum 2 -

2.
S2 Kesmas 1 -

3.
S1 Kesmas 2 -

4.
S1 Keperawatan, Ners 1 4

5.
S1 Keperawatan - -

6.
S1 lainnya 1 1
7.
D IV Kebidanan 3 4

8.
D III Keperawatan 1 10

9.
D III Kebidanan 8 13

10.
D III Kesling - 1

11.
D III Perawat Gigi 1 -

12.
D III Rekam Medis 1 -

13.
D III Gizi - 1

14.
D III Farmasi - 1

15.
SPRG Perawat Gigi 1 -

16.
D I lainnya - 1

17.
SMA - 7

18.
SD - 1

19.
SMP - 1

JUMLAH 22 45

Tabel 2. 3 Jumlah Tenaga SDM Kesehatan PKM Sagaranten Tahun 2021

f. Sumber daya lain yang dapat digerakkan untuk pemecahan masalah


kesehatan yang bersifat emergensi, adalah tersedianya berbagai sarana dan
peralatan yang diperlukan untuk penanggulangan bencana, yang terdiri
atas 12 Ambulance Desa
g. Regulasi.
Terdapat peraturan perundangan yang terkait dengan pelayanan kesehatan
di antaranya:
1) Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat (1) mengamanatkan
bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara; ayat
(2) menyebutkan bahwa Negara mengembangkan system jaminan
social bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang
lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan; dan
ayat (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Berkaitan dengan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut selanjutnya
dijabarkan dalam Undang-Undang Nomor 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN)pasal 14 ayat (1) menyebutkan
bahwa pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan
iuran sebagai peserta kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Dan ayat (2) bahwa Penerima Bantuan Iuran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
2) Perundangan yang terkait dengan kewenangan Pemerintah Daerah
terhadap bidang kesehatan, yaitu : Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 13 ayat (1) e, yang
menyebutkan bahwa penanganan bidang kesehatan merupakan
salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah
Propinsi; dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah
terutama pasal 2 ayat (3), bahwa Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah dan Pemerintah Daerah merupakan suatu system yang
menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas
Desentraalisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.Kemudian
dalam pelaksanaan kedua Undang-Undang tersebut dijabarfkan
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan.
h. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan yang dikembangkan di Puskesmas Sagaranten meliputi:
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Program Kesehatan Lingkungan.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB
Program Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2) Upaya Kesehatan Kesehatan Perorangan (UKP)
Balai Pengobatan
Laboratorium Sederhana
Farmasi/ Obat dan Perbekalan Kesehatan.
3) Upaya Kesehatan Pengembangan
Program Kesehatan Lansia
Program Kesehatan Jiwa
Program Upaya Kesehatan Kerja
Program UKS
Program Kesehatan Olahraga
Program Pengobat Tradisional
Program Tanaman Obat Keluarga
Program Penyakit Tidak Menular (PTM)

2. Deskripsi Tugas dan Fungsi Peserta

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara


dan Reformasi Birokrasi No 30 tahun 2013 pasal 7, rincian kegiatan
Perekam Medis Terampil sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam


