Anda di halaman 1dari 8

TANYA JAWAB MATERI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

“SISTEM INFORMASI,ORGANISASI,DAN STRATEGI”

Dosen Pengampu: Drs.H.Samsuri ,MM

Kelompok 3

1. Aura Claudy Vidianita (31219048)


2. Dewi Fadilah (31219072)
3. Fajar Ramadhan (31219083)
4. Neneng Miranti (31219188)
5. Nurul Aulia Putri (31219199)
6. Restu Adam Syifa (31219215)
7. Ria Suhesti (31219217)
Pertanyaan
 Pertanyaan Kelompok 1
1. Didalam klasifikasi sistem informasi terdapat sistem tak tentu, sebutkan contohnya!

Jawab:
Contohnya adalah pada sistem komputer. Probabilistic system adalah sistem yang
kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsure probabilitas.
Contohnya pada sistem sosial, sistem politik, dan sistem demokrasi.

2. Didalam materi terdapat perubahan dan pengaruh sistem informasi terhadap organisasi
salah satunya teori behavioral apa yg dimaksud dari teori tersebut?
Jawab:
Teori Behavioral adalah teori yang mempelajari perilaku manusia. Perspektif
behavioral berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan
terjadi melalui rangsangan berdasarkan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku
reaktif (respons) hukum-hukum mekanistik.

 Pertanyaan Kelompok 4
1. Berikan satu contoh peran Sistem Informasi Manajemen untuk mencapai keunggulan
strategis!
Jawab:
Pada suatu perusahaan yang memutuskan untuk mengubah seluruh datanya
menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser
web) sehingga memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu bisnis dan
pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses melalui browser web
mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.

2. Apa tantangan yang muncul dari strategi sistem informasi dan bagaimana tantangan
tersebut seharusnya diselesaikan?

Jawab :
Sistem informasi strategis dapat dimanfaatkan  membantu perusahaan agar dapat
bertahan  hidup  dan berhasil dalam jangka panjang dalam menghadapi tekanan
kompetitif yang  membentuk  struktur  persaingan dalam  perusahaan.  Dalam model
klasik Michael Porter mengenai strategi kompetitif, bisnis apapun yang ingin
mempertahankan & berhasil haruslah mengembangkan serta mengimplementasikan 
berbagai strategi  untuk secara efektif mengatasi :

1. Pesaing yang  sudah ada (rivalry  among existing competitor)


2. Ancaman pesaing  baru (threat of new entrants)
3. Ancaman produk  subtitusi/pengganti (threat of subtitute product and service)
4. Kekuatan tawar-menawar  dari  pelanggan (bargaining power of consumers)
5. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)

Kelompok kami melihat ada lima faktor tantangan yang muncul dari strategi sistem
informasi:

1. Dapatkah sistem informasi merubah dasar persaingan ?


2. Dapatkah sistem informasi membangun halangan untuk masuk bagi pesaing ?
3. Dapatkah sistem informasi digunakan untuk menghasilkan produk-produk baru?
4. Dapatkah sistem informasi membangun biaya berpindah ?
5. Dapatkah sistem informasi merubah keseimbangan kekuatan dari hubungan dengan
pemasok ?

Tantangan  dapat diselesaikan dengan:


Pihak menejemen perusahaan hendaknya selalu melakukan perubahan-perubahandalam
pelaksanaan sistem informasi teknologi seiring dengan arah perkembangan perusahaan saat ini
untuk membantu meraih keberhasilan sesuai  dengan tujuan perusahaan.

