Oleh :
DIKY RIZKI RAMDANI
NIM : 2212202003
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.3 Batasan Masalah........................................................................................2
BAB II TEORI PENUNJANG................................................................................3
2.1 Tinjauan Pustaka.......................................................................................3
2.2 Landasan Teori..........................................................................................4
2.2.1 Sistem Tenaga Listrik............................................................................5
2.2.2 Sistem Proteksi......................................................................................7
2.2.3 Saklar Pemutus Tenaga (PMT)..............................................................8
2.2.3 Over Current Relay (OCR)....................................................................8
2.2.4 Setting Relay........................................................................................10
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................12
3.1 Bahan Penelitian......................................................................................12
3.2 Alur Penelitian.........................................................................................13
3.3 Jadwal Kegiatan......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I PENDAHULUAN
Suatu pembangkit yang terhubung pada suatu sistem dituntut bukan hanya
kontinuitas operasi dari pembangkitan saja, tetapi diwajibkan dapat terintergrasi
dengan baik dengan sistem tersebut. Saat ini kondisi PLTP Patuha belum
memiliki fasilitas synchronize pada sistem internal. Sehingga ini dapat
menghambat proses synchronize dan Houseload operation apabila terjadi
gangguan disisi eksternal. Tidak tersedianya fasilitas synchronize pada instalasi
pembangkit tersebut maka diperlukan kajian teknis pada power sytem dan relay
proteksi
1.2 Tujuan
1. Melakukan simulasi pada sistem tenaga.
2. Mendapatkan solusi dari permasalahan tidak tersedianya fasilitas
synchronize.
3. Mendapatkan kalkulasi / perhitungan relay-relay apabila fasilitas
synchronize ditambahkan pada sistem.
1
1.3 Batasan Masalah
1. Pengambilan data hanya pada ruang lingkup generator, transformator
hingga saluran transmisi 150 kV.
2. Simulasi dilakukan hanya pada sistem yang direncanakan dianalisa.
3. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software engineering.
2
BAB II TEORI PENUNJANG
Yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nursaliw dkk, yang berjudul
“ANALISIS KOORDINASI DAN SETTING OVER CURRENT RELAY (OCR)
PADA PEMAKAIAN DAYA SENDIRI PLTU SMS ENERGI MENGGUNAKAN
SOFTWARE ETAP 12.6.0”,[9] dimana berisi mengenai analisa sistem proteksi di
PLTU SMS ENERGI menggunakan ETAP 12.6.0. Penelitian tersebut bertujuan
untuk mengetahui besaran settingan OCR Motor Pump, Grading Time OCR
Motor Pump, koordinasi OCR Motor Pump dan OCR auxiliary pada PLTU SMS
Energi di kawasan industri Bolok.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Julda Faisal Bariq dengan judul
“ANALISIS PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS
LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI PUSDIKLAT
MIGAS CEPU”.[1] Pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data
yang diperlukan yang kemudian di simulasikan. Penelitian tersebut dilakukan
bertujuan untuk mengetahui setting relay yang akan digunakan.
3
mempertimbangkan perkembangan jumlah sumber dan penambahan jumlah
peralatan sehingga jika terjadi gangguan dapat trip dan berkoordinasi dengan baik
untuk mengamankan dan mengisolasi gangguan agar tidak meluas.
Kondisi bentang alam Indonesia yang dilewati oleh cincin api pasifik atau yang
dikenal sebagai ring of fire, yaitu wilayah yang banyak terdapat gunung berapi
merupakan potensi besar untuk pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik.
Secara sederhana, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah
pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas bumi untuk dikonversikan
menjadi energi listrik. PLTP memiliki banyak kesamaan dengan pembangkit
listrik pada umumnya, seperti penggunaan turbin, generator dan komponen
lainnya. Akan tetapi, uap yang digunakan bukanlah uap yang didapat dengan
membakar bahan bakar fosil atau bahan bakar lainnya, melainkan dengan
mengalirkan uap yang terkandung dalam perut bumi dan digunakan untuk
menggerakan turbin yang selanjutnya menggerakan generator hingga
menghasilkan listrik. Kemudian berbeda dengan pembangkit listrik yang
menggunakan fosil, PLTP tergolong pembangkit yang ramah lingkungan dan
reneweble. Karena dalam prosesnya tidak menghasilkan polusi, walaupun terdapat
limbah kondensat hasil dari sisa operasi pembangkitan. Limbah kondensat itupun
tidak dibuang begitu saja melainkan diinjeksikan kembali kedalam perut bumi
atau kedalam reservoir yang terdapat dalam perut bumi yang nantinya akan me-
recharge air reservoir yang telah digunakan sehingga keberadaan uap panas bumi
tetap terjaga.
4
Gambar 2. 1 Siklus PLTP (Alyssa,2008)
Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTP (Pembangkit Listrik Panas Bumi) akan
disalurkan ke suatu sistem tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik terbagi dalam
seksi-seksi yang satu sama lain bisa dihubungkan atau dipisahkan melalui PMT
(CB). Setiap seksi diamankan oleh relay proteksi. Kawasan pengaman suatu relay
proteksi adalah bagian dari sistem yang menjadi tanggung jawab relay tersebut
untuk mendeteksi kondisi abnormal yang terjadi di dalamnya dan dengan bantuan
PMT akan memisahkan seksi bila kondisi abnormal itu sudah tidak dapat di
tolerir. Karena bagian yang terganggu telah terpisah, maka bagian yang lainnya
dapat beroperasi dan terselamatkan.