medis manual (berbasis kertas) : adalah membuat identifikasi
kebutuhan formulir dalam penyusunan SIM rekam medis manual
(berbasis kertas);
b. Mengidentifikasi kebutuhan isi dan data dalam formulir dalam
penyusunan SIM rekam medis manual (berbasis kertas) : adalah
menentukan butiran data dari tata cara pengisian Rujukan (dengan
kode jenis data : misal ketik angka 1 akan muncul data jenis kelamin
laki-laki, ketik 2 perempuan);
c. Mengklasifikasi kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual) : adalah mengelompokkan
kegiatan pelayanan rumah sakit seperti Rawat Jalan, gawat darurat dan
rawat inap yang terkait dengan alur rekam medis;
d. Merancang alur kegiatan pelayanan dalam rangka penyusunan alur
pembentukan SIM rekam medis (manual) : adalah membuat pola alur
kegiatan pelayanan sesuai dengan alur rekam medisnya;
e. Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan sebagai dasar
pengambilan keputusan baik internal maupun eksternal : adalah
mengelompokkan kegiatan pelayanan rumah sakit seperti Rawat Jalan,
gawat darurat dan rawat inap yang terkait dengan alur rekam medis;
f. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial
pasien rawat jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan : adalah memperoleh
informasi data sosial / jati diri pasien baik melalui metode wawancara,
atau mengisi formulir oleh pihak pasien;
g. Membuat dan memutakhirkan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)
rawat jalan dalam rangka pelaksanaan rekam medis di tempat
penerimaan pasien baru dan lama rawat jalan : adalah mencatat data
sosial / jati diri pasien ke dalam Kartu Indeks Utama Pasien dan
memutakhirkan KIUP apabila pasien lama berubah datanya;
h. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial
pasien rawat inap dan menginformasikan ke ruang perawatan dalam
rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru
dan lama rawat inap : adalah mendapatkan informasi data sosial / jati
diri pasien baik melalui metode wawancara, atau mengisi formulir oleh
pihak pasien yang akan dirawat dan berkomunikasi dengan perawat
ruangan untuk menyiapkan segala sesuatunya sehubungan dengan
pasien (baru) yang akan masuk rawat;
i. Menyiapkan rekam medis rawat inap serta meminta rekam medis rawat
inap kepada petugas rekam medis bagian penyimpanan dalam rangka
pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru dan lama
rawat inap : adalah meminta nomor rekam medis untuk dicatat lalu
petugas tempat penerimaan pasien meminta rekam medis rawat jalan
melalui telepon;
j. Membuat, menyimpan dan memutakhirkan Kartu Kendali (KK) dalam
rangka pelaksanaan rekam medis di tempat penerimaan pasien baru
dan lama rawat inap : adalah kegiatan yang dibuat sebagai alat
monitoring atau kartu kendali keberadaan rekam medis yang
digunakan baik ke rawat jalan maupun ke rawat inap;
k. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien : adalah pencatatan data pasien rawat jalan
yang dapat digunakan sebagai data sensus harian untuk pelaporan
rawat jalan;
l. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat jalan melalui
pencatatan/registrasi pasien : adalah mencatat data sosial / jatidiri
pasien ke dalam kartu indeks utama pasien dan memutakhirkan KIUP
apabila pasien lama berubah datanya;
m. Membuat dan memutakhirkan Indeks Utama Pasien (IUP) rawat jalan
melalui pencatatan/registrasi pasien : adalah mencatat data sosial /
jatidiri pasien ke dalam kartu indeks utama pasien dan memutakhirkan
IUP apabila pasien lama berubah datanya;
n. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter
pasien rawat jalan melalui pencatatan/registrasi pasien : mencatat
semua rekam medis pasien pulang rawat jalan dengan jenis data yang
diperlukan untuk indeks penyakit, tindakan medis dan indeks dokter;
o. Mengisi buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien : adalah mencatat data pasien sesuai jenis
data yang diperlukan dari buku registrasi pendaftaran pasien rawat inap;
p. Membuat dan memutakhirkan KIUP rawat inap pencatatan/registrasi
pasien : adalah mencatat data sosial / jatidiri pasien ke dalam kartu
indeks utama pasien dan memutakhirkan KIUP apabila pasien lama
berubah datanya;
q. Membuat dan memutakhirkan IUP rawat inap melalui
pencatatan/registrasi pasien : adalah mencatat data sosial / jatidiri
pasien ke dalam kartu indeks utama pasien dan memutakhirkan IUP
apabila pasien lama berubah datanya;
r. Membuat indeks penyakit, indeks tindakan medis dan indeks dokter
pasien rawat inap melalui pencatatan/registrasi pasien : mencatat
semua rekam medis pasien pulang rawat inap dengan jenis data yang
diperlukan untuk indeks penyakit, tindakan medis dan indeks dokter;
s. Menerima data rekam medis dalam rangka asembling rekam medis
rawat jalan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada :
adalah menerima rekam medis pasien pulang rawat jalan;
t. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat
jalan berdasarkan SOP yang ada : adalah membuat catatan pada buku
ekspedisi penerimaan ketika menerima rekam medis pasien selesai
rawat jalan;
u. Menyeleksi rekam medis incompleted dalam rangka asembling rekam
medis rawat jalan berdasarkan SOP yang ada : adalah menelaah rekam
medis untuk memproleh fakta ketidaklengkapan rekam medis baik
berupa tulisan dokter maupun lembar lepas yaitu hasil-hasil
pemeriksaan contohnya hasil lab, lembar resep, dll;
v. Menyisipkan slip lembar kekurangan dalam rangka asembling rekam
medis rawat jalan berdasarkan SOP yang ada : adalah memberi slip
lembar catatan kekurangan pada halaman depan rekam medis selesai
assembling setelah mendapat fakta dari telaahan rekam medis yang
tidak lengkap;
w. Membuat laporan incompleted dalam rangka asembling rekam medis
rawat jalan berdasarkan SOP yang ada : adalah membuat laporan
rekam medis tidak lengkap berdasarkan jenis data laporan antara lain
nomor rekam medis, jenis ketidak lengkapan, nama dokter yang
bertanggung jawab melengkapi dan catatan lain yang perlu
ditambahkan sebagai laporan;
x. Menerima data rekam medis dalam rangka asembling rekam medis
rawat inap berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada :
adalah menerima rekam medis pasien pulang rawat inap;
y. Mencatat buku ekspedisi dalam rangka asembling rekam medis rawat
inap berdasarkan SOP yang ada : adalah membuat catatan pada buku
ekspedisi penerimaan ketika menerima rekam medis pasien selesai
rawat inap;
z. Mengidentifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir
rekam medis secara manual : adalah membuat ketentuan data yang
akan dilakukan analisa kuantitatif seperti nomor rekam medis, jenis
data yang tidak lengkap (misalnya resume, hasil operasi,
diagnosa/tindakan medis, dll) secara manual;
aa. Mengklasifikasi data dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir
rekam medis secara manual : adalah melakukan klarifikasi data analisa
kuantitatif rekam medis secara manual apabila diperlukan atau ada
yang meragukan;
ab. Mengolah data katalog jenis formulir rekam medis secara manual
dalam rangka penyusunan katalog jenis formulir rekam medis secara
manual : adalah membuat olahan data analisa kuantitatif rekam medis
secara manual dengan cara mengumpulkan data lalu membuat grafik
agar dapat diinterpretasikan dalam suatu laporan;
ac. Membuat laporan data katalog catatan mutu formulir rekam medis
secara manual : adalah membuat laporan data untuk katalog jenis
formulir rekam medis secara manual;
ad. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan
medis pasien rawat jalan ke dalam soft ware case mix : adalah
mengolah data casemix yaitu entry data demografi pasien, kode
diagnose dan tindakan medis pasien rawat jalan ke dalam soft ware;
ae. Memasukkan data demografi pasien, kode diagnosa dan tindakan
medis pasien rawat inap ke dalam soft ware case mix : adalah
mengolah data casemix yaitu entry data demografi pasien, kode
diagnose dan tindakan medis pasien rawat inap ke dalam soft ware;
af. Memproses grouping untuk menentukan tarif case mix : adalah
mengolah data casemix dengan membuat grouping dalam menentukan
tarif casemix;
ag. Menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil grouping dalam bentuk txt
ke bagian akuntansi untuk diverifikasi internal : adalah mengolah data
casemix dengan menyiapkan dan menyerahkan laporan hasil grouping
dalam bentuk txt ke bagian akuntansi untuk verifikasi internal;
ah. Menerima kembali berkas klaim / file txt hasil koreksi dari bagian
akuntansi ; adalah menerima kembali berkas klaim / file txt hasil
koreksi dari bagian akuntansi rumah sakit dalam proses mengolah data
casemix;
ai. Melakukan input ulang hasil koreksi ke dalam software case mix :
adalah melakukan input ulang hasil koreksi ke dalam software case
mix;
aj. Menyortir rekam medis rawat jalan dalam rangka penyimpanan rekam
medis : adalah melakukan pemilahan rekam medis rawat jalan per
nomor kelompok terminal digit numbering system sebelum masuk ke
dalam roll o’pack / rak statis;
ak. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar penyimpanan
rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak
berkepentingan : adalah melakukan penjajaran berdasarkan sistem
penyimpanan terminal digit numbering medis rawat jalan dan menjaga
agar penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh
orang yang tidak berhak seperti menjaga dari orang yang merokok
dalam rak penyimpanan rekam medis, menjaga rekam medis dari
serangga, kecoa, tikus, dll;
al. Menyimpan rekam medis rawat jalan inaktif yang bernilai guna dengan
media tertentu : adalah menyimpan rekam medis rawat jalan inaktif
yang masih mempunyai nilai guna dengan media tertentu (misal :
scanning rekam medis atau media elektronik lainnya) atas instruksi;
am.Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan dalam rangka proses
retensi : adalah menseleksi rekam medis yang akan disusutkan dengan
memilah dan memindahkan rekam medis dari rak aktif ke rak inaktif;
an. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan : adalah
membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan dengan
cara mendaftar rekam medis yang akan disusutkan;
ao. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait : adalah menyampaikan
rekam medis ke unit terkait, baik dengan menggendong rekam medis
atau menggunakan alat distribusi;
ap. Mengumpulkan data untuk penyusunan laporan cakupan pelayanan
pada sarana pelayanan kesehatan : adalah mengumpulkan data untuk
aporan cakupan pelayanan pada sarana pelayanan kesehatan seperti
data wilayah pasien / jaminan pembayaran pasien / pekerjaan pasien /
pendidikan pasien yang dapat digunakan oleh pemasaran / profil /
keperluan lain;
aq. Mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk penyusunan
laporan morbiditas dan mortalitas pasien rawat inap : adalah
mengumpulkan data penyakit dan tindakan medis untuk bahan laporan
morbiditas pasien rawat inap;
ar. Mengumpulkan data penyakit menular untuk penyusunan laporan
morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan : adalah mengumpulkan
data penyakit menular untuk laporan morbiditas pasien rawat jalan;
as. Menghitung angka ketidaklengkapan pengisian informed consent :
adalah membuat rekapitulasi jumlah kelengkapan dan
ketidaklengkapan pengisian informed consent;
at. Mengidentifikasi data formulir analisis mutu sistem pengembalian
berkas rekam medis : adalah mengidentifikasi data formulir dalam
analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam medis manual;
au. Mengumpulkan data analisis mutu sistem pengembalian berkas rekam
medis : adalah mengumpulkan data dalam analisis mutu sistem
pengembalian berkas rekam medis manual;
av. Mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam
rangka evaluasi rekam medis pasien rawat inap : adalah
mengidentifikasi keabsahan data rekam medis secara manual dalam
evaluasi keabsahan data rekam medis pasien rawat inap;
aw.Mengobservasi data pada setiap lembaran rekam medis dalam rangka
evaluasi keabsahan data : adalah mengobservasi data rekam medis
secara manual dalam evaluasi keabsahan data rekam medis pasien
rawat inap.