Pihak perusahaan hendaknya memberikan pelatihan terkait dengan Teknologi dan Sistem
Informasi bagi Divisi Teknologi Informasi maupun Divisi lain dalam perusahaan yang bertindak
sebagai pengguna (brainware) agar Sistem Informasi yang diterapkan oleh perusahaan dapat
membantu perusahaan dalam melaksanakan efisiensi dan efektifitas dalam pelaksanaan tugas.
Perlu diterapkannya Standard Operational Procedure (SOP) dalam setiap tahap pelaksanaan
tugas pada masing-masing bagian agar sistem dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Perlu perubahan terhadap budaya perusahaan yang terbentuk sebelum diterapkannya Sistem
Informasi melalui sosialisasi dan edukasi yang terus dilakukan dan melalui penerapan
kedisiplinan dalam penerapan konsistensi terhadap Standard Operational Procedure yang telah
diterapkan.
Procter & Gamble (P&G) merupakan perusahaan TI yang dalam tiga tahun terakhir telah
memunculkan kembali TI sebagai rencana stategis dalam perusahaannya. Pada tahun 2006, P&G
membentuk ulang, berganti nama, fokus kembali dan mulai memberikan pelatihan kembali
kepada 2.500-orang tim IT. Departemen TI berganti nama menjadi Information and Decision
Solution (IDS). Departemen IDS ini kemudian digabung ke dalam P&G Global Business
Services, yang juga merupakan pusat bagi pengembangan sumber daya manusia, keuangan,
perencanaan strategis, dan fungsi relokasi. Staf IDS fokus secara khusus pada proyek-proyek
berbasis TI tingkat tinggi, sedangkan tugas-tugas TI rutin diserahkan kepada Hewlett-Packard
Co. IDS dilibatkan dengan tiga tujuan bisnis yang sama dari setiap unit bisnis P&G, yiatu untuk
meningkatkan keuntungan, meningkatkan pangsa pasar, dan meningkatkan volume penjualan.
Selama 10 tahun, senilai 3 juta dolar yang ditandatangani pada tahun 2003.
 Pertanyaan Kelompok 2
1. Dapatkah Sistem Informasi membangun halangan untuk masuk bagi pesaing ?
Jawab :
Untuk mengatasi ancaman pesaing-pesaing baru, perusahaan dapat melakukannya
dengan membangun halangan-halangan untuk masuk sebagai mekanisme pertahanan diri.
Ada banyak cara untuk melakukan hal tersebut. Membuat produk skala ekonomis,
membuat biaya berpindah, menguasai akses ke chanel distribusi, membuat produk atau
jasa yang berbeda atau menciptakan biaya yang mahal untuk kompetisi.  Dalam bidang
ini, Sistem informasi disebut sebagai pemampu (enabler) karena memang potensial untuk
menciptakan hal tersebut..

2. Dapatkah sistem informasi merubah keseimbangan kekuatan dari hubungan dengan


pemasok ?

Jawab :
Pertanyaan ini adalah untuk  menjawab ancaman kekuatan tawar-menawar
dengan pemasok/supplier. Pemasok mempunyai kekuatan tawar-menawar untuk
menentukan harga barang dan waktu pengiriman barang terutama untuk barang yang
langka atau cepat terserap habis di pasaran atau barang-barang yang memiliki permintaan
yang tinggi dari konsumennya. Kekuatan pemasok tersebut bisa diimbangi dengan cara 
menimbulkan persaingan antar pemasok dan memilih pemasok yang terbaik.

Salah satu contohnya adalah ritel WalMart dan Macro (Indonesia). Perusahaan
tersebut meminta pemasoknya untuk mengontrol sendiri inventorinya masing-masing dan
mengecek faktur pengiriman dan tagihan-tagihan pemasok itu sendiri via web/internet
maupun saling menghubungkan TI dengan para pemasoknya.  Dengan cara ini, Wal Mart
dan Macro dapat menghemat biaya persediaan barang dan biaya-biaya administrasi
lainnya dan meningkatkan akurasi data serta efesiensi kerja serta memilih pemasok yang
terbaik untuk memasarkan produk-produk sejenis.

 Pertanyaan Kelompok 5

1. Jelaskan bagaimana melakukan sebuah analisis sistem strategis?

Jawab :

Analisis kondisi saat ini dan apa yang diharapkan kedepan dari sistem strategis?
Kebutuhan SI pada organisasi terus meningkat dan disesuaikan dengan kebutuhan
pencapaian strategi bisnis. Peluang optimalisasi di masa mendatang SI dapat
diidentifikasi dan akan terus meningkat seiring peningkatan kemampuan kompetisi.
        Beberapa strategi dapat digunakan untuk mengatasi beberapa masalah dalam
pengembangan sistem yang timbul dalam TI global. Strategi terebut  meliputi:

