Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama :
NIM :
Modul : HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI
Dosen : dr.Yulia Suciati,M.Biomed,PhD
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2020
BAB I
LATAR BELAKANG
Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama infeksi. Gabungan sel, molekul dan
jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi di sebut dengan system imun.
Reaksi yang di koordinasi sel sel, molekul molekul, dan bahan lainnya terhadap mikroba
disebut respon imun. System imun di perlukan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya
terhadap bahaya yang dapat di timbulakn berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Mikroba dapat hidup ekstraselular, melepas enzim dan menggunakan makanan yang
banyak mengandung gizi yang di perlukannya. Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan
berkembang biak intraselular dengan menggunakan sumber energi sel pejamu. Baik mikroba
ekstraselular maupun intraselular dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit, dan
kematian. Tetapi banyak juga ya g tidak berbahaya bahkan berguna untuk pejamu. Sistem
imun dapat dibagi menjadi system imun alamiah atau nonspesifik / natural
innate/native/nonadaptif dan di dapat atau spesifik/ adaptif/acquired.
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem
ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker
dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
RESPONS IMUN
Tahap :
Deteksi dan mengenali benda asing, Komunikasi dengan sel lain untuk berespons,
Rekruitmen bantuan dan koordinasi respons dan estruksi atau supresi penginvasi
Sel Neutrofil
Neutrofil merupakan sel fagosit yang berasal dari sel bakal myeloid dalam sumsum
tulang. Jumlahnya sekitar 60-70% dari semua sel darah putih (leukosit). Neutrofil adalah
fagosit pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah, yang berkembang menjadi makrofaga
besar dan aktif. Sel-sel yang dirusak oleh mikroba yang menyerang membebaskan sinyal
kimiawi yang menarik neutrofil dari darah untuk datang. Neutrofil itu akan memasuki
jaringan yang terinfeksi, lalu menelan dan merusak mikroba yang ada disana. (Migrasi
menuju sumber zat kimia yang mengundang ini disebut kemotaksis). Di dalam neutrofil
terdapat enzim lisozim dan laktoferin untuk menghancurkan bakteri atau benda asing lainnya
yang telah difagositosis. Setelah memfagositosis 5-20 bakteri, neutrofil mati dengan
melepaskan zat-zat limfokin yang mengaktifasi makrofag. Biasanya, neutrofil hanya berada
dalam sirkulasi kurang dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri ketika
mereka merusak penyerang asing.
Sel Eusinofil
Sama seperti sel fagosit lainnya, sel eosinofil berasal dari sel bakal myeloid. Ukuran
sel ini sedikit lebih besar daripada neutrofil dan berfungsi juga sebagai fagosit. Eosinofil
berjumlah 2-5% dari sel darah putih. Peningkatan eosinofil di sirkulasi darah dikaitkan
dengan keadaan-keadaan alergi dan infeksi parasit internal (contoh, cacing darah atau
Schistosoma mansoni). Walaupun kebanyakan parasit terlalu besar untuk dapat difagositosis
oleh eosinofil atau oleh sel fagositik lain, namun eosinofil dapat melekatkan diri pada parasit
melalui molekul permukaan khusus, dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh
banyak parasit. Selain itu, eosinofil juga memiliki kecenderungan khusus untuk berkumpul
dalam jaringan yang memiliki reaksi alergi. Kecendrungan ini disebabkan oleh faktor
kemotaktik yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil yang menyebabkan eosinofil
bermigrasi kearah jaringan yang meradang. Sel fagosit terutama makrofag dan neutrofil;
memiliki peran besar dalam proses peradangan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut sel
fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik lainnya.
b) Sel Nol
Sel Natural Killer (Sel NK) merupakan golongan limfosit tapi tidak mengandung
petanda seperti pada permukaan sel B dan sel T. Oleh karena itu disebut sel nol. Sel ini
beredar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang khusus, memiliki granular
spesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan membunuh sel abnormal, seperi sel tumor
dan sel yang terinfeksi oleh virus. Sel NK berperan penting dalam imunitas nonspesifik pada
patogen intraseluler. Sel jenis khusus mirip limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang
ini juga tersedia di limpa, nodus limfa, dan timus dan merupakan 10 % – 20 % bagian dari
limfosit perifer. Bentuknya lebih besar dari limfosit B dan limfosit T.
c) Sel Mediator
Sel yang termasuk sel mediator adalah sel basofil, sel mast, dan trombosit. Sel
tersebut disebut sebagai mediator dikarenakan melepaskan berbagai mediator yang berperan
dalam sistem imun.
Trombosit
Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang
belakang. Trombosit berperan dalam pembatasan daerah yang meradang, dimana apabila
terpajan ke tromboplastin jaringan di jaringan yang cedera maka fibrinogen, yang telah
diaktifkan melalui proses berjenjang yang melibatkan pengaktifan suksesif faktor-faktor
pembekuan, diubah menjadi fibrin. Fibrin inilah yang membentuk bekuan cairan
interstitiumdi ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel yang rusak.
Subpopulasi sel T
Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen spesifik, sel-sel dari sel klon sel T
komplementer berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa hari, menghasilkan
sejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons imunitas seluler.
Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran mereka setelah diaktifkan oleh
antigen.
Sel Tc (cytotocic)
Sel T yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing, misalnya sel
tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan.
Sel Th (helper)
Berperan menolong sel B dalam memproduksi antibodi, memperkuat aktivitas sel T
sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.
Sel Ts (supperssor)
Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan
penolong. Sebagian besar dati milyaran Sel T diperkirakan tergolong dalam subpopulasi
penolong dan penekan, yang tidak secara langsung ikut serta dalam destruksi patogen secara
imunologik. Kedua subpopulasi tersebut disebut sel T regulatorik, karena mereka
memodulasi aktivitas sel B dan Sel T sitotoksik serta aktivitas mereka sendiri dan aktivitas
makrofag.
Sel Tdh (delayed hypersensitivity)
Merupakan sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya
ketempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh sebenarnya
menyerupai sel Th.
Limfokin
Dalam biakan sel limfosit T dapat ditemukan berbagai bahan yang mempunyai efek
biologic. Bahan-bahan tersebut disebut limfokin dan dilepas sel T yang disensitisasi.
Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin, interferon, factor supresor, factor penolong , dan
sebagainya.
b) Sel B
Sel B merupakan 5-15 % dari jumlah seluruh limfosit dalam sirkulasi. Fungsi
utamanya ialah memproduksi antibodi. Sel B ditandai dengan adanya immunoglobulin yang
dibentuk didalam sel dan kemudian dilepas, tetapi sebagian menempel pada permukaan sel
yang selanjutnya berfungsi sebagai reseptor antigen. Kebanyakan sel perifer mengandung
IgM dan IgD dan hanya beberapa sel yang mengandung IgG, IgA, dan IgE, pada
permukaannya. Sel B dengan IgA banyak ditemukan dalam usus. Antibody permukaan
tersebut dapat ditemukan dengan teknik imunofluoresen.
Antigen
a) Pengertian
Antigen molekul asing yang dapat menimbulkan respon imun spesifik dari limfosit
pada manusia dan hewan. Antigen meliputi molekul yang dimilki virus, bakteri, fungi,
protozoa dan cacing parasit. Molekul antigenic juga ditemukan pada permukaan zat-zat asing
seperti serbuk sari dan jaringan yang dicangkokkan. Sel B dan sel T terspesialisasi bagi jenis
antigen yang berlainan dan melakukan aktivitas pertahanan yang berbeda namun saling
melengkapi (Baratawidjaja 1991: 13; Campbell,dkk 2000: 77).
Letak Antigen
Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem
kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-nya sendiri. Sehingga dapat dikatakan
antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul
Iainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida yang bersifat
antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker,
dan racun.
Reaksi Antigen dan Antibodi
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa
masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada
protein tubuh kita yang dikenal dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari
barier respon non spesifik (eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut masuk
dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis pembentukan antibodi.
Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen, sel-sel-B menghasilkan
molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang tergabung pada membran plasma untuk
berfungsi sebagai reseptor antigen. Sebuah antigen merangsang sel untuk membuat dan
menyisipkan dalam membrannya molekul immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan
spesifik untuk antigen itu. Setelah itu, limfosit harus membentuk immunoglobulin untuk
antigen yang sama. Pemaparan kedua kali terhadap antigen yang sama memicu respon imun
sekunder yang segera terjadi dan meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10
sampai 100 kali kadar sebelumnya. Sifat molekul antigen yang memungkinkannya bereaksi
dengan antibodi disebut antigenisitas. Kesanggupan molekul antigen untuk menginduksi
respon imun disebut imunogenitas.
Antibodi
a) Pengertian
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang teraktifasi
oleh antigen. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk
melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,
sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan musuh-
musuh penyerbu.
b) Fungsi
Untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.
Membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.
c) Sifat Antibodi
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat antibodi
spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan pantas
dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan
baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen). Dia mengetahui polanya berdasarkan
perasaan. Sulit bagi seseorang untuk mengingat pola kunci, walau cuma satu, Akan tetapi,
satu sel B yang sedemikian kecil untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan jutaan bit
informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam kombinasi yang
tepat.
d) Proses Pembentukan Antibodi
Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi tersebut
diwariskan dari ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang dihasilkan pada bayi
yang baru lahir titier masih sangat rendah, dan nanti antibody tersebut berkembang seiring
perkembangan seseorang.
Pembentukan antibody karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan reaksi
imunitas, dimana prosesnya adalah:
Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam tubuh, maka
tubuh akan meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing. karena bakteri ini sifatnya
interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan dalam makrofag karena bakteri ini
juga memproduksi toksinsebagai pertahanan tubuh. Oleh karena itu makrofag juga
memproduksi APC yang berfungsi mempresentasikan antigen terhadap limfosit.agar respon
imun berlangsung dengan baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel
dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem
ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker
dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi
tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan
demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan
pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.
DAFTAR PUSTAKA
file:///G:/IMUNOLOGI%20%C2%AB%20DUNIA%20KEDOKTERAN%20dokterkecil.htm
PPT Kuliah dr.Yulia Suciati,M.Biomed,Phd