B. Deskripsi Fokus

Berdasarkan dari kelima nilai – nilai dasar ASN yaitu akuntabilitas,


nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA) yang
harus ditanamkan kepada setiap ASN, maka perlu diketahui indikator-
indikator dari kelima nilai tersebut :

1. AKUNTABILITAS

Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung


jawab. Namun pada dasarnya konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik,
yaitu:

Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan
mencegah keterlibatan ASN dalam politik praktis, memperlakukan warga
secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
publik, menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel ada beberapa nilai
yang perlu diperhatikan :
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

b. Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh
individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas
Suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum
yang berlaku, Undang-undang, kontrak, kebijakan dan peraturan yang
berlaku.
d. Tanggung jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas memberikan kewajiban bagi setiap individu dan lembaga
bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang
telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini
yang akan melahiran akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber
daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja
yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.

2. NASIONALISME

Nasionalisme adalah Pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap


bangsa dan Negara dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila merupakan suatu pandangan atau paham kecintaan warga negara
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Seorang ASN dituntut untuk memiliki perilaku mencintai
tanah air Indonesia (nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan
nasional. Dalam menjalankan tugas, seorang ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Selain
itu ASN juga harus berpegang pada prinsip adil dan netral. Nasionalisme
sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tidak sekedar
wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara. Pegawai ASN akan berpikir tidak lagi sektoral dangan mental
blocknya, tetapi akan senantiasa mementingkan kepentingan yang lebih
besar yakni bangsa dan negara. Nilai-nilai yang senantiasa berorientasi
pada kepentingan publik (kepublikan) mejadi nilai dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Untuk itu pegawai ASN harus
memahami dan mampu mengaktualisasikan Pancasila dan semangat
nasionalisme serta wawasan kebangsaan dalam setiap pelaksanaan fungsi
dan tugasnya, sesuai bidangnya masing-masing.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme yaitu:

a. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

1). Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa

(a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan


ketakwaannya terhadap Tuhan YME.

(b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan YME,


sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

(c) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama


antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan YME.

(d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama


dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.

(e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah masalah


yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan YME.

(f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.

(g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap


Tuhan YME kepada orang lain.