1. Mengubah aplikasi yang digunakan oleh kantor induk ke dalam aplikasi global,
2. Membuat tim pengembangan multinasional dengan orang-orang penting dari
beberapa anak perusahaan untuk memastikan bahwa desain sistem tersebut sesuai
dengan kebutuhan situs lokal dan kantor pusat perusahaan,
3. Pengembangan paralel. Bagian-bagian sistem ditugaskan ke anak perusahaan yang
berbeda dan kantor induk untuk mengembangkan pada saat yang bersamaan,
4. Konsep centre of excellence. Pada konsep ini seluruh sistem dapat ditugaskan untuk
pengembangan anak perusahaan tertentu berdasarkan pada keahlian mereka dalam
dimensi bisnis yang dibutuhkan untuk keberhasilan pengembangan.
5. Outsourcing, melakukan kegiatan pengembangan ke perusahaan pengembang global
(luar negeri) yang memiliki keahlian serta pengalaman yang dibutuhkan untuk
mengembangkan aplikasi bisnis/TI global.

Strategi pengembangan tersebut membutuhkan kerja sama tim pengembangan dan


pengawasan manajerial untuk dapat memenuhi kebutuhan global bisnis.

ANALISIS STRATEGIS SISTEM INFORMASI

Analisis SWOT
Analisis SWOT akan dilihat dari hasil analisis lingkungan. Kekuatan diidentifikasikan
dengan tujuan untuk mengetahui apa saja kekuatan organisasi untuk dapat meneruskan dan
mempertahankan bisnis. Dengan mengetahui kekuatan yang dimiliki organisasi akan dapat
mempertahankan dan bahkan meningkatkan kekuatan sebagai modal untuk dapat bersaing.
Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk dapat mengetahui apa kelemahan-kelemahan yang
masih ada, dan dengan mengetahui kelemahan tersebut, maka perusahaan dapat berusaha untuk
memperbaiki agar menjadi lebih baik.

Kelemahan yang tidak atau terlambat teridentifikasi akan merugikan bagi perusahaan.
Oleh karena itu dengan semakin cepat mengetahui kelemahan, maka perusahaan juga dapat
sesegera mungkin mencari solusi untuk dapat menutupi kelemahan tersebut. Dengan mengetahui
peluang, baik peluang saat ini maupun peluang dimasa yang akan datang, maka perusahaan dapat
mempersiapkan diri untuk dapat mencapai peluang tersebut. Berbagai strategi dapat disiapkan
lebih dini dan terencana dengan lebih baik sehingga peluang yang telah diidentifikasi dapat
direalisasikan. Berbagai jalan untuk dapat mewujudkan peluang/kesempatan dan
mempertahankan kelangsungan bisnis organisasi tentunya akan mengalami banyak ancaman.
Ancaman yang dapat teridentifikasi dapat dicarikan jalan keluarnya sehingga organisasi dapat
meminimalkan ancaman tersebut.
Critical Success Factor (CSF)
Analisa CSF merupakan suatu ketentuan dari organisasi dan lingkungannya yang
berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan. CSF dapat ditentukan jika objektif organisasi
telah diidentifikasi. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif secara lebih jelas untuk
menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan.

Peranan CSF dalam perencanaan strategis adalah sebagai penghubung antara strategi
bisnis organisasi dengan strategi SI-nya, memfokuskan proses perencanaan strategis SI pada area
yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi SI dan mengevaluasi strategi SI, seperti terlihat
pada gambar dibawah ini

McFarlan Strategic Grid

McFarlan strategic grid digunakan untuk memetakan aplikasi SI berdasarkan


konstribusinya terhadap organisasi. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran (strategic, high
potential, key operation, and support). Dari hasil pemetaan tersebut didapat gambaran konstribusi
sebuah aplikasi SI terhadap organisasi dan pengembangan dimasa mendatang (Ward and Griffith
1996), keempat kuadran tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Analisa Value Chain


Analisa Value Chain dilakukan untuk memetakan seluruh proses kerja yang terjadi dalam
organisasi menjadi dua kategori aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Mengacu pada dokumen organisasi yang menyebutkan tugas dan fungsi setiap unit kerja
berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses kerja yang terjadi di masing-masing
unit kerja, secara diagram value chain dapat terlihat seperti gambar dibawah ini.

