PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
merupakan hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan pembangunan
bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang dan terpadu yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat. Puskesmas merupakan penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, bahwa Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) yang menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
Fungsi Puskesmas yaitu sebagai penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur No 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi Pemerintahan Daerah dan Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Daerah Cianjur sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Daerah Nomor 02
Tahun 2010 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 10 seri B) dan Keputusan Bupati
Cianjur Nomor 440/Kep.287-Dinkes/2019 tentang Penetapan Status dan Kriteria Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Berdasarkan Karasteristik Wilayah dan Kemampuan
Penyelenggaran, bahwa di tingkat kecamatan dibentuk Unit Pelayanan Teknis Dinas
(UPTD) Pelayanan Kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan. UPTD Pelayanan Kesehatan bertanggungjawab pada
kegiatan yang dilaksanakan oleh Desa yang ada diwilayahnya.
Puskesmas Cibuluh adalah pemekaran/pengembangan dari puskesmas Cidaun,
dikarenakan Puskesmas Cidaun mempunyai wilayah kerja yang sangat luas, sehingga
tidak terjangkau oleh semua wilayah yang masyarakatnya membutuhkan fasilitas
kesehatan.
Visi Pembangunan Daerah jangka menengah Kabupaten Cianjur Tahun 2021-2026 adalah
“CIANJUR MANJUR (Maju, Mandiri, Religius) dan berakhlak Mulia”.
2. Misi
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur guna mendukung Visi terebuat adalah:
c. Tata Nilai
K = Kreatif dalam melakukan tindakan
A= Amanah dalam menjalankan pelayanan
S = Santun dalam bersikap
I = Informatif sifatku
H = Hidup sehat merupakan tujuan kami
d. Motto Puskesmas
“Keluarga sehat masyarakat kuat kami senang”
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistimatika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Puskesmas Cibuluh
Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur ini terdiri dari enam (6) Bab yaitu:
BAB I Pendahuluan,
BAB II Struktur Tata Kelola,
BAB III Proses Tata Kelola,
BAB IV Penegakan Prinsip-prinsip Tata Kelola,
BAB V Penggelolaan Hubungan dengan Stakeholders,
BAB VI Penutup
C. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja setiap proses pengelolaan dan sistem manajerial telah
didokumentasikan dalam Prosedur dan Ketetapan (Protap) atau Standard Operating
Procedure (SOP). Prosedur dan Ketetapan ini telah didokumentasikan, disosialisasikan,
dan diimplementasikan di setiap pengelola pelayanan dan pengelola program. Dengan
adanya protap atau SOP ini diharapkan pelaksanaan atau proses kinerja dan layanan pada
setiap unit kerja dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan manual mutu dan sebagai
pendukung untuk mencapai target SPM (Standar Pelayanan Minimal). Dengan prosedur
kerja ini pula dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil kinerja dari
setiap proses kinerja.
Prosedur kerja UPTD Pelayanan Kesehatan PPK BLUD Puskesmas Cibuluh
Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur ditetapkan dengan Surat Keputusan. Kepala Dinas
Kesehatan Nomor 441.7/1428/SK/DINKES/2011 dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat, baik pelayanan kesehatan, penunjang pelayanan kesehatan, maupun
pelayanan manajemen, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Standar Operasional dan Prosedur Pelayanan Kesehatan
Standar Operasional dan Prosedur pelayanan kesehatan merupakan inti kegiatan
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat agar pelayanan yang diberikan dapat berjalan sesuai harapan
banyak pihak, terutama pasien yang bersangkutan. Prosedur baku pelayanan
ditetapkan untuk menghindari kesalahan dalam penanganan pasien. Standar
operasional dan prosedur pelayanan kesehatan terdiri dari standar operasional dan
prosedur yang ditetapkan pada pelayanan kesehatan wajib dan pelayanan
kesehatan pengembangan, dimana dalam pelaksanaanya terbagi menjadi Upaya
Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat. Pada upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) mencakup rawat jalan (rawat jalan umum, gigi dan mulut, KIA
& KB, PAL, TB, MTBS, dll.) dan Rawat inap (rawat inap umum dan pelayanan
PONED) . Sedangkan pada Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) mencakup
diantaranya Promosi Kesehatan, Gizi Masyarakat, Kesehatan lingkungan, KIA &
KB, Pemberantasan Penyakit, UKS, Perkesmas, UKGS/UKGMD dll.