2). Sila 2 :Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

(a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat


dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME.
(b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membedabedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit,
dan sebagainya.

(c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

(d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

(e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

(f) Menjunjung tinggi nilaI-nilai kemanusiaan.

(g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

(h) Berani membela kebenaran dan keadilan.

(i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh


umat manusia.

(j) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama


dengan bangsa lain.

3). Sila 3 : Persatuan Indonesia

(a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan


dan keselamatan bangsa dan Negara sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan.

(b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara dan


bangsa apabila diperlukan.

(c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.


(d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah
air Indonesia.

(e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

(f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka


Tunggal Ika.

(g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4). Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan dan Perwakilan

(a) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap manusia


Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yangsama.

(b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

(c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan


untuk kepentingan bersama.

(d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat


kekeluargaan.

(e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang


dicapai sebagai hasil musyawarah.

(f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

(g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas


kepentingan pribadi dan golongan.
(h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati nurani
yang luhur.

(i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan


secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

(j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai


untuk melakukan permusyawaratan.

5). Sila 5 : Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

(a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan


sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

(b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

(c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

(d) Menghormati hak orang lain.

(e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri.

(f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat


pemerasan terhadap orang lain.

(g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat


pemborosan dan gaya hidup mewah.

(h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau


merugikan kepentingan umum.

(i) Suka bekerja keras.


3. ETIKA PUBLIK

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang


menentukan baik/buruk benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Etika adalah : Dalam konteks Indonesia,
menurut Azyumardi Azra, nilai-nilai etika sebenarnya tidak hanya
terkandung dalam ajaran agama dan ketentuan hukum, tetapi juga
dalam sosial decorum berupa adat istiadat dan nilai luhur sosial budaya
termasuk nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Pancasila. Nilai-
nilai dasar etika publik tercantum dalam pasal 4 Undang - Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang ASN, yakni :

 Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila;


 Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945 serta pemerintah yang sah;
 Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia;
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
 Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
 Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
 Memelihara dan menjungjung tinggi standar etika yang luhur;
 Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
 Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
 Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
 Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
 Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
 Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
a. Kode etik ASN
 Jujur
 Bertanggungjawab
 Sesuai aturan
 Cermat
 Disiplin
 Berintegrasi tinggi
 Sikap hormat
 Sopan
 Tanpa tekanan
 Sesuai perintah atasan sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan
 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara wajar,
bertanggung jawab, efektif dan efisien
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dala
melaksanakan tugas
 Memberikan informasi secara benar kepada pihak yang
membutuhkan informasi terkait kepentingan kedinasan.
 Tidak menyalahgunakan informasi intern negara untuk mencari
keuntungan pribadi atau golongan.
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.

b. Kasus Aktualisasi Etika Publik


 Mudik menggunakan mobil dinas
 Tanda tangan absens langsung full 1 bulan
 Membocorkan informasi
 Pejabat korupsi menjabat Kembali
4. KOMITMEN MUTU

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain
yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil, dipersepsikan oleh individu terhadap
produk/jasa berupa ukran baik/buruk. Bidang apapun yang menjadi
tanggungjawab pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.

Ada 4 nilai-nilai dasar komitmen mutu antara lain :

a. Efektivitas, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah


direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

b. Efisiensi, merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber


daya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyalahgunaan
prosedur dan mekanisme yang keluar alur

c. Inovasi, suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreatifitas untuk


meningkatkan mutu pelayanan.

d. Mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah


dan tujuan untuk kualitas pelayanan

Adapun nilai-nilai mutu adalah sebagai berikut :

 Menyusun program kerja jangka panjang yang berbasis mutu


 Membangun mindset pegawai terhadap budaya mutu
 Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
 Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun
eksternal
5. ANTI KORUPSI

Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak


Pidana Korupsi, bahwa korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Sedangkan pada UU NO. 20 Tahun 2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi antara lain : 1. Kerugian Keuangan Negara, 2. Suap-menyuap, 3.
Pemerasan, 4. Perbuatan curang, 5. Penggelapan dalam jabatan, 6.
Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan 7. Gratifikasi.

a. Pilar Utama Pencegahan Korupsi

 Aparat Pemerintah
 Sektor Swasta
 Masyarakat

b. Penyebab Perilaku Korup Birokrat

 Internal : Lemahnya sistem pengawasan


 Eksternal : Budaya permisif di masyarakat, suap dan gratifikasi dalam
proses pelayanan publik adalah hal yang biasa dan kooptasi dan
intervensi politik yang menyebabkan korupsi birokrasi
c. Ciri – Ciri Korupsi
 Dilakukan Lebih dari 1 (satu) orang
 Merahasiakan motif, ada keuntungan yang ingin diraih
 Berhubungan dengan kekuasaan/kewenangan tertentu
 Berlindung dibalik pembenaran hukum
 Melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum
d. Nilai – Nilai Anti Korupsi
 Kejujuran
 Kemandirian
 Kepedulian
 Kedisiplinan
 Keadilan
 Kerja keras
 Tanggung jawab
 Sederhana
 Berani

6. MANAJEMEN ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai


ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

a. Kedudukan ASN

Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang


menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah
serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai
politik.

b. Peran ASN

Pegawai ASN memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
c. Fungsi ASN

1) Pelaksana kebijakan publik;


2) Pelayan publik; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa

d. Tugas ASN

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina


kepegawaian sesuai ketentuan perundang-undangan;

2) Memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas; dan

3) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung


pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta memberikan ruang bagi
transparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan keadilan. Jaminan sistem
merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai
diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi
lain bad performers mengetahui kelemahannya untuk kemudian dibantu
oleh organisasi untuk meningkatkan kinerja.

7. PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam


rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

a. Prinsip Pelayanan Publik

 Partisipatif;
 Tidak Diskriminatif;
 Aksesible;
 Transparan;
 Mudah dan murah;
 Akuntabel;
 Responsif;
 Efektif dan efisien;
 Berkeadilan

b. Prinsip pelayanan prima :

 Responsif terhadap pelanggan/memahami pelanggan


 Membangun Visi dan misi pelayanan
 Menetapkan Standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan
 Pemberian pelatihan dan pengembangan pegawai untuk
pelayanan yang baik
 Memberikan apresiasi kepada pegawai

8. WoG (Whole of Government)

Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan


pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuantujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik.

a. Penerapan WoG dalam pelayanan terintegrasi :

 Penguatan koordinasi antar lembaga


 Membentuk lembaga koordinasi khusus
 Membentuk gugus tugas
 Koalisi sosial
b. Faktor pendorong penerapan WoG :

 Eksternal : dorongan publik, integrasi kebijakan, perkembangan


teknologi
 Internal : ketimpangan sektor, perkembangan teknologi

c. Tantangan penerapan WoG :

 Kepemimpinan;
 Perbedaan budaya organisasi;
 Kapasitas SDM

d. Praktek WoG :

 Pelayanan Administratif;
 Pelayanan Barang;
 Pelayanan Jasa;
 Pelayanan Regulatif

e. Asas - asas WoG :

 Asas Kepastian Hukum;


 Asas Kepentingan Umum;
 Asas Akuntabilitas;
 Asas Proporsionalitas;
 Asas Profesionalitas;
 Asas Keterbukaan;
 Asas Efisiensi;
 Asas Efektifitas
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu

Sebelum melakukan kegiatan aktualisasi, hal yang perlu dilakukan


adalah identifikasi terhadap isu yang sedang dihadapi oleh satuan kerja
masing-masing. Isu-isu dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan isu
utama yang akan dijadikan fokus bahasan dalam kegiatan aktualisasi.
Berikut adalah isu-isu yang ditemukan di Unit Rekam Medis UPTD
Puskesmas Sagaranten :
1. Belum optimalnya ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat
inap
2. Belum optimalnya proses pengambilan dan pengembalian dokumen
rekam medis
3. Belum optimalnya pemanfaatan sistem antrean online
4. Belum optimalnya proses identifikasi di pendaftaran sehingga
terdapat data ganda
5. Belum optimalnya monitoring kelengkapan dokumen rekam medis

Setelah mengidentifikasi isu, selanjutnya diperlukan analisis


lanjutan pada isu-isu tersebut. Analisis dilakukan untuk menetapkan
kriteria isu dan kualitas isu yang paling tepat untuk dijadikan bahasan
dalam rancangan aktualisasi. Instrumen analisis isu menggunakan Teknik
USGR dengan Kriteria :

1. Urgency yakni seberapa mendesak isu harus dibahas, dianalisis dan


ditindak lanjuti
5 = Sangat penting untuk segera diatasi (mendesak)
4 = Penting, tetapi tidak terlalu mendesak
3 = Cukup penting, agak mendesak
2 = Kurang penting, tidak terlalu mendesak
1 = Tidak terlalu penting, tidak mendesak

2. Seriousness yakni seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan


akibat yang ditimbulkan
5 = Sangat serius, jika tidak ditangani segera dampaknya akan
membahayakan
4 = Serius, walaupun dampaknya serius tetapi masih ada isu lain
yang sangat serius
3 = Cukup serius dibandingkan dengan isu-isu lain yang perlu
ditangani
2 = Kurang serius, penanganan isu masih bisa ditunda
1 = Tidak terlalu serius, berarti bisa diabaikan untuk sementara
waktu, untuk lebih fokus pada isu lain
3. Growth seberapa besar kemungkinan memburuknya isu jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.
5 = Sangat cepat, isu sangat cepat berkembang jika tidak segera
ditangani
4 = Isu cepat berkembang jika tidak ditangani
3 = Isu cukup berkembang
2 = Isu kurang berkembang, isu masih bisa ditunda penanganannya
1 = Isu tidak berkembang, kemungkinanakan hilang dengan
sendirinya

4. Relatednes seberapa besar hubungan keterkaitan dengan tugas dan


fungsi

5 = Sangat berhubungan, isu sangat berhubungan dengantugas


pokok dan fungsi

4 = Berhubungan, isu berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi

3 = Cukup berhubungan, isu cukup berhubungan dengan tugas


pokok dan fungsi
2 = Kurang berhubungan, isu kurang berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi
1 = Tidak berhubungan, isu tidak berhubungan dengan tugas pokok
dan fungsi

Berikut Analisa dengan Teknik USGR :

Kriteria Penilaian Total Pering


No Pokok Bahasan Isu Identifikasi Isu
U S G R Nilai kat
1. Belum optimalnya ruang Ruang penyimpanan
penyimpanan dokumen kurang memadai 4 5 5 4 18 2
rekam medis rawat inap
2. Belum optimalnya Masih ada dokumen
proses pengambilan dan rekam medis yang sulit
pengembalian dokumen ditemukan ketika pasien
rekam medis mau berobat, pelayanan
terhambat karena telat
pendistribusian, masih
ada dokumen rekam
medis yang belum 5 5 5 5 20 1
kembali setelah
pelayanan, tidak adanya
monitoring keluar
masuk dokumen rekam
medis untuk monitoring
keberadaan dokumen
rekam medis
3. Belum optimalnya Sistem antrean masih
pemanfaatan sistem manual karena sistem
4 4 4 3 15 5
antrean online antrean online belum
dapat terealisasikan
dikarenakan mesin
antrean online rusak
4. Belum optimalnya Masih banyak pasien
proses identifikasi di yang tidak membawa
pendaftaran sehingga kartu identitas, data sulit
terdapat data ganda ditemukan sehingga 4 5 4 4 17 3
dibuatkan data baru
yang menyebabkan data
ganda
5. Belum optimalnya Pengisian dokumen
monitoring kelengkapan rekam medis masih 4 4 4 4 16 4
dokumen rekam medis kurang lengkap