Balanced Scorecard
Balanced Scorecard pertama kali dipublikasikan oleh Robert S. Kaplan dan David P.
Norton pada tahun 1992 dalam sebuah artikel yang berjudul ”Balanced Scorecard – Measures
That Drive Performance”. Balanced Scorecard pada awal diperkenalkan adalah merupakan suatu
sistem manajemen penilaian dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat
memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Kaplan dan Norton telah
memperkenalkan Balanced Scorecard pada tingkat organisasi enterprise. Prinsip dasar dari
Balanced Scorecard ini adalah titik pandang penilaian sebuah perusahaan hendaknya tidak hanya
dilihat dari segi finansial saja tetapi juga harus ditambahkan ukuran-ukuran dari perspsektif
lainnya seperti tingkat kepuasaan customer, proses internal dan kemampuan melakukan inovasi.

Balanced Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau operasional. Perusahaan
yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sistem manajemen strategis, untuk mengelola
strategi jangka panjang dan menghasilkan proses manajemen seperti :

1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi.


2. Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis.
3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis.
4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis.

2. Tuliskan dan jelaskan tantangan yang dihadapi manajemen yang timbul dari sistem
informasi strategis?

Jawab :

Bentuk-bentuk tantangan manajemen adalah sebagai berikut:

1.    Tantangan investasi sistem informasi
- Pentingnya sistem informasi sebagai investasi yang memproduksi nilai bagi perusahaan.
Ditunjukkan pula bahwa tidak semua perusahaan menyadari nilai yang kembali
(goodreturn) dari investasi sistem informasi tersebut. Ternyata salah satu tantangan yang
paling besar yang dihadapi manajer masa kini adalah jaminan bahwa perusahaan mereka
benar-benar mendapatkan good return dari biaya yang mereka keluarkan untuk sistem
informasi.

2. Tantangan stratejik bisnis


- Selain investasi TI yang berat, banyak organisasi tidak menyadari nilai bisnis yang
penting dari sistem mereka, karena mereka kurang atau gagal untuk menghargai aset
komplemenyang diperlukan agar dapat menggunakan aset teknologi mereka untuk
bekerja. Kekuatan dari komputer hardware dan software tumbuh lebih cepat dari
kemampua norganisasi untuk mengaplikasikan dan menggunakan teknologi.- Untuk
mendapatkan keuntungan sepenuhnya dari TI, menyadarai produktivitas yang asli, dan
agar berdaya saing serta efektif, maka organisasi perlu melakukan desain ulang. Mereka
harus membuat  perubahan fundamental dan perilaku pengelolaan (manajer), membangun
model bisnis, menghilangkan peraturan kerja yang kadaluwarsa, mengeliminasi proses
bisnis dan struktur organisasi yang modelnya tidak efisien.
  
3.  Tantangan globalisasi
- Pertumbuhan yang cepat dalam perdagangan internasional dan timbulnya ekonomi
global memerlukan sistem informasi yang mendukung produksi dan menjual produk di
berbagai negara yang berbeda - Untuk membangun sistem informasi yang multinasional
dan terintegrasi, maka bisnis harus membangun standar global hardware, software dan
komunikasi, menciptakan akuntansi dan struktur laporan yang antar budaya serta
mendesain proses bisnis transnasional.

4.   Tantangan infrastruktur teknologi informasi


- Banyak perusahaan yang dibebani dengan program TI yang mahal, sistem informasi
yang kompleks dan rapuh, serta tindakan mereka yang merupakan hambatan bagi strategi
dan pelaksanaan bisnisnya. Untuk membangun infrastruktur TI baru merupakan tugas
berat yang khusus, banyak perusahaan yang berjuang mengintegrasikan pulau teknologi
dan sistem informasi mereka.
5.   Tantangan tanggung jawab dan pengawasan: etika dan pengawasan
- Meskipun sistem informasi memberikan keuntungan dan efisiensi yang besar,
mereka juga menciptakan masalah dan tantangan sosial dan etis baru, seperti ancaman ke
individual privacy dan hak kepemilikan
intelektual, masalah kesehatan yang berhubungan dengan komputer, kejahatan komputer
dan eliminasi pekerjaan. Tantangan besar dari pengelolaan (manajer) adalah membuat
keputusan terinformasi yang sensitif sampai ke konsekuensi negatif dari sistem informasi
sampai ke yang negatif.

Anda mungkin juga menyukai