2) Standar Operasional dan Prosedur Penunjang Pelayanan Kesehatan
Standar Operasional dan Prosedur Penunjang Pelayanan Kesehatan merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Ketelitian, keakuratan dan kelengkapan peralatan penunjang medis
menjadi salah satu penentu kesembuhan pasien. Standar operasional dan prosedur
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 0
4 Sarjana Keperawatan 5
5 D3 Keperawatan 11
6 D3 Gizi 0
7 D3 Perawat gigi 0
8 D3 Kesling 1
9 SPAG 0
10 SPK 0
11 Perawat SPRG 0
12 D3 Bidan 21
12 Pekarya Kesehatan 0
13 Tenat TU 0
16 Pengemudi 0
18 Tenaga lainnya/Administrasi 1
19 Kepala Puskesmas 1
20 Kasubbag TU 1
Jumlah 45
SMA sederajat - - - -
SMP sederajat - - 2 2
SD sederajat - - - -
5. Sistem Karier
Dalam rangka meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk
kegairahan bekerja, maka perlu dilaksanakan pembinaan pegawai dengan sebaik-
baiknya atas dasar sistem karier dan system prestasi keerja, ehungga dengan demikian
dapat dikembangkan bakat dan kemampuan yang ada pada diri masing-masing
pegawai secara wajar. Maka sistem pembinaan kaarier yang harus dilaksanakan
adalah:
1) Sistem karier untuk pegawai negeri sipil (PNS) didasarkan pada UU No. 43 tahun
1999 tentang perubahan atas undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-
pokok Kepegawaian.
2) Sistem karier untuk pegawai non PNS didasarkan kepada standar kompetensi
jabatan yaitu lingkup tugas dan syarat jabatan yang nharus dipenuhi untuk
menduduki suatu jabatan agar tercapai sasaran organisasi yang menjadi tugas,
hak, kewajiban dan tanggungjawab dari pemangku jabatan.
7. Sistem Remunerasi
Remunerasi adalah imbalan kerja yang didapat berupa gaji, tunjangan tetap,
insentif, bonus atas prestasi kerja, pesangon dan atau pensiun yang diberikan kepada
dewan pengawas, pejabat pengelola UPT Puskesms dan pegawai UPT Puskesmas,
yang ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan yang disampaikan oleh
Pemimpin BLUD melalui Sekretaris Daerah.
8. Remunerasi merupakan imbalan kerja yang berupa insentif minimal dan insentif
yang mengacu pada beban kerja sebagai kontra prestasi atas dedikasi,
produktifitas dan loyalitas menjaga kesinambungan mutu pelayanan,
menjungjung tinggi keselamatan pasien serta upaya yang terus menerus dalam
mendekati kepuasan klien.
9. Remunerasi diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada seluruh pegawai atas
prestasi, dedikasi, dan terpuji dalam aktivitas sesuai tingkat profesionalisme dan
resiko yang harus diemban dalam rangka menjamin keselamatan pemberi pasien
dan lingkungan kerja.
10. Diberikan berdasarkan nilai kumulatif kerja yang ditetapkan berdasarkan
kesepakatan seluruh stakeholder dengan Kepala Puskesmas Cibuluh dengan
memeperhatikan hal-hal sebagai berikut
a. Proporsi yang ditetapkan berdasarkan alokasi yang disepakati dengan
menjaga keharmonissan untuk memperhatikan waktu pelayanan
operasional.
b. Sumber daya dikelola setiap bulan, norma yang dipakai meliputi:
1) Plapond umum yang harus dipenuhi oleh masing-masing profesi syrat
memenuhi parameter yang ditetapkan.