Tabel 3.1 Analisis Isu dengan Teknik USGR

B. Penetapan Isu Utama

Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan teknik USGR diatas, belum


optimalnya proses pengambilan dan pengembalian dokumen rekam medis
menjadi isu utama yang harus segera ditangani karena dapat menghambat
pelayanan

C. Gagasan Mengatasi Isu

Untuk mengetahui tindakan atau strategi apa yang harus dilakukan agar proses
pengambilan dan pengembalian dokumen rekam medis menjadi optimal maka
harus kita analisis terlebih dahulu apa yang menyebabkan terjadinya isu
tersebut. Faktor terjadinya isu tersebut dapat dianalisis menggunakan teknik
analisis isu Fishbone pada bagan dibawah ini :
Bagan 3.1 Root Cause Teknik Fishbone

No. Solution Ide


1. Membuat Tracer Rekam Medis
2. Membuat Buku Ekspedisi
3. Memasang Pengumuman batas pengembalian dokumen rekam medis

Tabel 3.2 Solution Ide Teknik Fishbone

Dari isu yang mengemuka yaitu belum optimalnya proses pengambilan dan
pengembalian dokumen rekam medis, hal itu terjadi karena masih adanya
dokumen rekam medis yang sulit ditemukan ketika pasien mau berobat sehingga
menghambat pelayanan, keberadaan dokumen rekam medis tidak termonitor,
masih ada dokumen rekam medis yang belum kembali setelah selesai pelayanan,
dan pendistribusian berkas rekam medis telat. maka harus dibuat monitoring
keluar masuk dokumen rekam medis dari tempat penyimpanan. Kegiatan
monitoring keluar masuk dokumen rekam medis dapat dilakukan dengan cara
membuat alat bantu monitoring yaitu berupa “Buku Ekspedisi” dan “Tracer
Rekam Medis” . Untuk meminimalisir keterlambatan pengembalian dokumen
rekam medis maka hal yang akan dilakukan yaitu memasang pengumuman batas
waktu pengembalian dokumen rekam medis setelah selesai pelayanan.

ALUR PENANGANAN ISU

a.Belum optimalnya penyebab


ruang penyimpanan
Core Gagasan
dokumen rekam medis Isu Utama Isu Kreatif
rawat inap

b.Belum optimalnya
proses pengambilan dan
pengembalian dokumen
rekam medis
Belum optimalnya Masih ada
c.Belum optimalnya proses dokumen 1. Membuat Tracer
pemanfaatan sistem pengambilan dan rekam medis
2. Membuat Buku Ekspedisi
antrean online yang sulit
pengembalian
dokumen rekam ditemukan 3. Memasang pengumuman
d.Belum optimalnya batas pengembalian dokumen
proses identifikasi di rekam medis
pendaftaran sehingga
terdapat data ganda

e.Belum optimalnya
monitoring Kegiatan :
kelengkapan
1. konsultasi dengan
pimpinan/kepala/puskesmas/mentor
TUGAS DAN FUNGSI
2. membuat tracer

ANEKA
3. membuat buku ekspedisi
Assembling 4. merancang SOP penggunaan tracer
Indexing dan buku ekspedis
Coding 5. Memasang pengumunan batas
Filling pengembalian dokumen rekam medis
Analising 6. Sosialisasi
7. Evaluasi hasil kegiatan

Bagan 3.2 Alur Penanganan Isu


D. Kegiatan dan Tahapan Aktualisasi

Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Rekam Medis UPTD Puskesmas Sagaranten

Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat
inap
2. Belum optimalnya proses pengambilan dan pengembalian dokumen
rekam medis
3. Belum optimalnya pemanfaatan sistem antrean online
4. Belum optimalnya proses identifikasi di pendaftaran sehingga
terdapat data ganda
5. Belum optimalnya monitoring kelengkapan dokumen rekam medis

Isu yang Diangkat : Belum optimalnya proses pengambilan dan


pengembalian dokumen rekam medis

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi kegiatan monitoring dokumen


rekam medis dengan pemanfaatan buku ekspedisi dan tracer rekam medis
di Puskesmas Sagaranten
Keterkaitan
Output/ Kontribusi
Subtansi Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Terhadap Visi-
Organisasi
Hasil Misi Organisasi
Mata Pelatihan
1. Membuat list 1. Menghasilkan list Dalam melakukan Melakukan Kegiatan
catatan pertanyaan catatan pertanyaan konsultasi dengan konsultasi dengan konsultasi dengan
konsultasi konsultasi pimpinan, saya pimpinan maka pimpinan ini
membuat catatan mendukung memiliki nilai nilai
2. Menyiapkan 2. Konsep gagasan konsultasi dan terwujudnya misi yang dapat
konsep gagasan pemecahan isu menyiapkan gagasan Puskesmas yang dijadikan bahan
Melakukan pemecahan isu tentang optimalisasi yang akan saya berbunyi untuk habituasi
Konsultasi tentang optimalisasi proses pengambilan sampaikan agar “Meningkatkan selanjutnya
dengan proses pengambilan dan pengembalian konsultasi dapat akses terhadap dengan nilai
Pimpinan/Kepa dan pengembalian dokumen rekam berjalan dengan pelayanan organisasi yaitu
1. la dokumen rekam medis efektif (Komitmen kesehatan yang “Semangat,
Puskesmas/Me medis Mutu) kemudian saya berkualitas dan Melayani,Amana
ntor meminta kesedian mandiri” h, Resik dan
3. Meminta kesediaan 3. Pimpinan / mentor waktu pimpinan untuk Terbaik”
pimpinan / mentor bersedia melakukan melakukan konsultasi
untuk melakukan konsultasi dengan bahasa yang
konsultasi sopan ( Etika
Publik) dan saya
4. Mendengarkan dan 4. Catatan hasil mendengarkan
mencatat arahan yang konsultasi dan arahan dengan cermat
disampaikan dari pimpinan / ( Etika Publik) dan
pimpinan mentor mencatat arahan yang
akan disampaikan
pimpinan jelas
(Akuntabilitas),
menjalankan arahan
pimpinan sebagai
tanggungjawab
(Akuntabilitas)