5
Gambar 2. 2 Proses Penyaluran Energi Listrik
6
2.2.2 Sistem Proteksi
Sistem Proteksi adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan untuk melindungi
perlatan-peralatan listrik pada sebuah sistem tenaga seperti generator,
transformator jaringan dan lain-lain terhadap gangguan kondisi abnormal operasi
sitem itu sendiri. Sehingga proses penyaluran energi listrik dari sisi pembangkit
energi listrik hingga saluran distribusi dapat disalurkan sampai pada konsumen
pengguna listrik dengan aman. Sistem proteksi bekerja dengan cara melokalisir
gangguan agar jaringan yang lain tidak terkena gangguan.
Gambar diatas merupakan salah satu contoh sistem proteksi, dimana didalamnya
terdapat Over Current Relay (OCR) dan juga Ground Foult Relay (GFR). Kedua
relay tersebut memiliki fungsi proteksi yang berbeda. OCR berfungsi
mengamankan jaringan apabila terjadi gangguan arus lebih sedangkan GFR
berfungsi apabila terjadi kontak antara fasa dengan tanah.
7
2.2.3 Saklar Pemutus Tenaga (PMT)
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban
(pada kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan). Pada
waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu
suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus
dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas
SF6. Jenis-jenis PMT berdasarkan media insulator dan material dielektriknya,
terbagi menjadi empat jenis, yaitu: sakelar PMT minyak, sakelar PMT udara
hembus, sakelar PMT vakum dan sakelar dengan gas SF6. Selain itu PMT dapat
memutus arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung singkat
tidak sampai rusak.
8
Gambar 2. 5 Wiring OCR (Over Current Relay)
1. Arus drop-off (Id) adalah nilai arus maksimum yang menyebabkan relai
berhenti bekerja. Sehingga kontak akan membuka kembali. Arus ini
disebut juga arus kembali.
2. Arus pick-up (Ip) adalah nilai arus minimum yang dapat menyebabkan
relai bekerja dan menutup kontaknya. Nilai arus ini disebut arus kerja.
Menurut British Standard kesalahan pick-up berkisar antara 1,05 - 1,5 dari
tiap setting arusnya.
9
2.2.4 Setting Relay
Setting Relay terbagi menjadi dua yaitu setting nilai arus dan setting waktu.
Dimana :
Is : Penyetelan Arus.
Batas Pengaturan maksimum Over Current relay adalah bahwa relai harus bekerja
bila terjadi gangguan short circuit pada relai berikutnya. Batas penyetelan
maksimumnya adalah :
Is = k . I n
Dimana :
k : Nilai tergantung dari pembuatan relai, umumnya bernilai 0,6 –
1,4 atau 1,0 – 2,0
In : Arus nomninal. Merupakan 2 nilai kelipatannya, misalnya 2,5 A
atau 5,0 A
10
B. Setting Waktu
a x Tms
Setting waktu relai arus lebih definite time t= n [7]
[¿Setting / Isc] −c
Dimana :
n : eksponensial
a : konstanta
c :1 (standar relay)
11
BAB III METODE PENELITIAN
1. Single line eksisting sistem eksisting menggunakan CVT 150 KV Bus 1 &
2 dan VT 15 KV untuk kebutuhan proses Synchron pada jaringan 150 kV
PLTP PATUHA UNIT 1.
2. Data Generator, Transformator, Relay, dan feeder PLTP PATUHA UNIT
1.
3. Software engineering untuk keperluan simulasi.
4. Penulis mencoba melakukan study aliran daya dan hubung singkat pada
pada sistem tenaga PLTP PATUHA dengan memanfaatkan software
engineering.
12
1.2 Alur Penelitian
Perkiraan waktu yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu selama 3 bulan,
dan bertempat pada sistem tenaga listrik PLTP PATUHA Unit 1. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan setting dan koordinasi relay pada sistem feeding
PLTP Patuha Unit 1 55 MW. Berikut ini langkah-langkah penelitian yang akan
dilakukan.
13
3.3 Jadwal Kegiatan
Berikut jadwal kegiatan tugas akhir yang akan dilakukan.
Bulan Ke
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Study Literatur
2 Pengambilan Data
Observasi & Permodelan
3
dengan software engineering
4 Perhitungan & Analisa
5 Penyusunan Laporan
14
DAFTAR PUSTAKA
[1] Julda Faisal Bariq, Analisis Perencanaan Koordinasi Sistem Proteksi
Relay Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi PUSDIKLAT MIGAS CEPU.
2016.
[2] Cecep, M. R, Perhitungan Arus Hubung Singkat dan Koordinasi Setting
Waktu Relay Ocr dan Gfr Pada Konfigurasi Jaringan Ring 3 Bus. 2015
[3] Ir. Komari. Proteksi Sistem Tenaga Listrik Filosofi, Strategi dan Analisa
Untuk Peningkatan Keandalan, 2001
[4] Syna Teknika, Laporan Study Proteksi dan Koordinasi Relay PLTP Patuha
55 MW, 2021
[5] ArbiantokoPermadi Purnomo, Analisis Perencanaan Sistem Koordinasi
Proteksi Sistem Distribusi Kelistrikan Pada Pelabuhan Teluk Lamong
Surabaya, 2017
[6] Hestikah Eirene Patoding & Matius Sau, Energi dan Operasi Tenaga
Listrik dengan Aplikasi ETAP, 2019
[9] Nursaliw dkk,Analisis Koordinasi dan Setting Over Current Relay (OCR)
Pada Pemakaian Daya Sendiri PLTU SMS ENERGI Menggunakan
Software ETAP 12.6.0. Jurnal Media Elektro / Vol. VIII / No. 2. 2019.
15