2) Kinerja berbasis prestasi individual yang dicapai berdasarkan prinsip-
prinsip kompetensi yang sehat.
3) Penghargaan atas prinsip-prinsip kebersamaan dan kekeluargaan
masing-masing profesi yang ditetapkan oleh penanggung jawab
profesi.
4) Penghargaan atas dedikasi dan prestasi kumulatif yang diberikan atas
hasil seleksi Tim Independent yang ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas.
B. KERJASAMA PENDIDIKAN
1) UPTD Pelayanan Kesehatan menjalin kerjasama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, dan bidang kesehatan lainnya, dilandasi
itikad baik dan saling menguntungkan serta dituangkan dalam kesepakatan secara
tertulis.
2) Kerjasama antara kedua belah pihak adalah kerjasama yang sehat, serasi dan terpadu,
dengan saling menghormati kewenangan masing- masing dan menjalankan
kewajiban dengan penuh tanggungjawab.
3) Tim Koordinasi Pelaksanaan Program Pendidikan yang dibentuk bersama antara
UPTD Pelayanan Kesehatan dengan Institusi Pendidikan menjembatani kepentingan
Intitusi Pendidikan tersebut dan UPTD Pelayanan Kesehatan dalam mencapai tujuan
bersama dalam kerjasama pendidikan.
4) Perpanjangan dan penghentian kerjasama pendidikan antara UPTD Pelayanan
Kesehatan dengan Institusi Pendidikan kedua belah pihak didasarkan atas ketentuan
perundang-undangan.
E. PENDELEGASIAN WEWENANG
1) Pendelegasian sebagian kewenangan Pejabat Pengelola kepada Kepala Puskesmas
diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan pertimbangan untuk menunjang
kelancaran tugas dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
2) Kepala Puskesmas harus melaksanakan wewenang yang didelegasikan tersebut
dengan penuh tanggungjawab dan memberikan laporan pelaksanaannya secara
berkala kepada Pejabat Pengelola.
3) Pendelegasian wewenang dikaji secara periodik untuk disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan UPTD Pelayanan Kesehatan. Pendelegasian wewenang yang
dilakukan tidak melepaskan tanggung jawab Pejabat Pengelola.
G. PELAPORAN
1. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
sebagai Unit Kerja (Entitas Akuntansi) secara berkala setiap semester dan tahunan
kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan dan PPKD.
1) Laporan Realisasi Semester Pertama Anggaran Pendapatan dan Belanja.
Pejabat Pengelola menyusun laporan realisasi semester pertama anggaran
pendapatan dan belanja UPTD Pelayanan Kesehatan sebagai hasil pelaksanaan
anggaran yang menjadi tanggungjawabnya. Laporan disertai dengan prognosis
untuk enam bulan berikutnya.
Laporan disiapkan oleh PPK-SKPD dan disampaikan kepada Pimpinan BLUD
selaku Pengguna Aggaran untuk ditetapkan sebagai laporan realisasi semester
pertama anggaran pendapatan dan belanja serta prognosis untuk enam bulan
berikutnya paling lama tujuh hari kerja setelah semester pertama tahun
anggaran berkenaan berakhir.
Pejabat Pengelola menyampaikan laporan realisasi semester pertama anggaran
pendapatan dan belanja Unit Kerja sertaprognosis untuk enam bulan
berikutnya kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan realisasi semester
pertama APBD paling lambat sepuluh hari kerja setelah semester pertama
tahun anggaran berkenaan berakhir.
2) Laporan Tahunan
(1) PPK-Unit Kerja menyiapkan laporan keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
Kesehatan dan PPKD paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran
berakhir.
(3) Laporan keungan disusun oleh pejabat pengguna anggaran sebagai hasil
L. KONFLIK KEPENTINGAN
1. Pemerintah Kabupaten Cianjur selaku pemilik tidak diperkenankan mencampuri
kegiatan operasional UPTD Pelayanan Kesehatan yang menjadi tanggungjawab
Pejabat Pengelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pejabat Pengelola dilarang memangku jabatan rangkap sebagai anggota Pejabat
Pengelola pada UPTD Pelayanan Kesehatan lain; jabatan struktural dan fungsional
lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan daerah; serta jabatan lain yang
dapat menimbulkan benturan kepentingan.