2. Membuat 1. Merancangan bon 1. Menghasilkan Penggunaan tracer Menggunakan Kegiatan membuat


peminjaman dan rancangan bon atau kartu pelacak ini tracer sebagai tracer ini memiliki
tracer sebagai tracer peminjaman dan dilakukan untuk kartu pelacak nilai nilai yang
tracer mengetahui letak dokumen rekam dapat dijadikan
kartu pelacak dokumen saat tidak medis maka bahan untuk
2. Memasukkan bon 2. Bon peminjaman ada di dalam rak mendukung habituasi
dokumen peminjaman kedalam tersimpan dengan penyimpanan, dan terwujudnya misi selanjutnya
rekam tracer baik dan aman dalam memudahkan saat puskesmas yaitu dengan nilai
tracer mengembalikan “Meningkatkan organisasi yaitu
medis yang
dokumen ke rak akses terhadap “Semangat,
3. Meletakkan tracer 3. Tracer tersimpan di penyimpanan pelayanan Amanah dan
keluar dari rak
pada rak rak penyimpanan sehingga lebih kesehatan yang Terbaik”
penyimpanan sebagai sebagai kartu pelacak efektif dan cepat berkualitas dan
penyimpanan.
penanda Jika jika dokumen rekam tanggap (Komitmen mandiri”
dokumen rekam medis tidak
medis tidak ada di rak ditemukan dirak Mutu).
penyimpanan. penyimpanan.
Adanya kejelasan
dimana keberadaan
dokumen rekam
medis
(Akuntabilitas)

3. Membuat buku 1. Menyiapkan buku 1. Adanya buku Pendataan dokumen Melakukan Kegiatan membuat
ekspedisi untuk ekspedisi ekspedisi sebagai rekam medis sudah pendataan buku ekspedisi ini
mendata buku monitoring memiliki syarat yang dokumen rekam memiliki nilai nilai
dokumen jelas (akuntabilitas), medis yang keluar yang dapat
rekam medis 2. Menginput data 2. Adanya data yaitu mendata dari rak dijadikan bahan
yang keluar No. RM, nama dokumen rekam Menginput No. RM, penyimpanan untuk habituasi
dari rak pasien, tanggal medis yang keluar nama pasien, tanggal maka mendukung selanjutnya
penyimpanan berobat, poliklinik dari rak penyimpanan berobat, poliklinik terwujudnya misi dengan nilai
tujuan dan diagnosa tujuan dan diagnosa. puskesmas yaitu organisasi yaitu
data dokumen rekam “Meningkatkan “Semangat,
3. Memberikan 3. Dokumen rekam medis yang keluar akses terhadap Amanah dan
dokumen rekam medis dapat segera di dari rak penyimpanan pelayanan Terbaik”
medis kepada distribusikan merupakan tanggung kesehatan yang
petugas distribusi. jawab(akuntabilitas) berkualitas dan
agar diketahuikemana mandiri”
dokumen rekam
medis saat tidak ada
dirak penyimpanan

4. Merancang 1. Membuat point- 1. Adanya pedoman Adanya pedoman Membuat SOP Membuat SOP
SOP point SOP untuk untuk penggunaan untuk penggunaan penggunaan tracer penggunaan tracer
penggunaan pedoman penggunaan tracer dan buku tracer dan buku dan buku ekspedisi dan buku ekspedisi
tracer dan buku tracer dan buku ekspedisi ekspedisi memberikan maka mendukung memiliki nilai nilai
ekspedisi ekspedisi kejelasan dalam terwujudnya misi yang dapat
penggunaan Tracer puskesmas yaitu dijadikan bahan
2. Meminta 2. Adanya persetujuan dan buku ekspedisi “Meningkatkan untuk habituasi
persetujuan pimpinan pimpinan dalam (akuntabilitas) akses terhadap selanjutnya sesuai
dalam pembuatan pembuatan SOP pelayanan dengan nilai
SOP sehingga siap Meminta persetujuan kesehatan yang organisasi yaitu
digunakan atasan merupakan berkualitas dan “Semangat,
nilai menghargai mandiri” Melayani, dan
kewenangan atasan Terbaik”
(etika publik)

5. Memasang 1. Mencetak 1. Hasil printout Tepat waktu, adanya Memasang Memasang


pengumuman pengumuman batas lembar pengumuman kejelasan, konsisten pengumuman pengumuman
pengembalian batas pengembalian dalam mengerjakan batas waktu batas waktu
batas dokumen rekam dokumen rekam tugas (akuntabilitas), pengembalian pengembalian
pengembalian medis medis menyampaikan dokumen rekam dokumen rekam
dokumen informasi dengan medis maka medis adalah salah
rekam medis 2. Memasang 2. Informasi jelas (etika publik), mendukung satu upaya untuk
pengumuman batas tersampaikan dan sesuai SOP karena terwujudnya misi saling
pengembalian petugas tepat waktu batas waktu puskesmas yaitu mengingatkan
dokumen rekam dalam pengembalian pengembalian “Meningkatkan sesuai dengan tata
medis di ruang dokumen rekam dokumen rekam akses terhadap nilai “Melayani”
perawatan dan ruang medis medis ada aturannya pelayanan dan “Amanah”
poliklinik (komitmen mutu) kesehatan yang
berkualitas dan
mandiri”