3. Pejabat Pengelola tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi, langsung atau tidak
langsung pada usaha lain yang bertujuan mencari laba.
4. Pejabat Pengelola dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan
kepentingan dan mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan UPTD Pelayanan
Kesehatan selain gaji dan fasilitas yang diterimanya sebagai Pejabat Pengelola, yang
ditentukan oleh Bupati.
A. TRANSPARANSI
UPTD Pelayanan Kesehatan bertekad mewujudkan tata kelola yang baik melalui
penerapan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas UPTD Pelayanan Kesehatan
dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.
UPTD Pelayanan Kesehatan telah berupaya menerapkan prinsip-prinsip transparansi
dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan dengan menerapkan azas
keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar informasi yang
terkait dengan penyelenggaraan kegiatan UPTD Pelayanan Kesehatan dapat diterima
secara langsung bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Transparansi penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan merupakan
pelaksanaan tugas dan kegiatan yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendaliannya, serta mudah
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan informasi, terutama meliputi kegiatan
pelayanan publik yang terkait dengan:
1. Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik
2. Prosedur pelayanan
3. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan
4. Rincian biaya pelayanan
5. Waktu penyelesaian pelayanan
6. Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
7. Lokasi pelayanan
8. Janji pelayanan
9. Informasi pelayanan
Dalam membangun prinsip-prinsip transparansi tersebut di atas, upaya-upaya yang telah
dan sedang dilakukan oleh UPTD Pelayanan Kesehatan adalah dengan menetapkan dan
melaksanakan kebijakan-kebijakan:
1. Pejabat Pengelola menyampaikan laporan keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan
sebagai Unit Kerja (Entitas Akuntansi) secara berkala setiap semester dan tahunan
kepada Bupati melalui Dinas Kesehatan.
2. Pejabat Pengelola mengungkapkan informasi penting dalam Laporan Tahunan dan
Laporan Keuangan UPTD Pelayanan Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.
3. Pejabat Pengelola menyusun Rencana Strategis Bisnis (RSB) lima tahunan dan
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahunan yang merupakan penjabaran RSB
B. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas dilingkungan UPTD Pelayanan Kesehatan pada dasarnya
merupakan pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada UPTD Pelayanan Kesehatan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara periodik sesuai dengan visi dan misi UPTD Pelayanan Kesehatan.
Akuntabilitas mencakup mekanisme/prosedur pencapaian tujuan yang di dalamnya
mengandung kebijakan-kebijakan mulai dari perencanaan sampai dengan
pertanggungjawaban.
Pelaksanaan akuntabilitas di UPTD Pelayanan Kesehatan dijabarkan dalam
berbagai kebijakan antara lain sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme penyampaian laporan
pertanggungjawaban setiap bidang dalam suatu sistem pengendalian intern yang
memadai.
2. Pejabat Pengelola menetapkan tolok ukur kinerja masing-masing bidang untuk
mendukung kinerja UPTD Pelayanan Kesehatan dan Puskesmas
3. Pejabat Pengelola menetapkan mekanisme pemberian layanan jasa sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pemberian jasa pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh staf medis dan tenaga
kesehatan lainnya secara profesional sesuai dengan standar profesi, kompetensi dan
C. RESPONSIBILITAS
UPTD Pelayanan Kesehatan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan
sebagai good corporate citizen.
Pelaksanakan responsibilitas UPTD Pelayanan Kesehatan diuraikan dalam
berbagai kebijakan sebagai berikut:
1. Pejabat Pengelola melakukan identifikasi dan kajian terhadap potensi risiko yang
dihadapi UPTD Pelayanan Kesehatan Pejabat Pengelola menetapkan strategi dan
kebijakan penanganan pengelolaan risiko serta melakukan pengawasan atas
pelaksanaannya.