6. Melakukan 1. Menyiapkan daftar 1. Menghasilkan Dalam melakukan Melakukan Melakukan


sosialisasi hadir audience printout lembar daftar kegiatan sosialisasi sosialisasi maka sosialisasi terkait
hadir audience kepada petugas rekam mendukung pemanfaatan buku
terkait medis, saya akan terwujudnya misi ekspedisi dan
pemanfaatan 2. Menyampaikan 2. Tersosialisasikanny menyampaikan puskesmas yaitu tracer rekam
buku ekspedisi gagasan yang ingin a bagaimana gagasan yang akan “Meningkatkan medis dan
dilakukan. pemanfaatan buku dilaksanakan dengan akses terhadap perencanaan
dan tracer
ekspedisi dan tracer menggunakan bahasa pelayanan SIMPUS (Sistem
rekam medis rekam medis yang sopan (etika kesehatan yang Informasi
publik). Meminta berkualitas dan Puskesmas)
3. Meminta dukungan 3. Adanya dukungan dukungan antar mandiri” memiliki nilai
sesama petugas rekam dalam pelaksanaan sesama petugas rekam “Semangat,
medis. monitoring dokumen medis agar terjalin Melayani,
rekam medis dengan kerja sama Amanah dan
pemanfaatan buku (nasionalisme) dalam Terbaik”
ekspedisi dan tracer
pelaksanaan gagasan.
rekam medis Adanya komunikasi
yang baik
4. Meminta 4. Adanya masukan / (komitmen mutu)
masukan/saran yang saran agar pelaksaan
dapat menunjang kegiatan yang akan
terlaksananya dilakukan berjalan
kegiatan yang akan dengan baik
dilaksanakan

7. Evaluasi hasil Melakukan Tersedianya laporan Dalam evaluasi hasil Melakukan Membuat evaluasi
kegiatan yang peninjauan terhadap evaluasi hasil kegiatan saya Evaluasi hasil hasil kegiatan
telah dilakukan terlaksananya kegiatan yang telah melakukan Kegiatan yang merupakan suatu
pemanfaatan buku dilakukan. peninjauan terhadap telah dilakukan tanggung jawab
ekspedisi dan terlaksananya maka mendukung terhadap gagasan
penggunaan tracer Pemanfaatan buku terwujudnya misi yang saya
ekspedisi dan puskesmas yaitu sampaikan.
penggunaan tracer “Meningkatkan Kegiatan evaluasi
sebagai akses terhadap ini
tanggungjawab pelayanan
(akuntabilitas) kesehatan yang Memiliki nilai
terhadap gagasan berkualitas dan “Amanah dan
yang saya sampaikan. mandiri” Terbaik”
Dan melakukan
pengecekan apakah
masih ada berkas
yang belum kembali
setelah selesai
pelayanan untuk
mengetahui
konsistensi
(akuntabilitas) dari
pemanfaatan buku
ekspedisi dan tracer.

Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan


E. Jadwal Kegiatan

Minggu
No. Kagiatan dan Tahapan Kegiatan
1 2 3 4
1 Melakukan Konsultasi dengan
pimpinan/Kepala Puskesmas/Mentor
dan Coach

1. Membuat list catatan konsultasi

2. Menyiapkan konsep gagasan


pemecahan isu tentang
optimalisasi proses
pengambilan dan pengembalian
dokumen rekam medis

3. Meminta kesediaan pimpinan


untuk melakukan konsultasi

4. Mendengarkan dan mencatat


arahan yang disampaikan
pimpinan

2 Membuat tracer sebagai kartu pelacak


dokumen rekam medis yang keluar
dari rak penyimpanan.

1. Merancang bon peminjaman dan


tracer

2. Memasukkan bon peminjaman ke


dalam tracer.

3. Meletakkan tracer pada rak


penyimpanan sebagai penanda jika
dokumen rekam medis tidak ada di rak
penyimpanan

3 Membuat buku ekspedisi untuk


mendata dokumen rekam medis yang
keluar dari rak penyimpanan

1. Menyiapkan buku ekspedisi

2. Membuka file Ekspedisi


Dokumen Rekam Medis.

3. Menginput data No. RM, nama


pasien, tanggal berobat,
poliklinik tujuan dan diagnosa

4. Memberikan dokumen rekam


medis kepada petugas
distribusi.

4 Membuat SOP penggunaan tracer dan


buku ekspedisi
1. Membuat point-point SOP untuk
pedoman penggunaan tracer
dan buku ekspedisi

2. Meminta persetujuan pimpinan


dalam pembuatan SOP
5 Memasang pengumuman batas
pengembalian dokumen rekam medis

1. Mencetak pengumuman batas


pengembalian dokumen rekam
medis

2. Memasang pengumuman batas


pengembalian dokumen rekam
medis di ruang perawatan dan
ruang poliklinik

6 Melakukan sosialisasi terkait


pemanfaatan buku ekspedisi dan tracer
rekam medis dan perencanaan
SIMPUS (Sistem Informasi
Puskesmas)
1. Menyiapkan daftar hadir
audience

2. Menyampaikan gagasan yang


ingin dilakukan.

3. Meminta dukungan sesama


petugas rekam medis.

4. Meminta masukan/saran yang


dapat menunjang terlaksananya
kegiatan yang akan
dilaksanakan

7 Evaluasi hasil kegiatan yang telah


dilakukan

1. Melakukan peninjauan terhadap


terlaksananya pemanfaatan
buku ekspedisi dan penggunaan
tracer

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan

Keterangan :

= Minggu ke-3 Oktober 2021

= Minggu ke-4 Oktober 2021

= Minggu ke-1 November 2021

= Minggu ke-2 November 2021


DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI Dirjen YanMed. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di

Indonesia. Jakarta : DepKes.2006

DepKes RI. PERMENKES No. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.

Jakarta : DepKes.2008

Anda mungkin juga menyukai