2. Pejabat Pengelola menetapkan dan menjalankan program yang terkait dengan
tanggung jawab sosial UPTD Pelayanan Kesehatan secara periodik.
3. Pejabat Pengelola harus memastikan bahwa UPTD Pelayanan Kesehatan selalu
berupaya mempedulikan kelestarian lingkungan alam dan lingkungan sosialnya
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pejabat Pengelola wajib membuat dokumen lingkungan bekerjasama dengan
BPLHD Kabupaten Cianjur.
5. UPTD Pelayanan Kesehatan melaksanakan jasa pengobatan gratis terhadap pasien
masyarakat miskin (Maskin, Gakin) dengan bekerja sama dengan pengelola asuransi
kesehatan.
6. Prinsip kehati-hatian dalam bekerja diterapkan melalui pengawasan atasan langsung
secara berjenjang.
A. PENGGUNA JASA
Hubungan UPTD Pelayanan Kesehatan dengan stakeholders-nya perlu dikelola
sedemikian rupa sehingga tercipta hubungan yang harmonis, dinamis dan saling
menguntungkan. Pengelolaan yang baik bermanfaat bagi UPTD Pelayanan Kesehatan
dalam menekan benturan-benturan, kesalahpahaman, terhindar dari unjuk rasa berlebihan
yang tidak sehat, dan dapat menjaga kontinuitas operasional UPTD Pelayanan Kesehatan
Dengan adanya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berjalan dengan baik dapat
meningkatkan citra UPTD Pelayanan Kesehatan baik di mata stakeholders maupun
UPTD Pelayanan Kesehatan lainnya. Di sisi lain, keberadaan UPTD Pelayanan
Kesehatan diharapkan dapat mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat sekitar, baik manfaat ekonomi maupun manfaat sosial dengan tanpa
mencederai lingkungan hidup di mana masyarakat tinggal.
1) UPTD Pelayanan Kesehatan menghormati hak-hak pasien selaku pengguna jasa sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) UPTD Pelayanan Kesehatan memenuhi komitmennya kepada pengguna jasa sesuai
standar layanan yang telah ditetapkan.
3) Kabupaten Cianjur Penanganan keluhan pengguna jasa dilakukan secara profesional
melalui mekanisme yang baku dan transparan.
B. MITRA USAHA
1) Mitra usaha meliputi rekanan, BPJS, Jamkesda, Asuransi kesehatan lainnya.
2) UPTD Pelayanan Kesehatan menjalin kerjasama dengan mitra bisnis dilandasi dengan
itikad baik, saling menguntungkan, akuntabilitas, transparansi, kewajaran dan tidak
merugikan stakeholders serta dituangkan dalam kesepakatan secara tertulis.
3) Kerjasama UPTD Pelayanan Kesehatan dengan mitra usaha dapat berupa transaksi
jual beli barang atau jasa serta Kerja Sama Operasional dalam bentuk kerjasama
pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pembangunan gedung, pemanfaatan
alat kedokteran dan kerjasama lainnya yang sah.
4) UPTD Pelayanan Kesehatan dan mitra bisnis bermitra secara profesional dengan
mematuhi setiap kesepakatan yang telah dituangkan dalam kontrak kerjasama.
A. KESIMPULAN
1) Panduan tata kelola ini disusun dengan memperhatikan antara lain Peraturan
Sumber referensi untuk menyusun Pola Tata Kelola UPTD Pelayanan Kesehatan adalah:
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
7) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
8) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah.
9) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
10) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
11) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggarakan Pemerintah Daerah.
12) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara.
13) Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
15) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun
2012 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar
Pelayanan.
16) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pedoman
Pengangkatan dan Penempatan Dokter dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap.
17) Permenkes 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan dana kapitasi jaminan kesehatan.
18) Permenkes 28 Tahun 2014 tentang Pedoman pelaksanaan program JKN.
19) Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
20) Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
21) Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi
Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.